Anda di halaman 1dari 7

‫‪Jagalah Shalatmu‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA:‬‬

‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيئَ ِ‬


‫ات أَ ْع َمالِنَا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َّ‬ ‫ْح ْم َد ِهلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَت ْغف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ بِ ْ ُ ْ‬ ‫إِ ّن ال َ‬
‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهللُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن‬ ‫ِ‬ ‫ضل لَه ومن ي ْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ضل ْل فَالَ َهاد َ‬ ‫َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم ّ ُ َ َ ْ ُ‬
‫ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ‬

‫ان إِلَى َي ْوِم ال ّديْن‬


‫َصحابِ ِه ومن تَبِع ُهم بِِإ ْحس ٍ‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬
‫ص ّل َو َسلّ ْم َعلى ُم َح ّمد َو َعلى آله ِوأ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ‬
‫لله ّم َ‬
‫‪.‬اَ ُ‬

‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬
‫يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن َ‬

‫ث ِم ْن ُه َما‬ ‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َوبَ ّ‬


‫سو ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اس اّت ُق ْوا َربّ ُك ُم الّذي َخلَ َق ُك ْم م ْن َن ْف ٍ َ‬
‫يَاأ َّي َها النَ ُ‬
‫اءلُْو َن بِ ِه َواْأل َْر َحام َ إِ ّن اهللَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
‫سَ‬
‫ِ‬
‫اء َواّت ُقوا اهللَ الَذي تَ َ‬
‫سً‬
‫ِ ِ‬
‫ِر َجاالً َكث ْي ًرا َون َ‬

‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْرلَ ُك ْم‬ ‫ِ‬


‫آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َو ُق ْولُْوا َق ْوالً َسديْ ًدا يُ ْ‬
‫ِ‬
‫يَاأ َّي َها الّذيْ َن َ‬
‫… ذُ ُن ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا َع ِظ ْي ًما‪ ،‬أ َّما َب ْع ُد‬

‫صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َم‪َ ،‬و َش ّر‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫فَِأ ّن أَص َد َق ال ِ ِ ِ‬
‫ى ُم َح ّمد َ‬ ‫اب اهلل‪َ ،‬و َخ ْي َر ال َْه ْدى َه ْد ُ‬ ‫ْحديْث كتَ ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫ضالَلَ ِة فِي النّا ِر‬ ‫‪.‬اْأل ُُم ْو ِر ُم ْح َدثَا ُت َها‪َ ،‬و ُك ّل ُم ْح َدثٍَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة َ‬
‫ضالَلَةً‪َ ،‬و ُك ّل َ‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah‬‬
‫‪Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas segala karunia, hidayah dan‬‬
‫‪berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.‬‬
‫‪Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda‬‬
‫‪Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua‬‬
‫‪orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.‬‬
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu
wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya
dan menjauhi segala laranganNya.
Kaum muslimin a’azzakumullah
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah kenyataan bahwa sangat
banyak di antara manusia yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami
hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka
sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antara bentuk riil kondisi sebagian kaum Muslimin yang sangat menyedihkan
tersebut adalah semakin banyaknya orang-orang Islam masa sekarang yang mulai
meremehkan dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam agama Islam,
shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima
wahyu perintah shalat, yaitu dengan dimi’-rajkan ke langit didampingi malaikat
Jibril ‘alaihis salam. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Ta’alaberbicara
langsung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang demikian itu
menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah shalat dalam Islam, karena ia
adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Dalam
satu hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫اد ِف ْي َسبِْي ِل اهلل‬ ِ ‫ و ِذروةُ سنَ ِام ِه ال‬،ُ‫الصالَة‬


ُ ‫ْج َه‬ َ َ ْ َ َّ ُ‫ َو َع ُم ْو ُده‬،‫ْس اأْل َْم ِر اإْلِ ْسالَ ُم‬
ُ ‫رأ‬.
َ
“Pokok agama adalah Islam (berserah diri), tiangnya adalah shalat, dan puncaknya
adalah jihad di jalan Allah.” (HR. at-Tirmidzi no. 2616).
Sidang Jumat yang Dimuliakan Allah
Shalat merupakan ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah ikhlas dan tauhid,
sebagaimana Firman Allah Ta’ala,

