PEMBANGUNAN
(JC«ian ^4onomi (.^^an ^3«r^(mban^
Hal 37-52
Abstract
Demandfor money is one ofthe large-scale monetary that plays an important role
in the behavior of monetary policy in every economy. The monetary policy can give a
contribution to reach the economy. Attention to this research isto determine the factors that
influence demand for money (Ml, M2. QM) in Indonesian based on the Keynesian and
Monetarist concept by using anapproach ofPartial Adjustment Model.
37
JEPV0L5N0.1.2000
Nano Prawolo, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996...
ISSN: 1410-2641
pemerintah juga turut campur tangan M^alah ini, akan melihat aplikasi
dalam berbagai kebijakan deregulasi model PAM pada permintaan .uang di
maupun regulasi bidang moneter khususnya Indonesia dengan pengaruh masing-masing
dan ekonomi.pada umumnya. variabel. Bagian pertama tulisan
Perkembangan Ml maupun M2 di ini dengan mengetengahkan konsep
Indonesia pada Fembangunan Jan^ Panjang permintaan uang secara teoritis, kemudian
Tahap Pertama (PJPT I) mengalami dilanjutkan pendekatan yang digunakan.
perkembangan yangrelatif besar. Pertumbuhan Akhimya uraian hasil analisis dan dlikuti dengan
Ml setiap tahun rata-rata selama PJPT I penutup.
sebesar 25.29 % dan pertumbuhan M2
sebesar 30.75 %, sedangkan pertumbuhan LANDASAN TEORI
Quasi Money (QM) sebesar 38.18 % (data Pada umumnya perdebatan
BI beberapa terbiian, diolah). Pertumbuhan mengenai teori permintaan uang bersumber dari
M2 temyata lebih cepat dibanding dengan dua kutub yaitu Keynesian dan Monetarist.
Ml. Hal in! disebabkan karena adanya Perdebatan mengenai kedua kutub ini telah
kenaikan yang pesat dari deposito berjangka banyak dibahas dan mungkin akan terus
dan tabungan di bank-bank karena suku berlanjut. Hal ini karena kedua pendekatan
bunga yang relatif besar. pada dasarnya berkiblat pada teori
Analisis permintaan uang dibutuhkan keseimbangan dan karena dasar idiologi
untuk mendukung kebijakan yang keduanya berbeda. Morgan (1978) mengatakan
diambil oleh pemerintah di bidang moneter. bahwa dasar teoritis kedua kutub tersebut
Pemerintah, dalam hai ini adalah Bank adalah sitem keseimbangan umum Walrasian
Indonesia, dapat menempuh suatu kebijakan {Walras genera! equilibrium system). Dalam
moneter yang bertujuan untuk mencapai sistem ini model IS-LM digunakan untuk
stabilitas moneter. Tujuan tersebut tercantum merumuskan analisis kedua kutub tersebut.
dalam pasal 7 Undang -undang No. 13 tahun (Insukindro, 1993, him. 95)
1968 tentang tujuan bank sentral yaitu : (a).
Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan Teori Permintaan Uang Klasik
nilai rupiah. (b). Mendorong kelancaran Teori permintaan uang Klasik bermula
produksi dan pembangunan serta dari teori tentang jumlah uang beredar dalam
memperluas kesempatan kerja, guna masyarakat (teori kuantitas uang). Dengan
meningkatkan taraf hidup rakyat. sederhana Irving Fisher merumuskan
Selama dua dasa warsa terakhir teori kuantitas uang sebagai berikut :
minat ekonom untuk mengembangkan model (Sugiyanto, 1995, him. 148-160)
dinamis di negara-negara yang sedang
berkembang meningkat. Walaupun demikian, MV = PT
bagian terbesar dari bentuk fungsi untuk
studi empiris yang digunakan pada umumnya di mana;
adalah linierj sedan^can model dinamisnya M = Jumlahuang beredar
bersumber dan berdasarkan PAM. Pada taraf V = Perputaran uang dalam suatu periode
tertentu, pendekatan ini telah berhasil P = Harga barang
menjelaskan fenomena moneter di sebagian T = Volume barang yang diperdagangkan.
negara-negara yang sedang berkembang
(lnsukindro,l993, him. 122).
