Document #Tudi
Document #Tudi
(MICROSOFT PUBLISHER)
OLEH :
KELAS : X OTKP3
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat pada
waktunya adapun judul makalah kami “ MICROSOFT PUBLISER 2007“
Dalam penulisan tugas yang berupa makalah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan
saran dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesarnya kepada Guru pembimbing , teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi sempurnanya penulisan makalah ini dan juga tugas tugas berikutnya
Wasalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metode Pengumpulan Data
BAB II.PEMBAHASAN
A. Pengertian Microsoft Publiser
B. Sejarah Microsoft Publiser
C. Bagian-bagian Microsoft Publiser
D. Kelebihan dan kekuarangan Microsoft Publiser 2007
E. Mengaktifkan Microsoft Publiser
F. Contoh Penggunaan Microsof Publiser 2007
BAB III.PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Microsoft adalah produsen handal dan ternama dengan produk – produknya yang
terkenal user friendly serta memberikan sumbangsih yang besar untuk kemudahan hidup manusia
hampir dalam segala bidang, terutama dalam dunia perkantoran, bisnis, hingga desain dan
percetakan. Salah satu software keluar microsoft yang dapat memudahkan penggunanya dalam
menciptakan berbagai macam desain adalah microsoft office publisher 2007.
Dengan menggunakan software ini, kita dapat menciptakan percetakan sendiri.Hampir setiap
hari kita temukan hasil penerapan software ini, seperti kalender, kartu ucapan, kartu undangan, kartu
pos, desain origami, form bisnis, banner, iklan, brosur,katalog, newsletter, desain email, flyer, menu,
sertifikat penghargaan, sign, label, resume,dan stationary perusahaan. Semuanya akan dapat kita
buat sendiri jika kita mampumenggunakan software yang cukup mudah ini. Bayangkan keuntungan –
keuntungan yang kita peroleh jika menguasai software ini.
Pada makalah ini juga kami akan mencoba untuk menyajikan segala informasi mengenai
software Microsoft Office Publisher 2007ini. Jadi, Apakah Anda tidak ingin mencobanya?? Semuanya
akan kami kupas secara mendalam pada makalah ini
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah masalah dari makalah ini adalah membahas segala sesuatu yang
berkaitan dengan Microsoft Publisher 2007.
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan dan penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi tugas di kelas X AP 2 SMKN 1 Purwodadi tahun ajaran 2014 / 2015
2. Untuk mengetahui pengertian dari Microsoft Publisher 2007
BAB II
PEMBAHASAN
Microsoft Publisher, secara resmi Microsoft Office Publisher, adalah sebuah aplikasi desktop
publishing dari Microsoft. Softwere Microsoft Office Publisher 2007 ini merupakan aplikasi desain yang
ringan dan mudah untuk di gunakan. Sehinggga kita tidak perlu memerlukanwaktu lama untuk dapat
menciptakan kreasi – kreasi desain pribadi yang menawan untuk sekelas percetakan. Dengan
softwere ini, kita dapat membuat berbagai macam kreasi desain semudah kitaklik dan drag.Selain itu,
aneka macam template desain yang cantik dan unik telah di sediakan oleh Microsoft office publisher
2007 untuk memudahkan penggunaannya dalam menciptakan anekamacam karya desain dalam
waktu yang singkat.Seperti Microsoft – Microsoft lainnya, Microsoft Office Publisher ini juga
memilikiekstension sendiri. Adapun, Ekstension pada Microsoft Office Publisher ini adalah .pub
E. MENGAKTIFKAN MICROSOFT PUBLISHER
Sebelum mengaktifkan Microsoft Publisher, Installah terlebih dahulu software Microsoft
Publisher ke komputer. Setelah itu, Anda dapat mengaktifkan Microsoft Publisher dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
- Klik menu Start
- Arahkan pointer mouse pada All Programs
- Arahkan pointer mouse pada Microsoft Publisher
- Klik Microsoft Publisher
Untuk pembuatan website ini kita menggunakan cara yang bersifat automatic / instant yang
nanti pada akhirnya kita dapat mengedit / merubah sesuai dengan keinginan kita. Untuk sementara
kita biarkan Microsfot Publisher membuatkannya untuk kita berdasarkan konsep yang sudah kita
persiapkan.