ِ ِِ ِ ِ
َّ ‫الصاَل َة َو ُي ْؤتُوا‬
‫الز َكا َة‬ َّ ‫يموا‬
ُ ‫ِّين ُحَن َفاء َويُق‬ َ ‫َو َما أُم ُروا إِاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ ُم ْخلص‬
َ ‫ين لَهُ الد‬
‫ين الْ َقيِّ َم ِة‬ ِ َ ِ‫و َذل‬
ُ ‫كد‬ َ
“Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(Al-Bayyinah: 5).
Dan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫ َويُِق ْي ُموا‬، ‫َن ُم َح َّم ًدا َر ُس ْو ُل اللَّه‬ َّ ‫َّاس َحتَّى يَ ْش َه ُد ْوا أَ ْن الَ إِله إِالّ اللَّهُ َوأ‬ ِ ُ ‫أ ُِم ْر‬
َ ‫ت أَ ْن أُقَات َل الن‬
‫اء ُه ْم َوأ َْم َوالَ ُه ْم إِالَّ بِ َح ِّق‬ ِ ‫ َعصموا ِمن‬،‫ك‬ ِ ِ َّ
َ ‫ِّي د َم‬ْ ْ ُ َ َ ‫ فَإ َذا َف َعلُ ْوا ذل‬،‫ َو ُي ْؤتُوا الز َكا َة‬،‫الصالَ َة‬ َّ
‫س ُاب ُه ْم َعلَى اللَّه‬ ِ ِ
َ ‫ َوح‬،‫اإْلِ ْسالَم‬.
“Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah
utusan Allah, kemudian mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka
melakukan itu, maka darah dan harta mereka terpelihara dariku kecuali dengan hak
Islam, dan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Shalat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak,
seperti tersebut dalam hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِِ ِِ ِ ِ ‫إِ َّن أ ََّو َل ما يحاس‬
  ‫ت َف َق ْد أَ ْفلَ َح‬
ْ ‫صلُ َح‬ َ ‫ب بِه ال َْع ْب ُد َي ْو َم الْقيَ َامة م ْن َع َمله‬
َ ‫ فَِإ ْن‬،ُ‫صالَتُه‬ ُ َ َُ َ
‫اب َو َخ ِس َر‬َ ‫ت َف َق ْد َخ‬ ْ ‫س َد‬ ِ
َ َ‫ َوإ ْن ف‬،‫وأَنْ َج َح‬.
َ
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari Kiamat
adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi
apabila shalatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. at-Tirmidzi, no. 413).
Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah
Radhiyallahu ‘anha bahwasanya ia berkata,

‫ت أَيْ َمانُ ُك ْم‬


ْ ‫الصالَ َة َو َما َملَ َك‬ َّ ‫صيَّ ِة َر ُس ْو ِل اللَّه‬
َّ ‫الصالَ َة‬ ِ ‫ َكا َن ِمن‬.
ِ ‫آخ ِر و‬
َ ْ
“Wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, ‘Kerjakanlah shalat,
Kerjakanlah shalat, dan tunaikanlah kewajiban kalian terhadap budak-budak yang
kalian miliki.” (HR. Ahmad, no. 25944).
Hadirin yang dirahmati Allah
Inilah gambaran agungnya kedudukan ibadah shalat dalam agama Islam yang kita
anut, sehingga al-Qur`an dan as-Sunnah yang shahih telah memberikan ancaman
keras bagi orang yang meninggalkan shalat. Dalam surat al-Muddatstsir ayat 42-43
Allah Ta’ala berfirman,

‫ين‬ِّ
‫ل‬ ‫ص‬ ‫ْم‬
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫م‬ِ‫ك‬
ُ ‫ن‬
َ ‫م‬ ‫ل‬
َ ‫وا‬‫ل‬
ُ ‫ا‬َ‫ق‬ .‫ر‬ ‫ق‬
َ ‫س‬ ‫ي‬ ِ‫ما سلَ َك ُكم ف‬
َ ُ ََ ْ َ َ ْ َ َ
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab,
“Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”
Adapun di dalam as-Sunnah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat
diancam akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َو َم ْن لَ ْم يُ َحافِ ْظ َعلَْي َها لَ ْم‬،‫ت لَهُ ُن ْو ًرا َو ُب ْر َهانًا َونَ َجا ًة َي ْو َم ال ِْقيَ َام ِة‬
ْ َ‫ظ َعلَْي َها َكان‬
َ َ‫َم ْن َحاف‬
،‫ َو َه َاما َن‬،‫ َوفِ ْر َع ْو َن‬،‫ار ْو َن‬ ِ ِ
ُ َ‫ َو َكا َن َي ْو َم الْقيَ َامة َم َع ق‬،ٌ‫يَ ُك ْن لَهُ ُن ْو ٌر َوالَ ُب ْر َها ٌن َوالَ نَ َجاة‬
ٍ َ‫وأُب ِّي بْ ِن َخل‬.
‫ف‬ ََ
“Barangsiapa yang menjaganya (shalat fardhu), maka pada Hari Kiamat dia akan
memperoleh cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang
akan membelanya), dan keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan)
bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, no. 6540 dan ad-
Darimi, no. 2721, Shahih Ibnu Hibban, no.1476. Syu’aib al-Arna’uth mengatakan
‘Isnadnya shahih.’ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-Jami’ no. 2851).
Jamaah Jumat hafizhakumullah
Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan shalat?
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena
mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat
tentang orang yang meninggalkan shalat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara
mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara
yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan
kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang
meninggalkan shalat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah
didera dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh
sebagai hukum had baginya, bukan karena murtad.
Akan tetapi Jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan penda-pat para ulama tentang
hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja,
hendaknya seorang Muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh
para ulama dengan sebab meninggalkan shalat. Meski seharusnya sudah cukup bagi
kita untuk merasa takut untuk meninggalkan shalat dikarenakan ancaman yang begitu
keras dari Allah Ta’ala maupun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga
Ibnul Qayyim rahimahulloh berkata, “Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat
dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya di sisi Allah daripada membunuh
jiwa dan mengambil harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada berzina, mencuri
dan minum khamar. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan
kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.” (Lihat Kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha
hal. 9, karya Ibnul Qayyim).
Shalat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai
kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa
lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan
badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana
kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan
banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan di antaranya adalah dengan mengerjakan
shalat.
Hadirin Rahimakumullah
Perhatikanlah orang-orang yang tidak shalat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan,
meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah,
namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan.
Berbeda dengan orang yang shalat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan
shalat dapat menenangkan hati, karena di dalam shalat mengandung dzikrullah
(mengingat Allah) dan itu membawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman
Allah Ta’ala,

