Anda di halaman 1dari 16

EKONOMI

PEMBANGUNAN
(JC«ian ^4onomi (.^^an ^3«r^(mban^
Hal 37-52

PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TAHUN 1976 - 1996


{Konsep Keynesian dan Monetaris dengan Pendekatan PAM)
Nano Prawoto

Abstract

Demandfor money is one ofthe large-scale monetary that plays an important role
in the behavior of monetary policy in every economy. The monetary policy can give a
contribution to reach the economy. Attention to this research isto determine the factors that
influence demand for money (Ml, M2. QM) in Indonesian based on the Keynesian and
Monetarist concept by using anapproach ofPartial Adjustment Model.

Permintaan uang memegang peranan definisi yang dipakai oleh masing-masing


penting dalam perilaku kebijakan moneter di peneliti. Model dinamis d^at menjelaskan
setiap perekonomian. Banyak literatur yang telah keseimbangan jangka panjang antara vanabel
memuat aspek teoritis maupun empiris dari penelitian ' yang mendekati teori. Dalam
pennintaan uang bagj negara-negarayangsudah persamaan model dinamis Partial Adjustment
maju maupun. negara-negara yang sedang Model (PAM) permintaan uang, parameter
beikembang. Tidak dapat dipungk^ bahwa hasil estimasi terhadap model merupakan
kebijakan moneter telah banyak mencapai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang
tujuan-tujuan ekonomi. Friedman berpendapat permintaan uang. Selanjutnya, estimasi terhadap
bahwa kebijakan moneter dapat membenkan model tersebut juga akan menghasilkan
kontribusi dalam mencapai stabilitas ekonomi parameter penyesuaian. (Sugiyanto, 1995, him.
dengan mengendalikan besaran-besaran moneter 169)
yang bergerak tidak terkendali sehingga menjadi Definisi uang dalam penelitian ini
penyulut ketidakstabilan ekonomi, serta adalah uang sempit (Ml) yang terdiri dari
membantu mengantisipasi ketidakstabilan yang uang kertas dan logam dhambah. simpanan
disebabkan oleh besaran-besaran non moneter dalam bentuk rekening koran (demand
(Sugiyanto,) 1995, him. 163. deposit). Pengertian uang secara luas (M2)
. Penelitian ini adalah mengaplikasikan yaitu uang dalam arti sempit ditambah uang
kembali model Keynesian dan model kuasi (QM) yang terdiri atas deposito beijangka
Monetarist sebagaimana dilakukan oleh Han tabungan serta rekening valuta asing milik
swasta domestik.
Daquila dan Phua (1993, him. 181-195)
mengenai permintaan uang dengan model Permintaan uang di Indonesia
dinaniis penyesuaian parsial. Selain itu ju^ mengalami perkembangan sesuai dengan
menguji besamya elastisitas fektor-faktor yang bericembangnya kebijakan-kebijakan pemerintah
mempengaruhi, pendapatan nil, tingkat inflasi yang memungkinkan berkembangnya jenis
dan tingkat bunga, kekayaan finansial, dan non tabungan dan deposito berjangka.
finansial, dan sebagainya. Keingirian masyarakat untuk menabung'd^
Studi' empiris mengenai permintaan mendepositokan uangjrya sangat dipengariihi
uang menarik untuk dikaji, sejalan dengan makin oleh kemudahan dalam memperolehnya dan
berkembangnya penggunaan model dinamis berbagai fasilitas yang ditawarkan di kalangan
dalam ekonometrika, dan beragamnya perbankan. Hal ini dimungkinkan bila

37
JEPV0L5N0.1.2000
Nano Prawolo, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996...
ISSN: 1410-2641

pemerintah juga turut campur tangan M^alah ini, akan melihat aplikasi
dalam berbagai kebijakan deregulasi model PAM pada permintaan .uang di
maupun regulasi bidang moneter khususnya Indonesia dengan pengaruh masing-masing
dan ekonomi.pada umumnya. variabel. Bagian pertama tulisan
Perkembangan Ml maupun M2 di ini dengan mengetengahkan konsep
Indonesia pada Fembangunan Jan^ Panjang permintaan uang secara teoritis, kemudian
Tahap Pertama (PJPT I) mengalami dilanjutkan pendekatan yang digunakan.
perkembangan yangrelatif besar. Pertumbuhan Akhimya uraian hasil analisis dan dlikuti dengan
Ml setiap tahun rata-rata selama PJPT I penutup.
sebesar 25.29 % dan pertumbuhan M2
sebesar 30.75 %, sedangkan pertumbuhan LANDASAN TEORI
Quasi Money (QM) sebesar 38.18 % (data Pada umumnya perdebatan
BI beberapa terbiian, diolah). Pertumbuhan mengenai teori permintaan uang bersumber dari
M2 temyata lebih cepat dibanding dengan dua kutub yaitu Keynesian dan Monetarist.
Ml. Hal in! disebabkan karena adanya Perdebatan mengenai kedua kutub ini telah
kenaikan yang pesat dari deposito berjangka banyak dibahas dan mungkin akan terus
dan tabungan di bank-bank karena suku berlanjut. Hal ini karena kedua pendekatan
bunga yang relatif besar. pada dasarnya berkiblat pada teori
Analisis permintaan uang dibutuhkan keseimbangan dan karena dasar idiologi
untuk mendukung kebijakan yang keduanya berbeda. Morgan (1978) mengatakan
diambil oleh pemerintah di bidang moneter. bahwa dasar teoritis kedua kutub tersebut
Pemerintah, dalam hai ini adalah Bank adalah sitem keseimbangan umum Walrasian
Indonesia, dapat menempuh suatu kebijakan {Walras genera! equilibrium system). Dalam
moneter yang bertujuan untuk mencapai sistem ini model IS-LM digunakan untuk
stabilitas moneter. Tujuan tersebut tercantum merumuskan analisis kedua kutub tersebut.
dalam pasal 7 Undang -undang No. 13 tahun (Insukindro, 1993, him. 95)
1968 tentang tujuan bank sentral yaitu : (a).
Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan Teori Permintaan Uang Klasik
nilai rupiah. (b). Mendorong kelancaran Teori permintaan uang Klasik bermula
produksi dan pembangunan serta dari teori tentang jumlah uang beredar dalam
memperluas kesempatan kerja, guna masyarakat (teori kuantitas uang). Dengan
meningkatkan taraf hidup rakyat. sederhana Irving Fisher merumuskan
Selama dua dasa warsa terakhir teori kuantitas uang sebagai berikut :
minat ekonom untuk mengembangkan model (Sugiyanto, 1995, him. 148-160)
dinamis di negara-negara yang sedang
berkembang meningkat. Walaupun demikian, MV = PT
bagian terbesar dari bentuk fungsi untuk
studi empiris yang digunakan pada umumnya di mana;
adalah linierj sedan^can model dinamisnya M = Jumlahuang beredar
bersumber dan berdasarkan PAM. Pada taraf V = Perputaran uang dalam suatu periode
tertentu, pendekatan ini telah berhasil P = Harga barang
menjelaskan fenomena moneter di sebagian T = Volume barang yang diperdagangkan.
negara-negara yang sedang berkembang
(lnsukindro,l993, him. 122).

