Proses pembuatan Propilen Oksida (PO) dari propilena dan hidrogen
peroksida menggunakan katalis titanium silikat (TS-1) dengan kemurniar PO sebesar 90%. Pabrik ini direncanakan berdiri pada tahun 2022 dengan kapasitas sebesar 30.000 ton/tahun di Kawasan industri Cilegon, Jawa Barat. Propilena di piping langsung dari PT. Chandra Asri Petrochemical dengan tangki buffer stock yang ada untuk persediaan sedangkan hidrogen peroksida dikirim menggunakan transportasi darat maupun laut dari PT. Peroksida Indonesia Pratama. Proses ini membutuhkan steam sebesar 34.330,5334 kg/jam sehingga untuk penyedia air umpan boiler dan air proses sebesar 469.452,425 kg/jam diperoleh dari air PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon, untuk penyediaan listrik sebesar 164,1 kWh dari PT. PLN dan bahan bakar sebesar 1.750,0722 lt/jam dapat diperoleh dari PT. Air Liquid Cilegon. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas dengan jumlah karyawan 200 orang. Adapun hasil evaluasi ekonomi dengan metode depresiasi “ Sum-of-the Year-Digits (SOYD)” adalah sebagai berikut: Biaya investasi total : Rp 1.488.981,46 juta Modal kerja : Rp 437.224,74 juta Biaya produksi pertahun : Rp 976.957,37 juta Break even point : 37,12% Pay out time : 2,91 tahun Return on investment : 31,91% DCF-ROR : 27,52% Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh harga bahan baku maupun harga jual produk terhadap profitabilitas pabrik, dilakukan analisa sensitivitas dan didapat data sebagai berikut: Bila harga bahan baku naik 10% BEP : 11.577.826,01 kg/tahun atau 38,59% dari kapasitas terpasang POT : 3,07 tahun dari masa konstruksi ROI : 29,73% DCF-ROR : 26,09% Bila harga jual produk turun 10% BEP : 13.053.491,19 kg/tahun atau 43,51% dari kapasitas terpasang POT : 3,66 tahun dari masa kontruksi ROI : 23,38% DCF-ROR : 21,67% Kemudian dilakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui batas rugi dengan parameter persen DCF-ROR sama dengan atau lebih kecil dari persen bunga bank yaitu 20%. Didapatkan hasil trial dengan keadaan bahan baku naik 50% persen DCF-ROR nya sebesar 20% sedangkan untuk mendapatkan persen DCF-ROR sebesar 20% terjadi pada penurunan harga jual produk sebesar 11%. ABSTRAK
Proses pembuatan Propilen Oksida (PO) dari propilena dan hidrogen
peroksida menggunakan katalis titanium silikat (TS-1) dengan kemurniar PO sebesar 90%. Pabrik ini direncanakan berdiri pada tahun 2022 dengan kapasitas sebesar 30.000 ton/tahun di Kawasan industri Cilegon, Jawa Barat. Propilena di piping langsung dari PT. Chandra Asri Petrochemical sedangkan hidrogen peroksida dikirim menggunakan transportasi darat maupun laut dari PT. Peroksida Indonesia Pratama. Proses ini membutuhkan steam sebesar 34.330,5334 kg/jam sehingga untuk penyedia air umpan boiler dan air proses sebesar 469.452,425 kg/jam diperoleh dari air PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon, untuk penyediaan listrik sebesar 164,1 kWh dari PT. PLN dan bahan bakar sebesar 1.750,0722 lt/jam dapat diperoleh dari PT. Air Liquid Cilegon. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas dengan jumlah karyawan 200 orang. Adapun hasil evaluasi ekonomi dengan metode depresiasi “ Depresiation Declining Balance to Strainght Line/Garis Lurus (DDB-GL) ” adalah sebagai berikut: Biaya investasi total : Rp 1.488.981,46 juta Modal kerja : Rp 437.224,74 juta Biaya produksi pertahun : Rp 965.325,42 juta Break even point : 35,88% Pay out time : 2,91 tahun Return on investment : 32,61% DCF-ROR : 27,49% Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh harga bahan baku maupun harga jual produk terhadap profitabilitas pabrik, dilakukan analisa sensitivitas dan didapat data sebagai berikut: Bila harga bahan baku naik 10% BEP : 11.188.051,26 kg/tahun atau 37,29% dari kapasitas terpasang POT : 3,07 tahun dari masa kontruksi ROI : 30,43% DCF-ROR : 26,06% Bila harga jual produk turun 10% BEP : 12.601.388,29 kg/tahun atau 42,00% dari kapasitas terpasang POT : 3,66 tahun dari masa kontruksi ROI : 24,08% DCF-ROR : 21,46% Kemudian dilakukan trial untuk mengetahui batas rugi dengan parameter persen DCF-ROR sama dengan atau lebih kecil dari persen bunga bank yaitu 20%. Didapatkan hasil trial dengan keadaan bahan baku naik 49,8% persen DCF- RORnya sebesar 20% sedangkan untuk mendapatkan persen DCF-ROR sebesar 20% trial penurunan harga jual produk sebesar 12,6%