ِ ِ ِ
ُ ُ‫أَالَ بِذ ْك ِر اللّه تَط َْمئ ُّن الْ ُقل‬
‫وب‬
 
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’d: 28).
Jiwa orang yang melakukan shalat akan mengalami ketenangan dan akan
mendapatkan thuma’ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan shalat.
Hidupnya mengalami was-was, tidak tenang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh
setan.
Tunaikanlah shalat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal
masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba
yang taat demi meraih surge-Nya yang penuh dengan nikmat.

‫الر ِح ْي ِم‬ ِ ‫أَ ُقو ُل َقولِي هذا أ‬


ّ ‫َسَت ْغف ُر اهللَ إِنّهُ ُه َو الْغَ ُف ْو ُر‬
ْ َ ْ ْ
KHUTBAH KEDUA :
ِ َ‫اهلل ِمن ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيئ‬
‫ات أَ ْع َمالِنَا‬ ِ ِ ِ ِ
َّ َ ْ ُ ْ ِ‫ْح ْم َد ِهلل نَ ْح َم ُدهُ َونَ ْستَع ْينُهُ َونَ ْسَتغْف ُرهُ َو َنعُ ْوذُ ب‬ َ ‫إِ ّن ال‬
‫ي لَهُ أَ ْش َه ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالّ اهللُ َوأَ ْش َه ُد أَ ّن‬ ِ ِ ْ ‫ضل لَه ومن ي‬ ِ ِِ
َ ‫ضل ْل فَالَ َهاد‬ ُ ْ َ َ ُ ّ ‫َم ْن َي ْهده اهللُ فَالَ ُم‬
‫صلَّى الَلَّّّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم تَ ْسلِ ْي ًما َكثِْي ًرا‬
َ ‫ُم َح ّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َو‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Jika meninggalkan shalat memang perkara yang boleh disepelekan atau ditolerir,
niscaya orang yang sedang sakit tidak akan diperintahkan untuk mengerjakannya.
Logika manakah yang membenarkan diperbolehkannya meninggalkan shalat bagi
orang yang sehat, sementara orang yang sakit saja tetap diwajibkan untuk
mengerjakannya? Ini menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan shalat cenderung
menuruti hawa nafsunya, mengikuti keinginan syahwat, serta mengabaikan jalan yang
lurus dan sesuai dengan logika akal manusia.
Bagaimana pun keadaan yang kita alami, maka shalat tetap wajib kita lakukan, baik
ketika sehat ataupun sedang sakit, dalam keadaan safar maupun bermukim. Shalat
wajib yang lima waktu harus tetap dikerjakan, bagaimana pun kondisi kita.
Oleh sebab itu hadirin sekalian, dalam khutbah yang singkat ini khatib ingin menasihati
khatib pribadi dan Jamaah sekalian, janganlah sekali-kali kita meremehkan shalat
apalagi meninggal-kannya. Jadilah kita termasuk hamba-hamba Allah yang selalu
menjaga shalat, karena kita tidak tahu berapa umur kita yang ter-sisa. Berapa pun
panjangnya usia kita, namun kita meyakini bahwa kita pasti akan meninggalkan dunia
yang fana ini. Dan setiap orang yang mengadakan perjalanan pasti membutuhkan
bekal. Sementara perjalanan yang satu ini adalah perjalanan yang sangat panjang dan
tidak akan kembali lagi. Barangsiapa yang dalam perjalanan tersebut tidak memiliki
bekal, maka ia berarti telah menderita kerugian yang tak akan tergantikan dan tidak ada
bandingannya. Bagaimana seseorang selalu lalai, sementara usianya berlalu bagaikan
awan yang berarak di angkasa. Tiba-tiba saat ia dipanggil untuk memenuhi janji yang
tidak dapat ditunda-tunda (kematian), maka ia pun kemudian mencari bekal, hanya saja
yang ia dapati hanyalah tanah, sementara ia tidak mendapatkan orang yang dapat
menyelamatkannya atau menolongnya, wal’iyadzu billah.
Mudah-mudahan Allah memberikan kita petunjuk untuk melaksanakan shalat yang lima
waktu dan melaksanakan kebaikan sesuai dengan syariat. Mudah-mudahan Allah
menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal shalih yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan Allah senantiasa
memberikan hidayah pada segala urusan kita, dan memberikan petunjuk kepada kita
semua dalam menapaki jalanNya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan
nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada,
serta orang-orang yang shalih, bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan bukan jalan
orang-orang yang tersesat.
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫صلُّوا َعلَْيه َو َسلِّ ُموا تَ ْسل ً‬
‫يما‬ ‫صلُّو َن َعلَى النَّب ِّي يَآأ َُّي َها الذ َ‬
‫ين َء َامنُوا َ‬ ‫إِ َّن اهللَ َو َمالَئ َكتَهُ يُ َ‬

