Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia pendididkan secara terus menerus telah mengalami peningkatan dan
pengembangan sejalan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Upaya perbaikan dalam dunia pendidikan terus dilakukan oleh
pemerintah lembaga pendidikan atau pihak swasta, melalui peningkatan dan
pengembangan kurikulum, metode dan pola kegiatan pembelajaran.
Merencanakan suatu pendidikan masa depan yang baik adalah dengan
membangun dan meningkatkan kualitas guru. Membangun dan meningkatkan
kualitas guru artinya mengarahkan para guru pada profesionalitas yang
diharapkan (actual profesionality). Pekerjaan seorang guru adalah sebuah
profesi yang mulia, yaitu mulia disisi Allah dan mulia disisi manusia, karena
guru mengemban amanah sesuai dengan Pembukaan Undang-undang Dasar
1945 yaitu “…turut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa.”
Guru merup akan pilar utama demi mewujudkan tujuan tersebut dan mencapai
pendidikan yang bermutu.
Guru sebagai pembimbing siswa harus dapat memberi bekal dalam situasi
dan betuk tertentu, serta metode dan pola kegiatan pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain guru bertugas mengorganisasi situasi belajar siswa.
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan, serta kebutuhan masyarakat
termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan
memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional,
mapupun internasional. Guru merupakan salah satu pilar atau komponen
utama yang dinamis dan senantiasa berjuang demi tercapainya tujuan
pendidikan.
Di dalam sistem pendidikan, proses peningkatan mutu pendidikan sangat
diperlukan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melaksanakan
pengawasan akademik dan pengawasan manajerial melalui kegiatan
pemantauan, penilaian, pembinaan, pelaporan dan tindak lanjut, yang mana

1
hal tersebut akan  mampu menggerakkan beberapa komponen, antara lain
berupa kepemimpinan kepala sekolah, kegiatan pembelajan, program
kegiatan pembelajaran, peserta didik, sarana prasarana pembelajaran,
lingkungan masyarakat, dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya
akan mencoba mengkaji tentang “Peran serta Pengawas Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah “ Apa saja Upaya yang Harus dilakukan Pengawas
dalm Meningkatkan Profesionalisme guru”

C. Tujuan
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah ingin mengetahui upaya-
upaya yang harus dilakukan pengawas dalam meningkatkan profesionalisme
guru

D. Pentingnya Penulisan Makalah


Hasil-hasil yang diperoleh dari karya tulis ini diharapkan dapat berguna
sebagai :
1. Informasi bagi lembaga pendidikan sebagi referensi dalam mengelola
kegiatan pembelajaran,
2. Informasi bagi pengawas sekolah sebagai referensi dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya,
3. Informasi bagi penulis sebagai calon pengawas, agar dapat dijadikan
motifasi untuk memperdalam dan memantapkan wawasan ilmu sebagai
bekal dalam mengemban tugas dengan penuh tanggung jawab.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas Sekolah

1. Pengetian Pengawas Sekolah


Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat
dalam jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawas adalah
pegawai negeri sipil yang diangkat dalam jabatan pengwas sekolah,
Sedangkan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam
menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan,
mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan melaksanakan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru (Sujana 2011:07). Jadi
kepengawasan yaitu membantu lembaga dan personal yang bekerja pada
lembaga tersebut supaya melaksanakan tugas sesuai dengan visi dan misi.
Untuk mencapai itu semua tentu perlu dilakukan pembinaan dan
bimbingan agar mutu personal mampu memenuhi keinginan lembaga
tersebut. Dalam kaitannya dengan pendidikan tentu tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan harus memiliki mutu dan bekerja secara profesional
untuk tercapainya visi, misi dan tujuan dari lembaga pendidikan tersebut.