3. Membuat hasil print-an menjadi sangat besar bahkan sebesar dinding rumah
Langkah-langkah
- Bukalah program aplikasi MS.Publisher 2007
- Setelah program terbuka ,maka hal pertama yang perlu anda lakukan adalah membuat ukuran kertas
sesuai yang anda inginkan.contohnya ukuran sebesar kertas karton,maka anda harus membuat
ukuran kertas baru pada Custom size.caranya
- Klik pada icon balnk page sizes
- Pilih icon “Create Custom Page Size” untuk membuat ukuran yang anda inginkan
- yang perlu anda lakukan sekarang adalah membuat ukuran page sesuai keinginan.misalnya ukuran
kertas karton (34 x 24 inch) atau ukuran sebesar dinding rumah anda pun bisa dibuat asalkan anda
tahu ukuranny
- Klik icon “ Create “ yang terdapat pada pojok kanan bawah window.untuk memulai melakukan desain
- Sekarang anda siap untuk melakukan desain yang anda inginkan.
- Setelah anda selesai melakukan desain,print dokument tersebut.tetapi ukuran kertas pada print
- Secara otomatis printer driver akan melakukan setting menuju bentuk tile.
- Selanjutnya tekan ok atau print untuk mulai melakukan pengeprinan.
- Akhirnya setelah hasil print keluar,anda hanya perlu menggunting marginnya dan menyambungnya
satu sama lain seperti membuat suatu puzzle
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan sbb :
1. Sejarah Microsoft publisher berawal dari tahun 1991. Jika dibandingkan dengan keluarga Microsoft
office lainnya, Microsoft publisher yang termuda
2. Fungsi atau kegunaan microsoft publisher adalah Untuk membuat majalah, membuat kalender ,
membuat madding, membuat kartu ucapan, membuat brosur, membuat poster dan juga untuk
membuat karya desktop publishing
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, mudah – mudahan apa yang kami paparkan bisa
menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenai software Microsoft
Publiser 2007. Penulis menyadari apa yang dipaparkan dalam makalah ini tentu masih belum sesuai
apa yang di harapkan dengan ini saya berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru
pembimbing dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://terania57.blogspot.com/2014/02/buku-panduan-microsoft-publisher-2007.html
(Diunduh hari Jum’at , 5 Juni 2015)
http://hannykh.blogspot.com/2014/01/about-microsoft-publisher.html
(Diunduh hari Jum’at , 5 Juni 2015)
https://shlbms.wordpress.com/2013/04/01/pengertian-microsoft-office-publisher/
(Diunduh hari Jum’at , 5 Juni 2015)
http://yathisamawa.blogspot.com/2012/03/microsoft-office-publisher-2007.html
OLEH :
KELAS : X OTKP3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Metode penyimpan apa yang di gunakan di DIHUB Provinsi ?
2. .Apa keuntungan dan kelemahan dari arsip elektronik ?
3. .Berap tahun sekali dilakukan pemusnahan arsip di DISHUB Proovinsi ini?