38
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN: 1410-2641 Nano Prawoto. Pemintaan Uang diIndonesia Tahun 1976 -1996...
.— 39
JEP VOL. 5 NO. 1,2000
Nano Prawoto. Pemintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641
w = kecakapan
u = selera
Y
- = kekayaan total
40
JEP VOL 5 NO. 1,2000
ISSN: 1410 - 2641 NanoPtawoto,Pemiintaan Uangdi Indonesia Tahun 1976-1996...
memijiki saham dapat berbentuk sejumlah salah satu variabel penentu besar kecilnya
uang nominal akibat perubahan harga saham jumlah uang yang diterima.
dan perubahan harga dari akibat bunga
maupun harga dan yang lainseperti devlden. SPESIFIKASI MODEL
secara matematik keuntungan memegang Model analisis yang dlgunakan dalam
setiap satu rupiah saham dapat ditulis paper isi adalah sebagai berikut:
menjadi r, + (l/P)(dP/dt) - (1/ Qidrjdt).
Bentuk kekayaan fislk memberikan Model Keynesian
aliran keuntungan yang tidak berupa uang Pada model Keynesian, permintaan
(nominal) namun berupa aliran barang atau uang dapat diformulasikan sebagai berikut:
jasa konsumsi. Secara nominal, aliran barang
dan jasa konsumsi ini dapat dinilai sesuai M** = f(,Y,R,P') [1]
dengan perkembangan harga. Dengan demikian
keuntungan mem^ang setiap mpiah bentuk di mana:
kekayaan fisik adalah perubahan harga, M** = Permintaan uangtunai riil
(1/PXdP/dt). y = pendapatan
Selanjutnya, bentuk kekayaan yang R = Tingkat bunga
Iain adalah kekayaan yang bersifat P® = Perubahan harga.
manusiawi {human wealth). Salah satu cara
Persamaan [I] dapat ditulis dalam bentuk
untuk menentukan nilai kekayaan manusia
log-linear sebagai berikut:
ini adalah dengan mengandaikan adanya
kontrak penyerahan sejumlah aliranjasa dari
Modell
tenaga kerja pada periode terientu dengan MD,
imbalan pendapatan uang. Dengan demikian Ln [ — ] = ai+a2lnYt+a3lnR,+a4AlnCPIt [2]
kekayaan manusiawi tidak dapat dinilai CPI
dalam aitian harga pasar. Untuk setiap waktu
tertentu komposisi kekayaan seseorang di mana a: > 0, as < 0, 34 < 0.
selalu terdiri atas kekayaan manusiawi dan
nonmanusiawi. Komposisi ini mungkin saja Perubahan pada CPI ini, diperoleh
berubah-ubah, namun pada suatu titik waktu dari pengurangan CPI pada periode sekarang
dianggap konstan. Dengan demikian, w atau dengan CPI pada periode sebelumnya.
rasio antara aliran pendapatan dari kekayaan
nonmanusiawi dengan aliran pendapatan dari A CPlt = CPI, - CPI,., [3]
kekayaan manusiawi, maka w mencerminkan
rasio antara kekayaan {wealth) dengan Pada persamaan [2], diasumsikan
pendapatan {income). Besar kecilnya nilai w keseimbangan • penuh {full equilibrium)
merupakan cerminan besar kecilnya kekayaan terjadi. Permintaan uang tunai akan sama
manusiawi yang perlu diperhitungkan di dalam dengan stok sebenamya {actual stock), juga
analisis pemiintaan uang. memperlihatkan hubungari jangka panjang
Preferensi seseorang dalam memegang dan penentuan penyesuaian. Pada kasus
berbagai bentuk kekayaan, u, sama empiris, memberi kesan bahwa permintaan
pengertiannya dengan preferensi seseorang riil yang sebenamya menyesuaikan secara
dalam mengkonsumsi suatu barang. Dengan perlahan-lahan untuk memberi variasi-variasi
demikian u ini bisa langsung diterima sebagai pada penentuan variabel-variabel. Model
41
JEP VOL 5 NO.1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641
42
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN; 1410 - 2641 Nano Prawoto, Permintaan Vang diIndonesia Tahun 1976-1996...
