Anda di halaman 1dari 18

JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal.

117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN


INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Haqi Fadillah
Universitas Pakuan
Email: haqifadillah@unpak.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRAK


Article History: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
Received 1 February 2019 pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan dan
Revised 18 February 2019 menganalisis pengaruh tax avoidance terhadap nilai
Accepted 20 February 2019 perusahaan dengan kepemilikan institusional sebagai
variabel pemoderasi pada perusahaan-perusahaan subsektor
JEL Classification makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
H26, G32 Indonesia periode 2013-2017. Populasi yang dalam
penelitian ini adalah perusahaan subsektor makanan dan
Kata kunci: minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia selama periode
Tax Avoidance, 2013-2017 yang berjumlah enam belas perusahaan. Teknik
Kepemilikan Institusional, pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
dan Nilai Perusahaan sampling, sehingga didapat tujuh sampel perusahaan.
Metode yang dipakai dalam menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap dependen dalam penelitian ini adalah
dengan analisis regresi data panel menggunakan software
Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax
avoidance berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya aktifitas yang berkaitan
dengan penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan
bisa mempengaruhi nilai perusahaan. Meski demikian, bukan
berarti kenaikan nilai perusahaan belum tentu hanya karena
tax avoidance. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
tidak memasukkan unsur variabel lain di luar tax avoidance
yang bisa jadi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Selain
itu, kepemilikan institusional memperlemah hubungan
antara tax avoidance dan nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa masih kurangnya corporate governance
dalam hal pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja
manajemen, sehingga manajemen dapat melakukan tax
avoidance agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.

PENDAHULUAN dapat memaksimumkan kemakmuran pemilik


Perusahaan dalam kegiatan bisnisnya perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).
memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi
nilai perusahaan di setiap periodenya. Tujuan merupakan tujuan jangka panjang yang
memaksimumkan nilai perusahaan adalah seharusnya dicapai bagi perusahaan yang
sebagai pengukur keberhasilan perusahaan sudah terbuka (go public). Hal tersebut
dalam mencapai laba yang direncanakan serta tercermin dari harga pasar sahamnya karena

117
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

merupakan penilaian investor yang paling perpajakan, berarti semakin sedikit beban
dapat diamati. Ini memberikan dampak bagi yang dikeluarkan oleh perusahaan. Beban
para pemegang saham untuk tetap merupakan pengurang dalam mendapatkan
mempertahankan investasinya dan juga calon laba perusahaan. Semakin kecil beban yang
investor agar tertarik menginvestasikan dikeluarkan perusahaan maka semakin besar
modalnya kepada perusahaan tersebut laba setelah pajak (earnings after tax – EAT)
(Ilmiani dan Sutrisno, 2013). yang diperoleh perusahaan. Minat investor
Peningkatan nilai perusahaan akan semakin tinggi pada saham perusahaan
merupakan tujuan perusahaan yang dapat yang memperoleh laba besar. Semakin tinggi
dicapai melalui pelaksanaan fungsi minat investor akan suatu saham maka harga
manajemen, di mana suatu keputusan yang saham akan mengalami kenaikan karena
diambil akan mempengaruhi keputusan jumlah saham yang beredar di masyarakat
lainnya dan nantinya akan berdampak pada terbatas. Para pemegang saham pun
nilai perusahaan. Salah satu keputusan menginginkan agar perusahaaan memiliki nilai
manajemen tersebut adalah terkait dengan perusahaan yang maksimal. Dari hal ini maka
aktivitas pajak. diduga tax avoidance berpengaruh negatif
Perusahaan berusaha untuk membayar terhadap nilai perusahaan.
pajak sekecil mungkin karena apabila Pengukuran tax avoidance
membayar pajak secara optimal berarti menggunakan cash effective tax rate (CETR).
mengurangi kemampuan ekonomis CETR adalah kas yang dikeluarkan untuk biaya
perusahaan. Kondisi itulah yang menyebabkan pajak dibagi dengan laba sebelum pajak
banyak perusahaan berusaha mencari cara (Budiman dan Setiyono, 2012). Semakin tinggi
untuk meminimalkan beban pajak. tingkat persentase CETR di mana menjauhi
Meminimalkan beban pajak dapat dilakukan tarif pajak penghasilan badan sebesar 25
dengan berbagai cara, dari yang masih berada persen mengindikasikan bahwa semakin
dalam bingkai peraturan perpajakan sampai rendah tingkat tax avoidance perusahaan,
dengan yang melanggar. Black’s Law sebaliknya semakin rendah tingkat presentase
Dictionary menjelaskan bahwa meminimalkan CETR (di bawah tarif 25 persen)
kewajiban pajak yang tidak melanggar undang- mengindikasikan bahwa semakin tinggi tingkat
undang biasa disebut dengan istilah tax tax avoidance perusahaan (Septiani, 2017).
avoidance (Suryowati, 2016). Penelitian ini memfokuskan pada
Tax avoidance adalah usaha wajib pajak perusahaan-perusahaan subsektor makanan
untuk mengurangi pajak terutang. Upaya ini dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
bisa jadi tidak melanggar hukum (the letter of Indonesia (BEI) sepanjang periode 2013-2017
the law), tetapi sebenarnya bertentangan sebanyak tujuh sampel perusahaan. Jika
dengan tujuan dibuatnya peraturan dilihat dari rata-rata sepanjang lima tahun
perundang-undangan perpajakan (OECD, tersebut maka terlihat adanya ketidaksesuaian
1987). Adapun menurut Simarmata (2014), tax dengan pendugaan bahwa tax avoidance
avoidance merupakan segala bentuk kegiatan berpengaruh negatif terhadap nilai
yang memberikan efek terhadap kewajiban perusahaan seperti yang terlihat pada grafik di
pajak, baik kegiatan diperbolehkan oleh pajak bawah. Sebagai contoh, tahun 2013 ke 2014,
maupun kegiatan khusus untuk mengurangi nilai perusahaan mengalami kenaikan dari
pajak. Alasan perusahaan melakukan praktik 2.56 menjadi 3.50, tetapi tax avoidance pun
penghindaran pajak ini untuk mengurangi mengalami kenaikan dari 0.27 menjadi 0.37.
beban pajak yang nantinya akan dibayarkan Tahun 2014 ke 2015, nilai perusahaan
oleh perusahaan. Ketika perusahaan mampu mengalami penurunan dari 3.50 ke 2.9, tax
meminimalkan pengeluaran untuk keperluan avoidance pun mengalami penurunan dari