4. Bagaimana kantor ini menagani hacker ?apa saja antisipasi yang dilakukan?
5. Apakah SDM kearsipan diberikan pelatihan? Berapa kali dalam 1 tahun?
6. Apakah pemeliharaan kearsipan nya terjadwal? Metode pemeliharn seperti apa yang dilakukan?
7. Apa yang dimaksud dengan sistem subjek?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Metode penyimpan yang di gunakan di DIHUB Provinsi
2. Untuk mengetahui Apa keuntungan dan kelemahan dari arsp elektronik menurut ibuk
3. Untuk mengetahui Berap tahun sekali dilakukan pemusnahan arsip di DISHUB Proovinsi ini
4. Untuk mengetahui cara menagani hacker, dan antisipasi yang di lakukan
5. Untuk mengetahui Apakah SDM kearsipan diberikan pelatihan, berapa kali 1 thn
6. Untuk mengetahui pemeliharaan kearsipan nya terjadwal, dan Metode pemeliharn seperti apa yang
dilakukan
JW-BALI JAWA
JB 1 JAKARTA
A Jakarta Pusat
B Jakarta Barat
C Jakarta Selatan
D Jakarta Timur
E Jakarta Utara
2 JAWA BARAT
A Bandung
B Bogor
C Cirebon
D Merak
3 JAWA TENGAH
A Pekalongan
B Rembang
C Semarang
D Solo><Surakarta
E Tegal
4 YOGYAKARTA
A Bamtul
B Sleman
5 JAWA TIMUR
A Banyuwangi
B Jember
C Malang
D Surabaya
6 BALI
A Amplapura
B Denpasar
C Klungkung
D Singaraja
LJ LUAR JAWA
L KALIMANTAN
J 1 A Banjarmasin
B Palangkaraya
C Pontianak
D Samarinda
2 SUMATERA
A Banda Aceh
B Bandar Lampung
C Bukittinggi
D Medan
E Padang
F Palembang
3 SULAWESI
A Kendari
B Makasar
C Manado
D Palu
4 MALUKU
A ambon
B Ternate
C Tidore
5 PAPUA
A Jayapura
B Merauke
6 NTB dan NTT
A Bima
B Ende
C Kupang
D Mataram
1. Filing kabinet, banyaknya laci di sesuaikan dengan kebutuhan, dari contoh di atas daftar klasifikasi
di atas, laci yang harus di sediakan adalah sebanyak 2 buah. Yaitu laci JW (jaw) dan laci LJ (luar
jawa).
2. Guide, banyaknya laci di sesuaikan dngan kebutuhan dari contoh di atas daftar klasifikasi di atas,
guide yang harus di sediakan adalah sebanyak 12 buah,yaitu masing-masing guide 6 buah.
3. Folder, banyaknya laci di sesuaikan dngan kebutuhan dari contoh di atas daftar klasifikasi di
atas,foder yang harus di sediakan adalah sebanyak 50 buah, yaitu masing-masing folder 25 buah.
4. Rak sortir.
5. Kartu indeks.
6. Lemari kartuindeks
1.Prosedur penyimpanan
Prosedur penyimpanan, antara lain sebagai berikut :
a. Pemberitahuan kode surat : stiap surat yang akan di simpan alamatnya, kemudian cantumkan kode
yang sesuai dengan wilayahnya/letak geografisnya berdasarkan daftar klasifikasi.
b. Mengisi kartuindeks contoh sbb:
Pr
Indeks : Pramudhita,Maharani,Dewi
Kode/tanggal simpan : JB.2.A/ 10 Januari 2004
Masalah/perihal : lamaran pekerjaan
Nomor/tanggal surat : -/2 Januari 2004
c. Kode tersebut pada kartu indeks di atas surat tersebut harus di sipan pada lemari JW di belakang
Guide 2 jawa barat dan pad folder A bandung.
d. Kartu indeks di simpan pada kartu indeks , pada laci P, sesuai dengan kode Pr yang tertera pada
tab kartu indeks.
A B C D E F G
H I J K L M N
O P Q R S T U
V W X Y Z
seperti telah di sampaikan di muka kearsipan sistem wilayah adalah suatu sistem filing arsip
melalui pengklasifikasian surat/warkat berdasarkan letak wilayah dengan berpedoman kepada daerah
atau alamat surat. oleh karena itu , kode arsip mengacu kepada daftar klasifikasi yang telah di buat.
Contoh yang agak gampang dari penggunaan sistem subjek yang sederhana adalah file (almari arsip)
pribadi seorang dosen. Di sini surat-surat dikumpulkan di dalam map-map yang diberi label menurut
subjek masing-masing, misalnya jadwal, kurikulum, laporan, nilai, penasihat akademik, skripsi, soal
ujian, dan surat Keputusan. Surat-surat di rumah pun dapat disusun menurut sistem subjek, misalnya
asuransi, dokter, kredit (elektronik, mobil, rumah), listrik, undangan, dan lain-lain.