discqypear from net financial w^th. peimintaan uang digambaikan dalam bentuk
Only financial assets- representing a logaritmic sebagai berikut:
liability of the economic authorities
remain in the portfolio of the Model!
community. Thertfbre. the authorities'
Ln MD, = pai + pa2lnTWt+ pa3lnRt +
liabilities to the private sector, and
Pa,lnEP, + (l-P) InM.i., [8]
hence thepublic'sfinancial wealth, is
equal to thesum of themonetary base Modem
and the value ofgoverrunent securities
outstanding. However, thisdtfinition is Ln MDt = Pai + Pa2lnFW, + paslnNFWtH-
only correct as long as thepublic firm Pa4lnRt+Pa5lnEP,^l;P)lnMu[9]
+ households) awns the banking
^stem and, consequently, coirisiders Untuk mengukur besamya kekayaan
that the wealth ofthe banking system, finansial, maka datayangdigunakan adalah data
Le, its holdirigs of base money and uang primer {monetary base) sebagai proksi
government securities, is part of its sebab kemun^dnan data keuangan pemaintah
own wealth". sulit didapatkan. Sedangkan kekayaan non-
finansial menggunakan proksi pendapatan
Ukuran ini merupakan sebuah permanen yang diestimasikan dengan rata-
peikiraan dari'kekayaan finansial dari publik di rata tertirhbang {weighted average) dari data
Indonesia. Dengan demikian .kita dapat PDB kuartalan.
menggunakan definisi ini selama non bank Ukuran dari pendapatan permanen,
umum {public) memiliki proporei besar terfiad^ Daquila dan Phua (1993, him.193)
slstem perbankan. jadi,kekayaan finansial dapat menggunakan fonnula dalam konteks Friedman
diekspresikan sebagai berikut dan Schwartz(1963) sebagaiberikut:
FW = (C'' + S'') + (R® + S®) Z(0.9yY..,
FW = C** + R® + S** + S® NFW, = [10]
FW = B + S"* + S® 2[ 0.9/(l+w) ]'
di mana: dimana:
C** = Uang yang dipegang oleh non-bwik i = 1 sampai 20 data kuartalan.
umum Y, = Nominal PDB yang berbasis
R® = Cadangan bank{bank reserves) kuartalan.
B = Monetary base w = Tingkat pertumbuhan PDB kuartalan.
S** = Stok uangpemerintah yangdipegang
oleh non-bank umum Timbangan 0.9 ini didasarkan pada
S® = Stok uang yang dipegangoleh bank- hipotesis Friedman; Pendapatan permanen
bank. juga diestimasikan dengan menggunakan
metode rata-rata bergerak {moving average)
Elemen yang lain dari model lebih dari 20 data kuartalan.
Moneteris adalah peran dari inflasi yang
diharapkan {irflationary eqrectations). Dengan 1
demildan, untidc beberapa paiode waktu t, fimgsi NFW, = — ZY,., [11]
20
43
JEP VOL 5 NO; 1,2000
NanoPrawoto. Pemintaan UangdiIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410- 2641
Dengan mengaplikasikan tin^t inflasi sangat nyata pada araf signifikansi 99%.
pada periode yang laiu (ACPV,) pada persamaan Sedan^'n pada nilai t-statistik hampir semua
[10] dan [11] di atas, maka diperoleh ukuran variabel signifikan, kecuali pada variabel tingjcat
tin^t inflasi yang diharapkan (EpJ. inflasi (ACPI) iintuk permintaan uang Ml dan
M2, terkecuali untuk QM signifikan pada
ANALISIS PERMINTAAN UANG derajat kepercayaan 20%.