38
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN: 1410-2641 Nano Prawoto. Pemintaan Uang diIndonesia Tahun 1976 -1996...

Persamaan di atas menunjukkan bahwa Md = kPQ = kY


nilai barang yang diperdagangkan sama dengan di mana:
jumlah uang beredar dikalikan kecepatan Md = permintaan uang tunai.
perputarannya. Meskipun demikian, persamaan
di atas dapat diubah bentuknya menjadi Dari formulasi ini didapatkan perilaku
permintaan uang. Pertama, dengan mengganti permintaan uang menurut teori Marshall, yang
volume barang yangdiperdagan^an (T) dengan merupakan awal dari teori permintaan akan
output nil(Q), sehingga menjadi berikut ini: uang yang sederhana.
MV = PQ = Y
Teori Permintaan Uang Keynes
di mana: Keynes menerangkan mengapa
V = PQ = GNP nominal seseorangmemegang uang tunai berdasarkan
V =Tingkat petputaran pendapatan (income kegunaan uang. .Uang dapat berflingsi sebagai
velocity ofmoney). alat tukar (transaksi) dan penyimpan kekayaan.
Pada suatu periode teitentu (misalnya Dalam teorinya tentang permintaan akan uang
satu tahun), kuantitas barang yang tunai, Keynes membedakan antara motif
diperdagangkan Q Jumlahnya teitentu. Dalam transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.
keseimbangan ^11 employment) nilai Q Juga
tetap. Nilai V relatif tetap karena V Permintaan Uang untuk Tujuan Transaksi
mencerminkan tata-cara masyarakat Individu atau perusahaan memerlukan
mempergunakan uang. Dengan sendirinya V uang tunai untuk membiayai transaksi. Keynes
hanya berubah kalau terjadi perubahan mengatakan bahwa permintaan uang tunai untuk
kelembagaan, seperti misalnya keblasaan tujuan transaksi ini terganturig'pada pendapatan.
melakukan pembayaran serta perubahan Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang,
teknologi komunikasi. Konsekuensi dari kedua makin besar kebutuhan akan uang tunai untuk
anggapan ini, maka M hanyalah mempengaruhi tujuan transaksi. Seseorang atau masyarakat
P. yang tingkat pendapatannya tinggi mempunyai
Kedua, versi yang dikemukakan oleh pengeluaran yang lebih banyak dibandingkan
A. Marshall dari Cambridge University. Dengan yang pendapatannya lebih rendah.
notasi yang sama formulas! Marshall seperti
berikut: Permintaan Uang untuk Tujuan Spekulasi
Besarnya permintaan uang untuk
M =- k P Q tujuari spekulasi ini, menurut Keynes,
= kV ditentukan oleh perbandingan hasil dari
di mana : k = \N bentuk kekayaan seperti saham, obligasi,
atau barang yang lain. Permintaan uang
Secara matematis formulasi Marshall
untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh
sama dengan formulasi Irving Fisher, namun tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga
implikasinya berbeda. Marshall memandang semakin rendah keinginan masyarakat akan
bahwa individu/ masyarakat selalu menginginkan uang tunai ini. Alasarinya, pertama, apabila
sebagian teitentu dari pendapatannya (V) dalam tingkat bunga naik, beraiti ongkos memegang
bentuk uang tunai (k). Sehingga, k Y uang tunai (opportunity costof holding money)
merupakan keinginan induvidu/ masyarakat makin besar/tinggi, orang lebih baik memegang
uang tunai (Mj). Secara matematis dapat obligasi. Keinginan masyarakat akan uang tunai,
diformulasikan sebagai berikut: akan makin kecil. Sebaliknya, makin rendah

.— 39
JEP VOL. 5 NO. 1,2000
Nano Prawoto. Pemintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641

tingkat bunga makin besar keinginan Definisi kekayaan seseorang adalah


masyarakat untuk menyimpan uangtunai. seluruh sumber "pendapatan" atau jasa yang
Secara matematis, permintaan uang dapat dikonsumsi. Salah satu bentuk
total dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) kekayaan ini adalah kapasitas produktifdari
Mdt = kY, untuk tujuan transaksi yang manusia. Dengan demikian bentuk kekayaan
besamya tergantung dari pendapatan, (2) yang pertama yang dapat dimiliki seseorang
Mds = X(r) W, untuk tujuan spekulasi yang adalah kapasitas produksi manusia (sumber
besarnya tergantung tingkat bunga (r) dan daya manusia). Hubungan antara seluruh
kekayaan (W). W dimasukkan sebagai variabel aliran pendapatan (Y) dengan stok kekayaan
sebab permintaan uang untuk spekulasi (W), adalah W = (Y/r), di mana r adalah tingkat
merupakan bagian dari kekayaan total. bunga.
Permintaan uang total: (M/P)d = kV + X (r) Keuntungan dalam memegang uang
W, merupakan permintaan uang riil. Karena berupa kemudahan dalam melakukan
analisis Keynes analisisJangka pendek, maka transaksi. Secara nil, besamya keuntungan
W dianggap tetap tidak berubah, sehingga dapat memegang uang ini dipengamhi oleh volume
dituliskan sebagai berikut: (M/P)d = kV+ X(r). barang yang ditransal^ikan. Untuk per unit
uang yang dipegang, volume bafang yang
Teori Permintaan Uang Friedman dapat ditransaksikan ditentukan oleh harga
Teori permintaan uang Friedman barang, P. Dengan demikian keuntungan
ini dikenal dengan restatement of the memegang uang tergantung tingkat harga, P.
quantity theory (penegasan kembali tentahg Obligasi {Bond, B), misalnya obligasi
teori kuantitas). Friedman menyatakan bahwa berperiode tidak terbatas {perpectual).
uang pada prinsipnya merupakan salah satu Keuntungan memiliki obligasi ^pat berbentuk
bentuk kekayaan. Permintaan uang tergantung dua macam, yaitu: penerimaan perperiode yang
pada tiga hal, yaitu: (a) total kekayaan yang nilai nominalnya tetap dan pembahm harga
dimiliki; (b) harga dan keuntungan {return) dari obligasi. Dengan demildan bes^ya keuntungan
masing-masing bentuk kekayaan; dan (c) selera memegang senilai satu mpiah obligasi dapat
dan preferensi pemilik kekayaan. Analisis ditulis sebagai rb-(l/rb).(drb/dt).
Friedman betitik tolak pada keuntungan Seperti obligasi, s^am {Equity, E)
marginal dari proses subtitusi antar bentuk dianggap sebagai hak memeperoleh aliran
kekayaan seperti uang, obligasi, saham, surat pendapatan riil yang konstan dalam Jangka
berharga dan bentuk kekayaan yang lain (baik waktu yang tidak terbatas. Keuntimgan
manusiawi maupunnon manusiawi).
Dari uraian di atas, fungsi permintaan uang Friedman dapat ditulis sebagai berikut

