KEPERAWATAN
Email : triayunda85@gmail.com
ABSTRAK
Berpikir kritis dimulai dengan cara pandang yang luas, dan mampu menumbuhkan rasa
percaya diri yang tinggi, serta dapat membuat sebuah pemikiran – pemikiran yang mampu
membuat seorang perawat menjadi berkualitas terutama dalam menyikapi kode etik
keperawatan. Kode etik keperawatan merupakan peraturan- peraturan seputar dunia
keperawatan. Maka dari itu seorang perawat harus berfikir kritis terutama dalam menyikapi
kode etik kepearawatan. Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis, berpikir dapat berubah
setiap hari atau bahkan setiap jam. Karna berpikir sangat dinamis berubah-ubah dan karena
semua tindakan memerlukan pemikiran yang luas terutama dalam menyikapi hal-hal yang
berkaitan dengan keperawatan. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah yang
digunakan dalam kegiatan pikiran seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. metode: yang diguanakan
dalam metode berpikir kritis dalam menyikapi kode etik keperawatan adalah Explorasi, kajian
bebas dan Pendekatan kasus dalam kode etik kepearwatan. Hasil: Berdasarkan hasil dari kasus
yang dianalisis tentang kode etik dalam berpikir kritis adalah dengan menerapkan beberapa
langkah pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang tepat. Tujuan: yang ingin
dicapai dalam metode berpikir kritis adalah kemampuan seorang perawat dalam
mengembangkan data dasar, mengidentifikasi masalah dan dilema etik serta dapat meninjau
situasi yang menentukan masalah kesehatan.
Kata Kunci : Berpikir kritis, Kode Etik Keperawatan, Berpikir kritis dengan metode Murphy
dan Murphy dalam pendekatan etik keperawatan
LATAR BELAKANG
1
nilai, dan standart propesional sesuai tujuan, nilai dan standar keperawatan (Numminen
et al, 2009; Zahadi et al,2013; shahriani et al,2013).
Setiap perawat yang telah melaksanakan tugasnya secara kompeten dan penuh
integritas seharusnya memiliki beberapa elemen kunci yang digunakan sebagai
pedoman propesi sebagai akreditas dalam pendidikan, system lisensi dan sertifikasi, dan
kode etik yang relevan (Epstein dan Turner,2015). Kode etik propesional merupakan
elemen dasar dari pengetahuan etik perawat yang berasal dari pendidikan etik. Kode
etik perawat merupakan hal yang sangat penting sehingga diperlukan pendekatan dalam
mengajarkan etik keperwatan yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan
keperawatan (Nummienen et al,2009).
TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam metode ini adalah membuat seorang perawat dapat
perpikir kritis dalam menyikapi kode etik keperawatan yang biasanya membuat
dilemma etik tersendiri dalam pengambilan keputuasan, oleh karena itu diharapkan
seorang perawat dapat melakukan pengambilan keputusan syag benar sehingga tidak
melanggar kode etik keperawatan yang berlaku.
2
METODE
Jenis metode penelitian ini adalah dengan metode pendekatan kasus(case approach)
yang pernah terjadi. Sumber data yang dimuat berupa pengumpulan bahan pustaka
tentang kode etik keperawatam dengan berpikir kritis. Metode ini menggunakan
beberapa cara berbagai kasus dengan proses penyelesaian etika keperawatan dirumah
sakit, konsep pemecahan dilema etik dan strategi penyelesaian masalah etis. Perlu
pendekatan berpikir kritis agar dapat mengidentifikasi masalah kesehatan,
mengidentifikasi masalah etik, apa yang terlibat dalam pengambilan keputusan,
mengidentifikasi peran perawat, mempertimbangakan berbagai alternatif-alternatif yang
mungkin dilaksaanakan, mempertimbangankan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap
alternatif keputusan, memberi keputusan, mempertimbangkan bagaimana keputusan
tersebut sehingga sesuai dengan falsasafah keperawatan.
HASIL
Dalam metode kasus tentang kode etik keperawatan didapati beberapa kasus
resepsi seorang perawat terhadap isi kode etik keperawatan tentang etika. Perilaku etik
akan dibentuk oleh nilai-nilai dari pasien, perawat, dan interaksi social dalam
lingkungan. Dan isi dalam kode etik keperawatan meliputi perawat dengan pasien,
perawat dan praktik, perawat dan masyarakat, perawat dan teman sejawat. Dalam kasus
seperti terlantarnya pasien dengan ketidak hadiran keluarga yang mendampingi
3
membuat dilemma tersendiri bagi seorang tenaga medis terutama seorang perawat.
