1082 2660 1 PB
1082 2660 1 PB
117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
Haqi Fadillah
Universitas Pakuan
Email: haqifadillah@unpak.ac.id
117
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
merupakan penilaian investor yang paling perpajakan, berarti semakin sedikit beban
dapat diamati. Ini memberikan dampak bagi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Beban
para pemegang saham untuk tetap merupakan pengurang dalam mendapatkan
mempertahankan investasinya dan juga calon laba perusahaan. Semakin kecil beban yang
investor agar tertarik menginvestasikan dikeluarkan perusahaan maka semakin besar
modalnya kepada perusahaan tersebut laba setelah pajak (earnings after tax – EAT)
(Ilmiani dan Sutrisno, 2013). yang diperoleh perusahaan. Minat investor
Peningkatan nilai perusahaan akan semakin tinggi pada saham perusahaan
merupakan tujuan perusahaan yang dapat yang memperoleh laba besar. Semakin tinggi
dicapai melalui pelaksanaan fungsi minat investor akan suatu saham maka harga
manajemen, di mana suatu keputusan yang saham akan mengalami kenaikan karena
diambil akan mempengaruhi keputusan jumlah saham yang beredar di masyarakat
lainnya dan nantinya akan berdampak pada terbatas. Para pemegang saham pun
nilai perusahaan. Salah satu keputusan menginginkan agar perusahaaan memiliki nilai
manajemen tersebut adalah terkait dengan perusahaan yang maksimal. Dari hal ini maka
aktivitas pajak. diduga tax avoidance berpengaruh negatif
Perusahaan berusaha untuk membayar terhadap nilai perusahaan.
pajak sekecil mungkin karena apabila Pengukuran tax avoidance
membayar pajak secara optimal berarti menggunakan cash effective tax rate (CETR).
mengurangi kemampuan ekonomis CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya
perusahaan. Kondisi itulah yang menyebabkan pajak dibagi dengan laba sebelum pajak
banyak perusahaan berusaha mencari cara (Budiman dan Setiyono, 2012). Semakin tinggi
untuk meminimalkan beban pajak. tingkat persentase CETR di mana menjauhi
Meminimalkan beban pajak dapat dilakukan tarif pajak penghasilan badan sebesar 25
dengan berbagai cara, dari yang masih berada persen mengindikasikan bahwa semakin
dalam bingkai peraturan perpajakan sampai rendah tingkat tax avoidance perusahaan,
dengan yang melanggar. Black’s Law sebaliknya semakin rendah tingkat presentase
Dictionary menjelaskan bahwa meminimalkan CETR (di bawah tarif 25 persen)
kewajiban pajak yang tidak melanggar undang- mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat
undang biasa disebut dengan istilah tax tax avoidance perusahaan (Septiani, 2017).
avoidance (Suryowati, 2016). Penelitian ini memfokuskan pada
Tax avoidance adalah usaha wajib pajak perusahaan-perusahaan subsektor makanan
untuk mengurangi pajak terutang. Upaya ini dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
bisa jadi tidak melanggar hukum (the letter of Indonesia (BEI) sepanjang periode 2013-2017
the law), tetapi sebenarnya bertentangan sebanyak tujuh sampel perusahaan. Jika
dengan tujuan dibuatnya peraturan dilihat dari rata-rata sepanjang lima tahun
perundang-undangan perpajakan (OECD, tersebut maka terlihat adanya ketidaksesuaian
1987). Adapun menurut Simarmata (2014), tax dengan pendugaan bahwa tax avoidance
avoidance merupakan segala bentuk kegiatan berpengaruh negatif terhadap nilai
yang memberikan efek terhadap kewajiban perusahaan seperti yang terlihat pada grafik di
pajak, baik kegiatan diperbolehkan oleh pajak bawah. Sebagai contoh, tahun 2013 ke 2014,
maupun kegiatan khusus untuk mengurangi nilai perusahaan mengalami kenaikan dari
pajak. Alasan perusahaan melakukan praktik 2.56 menjadi 3.50, tetapi tax avoidance pun
penghindaran pajak ini untuk mengurangi mengalami kenaikan dari 0.27 menjadi 0.37.