2. Tugas Pokok Pengawas Sekolah


Jenjang jabatan pengawas sekolah menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun
2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya
pasal 13, disebutkan bahwa jenjang pengawas sekolah dibagi menjadi tiga,
mulai dari jenjang yang terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi
yaitu pengawas muda (golongan III/C-IIID), pengawas madya (golongan
IV/A-IVC), dan pengawas utama (golongan IV/D-IVE).
Rincian tugas pokok dari jenjang pengawas di atas sesuai dengan
jabatan pengawas sekolah adalah sebagai berikut :

3
a) Pengawas Sekolah Muda;
1) Menyusun program pengawasan.
2) Melaksanakan pembinaan guru.
3) Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar penilaian.
4) Melaksanakan penilaian kinerja guru.
5) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan.
6) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya.
7) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
8) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

b) Pengawas Sekolah Madya;


1) Menyusun program pengawasan.
2) Melaksanakan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah.
3) Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
4) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah.
5) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan.
6) Menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau
KKS/MKKS dan sejenisnya.
7) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah.
8) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi dan
manajemen.

4
9) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah.
10) Membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas
pokok.

c) Pengawas Sekolah Utama;


1) Menyusun program pengawasan.
2) Melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah
3) Memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
4) Melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah.
5) Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan.
6) Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat
kabupaten/kota atau provinsi.
7) Menyusun program pembinaan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKS/MKKS dan
sejenisnya.
8) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah.
9) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen.
10) Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah.
11) Membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah
madya dalam melaksanakan tugas pokok.
12) Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.

5
3. Teknik-Teknik Pengawasan Pendidikan
Pengawasan diperlukan pada semua bidang kegiatan sekolah,
program pengajaran, personil, murid, keuangan, perumahan, perlengkapan,
hubugan masyarakat. Dalam organisasi sekolah pasti melakukan kegiatan
menerima murid, mengajar, menyelenggarakan ujian, menempatkan dan
menugasi personil, menentukan anggaran operasional sekolah.Maka
diperlukan teknik-teknik pengawasan yang cocok untuk membimbing
kegiatan itu atau untuk menilai hasil-hasilnya.
pada pembahasan disini di fokuskan pada berbagai teknik yang
dapat digunakan supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok, maupun secara perorangan
ataupun dengan cara langsung/ bertatap muka, dan cara tak
langsung/melalui media komunikasi (visual, audio visual).
Beberapa teknik pengawasan (supervisi) yang dapat digunakan
supervisor pendidikan dalam membantu guru antara lain:
a. Kunjungan kelas secara berencana untuk dapat memperoleh gambaran
tentang kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan
masalah-masalah khusus yang dihadapi guru.
c. Rapat antara supervasior dengan para guru disekolah, biasanya untuk
membicarakan masalah-masalah umum yang menyangkut perbaikan
dan peningkatan mutu pendidikan.
d. Kunjungan antar kelas atau antar sekolah merupakan suatu kegiatan
yang terutama untuk saling menukarkan pengalaman sesama guru atau
kepala sekolah tentang usaha-usaha perbaikan dalam proses belajar
mengajar.
e. Pertemuan-pertemuan di kelompok kerja penilik, kelompok kerja
kepala sekolah serta pertemuan kelompok kerja guru, pusat kegiatan
guru dan sebagainya. Pertemuan-pertemuan tersebut dapat dilakukan
oleh masing-masing kelompok kerja, atau gabungan yang terutama
dimaksudkan untuk menemukan solusi masalah yang tepat.
f.

6
4. Sasaran Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan ditujukan kepada usaha memperbaiki situasi
belajar mengajar. Yang dimaksud dengan situasi belajar mengajar adalah
situasi di mana terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha
mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Dalam kegiatan
pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek
mengajar karena mengajar adalah seni. mengajar dalam pekerjaan
disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam
demonstrasi pembelajaran tidak perlu memfonis kelemahan dan perlu
mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran
yang baik. Sebetulnya apabila dicermati secara rinci, kegiatan supervisi
yang sesuai dengan sasarannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan pada
masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika
sedang dalam proses belajar mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi
administrasi, yang lebih menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek
administrasi yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya
pembelajaran.