118
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

0.37 menjadi 0.30. Begitu pun rata-rata di avoidance pun mengalami kenaikan, pun
tahun-tahun selanjutnya, apabila nilai sebaliknya.
perusahaan mengalami kenaikan, maka tax

Nilai Perusahaan dan CETR


4.0000
3.4976
3.5000
3.0697
2.9006 2.7846
3.0000
2.5641
2.5000
2.0000
1.5000
1.0000
0.2657 0.3656 0.2997 0.3179 0.3212
0.5000
0.0000
2013 2014 2015 2016 2017

NP CETR

(Sumber: Pengolahan Data oleh penulis dari Laporan Keuangan perusahaan-perusahaan Subsektor
Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2013-2017)
Gambar 1. Grafik Nilai Perusahaan dan Tax Avoidance pada Perusahaan-perusahaan
Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

Dalam memaksimalkan nilai (Setiyaningsih, 2008). Kepemilikan


perusahaan, manajemen dimungkinkan akan institusional ini memiliki pengaruh yang
berhadapan dengan munculnya konflik agency penting bagi perusahaan dalam memonitor
problem, yaitu konflik kepentingan antara manajemen, karena akan mendorong
manajer dengan pemegang saham, dimana peningkatan pengawasan yang lebih optimal.
masing-masing pihak hanya mementingkan Dengan demikian, keberadaan investor
pribadinya saja. Oleh sebab itu, good institusional dianggap mampu menjadi
coorporate governance atau tata kelola mekanisme monitoring yang efektif dalam
perusahaan yang baik perlu diterapkan di setiap keputusan yang diambil oleh manajer.
perusahaan. Salah satu penerapan good Kepemilikan institusional dianggap menjadi
coorporate governance adalah kepemilikan pihak controlling yang mampu menghilangkan
institusional. konflik keagenan yang menimbulkan biaya
Kepemilikan institusional merupakan agensi yang tinggi yang diharapkan akan
jumlah kepemilikan saham yang dimiliki oleh meningkatkan nilai perusahaan. Kepemilikan
pihak institusi. Kepemilikan institusional institusional yang tinggi diharapkan mampu
mencakup perusahaan asuransi, bank dan mengurangi dampak negatif dari
perusahaan investasi dan kepemilikan lain penghindaran pajak yang akan berakibat
kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang menurunnya nilai perusahaan.
memiliki hubungan istimewa (perusahaan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
afiliasi dan perusahaan asosiasi) untuk menganalisis pengaruh tax avoidance

119
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

terhadap nilai perusahaan dan menganalisis datang, sehingga meningkatkan harga saham
pengaruh tax avoidance terhadap nilai sebagai indikator nilai perusahaan (Jama’an,
perusahaan dengan kepemilikan institusional 2008). Selain itu, bagi pihak manajemen,
sebagai variabel pemoderasi pada praktik penghindaran pajak yang telah
perusahaan-perusahaan subsektor makanan dilakukan diharapkan dapat memberikan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek sinyal positif kepada pihak investor yang akan
Indonesia periode 2013-2017. Penelitian berdampak terhadap naiknya nilai
sebelumnya yang dilakukan Azhar (2017), perusahaan. Karena pada dasarnya, nilai
Sugiyanto (2018), Herdiyanto dan Ardiyanto perusahaan dapat dikatakan baik salah
(2015) dengan hasil penelitian tax avoidance satunya ditunjukkan oleh peningkatan harga
berpengaruh signifikan terhadap nilai saham perusahaan dari waktu ke waktu.
perusahaan. Hasil yang berbeda didapatkan
oleh Wardani dan Juliani (2018) yang Teori Agensi (Agency Theory)
menyatakan tax avoidance tidak berpengaruh Setiyaningsih (2018) menjelaskan
terhadap nilai perusahaan. Sementara itu, hubungan keagenan di dalam teori agensi
hasil penelitian Azhar (2017), Victory dan (agency theory) bahwa perusahaan
Cheisviyani (2016), dan Dharmapala (2019) merupakan kumpulan kontrak (nexus of
menyatakan bahwa kepemilikan institusional contract) antarpemilik sumber daya ekonomi
mampu memoderasi hubungan antara tax (principal) dan manajer (agent) yang
avoidance dan nilai perusahaan. Adapun mengurus penggunaan dan pengendalian
penelitian yang dilakukan Setiyaningsih (2018) sumber daya tersebut. Hubungan keagenan ini
menyatakan bahwa kepemilikan institusional mengakibatkan dua permasalahan, yaitu: (a)
tidak mampu memoderasi hubungan tax terjadinya informasi asimetris (information
avoidance dan nilai perusahaan. asymmetry), di mana manajemen secara
umum memiliki lebih banyak informasi
TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN mengenai posisi keuangan yang sebenarnya
HIPOTESIS dan posisi operasi entitas dari pemilik; dan (b)
Teori Signal (Signalling Theory) terjadinya konflik kepentingan (conflict of
Menurut Sibarani (2016) menjelaskan interest) akibat ketidaksamaan tujuan, di
mengapa perusahaan mempunyai dorongan mana manajemen tidak selalu bertindak sesuai
untuk memberikan informasi laporan dengan kepentingan pemilik. Teori agensi
keuangan pada pihak eksternal, karena mengganggap bahwa aktivitas tax avoidance
terdapat asimetris informasi (asymmetri berhubungan dengan masalah good
information) antara perusahaan dan pihak coorporate governance. Perusahaan yang
luar. Teori sinyal mengemukakan tentang menerapkan strategi tax avoidance akan
bagaimana sebuah perusahaan seharusnya mengurangi isi informasi beban pajak
memberikan sinyal kepada pengguna laporan penghasilan dan menambah biaya agensi.
keuangan. Sinyal tersebut dapat berupa Pajak penghasilan merupakan suatu indikator
informasi mengenai apa yang telah dilakukan profitabilitas perusahaan, di mana daerah
oleh manajemen untuk merealisasikan dengan penegakan pajak yang kuat akan
keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa mengurangi biaya agensi, sehingga dipercaya
promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa penegakan perpajakan dapat berfungsi
bahwa perusahaan tersebut lebih baik sebagai mekanisme eksternal corporate
daripada perusahaan lain. governance (Herdiyanto, 2015).
Dalam signalling theory, pengeluaran
investasi memberikan sinyal positif tentang Teori Tata Kelola Perusahaan (Good
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan Corporate Gorvenance)