Untuk jumlah arsip yang banyak dengan berbagai macam subjek, maka pada sistem subjek
harus dibuatkan suatu daftar tingkat-tingkat kelasnya. Tingkat-tingkat kelas dipergunakan agar subjek-
subjek yang banyak itu dapat dirinci dari subjek yang besar sampai ke subjek yang kecil. Nama
kelompok sering ditunjukkan dengan nama yang bervariasi yang dapat dipilih sendiri seperti Divisi,
Kelas, Subjek atau Tingkat. Kelompok tersebut dibagi lagi dalam beberapa tingkatan yang biasanya
terdiri dari tiga atau empat tingkatan yang gunanya adalah untuk membuat sesuatu pengelompokan
menjadi lebih jelas dan terinci. Nama pembagian ini ada yang menyebutkan Subjek Utama, Subjek,
Sub-Subjek, dan Sub-Sub Subjek. Ada pula yang menamakannya Divisi Utama, Divisi, Sub-Divisi,
dan Sub-Sub Divisi. Nama lain adalah Kelas Utama, Kelas, Sub-Kelas, dan Sub-Sub Kelas. Bahkan
ada juga yang membaginya menjadi Subjek, Sub-Subjek, dan Sub-Sub Subjek, atau Subjek I, II, III,
dan sebagainya.
Dari uraian di atas dapatlah dikatakan bahwa ada dua macam sistem subjek, yaitu sistem
Subjek Murni dan Sistem Subjek Bernotasi. Sistem Subjek Murni adalah sistem subjek yang
pengelompokan subjek-subjeknya berdasarkan urutan abjad. Sistem Subjek Bernotasi adalah sistem
subjek yang pengelompokan subjek-subjeknya berdasarkan urutan kode (notasi) tertentu.
Filling Cabinet
Tempat menyimpan surat diperlukan laci secukupnya yang disesuaikan dengan
kebutuhan/banyaknya surat yang akan disimpan (kelompok masalah utama). Perhatikan gambar laci
filling cabinet, filling sistem subyek berikut ini.
Guide
Tiap laci mempunyai guide atau petunjuk. Banyaknya guide ditetapkan sebelum penataan
surat dan berdasarkan kelompok masalah. Bila pembagian utama berjumlah 12, maka jumlah guide
pun 12. Sebagai contoh guide pertama diberi judul Keuangan dan di belakang guide itu diletakkan
map-map kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan, kredit dan selanjutnya. Lihat contoh format berikut ini.
Rak Penyortir
Rak ini digunakan untuk menyortir surat yang nantinya akan ditempatkan dalam map masing-
masing.
Kartu indeks
Kartu indeks berguna untuk memudahkan mencari kembali surat yang diperlukan dengan
memperhatikan judul surat serta jide surat.
Perhatikan contoh kartu indeks di bawah ini.
Indeks : Pramudhita, Maharani, Dewi
Kode/Tanggal Simpan : Kp. 1.a./12 Januari 2009
Masalah/Perihal : Lamaran pekerjaan
Nomor/Tanggal Surat : -/5 Januari 2009
Prosedur Penyimpanan
Sebagaimana disebutkan terdahulu, bahwa jumlah personil yang diperlukan untuk menangani
langkah-langkah tersebut di atas tergantung kepada volume (jumlah) bahan yang dikelola. Untuk
jumlah arsip yang sedikit seperti penyimpanan surat-surat pada sekretaris pribadi, maka kelima
langkah di atas niscaya dapat dikerjakan oleh satu orang, yaitu sekretaris itu sendiri. Tetapi bilamana
jumlah (volume) arsip yang dikelola cukup banyak seperti pada bagian-bagian tertentu di instansi
pemerintah misalnya, maka lima langkah tersebut dapat dibagi-bagi untuk dikerjakan oleh sejumlah
personil tertentu pada masing-masing langkah.