Idrt IdP Id re IdP Y


M - f (P, tb —, re+ ; w; ; u)
rbdt Pdt redt Pdt
di mana:

w = kecakapan
u = selera
Y
- = kekayaan total

40
JEP VOL 5 NO. 1,2000
ISSN: 1410 - 2641 NanoPtawoto,Pemiintaan Uangdi Indonesia Tahun 1976-1996...

memijiki saham dapat berbentuk sejumlah salah satu variabel penentu besar kecilnya
uang nominal akibat perubahan harga saham jumlah uang yang diterima.
dan perubahan harga dari akibat bunga
maupun harga dan yang lainseperti devlden. SPESIFIKASI MODEL
secara matematik keuntungan memegang Model analisis yang dlgunakan dalam
setiap satu rupiah saham dapat ditulis paper isi adalah sebagai berikut:
menjadi r, + (l/P)(dP/dt) - (1/ Qidrjdt).
Bentuk kekayaan fislk memberikan Model Keynesian
aliran keuntungan yang tidak berupa uang Pada model Keynesian, permintaan
(nominal) namun berupa aliran barang atau uang dapat diformulasikan sebagai berikut:
jasa konsumsi. Secara nominal, aliran barang
dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai M** = f(,Y,R,P') [1]
dengan perkembangan harga. Dengan demikian
keuntungan mem^ang setiap mpiah bentuk di mana:
kekayaan fisik adalah perubahan harga, M** = Permintaan uangtunai riil
(1/PXdP/dt). y = pendapatan
Selanjutnya, bentuk kekayaan yang R = Tingkat bunga
Iain adalah kekayaan yang bersifat P® = Perubahan harga.
manusiawi {human wealth). Salah satu cara
Persamaan [I] dapat ditulis dalam bentuk
untuk menentukan nilai kekayaan manusia
log-linear sebagai berikut:
ini adalah dengan mengandaikan adanya
kontrak penyerahan sejumlah aliranjasa dari
Modell
tenaga kerja pada periode terientu dengan MD,
imbalan pendapatan uang. Dengan demikian Ln [ — ] = ai+a2lnYt+a3lnR,+a4AlnCPIt [2]
kekayaan manusiawi tidak dapat dinilai CPI
dalam aitian harga pasar. Untuk setiap waktu
tertentu komposisi kekayaan seseorang di mana a: > 0, as < 0, 34 < 0.
selalu terdiri atas kekayaan manusiawi dan
nonmanusiawi. Komposisi ini mungkin saja Perubahan pada CPI ini, diperoleh
berubah-ubah, namun pada suatu titik waktu dari pengurangan CPI pada periode sekarang
dianggap konstan. Dengan demikian, w atau dengan CPI pada periode sebelumnya.
rasio antara aliran pendapatan dari kekayaan
nonmanusiawi dengan aliran pendapatan dari A CPlt = CPI, - CPI,., [3]
kekayaan manusiawi, maka w mencerminkan
rasio antara kekayaan {wealth) dengan Pada persamaan [2], diasumsikan
pendapatan {income). Besar kecilnya nilai w keseimbangan • penuh {full equilibrium)
merupakan cerminan besar kecilnya kekayaan terjadi. Permintaan uang tunai akan sama
manusiawi yang perlu diperhitungkan di dalam dengan stok sebenamya {actual stock), juga
analisis pemiintaan uang. memperlihatkan hubungari jangka panjang
Preferensi seseorang dalam memegang dan penentuan penyesuaian. Pada kasus
berbagai bentuk kekayaan, u, sama empiris, memberi kesan bahwa permintaan
pengertiannya dengan preferensi seseorang riil yang sebenamya menyesuaikan secara
dalam mengkonsumsi suatu barang. Dengan perlahan-lahan untuk memberi variasi-variasi
demikian u ini bisa langsung diterima sebagai pada penentuan variabel-variabel. Model

41
JEP VOL 5 NO.1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641

dinamik mampu menerangkan pennintaan uang Model Monetarist


jangka pendek. Penyesuaian dapat mengunakan Pada konsep monetarist, pend^>atan
model penyesuaian parsial yang dikembangl^ permanen dan kekayaan (W) memainkan peran
oleh Marc Nerlove. Disini stok aktual uang yang penting mempengaruhi permintaan uang
riil menyesuaikan karena terdapat perbedaan dari pada tingkat bunga (R). L^pula, peran dari
antara permintaan pada periode sekarang tingkat inflasi yang diharapk^ (EP) juga
dan stok aktual pada periode sebelumnya dipertimbangkan. Dalam bentuk fimgsional,
atau stok uang aktual menyesuaikan pada permintaan uang dalam beberapa periode
tingkat yang diinginkan dalam jangka waktu t adalah digambarkan sebagaiberikut:
panjang. Permintaan liang yang diinginkan
tidak dapat dilihat secara langsung, Nerlove Md, = f(W„R„EP,) [6]
membuat hipotesis seperti dengan bentuk + - +

log linear terlihat seperti sebagai berikut :