120
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Di dalam penelitian Azhar (2017) semakin tinggi juga kemakmuran pemegang


menyatakan bahwa corporate governance saham (Sari, 2010).
merupakan tata kelola perusahaan yang Nilai perusahaan pada penelitian ini
menjelaskan hubungan antara berbagai diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio
partisipan dalam perusahaan yang ini dipilih karena mampu memberikan
menentukan kinerja perusahaan, corporate informasi yang paling baik. Semakin besar nilai
governance adalah seperangkat aturan yang Tobin’s Q, menunjukkan bahwa perusahaan
menjelaskan hubungan antara pemegang memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
saham, manajer, kreditor, pemerintah, Rumus Tobin’s Q adalah sebagai berikut:
karyawan, dan pihak berkepentingan internal
dan eksternal lain yang berkaitan dengan hak- EMV + D
Q=
hak dan tanggung jawab mereka atau sistem +
dimana perusahaan diarahkan dan (1)
dikendalikan. Good corporate governance
merupakan bentuk pertanggungjawaban Sumber: Kusumayani dan Suardana (2017)
manajemen kepada pihak berkepentingan lain
baik dari dalam atau luar perusahaan Keterangan:
berkaitan dengan tata kelola perusahaan. Q : Nilai perusahaan
Manajemen (agen) telah diberi tanggung EMV : Nilai pasar ekuitas (closing price x
jawab oleh pemegang saham (prinsipal) untuk saham beredar)
mengelola perusahaan agar mencapai tujuan D : Nilai buku dari total hutang
yang diberikan prinsipal. Oleh karena itu, EBV : Nilai buku dari total ekuitas
manajemen bertanggung jawab untuk
melaporkan kegiatannya kepada pemegang Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
saham. Berdasarkan perspektif agensi, tata Tax avoidance merupakan segala
kelola perusahaan merupakan penentu bentuk kegiatan yang memberikan efek
penting dalam penilaian penghematan pajak terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan
perusahaan. diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan
khusus untuk mengurangi pajak (Simarmata,
Nilai Perusahaan 2014). Penghindaran pajak dapat terjadi di
Menurut Setiyaningsih (2018) nilai dalam bunyi ketentuan atau tertulis di
perusahaan adalah perkiraan investor pada undang-undang dan berada dalam jiwa dari
tingkat kesuksesan perusahaan yang undang-undang atau dapat juga terjadi dalam
umumnya berhubungan dengan harga saham. bunyi ketentuan undang-undang tetapi
Nilai perusahaan merupakan persepsi investor berlawanan dengan jiwa undang-undang
terhadap perusahaan yang sering dikaitkan (Setiyaningsih, 2018).
dengan harga saham. Penilaian para investor Dalam penelitian ini, yang digunakan
atas saham di sebuah perusahaan, salah untuk mengukur penghindaran pajak (tax
satunya dipengaruhi oleh return yang avoidance) menggunakan rumus Cash ETR
diberikan oleh perusahaan tersebut. Semakin (Effective Tax Rates), yaitu kas yang
tinggi harga saham, maka semakin tinggi juga dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan
kemakmuran pemegang saham (Sibarani, laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono,
2016). Nilai perusahaan dapat memberikan 2012). Rumus Cash ETR adalah sebagai
kemakmuran pemegang saham secara berikut:
maksimum apabila harga saham perusahaan Pembayaran Pajak
Cash ETR =
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka Laba sebelum pajak

121
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

(2) Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai


Sumber: Tarihoran (2016) Perusahaan
OECD menjelaskan bahwa tax avoidance
adalah usaha wajib pajak untuk mengurangi
Kepemilikan Institusional pajak terutang. Upaya ini bisa jadi tidak
Kepemilikan institusional memiliki melanggar hukum (the letter of the law),
peranan yang sangat penting dalam tetapi sebenarnya bertentangan dengan
meminimalkan konflik keagenan yang terjadi tujuan dibuatnya peraturan perundang-
antara manajer dan pemegang saham. undangan perpajakan. Alasan perusahaan
Keberadaan investor institusional dianggap melakukan praktik penghindaran pajak ini
mampu menjadi mekanisme monitoring yang untuk mengurangi beban pajak yang nantinya
efektif dalam setiap keputusan yang diambil akan dibayarkan oleh perusahaan. Ketika
oleh manajer. Menurut Setiyaningsih (2018) perusahaan mampu meminimalkan
kepemilikan institusional merupakan jumlah pengeluaran untuk keperluan perpajakan,
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak berarti semakin sedikit beban yang
institusi. Kepemilikan institusional mencakup dikeluarkan oleh perusahaan. Beban
perusahaan asuransi, bank dan perusahaan merupakan pengurang dalam mendapatkan
investasi dan kepemilikan lain kecuali anak laba perusahaan. Semakin kecil beban yang
perusahaan dan institusi lain yang memiliki dikeluarkan perusahaan maka semakin besar
hubungan istimewa (perusahaan afiliasi dan laba yang diperoleh perusahaan. Minat
perusahaan asosiasi). investor akan semakin tinggi pada saham
Komunitas bisnis dalam perusahaan perusahaan yang memperoleh laba besar.
menaruh perhatian yang besar untuk Semakin tinggi minat investor akan suatu
meningkatkan kepemilikan institusional, saham maka harga saham akan mengalami
sehingga dapat lebih banyak mempengaruhi kenaikan karena jumlah saham yang beredar
kebijakan perusahaan. Hal tersebut di masyarakat terbatas. Para pemegang saham
berdampak dengan tingkat kepemilikan pun menginginkan agar perusahaaan memiliki
institusional yang tinggi, maka akan nilai perusahaan yang maksimal. Investor akan
menimbulkan usaha pengawasan yang lebih cenderung menanamkan modalnya dengan
besar oleh pihak investor institusional melihat laba bersih perusahaan yang akan
sehingga dapat menghalangi perilaku menggambarkan nilai perusahaan itu sendiri,
opportunistic manajer. Kepemilikan sehingga manajer secara tidak langsung
institusional sangat berperan dalam dituntut bagaimana untuk memaksimalkan
mengawasi perilaku manajer dan memaksa nilai perusahaan tersebut, salah satu caranya
manajer untuk lebih berhati-hati ketika diduga dengan melakukan penghindaran
mengambil keputusan yang oportunis. Dalam pajak. Pada penelitian ini tax avoidance
penelitian ini, untuk mengukur kepemilikan diproksikan dengan tarif pajak efektif kas
institusional dicari dengan rumus sebagai (Cash ETR). Perusahaan yang melakukan
berikut: penghindaran pajak akan memiliki tarif pajak
efektif yang lebih kecil dari tarif pajak badan
Saham yang dimiliki institusi 25 persen (Dyreng, 2008). Penghindaran pajak
KI =
Saham yang beredar dilakukan untuk meningkatkan nilai
(3) perusahaan, sehingga manajemen terlihat baik
Sumber: Kusumayani dan Suardana (2017) dimata pemegang saham. Penelitian ini sejalan
dengan yang dilakukan oleh Azhar (2017),
Pengembangan Hipotesis Sugiyanto (2018), Herdiyanto dan Ardiyanto
(2015) yang menyatakan bahwa tax avoidance