5. Fungsi Pengawasan Pendidikan


Secara umum telah dikemukakan bahwa hasil pengawasan dapat
memberikan manfaat bagi perbaikan dan peningkatan efektivitas proses
management organisasi. Lebih lanjut Hadari Nawawi (1983)
mengemukakan bahwa fungsi pengawasan antara lain:
1) Memperoleh data untuk diolah dan dijadikan dasar bagi usaha
perbaikan kegiatan dimasa yang akan datang.
2) Memperoleh cara bekerja yang paling efisien dan efektif atau yang
paling tepat dan paling berhasil sebagai cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan.
3) Memperoleh data tentang hambatan-hambatan dan kesukaran-
kesukaran yang dihadapi, agar dapat dikurangi atau dihindari.

7
4) Memperoleh data yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan usaha
pengembangan organisasi dan personil dalam melaksanakan tugas.
5) Mengetahui seberapa jauh tujuan telah tercapai.
Secara khusus dapat dikemukakan bahwa fungsi pengawasan
pendidikan (sekolah) adalah:
1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisir dengan baik dan
sederhana untuk menghilangkan salah pengertian diantara personil
sekolah.
2) Menghilangkan “gap” yang terjadi dalam keseluruhan program
sekolah.
3) Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan
keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan pendidikan.

B. Kepala sekolah Sebagai Leader dan Manager


Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar-mengajar
atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan
murid yang menerima pelajaran.
Di lembaga persekolahan, kepala sekolah atau yang lebih popular sekarang
disebut sebagai ”guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah”
menduduki dua fungsi yaitu sebagai tenaga kependidikan dan tenaga
pendidik.
Kepala sekolah sebagai tenaga kependidikan mengemban tugas sebagai
leader dan manager

1) Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin)


Istilah kepemimpinan bukan merupakan istilah baru bagi masyarakat. Di
setiap organisasi, selalu ditemukan seorang pemimpin yang menjalankan
organisasi. Pemimpin berasal dari kata “leader” yang merupakan bentuk
benda dari “to lead” yang berarti memimpin. Untuk memahami pengertian
kepemimpinan secara jelas, maka perlu dikaji beberapa definisi yang
dikemukakan para ahli kepemimpinan.

8
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kemimpinan.
Feldmon mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah usaha sadar yang
dilakukan pimpinan untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas
sesuai dengan harapannya. Di sisi lain, Newell mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain untuk
mencapai pengembangan atau tujuan organisasi. Kedua pendapat tersebut
sesuai dengan pendapat Stogdil yang mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli
kepemimpinan tersebut, dapat digarisbawahi bahwa kepemimpinan pada
dasarnya adalah suatu proses menggerakkan, mempengaruhi dan
membimbing orang lain dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
Ada empat unsur yang terkandung dalam pengertian kepemimpinan, yaitu
unsur orang yang menggerakkan yang dikenal dengan pemimpin, unsur
orang yang digerakkan yang disebut kelompok atau anggota, unsur situasi
dimana aktifitas penggerakan berlangsung yang dikenal dengan organisasi,
dan unsur sasaran kegiatan yang dilakukan.
Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi pendidikan.
Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan di sekolah. Jika
pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam organisasi
pendidikan, maka kepemimpinan pendidikan bisa diartikan sebagai suatu
usaha untuk menggerakkan orang-orang yang ada dalam organisasi
pendidikan (siswa, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan) untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi yang
mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah proses
mempengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi, dan mengarahkan
orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan
adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah
memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk

9
bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu
menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Peranan utama kepemimpinan kepala sekolah tersebut, nampak
pada pernyataan-pernyataan yang dikemukakan para ahli kepemimpinan.
Knezevich yang dikutip Indrafachrudi mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah sumber energi utama ketercapaian tujuan suatu
organisasi. Di sisi lain, Owens juga menegaskan bahwa kualitas
kepemimpinan merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk itu, agar kepala sekolah bisa melaksanakan tugasnya secara efektif,
mutlak harus bisa menerapkan kepemimpinan yang baik.
Sebagai Leader Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a) Kepala sekolah bekerja dengan, dan melalui orang lain, pengertian
orang lain tidak lain hanya para guru, staf, siswa, dan orang tua siswa,
melainkan termasuk atasan kepala sekolah, para kepala sekolah lain
serta pihak-pihak yang perlu berhubungan dan bekerja sama.
b) Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan,
keberhasilan dan kegagalan bawahan adalah suatu cerminan langsung
keberhasilan atau kegagalan kepala sekolah.
c) Dengan waktu dan sumber yang terbatas kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan, dengan segala keterbatasan kepala
sekolah harus dapat mengatur pembagian tugas secara tepat.
d) Kepala sekolah harus berfikir secara analisis dan konsepsional, fungsi
ini berarti kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui
suatu analisis, kemudian menyelasaikan persoalan dengan suatu solusi
yang fleksibel.
e) Kepala sekolah sebagai juru penengah dalam lingkungan sekolah.
Sebagi suatu organisasi, didalamnya terdiri dari manusia yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda; perangai keinginan,
pendidikan dan latar belakang sosial. Sehingga memungkinkan terjadi
perselisihan, di sini kepala sekolah harus turun tangan sebagai pelerai
atau penengah.

10
f) Kepala sekolah sebagai seorang politisi, sebagai seorang politisi,
berarti bahwa kepala sekolah harus selalu berusaha meningkatkan
tujuan organisasi serta mengembangkan program jauh ke depan.
g) Kepala sekolah adalah seorang diplomat, dalam berbagai macam
pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang
dipimpinya.
h) Pengambil keputusan yang sulit, apabila terjadi kesulitan-kesulitan
seperi: dana, persolan pegawai, perbedaan pendapat maka kepala
sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan
persoalan yang sulit tersebut.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader
dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan dalam berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin pada
sifat-sifatnya (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani
mengambil resiko dalam keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang
stabil, (7) teladan.

2) Kepala Sekolah Sebagai Manager


Manajemen pada hakekatnya adalah suatu proses merencanakan,
melembagakan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para
anggota lembaga serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya
lembaga dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan definisi tersebut, seorang manajer (kepala sekolah)
pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan
pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi (sekolah) sangat
diperlukan, sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi.
Menurut GR Terry, proses manajemen ditempuh melalui empat
tahapan, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC).
a. Planning.

11
Perencanaan pada hakekatnya adalah aktifitas pengambilan
keputusan tentang sasaran (objectives) apa yang akan dicapai, tindakan
apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan dan siapa yang
akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. Menurut Roger A. Kauffman
perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak
dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk
mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin.
Dengan demikian perencanaan pendidikan adalah keputusan yang
diambil untuk melakukan tindakan sesuai dengan jangka waktu
perencanaan agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih
efektif dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang bermutu, dan
relevan dengan kebutuhan pembangunan.
b. Organizing
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja ke dalam tugas-
tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang
yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber
daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa dalam fungsi
pengorganisasian itu terdapat adanya sekelompok orang yang bekerja
sama, adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai, adanya pekerjaan
yang akan dikerjakan, adanya pembagian tugas yang disusun oleh
pimpinan, mengelompokkan kegiatan, menyediakan ala-alat yang
dibutuhkan untuk aktivitas organisasi, adanya pendelegasian
wewenang antara atasan dan bawahan, sampai pada pembuatan
struktur organisasi yang efektif dan efisien.
c. Actuating (penggerakan)
Terry (1978) memberikan definisi penggerakan: Berarti,
penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerja sama secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan
organisasi sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha
pengorganisasian.