Total kekayaan (TW) adalah
A In Md, = p (In M,* - In M,.,) [4a] dipisahkan secara umum dalam kekayaan yang
bersifet manusiawi dan non-manusiawi (human
AlnMd, =In M, - lnM,.i [4b]
and non-human wealth). Dengan ' demikian,
suatu faktor yang esensial dari kekayaan yang
Di mana In M| - In M,.] - penibahan
bersifat non-manusiawi adalah, bahwa nilai stok
sebenamya dan In M,* - In M^- -perubahan
yaiig ada (yalue of existing stok) dari modal
yang diinginkan. Persamaan [4] menyatakan
riil yang tidak diketahui. Oleh karena itu,
bahwa pembah^ yang sebenamya (actual
total kekayaan diasumsikan terdiri dari
change) dalam permintaan uang dalam suatu
kekayaan finansial (financial wealth, FW)
periode tertentu t merupakan pecahan p dari
dan kekayaan non-fmansial (non-financial
pembahan yang diinginkan (desired) untuk
wealth, NFW).
periode tersebut.
Dengan mensubtitusikan persamaan TW = FW + NFW
[3] ke dajani persamaan [4] diperoleh formula [7]
PAM untuk permintaan uang riil sebagai
Kekayaan nomfinasial (NFW) dapat
berikut:
diproksikan deiigan pendapatan pemianen
(permanent income). Kekayaan finansial (FW)
Modem
sama den^ jumlah uang primer (monetery
Ln MD, = P ai + p a2 In Y,+ P aj In R,+ p base) dan nilai dari keuangan pemerintah
a4AlnCPI, + (l-P)lnM,., [5] (outstanding government securities). Fourcans'
(1975, hal. 178) menerangkan sebagai berikut:
di mana p = koefisien penyesuaian (seperti ditulis kembali oleh Daquila dan Phua
dengan range antara 0 sampai 1. Jika p = 1, (1993, him. 184)
menunjukkan bahwa stok uang sebenamya
menyesuaikan dengan seketika atau dengan "Thefinancial wealth ofan individual
kata lain stok uang sebenamya sama dengan is equal to the value of its financial
stok uang yang diinginkan yaitu stok uang assetsholding. However, thefinancial
sebenamya menyesuaikan diri dengan stok assets' portfolio ofan economic entity.
yang diinginkan dalam periode waktu yang Thertfore, when a consolidation ofthe
sama.
balance sheets ofthe private sector is
accomplished, these financial assets

42
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN; 1410 - 2641 Nano Prawoto, Permintaan Vang diIndonesia Tahun 1976-1996...

discqypear from net financial w^th. peimintaan uang digambaikan dalam bentuk
Only financial assets- representing a logaritmic sebagai berikut:
liability of the economic authorities
remain in the portfolio of the Model!
community. Thertfbre. the authorities'
Ln MD, = pai + pa2lnTWt+ pa3lnRt +
liabilities to the private sector, and
Pa,lnEP, + (l-P) InM.i., [8]
hence thepublic'sfinancial wealth, is
equal to thesum of themonetary base Modem
and the value ofgoverrunent securities
outstanding. However, thisdtfinition is Ln MDt = Pai + Pa2lnFW, + paslnNFWtH-
only correct as long as thepublic firm Pa4lnRt+Pa5lnEP,^l;P)lnMu[9]
+ households) awns the banking
^stem and, consequently, coirisiders Untuk mengukur besamya kekayaan
that the wealth ofthe banking system, finansial, maka datayangdigunakan adalah data
Le, its holdirigs of base money and uang primer {monetary base) sebagai proksi
government securities, is part of its sebab kemun^dnan data keuangan pemaintah
own wealth". sulit didapatkan. Sedangkan kekayaan non-
finansial menggunakan proksi pendapatan
Ukuran ini merupakan sebuah permanen yang diestimasikan dengan rata-
peikiraan dari'kekayaan finansial dari publik di rata tertirhbang {weighted average) dari data
Indonesia. Dengan demikian .kita dapat PDB kuartalan.
menggunakan definisi ini selama non bank Ukuran dari pendapatan permanen,
umum {public) memiliki proporei besar terfiad^ Daquila dan Phua (1993, him.193)
slstem perbankan. jadi,kekayaan finansial dapat menggunakan fonnula dalam konteks Friedman
diekspresikan sebagai berikut dan Schwartz(1963) sebagaiberikut:
FW = (C'' + S'') + (R® + S®) Z(0.9yY..,
FW = C** + R® + S** + S® NFW, = [10]
FW = B + S"* + S® 2[ 0.9/(l+w) ]'

di mana: dimana:
C** = Uang yang dipegang oleh non-bwik i = 1 sampai 20 data kuartalan.
umum Y, = Nominal PDB yang berbasis
R® = Cadangan bank{bank reserves) kuartalan.
B = Monetary base w = Tingkat pertumbuhan PDB kuartalan.
S** = Stok uangpemerintah yangdipegang
oleh non-bank umum Timbangan 0.9 ini didasarkan pada
S® = Stok uang yang dipegangoleh bank- hipotesis Friedman; Pendapatan permanen
bank. juga diestimasikan dengan menggunakan
metode rata-rata bergerak {moving average)
Elemen yang lain dari model lebih dari 20 data kuartalan.
Moneteris adalah peran dari inflasi yang
diharapkan {irflationary eqrectations). Dengan 1
demildan, untidc beberapa paiode waktu t, fimgsi NFW, = — ZY,., [11]
20

43
JEP VOL 5 NO; 1,2000
NanoPrawoto. Pemintaan UangdiIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410- 2641

Dengan mengaplikasikan tin^t inflasi sangat nyata pada araf signifikansi 99%.
pada periode yang laiu (ACPV,) pada persamaan Sedan^'n pada nilai t-statistik hampir semua
[10] dan [11] di atas, maka diperoleh ukuran variabel signifikan, kecuali pada variabel tingjcat
tin^t inflasi yang diharapkan (EpJ. inflasi (ACPI) iintuk permintaan uang Ml dan
M2, terkecuali untuk QM signifikan pada
ANALISIS PERMINTAAN UANG derajat kepercayaan 20%.
DI INDONESIA Pada label tersebut memperlihatkan
Pengujian asumsi klaslk OLS terhad^ bahwa, elastisitas pendapatan cukup tinggi
semua model anallsis meriunjukkan keadaan antara 1.316 untuk Ml sampai 3.325 untuk
yang baik, karena tidak adamasalah ctokorelasi, QM. Untuk setiap kenaikan 100% pendapatan
Heteroskedastisitas dan Multikolinieritas seperti nil (real GDP) akan meningkatkan 332.5%
harapan teori. Artinya, asumsi-asumsi terhadap QM. Elastisitas tingkat bunga
dikemukakan oleh metoda OLS dalam penelitian didapatkan nilai yangrendah antara -0.062 untuk
ini sudah terpenuhi. M2 sampai -1.680 untuk QM. Setiap
kenaikan 100% tingkat bun^ akan itienurunkan
Keynesian Model 1 perniintaan uang 168% pada QM. Sedang
Dari has!) pengclahan data dengan elastisitas tingkat inflasi beikisar ^tara -0.235
program SPSS 6.0 dapat diketahui nilai urituk Ml dan —2.236 untuk QM. Jika teijadi
dan nilai adjusted sangat baik (goodness kenaikan 100% pada tingkat inflasi
offit test). Dilihat nilai F-statistik menunjukkan mengakibaflcan penurunan sebesar 223.6%
bahwa semua variabel bebas secara bersama- untuk QM.
sama mempengaruhi dependent variable dengan

