Anda di halaman 1dari 6

- Strain Counterstrain terhadap perubahan LGS lateral fleksi dan rotasi

cervical pada non-specific neck pain

Non-specific neck pain merupakan kondisi kronik nyeri leher yang

melibatkan lesi facet joint cervical dan muscle spasm atau muscle

tightness disekitar leher, sehingga kondisi ini menyebabkan keterbatasan

gerak pada cervical yaitu gerak lateral fleksi dan rotasi. Kebiasaan postur

yang jelek dapat megakibatkan pembebanan yang berlebihan pada

ligament dan otot yang ada disekitar cervical (Jyothirmai et al., 2015).

Problem keterbatasan gerak lateral fleksi dan rotasi cervical

umumnya ditemukan oleh peneliti pada setiap sampel. Rasa nyeri

umumnya dirasakan pada akhir keterbatasannya. Sumber nyeri yang

membatasi gerak lateral fleksi dan rotasi cervical adalah munculnya

spasme atau tightness otot. Berdasarkan hasil pemeriksaan palpasi

ditemukan adanya tenderness pada otot upper trapezius dan atau levator

scapula.

Otot upper trapezius dan levator scapula merupakan kelompok otot

yang berperan penting dalam gerakan lateral fleksi dan rotasi cervical

sehingga adanya patologi pada kedua otot tersebut sangat mempengaruhi

luasnya LGS lateral fleksi dan rotasi cervical (Carol, 2009)

Strain counterstrain adalah teknik manipulasi yang gentle dan

indirect dimana posisi tubuh digunakan untuk menghasilkan efek

terapeutik. Mekanisme strain counterstrain dalam penurunan nyeri adalah

dengan pengaturan ulang otomatis (automatic resetting) dari muscle


spindle yang akan mengubah tonus otot dan aktivitas neuromuskular otot.

Aplikasi strain counterstrain pada otot upper trapezius dengan

memberikan posisi nyaman atau relaks (memendek) selama 90 detik dapat

memungkinkan muscle spindle memperlambat frekuensi impuls

aferen/sensorik yang berkaitan dengan nosisensorik. Kemudian, otot upper

trapezius dikembalikan kedalam posisi netral untuk menghindari re-

excitation sehingga akan membantu menormalkan tonus dan

memanjangkan otot upper trapezius yang spasme atau tight (Krutika et al.,

2017).

Konsep Jones (1981) tentang cara kerja SCS didasarkan pada respons

fisiologis otot yang dapat diprediksi dalam situasi tertentu, terutama dalam

kaitannya dengan strain akut atau kronis. Jones menjelaskan bagaimana,

dalam keadaan seimbang, fungsi proprioseptif dari berbagai otot yang

menahan sendi akan memberi aliran informasi, yang berasal dari reseptor

saraf pada otot-otot dan tendon ke pusat-pusat yang lebih tinggi (Chaitow,

2016).

Strain Counterstrain (SCS) akan merileksasikan otot dengan

menghambat hiperaktivitas muscle spasm dengan menggerakkan otot yang

spasme dan sendi yang mengalami disfungsi secara pasif ke posisi dimana

origo dan insersio didekatkan sehingga terjadi pemendekan otot dan

diberikan penekanan pada muscle spindle dari posisi yang benar-benar

rileks. Pada posisi tubuh yang nyaman, jaringan akan mencapai posisi

dimana rasa nyeri akan menghilang (Nayak, 2013).


Strain counterstrain dapat menurunkan nyeri yang signifikan melalui

pengaturan kembali secara automatik pada muscle spindle, yang dapat

membantu melaporkan panjang dan tonus otot. SCS dapat mempengaruhi

aktifitas proprioceptive yang tidak tepat sehingga dapat membantu

menormalisasi tonus otot dan pengaturan panjang ketegangan normal otot.

Penambahan penekanan pada otot yang memendek dengan penambahan

posisi pasif akan mengatur kembali muscle spindle dan susunan saraf pusat

akan memberi sinyal dengan benar secara langsung untuk mengatur ulang

gamma motor neuron sehingga tonus otot menurun dan membantu

melepaskan spasme (Prianthara et al., 2015).

Jaringan otot direlaksasikan dengan memberikan posisi memendek

otot (SCS) sehingga memberikan efek pengurangan tonus lokal pada otot

upper trapezius. Pengurangan tonus yang lebih lanjut akan meningkatkan

sirkulasi darah lokal, menghasilkan normal resting length pada otot yang

lebih lama sehingga akan mengurangi nyeri. Pada akhirnya, setelah

aplikasi SCS maka otot akan lebih mudah memanjang akibat adanya

pengurangan nyeri dan spasme/tightness otot (Nagrale et al., 2014).

