melibatkan lesi facet joint cervical dan muscle spasm atau muscle
gerak pada cervical yaitu gerak lateral fleksi dan rotasi. Kebiasaan postur
ligament dan otot yang ada disekitar cervical (Jyothirmai et al., 2015).
ditemukan adanya tenderness pada otot upper trapezius dan atau levator
scapula.
yang berperan penting dalam gerakan lateral fleksi dan rotasi cervical
memanjangkan otot upper trapezius yang spasme atau tight (Krutika et al.,
2017).
Konsep Jones (1981) tentang cara kerja SCS didasarkan pada respons
fisiologis otot yang dapat diprediksi dalam situasi tertentu, terutama dalam
menahan sendi akan memberi aliran informasi, yang berasal dari reseptor
saraf pada otot-otot dan tendon ke pusat-pusat yang lebih tinggi (Chaitow,
2016).
spasme dan sendi yang mengalami disfungsi secara pasif ke posisi dimana
rileks. Pada posisi tubuh yang nyaman, jaringan akan mencapai posisi
posisi pasif akan mengatur kembali muscle spindle dan susunan saraf pusat
akan memberi sinyal dengan benar secara langsung untuk mengatur ulang
otot (SCS) sehingga memberikan efek pengurangan tonus lokal pada otot
sirkulasi darah lokal, menghasilkan normal resting length pada otot yang
aplikasi SCS maka otot akan lebih mudah memanjang akibat adanya
berlebihan dari otot yang teriritasi, yang mungkin berlokasi di satu segmen
atau lebih. Dengan menggerakan otot yang spasme dan sendi yang
mengalami disfungsi secara pasif ke posisi yang nyaman, akan membuat
kepada otot sehingga otot dapat rileks. Dengan otot yang rileks, mal-
aligment dari sendi akan kembali ke posisi normal secara spontan. Pada
muscle spinde (MS) yang berlebihan dari otot yang teriritasi, yang
yang spasme dan sendi yang mengalami disfungsi secara pasif ke posisi
yang nyaman, akan membuat otot memendek tanpa ada tekanan pada
pola nyeri spesifik baik di leher, bahu, dan anggota gerak atas.
otot yang tegang ini dapat diobati dengan menggunakan perawatan Strain
otomatis spindle otot dengan mengubah nada dan aktivitas otot (Hafiz et
al, 2016).
terapi fisik konvensional saja pada pasien dengan trigger point upper
trapezius.
menyimpang dari spindel otot ini menyebabkan kejang otot refleks, yang
nyeri pada spindel otot. Pada titik nyeri, terapis mengarahkan otot ke
posisi yang nyaman di mana otot berada pada posisi paling pendek, ini
aferen. Mengembalikan otot dalam posisi netral dengan cara lambat yang
menormalkan nada dan panjang otot yang terkena (Panchal et al, 2017).
trapezius.
Konsep perawatan teknik strain counterstrain dapat meningkatkan
relaksasi otot dan mengurangi nyeri otot dengan memutus siklus nyeri-
Hasil ini didukung oleh Paul dan Pradeep (2018) tentang “Effect of
disabilitas.