Tabel I. Hasil Perhitungan Regresi Keynesian Model I

Variabel Permintaan Uanp


Penjelas Ml M2 OM
Constanta -2.436 -5.254 -8.755
(-26.272)**** (-41.401)**** (-31.730)****
GDP, 1.316 2.459 3.325
(51.503)**** (70.296)**** (43.703)****
R. 0.119 -0.062 -1.680
(4.152)**** (-1.573)* (-1.963)**
ACPI, -0.235 -0.784 -2.236
(-0.474) (-1.110) (-1.514)*
R' 0.98175 0.98915 0.97216
Adj. R^ 0.98103 0.98873 0.97106
St. Error 0.06759 0.09252 0.20118
DW-test 0.37545 0.15542 0.10868
F-test 1362.63**** 2310.56**** 886.649****
Dan t-tabel dengan two
tail test sebagai berikut:
= Signifikan pada derajat kepercayaan 20% t-tabel = 1.296, 25% F-tabel = 1.410
= Signifikan pada derajat kepercayaan 10% (t-tabel = 1.671,F-tabel = 2.180)
= Signifikan pada derajat kepercayaan 5% (t-taber= 2.000, F-tabel = 2:760)
= Signifikan pada derajat kepercayaan 1% (t-tabel = 2.660, F-tabel = 4.130)

44
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN: 1410-2641 Nano Prawoto, PermintaanUangdi Indonesia Tahun 1976-1996...

Keynesian Model II dan tingkat bunga tidak signifikan pada


Tabel 2 menunjukkan hasil estimasi permintaan uang untuk MI dan M2.
berdasarkan RAM. Parameter hasil estimasi Pada studi terdahulu dinyatakan
yang dilaporkan adalah parameter jangka bahwa, tingkat bun^ memberikan pengaruh
panjang, yang diperoleh setelah parameter yang negatif teriiadap permintaan uang kecuali
hasil estimasi dikcreksi dengan menggunakan smdi yangdilakukan Sugianto (1995) yanglebih
parameter penyesuaian ((i). Dari hasil dominan berpengaruh secarapositif. Berlawanan
pengolahan data diketahui nilai dan nilai arah ini kemungkinan teijadi karena data tingkat
adjusted sangat baik (goodness offit test). bunga yang digunakan adalah tingkat bunga
Dilihat nilai F-statistik menunjukkan bahwa deposito 3 bulahan sedang penelitian terdahulu
semua variabel bebas secara bersama-sama biasanya menggunakan data tingkat bunga
mempenganihi dependent variable den^n domesiik. Terbukti pada persamaan Keynesian
^gat nyata pada taraf signifikansi 99%. model 1 penelitian ini, tingkat bunga
Sedangkan pada nilai t-statistik hampir menunjukkan pengaruh yangnegatif.
semua variabel signifikan, kecuali pada
variabel GDP untuk permintaan uang QM,

Tabel 2 Hasil Perhitungan RegresI Keynesian Model II

Variabel Permintaan Uang


Penjelas Ml M2 QM
Constanta -0.399 - -0.235 • -0.147

(-2.547).*'* (-1.200) (-0.678)


GDP, 0.244" 0.119 0.040
(3.080)**** (1.320)* • (0.493)
R. 0.021 0.012 0.040
(1.214) . (0.945) (2.181)***
ACPI, -0.540 -0.701 -0.714.
(-2.021)*** (-3.271)**** (-2.316)***
M,., 0.808 0.949 0.983 •
(13.736)**** (26.223)**** (41.156)****
k' 0.99481 0.99893 0.99882
Adj. R- 0.99453 0.99888 0.99876.
Sl Error 0.03629 0.02921 0.04170
DW-test 1.62569 1.79035 1.75628

F-test 3592.66**** 17561.19**** 15865.51****

Catatan : Angka dalam kuning di atas adalah nilai t-statistikhitung. Dan t-tabel dengan two
tail test sebagai berikut;
= Signifikan pada derajatkepercayaan 20% t-tabel = 1.296, 25% F-tabel= 1.380
= Signifikan pada derajatkepercayaan 10%(t-tabel= 1.671 , F-tabel = 2.040)
- Signifikan pada derajatkepercayaan 5% (t-tabel = 2.000, F-tabel-=T 2.530)
= Signifikan pada derajatkepercayaan 1%(t-tabel = 2.660, F-tabel = 4.365)

•45
JEP VOL 5 NO. 1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN; 1410 - 2641

Perkiraah flingsi perniintaan jangka Ml sampai 0.983 untuk QM. Jika teijadi
pendek menunjukkan bahwa elastisitas kenaikan 100% pada Mn maka mengakibaican
fknd^atah mempunyai nilai antara0.040 untuk kenaikansebesar98.3% untukQM.
QM dari 0J244 untuk Ml. Untuk setiap kenaikan Dari parameter /ag variabel
100% pendapatan riil (real GDP) akan dependen dapat dil^ nilai koefisien
meningkatkan 24.4% terhadap Ml. Elastisitas penyesuaian (p). Pada permintaan uang Ml
tingkat bunga dldapadcan nilai yang kecil antara koefisien penyesuaian p = 1-0.808 = 0.192
0.012 untuk M2 sampai 0.040 untuk QM. Setiap mempunyai arti bahwa kurang lebfli 192%
kenaikan 100% tingkat bunga . akan perbedaan antara permintaan uang yang
meningkatkan perniintaan uang 4% pada QM. diinginkan dan yang nyata tegadi (aOual)
Elastisitas tingkat inflasi berkisar antara -0.540 dihilangkan dalam jangka waktu satu kuartaL
untuk Ml dan -0.714 untuk QM. Jika teijadi Untuk permintaan uang M2, p = 1-0.949 =
kenaikan 100% pada tingkat inflasi 0.051 dan untuk permintaan uang QM, p = 1-
men^kibatkan penurunan sebesar 71.4% untuk 0.983 = 0.017.
QM. Sedang elastisitas Mt.i antara 0.808 untuk