122
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Peningkatan efek penghindaran pajak


Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis demi kepentingan pemegang saham (beban
pertama dalam penelitian ini: pajak yang lebih rendah) dapat dipengaruhi
H1: Tax avoidance berpengaruh negatif oleh aktivitas pemegang saham melalui
terhadap nilai perusahaan keterlibatan yang lebih besar dari investor
Pengaruh Kepemilikan Institusional tehadap institusi, di mana para pemegang saham yang
Hubungan Tax Avoidance dan Nilai kepemilikannya lebih besar dari pemegang
Perusahaan saham institusi akan melakukan pembatasan
Penghindaran pajak yang sering terhadap manajemen yang bertujuan untuk
dilakukan oleh perusahaan dapat dilakukan meminimalisir jumlah pajak dan meningkatkan
karena semata-mata memang memanfaatkan kekayaan dirinya sendiri. Namun dilihat dari
peraturan yang ada dan untuk kondisi tertentu pandangan yang berbeda, tindakan
saja tetapi bisa juga dilakukan untuk tujuan manajemen untuk melakukan aktivitas
bisnis. Fungsi corporate governance dengan penghindaran pajak berdasarkan monitoring
menggunakan variabel kepemilikan dari institusi akan dapat meningkatkan nilai
institusional di mana perusahaan yang perusahaan, tetapi laporan keuangan yang
kepemilikan sahamnya lebih besar dimiliki dihasilkan dapat menyesatkan investor karena
oleh institusi perusahaan lain maupun tidak menggambarkan keadaan perusahaan
pemerintah, maka kinerja dari manajemen yang sebenarnya. Penelitian ini sejalan dengan
perusahaan untuk dapat memperoleh laba yang dilakukan oleh Azhar (2017), Victory dan
sesuai dengan yang diinginkan akan cenderung Cheisviyani (2016), dan Dharmapala (2009)
diawasi oleh investor institusi. Adanya yang menyatakan bahwa kepemilikan
kepemilikan oleh investor intitusional seperti institusional memperkuat hubungan antara
asuransi, bank, perusahaan investasi dan tax avoidance dan nilai perusahaan.
kepemilikan oleh institusi lain akan Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis
mendorong pengawasan yang lebih optimal kedua dalam penelitian ini adalah:
terhadap kinerja manajemen dan nilai H2: Kepemilikan institusional mampu
perusahaan. Investor institusional akan lebih memoderasi pengaruh tax avoidance pada
mengawasi kinerja manajemen dalam nilai perusahaan
menjalankan perusahaan sehingga
manajemen akan lebih berhati-hati dalam Berikut adalah kerangka pemikiran dalam
menjalankan perusahaan. penelitian ini:

Tax Avoidance (X) Nilai Perusahaan (Y)

Kepemilikan Institusional (Z)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam


Jenis dan Sumber Data penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang cara

123
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

memperolehnya melalui sumber yang ada baik


dari dokumen, publikasi atau laporan Metode Pengumpulan Data
penelitian serta sumber data lainnya yang Metode pengumpulan data dalam
mendukung. Dalam penelitian ini data penelitian ini adalah dengan metode dokumen
sekunder berupa laporan tahunan (annual sekunder, yaitu mengumpulkan data dari
report) perusahaan subsektor makanan dan dokumen-dokumen berupa laporan keuangan
minuman yang ada di Bursa Efek Indonesia perusahaan. Setelah memperoleh daftar
selama periode 2013-2017. Sumber data semua perusahaan subsektor makanan dan
tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek minuman selama periode 2013-2017 dari
Indonesia. website IDX, kemudian mengakses laporan
keuangan dan mengumpulkan data-data yang
Populasi dan Sampel dibutuhkan.
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan subsektor Operasionalisasi Variabel
makanan dan minuman yang ada di Bursa Efek Variabel Dependen
Indonesia selama periode 2013-2017 yang Variabel dependen yang akan digunakan
berjumlah enam belas emiten. Teknik dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
pengambilan sampel dalam penelitian ini Menurut Setiyaningsih (2018) nilai perusahaan
adalah purposive sampling, yaitu yang dipilih adalah perkiraan investor pada tingkat
berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, kesuksesan perusahaan yang umumnya
sehingga sampel yang digunakan dalam berhubungan dengan harga saham. Nilai
penelitian ini merupakan representasi dari perusahaan merupakan persepsi investor
populasi sampel yang ada serta sesuai dengan terhadap perusahaan yang sering dikaitkan
tujuan dari penelitian. Jumlah sampel dalam dengan harga saham. Dalam penelitian nilai
penelitian ini adalah tujuh emiten di mana perusahaan ini diukur menggunakan
kriteria pengambilan sampel adalah sebagai pengukuran dengan rasio Tobin’s Q karena
beikut: rasio ini dapat menjelaskan berbagai
1. Perusahaan subsektor makanan dan fenomena dalam kegiatan perusahaan,
minuman yang konsisten dan tidak misalnya terjadi perbedaan cros-sectional
didelisting di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam pengambilan keputusan investasi dan
dalam periode 2013-2017. diversifikasi, hubungan antara kepemilikan
2. Perusahaan subsektor makanan dan saham manajemen dan nilai perusahaan,
minuman yang tidak mengalami kerugian hubungan antara kinerja manajemen dengan
selama periode 2013-2017. Perusahaan keuntungan dalam akuisisi, dan kebijakan
yang mengalami kerugian tidak melakukan pendanaan, dividen, dan kompensasi, serta
penghindaran pajak. rasio ini dipilih karena mampu memberikan
3. Perusahaan subsektor makanan dan informasi yang paling baik. Semakin besar nilai
minuman yang menyediakan data laporan Tobin’s Q, menunjukkan bahwa perusahaan
keuangan dalam mata uang rupiah dan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
yang telah diaudit oleh auditor independen
selama periode 2013-2017. Variabel Independen
4. Data penelitian tidak mengalami outliers, Variabel independen yang akan
yaitu data yang menyimpang terlalu jauh digunakan dalam penelitian ini adalah tax
dari data yang lainnya dalam suatu avoidance. Tax avoidance merupakan segala
rangkaian data, sehingga data menjadi bias bentuk kegiatan yang memberikan efek
atau tidak mencerminkan fenomena yang terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan
sebenarnya. diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan

124
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

khusus untuk mengurangi pajak. Biasanya tax model bertujuan untuk menentukan uji
avoidance dilakukan dengan memanfaatkan apakah yang sesuai dengan model data yang
kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak ada. Terdapat tiga model uji data panel yang
melanggar hukum perpajakan. Pada penelitian dilakukan sebelum melakukan analisis regresi
ini tax avoidance diukur dengan menggunakan data, yaitu:
perhitungan Cash Effective Tax Rate (Cash 1. Uji Chow
ETR). Cash effective tax rate dapat ditemukan Uji Chow adalah pungujian untuk
dalam laporan keuangan sebagai menentukan apakah model common effect
pengungkapan tambahan pada bagian laporan atau fixed effect yang lebih tepat untuk
arus kas atau dalam catatan atas laporan digunakan dalam model statistik penelitian.
keuangan. Rumus Cash ETR, yaitu kas yang Hipotesis dalam Uji Chow adalah sebagai
dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan berikut:
laba sebelum pajak (Budiman dan Setiyono, H0: Menggunakan model Common Effect
2012). (CE)
H1: Menggunakan model Fixed Effect (FE)
Variabel Moderasi Pengujian dilakukan dengan melihat nilai
Variabel moderating adalah variabel probabilitas F-stat, apabila nilai prob F stat
yang memperkuat atau memperlemah lebih kecil dari alpha maka model
hubungan langsung antara variabel penelitian lebih tepat menggunakan model
independen dengan variabel dependen. Dalam FE.
penelitian ini, yang menjadi variabel 2. Uji Hausman
moderating adalah kepemilikan institusional Uji Hausman adalah pengujian yang
dan berfungsi sebagai variabel moderating dilakukan untuk menentukan apakah
murni (pure moderating). Sehingga model Fixed Effect atau Random Effect
kepemilikan institusional tidak berfungsi yang lebih tepat untuk digunakan.
sebagai variabel independen (Ghozali, 2013). Hipotesis dalam Uji Hausman adalah
Menurut Setiyaningsih (2018) Kepemilikan sebagai berikut:
institusional, yaitu jumlah kepemilikan saham H0: Menggunakan model RE
yang dimiliki oleh pihak institusi. Kepemilikan H1: Menggunakan model FE
institusional mencakup perusahaan asuransi, Untuk menentukan hipotesis mana yang
bank dan perusahaan investasi dan diterima, maka dilihat nilai probabilitas F-
kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan stat. apabila nilai prob F-stat lebih kecil dari
institusi lain yang memiliki hubungan istimewa alpha maka regresi model lebih tepat
(perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi). menggunakan model FE.
Kepemilikan institusional sangat berperan 3. Uji Lagrange Multiplier
dalam mengawasi perilaku manajer dan Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah
memaksa manajer untuk lebih berhatihati pengujian yang dilakukan untuk
ketika mengambil keputusan yang oportunis. menentukan apakah model RE atau GLS
yang lebih tepat untuk digunakan.
Model Penelitian Hipotesis dalam uji LM adalah sebagai
Metode yang dipakai dalam analisis berikut:
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah H0: Menggunakan model GLS
dengan menggunakan analisis regresi data H1: Menggunakan model Random Effect
panel menggunakan software Eviews 10. Hal (RE)
pertama yang perlu dilakukan adalah Untuk menentukan hipotesis mana yang
menentukan model yang tepat. Penentuan diterima, maka dilihat nilai probabilitas chi-

125
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

square. Apabila nilai prob chi-square lebih CETR : Cash Effective Tax Ratio
kecil dari alpha maka regresi model lebih e : Error Term
tepat menggunakan model RE. apabila
prob chi-square lebih besar dari alpha Analisis Regresi Linier Berganda
maka regresi model lebih tepat Analisis regresi linier berganda
menggunakan model GLS (Generalized merupakan pengujian hubungan linier antara
Least Square). Metode GLS digunakan dua atau lebih variabel independen dengan
ketika asumsi-asumsi yang disyaratkan oleh variable dependen. Analisis ini dilakukan untuk
metode OLS (homokedastis dan mengetahui arah hubungan antara variabel
nonautokorelasi) tidak terpenuhi (Yusna et independen dan variabel dependen, apakah
al., 2012). masing-masing variable independen
berhubungan positif ataukah negatif. Dengan
Analisis Regresi Linier semakin banyaknya variabel bebas berarti
Analisis Regresi Linier Sederhana semakin tinggi pula kemampuan regresi yang
Analisis regresi linier sederhana adalah dibuat untuk menerangkan variabel terikat
analisis yang digunakan untuk mengukur atau peran faktor-faktor lain di luar variable
hubungan linier antara dua variabel di mana bebas yang digunakan. Hal ini dicerminkan
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun oleh residual atau error yang semakin kecil
kausal satu variabel independen yang dalam (Nachrowi, 2006).
penelitian ini berupa tax avoidance dan satu Metode analisis data yang digunakan
variabel dependen berupa nilai perusahaan. untuk mengukur pengaruh kepentingan
Model regresi linier sederhana yang digunakan investor asing terhadap penghindaran pajak
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai yaitu analisis statistik berupa pengujian
berikut: hipotesis dengan menggunakan uji statistik.
Analisis statistika yang digunakan dalam
'()*( +,-./*ℎ**123 = 4 + 56 7 8923 + :23 penelitian ini merupakan persamaan regresi
Keterangan: (model) dirumuskan sebagai berikut:
i : Jumlah perusahaan
t : Periode 2013-2017

'()*( +,-./*ℎ**123 = 4 + 56 7 8923 + 5; 7 8923 ∗ =>23 + :23


(4)
Keterangan:
i : Jumlah perusahaan
t : Periode 2013-2017
CETR : Cash Effective Tax Ratio
KI : Kepemilikan Institusional
CETR*KI: Interaksi antara CETR dan Kepemilikan Institusional
e : Error Term
pergerakan dari Y. Semakin besar hasil R2 akan
2
Koefisien Determinasi (Uji R ) semakin baik karena hal ini menunjukkan
Uji koefisien determinasi adalah uji bahwa semakin baik variable independen akan
untuk mengetahui seberapa besar variasi dari menjelaskan variable dependen.
nilai variable dependen yang bisa dijelaskan
oleh variasi nilai dari variable-variabel Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
independennya. Nilai R2 akan memperlihatkan Uji statistik t pada dasarnya
seberapa besar X akan mempengaruhi menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