12
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penggerakan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing,
mengarahkan, dan mengatur bawahan yang telah diberikan tugas
dalam melakukan suatu kegiatan secara efektif dan efisien agar
diperoleh suatu hasil yang optimal.
d. Controlling
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang dicapai, yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil
tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana.
Peran kepala sekolah dalam pengawasan adalah mengadakan
penilaian untuk mengetahui sejauh mana program dilaksanakan.
Melalui evaluasi akan diketahui apakah program yang direncanakan
sudah berhasil atau belum, apakah telah mencapai sasaran atau belum,
apakah hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya.
Dari paparan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kepala
sekolah sebagai manajer harus dapat mengantisipasi perubahan,
memamahi dan mengatasi situasi, mengakomodasi dan mengadakan
orientasi kembali.

C. Profesionalisme Guru
Untuk menjadi guru yang professional harus memiliki beberapa
kompetensi. Menurur Undang-undang nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen menyatakan bahwa guru profesional harus memiliki empat
kompetensi. Kompetensi tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dosen dan
Guru, yakni:
1) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik,
2) kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik,
3) kompetensi profesional adalah kamampuan penguasaan materi pelajaran
luas mendalam,

13
4) kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Menjadi guru yang profesional guru harus memiliki kompentensi
profesional, Menurut Sanjaya (2010:18 )  kompentensi tersebut adalah :
1) Kemampuan untuk nmenguasai landasan pendidikan
2) Pemahaman akan bidang psikologi pendidikan
3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran
4) Kemampuan dalam mengaplikasikan metodelogi dan strategi
pembelajaran
5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan media dan sumber belajar
6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
7) Kemampuan dalam melaksanakan unsur-unsur penunjang seperti
administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan
8) Kemampuan melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah

Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang guru juga harus
memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat bersosialisasi dengan baik.
Adapun kriteria-kriteria tersebut diantaranya;
1. Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu
memberikan contoh yang baik pada anak didik.
2. Mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan
baik.
3. Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
interaksi belajar mengajar
4. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
bidang tugas.
5. Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan ( RPP, Silabus, Kurikulum,
KKM, dan sebagainya )
6. Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu
yang dimiliki pada peserta didik.
7. Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.

14
8. Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan
pengalaman.
9. Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu
up to date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
10. Menguasai IPTEK (komputer, internet, blog, facebook, website, dsb).
11. Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
12. Tidak pernah berhenti untuk berkarya (membuat PTK, bahan ajar, artikel,
modul pembelajaran dan sebagainya)
13. Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman
sejawat dan lingkungan sekitar dengan baik.
14. Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan (KKG, MGMP
PGRI, FKG, Pramuka dan sebagainya)
15. Mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar

D. Upaya-Upaya untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru


Untuk meningkatkan mutu profesi guru dapat dilakukan secara mandiri dan
juga dilakukan oleh pemerintah :

1. Secara mandiri, yaitu dengan jalan:


a. Mengikuti berbagai bentuk penataran dan lokakarya.
b. Menekuni dan mempelajari sacara kontinu pengetahuan-pengetahuan
yang berhubungan dengan teknik atau cara atau proses belajar mengajar
secara umum. Misalnya, pengetahuan tentang PBM (Proses Belajar
Mengajar) atau ilmu-ilmu lainnya yang dapat meningkatkan tugas
keprofesiannya.
c. Mencari spesialisasi bidang ilmu yang diajarkan.
d. Melakukan kegiatan-kegiatan mandiri yang relevan dengan tugas
keprofesiannya (menghasilkan karya-karya di bidang pendidikan)
e. Mengembangkan materi dan metodologi yang sesuai dengan kebutuhan
pengajaran