‫ت َعلَى إِ ْبر ِاه ْيم‪ ،‬و َعلَى ِ‬


‫آل‬ ‫صلَّْي َ‬ ‫ٍ‬
‫آل ُم َح َّمد‪َ ،‬ك َما َ‬ ‫ص ِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد‪ ،‬و َعلَى ِ‬ ‫اللهم َ‬
‫َ َ َ‬ ‫َ‬
‫آل ُم َح َّم ٍد‪َ ،‬ك َما بَ َار ْك َ‬
‫ت‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اللهم بَا ِر ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد‪ ،‬و َعلَى ِ‬
‫َ‬ ‫إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬‫آل إِ ْب َر ِاه ْي َم‪ ،‬إِنَّ َ‬‫‪.‬علَى إِ ْبر ِاه ْيم‪ ،‬و َعلَى ِ‬
‫َ َ َ َ‬
‫َحيآء ِم ْن ُهم واأل َْمو ِ‬
‫ات إِنَّ َ‬
‫ك‬ ‫اللّ ُه َّم ا ْغ ِفر لِلْم ْؤ ِمنِْين و ِ ِ‬
‫ات والمسلِ ِم ْين و ِ ِ‬
‫الم ْسل َمات األ ْ َ ُ ْ َ َ‬ ‫الم ْؤمنَ َ ُ ْ َ َ ُ‬‫ْ ُ ََ ُ‬
‫اضي الحاج ِ‬
‫ات‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِريْ ِ‬
‫ب ال َد َع َوات َويَآ قَ َ َ َ‬
‫ب ُمج ْي ٌ‬
‫ٌ‬ ‫َ‬
‫ر َّبنَا ظَلَمنَا أَْن ُفسنَا وإِ ْن لَم َتغْ ِـفـر لَنَا وَترحمنَا لَنَ ُكونَ َّن ِمن الْ َخ ِ‬
‫اس ِريْ َن‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ ْ َ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬

‫ك ال ُْه َدى‬‫اب النَّا ِر‪ .‬اللهم إِنَّا نَ ْسأَلُ َ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫َر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ‬
‫سنَةً َوقنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َ‬ ‫الد ْنيَا َح َ‬
‫اء ِة‬
‫ك َوفُ َج َ‬ ‫ك ِم ْن َز َو ِال نِ ْع َمتِ َ‬
‫ك َوتَ َح ُّو ِل َعافِيَتِ َ‬ ‫اف َوال ِْغنَى‪ .‬اللهم إِنَّا َنعُ ْوذُ بِ َ‬
‫الت َقى َوال َْع َف َ‬
‫َو ُّ‬
‫ك‪ .‬و ِ‬
‫آخ ُر َد ْع َوانَا‬ ‫ِ‬ ‫نِْقمتِ َ ِ‬
‫ك َو َجم ْي ِع َس َخط َ َ‬ ‫َ‬

‫ص ْحبِ ِه َو َسلَّ َم‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬


‫ب ال َْعالَ ِم ْي َن‪َ .‬و َ‬
‫صلى اهلل َعلَى نَبِِّينَا ُم َح َّمد َو َعلَى آله َو َ‬ ‫ْح ْم ُد هلل َر ِّ‬
‫‪.‬أَن ال َ‬

Anda mungkin juga menyukai