126
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

variabel penjelas/independen secara HASIL DAN PEMBAHASAN


individual dalam menerangkan variasi variabel Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai
dependen (Ghozali, 2016). Cara pengujian Perusahaan
parsial terhadap variabel independen yang Penentuan Model Data
digunakan dalam penelitian ini adalah: Penentuan model bertujuan untuk
1. Jika nilai thitung yang diperoleh dari hasil menentukan uji apakah yang sesuai dengan
pengolahan nilainya lebih besar dari ttabel, model data yang ada. Dalam penelitian ini
maka dapat disimpulkan bahwa ada terdapat dua model uji data panel yang
pengaruh secara parsial antara variabel dilakukan sebelum melakukan analisis regresi
independen dengan variabel dependen. data panel, terdiri dari uji chow dan uji
2. Jika nilai thitung yang diperoleh dari hasil hausman.
pengolahan nilainya lebih kecil dari ttabel, 1. Uji Chow
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada Berdasarkan hasil Uji Chow menunjukkan
pengaruh secara parsial antara variabel nilai probabilitas Cross-section F sebesar
independen dengan variabel dependen. 0.0000 lebih kecil dari 0.05, maka model
yang lebih baik adalah Fixed Effect.
Tabel 1. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 47.350298 (6,27) 0.0000

2. Uji Hausman Dengan demikian, dapat disimpulkan


Berdasarkan hasil Uji Hausman, bahwa dalam penelitian ini model regresi
menunjukkan nilai probabilitas Cross- yang digunakan adalah model Fixed Effect.
section random sebesar 0.0229 lebih kecil
dari 0.05, maka model yang lebih baik
adalah Fixed Effect.
Tabel 2. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.177727 1 0.0229

Analisis Regresi Linier Sederhana pengujian Pengaruh Tax Avoidance terhadap


Berikut ini adalah penyajian hasil dari Nilai Perusahaan:
analisis regresi linier sederhana untuk

127
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

Tabel 3. Analisis Regresi Linier Sederhana

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CETR -5.285423 1.415637 -3.733601 0.0007


C 3.630728 0.557628 6.511020 0.0000

Berdasarkan hasil analisis di atas maka


dapat dibuat persamaan regresi linier
sederhana yang dirumuskan sebagai berikut:

'()*( +,-./*ℎ**123 = 4 + 56 7 8923 + :23


'()*( +,-./*ℎ**123 = 3.630 − 5.2857 8923 + :23
(5)
Interpretasi dari persamaan model regresi CETR maka nilai perusahaan akan
linier sederhana di atas adalah sebagai mengalami penurunan sebesar 5.285.
berikut:
1. Konstanta Uji Koefisien Determinasi (R2)
Konstanta sebesar 3.630, artinya apabila Berdasarkan tabel hasil uji Koefisien
semua variabel independen sebesar nol, Determinasi (R2), diperoleh nilai R-squared
maka nilai perusahaan bernilai positif sebesar 0.297 atau 29.7 persen. Hal ini
sebesar 3.630. menunjukkan bahwa variabel independen
2. Koefisien Regresi CETR CETR mampu menjelaskan variabel dependen
Koefsien Regresi CETR bernilai negatif nilai perusahaan sebesar 0.297 atau 29.7
sebesar 5.285. Hal ini menggambarkan persen, sedangkan sisanya yaitu 70.3 persen
bahwa setiap peningkatan satu persen dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.

Tabel 4. Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.296972 Mean dependent var 4.429161


Adjusted R-squared 0.275668 S.D. dependent var 2.680213
S.E. of regression 2.015218 Sum squared resid 134.0165
F-statistic 13.93978 Durbin-Watson stat 0.613589
Prob(F-statistic) 0.000712

Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) negatif signifikan terhadap nilai perusahaan
Mengacu pada Tabel 3 di atas, hasil pada perusahaan subsektor makanan dan
analisis regresi linier sederhana, variabel CETR minuman yang terdaftar di BEI sepanjang
memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0007. Jika periode 2013-2017.
probabilitas < 0.05 maka H1 diterima dan jika
probabilitas > 0.05 maka H1 ditolak. Pengaruh Kepemilikan Institusional tehadap
Berdasarkan hal tersebut, nilai probabilitas Hubungan Tax Avoidance dan Nilai
lebih kecil dari 0.05 (0.0007 < 0.05) maka H1 Perusahaan
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan Penentuan Model Data
bahwa dengan adanya CETR berpengaruh

128
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Pengujian hipotesis kedua memasukkan Chow, Uji Hausman, atau Uji Legrange
variabel kepemilikan institusional (KI) sebagai Multiplier.
variabel pemoderasi. Maka penting untuk 1. Uji Chow
menentukan model data kembali apakah Berdasarkan hasil Uji Chow menunjukkan
modelnya adalah Common Effect, Fixed Effect, nilai probabilitas Cross-section F sebesar
atau Random Effect dengan menggunakan Uji 0.0000 lebih kecil dari 0.05, maka model
yang lebih baik adalah Fixed Effect.

Tabel 5. Uji Chow


Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 20.197404 (6,26) 0.0000

2. Uji Hausman section random sebesar 0.0661 lebih besar


Berdasarkan hasil Uji Hausman, dari 0.05, maka model yang lebih baik
menunjukkan nilai probabilitas Cross- adalah Random Effect.
Tabel 6. Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.433583 2 0.0661

3. Uji Lagrange Multiplier


Berdasarkan Uji Lagrange Multiplier 0.0002 lebih kecil dari 0.0005, maka
dengan metode Breusch-Pagan terlihat metode yang tepat adalah Random Effect.
nilai Cross-section One Sided sebesar

Tabel 7. Uji Lagrange Multiplier


Lagrange multiplier (LM) test for panel data

Null (no rand. effect) Cross-section Period Both


Alternative One-sided One-sided

Breusch-Pagan 13.43780 0.785956 14.22375


(0.0002) (0.3753) (0.0002)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk


pengujian hipotesis kedua model yang
terbaik adalah Random Effect.
Analisis Regresi Linier Berganda

129
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

Berikut ini adalah penyajian hasil dari atau memperlema hubungan CETR dengan
analisis regresi linier berganda untuk menguji Nilai Perusahaan:
apakah Kepemilikan Institusional memperkuat

Tabel 8. Analisis Regresi Linier Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CETR -3.647008 2.126390 -1.715117 0.0960


MODERASI 0.035759 0.020997 1.703010 0.0983
C 2.737115 0.528224 5.181735 0.0000

Catatan: Variabel Moderasi terbentuk dari Dengan menggunakan model Random


perkalian antara CETR dan KI Effect, maka persamaan regresi linier
berganda adalah sebagai berikut:

'()*( +,-./*ℎ**123 = 7G1I + 7G2I ∗ 7 89 + 7G3I ∗ JK 9LM> + [7O = 9]