2. Meningkatkan profesionalisme guru yang ditempuh oleh pemerintah

15
a. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai
kualifikasi akademik. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru
Dosen bahwa guru untuk mendapatkan kompetensi profesional harus
melalui pendidikan profesi dan guru juga dituntut untuk memiliki
kualifikasi akademik minimal S-1 atau D4. Apalagi pada saat sekarang
ini, perkembangan dunia pendidikan dan sistem pendidikan semakin
meningkat. Dengan melanjutkan tingkat pendidikan diharapkan guru
dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh informasi-
informasi baru dalam pendidikan sehingga guru tersebut mengetahui
perkembangan ilmu pendidikan.
b. Melalui Program Sertifikasi Guru
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah
melalui sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji
kelayakan dan kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap
kriteria-kriteria yang secara ideal telah ditetapkan. Dengan adanya
sertifikasi akan memacu semangat guru untuk memperbaiki diri,
meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme dalam dunia
pendidikan.
c. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru
Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk
menambah wawasan / pengetahuan guru. Kegiatan diklat dan pelatihan
perlu dilaksanakan oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk
menerapkan hasil – hasil diklat dan pelatihan.
d. Gerakan Guru Membaca ( G2M )
Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca
untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu
bukan kalau guru menyuruh murid-muridnya rajin membaca
sedangkan gurunya enggan untuk membaca. Kita sebagai guru harus
lebih serba tahu dibandingkan peserta didik. Untuk itu perlu
digalakkan Gerakan Guru Membaca. Dalam hal ini guru bisa
memanfatkan buku-buku atau media masa yang tersedia
diperpustakaan, sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan

16
mengakses internet tentang hal-hal yang berhubungan dengan
spesialisasinya ataupun pengetahuan umum yang dapat menambah
wawasannya.
e. Melalui organisasi KKG/MGMP/KKM
Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk
membina dan meningkatkan profesional guru di antaranya melalui
KKG/MGMP/KKM. KKG/MGMP/KKM adalah wadah kerja sama
guru – guru dan sebagai tempat mendiskusikan masalah yang berkaitan
dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
E. Upaya Pengawas Sekolah  Dalam meningkatkan  Profesionalisme Guru
Jabatan fungsional Pengawas Sekolah/madrasah adalah jabatan fungsional
yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan managerial pada satuan
pendidika. Kedua supervisi (pengawasan) ini harus dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan oleh pengawas sekolah/madrasah.
1. Sasaran supervisi akademik antara lain adalah untuk membantu guru
dalam hal: 
a. merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan
b. melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan,
c. menilai proses dan hasil pembelajaran/bimbingan,
d. memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan
pembelajaran/bimbingan,
e. memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus
pada peserta didik,
f. melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
g. memberikan bimbingan belajar pada peserta didik,
h. menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan,
i. mengembangkan dan memanfaatkan alat bantu dan media
pembelajaran dan atau bimbingan,
j. memanfaatkan sumber-sumber belajar,

17
k. mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi,
teknik, model, pendekatan dan sebagainya) yang tepat dan berdaya
guna,
l. melakukan penelitian praktis bagi perbaikan pembelajaran/bimbingan,
m. mengembangkan inovasi pembelajaran/bimbingan.

Dalam melaksanakan supervisi akademik, pengawas


sekolah/madrasah hendaknya memiliki peranan khusus sebagai:
a. patner (mitra) guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran dan bimbingan di sekolah/madrasah binaannya,
b. inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran
dan bimbingan di sekolah/madrasah binaannya,
c. konsultan pendidikan dan pembelajaran di sekolah/madrasah
binaannya
d. konselor bagi guru dan seluruh tenaga kependidikan di
sekolah/madrasah, dan
e. motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan semua tenaga
kependidikan di sekolah/madrasah.
2. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah/madrasah
dan tenaga kependidikan di sekolah di bidang administrasi
sekolah/madrasah yang meliputi:
a. administrasi kurikulum,
b. administrasi keuangan,
c. administrasi sarana prasarana/perlengkapan,
d. administrasi tenaga kependidikan,
e. administrasi kesiswaan,
f. administrasi hubungan/madrasah dan masyarakat, dan
g. administrasi persuratan dan pengarsipan.( Sahertian,2000 : 28-30)