DI INDONESIA Pada label tersebut memperlihatkan
Pengujian asumsi klaslk OLS terhad^ bahwa, elastisitas pendapatan cukup tinggi
semua model anallsis meriunjukkan keadaan antara 1.316 untuk Ml sampai 3.325 untuk
yang baik, karena tidak adamasalah ctokorelasi, QM. Untuk setiap kenaikan 100% pendapatan
Heteroskedastisitas dan Multikolinieritas seperti nil (real GDP) akan meningkatkan 332.5%
harapan teori. Artinya, asumsi-asumsi terhadap QM. Elastisitas tingkat bunga
dikemukakan oleh metoda OLS dalam penelitian didapatkan nilai yangrendah antara -0.062 untuk
ini sudah terpenuhi. M2 sampai -1.680 untuk QM. Setiap
kenaikan 100% tingkat bun^ akan itienurunkan
Keynesian Model 1 perniintaan uang 168% pada QM. Sedang
Dari has!) pengclahan data dengan elastisitas tingkat inflasi beikisar ^tara -0.235
program SPSS 6.0 dapat diketahui nilai urituk Ml dan —2.236 untuk QM. Jika teijadi
dan nilai adjusted sangat baik (goodness kenaikan 100% pada tingkat inflasi
offit test). Dilihat nilai F-statistik menunjukkan mengakibaflcan penurunan sebesar 223.6%
bahwa semua variabel bebas secara bersama- untuk QM.
sama mempengaruhi dependent variable dengan
44
JEP VOL 5 NO. 1.2000
ISSN: 1410-2641 Nano Prawoto, PermintaanUangdi Indonesia Tahun 1976-1996...
Catatan : Angka dalam kuning di atas adalah nilai t-statistikhitung. Dan t-tabel dengan two
tail test sebagai berikut;
= Signifikan pada derajatkepercayaan 20% t-tabel = 1.296, 25% F-tabel= 1.380
= Signifikan pada derajatkepercayaan 10%(t-tabel= 1.671 , F-tabel = 2.040)
- Signifikan pada derajatkepercayaan 5% (t-tabel = 2.000, F-tabel-=T 2.530)
= Signifikan pada derajatkepercayaan 1%(t-tabel = 2.660, F-tabel = 4.365)
•45
JEP VOL 5 NO. 1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN; 1410 - 2641
Perkiraah flingsi perniintaan jangka Ml sampai 0.983 untuk QM. Jika teijadi
pendek menunjukkan bahwa elastisitas kenaikan 100% pada Mn maka mengakibaican
fknd^atah mempunyai nilai antara0.040 untuk kenaikansebesar98.3% untukQM.
QM dari 0J244 untuk Ml. Untuk setiap kenaikan Dari parameter /ag variabel
100% pendapatan riil (real GDP) akan dependen dapat dil^ nilai koefisien
meningkatkan 24.4% terhadap Ml. Elastisitas penyesuaian (p). Pada permintaan uang Ml
tingkat bunga dldapadcan nilai yang kecil antara koefisien penyesuaian p = 1-0.808 = 0.192
0.012 untuk M2 sampai 0.040 untuk QM. Setiap mempunyai arti bahwa kurang lebfli 192%
kenaikan 100% tingkat bunga . akan perbedaan antara permintaan uang yang
meningkatkan perniintaan uang 4% pada QM. diinginkan dan yang nyata tegadi (aOual)
Elastisitas tingkat inflasi berkisar antara -0.540 dihilangkan dalam jangka waktu satu kuartaL
untuk Ml dan -0.714 untuk QM. Jika teijadi Untuk permintaan uang M2, p = 1-0.949 =
kenaikan 100% pada tingkat inflasi 0.051 dan untuk permintaan uang QM, p = 1-
men^kibatkan penurunan sebesar 71.4% untuk 0.983 = 0.017.