'()*( +,-./*ℎ**123 = 2.737 − 3.647 ∗ 7 89 + 0.036 ∗ JK 9LM> + [7O = 9]
(6)
Interpretasi dari persamaan model regresi bahwa setiap peningkatan satu persen
linier berganda di atas adalah sebagai berikut: variabel kepemilikan institusional maka
1. Konstanta nilai perusahaan akan mengalami
Konstanta sebesar 2.737 menunjukkan peningkatan sebesar 0.036, dengan asumsi
bahwa apabila semua variabel independen variabel lain yang mempengaruhi tetap.
sebesar nol, maka nilai perusahaan bernilai
positif sebesar 2.737. Uji Koefisien Determinasi (R2)
2. Koefisien Regresi CETR Berdasarkan hasil hasil uji koefisien
Koefsien Regresi CETR bernilai negatif determinasi moderasi terhadap nilai
sebesar 3.647. Hal ini menggambarkan perusahaan yang tersaji pada Tabel 8,
bahwa setiap peningkatan satu persen diperoleh nilai R-squared sebesar 0.0838 atau
CETR maka nilai perusahaan akan 8.38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa 8.38
mengalami penurunan sebesar 3.647, persen tingkat variasi rata-rata variabel nilai
dengan asumsi variabel lain yang perusahhaan dapat dijelaskan oleh masing-
mempengaruhi tetap. masing variabel independen (CETR) dan
3. Koefisien Regresi Moderasi (Kepemilikan variabel moderasi (kepemilikan institusional),
Institusional) sedangkan sisanya 91.62 persen dijelaskan
Koefisien Regresi Moderasi bernilai positif oleh variabel di luar model penelitian.
sebesar 0.036. Hal ini menggambarkan

Tabel 9. Uji Koefisien Determinasi (R2)

R-squared 0.083759 Mean dependent var 0.768943


Adjusted R-squared 0.026494 S.D. dependent var 0.673231
S.E. of regression 0.664252 Sum squared resid 14.11940
F-statistic 1.462658 Durbin-Watson stat 1.072544
Prob(F-statistic) 0.246692

Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

130
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Berdasarkan probabilitas, jika Pengaruh Kepemilikan Institusional tehadap


probabilitas < 0,05 maka H2 diterima, dan jika Hubungan Tax Avoidance dan Nilai
probabilitas > 0,05 maka H2 ditolak. Dilihat Perusahaan
dari hasil Tabel 7 di atas terlihat bahwa Dari hasil pengujian statistik
interaksi antara CETR dan kepemilikan menunjukkan hasil bahwa kepemilikan
institusional (CETR*KI) terhadap Nilai institusional memperlemah hubungan antara
Perusahaan memiliki nilai probabilitas sebesar tax avoidance dan nilai perusahaan. Artinya,
0.0983. Karena probabilitas lebih besar dari masih kurangnya corporate governance dalam
0.05 (0.0983 > 0.05) maka H2 ditolak. Hasil hal pengawasan yang lebih optimal terhadap
tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya kinerja manajemen, sehingga manajemen
Kepemilikan Institusional akan memperlemah dapat melakukan tax avoidance agar dapat
hubungan antara CETR terhadap Nilai meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini harus
Perusahaan pada perusahaan subsektor menjadi perhatian serius bagi para pemilik dari
makanan dan minuman yang terdaftar di BEI. institusional untuk melakukan pengawasan
serta pengendalian internal yang optimal agar
Pembahasan manajemen tidak memiliki niatan untuk
Pengaruh Tax Avoidance terhadap Nilai melakukan penghindaran pajak agar dapat
Perusahaan memaksimumkan nilai perusahaan. Selain itu,
Dari hasil pengujian statistik akan mendorong manajemen untuk
menunjukkan hasil bahwa tax avoidance mengoptimalkan kegiatan operasinya dengan
berpengaruh negatif terhadap nilai cara memiliki produk, jasa, dan proses yang
perusahaan pada perusahaan-perusahaan inovatif, atau bisa juga mempertahakan
subsektor makanan dan minuman yang reputasi yang baik di mata konsumen,
terdaftar di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa regulator, pemerintah, dan pemangku
ketika adanya aktifitas yang berkaitan dengan kepentingan yang lain, sehingga laba yang
penghindaran pajak yang dilakukan oleh dihasilkan terus meningkat dan berdampak
perusahaan bisa mempengaruhi nilai pada peningkatan nilai perusahaan. Hasil
perusahaan. Perusahaan melakukan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
penghindaran pajak agar laba setelah pajak yang dilakukan oleh Azhar (2017), Victory dan
menjadi tinggi yang dapat menarik perhatian Cheisviyani (2016), dan Dharmapala (2009)
investor. Semakin tinggi minat investor maka yang menyatakan bahwa kepemilikan
harga saham akan mengalami kenaikan di institusional mampu memoderasi atau
mana dampaknya adalah terhadap nilai memperkuat hubungan antara tax avoidance
perusahaan menjadi lebih tinggi. Dari hasil dan nilai perusahaan. Akan tetapi, penelitian
penelitian ini maka ada upaya dari ini sejalan dengan hasil yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan di subsektor makanan Setiyaningsih (2018) yang menyatakan bahwa
dan minuman yang terdaftar di BEI untuk kepemilikan institusional tidak mampu
melakukan tax avoidance agar dapat memoderasi atau memperlemah hubungan
meningkatkan nilai perusahaan agar menarik antara tax avoidance dan nilai perusahaan.
di mata para investor. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Azhar (2017), PENUTUP
Sugiyanto (2018), Herdiyanto dan Ardiyanto Berdasarkan pembahasan dan analisis
(2015) yang menyatakan bahwa tax avoidance mengenai pengaruh tax avoidance terhadap
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan
subsektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

