OLEH
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga laporan studi kasus
Koto Barapak Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2018”, tanpa nikmat yang
Muhammad. Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Amd.Kep Program Studi D III Keperawatan
Laporan Ujian Pengamatan Kasus ini. Oleh karena itu, ucapan terima kasih saya
kepada :
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep seaku penanggung jawab Program Studi
ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis berharap tanggapan dan
kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi
bermanfaat bagi kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmad dan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Pengkajian
3.2 Diagnosa Keperawatan
3.3 Intervensi Keperawatan
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
PENDAHULUAN
Tahun 2015.
status kesehatan anak saat ini. Diare adalah salah satu penyebab utama
kematian pada anak balita secara global. Kematian anak kisaran 800.000
tahun 2003 angka kematian akibat diare pada anak-anak dan balita di
bawah 5 tahun mencapai 1,87 juta. Delapan dari 10 kematian ini terjadi
tahun pada negara berkembang mengalami tiga episode diare setiap tahun.
Berdasarkan data yang disajikan SDKI 2012 dari 16.380 anak yang
disurvei sebanyak 14% balita mengalami penyakit diare. Data dari profil
diare. Pada tahun 2000 IR (Insidence Rate) penyakit diare 301 per 1000
penduduk tahun 2006 naik menjadi 423 per 1000 penduduk dan tahun
akibat diare mencapai 31,4 persen. Adapun pada bayi usia 1-4 tahun
terukur lebih tinggi dari pneumonia (radang paru akut) yang selama ini
keenceran dan frekuensi, dengan atau tanpa lendir darah lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari. Diare termasuk penyakit
negara berkembang masih tinggi terutama pada anak yang mendapat susu
formula. Pemberian susu formula dengan botol yang tidak sesuai prosedur
Dampak negatif penyakit diare pada bayi dan anak-anak antara lain
kepanikan warga masyarakat karena bila tidak segera diobati, dalam waktu
kehausan, berat badan turun, dan elastisitas kulit berkurang. Ini bisa
dijelaskan bahwa kejadian Diare tahun 2009 sebanyak 1.925 dan tahun
2010 meningkat menjadi 5.867 kasus. Kasus diare pada tahun 2010
asuhan kesehatan pada An. ”F” dengan diare di Puskesmas Koto Barapak
1.2 Tujuan
nyata dalam melakukan proses dan asuhan keperawatan pada anak diare di
mampu :
diare
1.3 Manfaat
diare.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal atau cair. Bisa juga
didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila
sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan
diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Vivian,2010).
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih,buang air besar dengan
buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih
kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari
infeksi virus tetapi juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam
kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupi dan air
tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum
dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk
(Wikipedia,2011).
Yu
1. Menggunakan botol susu
beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman
Sementara
7. Faktor malabsorpsi
laktosa.
b. Malabsobsi lemak
c. Malabsobsi protein
d. Faktor makanan
kurang matang. Dapat terjadi pula apabila toksin yang ada tidak
8. Faktor psikologis
Menurut Suriadi (2010), sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan
terjadi:
berikut (Vivian,2010) :
Gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
dinding usus akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
3. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih
sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi
muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
5. Gangguan sirkulasi
2. suhu meningkat
empedu
6. anus lecet
7. tinja lama kelamaan menjadi asam (karena banyaknya asam laktat yang
keluar).
Mata cekung
Pengobatan :
Gelisah, rewel
Mata cekung
Pengobatan :
c. Tanpa Dehidrasi
Pengobatan :
Pengobatannya :
Rujuk
e. Diare Persisten
diare persisten
Pengobatan :
berdasarkan:
0 1 2
Yang diperiksa
Keadaan umum Sehat Gelisah, cengeng
Mengigau, koma,
atau syok
Apatis, ngantuk
Sangat kurang
Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang
Sangat cekung
Mata Normal Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-ubun besar Normal Sedikit cekung
Kering & sianosis
Mulut Normal Kering
Lemas >40
Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140)
Sumber : dikutip dari asuhan keperawatan anak dengan diare oleh Muhammad
Lattiifur Roofii
Keterangan :
Gejala klinis
Gejala
Gejala klinis klinis
Ringan Sedang Ber
at
Keadaan
Kesadaran + ++ +++
Rasa haus
Sirkulasi
Respirasi
Kulit
Normal sekali
Anuri
Normal Agak kering Kering/asidosis
Menurut Suriadi (2010), ada beberapa bagian manifestasi klinis dari diare yaitu :
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
3. Kram abdominal
4. Demam
6. Anorexia
7. Lemah
8. Pucat
1. Pemeriksaan tinja.
diare kronik.