beban pajak yang nantinya akan dibayarkan Tahun 2014 ke 2015, nilai perusahaan
oleh perusahaan. Ketika perusahaan mampu mengalami penurunan dari 3.50 ke 2.9, tax
meminimalkan pengeluaran untuk keperluan avoidance pun mengalami penurunan dari
118
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
0.37 menjadi 0.30. Begitu pun rata-rata di avoidance pun mengalami kenaikan, pun
tahun-tahun selanjutnya, apabila nilai sebaliknya.
perusahaan mengalami kenaikan, maka tax
NP CETR
(Sumber: Pengolahan Data oleh penulis dari Laporan Keuangan perusahaan-perusahaan Subsektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2017)
Gambar 1. Grafik Nilai Perusahaan dan Tax Avoidance pada Perusahaan-perusahaan
Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
119
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
terhadap nilai perusahaan dan menganalisis datang, sehingga meningkatkan harga saham
pengaruh tax avoidance terhadap nilai sebagai indikator nilai perusahaan (Jama’an,
perusahaan dengan kepemilikan institusional 2008). Selain itu, bagi pihak manajemen,
sebagai variabel pemoderasi pada praktik penghindaran pajak yang telah
perusahaan-perusahaan subsektor makanan dilakukan diharapkan dapat memberikan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek sinyal positif kepada pihak investor yang akan
Indonesia periode 2013-2017. Penelitian berdampak terhadap naiknya nilai
sebelumnya yang dilakukan Azhar (2017), perusahaan. Karena pada dasarnya, nilai
Sugiyanto (2018), Herdiyanto dan Ardiyanto perusahaan dapat dikatakan baik salah
(2015) dengan hasil penelitian tax avoidance satunya ditunjukkan oleh peningkatan harga
berpengaruh signifikan terhadap nilai saham perusahaan dari waktu ke waktu.
perusahaan. Hasil yang berbeda didapatkan
oleh Wardani dan Juliani (2018) yang Teori Agensi (Agency Theory)
menyatakan tax avoidance tidak berpengaruh Setiyaningsih (2018) menjelaskan
terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, hubungan keagenan di dalam teori agensi
hasil penelitian Azhar (2017), Victory dan (agency theory) bahwa perusahaan
Cheisviyani (2016), dan Dharmapala (2019) merupakan kumpulan kontrak (nexus of
menyatakan bahwa kepemilikan institusional contract) antarpemilik sumber daya ekonomi
mampu memoderasi hubungan antara tax (principal) dan manajer (agent) yang
avoidance dan nilai perusahaan. Adapun mengurus penggunaan dan pengendalian
penelitian yang dilakukan Setiyaningsih (2018) sumber daya tersebut. Hubungan keagenan ini
menyatakan bahwa kepemilikan institusional mengakibatkan dua permasalahan, yaitu: (a)
tidak mampu memoderasi hubungan tax terjadinya informasi asimetris (information
avoidance dan nilai perusahaan. asymmetry), di mana manajemen secara
umum memiliki lebih banyak informasi
TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN mengenai posisi keuangan yang sebenarnya
HIPOTESIS dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b)
Teori Signal (Signalling Theory) terjadinya konflik kepentingan (conflict of
Menurut Sibarani (2016) menjelaskan interest) akibat ketidaksamaan tujuan, di
mengapa perusahaan mempunyai dorongan mana manajemen tidak selalu bertindak sesuai
untuk memberikan informasi laporan dengan kepentingan pemilik. Teori agensi
keuangan pada pihak eksternal, karena mengganggap bahwa aktivitas tax avoidance
terdapat asimetris informasi (asymmetri berhubungan dengan masalah good
information) antara perusahaan dan pihak coorporate governance. Perusahaan yang
luar. Teori sinyal mengemukakan tentang menerapkan strategi tax avoidance akan
bagaimana sebuah perusahaan seharusnya mengurangi isi informasi beban pajak
memberikan sinyal kepada pengguna laporan penghasilan dan menambah biaya agensi.
keuangan. Sinyal tersebut dapat berupa Pajak penghasilan merupakan suatu indikator
informasi mengenai apa yang telah dilakukan profitabilitas perusahaan, di mana daerah
oleh manajemen untuk merealisasikan dengan penegakan pajak yang kuat akan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa mengurangi biaya agensi, sehingga dipercaya
promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa penegakan perpajakan dapat berfungsi
bahwa perusahaan tersebut lebih baik sebagai mekanisme eksternal corporate
daripada perusahaan lain. governance (Herdiyanto, 2015).
Dalam signalling theory, pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif tentang Teori Tata Kelola Perusahaan (Good
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan Corporate Gorvenance)
120
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
121
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
122
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
123
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
124
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
khusus untuk mengurangi pajak. Biasanya tax model bertujuan untuk menentukan uji
avoidance dilakukan dengan memanfaatkan apakah yang sesuai dengan model data yang
kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak ada. Terdapat tiga model uji data panel yang
melanggar hukum perpajakan. Pada penelitian dilakukan sebelum melakukan analisis regresi
ini tax avoidance diukur dengan menggunakan data, yaitu:
perhitungan Cash Effective Tax Rate (Cash 1. Uji Chow
ETR). Cash effective tax rate dapat ditemukan Uji Chow adalah pungujian untuk
dalam laporan keuangan sebagai menentukan apakah model common effect
pengungkapan tambahan pada bagian laporan atau fixed effect yang lebih tepat untuk
arus kas atau dalam catatan atas laporan digunakan dalam model statistik penelitian.
keuangan. Rumus Cash ETR, yaitu kas yang Hipotesis dalam Uji Chow adalah sebagai
dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan berikut:
laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono, H0: Menggunakan model Common Effect
2012). (CE)
H1: Menggunakan model Fixed Effect (FE)
Variabel Moderasi Pengujian dilakukan dengan melihat nilai
Variabel moderating adalah variabel probabilitas F-stat, apabila nilai prob F stat
yang memperkuat atau memperlemah lebih kecil dari alpha maka model
hubungan langsung antara variabel penelitian lebih tepat menggunakan model
independen dengan variabel dependen. Dalam FE.
penelitian ini, yang menjadi variabel 2. Uji Hausman
moderating adalah kepemilikan institusional Uji Hausman adalah pengujian yang
dan berfungsi sebagai variabel moderating dilakukan untuk menentukan apakah
murni (pure moderating). Sehingga model Fixed Effect atau Random Effect
kepemilikan institusional tidak berfungsi yang lebih tepat untuk digunakan.
sebagai variabel independen (Ghozali, 2013). Hipotesis dalam Uji Hausman adalah
Menurut Setiyaningsih (2018) Kepemilikan sebagai berikut:
institusional, yaitu jumlah kepemilikan saham H0: Menggunakan model RE
yang dimiliki oleh pihak institusi. Kepemilikan H1: Menggunakan model FE
institusional mencakup perusahaan asuransi, Untuk menentukan hipotesis mana yang
bank dan perusahaan investasi dan diterima, maka dilihat nilai probabilitas F-
kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan stat. apabila nilai prob F-stat lebih kecil dari
institusi lain yang memiliki hubungan istimewa alpha maka regresi model lebih tepat
(perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi). menggunakan model FE.
Kepemilikan institusional sangat berperan 3. Uji Lagrange Multiplier
dalam mengawasi perilaku manajer dan Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah
memaksa manajer untuk lebih berhatihati pengujian yang dilakukan untuk
ketika mengambil keputusan yang oportunis. menentukan apakah model RE atau GLS
yang lebih tepat untuk digunakan.
Model Penelitian Hipotesis dalam uji LM adalah sebagai
Metode yang dipakai dalam analisis berikut:
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah H0: Menggunakan model GLS
dengan menggunakan analisis regresi data H1: Menggunakan model Random Effect
panel menggunakan software Eviews 10. Hal (RE)
pertama yang perlu dilakukan adalah Untuk menentukan hipotesis mana yang
menentukan model yang tepat. Penentuan diterima, maka dilihat nilai probabilitas chi-
125
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
square. Apabila nilai prob chi-square lebih CETR : Cash Effective Tax Ratio
kecil dari alpha maka regresi model lebih e : Error Term
tepat menggunakan model RE. apabila
prob chi-square lebih besar dari alpha Analisis Regresi Linier Berganda
maka regresi model lebih tepat Analisis regresi linier berganda
menggunakan model GLS (Generalized merupakan pengujian hubungan linier antara
Least Square). Metode GLS digunakan dua atau lebih variabel independen dengan
ketika asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh variable dependen. Analisis ini dilakukan untuk
metode OLS (homokedastis dan mengetahui arah hubungan antara variabel
nonautokorelasi) tidak terpenuhi (Yusna et independen dan variabel dependen, apakah
al., 2012). masing-masing variable independen
berhubungan positif ataukah negatif. Dengan
Analisis Regresi Linier semakin banyaknya variabel bebas berarti
Analisis Regresi Linier Sederhana semakin tinggi pula kemampuan regresi yang
Analisis regresi linier sederhana adalah dibuat untuk menerangkan variabel terikat
analisis yang digunakan untuk mengukur atau peran faktor-faktor lain di luar variable
hubungan linier antara dua variabel di mana bebas yang digunakan. Hal ini dicerminkan
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun oleh residual atau error yang semakin kecil
kausal satu variabel independen yang dalam (Nachrowi, 2006).
penelitian ini berupa tax avoidance dan satu Metode analisis data yang digunakan
variabel dependen berupa nilai perusahaan. untuk mengukur pengaruh kepentingan
Model regresi linier sederhana yang digunakan investor asing terhadap penghindaran pajak
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai yaitu analisis statistik berupa pengujian
berikut: hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis statistika yang digunakan dalam
'()*( +,-./*ℎ**123 = 4 + 56 7 8923 + :23 penelitian ini merupakan persamaan regresi
Keterangan: (model) dirumuskan sebagai berikut:
i : Jumlah perusahaan
t : Periode 2013-2017
126
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
127
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) negatif signifikan terhadap nilai perusahaan
Mengacu pada Tabel 3 di atas, hasil pada perusahaan subsektor makanan dan
analisis regresi linier sederhana, variabel CETR minuman yang terdaftar di BEI sepanjang
memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0007. Jika periode 2013-2017.
probabilitas < 0.05 maka H1 diterima dan jika
probabilitas > 0.05 maka H1 ditolak. Pengaruh Kepemilikan Institusional tehadap
Berdasarkan hal tersebut, nilai probabilitas Hubungan Tax Avoidance dan Nilai
lebih kecil dari 0.05 (0.0007 < 0.05) maka H1 Perusahaan
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan Penentuan Model Data
bahwa dengan adanya CETR berpengaruh
128
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
Pengujian hipotesis kedua memasukkan Chow, Uji Hausman, atau Uji Legrange
variabel kepemilikan institusional (KI) sebagai Multiplier.
variabel pemoderasi. Maka penting untuk 1. Uji Chow
menentukan model data kembali apakah Berdasarkan hasil Uji Chow menunjukkan
modelnya adalah Common Effect, Fixed Effect, nilai probabilitas Cross-section F sebesar
atau Random Effect dengan menggunakan Uji 0.0000 lebih kecil dari 0.05, maka model
yang lebih baik adalah Fixed Effect.
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
129
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
Berikut ini adalah penyajian hasil dari atau memperlema hubungan CETR dengan
analisis regresi linier berganda untuk menguji Nilai Perusahaan:
apakah Kepemilikan Institusional memperkuat
130
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
131
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
132
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159
133
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…
134