Tabel 3
Hasil Perhitungan Regresi Monetarist Model 1

Variabel Permintaan Uang


Penjelas Ml M2 QM
Constanta -0.444 -0.199 -0.158
(-2.332)*** (-1.051) (-0.710)
TW, 0.216 0.084 0.038
(2.686)**** (1.139) (0.529)
R. 0.022 0.015 0.040
(1.674)** (1.177) (2.224)***
EP, -0.533 -0.696 -0.710
(-1.944)** (-3.230)**** (-2.322)***
Mf, 0.827 0.962 0.983
(13.561)**** (31.720)**** (44.919)****
R^ 0.99480 0.99895 0.99885
Adj. R^ 0.99452 0.99889 0.99879
St. Error 0.03706 0.02933 0.04142
DW-test 1.65067 1.86138 1.76245
F-test 3632.54**** 18007.19**** 16539.81****
Catatan : Angka dalam kurung di atas adalah nilai t-statistik hitung. Dan t-tabel dengan/wo
tail test sebagai berikut:
* = Signifikan pada derajat kepercayaan 20% t-tabel = 1.296,25% F-tabel = 1.380
*♦ = Signifikan pada derajat kepercayaan 10% (t-tabel = 1.671, F-tabel = 2.040)
= Signifikan pada derajat kepercayaan 5% (t-tabel = 2.000, F-tabel = 2.530)
= Signifikan pada derajat kepercayaan 1% (t-tabel = 2.660, F-tabel = 4.365)

46 JEP VOL.5 NO. 1.2000


ISSN: 1410-2641 Nano Prawolo, Perminfaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996...

Dengan demikian fungsi permintaan tidak bebas (Mn) antara 0.827 untuk Ml dan
uarig jangka panjang dapat dicari dengan 0.983 untuk QM. Jika teijadi kenaikan 100%
membagi fungsi permintaan jangka pendek pada Mn maka mengakibatkan kenaikan sebesar
dengan p dan tinggalkan lag variabel 983% untuk QM.
dependennya, didapadcan elastisitas jangka Dari parameter variabel /ag permintaan
panjang. Elastisltes pendapatan jangka panjang uang dapat diketahui besamya nilai koefisien
untuk permintaan uang Ml ^besar 1.271, M2 penyesuaian (p). Pertama, peisamaan permintaan
sebesar 2.333 dan QM sebesar 2.353. Elastisitas uang Ml besamya koefisien penyesuaian p = 1-
tingkat bunga jangka panjang untuk permintaan 0.827 - 0.173 mempunyai arti bahwa kurang
uang Ml sebesar 0.109, M2 sebesar 0.235 dan lebih 17.3% perbedaan antara permintaan uang
QM sebesar 2.353. Elastisitas inflasi jangka yang diinginkan dan yang nyata tegadi (actual)
panjang untuk permintaan uang Ml sebesar — dihilan^can dalam jan^ waktu satu kuartal.
2.813, M2 sebesar -13.745 dan QM sebesar - Kedua, permintaan uang M2,' p = 1-0.962 =
42.000. 0.038 dan koefisien penyesuaian permintaan
uangQM, p = 1-0.983 = 0.017.
Monetarist Model I Dengan demikian fungsi permintaan
Pada tabel 3 dapat diketahui nilai uang jangka panjang diketahui. Elastisitas total
F-sMistik menunjukkan bahwa semua variabel kekayaan jangka panjang untuk Ml sebesar
bebas secara bersama-sama mempengaruhi 1249, M2 sebesar2263 dan QM sebesar2.235.
variabel tidak bebas dengan sangat nyata pada Elastisitas tingkat bunga jangka
taraf signifikansi 99%. Nilai R.^ dan nilai panjang untuk Ml sebesar 0.127, M2 sebesar
adjusted R" sangat baik {goodness offit test), 0.395 dan QM sebesar 2.353. Elastisitas inflasi
yaitu cukup baik memberikan indikasi mengenai yang diharapkan dalam jangka panjang untuk
keeratan hubungan ^tara variabel bebas dengan Ml sebesar -3.080, M2 sebesar -18.316 dan
variabel terikamya. Sedangkan secara parsial QM sebesar-41.765.
nilai t-statistik pada permintaan uang Ml semua
variabel signifikan. Pada permintaan uang M2, Monetarist Model 11
variabeltotal wealth (TW) dan tingkatbunga(R) Dari hasil pengolahan data dapat
tidak signifikan. Sedan^can pada permintaan diketahui nilai F-statistik sangat signifikan
uangQM hanya TWyang tidak signifikan. pada taraf signifikansi 99%. Nilai R^ dan
Perkiraan fungsi permintaan jangka nilai adjusted R' sangat baik yaitu cukup
pendek menunjukkan bahwa elastisitas total baik memberikan indikasi mengenai keeratan
wealth (TW) mempunyai nilai antara 0.038 hubungan ant^ variabel bebas dengan variabel
untuk QM dan 0.216 untuk Ml. Untuk terikatnya. Sedangkan secara parsial nilai t-
setiap kenaikan 100% total kekayaan akan statistik pada permintaan uang Ml semua
meningkatkan 21.6% terhadap Ml. Elastisitas wiabel signifikan. Pada permintaan uang M2,
tingkat bunga didapafkan nilai yang kecil antara variabel financial wealth (FW), non-financial
0.015 untuk M2sampai 0.040 untuk QM. Setiap wealth (NFW) dan tingkat bunga (R) tidak
kenaikan 100% tingkat bunga akan signifikan. Sedan^can pada permintaan uang
menin^catkan permintaan uang 4% pada QM. QM, variabel FW dan NFW juga tidak
Elastisitas expected rate of inflation berkisar signifikan. Perkiraan fungsi permintaan jangka
antara -0.533 untuk Ml dan -0.710 untuk QM. pendek menunjukkan bahwa elastisitas financial
Jika teijadi kenaikan 100% pada inflasi yang wealth (FW)mempunyai nilai yangkecilantara -
diharapkan mengakibatkan penurunan sebesar 0.009 untuk M2 dan 0.014 untuk Ml. Untuk
71% untuk QM. Sedang elastisitas lag variabel setiap kenaikan 100% financial wealth akan

47
JEPVOL5NO.-1.2000
Nano Prawoto, Perrnintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410-2641

meningkatkan 1.4% lerhadap MI. Elastisitas QM. Elastisitas expected rate of irflation
non-fimcial wealth mempunyai nilai ^tara beridsar antara -0.531 untuk.Ml dan -0.7II
0.035 untuk QM dan 0.211 urituk M. Setiap untuk QM. Jika teijadi kenaikan 100% pada
kenaikan 100% non-fmancial wealth akan inflasi yang diharapkan mengakibatkan
meningkatkan perrnintaan uang21.1% pada MI. penurunan sebesar 71.1% untuk QM. Sedang
Elastisitas tingkat bunga didapatkan nilai yang elastisitas M^i antara 0.817 untuk Ml dan
relatif kecil antara 0.012 untuk M2 dan 0.039 0.983 untuk QM. Jika terjadi kenaikan 100%
untuk QM. Setiap kenaikan 100%tingkat bunga pada M(.| maka akan meningkatkan sebesar
akan menin^atkan perrnintaan uang 3.9%pada 98.3% untuk QM.