Menurut Ngastiyah (2012) masalah pasien diare yang perlu diperhatikan pada
saat ini adalah risiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, risiko
gangguan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam keadaan renjatan syok.
tidak ada oralit dapat diberikan larutan gula garam.Cara melarutkan oralit
lihat petunjuk kemasannya karena ada yang untuk 1 liter atau 1 gelas. Untuk
bayi dibawah umur 6 bulan, oralit dilarutkan 2 kali lebih encer (untuk 1
gelas menjadi 2 gelas). Jika anak terus muntah/tidak mau minum sama
sekali perlu diberikan melalui sonde. Bila pemberian cairan peroral tidak
dapat dilakukan, dipasang infus dengan cairan Ringer Laktat (RL) atau
cairan lain yang tersedia setempat jika tidak ada RL atas persetujuan
Selama 4 jam pertama tetesan lebih cepat, selanjutnya secara rumat (lihat
dengan cara:
Jumlah tetesan permenit dikalikan 60, dibagi 15/20 (sesuai set infus
yang dipakai).
Perhatikan tanda vital yaitu nadi, pernapasan, suhu dan tekanan darah.
Berikan minuman teh atau oralit 1-2 sendok setiap jam untuk mencegah
d. Kebutuhan nutrisi
menaikkan daya tahan tubuh, pasien diare harus segera diberikan makanan
protein, mineral, vitamin. Jika bayi tidak minum ASI berikan susu yang
cocok.
pengobatan seperti :
kelopak mata bayi, kemudian bengkak seluruh wajah. Jika berlanjut akan
menyebabkan edema paru dan terjadi sesak napas bila edema sampai pada
otak akan menyebabkan pasien kejang. Oleh karena itu, setiap pasien akan
mendapatkan infus terutama bayi, tetesannya harus selalu
membujuk.
g. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Penyakit diare telah dikemukakan lebih dahulu baik karena
dan sehabis habis bermain, memakai alas kaki jika bermain ditanah.
1. 10 Komplikasi Diare
5% BB
f. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan
WOC Diare Bakter, virus, Parasit
Enteral Parentera
Makanan P
Mulut
Mk: Nyeri Akut
biak muntah
Mengeluarkan
toksin Makanan
Sekresi air n e
s
t
k
a
Mk: Defisit
cairan
Mk: Diare
meningkat di absrbsi
PH Menurun V
natrium o
Keasaman tinja Oli l guria
d
a
M r
e a
n h Mk: Resiko
Mk:
Ganguan
Kelelahan
i Kada
Integritas Kulit
n
g
k m
a e
t n
u
r
u
n
menurun
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.2 Anamnese
a. Identitas penderita
b. Keluhan Utama
menusuk.
c) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa
OMA infeksi.
d) ADL
menurun
e) Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos
tympani.
berikut :
Komponen Dehidra
Pengkajian si
Ring Sedang Ber
an at
Keadaan Sadar, haus, gelisah Haus, gelisah Somnolerut,
umum
lemah, syok
Nadi Normal Cepat, kecil
Cepat,
kecil, kadang-
UUB Normal Cekung
kadang teraba
Turgor Dicubit cepat < 2 dt Cokong sekali
kembali
Mata Nomal cowong > 2 dt
Air mata Ada Tidak ada sangat cowong
> 1,025
N DIAGNOSA NO
O C
1 Defisit volume cairan Noc: Nic :
o bowl elimination diare managemen
o fluid balance o kelola pemer
o hidration o evaluasi pe
o electrolit and acid base balance be
setelah dilakukan tindakan gastrointestin
keperawatan selama o evaluasi jenis
…. Diare pasien o monitor kulit
teratasi dengan kriteria hasil adanya iritasi
o tidak ada diare o ajarkan pada
o feses tidak ada darah dan mucus anti diare
o nyeri perut tidak ada o instruksikan
o pola bab normal untuk mencat
o elektrolit normal dan konsisten
o asam basa normal o ajarkan pada
o hidrasi baik (membran mukosa lembab, stress jika pe
tidak panas, vital sign normal, o kolaburasi jik
hematokrit dan urin output dalam batas
normal
menetap
o monitor hasil
o monitor turgo
sebagai indik
o konsultasi de
yang tepat
2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kaji adanya al
kurang
selama 3 x 24 jam nutrisi kurang teratasi Kolabor
dari kebutuhan tubuh
dengan : menentukan j
Albumin serum dibutuhkan pa
Pre albumin Yakinkan die
serum tinggi serat un
Hematokrit Ajarkan pasie
Hemoglobin makanan haria
Total iron binding Monitor ada
capacity Jumlah limfosit darah Monitor
Jadwalkan p
selama jam ma
Monitor turgo
Monitor ke
protein, Hb da
Monitor mual
Monitor puc
jaringan konju
Monitor intak
Informasik
tentang manfa
Kolaborasi de
suplemen m
sehingga intak
dipertahankan
Atur posisi se
selama makan
Anjurkan
minum Per
terapi IV line
Catat adanya
papila lidah da
3 Nyeri AKut Noc : Nic :
o pain level, o lakukan pen
o pain control komprehens
o comfort level karakteristik
setelah dilakukan tinfakan keperawatan dan faktor pr
selama …. Pasien tidak mengalami o observasi rea
nyeri, dengan dari ketidakn
kriteria o bantu pasien
hasil: dan menemu
o mampu mengontrol nyeri (tahu o kontrol lingk
penyebab nyeri, mampu menggunakan mempengaru
tehnik nonfarmakologi untuk ruangan, pen
mengurangi nyeri, o kurangi fakt
mencari bantuan) o kaji tipe dan
o melaporkan bahwa nyeri berkurang menentukan
dengan menggunakan manajemen o ajarkan tenta
nyeri farmakologi
o mampu mengenali nyeri (skala, distraksi, ko
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) o berikan anal
o menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
o tanda vital dalam rentang normal
o tidak mengalami gangguan tidur ……...