Teknik Strain counterstrain adalah suatu teknik untuk mengkoreksi

trauma jaringan yang tidak berurutan dengan cara mengembalikan ke

posisi netral secara berurutan berdasarkan prinsip biomekanika. Teknik

strain counterstrain akan mengurangi aktifitas muscle spinde (MS) yang

berlebihan dari otot yang teriritasi, yang mungkin berlokasi di satu segmen

atau lebih. Dengan menggerakan otot yang spasme dan sendi yang
mengalami disfungsi secara pasif ke posisi yang nyaman, akan membuat

otot memendek tanpa ada tekanan pada muscle spindle. SCS

memungkinkan muscle spindle untuk menghentikan informasi kontraksi

kepada otot sehingga otot dapat rileks. Dengan otot yang rileks, mal-

aligment dari sendi akan kembali ke posisi normal secara spontan. Pada

saat diberikan teknik strain counterstrain akan mengurangi aktifitas

muscle spinde (MS) yang berlebihan dari otot yang teriritasi, yang

mungkin berlokasi di satu segmen atau lebih. Dengan menggerakan otot

yang spasme dan sendi yang mengalami disfungsi secara pasif ke posisi

yang nyaman, akan membuat otot memendek tanpa ada tekanan pada

muscle spindle. SCS memungkinkan muscle spindle untuk menghentikan

informasi kontraksi kepada otot sehingga otot dapat rileks.

Otot upper trapezius berperan penting dalam stabilitas dan mobilitas

area leher. Pembentukan trigger point pada upper trapezius menimbulkan

pola nyeri spesifik baik di leher, bahu, dan anggota gerak atas.

Pengembangan trogger point menunjukkan bahwa beberapa motor unit

tetap tegang setelah digunakan secara berlebihan atau cedera. Serat-serat

otot yang tegang ini dapat diobati dengan menggunakan perawatan Strain

counterstrain. Strain counterstrain bekerja dengan pengaturan ulang

otomatis spindle otot dengan mengubah nada dan aktivitas otot (Hafiz et

al, 2016).

Hasil ini didukung oleh Hafiz et al (2016) tentang “ Effects of

Conventional Physical Therapy with or without Strain Counterstrain in


Patients with Trigger Points of Upper Trapezius” menunjukkan bahwa

metode terapi fisik konvensional dan strain counterstrain efektif dalam

mengurangi nyeri, disabilitas dan meningkatkan LGS cervical daripada

terapi fisik konvensional saja pada pasien dengan trigger point upper

trapezius.

Postur buruk yang berkepanjangan menyebabkan peregangan otot-

otot yang meningkatkan motorik serabut saraf aferen. Aliran aferen

menyimpang dari spindel otot ini menyebabkan kejang otot refleks, yang

menahan sendi untuk kembali ke posisi netral. Gerakan ini menyebabkan

nyeri pada spindel otot. Pada titik nyeri, terapis mengarahkan otot ke

posisi yang nyaman di mana otot berada pada posisi paling pendek, ini

mengurangi aliran aferen yang menyimpang. Tahan posisi selama 90 detik

akan memungkinkan spindle untuk memperlambat frekuensi penembakan

aferen. Mengembalikan otot dalam posisi netral dengan cara lambat yang

disengaja akan menghindari eksitasi kembali sehingga akan membantu

menormalkan nada dan panjang otot yang terkena (Panchal et al, 2017).

Hasil ini didukung oleh Panchal et al (2017) tentang “ Added effect

of strain counter-strain technique on pain & Cervical ROM in students

with mechanical neck pain with upper trapezius trigger points”

menunjukkan bahwa metode strain counterstrain dengan terapi

konvensional efektif dalam mengurangi nyeri, disabilitas dan

meningkatkan LGS cervical pada siswa dengan trigger point upper

trapezius.
Konsep perawatan teknik strain counterstrain dapat meningkatkan

relaksasi otot dan mengurangi nyeri otot dengan memutus siklus nyeri-

kejang-nyeri. Efek fisikologis dari teknik ini termasuk penghambatan

autogenik dari tendon reflex dan menginduksi relaksasi otot. Ini

meningkatkan viskoelastisitas otot yang memendek dan jaringan di

sekitarnya (Paul and Pradeep, 2018).

Hasil ini didukung oleh Paul dan Pradeep (2018) tentang “Effect of

strain counter strain technique and stretching in treatment of patients with

upper trapezius tenderness in neck pain” menunjukkan bahwa metode

strain counterstrain dan stretching dapat mengurangi nyeri, dan

disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai