KHUTBAH PERTAMA:
آم ُن ْوا اّت ُقوا اهللَ َح ّق ُت َقاتِِه َوالَ تَ ُم ْوتُ ّن إِالّ َوأَْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن
يَاأ َّي َها الّ َذيْ َن َ
صلّى اهلل َعلَْي ِه َو َسلّ َمَ ،و َش ّر ٍ ِ ِ فَِأ ّن أَص َد َق ال ِ ِ ِ
ى ُم َح ّمد َ اب اهللَ ،و َخ ْي َر ال َْه ْدى َه ْد ُ ْحديْث كتَ ُ َ ْ
ضالَلَ ِة فِي النّا ِر .اْأل ُُم ْو ِر ُم ْح َدثَا ُت َهاَ ،و ُك ّل ُم ْح َدثٍَة بِ ْد َعةٌ َو ُك ّل بِ ْد َع ٍة َ
ضالَلَةًَ ،و ُك ّل َ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala atas segala karunia, hidayah dan
berjuta kenikmatan tak terhingga yang telah Dia anugerahkan kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan ke haribaan baginda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta para keluarga, sahabat, dan semua
orang yang mengikutnya hingga hari kemudian.
Selanjutnya marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu
wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa, yakni dengan menjalankan segala perintahNya
dan menjauhi segala laranganNya.
Kaum muslimin a’azzakumullah
Di zaman yang semakin dekat dengan hari akhir ini, kita menyaksikan suatu fenomena
memprihatinkan yang menimpa kaum muslimin, yaitu sebuah kenyataan bahwa sangat
banyak di antara manusia yang mengaku beragama Islam namun tidak memahami
hakikat agama Islam yang dianutnya, bahkan tingkah laku keseharian mereka
sangatlah jauh dari nilai-nilai Islam itu sendiri.
Di antara bentuk riil kondisi sebagian kaum Muslimin yang sangat menyedihkan
tersebut adalah semakin banyaknya orang-orang Islam masa sekarang yang mulai
meremehkan dan menyia-nyiakan shalat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang berani
meninggalkannya dengan sengaja dan terang-terangan. Padahal dalam agama Islam,
shalat memiliki kedudukan yang tidak bisa ditandingi oleh ibadah lainnya. Hal ini
ditunjukkan dengan bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerima
wahyu perintah shalat, yaitu dengan dimi’-rajkan ke langit didampingi malaikat
Jibril ‘alaihis salam. Setelah beliau sampai di Sidratul Muntaha, Allah Ta’alaberbicara
langsung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang demikian itu
menunjukkan bahwa betapa agung kedudukan ibadah shalat dalam Islam, karena ia
adalah tiang agama, di mana agama ini tidak akan tegak kecuali dengannya. Dalam
satu hadits shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِ ِِ ِ ِ
َّ الصاَل َة َو ُي ْؤتُوا
الز َكا َة َّ يموا
ُ ِّين ُحَن َفاء َويُق َ َو َما أُم ُروا إِاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ ُم ْخلص
َ ين لَهُ الد
ين الْ َقيِّ َم ِة ِ َ ِو َذل
ُ كد َ
“Dan tidaklah mereka disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadaNya dalam menjalankan agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(Al-Bayyinah: 5).
Dan sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
َويُِق ْي ُموا، َن ُم َح َّم ًدا َر ُس ْو ُل اللَّه َّ َّاس َحتَّى يَ ْش َه ُد ْوا أَ ْن الَ إِله إِالّ اللَّهُ َوأ ِ ُ أ ُِم ْر
َ ت أَ ْن أُقَات َل الن
اء ُه ْم َوأ َْم َوالَ ُه ْم إِالَّ بِ َح ِّق ِ َعصموا ِمن،ك ِ ِ َّ
َ ِّي د َمْ ْ ُ َ َ فَإ َذا َف َعلُ ْوا ذل، َو ُي ْؤتُوا الز َكا َة،الصالَ َة َّ
س ُاب ُه ْم َعلَى اللَّه ِ ِ
َ َوح،اإْلِ ْسالَم.
“Aku telah diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi
bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah
utusan Allah, kemudian mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Apabila mereka
melakukan itu, maka darah dan harta mereka terpelihara dariku kecuali dengan hak
Islam, dan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Shalat juga merupakan amal pertama kali yang akan dihisab di Hari Kiamat kelak,
seperti tersebut dalam hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِِ ِِ ِ ِ إِ َّن أ ََّو َل ما يحاس
ت َف َق ْد أَ ْفلَ َح
ْ صلُ َح َ ب بِه ال َْع ْب ُد َي ْو َم الْقيَ َامة م ْن َع َمله
َ فَِإ ْن،ُصالَتُه ُ َ َُ َ
اب َو َخ ِس َرَ ت َف َق ْد َخ ْ س َد ِ
َ َ َوإ ْن ف،وأَنْ َج َح.
َ
“Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal seorang hamba pada hari Kiamat
adalah shalat. Apabila shalatnya baik, maka ia telah berbahagia dan sukses, tetapi
apabila shalatnya jelek, maka ia telah celaka dan rugi.” (HR. at-Tirmidzi, no. 413).
Di samping itu, shalat adalah wasiat terakhir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam kepada umatnya, sebagaimana telah diriwayatkan dari Ummu Salamah
Radhiyallahu ‘anha bahwasanya ia berkata,
ينِّ
ل ص ْم
ل ا نمِك
ُ ن
َ م ل
َ وال
ُ اَق .ر ق
َ س ي ِما سلَ َك ُكم ف
َ ُ ََ ْ َ َ ْ َ َ
“Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka)?” Mereka menjawab,
“Kami dahulu (di dunia) tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.”
Adapun di dalam as-Sunnah disebutkan bahwa orang yang meninggalkan shalat
diancam akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
َو َم ْن لَ ْم يُ َحافِ ْظ َعلَْي َها لَ ْم،ت لَهُ ُن ْو ًرا َو ُب ْر َهانًا َونَ َجا ًة َي ْو َم ال ِْقيَ َام ِة
ْ َظ َعلَْي َها َكان
َ ََم ْن َحاف
، َو َه َاما َن، َوفِ ْر َع ْو َن،ار ْو َن ِ ِ
ُ َ َو َكا َن َي ْو َم الْقيَ َامة َم َع ق،ٌيَ ُك ْن لَهُ ُن ْو ٌر َوالَ ُب ْر َها ٌن َوالَ نَ َجاة
ٍ َوأُب ِّي بْ ِن َخل.
ف ََ
“Barangsiapa yang menjaganya (shalat fardhu), maka pada Hari Kiamat dia akan
memperoleh cahaya, bukti nyata (yang akan membelanya), dan keselamatan. Dan
barangsiapa yang tidak menjaganya, maka dia tidak memiliki cahaya, bukti nyata (yang
akan membelanya), dan keselamatan, serta pada Hari Kiamat dia akan (dikumpulkan)
bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, no. 6540 dan ad-
Darimi, no. 2721, Shahih Ibnu Hibban, no.1476. Syu’aib al-Arna’uth mengatakan
‘Isnadnya shahih.’ Didhaifkan oleh al-Albani di dalam Dhaif al-Jami’ no. 2851).
Jamaah Jumat hafizhakumullah
Lantas, apa hukum orang yang meninggalkan shalat?
Seluruh ulama umat Islam sepakat bahwa orang yang meninggalkan shalat karena
mengingkari kewajibannya adalah kafir. Namun kemudian mereka berbeda pendapat
tentang orang yang meninggalkan shalat tanpa mengingkari kewajibannya. Di antara
mereka ada yang berpendapat bahwa ia telah kafir dan keluar dari Islam. Sementara
yang lain menyatakan bahwa hukumnya masih berada di bawah kesyirikan dan
kekafiran.
Para ulama juga berbeda pendapat tentang hukuman yang layak bagi orang yang
meninggalkan shalat. Sebagian mereka berpendapat bahwa hukumannya adalah
didera dan dipenjara, sedangkan yang lain mengatakan bahwa ia harus dibunuh
sebagai hukum had baginya, bukan karena murtad.
Akan tetapi Jamaah sekalian, terlepas dari perbedaan penda-pat para ulama tentang
hukum dan hukuman bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja,
hendaknya seorang Muslim merasa takut apabila keislamannya diperdebatkan oleh
para ulama dengan sebab meninggalkan shalat. Meski seharusnya sudah cukup bagi
kita untuk merasa takut untuk meninggalkan shalat dikarenakan ancaman yang begitu
keras dari Allah Ta’ala maupun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga
Ibnul Qayyim rahimahulloh berkata, “Orang yang meninggalkan shalat telah berbuat
dosa besar yang paling besar, lebih besar dosanya di sisi Allah daripada membunuh
jiwa dan mengambil harta orang lain. Lebih besar dosanya daripada berzina, mencuri
dan minum khamar. Orang yang meninggalkan shalat akan mendapatkan hukuman dan
kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat.” (Lihat Kitab Ash-Shalah wa Hukmu Tarikiha
hal. 9, karya Ibnul Qayyim).
Shalat adalah kebutuhan batin seorang hamba, layaknya makan dan minum sebagai
kebutuhan lahirnya. Sehari saja manusia tidak makan, maka badannya akan terasa
lemas dan tidak berdaya. Makan adalah hajat manusia dan penopang kesehatan
badannya. Kebutuhan jasmani terhadap makanan harus dipenuhi, sebagaimana
kesehatan rohani juga harus dipenuhi. Kebutuhan hati kita harus dipenuhi dengan
banyak berdzikir kepada Allah Ta’ala, dan di antaranya adalah dengan mengerjakan
shalat.
Hadirin Rahimakumullah
Perhatikanlah orang-orang yang tidak shalat! Hidupnya tidak mengalami ketenangan,
meskipun secara lahiriyah hidupnya kaya raya dan mempunyai harta yang berlimpah,
namun mereka sama sekali tidak mengalami ketenangan dan tidak juga kenyamanan.
Berbeda dengan orang yang shalat, ia merasa tenang dan bahagia. Melaksanakan
shalat dapat menenangkan hati, karena di dalam shalat mengandung dzikrullah
(mengingat Allah) dan itu membawa kepada ketenangan batin, sebagaimana Firman
Allah Ta’ala,
ِ ِ ِ
ُ ُأَالَ بِذ ْك ِر اللّه تَط َْمئ ُّن الْ ُقل
وب
“Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’d: 28).
Jiwa orang yang melakukan shalat akan mengalami ketenangan dan akan
mendapatkan thuma’ninah dalam hidup. Berbeda dengan orang yang enggan shalat.
Hidupnya mengalami was-was, tidak tenang, ketakutan, dan selalu diganggu oleh
setan.
Tunaikanlah shalat karena ajal begitu dekat. Laksanakanlah perintah-Nya selagi amal
masih dicatat. Segeralah bertaubat sebelum pintu-Nya tertutup rapat. Jadilah hamba
yang taat demi meraih surge-Nya yang penuh dengan nikmat.
ك ال ُْه َدىاب النَّا ِر .اللهم إِنَّا نَ ْسأَلُ َ ِ ِ ِ ِ َر َّبنَا آتِنَا فِي ُّ
سنَةً َوقنَا َع َذ َ سنَةً َوفي اآْل خ َرة َح َ الد ْنيَا َح َ
اء ِة
ك َوفُ َج َ ك ِم ْن َز َو ِال نِ ْع َمتِ َ
ك َوتَ َح ُّو ِل َعافِيَتِ َ اف َوال ِْغنَى .اللهم إِنَّا َنعُ ْوذُ بِ َ
الت َقى َوال َْع َف َ
َو ُّ
ك .و ِ
آخ ُر َد ْع َوانَا ِ نِْقمتِ َ ِ
ك َو َجم ْي ِع َس َخط َ َ َ