QM. Sedang elastisitas Mt.i antara 0.808 untuk
Tabel 3
Hasil Perhitungan Regresi Monetarist Model 1
Dengan demikian fungsi permintaan tidak bebas (Mn) antara 0.827 untuk Ml dan
uarig jangka panjang dapat dicari dengan 0.983 untuk QM. Jika teijadi kenaikan 100%
membagi fungsi permintaan jangka pendek pada Mn maka mengakibatkan kenaikan sebesar
dengan p dan tinggalkan lag variabel 983% untuk QM.
dependennya, didapadcan elastisitas jangka Dari parameter variabel /ag permintaan
panjang. Elastisltes pendapatan jangka panjang uang dapat diketahui besamya nilai koefisien
untuk permintaan uang Ml ^besar 1.271, M2 penyesuaian (p). Pertama, peisamaan permintaan
sebesar 2.333 dan QM sebesar 2.353. Elastisitas uang Ml besamya koefisien penyesuaian p = 1-
tingkat bunga jangka panjang untuk permintaan 0.827 - 0.173 mempunyai arti bahwa kurang
uang Ml sebesar 0.109, M2 sebesar 0.235 dan lebih 17.3% perbedaan antara permintaan uang
QM sebesar 2.353. Elastisitas inflasi jangka yang diinginkan dan yang nyata tegadi (actual)
panjang untuk permintaan uang Ml sebesar — dihilan^can dalam jan^ waktu satu kuartal.
2.813, M2 sebesar -13.745 dan QM sebesar - Kedua, permintaan uang M2,' p = 1-0.962 =
42.000. 0.038 dan koefisien penyesuaian permintaan
uangQM, p = 1-0.983 = 0.017.
Monetarist Model I Dengan demikian fungsi permintaan
Pada tabel 3 dapat diketahui nilai uang jangka panjang diketahui. Elastisitas total
F-sMistik menunjukkan bahwa semua variabel kekayaan jangka panjang untuk Ml sebesar
bebas secara bersama-sama mempengaruhi 1249, M2 sebesar2263 dan QM sebesar2.235.
variabel tidak bebas dengan sangat nyata pada Elastisitas tingkat bunga jangka
taraf signifikansi 99%. Nilai R.^ dan nilai panjang untuk Ml sebesar 0.127, M2 sebesar
adjusted R" sangat baik {goodness offit test), 0.395 dan QM sebesar 2.353. Elastisitas inflasi
yaitu cukup baik memberikan indikasi mengenai yang diharapkan dalam jangka panjang untuk
keeratan hubungan ^tara variabel bebas dengan Ml sebesar -3.080, M2 sebesar -18.316 dan
variabel terikamya. Sedangkan secara parsial QM sebesar-41.765.