Ada juga prosedur penyimpanan yang langkah keduanya, yakni mengindeks, sudah dikerjakan
pada waktu melaksanakan prosedur permulaan (prosedur pencatatan dan pengendalian surat yang
baru diterima dan akan diproses), misalnya pada pengelolaan surat model Takah (Tata Naskah) dan
Kartu Kendali. Subjek surat yang dimasukkan dalam map Takah dan Kartu Kendali. Subjek surat yang
dmasukkan dalam map Takah dan Kartu-Kendali sudah ditentukan jauh sebelum surat (Takah)
disimpan atau malah sebelum surat diedarkan untuk pemrosesan. Untuk jenis tersebut, mengindeks
(langkah kedua) tidak perlu dilakukan lagi, tetapi petugas cukup memriksa subjek yang sudah
ditentukan bagi surat atau Takah bersangkutan.
Prosedur penyimpanan pada sistem subjek dan pelaksanaan selengkapnya adalah sebagai
berikut:
Memeriksa
Surat atau dokumen lainnya, juga seperti map Takah dengan berkas surat di dalamnya yang
akan disimpan, sebaiknya diperiksa terlebih dahulu apakah dokumen bersangkutan memang sudah
selayaknya disimpan (diarsipkan) atau masih harus beredar untuk pemrosesan. Tanda siap disimpan,
biasa disebut juga dengan istilah release mark, baik dalam bentuk stempel, paraf atau tanda file
lainnya, perlu diteliti oleh petugas. Pemeriksaan ini penting karena bilamana terjadi petugas tidak teliti
memeriksa dan menyimpan saja surat yang seharusnya diteruskan atau didistribusikan kepada unit
lain untuk diproses, maka terjadilah apa yang disebut surat “hilang”. Dengan begini akan timbul tuduh-
menuduh dan saling menyalahkan antara sesama petugas sewaktu surat bersangkutan ditanyakan
oleh pimpinan
.
Mengindeks
Mengindeks adalah proses menentukan kata tangkap (caption) dari suatu surat atau dokumen
untuk kepentingan penyimpanan. Di dalam sistem subjek kata tangkap tersebut adalah istilah subjek
yang ditentukan berdasarkan isi surat atau dokumen. Di dalam pekerjaan diharapkan petugas dapat
menentukan subjek surat tidak hanya berdasarkan subjek yang tertulis pada perihal surat, tetapi
hendaklah membaca surat secara keseluruhan sehingga dapat menentukan subjek surat. Subjek
surat ini pun masih merupakan ancar-ancar atau perkiraan petugas, karena selanjutnya petugas
harus mempergunakan indeks relatif. Dari indeks relatif ini, diketahui istilah subjek yang akan
dipergunakan dan selanjutnya petugas dapat melihat Daftar Klasifikasi Subjek untuk mengetahui
istilah bersangkutan lebih terinci dan lengkap. Misalnya istilah subjek untuk Surat Lamaran beserta
lampiran-lampirannya yang dipilih adalah “Personalia-Penerimaan-Sarjana-Pertanian” sebagai hasil
dari pekerjaan mengindeks yang diambil dari Daftar Klasifikasi Subjek.
Mengode
Mengode adalah memberi tanda pada surat dengan cara menuliskan kata-kata “Personalia-
Penerimaan-Sarjana-Pertanian” di atas kertas surat bersangkutan dengan tulisan tangan
sebagaimana terdapat pada gambar 5. Dengan kode tersebut petugas dapat menyortir ataupun
menempatkan surat bersangkutan sesuai dengan subjek yang benar. Atau berdasarkan kode tersebut
petugas dapat menempatkan (menyimpan) surat yang dikembalikan dari peminjaman ke tempatnya
semula, tanpa mengalami kesukaran karena kode penyimpanannya sudah ada.
