Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendididkan secara terus menerus telah mengalami peningkatan dan
pengembangan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Upaya perbaikan dalam dunia pendidikan terus dilakukan oleh
pemerintah lembaga pendidikan atau pihak swasta, melalui peningkatan dan
pengembangan kurikulum, metode dan pola kegiatan pembelajaran.
Merencanakan suatu pendidikan masa depan yang baik adalah dengan
membangun dan meningkatkan kualitas guru. Membangun dan meningkatkan
kualitas guru artinya mengarahkan para guru pada profesionalitas yang
diharapkan (actual profesionality). Pekerjaan seorang guru adalah sebuah
profesi yang mulia, yaitu mulia disisi Allah dan mulia disisi manusia, karena
guru mengemban amanah sesuai dengan Pembukaan Undang-undang Dasar
1945 yaitu “…turut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Guru merup akan pilar utama demi mewujudkan tujuan tersebut dan mencapai
pendidikan yang bermutu.
Guru sebagai pembimbing siswa harus dapat memberi bekal dalam situasi
dan betuk tertentu, serta metode dan pola kegiatan pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain guru bertugas mengorganisasi situasi belajar siswa.
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, serta kebutuhan masyarakat
termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional,
mapupun internasional. Guru merupakan salah satu pilar atau komponen
utama yang dinamis dan senantiasa berjuang demi tercapainya tujuan
pendidikan.
Di dalam sistem pendidikan, proses peningkatan mutu pendidikan sangat
diperlukan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melaksanakan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial melalui kegiatan
pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak lanjut, yang mana
1
hal tersebut akan mampu menggerakkan beberapa komponen, antara lain
berupa kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan pembelajan, program
kegiatan pembelajaran, peserta didik, sarana prasarana pembelajaran,
lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya
akan mencoba mengkaji tentang “Peran serta Pengawas Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah “ Apa saja Upaya yang Harus dilakukan Pengawas
dalm Meningkatkan Profesionalisme guru”
C. Tujuan
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah ingin mengetahui upaya-
upaya yang harus dilakukan pengawas dalam meningkatkan profesionalisme
guru
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a) Pengawas Sekolah Muda;
1) Menyusun program pengawasan.
2) Melaksanakan pembinaan guru.
3) Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar penilaian.
4) Melaksanakan penilaian kinerja guru.
5) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan.
6) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya.
7) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
8) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
4
9) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah.
10) Membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas
pokok.
5
3. Teknik-Teknik Pengawasan Pendidikan
Pengawasan diperlukan pada semua bidang kegiatan sekolah,
program pengajaran, personil, murid, keuangan, perumahan, perlengkapan,
hubugan masyarakat. Dalam organisasi sekolah pasti melakukan kegiatan
menerima murid, mengajar, menyelenggarakan ujian, menempatkan dan
menugasi personil, menentukan anggaran operasional sekolah.Maka
diperlukan teknik-teknik pengawasan yang cocok untuk membimbing
kegiatan itu atau untuk menilai hasil-hasilnya.
pada pembahasan disini di fokuskan pada berbagai teknik yang
dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok, maupun secara perorangan
ataupun dengan cara langsung/ bertatap muka, dan cara tak
langsung/melalui media komunikasi (visual, audio visual).
Beberapa teknik pengawasan (supervisi) yang dapat digunakan
supervisor pendidikan dalam membantu guru antara lain:
a. Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran
tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan
masalah-masalah khusus yang dihadapi guru.
c. Rapat antara supervasior dengan para guru disekolah, biasanya untuk
membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan
dan peningkatan mutu pendidikan.
d. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah merupakan suatu kegiatan
yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau
kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar
mengajar.
e. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja
kepala sekolah serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan
guru dan sebagainya. Pertemuan-pertemuan tersebut dapat dilakukan
oleh masing-masing kelompok kerja, atau gabungan yang terutama
dimaksudkan untuk menemukan solusi masalah yang tepat.
f.
6
4. Sasaran Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan ditujukan kepada usaha memperbaiki situasi
belajar mengajar. Yang dimaksud dengan situasi belajar mengajar adalah
situasi di mana terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha
mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Dalam kegiatan
pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek
mengajar karena mengajar adalah seni. mengajar dalam pekerjaan
disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam
demonstrasi pembelajaran tidak perlu memfonis kelemahan dan perlu
mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran
yang baik. Sebetulnya apabila dicermati secara rinci, kegiatan supervisi
yang sesuai dengan sasarannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan pada
masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika
sedang dalam proses belajar mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi
administrasi, yang lebih menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya
pembelajaran.
7
4) Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan usaha
pengembangan organisasi dan personil dalam melaksanakan tugas.
5) Mengetahui seberapa jauh tujuan telah tercapai.
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa fungsi pengawasan
pendidikan (sekolah) adalah:
1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisir dengan baik dan
sederhana untuk menghilangkan salah pengertian diantara personil
sekolah.
2) Menghilangkan “gap” yang terjadi dalam keseluruhan program
sekolah.
3) Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan
keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan.
8
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kemimpinan.
Feldmon mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang
dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas
sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut
sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan
membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu
unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur
orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi
dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi,
dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika
pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi
pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu
usaha untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi
pendidikan (siswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan) untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi yang
mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses
mempengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan
orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan
adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah
memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk
9
bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu
menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah tersebut, nampak
pada pernyataan-pernyataan yang dikemukakan para ahli kepemimpinan.
Knezevich yang dikutip Indrafachrudi mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu
organisasi. Di sisi lain, Owens juga menegaskan bahwa kualitas
kepemimpinan merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk itu, agar kepala sekolah bisa melaksanakan tugasnya secara efektif,
mutlak harus bisa menerapkan kepemimpinan yang baik.
Sebagai Leader Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a) Kepala sekolah bekerja dengan, dan melalui orang lain, pengertian
orang lain tidak lain hanya para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa,
melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain
serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama.
b) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan,
keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu cerminan langsung
keberhasilan atau kegagalan kepala sekolah.
c) Dengan waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan, dengan segala keterbatasan kepala
sekolah harus dapat mengatur pembagian tugas secara tepat.
d) Kepala sekolah harus berfikir secara analisis dan konsepsional, fungsi
ini berarti kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui
suatu analisis, kemudian menyelasaikan persoalan dengan suatu solusi
yang fleksibel.
e) Kepala sekolah sebagai juru penengah dalam lingkungan sekolah.
Sebagi suatu organisasi, didalamnya terdiri dari manusia yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda; perangai keinginan,
pendidikan dan latar belakang sosial. Sehingga memungkinkan terjadi
perselisihan, di sini kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai
atau penengah.
10
f) Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi,
berarti bahwa kepala sekolah harus selalu berusaha meningkatkan
tujuan organisasi serta mengembangkan program jauh ke depan.
g) Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinya.
h) Pengambil keputusan yang sulit, apabila terjadi kesulitan-kesulitan
seperi: dana, persolan pegawai, perbedaan pendapat maka kepala
sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan
persoalan yang sulit tersebut.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan dalam berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin pada
sifat-sifatnya (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani
mengambil resiko dalam keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang
stabil, (7) teladan.
11
Perencanaan pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan
keputusan tentang sasaran (objectives) apa yang akan dicapai, tindakan
apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan dan siapa yang
akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Menurut Roger A. Kauffman
perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Dengan demikian perencanaan pendidikan adalah keputusan yang
diambil untuk melakukan tindakan sesuai dengan jangka waktu
perencanaan agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih
efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan
relevan dengan kebutuhan pembangunan.
b. Organizing
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber
daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam fungsi
pengorganisasian itu terdapat adanya sekelompok orang yang bekerja
sama, adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai, adanya pekerjaan
yang akan dikerjakan, adanya pembagian tugas yang disusun oleh
pimpinan, mengelompokkan kegiatan, menyediakan ala-alat yang
dibutuhkan untuk aktivitas organisasi, adanya pendelegasian
wewenang antara atasan dan bawahan, sampai pada pembuatan
struktur organisasi yang efektif dan efisien.
c. Actuating (penggerakan)
Terry (1978) memberikan definisi penggerakan: Berarti,
penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian.
12
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penggerakan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing,
mengarahkan, dan mengatur bawahan yang telah diberikan tugas
dalam melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien agar
diperoleh suatu hasil yang optimal.
d. Controlling
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai, yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil
tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana.
Peran kepala sekolah dalam pengawasan adalah mengadakan
penilaian untuk mengetahui sejauh mana program dilaksanakan.
Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang direncanakan
sudah berhasil atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau belum,
apakah hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Dari paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah sebagai manajer harus dapat mengantisipasi perubahan,
memamahi dan mengatasi situasi, mengakomodasi dan mengadakan
orientasi kembali.
C. Profesionalisme Guru
Untuk menjadi guru yang professional harus memiliki beberapa
kompetensi. Menurur Undang-undang nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki empat
kompetensi. Kompetensi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dosen dan
Guru, yakni:
1) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik,
2) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,
3) kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran
luas mendalam,
13
4) kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menjadi guru yang profesional guru harus memiliki kompentensi
profesional, Menurut Sanjaya (2010:18 ) kompentensi tersebut adalah :
1) Kemampuan untuk nmenguasai landasan pendidikan
2) Pemahaman akan bidang psikologi pendidikan
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan metodelogi dan strategi
pembelajaran
5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan media dan sumber belajar
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
7) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang seperti
administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan
8) Kemampuan melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah
Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus
memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Adapun kriteria-kriteria tersebut diantaranya;
1. Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu
memberikan contoh yang baik pada anak didik.
2. Mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan
baik.
3. Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
interaksi belajar mengajar
4. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
bidang tugas.
5. Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan ( RPP, Silabus, Kurikulum,
KKM, dan sebagainya )
6. Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu
yang dimiliki pada peserta didik.
7. Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.
14
8. Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan
pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu
up to date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
10. Menguasai IPTEK (komputer, internet, blog, facebook, website, dsb).
11. Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
12. Tidak pernah berhenti untuk berkarya (membuat PTK, bahan ajar, artikel,
modul pembelajaran dan sebagainya)
13. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dengan baik.
14. Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan (KKG, MGMP
PGRI, FKG, Pramuka dan sebagainya)
15. Mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar
15
a. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai
kualifikasi akademik. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru
Dosen bahwa guru untuk mendapatkan kompetensi profesional harus
melalui pendidikan profesi dan guru juga dituntut untuk memiliki
kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apalagi pada saat sekarang
ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem pendidikan semakin
meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru
dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-
informasi baru dalam pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui
perkembangan ilmu pendidikan.
b. Melalui Program Sertifikasi Guru
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah
melalui sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji
kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap
kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Dengan adanya
sertifikasi akan memacu semangat guru untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme dalam dunia
pendidikan.
c. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru
Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk
menambah wawasan / pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan
perlu dilaksanakan oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk
menerapkan hasil – hasil diklat dan pelatihan.
d. Gerakan Guru Membaca ( G2M )
Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu
bukan kalau guru menyuruh murid-muridnya rajin membaca
sedangkan gurunya enggan untuk membaca. Kita sebagai guru harus
lebih serba tahu dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu
digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa
memanfatkan buku-buku atau media masa yang tersedia
diperpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan
16
mengakses internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan
spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat menambah
wawasannya.
e. Melalui organisasi KKG/MGMP/KKM
Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk
membina dan meningkatkan profesional guru di antaranya melalui
KKG/MGMP/KKM. KKG/MGMP/KKM adalah wadah kerja sama
guru – guru dan sebagai tempat mendiskusikan masalah yang berkaitan
dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
E. Upaya Pengawas Sekolah Dalam meningkatkan Profesionalisme Guru
Jabatan fungsional Pengawas Sekolah/madrasah adalah jabatan fungsional
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan managerial pada satuan
pendidika. Kedua supervisi (pengawasan) ini harus dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan oleh pengawas sekolah/madrasah.
1. Sasaran supervisi akademik antara lain adalah untuk membantu guru
dalam hal:
a. merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan
b. melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan,
c. menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan,
d. memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan
pembelajaran/bimbingan,
e. memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus
pada peserta didik,
f. melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
g. memberikan bimbingan belajar pada peserta didik,
h. menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
i. mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media
pembelajaran dan atau bimbingan,
j. memanfaatkan sumber-sumber belajar,
17
k. mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi,
teknik, model, pendekatan dan sebagainya) yang tepat dan berdaya
guna,
l. melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan,
m. mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.
18
a. Membantu guru membuat perencanaan pembelajaran
b. Membantu guru untuk menyajikan pembelajaran
c. Membantu guru untuk mengevalusikan pembelajaran
d. Membantu guru untuk mengelola kelas
e. Membantu guru dalam mengembangkan kurkulum
f. Membantu guru dalam mengevaluasi kurikulum
g. Membantu guru dalam program pelatihan
h. Membantu guru dalam bekerja sama
i. Membantu guru dalam mengevaluasi diri
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
peranan pengawas sangat strategis di dalam melakukan fungsi supervisi
akademik dan manajerial di sekolah/madrasah. Sebagai supervisor akademik
pengawas membantu guru dalam meningkatkan proses dan strategi
pembelajaran, merencanakan, mengelola, mendiagnosis, dan menilai proses
hasil pembelajaran dan pada akhirnya akan terwujud guru profesional yang
bisa mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan nasional, menjadi
manusi indonesia seutuhnya. Sedangkan sebagai supervisor manajerial,
pengawas membantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sumberdaya
sekolah/madrasah secara efisien dan efektif. Seorang pengawas juga harus
dapat memainkan peranan dan fungsinya di dalam membina kepala
sekolah/madrasah untuk mampu membawa berbagai perubahan di
sekolah/madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah dalam
mentransformasikan perubahan organisasi sekolah/madrasah merupakan
peranan yang sangat penting, dan pada akhirnya dapat terwujud iklim dan
budaya sekolah/madrasah yang kondusif bagi proses pembelajaran sehingga
mencapai kinerja sekolah/madrasah yang maksimal.
B. Saran
Saran penulis tentang tulisan ini adalah khusus bagi para pengawas dan
guru mari hendaknya kita bersama meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas
keilmuan kita. Agar mutu pendidikan di Indonesia semakin membaik dan
maju, amin
20
DAFTAR PUSTAKA
Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bineka Cipta.
21
http://ratnadewi87.wordpress.com/tag/upaya-meningkatkan-profesional-guru/
https://www.academia.edu/8973325/Krisis_Profesionalisme_Guru_Sebagai_Ham
batan_dalam_Upaya_Mengembangkan_Kompetensi_Peserta_Didik
http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/05/keterampilan-manajerial-kepala-
sekolah.html [23
22