Tabel 4 Hasil Perhitungan Regresi dari Monetarist Model II

Variabel Permintaan Uans


Penjelas Ml M2 QM
Constanta -0.401 -0.261 -0.146
(-2.137)*** (-1.123) (-0.583)
FW, 0.014 -0.009 0.006
(0.203) (-0.162) (0.077)
NFW, 0.211 0.128 0.035
(2.051)*** (1.057) (0.283)
R. 0.021 0.012 0.039
(1.195)** (0.903) (2.102)***
EP, -0.531 -0.698 -0.711
(-1.934)** (-3.225)**** (-2.307)***
Mm 0.817 0.949 0.983
(13.112)**** (26.006)**** (41.902)****
0.99484 0.99895 0.99885
Adj. 0.99449 0.99888 0.99878
St. Error 0.03716 0.02945 0.04169
DW-test 1.66450 1.84472 1.75997
F-test 2889.47**** 14293.71**** 13058.70****
Catatan : Angka dalam kurung di atas adalah nilai t-statistik hitung. Dan t-tabel dengan two
tail test sebagai berikut:
= Signifikan pada derajat kepercayaan 20% t-tabel = 1.296, 25% F-tabel = 1.370
= Signifikan pada derajatkepercayaan 10% (t-tabel = 1.671, F-tabel = 1.950)
= Signifikan pada derajatkepercayaan 5% (t-tabel = 2.000,F-tabel = 2.370)
= Signifikan pada derajat kepercayaan 1%(t-tabel = 2.660, F-tabel = 3.340)

48 JEP VOL 5 NO. 1,2000


ISSN: 1410-2641 Nano Prawoto, Pemintaan Uang diIndonesia Tahun 1976- J996...

Seperti pada model sebelumnya, pada dari elastisitas suku bunga dan tingkat
persamaan permintaan uang Ml koefisien iiiflasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
penyesuaian p = 1-0.817 = 0.183 mempunyai banyaknya uang yang dipegang untuk motif
arti bahwa kurang lebih 183% perbedaan antara transaksi dan berjaga-jaga lebih dominan
permintaan uang yang diinginl^ dan yang nyata jika dibanding dengan motifuntuk spekulasi.
teijadi (actual) dihilangkan dalam jangka waktu Dengan demikian untuk meminimumkan
satu kuartal. Kedua, koefisien penyesuaian biaya yang ditanggung masyarakat karena
permintaan uang M2 sebesar P = 1-0.949 = memegang uang tersebut maka pemerintah
0.051 dan ketiga, untuk pemiintaan uang QM perlu meningkatkan pengetahuan kepada
seb^ar P = 1-0.983 = 0.017. masyarakat akan biaya memegang uang,
Dengan koefisien penyesuaian menambah kantor bursa, efek sehingga
transaksi saham, obligasi dapat dilakukan di
elastisitas jangka panjang dapat dicari. Elatisitas
financial wealth Jangka panjang untuk- daerah-daerah, menin^tkan peranan teknologi
permintaan uang Ml sebesar 0.077, M2 sebesar informasi pasar uang, dan meningkatkan
-0.176 dan QM sebesar 0353. Elastisitas non- penjualan saham-saham perusahaan yang go-
financial wealth jangka panjang untuk public dipemerintah daerah tingkat satu.
permintaan uang Ml sebesar 1.153, untuk M2 ' Kasus yang berlawanan arah terjadi
sebesar 2.509, dan untuk QM sebesar 2.059. pada variabel tingkat bunga pada Keynesian
selanjumya elastish^ tingkat bunga j^gka model II, Monetarist model I dan Monetarist
panjang untuk permintaan uang Ml sebesar model II. Kenaikan tingkat bunga justru
0.115, M2 sebesar 0.0235 dan QM sebesar meningkatkan permin^an uang dan sebaliknya
2294. Elastisitas ihflasi yang diharapkan dalam penurunan tin^cat bunga akan menurunkan
jangka panjang untuk permintaan uang Ml pemiintaan uang. Kondisi ini kemungkinan
sebesar —2.902, M2 sebesar —13.686 dan QM teijadi karena ; (1) data tingkat bunga yang
sebesar-41.824. digunakan adalah bunga deposho beijangkan 3
bulanan, bukan tingkat bunga domestik, (2)
SIMPULAN
kasus wealth effect negatifdan lebih besar dari
Berdasarkan paparan di atas, maka' subtitution ^ect, sehingga •kurva permintaan
perlu dilakukan studi ianjutan yang.berkaitan uang mempunyai slope positif terhadap tin^t
dengan seberapa jauh biayayangditanggung bunga (Boediono, 1985, hlm.56), (3) kuiang
masyarakat Indonesia akibat penyimpangan sensitifii}^ tingkat bunga teibadap permintaan
jumlah uang yang dipegang masyarakat uang, terbukti elastisitasnya rendah.
Indonesia lebih rendah dibanding dengan
Nilai koefisien penyesuaian (p) pada
titik equilibriumnya. Biaya tersebut meliputi seraua model analisis menunjukkan bahwa (p)
biaya ketidakseimbangan dan biaya penyesuaian. untuk Ml lebih besar dari (p) untuk M2
Kemudian untuk kasus Indonesia, studi yang kemudian baiu (P) untuk QM. Hal ini ,berarti
dilakukan seharusnya mengguhakari model bahwa masyarakat Indonesia,, menyesuaikan
perekonomian tertutup sebagai referensi dan jumlah uang yang mereka pegang dalam bentuk
kemudian diperkaya dengan inemasukkan uang sempit lebih cepat dibanding dengan dalam
variabel penjelas lain yang relevan dan yang bentuk uang luas kemudian bam uang kuasi.
mencerminkan penganih fluktuasi perekonomian Sedan^can hasil estimasi parameter-parameter
dunia teihadap perekonomian Indonesia, seperti jangka panjang ternyata lebih besar
nilai kursdansukubungadi luarnegeri. dibandingkan dengan parameter-parameter
Terbukti bahwa elastisitas kekayaan jangka pendek. Hal ini menunjukkan bahwa
total atau pehdapatan permanen lebih tinggi perilaku permintaan uang dalam jan^ pendek

49
JEPV0L5N0.1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641

terutama ditujukan untuk tujuan transaksi, tetapi memegang atau memiliki aktiva yang memberi •i
dalam jangka panjang tnendorong masyarakat manfaat dan keuntungan lainnya (tidak hanya
untuk memegang atau memiliki berbagai pasiva untuk transaksi). Kondisi parameter jangka
yang ditawarkan oieh lembaga keuangan bank, panjang lebih besar dari parameter jangka
Hasil ini selaras dengaii anggapan dan harapan pendek tersebut juga mengidikasikan jumlah
dalam teori ekonomi moneter bahwa, semakin uang yang dipegang masyarakat Indonesia lebih
tinggi pendapatan, suku bunga membuat agen rendah dari titik ekuilibriumnya.
ekonomi akan mengatur portofolio dengan

DAFTAR PUSTAKA

Bijan B. Aghevli, (1977), "A Model of The Monetary Sector For Indonesia"; 1968-1973,
Journal ofDevelopmentStudies.