131
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

2013-2017 menggunakan software Eviews 10 Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariete


diperoleh kesimpulan sebagai berikut: dengan Program IBM SPSS. Semarang:
1. Tax avoidance berpengaruh negatif Badan penerbit Universitas Dipenogoro.
terhadap nilai perusahaan. Dari hasil Herdiyanto, D.G dan Ardiyanto, M.D. (2015).
penelitian ini maka ada upaya dari pengaruh tax avoidance terhadap nilai
perusahaan-perusahaan di subsektor perusahaan. Diponegoro Journal of
makanan dan minuman yang terdaftar di Accounting. Volume 4, Nomor 3, Tahun
BEI untuk melakukan tax avoidance agar 2015, Halaman 1-10 ISSN Online: 2337-
dapat meningkatkan nilai perusahaan agar 3806.
menarik di mata para investor. Hutagaol, J. (2007). Perpajakan Isu-isu
2. Kepemilikan institusional memperlemah Kontemporer. Jakarta: Penerbit Graha
hubungan antara tax avoidance dan nilai Ilmu.
perusahaan. Artinya, masih kurangnya Ilmiani, A dan Sutrisno, C.R. (2014). Pengaruh
corporate governance dalam hal Tax Avoidance terhadap Nilai
pengawasan yang lebih optimal terhadap Perusahaan dengan Transparansi
kinerja manajemen, sehingga manajemen Perusahaan sebagai Variabel
dapat melakukan tax avoidance agar dapat Moderating.
meningkatkan nilai perusahaan. Jama’an. (2008). Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance dan Kualitas
REFERENSI Kantor Akuntan Publik Terhadap
Azhar, R. (2017). Pengaruh Tax Avoidance Integritas Informasi Laporan Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan dan Agency (Studi Pada Perusahaan Publik Di BEJ).
Cost Dengan Kepemilikan Institusional Tesis Strata-2. Program Studi Magister
Sebagai Variabel Moderating (Studi Sains Akuntansi, Universitas
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Diponegoro.
yang Terdaftar di BEI Periode 2011- Kusumayani, H.A dan Suardana, K.A. (2017).
2015). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Kepemilikan Manajerial dan
Universitas Islam Negeri Syarif Kepemilikan Institusional sebagai
Hidayatullah Jakarta. Pemoderasi Pengaruh Perencanaan
Brigham dan Houtson. (2001). Dasar-dasar Pajak pada Nilai Perusahaan. Jurnal
Manajemen Keuangan Essensial Of Akuntansi Universitas Udayana,
Financial management. Jakarta: halaman 646-673.
Penerbit Salemba Empat. Nachrowi, D. (2006). Ekonometrika, untuk
Budiman, J dan Setiyono. (2012). Pengaruh Analisis Ekonomi dan Keuangan.
Karakteristik Eksekutif Terhadap Cetakan Pertama. Jakarta: Lembaga
Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) . Penerbit FE UI.
Simposium Nasional Akuntansi XV OECD. 1987. International Tax Avoidance and
Banjarmasin. Evasion, Four Related Studies, Double
Dharmapala, D dan Desai, M. A. (2009). Taxation Conventions and The Use of
Corporate Tax Avoidance and Firm Conduit Companies, Issues in
Value. The Review of Economics and International Taxation, No. 1, OECD,
Statistics 91, No. 3, August, halaman 1987 No. 4.
537–546. Pohan, Hotman T. 2009 . Analisis Pengaruh
Dyreng, Scott, Michelle. H, dan Edward L.M. Kepemilikan Institusi, Rasio Tobin Q,
Long Run Corporate Tax Avoidance. The Akrual Pilihan, Tarif Efektif Pajak, Dan
Accounting Review, Vol. 83, No.1, pp. Biaya Pajak Ditunda Terhadap
61–82. Penghindaran Pajak Pada Perusahaan

132
JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Vol. 4 No. 1, Juni 2018, Hal. 117-133
https://journal.unpak.ac.id/index.php/jiafe P-ISSN: 2502-3020, E-ISSN: 2502-4159

Publik. Jurnal Universitas Trisakti Manufaktur Yang Terdaftar di BEI).


Jakarta. Jurnal Prodi S1 Akuntansi Universitas
Sari. (2010). Pengaruh Corporate Governance Pamulang.
terhadap Nilai Perusahaan dan Kualitas Suryowati, E. (2016). Apa Perbedaan Praktik
Laba sebagai Variabel Intervening. Penghindaran Pajak dan Penggelapan
Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Pajak? Kompas.com. Tersedia di
Indonesia. https://bit.ly/2tz4va7 [Diakses 20
Septiani, A dan Tambunan, D.A. (2017). Desember 2018].
Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Sutrisno, CR dan Ilmiani, A. (2014). Pengaruh
Cash Holding Perusahaan dengan Tax Avoidance Terhadap Nilai
Leverage dan Return on Asset (ROA) Perusahan Dengan Transparansi
sebagai Variabel Moderasi. Dipenogoro Perusahaan Sebagai Variabel
Journal of Accounting, Vol. 6, No. 04, Moderating. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
tahun 2017, halaman 1-12, ISSN Online: Vol.14, No.01, 01 Maret 2014, ISSN:
2337-3806. 1693-0908.
Setiyaningsih. (2018). Peran Kepemilikan Tarihoran, A. (2016). Pengaruh Penghindaran
Institusional dan Transparansi Pajak dan Leverage Terhadap Nilai
Perusahaan Sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan dengan Transparansi
Hubungan Penghindaran Pajak Dengan Perusahaan sebagai Variabel Moderasi.
Nilai Perusahaan. Accounting Global Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Vol. 6,
Journal, Vol. 02, No. 01, 01 Okrober No. 02, Oktober 2016. STIE Mikroskil.
2018, P-ISSN: 2622-7177 E-ISSN: 2623- Victory, G dan Cheisviyani, C. (2016). Pengaruh
1778. Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap
Sibarani, P.Y.B. (2016). Pengaruh Tax Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan
Avoidance dan Dividend Policy terhadap Institusional Sebagai Variabel
Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Pemoderasi: Studi Empiris pada
Institusional sebagai Variabel Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Pemoderasi Pada Perusahaan di BEI Tahun 2010-2014. Jurnal WRA,
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Vol. 4, No. 1, April 2016, halaman 755-
Efek Indonesia Periode 2012 – 2014. 766.
Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Yusna N.A, Sutikno, dan Djumali. (2012).
Universitas Sumatera Utara. Pemodelan Faktor-Faktor yang
Simarmata, A.P.P. dan Cahyonowati, N. (2014). Mempengaruhi Produksi dan Mutu
Pengaruh Tax Avoidance Jangka Tembakau Temanggung dengan
Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Kombinasi antara Generalized Least
dengan Kepemilikan Institusional Square dan Regresi Ridge. Jurnal FMIPA
Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Institusi Teknologi Sepuluh November,
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Vol. 1, No.1, halaman: 1-6.
yang terdaftar di BEI periode 2011-
2012. Skripsi. Dipenogoro Journal of
Accounting. Vol. 3, No. 3, Tahun 2014,
Halaman 1-13 ISSN Online: 2337-3806.
Sugiyanto. (2016). Pengaruh Tax Avoidance
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Pemoderasi Kepemilikan Institusional
(Studi Empiris Pada Perusahaan

133
Haqi Fadillah: Pengaruh Tax Avoidance…

134

Anda mungkin juga menyukai