Menyortir
Bila surat yang akan disimpan cukup banyak, perlu dilakukan penyortiran (pengelompokan)
terlebih dahulu untuk memudahkan pekerjaan penempatannya di tempat penyimpanan. Dengan
adanya penyortiran, surat-surat di simpan secara bergiliran kelompok demi kelompok. Kalau surat
yang akan disimpan sedikit, tidak perlu disortir terlebih dahulu, karena dapat dilakukan penyimpanan
sekaligus secara mudah. Berikut ini disertakan gambar pekerjaan sortir dengan contoh (Gambar 6).
Menempatkan
Sesuai dengan sistemnya, yaitu sistem subjek, maka pengelompokan dokumen adalah
berdasarkan subjek. Penunjuk (label) yang dipergunakan untuk map, laci almari arsip, map order, rak
arsip, dam lain-lain alat penyimpanan arsip, adalah berupa istilah subjek. Istilah tersebut dimulai dari
kelas utama, kelas, sub kelas, atau bahkan dapat sampai sub-sub kelas, tergantung kepada jumlah
surat dari subjek bersangkutan yang akan disimpan dengan pengelompokan yang lebih terinci.
Bila alat yang dipergunakan untuk penyimpanan adalah map gantung dalam lemari arsip,
maka surat mula-mula ditempatkan dalam map dengan label subjek utama. Tetapi bila suratnya
banyak, maka subjek utama menjadi label laci. Tetapi bila dokumen yang disimpan sangat banyak,
maka almari arsip dapat berlabelkan subjek utama. Bahkan satu ruangan pun dapat berlabelkan
subjek utama, bila ruangan tersebut berisikan dokumen dari suatu subjek tertentu, misalnya
personalia. Penempatan-penempatan label tergantung kepada jumlah surat atau dokumen yang
disimpan, serta peralatan penyimpanan yang dipergunakan.
Agar mudah dipahami, dapat diambil contoh yang sederhana yaitu penyimpanan dengan
mempergunakan map gantung. Misalnya suatu subjek personalia terdiri dari tingkatan-tingakatan
sebagai berikut: subjek utama = PERSONALIA, subjek = PENERIMAAN, sub subjek = SARJANA,
sub-sub subjek= PERTANIAN.
Untuk hal seperti diatas, mula-mula sebuah map gantung diberi label PERSONALIA. Semua
surat yang subjeknya Personalia akan disimpan di map itu. Map tersebut berfungsi sebagai map
campuran, dengan label map terletak pada posisi pertama.
Ada beberapa kelebihan filing system nomor ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penyimpanan dapat lebih teliti, cermat, dan teratur.
2. Penyimpanan dapat lebih cepat dan tepat.
3. Sederhana dan mudah dilaksanaka.
4. Dapat dipakai untuk segala macam surat/warkat/dokumen.
5. Nomor dokumen dapat dipergunakan sebagai referensi dalam korespondensi.
6. Nomor map atau dokumen dapat diperluas tanpa batas.
Seperti dijelaskan diatas bahwa penyimpanan arsip dengan sistem nomor menggunakan
penyimpanan dengan metode nomor tertentu, berikut akan dijelaskan metode-metode tersebut.
0000
0001
0002
Dst
0173 14 Oktober Koruptor -------- 04 Oktober Lamaran
2013 Akil 2013 Pekerjaan
b) Surat diberi nomor kode dan diindeks untuk menentukan pada laci berapa, guide dan folder mana
surat akan disimpan. Cara mengindeks nomor kode dilakukan dengan mengklasifikasikan nomor
tersebut dalam tiga unit.
– Unit I : diambil dua angka dari belakang, sebagai petunjuk nomor laci dan nomor guide
– Unit II : diambil satu angka setelah Unit I, petunjuk nomor map.
– Unit III : diambil seluruh angka setelah Unit II, sebagai penentu urutan surat dalam
map/folder.
c) Setelah pemberian nomor dan diindeks, surat disimpan pada laci sesuai dengan nomor kodenya.