nilai t-statistik pada permintaan uang Ml semua
variabel signifikan. Pada permintaan uang M2, Monetarist Model 11
variabeltotal wealth (TW) dan tingkatbunga(R) Dari hasil pengolahan data dapat
tidak signifikan. Sedan^can pada permintaan diketahui nilai F-statistik sangat signifikan
uangQM hanya TWyang tidak signifikan. pada taraf signifikansi 99%. Nilai R^ dan
Perkiraan fungsi permintaan jangka nilai adjusted R' sangat baik yaitu cukup
pendek menunjukkan bahwa elastisitas total baik memberikan indikasi mengenai keeratan
wealth (TW) mempunyai nilai antara 0.038 hubungan ant^ variabel bebas dengan variabel
untuk QM dan 0.216 untuk Ml. Untuk terikatnya. Sedangkan secara parsial nilai t-
setiap kenaikan 100% total kekayaan akan statistik pada permintaan uang Ml semua
meningkatkan 21.6% terhadap Ml. Elastisitas wiabel signifikan. Pada permintaan uang M2,
tingkat bunga didapafkan nilai yang kecil antara variabel financial wealth (FW), non-financial
0.015 untuk M2sampai 0.040 untuk QM. Setiap wealth (NFW) dan tingkat bunga (R) tidak
kenaikan 100% tingkat bunga akan signifikan. Sedan^can pada permintaan uang
menin^catkan permintaan uang 4% pada QM. QM, variabel FW dan NFW juga tidak
Elastisitas expected rate of inflation berkisar signifikan. Perkiraan fungsi permintaan jangka
antara -0.533 untuk Ml dan -0.710 untuk QM. pendek menunjukkan bahwa elastisitas financial
Jika teijadi kenaikan 100% pada inflasi yang wealth (FW)mempunyai nilai yangkecilantara -
diharapkan mengakibatkan penurunan sebesar 0.009 untuk M2 dan 0.014 untuk Ml. Untuk
71% untuk QM. Sedang elastisitas lag variabel setiap kenaikan 100% financial wealth akan
47
JEPVOL5NO.-1.2000
Nano Prawoto, Perrnintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410-2641
meningkatkan 1.4% lerhadap MI. Elastisitas QM. Elastisitas expected rate of irflation
non-fimcial wealth mempunyai nilai ^tara beridsar antara -0.531 untuk.Ml dan -0.7II
0.035 untuk QM dan 0.211 urituk M. Setiap untuk QM. Jika teijadi kenaikan 100% pada
kenaikan 100% non-fmancial wealth akan inflasi yang diharapkan mengakibatkan
meningkatkan perrnintaan uang21.1% pada MI. penurunan sebesar 71.1% untuk QM. Sedang
Elastisitas tingkat bunga didapatkan nilai yang elastisitas M^i antara 0.817 untuk Ml dan
relatif kecil antara 0.012 untuk M2 dan 0.039 0.983 untuk QM. Jika terjadi kenaikan 100%
untuk QM. Setiap kenaikan 100%tingkat bunga pada M(.| maka akan meningkatkan sebesar
akan menin^atkan perrnintaan uang 3.9%pada 98.3% untuk QM.
Seperti pada model sebelumnya, pada dari elastisitas suku bunga dan tingkat
persamaan permintaan uang Ml koefisien iiiflasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
penyesuaian p = 1-0.817 = 0.183 mempunyai banyaknya uang yang dipegang untuk motif
arti bahwa kurang lebih 183% perbedaan antara transaksi dan berjaga-jaga lebih dominan
permintaan uang yang diinginl^ dan yang nyata jika dibanding dengan motifuntuk spekulasi.
teijadi (actual) dihilangkan dalam jangka waktu Dengan demikian untuk meminimumkan
satu kuartal. Kedua, koefisien penyesuaian biaya yang ditanggung masyarakat karena
permintaan uang M2 sebesar P = 1-0.949 = memegang uang tersebut maka pemerintah
0.051 dan ketiga, untuk pemiintaan uang QM perlu meningkatkan pengetahuan kepada
seb^ar P = 1-0.983 = 0.017. masyarakat akan biaya memegang uang,
Dengan koefisien penyesuaian menambah kantor bursa, efek sehingga
transaksi saham, obligasi dapat dilakukan di
elastisitas jangka panjang dapat dicari. Elatisitas
financial wealth Jangka panjang untuk- daerah-daerah, menin^tkan peranan teknologi
permintaan uang Ml sebesar 0.077, M2 sebesar informasi pasar uang, dan meningkatkan
-0.176 dan QM sebesar 0353. Elastisitas non- penjualan saham-saham perusahaan yang go-
financial wealth jangka panjang untuk public dipemerintah daerah tingkat satu.
permintaan uang Ml sebesar 1.153, untuk M2 ' Kasus yang berlawanan arah terjadi
sebesar 2.509, dan untuk QM sebesar 2.059. pada variabel tingkat bunga pada Keynesian
selanjumya elastish^ tingkat bunga j^gka model II, Monetarist model I dan Monetarist
panjang untuk permintaan uang Ml sebesar model II. Kenaikan tingkat bunga justru
0.115, M2 sebesar 0.0235 dan QM sebesar meningkatkan permin^an uang dan sebaliknya
2294. Elastisitas ihflasi yang diharapkan dalam penurunan tin^cat bunga akan menurunkan
jangka panjang untuk permintaan uang Ml pemiintaan uang. Kondisi ini kemungkinan
sebesar —2.902, M2 sebesar —13.686 dan QM teijadi karena ; (1) data tingkat bunga yang
sebesar-41.824. digunakan adalah bunga deposho beijangkan 3
bulanan, bukan tingkat bunga domestik, (2)
SIMPULAN
kasus wealth effect negatifdan lebih besar dari
Berdasarkan paparan di atas, maka' subtitution ^ect, sehingga •kurva permintaan
perlu dilakukan studi ianjutan yang.berkaitan uang mempunyai slope positif terhadap tin^t
dengan seberapa jauh biayayangditanggung bunga (Boediono, 1985, hlm.56), (3) kuiang
masyarakat Indonesia akibat penyimpangan sensitifii}^ tingkat bunga teibadap permintaan
jumlah uang yang dipegang masyarakat uang, terbukti elastisitasnya rendah.
Indonesia lebih rendah dibanding dengan
Nilai koefisien penyesuaian (p) pada
titik equilibriumnya. Biaya tersebut meliputi seraua model analisis menunjukkan bahwa (p)
biaya ketidakseimbangan dan biaya penyesuaian. untuk Ml lebih besar dari (p) untuk M2
Kemudian untuk kasus Indonesia, studi yang kemudian baiu (P) untuk QM. Hal ini ,berarti
dilakukan seharusnya mengguhakari model bahwa masyarakat Indonesia,, menyesuaikan
perekonomian tertutup sebagai referensi dan jumlah uang yang mereka pegang dalam bentuk
kemudian diperkaya dengan inemasukkan uang sempit lebih cepat dibanding dengan dalam
variabel penjelas lain yang relevan dan yang bentuk uang luas kemudian bam uang kuasi.
mencerminkan penganih fluktuasi perekonomian Sedan^can hasil estimasi parameter-parameter
dunia teihadap perekonomian Indonesia, seperti jangka panjang ternyata lebih besar
nilai kursdansukubungadi luarnegeri. dibandingkan dengan parameter-parameter
Terbukti bahwa elastisitas kekayaan jangka pendek. Hal ini menunjukkan bahwa
total atau pehdapatan permanen lebih tinggi perilaku permintaan uang dalam jan^ pendek
49
JEPV0L5N0.1.2000
Nano Prawoto, Permintaan Uang diIndonesia Tahun 1976-1996... ISSN: 1410 - 2641
terutama ditujukan untuk tujuan transaksi, tetapi memegang atau memiliki aktiva yang memberi •i
dalam jangka panjang tnendorong masyarakat manfaat dan keuntungan lainnya (tidak hanya
untuk memegang atau memiliki berbagai pasiva untuk transaksi). Kondisi parameter jangka
yang ditawarkan oieh lembaga keuangan bank, panjang lebih besar dari parameter jangka
Hasil ini selaras dengaii anggapan dan harapan pendek tersebut juga mengidikasikan jumlah
dalam teori ekonomi moneter bahwa, semakin uang yang dipegang masyarakat Indonesia lebih
tinggi pendapatan, suku bunga membuat agen rendah dari titik ekuilibriumnya.
ekonomi akan mengatur portofolio dengan
DAFTAR PUSTAKA
Bijan B. Aghevli, (1977), "A Model of The Monetary Sector For Indonesia"; 1968-1973,
Journal ofDevelopmentStudies.
Browne and OECD, (1989), "A New Test of The Buffer Stock Money Hypothesis", The
Manchester School, Vol. LVII, No. 2 June.
Budiono, (1985), Ekonomi Moneter Seri Sinopsis Pengantar llmu Ekonomi No. 5, Yogyakarta,
BPFEUGM,Edisi3.
Carr and Darby, (1981), "The Role of Money Supply Shocks in The Short-run Demand for
Money", Journal ofMonetary Economics, 8.
Dombusch and Fisher, (1994), Macro Economics, Alih bahasa oleh Mulyadi, Makro
Ekonomi,Jakarta, Penerbit Erlangga.
Daquila, and Phua, (1993), "Demand for Money in Singapura", Rivisited, Asian Economic
Journal, Vol. 7 No. 21.-'
Edgar L. Feige, (1966), "Expectations and Adjusments in The Monetary Sector", American
Economic Association, May.
Gujarati, Damodar, (1995), Basic Econometrics, Third Edition, New York, McGraw-Hill
International.
Hataiseree, (1995), "Coiritegration Test ofPurchasing Power Parity: The C^e ofThe Thai
Baht",Asian Economic Journal, Vol. 9 No. 1.
Hoffinan and Tahiri, (1994). "Money Demand in Morocco: Estimating Long-run elastisities
for ADeveloping Country", Cbford Bulletin Economics andStatisti^, 56. 3.
Indrawati, SM., (1988), Teori Moneter, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi, Jakarta,
Universitas Indonesia.
Insukindro, (1990), "Penurunan Data Bulanan dari Data Tahunan", Ekonomi dan Keuangan
/nrfones/fl. Vol. XXXVIII, No. 4, Desember.
James M. Boughton, (1993), "The Demand for Ml in The United States: A Comment on
Baba, Hendiy, and Starf*, The Economic Journal, September.
Kirana dan Nurwandono, (19^), "Peranan Sumbangan Sektor Keuangan dalam Mobilisasi
Dana dan Pertumbuhan Ekonomi", Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, No. I
tahun VII.
Lee Sheng-Yi, (1984), "Demand for Money in Singapura 1962-1982", Asean Economic
Bulletin, November.
Lipsey, Steiner, and Purvis, (1991), Economics, Alih bahasa oleh Jaka Wasana dan
Kirbrandoko, Pen'gantar Makro Ekonomi, Jakarta, Penerbit Erlangga,
Mirer, (1990), Economic Statistics and Econometrics, New York, Macmillan Publishing
Company.
Sheng-yann Lii, (1987), "A Monetary Model of Taiwan", Asian Economic Journal, Vol. 1
No. 1. March.
Syafa'at, N., (1996), "Pendugaan Parameter Persamaan Simultan dengan Metode Pendugaan
OLS, 2SLS, LIML, dan 3SLS", Ekonomi. dan Keuangan Indonesia, Volume XLIV
Nomor 4.
Samuelson, and Nordhaus, (1991), Economics, Diteijemahkan oleh Jaka Wasana, Ekonomi,
Jakarta, Penerbit Erlangga.
Supranto, J., (1983), Ekonometrik, Jakarta, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Syafi'i dan B. Riyanto,. (1990), Analisis Pengaruh Kebijaksanaan I Juni 1983 terhadap
Peningkatkan Efisiensi Perbankandi Indonesia, BPPS-UGM, Jilid 3, No. 1A.
Widjanarko, (1989), "Demand for Money and Monetary Policy in Indonesia Prior to The
Financial Deregulation Jurnal Keuangan dan Moneter, Juli.