Menurut Oliva dalam Syaiful (2010:103 ) mengatakan bahwa ada


beberapa hal yang dilakukan pengawas sekolah sebagai supervisor untuk
membantu guru agar tetap bekerja secara professional yaitu ;

18
a. Membantu guru membuat perencanaan pembelajaran
b. Membantu guru untuk menyajikan pembelajaran
c. Membantu guru untuk mengevalusikan pembelajaran
d. Membantu guru untuk mengelola kelas
e. Membantu guru dalam mengembangkan kurkulum
f. Membantu guru dalam mengevaluasi kurikulum
g. Membantu guru dalam program pelatihan
h. Membantu guru dalam bekerja sama
i. Membantu guru dalam mengevaluasi diri

Dalam membimbing guru seorang pengawas harus memperhatikan


prinsip-prinsip supervisi  pendidikan, agar kegiatan supervisi yang
dilakukan berjalan seperti yang diharapkan dan memberi manfaat untuk
meningkatkan kompetensi guru. Adapun prinsip tersebut adalah :
a) Ilmiyah
b) Demokratis
c) Kooperatif
d) Konstruktif dan kreatif
e) Realistic
f) Progresif
g) Inovatif (Syaiful,2010:97 )

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
peranan pengawas sangat strategis di dalam melakukan fungsi supervisi
akademik dan manajerial di sekolah/madrasah. Sebagai supervisor akademik
pengawas membantu guru dalam meningkatkan proses dan strategi
pembelajaran, merencanakan, mengelola, mendiagnosis, dan menilai proses
hasil pembelajaran dan pada akhirnya akan terwujud guru profesional yang
bisa mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan nasional, menjadi
manusi indonesia seutuhnya. Sedangkan sebagai supervisor manajerial,
pengawas membantu kepala sekolah/madrasah dalam mengelola sumberdaya
sekolah/madrasah secara efisien dan efektif. Seorang pengawas juga harus
dapat memainkan peranan dan fungsinya di dalam membina kepala
sekolah/madrasah untuk mampu membawa berbagai perubahan di
sekolah/madrasah. Kepemimpinan kepala sekolah/madrasah dalam
mentransformasikan perubahan organisasi sekolah/madrasah merupakan
peranan yang sangat penting, dan pada akhirnya dapat terwujud iklim dan
budaya sekolah/madrasah yang kondusif bagi proses pembelajaran sehingga
mencapai kinerja sekolah/madrasah yang maksimal.

B. Saran
Saran penulis tentang tulisan ini adalah khusus bagi para pengawas dan
guru mari hendaknya kita bersama meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas
keilmuan kita. Agar mutu pendidikan di Indonesia semakin membaik dan
maju, amin

20
DAFTAR PUSTAKA

Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1996 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


020/U/1998, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 118/1996 tentang


Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Dirjen
Dikdasmen.

Keputusan Mendikbud Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan


Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya.

Nana Sudjana, (2011).  Supervisi Pendidikan : Konsep dan Aplikasinya Bagi


Pengawas Sekolah. (Seri Kepengawasan), Bekasi : Penerbit Binamitra Publishing.

Daryanto. (2008). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Nawawi, H.Hadari, 1883. Perundang-Undangan pendidikan.Jakarta ghalia


Indonesia

Terry,george,R,1880. Motifasi dan Organesasi Perkantoran. Jakarta : Sungguh


Jaya bersaudara

Sanjaya Wina Strategi pembelajaran berorientasi stadar proses pendidikan


jakarta : Kencana

Segala Syaiful 2010. Konsep dan makna pembelajaran Bandung : alfabeta

Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Bineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

21
http://ratnadewi87.wordpress.com/tag/upaya-meningkatkan-profesional-guru/

https://www.academia.edu/8973325/Krisis_Profesionalisme_Guru_Sebagai_Ham
batan_dalam_Upaya_Mengembangkan_Kompetensi_Peserta_Didik

http://subagio-subagio.blogspot.com/2010/05/keterampilan-manajerial-kepala-
sekolah.html [23

22

Anda mungkin juga menyukai