Berdasarkan kode surat (0173) di atas, surat tersebut disimpan pada :
laci 70-79
Guide 73 urutan guide ke 4
Folder 73/1 urutan folder ke 2
Surat ke 1
3. Sistem penyimpanan arsip berdasarkan nomor seri (urut)
Sistem ini dilakukan jika jumlah arsip yang disimpan berkisar 1.000 sampai 10.000 arsip. Penomoran
dimulai dari nomor 1,2,3, dan seterusnya. Pada sistem ini setiap koresponden diberi nomor kode sesuai
dengan urutan yang berlaku pada Buku Nomor.
Buku Nomor adalah buku yang berisi nomor-nomor yang sudah digunakan sebagai nomor
koresponden (nama) dalam file sistem nomor. Nama koresponden yang dapat deberi kode nomor
adalah jika surat atas nama tersebut sudah lebih dari 5 surat. Tetapi jika belum mencapai 5 surat, maka
belum ditulis pada buku nomor, surat diberi kode sementara dengan huruf C yang berarti file
Campuran.
Untuk jenis-jenis peraelatan dan perlengkapan yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Filing cabinet
Satu laci filing cabinet dapat menampung sampai sebanyak 5.000 surat. Namun untuk mempermudah
menyimpan dan mengambil arsip sebagiknya diisi dengan 3.500-4000 arsip. Berarti untuk menyimpan
10.000 surat diperlukan 3 laci filing cabinet (satu filing cabinet berlaci 3).
b) Guide
Guide diperlukan sebagai pembatas, dibelakang guide ditempatkan beberapa folder, kurang lebih
sepuluh folder. Satu folder berisi 25 lembar surat, berarti satu laci memuat 150 folder. Sehingga
diperlukan 10 guide setiap laci.
c) Hanging Folder
Satu laci butuh sekitar 150 hanging folder. Berarti dibutuhkan sekitar 450 hanging folder untuk
menyimpan arsip sebanyak 10.000 lembar.
d) Kartu Indeks
Kartu indeks dibuat sebanyak jumlah nama koresponden dari arsip yang disimpan. Jika jumlah surat
dari satu koresponden sudah lebih dari 5, maka kode surat pada kartu indeks ditulis dengan kode
nomor, tetapi jika belum diberi kode C.
e) Buku Nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
Setelah peralatan untuk sistem ini tersedia maka langkah selanjutnya cara menyimpan arsip dengan
sistem nomor seri ini adalah sebagai berikut.
a) Memeriksa Berkas dan mengisi buku nomor
Perhatikan buku nomor berikut
Tanggal Nama Nomor File
10 Januari 2013 Muhammad Galih Prasetyo 100
15 Februari 2013 Muhammad Aryo Wibisono 101
25 Maret 2013 Adinda Nur Aisyah 102
04 Oktober 2013 Akil Koruptor 103
b) mengindeks
Tentukan nama koresponden dari surat/arsip yang akan disimpan, kemudian indeks sesuai peraturan
mengindeks.
c) Mengkode
Beri surat sesuai dengan nomor pada buku nomor. Atau kode C, jika jumlahnya belum mencapai 5.
d) Mensortir
Kegiatan ini dilakukan jika surat dalam jumlah yang banyak.
e) Menempatkan
Arsip ditempatkan pada tempat penyimpanan sesuai dengan kode. Jika arsip berkode C, maka
ditempatkan pada laci berkode C (Campuran). Tetapi jika kodenya adalah nomor, berarti ditempatkan
pada laci yang berkode sesuai dengan nomor surat.
Berdasarkan kode surat (103) di atas, surat tersebut disimpan pada:
laci berkode 101-200, dibelakang guide 101-110, didalam hanging folder berkode 103, dan
ditempatkan paling depan.
2) jika kode surat diketahui maka langsung ke tempat penyimpanan, tetapi jika kode surat tidak diketahui
maka merujuklah pada kartu indeks.
3) cari arsip pada tempat penyimpanan sesuai dengan ketentuan pemberian kode.
4) ambil arsip jika sudah ditemukan, dan tukar dengan lembar pinjam arsip (lembar 1)
5) berikan kepada peminjam arisp berikut dengan lembar pinjam arsip (lembar 2)