o tingkatkan is
o berikan info
penyebab ny
berkurang da
ketidaknyam
o monitor vita
pemberian a
4 Resiko Noc : Nic : pressure ma
Gangguan tissue integrity : skin and mucous o anjurkan pa
Integritas Kulit membranes status nutrisi menggunaka
tissue o hindari keru
perfusion:perifer o jaga kebersih
dialiysis access dan kerin
integrity o mobilisasi p
setelah dilakukan tindakan keperawatan setiap dua ja
selama…. Gangguan integritas kulit tidak o monitor kuli
terjadi dengan o oleskan lotio
kriteria hasil: pada derah y
keperawatan pada kriteria hasil. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua
tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil. Terdapat dua jenis
TINJAUAN
KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Keluarga mengatakan anaknya sudah dua hari diare, dalam satu hari ada
8 kali
1. Prenatal
2. Natal
3. Postnatal
Ibu mengatakan anak tidak ASI Ekslusif, tetapi diberikan susu bantu
(formula)
3. Mandi
4. Aktifitas
bermain Baik
5. Eliminasi
Kesadaran : Compos
Mentis GCS 15
a. Kepala
pembesaran tonsil
b. Leher
c. Thorak
- Paru-paru
bantu pernafasan
A : Vesikuler
- Jantung
teraba
P : suara redup
d. Abdomen
e. Punggung
digerakkan
555 555
g. Genitalia
h. Integumen
1. Kemandirian dan
orang tua
2. Motorik halus
3. Kognitif dan
bahasa Bahasa
belum jelas
4. Motorik kasar
a. Subjektif
b. Objektif
asam
T Ja Implement
g m asi
l
03-07- Jam 10.00 WIB 1. Mengevaluasi pengobatan yang berefek samping S:
2018 gastrointestinal ⮚
DX 1 2. Mengevaluasi jenis intake makanan
3. Memonitor kulit sekitar perianal terhadap adanya iritasi
dan ulserasi O:
diare menetap ⮚
A:
⮚
P:
⮚
DX 3 Jam 11.00 WIB 1. Memonitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien S:
2. Memonitor intake nutrisi ⮚
3. Mencatat aktivitas yang dapat meningkatkan
kelelahan
4. Membatasi stimulasi lingkungan untuk
O:
memfasilitasi relaksasi
⮚
A:
⮚
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
muncul pada kasus yang ditemukan selama asuhan keperawatan dimulai tanggal
Kambang.
1. Pengkajian
yang lalu, dalam satu hari ada 8 kali, anak tampak lemah dan tidak
bersemangat, Anak agak pucat, Anak tampak lelah, Mukosa bibir tampak
agak kering, Anak tampak agak rewel, Mata tampak agak cekung, Turgor
besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan
konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah dan atau lender. Anak
muntah, demam, mual, dan diare cair akut. Diare karena infeksi
dan darah. Anus dan daerah sekitarnya akan lecet karena sering defekasi
dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam
laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama
diare.
Menurut penulis keluhan yang ditemukan pada kasus An.F sesuai dengan
teori dimana tanda dan gejala pasien yang mengalami diare adalah
datang ke rumah sakit dengan BAB encer dan lebih dari 3 kali dalam
sehari, anak gelisah dan rewel serta dehidrasi. Hal ini disebabkan karena
Hasil pemeriksaan fisik pada An.F ditemukan perbedaan yaitu anus dan
Sulaiman (2011), tentang profil diare di ruang rawat inap anak RSUD Dr.