Browne and OECD, (1989), "A New Test of The Buffer Stock Money Hypothesis", The
Manchester School, Vol. LVII, No. 2 June.

Budiono, (1985), "Demand for Money in Indonesia 1975-1984", Bulletin of Indonesian


Economic Studies, Vol. XXI, No. 2 August.

Budiono, (1985), Ekonomi Moneter Seri Sinopsis Pengantar llmu Ekonomi No. 5, Yogyakarta,
BPFEUGM,Edisi3.

Carr and Darby, (1981), "The Role of Money Supply Shocks in The Short-run Demand for
Money", Journal ofMonetary Economics, 8.

Chairil A. Rasahan, (1989), "Hipotesis Ekspektasi Rasional dalam Kontekstual Model


Perekonomian", Jurnal Keuangan dan Moneter, Juli.

Dombusch and Fisher, (1994), Macro Economics, Alih bahasa oleh Mulyadi, Makro
Ekonomi,Jakarta, Penerbit Erlangga.

Daquila, and Phua, (1993), "Demand for Money in Singapura", Rivisited, Asian Economic
Journal, Vol. 7 No. 21.-'

Edgar L. Feige, (1966), "Expectations and Adjusments in The Monetary Sector", American
Economic Association, May.

Gujarati, Damodar, (1995), Basic Econometrics, Third Edition, New York, McGraw-Hill
International.

Harris, (1981), Monetary Theory, NewYork, McGraw-Hill BookCompany.

JEP VOL 5 NO. 1,2000


ISSN: 1410 - 2641 Nano Prawoto.'Pe/m/nfaan Uang dUndoneaa Tahun 1976-1996...

Hataiseree, (1995), "Coiritegration Test ofPurchasing Power Parity: The C^e ofThe Thai
Baht",Asian Economic Journal, Vol. 9 No. 1.

Hoffinan and Tahiri, (1994). "Money Demand in Morocco: Estimating Long-run elastisities
for ADeveloping Country", Cbford Bulletin Economics andStatisti^, 56. 3.
Indrawati, SM., (1988), Teori Moneter, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta,
Universitas Indonesia.

Insukindro, (1989), "Dynamic Spesificatioh Applicable to the Indonesia, Monetary Sector; A


Review", Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. 37No. 1.

Insukindro, (1990), "Penurunan Data Bulanan dari Data Tahunan", Ekonomi dan Keuangan
/nrfones/fl. Vol. XXXVIII, No. 4, Desember.

Insukindro, (1993), £fconomiC/angi/a/iBflnA,Yogyakarta,BPFEUGM. ' ' '


Iswara, dan Nopirin, (1985), Ekonomi Moneter, Ringkasan Bacaan Pilihan, Yogyakarta,
BPFEUGM

Iswardono, (1981), Uang danBant, Yogyakarta, BPFE UGM.

James M. Boughton, (1993), "The Demand for Ml in The United States: A Comment on
Baba, Hendiy, and Starf*, The Economic Journal, September.

Kirana dan Nurwandono, (19^), "Peranan Sumbangan Sektor Keuangan dalam Mobilisasi
Dana dan Pertumbuhan Ekonomi", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, No. I
tahun VII.

Laumas, (1990), "Monetization, Financial Liberalization, and Economic Developmenf*,


Economic Develompment andCultural Change, Vo. 38, No. 2, January.

Lee Sheng-Yi, (1984), "Demand for Money in Singapura 1962-1982", Asean Economic
Bulletin, November.

Lipsey, Steiner, and Purvis, (1991), Economics, Alih bahasa oleh Jaka Wasana dan
Kirbrandoko, Pen'gantar Makro Ekonomi, Jakarta, Penerbit Erlangga,

Mirer, (1990), Economic Statistics and Econometrics, New York, Macmillan Publishing
Company.

Nopirin, (1992), Ekonomi Moneter, Buku 1, Yogyakarta, BPFE UGM.


Perry Warjiyo, (1990), "A Multiplier Model of Money Stock Control for Indonesia",
Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. 38 No. 4 Desember.

JEP VOL 5 NO. 1.2000


Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia rahun-1976- 1996... ISSN: 1410 - 2541

Psaradakist, (1993), "The Demand for Money in Greece: an Exercise in Econometric


Modelling with Cointegrated Variables", Oxford Bulletin of Economics and
Statistics, 55. 2.

Sebastian Edwards, (1994), "The Political Economy of Inflation and Stabilization in


Development Countries", Economic Development and Cultural Change, Vol. 42
No. 2 January,

Sheng-yann Lii, (1987), "A Monetary Model of Taiwan", Asian Economic Journal, Vol. 1
No. 1. March.

Syafa'at, N., (1996), "Pendugaan Parameter Persamaan Simultan dengan Metode Pendugaan
OLS, 2SLS, LIML, dan 3SLS", Ekonomi. dan Keuangan Indonesia, Volume XLIV
Nomor 4.

Peebles, (1996), "Money Demand in Singapura, Revisited; A Comment with Implications",


Asian Economic Journal, Vol. 10 No. 3.

Samuelson, and Nordhaus, (1991), Economics, Diteijemahkan oleh Jaka Wasana, Ekonomi,
Jakarta, Penerbit Erlangga.

SrituaArief, (1993), Metode PenelitianEkonomi, Jakarta, UI-PRESS,

Supranto, J., (1983), Ekonometrik, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sugiyanto, C.,(1995), Ekonometrika Terapan, Yogyakarta, Edisi I, BPFE UGM.

Syafi'i dan B. Riyanto,. (1990), Analisis Pengaruh Kebijaksanaan I Juni 1983 terhadap
Peningkatkan Efisiensi Perbankandi Indonesia, BPPS-UGM, Jilid 3, No. 1A.

Widjanarko, (1989), "Demand for Money and Monetary Policy in Indonesia Prior to The
Financial Deregulation Jurnal Keuangan dan Moneter, Juli.

Winardi, (1987), Pengantar Ekonomi Moneter, BukuI, Bandung, Penerbit Tarsito.

JEP VOL.5 NO. 1.2000

Anda mungkin juga menyukai