Perawat harus mampu berpikir kritis dengan tindakan professional dan tanggung jawab
walaupun pasien tersebut bukanlah pasien prioritas. Perawat juga harus mampu dalam
mengendalikan perasaan dan mengendalikan sikap dan tetap memberikan perawatan
dan tidak mengacuhkan pasien terlantar ini.
PEMBAHASAN
Dari kasus diatas perawat harus menerapkan lima proses penyelesaian etika
keperawatan dirumah sakit dalam berpikir kritis yang pertama mengumpulkan,
menganalisa dan menginterpretasikan data yang brupa mendapat data sebanyak
mungkin tentang dilema atau permasalahan yang akan diselesaikan. Diantara masalah
tersebut yang penting untuk adalah harapan pasien dan luasnya masalah fisik yang
dihadapi pasien serta emosi yang dapat menyebabkan dilemma bagi pasien. Dokter
sering memberikan intruksi bagi staff perawat untuk tidak melakukan resusitasi tetapi
melakukan tindakan yang membuat keluarga merasa tenang dilema perawat adalah
ketika berusaha untuk memulihkan atau memberikan rasa nyaman bagi pasetsien yang
mempunyai dillema, setelah mengumpulkan informasi, maka perawat perlu untuk
menggabungkan pilihan informasi yang didapat untuk menperjelas dan mempertajam
focus dari permaslahan yang dihadapi pasien atau klien.
4
dilakukan untuk menyelesaikan masalah etis. Keperluan mendasar ini haruslah suatu
aktivitas tukar pikiran dengan mempertimbangkan semua kemungkinan tindakan yang
dapat dilakukan. Proses pertimbangan ini dapat memerlukan input/masukan dari sumber
lain seperti: teman sejawat, dokter atau pihak lain yang dapat memberikan masukan.
Selanjutnya, menganalisis kekuatan dan kelemahan dari tiap tindakan beberapa tindakan
yang muncul selama langkah sebelumnya dalam proses penyelesaian etis ini menjadi
lebih realistis, ini menjadi bukti nyata dalam langkah ini, ketika kekuatan dan
kelemahan dari setiap tindakan dipertimbangan secara jelas. Seiring dengan tiap pilihan,
konasekuensi dalam mengambil tiap tindakan haruslah dievaluasi secara keseluruhan.
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, maka perawat harus bias
memberikan penyelesaian etis selama pasien berada dirumah sakit agar merasa nyaman
dan dilindungi. Tahap akhir perawat membuat kesimpulan bagian yang sulit dari proses
ini adalah ketika mengambil keputusan dan kemudian mengikuti konsenkuensinya.
Biasanya dilemma etik, atau permaslahan yang dihadapi pasien menimbulkan perbedaan
pendapat. Tidak semua orang senang dengan keputusan yang perawat ambil. Keputusan
yang paling baik yang diharapkan adalah keputusan yang berdasarkan penyelesaian etis.
Harapan pasien hamper selalu mendukung keputusan independent dari pelayanan
kesehatan professional. Penyelesaian secara kolaburatif antara pasien, dokter, perawat
dan keluarga adalah yang ideal dan cenderung untuk menghasilakan tujuan yang
maksimal seseuai harapan pasien. Dengan demikian perlu dikedepankan berpikir kritis
dengan langkah-langkah tersebut.
Dalan sebuah kasus yang dapat dipecahkan dalam pengambilan keputusan seatu
permaslahan sikap seorang perawat haruslah berpikir kritis agar pengambilan keputusan
terhadap pasien tidak melanggar kode etik keperawatan dan menjadi dilemma etik
tersendiri bagi seorang perawat.
KESIMPULAN
Pada metode kasus yang diperlihatkan diatas serta perencanaan berpikir kritis
dalam kode etik keperawatan ditujukan untuk seorang perawat dierumah sakit sehingga
dapat menyelesaikan masalah yang biasanya terjadi diruamah sakit dan dapat
memberikan ide-ide yang inovasi yang dapat meningkatkan kualitas keperawatan
semakin maju, dengan adanya metode diatas seorang pearwat mampu berpikir kritis
5
dalam membuat keputusan terhadap pasien sehingga tidak menggurangi tanggung jawab
yang terdapat dalam kode etik kepearwatan
REFERENSI
Maryam, S., Setiawati, S., & Ekasari M. F. (2008). Buku Ajar Berfikir
Kritis Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
6
7