Anda di halaman 1dari 6

CORPORATE GOVERNANCE

Manajemen Stratejik

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Manajemen Stratejik

Disusun Oleh:

1. IZATH RYTAMI (1811070265)


2. RYAN PRIYATMAN (1811070279)
Kelas Intensif Akuntansi

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA


(ASIAN BANKING FINANCE AND INFORMATICS INSTITUTE)
PERBANAS
JAKARTA
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
2020

1
A. Pengertian Corporate Governance
Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya merupakan suatu sistem
(input, Proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan.
Tata kelola perusahaan adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan,
aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta
pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Tata kelola perusahaan juga
mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholder) yang
terlibat serta tujuan pengelolaan perusahaan. Pihak-pihak utama dalam tata kelola
perusahaan adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku
kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor
lain, regulator, lingkungan, serta masyarakat luas.

B. Konsep Corporate Governace


1.   Wadah Organisasi (perusahaan, social, pemerintah)
Suatu system, proses dan seperangkart peraturan, termasuk
2.  Model prinsip-prinsip, serta nilai-nilai yang melandasi praktik bisnis
yang sehat
- Meningkatkan kinerja organisasi
- Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku
kepentingan
3.  Tujuan - Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan
yang signifikan dalam mengelola organisasi
- Meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan
tidak dirugikan
Mengatur dan mempertegas kembali hubungan peran,
wewenang dan tanggung jawab.
4.  Mekanisme - Dalam arti sempit: antar pemilik/pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan direksi.
- Dalam arti luas: antar seluruh pemangku kepentingan

C. Prinsip Corporate Governance

2
Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang
dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001: 31)
adalah sebagai berikut:
1. Fairness (Perlakuan yang Setara)
Merupakan prinsip agar para pengelola memperlakuan yang sama terhadap
para pemegang saham, terutama kepada pemegang saham minoritas dan
pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta
melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang
dalam (insider trading).
2. Transparency (Transparansi)
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar
dan tepat waktu mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas
perusahaan dan  turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan.
3. Accountability (Akuntablitas)
Adalah Prinsip di mana para pengelola berkewajiban untuk membina
system akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan
(financial statement ) yang dapat dipercaya. Untuk itu diperlukan
penjelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban setiap organ
sehingga pengelolaan berjalan efektif.
4. Responsibility (Prinsip Tanggung jawab)
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh ubli dan
kerja sama yang aktif antara perusahaan serta pemegang kepemtingan dalam
menciptakan kesejahteraan.
5. Indepandency (kemandirian)
Sebagai tambahan prinsip dalam pengelolaan BUMN, artinya suatu keadaan
dimana para pengelola dalam mengambil suatu keputusan bersifat
professional, mandiri, bebas dari konflok kepentingan dan bebas dari tekanan
/ pengaruh dari manapun yang bertentangan dengan perundang-undangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.

3
6. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.  Diharapkan
fairness dapat menjadi ublic pendorong yang dapat memonitor dan
memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara beragam kepentingan
dalam perusahaan.

D. Contoh Kasus : Peniliaian Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN


Peraturan mengenai penilaian tata kelola perusahan atau GCG diatur pada
Peraturan Menteri BUMN PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.
Penilaian terhadap GCG pada Perusahaan BUMN wajib dilaksanakan setiap
tahun secara bergantian yaitu dengan menggunakan independent assessor pada
tahun pertama dan self assessment pada tahun berikutnya atau berlaku sebaliknya.
Indikator penilaian ini diatur pada Keputusan Menteri BUMN SK-
16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian Dan
Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Berikut adalah beberapa bagian
indikator dari penilaian GCG pada Perusahaan BUMN:
1. Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang
Baik Secara Berkelanjutan ( 6 Indikator dan 15 Parameter)
a. Memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code)
dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
b. Melaksanakan GCG dan CoC secara Konsisten
c. Melakukan pengukuran terhadap GCG
d. Melakukan koordinasi dan administrasi LHKPN
e. Melaksanakan pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku
f. Melaksanakan Whistle Blowing System

2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal ( 6 Indikator dan


25 Parameter)

4
a. RUPS/PM melakukan pengangkatan/pemberhentian Direksi
b. RUPS/PM melakukan pengangkatan/pemberhentian BOC
c. RUPS/PM memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga
kepentingan usaha (jangka pendek maupun jangka panjang)
d. RUPS/PM memberikan persetujuan Laporan Tahunan
e. Mengambil keputusandengan proses yg terbuka, adil, dan akuntabiliti
f. Melaksanakan GCG sesuai wewenang & Tanggungjwabnya

3. Aspek Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (12 Indikator dan 44


Parameter)
a. BOC melakukan program pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan
b. BOC melakukan pembagian tugas dan menetapkan factor-faktor yang
dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya
c. BOC memberikan persetujuan atas rancangan RJPP & RKAP
d. BOC memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana
dan kebijakan perusahaan
e. BOC melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas implementasi
rencana dan kebijakan perusahaan
f. BOC melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan
g. BOC berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerj
Direksi dan mengusulkan tantiem/insentif *S&K
h. BOC melakukan tindakan terhadap potensi benturan kepentingan
i. BOC memantau dan memastikan penerapan prinsip GCG
j. BOC menyelenggarakan RAGAB
k. BOC memiliki Sekretaris BOC untuk mendukung tugas kesekretariat
l. BOC memiliki komite audit

4. Aspek Direksi (13 Indikator dan 52 Parameter)


a. Melaksanakan Program Pelatihan/pembelajaran secara berkelanjutan
b. Melakukan pembagian tugas/fungsi secara jelas
c. Menyusun rencana perusahaan
d. Berperan dalam pemenuhan target kinerja perusahaan
e. Melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap
implementasi rencana kerja dan kebijakan
f. Melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai dengan peraturan
g. Melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi perusahaan dan
StakeHolder (SH)
h. Memonitor dan mengelola konflik kepentingan yang ada
i. Memastikan keterbukaan informasi dan komunikasi kepada SH
j. Direksi menyelenggarakan RADIR dan menghadiri RAGAB
k. Menyelenggarakan pengawasan intern yang berkualitas dan efektif
l. Menyelenggarakan fungsi SETPER yang berkualitas dan efektif

5
m. Menyelenggarakan RUPST dan RUPS lainnya sesuai aturan

5. Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi

a. Perusahaan menyediakan informasi kepada stakeholder


b. Menyediakan Akses atas informasi perusahaan yang relevan,
memadai, dan dapat diandalkan secaa tepat waktu dan berkala
c. Mengungkapkan informasi penting dalam AR dan FS
d. Memperoleh penghargaan atau award di bidang GCG atau bidang lain

6. Aspek Lainnya

a. Praktik GCG menjadi contoh atau benchmark bagi perusahaan lain di


Indonesia
b. Praktik GCG menyimpang dari prinsip-prinsip GCG yang baik sesuai
pedoman GCG pada BUMN, Pedoman Umum GCG Indonesia dan
praktik dan ketentuan lainnya (pengurangan nilai)

Anda mungkin juga menyukai