Zainoel Abidin, Banda Aceh. Dimana pasien diare yang disertai gizi
buruk 8,6% dan gizi kurang 38,5%. Dan hasil penelitian Arini (2012),
anemis, mukosa bibir kering, muntah sampai 4 kali, pada bokong terlihat
dengan dehidrasi ringan hingga berat turgor kulit biasanya kembali sangat
Menurut peneliti apa yang ada di teori sama dengan kasus. Akan tetapi
ibu An. F dan sebelumnya An.F sudah pernah mengalami diare. Ibu
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan terkait kasus diare pada An.F
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Hal ini jika tidak diatasi
N=94x/i, P=24x/i.
bersifat asam
Diagnosa ini menjadi diagnosa kedua yang diangkat oleh penulis yang
mengatakan bibir anak agak kering, Anak agak pucat, Mukosa bibir
berat badan turun, turgor kulit kembali sangat lambat, mata dan ubun-ubun
8 kali dalam sehari. Jika hal itu dibiarkan terlalu lama An.F bisa
mengalami dehidrasi berat karena intake dan output cairan yang tidak
adekuat.
Jika anak banyak kekurangan cairan maka hal ini juga akan berpengaruh
pada kulit seperti kulit kering, mukosa bibir kering dan turgor kulit jelek
Pada An.F juga malas minum dan hal ini akan menyebabkan anak
merasa lelah karena output dan intake tidak adekuat sehingga akan
buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi
yang lebih encer. Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB
ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair,
defekasi. Hal ini disebabkan karena tinja yang makin asam sebagai akibat
makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat
pengurangan stress jika perlu kolaburasi jika tanda dan gejala diare
tempat tidur, jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kerin,
ahli gizi untuk pemberian tinggi protein, mineral dan vitamin, monitor
monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien, monitor lokasi
memfasilitasi relaksasi.
vital. Hasil analisa peneliti intervensi yang disusun pada kasus sama
4. Implementasi
a. Diagnosa 1
samping gastrointestinal
dan ulserasi
b. Diagnosa 2
yang longgar
sekali
tertekan
c. Diagnosa 3
jumlah respirasi)
gejala kelelahan
proses penyakit
mengekspresikan perasaannya
terhadap kesesuaian obat dan dosis pada pasien rawat inap di RSUD Budi
Salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan yaitu jenis cairan,
jumlah cairan, cara pemberian cairan, dan jadwal pemberian cairan pada
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan disusun dengan metode SOAP. Evaluasi
Pucat sudah tidak ada, Keluarga mengatakan kulit An. F sudah mulai baik,
Kulit Klien tidak kering lagi, Keluarga mengatakan anaknya sudah mulai
Depkes (2011), mangatakan oralit diberikan bila anak diare dan sampai
diare berhenti. Untuk anak usia kurang dari satu tahun diberikan 50
sampai 100 cc cairan oralit setiap kali buang air besar sedangkan anak
lebih dari 1 tahun diberikan 100 sampai 200 cc cairan oralit setiap kali
buang air besar. Menurut penulis apa yang ditemukan pada kasus sama
dengan apa yang ada diteori. Anak yang diare banyak kehilangan air dan
PENUTU
Pada bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil dari asuhan keperawatan pada
5.1. Kesimpulan
penyakit diare
5.1.3 Pada diagnosa asuhan pada An.F dengan Diare di Puskesmas Koto Barapak
tinjauan kasus.
bersifat asam
semua dapat dilakukan, namun ada beberapa rencana tindakan yang penulis
5.1.6 Evaluasi pada pasien dengan asuhan keperawatan pada An.F dengan
5.2. Saran
5.1.3 Penulis
tindakan dan evaluasi agar terjalin kerja sama yang baik guna
klien An.F dengan Diare. Kerja sama yang baik hendaknya tetap
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I, Penerbit FKUI
Soeparman & Waspadji, 1990, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Ed. Ke-3, BP FKUI,
Jakarta.
Suharyono, 1986, Diare Akut, lembaga Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
Whaley & Wong, 1995, Nursing Care of Infants and Children, fifth edition,
Clarinda company, USA.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Penulis
Nama : DARMAINIS
Umur : 50 tahun
Tempat / Tanggal Lahir : Talaok/ 26 Juli
1968 Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Lubuk Pasing Kenagarian Talaok
Kecamatan Bayang - Sumatera Barat
Riwayat Pendidikan
1. SDN Talaok : Tamat 1982
2. SMPN 01 Koto Berapak : Tamat 1985
3. SPK Ranah Minang Padang : Tamat 1989
4. Program Studi DIII Keperawatan STIKes Perintis Padang Tahun 2017
Sampai Sekarang
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS
PADANG
Tanda
Bimbing
N Hari/Tanggal Materi Bimbingan Tangan
an
o Pembimb
ke-
ing
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
6
.