Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATERNITAS I

“TREND DAN ISSUE MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI”

Di Bimbing Oleh :

Retty

Di Susun Oleh Kelompok 1 :

1.Carona Paula (2018.01.003)


2.Helmut Jebatu (2018.01.008)
3.Maria Anjelina Lawan (2018.01.017)
4.Ni Kadek Juliantari (2018.01.022)
5.Veronica Srifatima (2018.01.030)

PRODI S-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WILLIAM BOOT SURABAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Essa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “TREN
DAN ISSUE MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI”. Makalah ini disusun sedemikian
rupa agar mudah dibaca dan dipahami oleh mahasiswa dan guna meningkatkan kemampuan
akademik sebelum menghadapi Ujian Semester. Dalam penyeleseian makalah ini banyak pihak
yang telah membantu dengan demikian kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Retty
2. Teman-teman SI keperawatan tingkat II
Kami mengetahui adanya kekurangan baik dalam isi ataupun penjelasan dalam makalah ini
Dengan demikian, kritik dan saran diharapkan agar kesempurnaan makalah ini dapat terwujud.
Terima kasih kepada bapa ibu dosen dan mahasiswa yang telah membaca dan mempelajari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat .

Surabaya , 10 Februari 2020

                                                                                                               Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan setiap manusia. Dulu,
pembicaraan tentang organ reproduksi masih sangat tabu, bukan berarti sekarang sudah tidak lagi
hanya saja masih ada kalangan orang yang menganggap hal itu tidak pantas untuk dibicarakan.
Promosi kesehatan reproduksi pada remajapun sering dikonotasikan sebagai pendidikan seks di
mana sebagian masyarakat di Indonesia masih menganggap tabu hal ini. Telah banyak berita-
berita yang tersiar melalui media elektronik ataupun media cetak yang memuat berita tentang
kesehatan reproduksi dan kaitannya dengan seks. Sekarang, informasi tentang seks dapat
diperoleh dan diakses dengan mudah melalui internet. Bila tidak didasari dengan pengetahuan
yang cukup, mencoba hal baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bisa memberikan
dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga. Menurut Barbara Nash dan
Patricia Gilbert, organ-organ reproduksi merupakan subyek dari berbagai penyakit. Untuk
mencegah hal tersebut pengetahuan dan pemahaman sejak dini tentang organ reproduksi dan
kesehatan reproduksinya merupakan hal yang sangat penting bagi setiap remaja 2 baik pria
maupun wanita sehingga ia akan lebih mampu menjaga kesehatan reproduksinya.1 Untuk itu,
perempuan dan laki-laki perlu meningkatkan pengetahuannya mengenai kesehatan reproduksi
agar tercipta kondisi kesehatan reproduksi yang optimal. kesehatan reproduksi yang dimaksud
yaitu suatu keadaan yang sejahtera baik secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-
mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi serta fungsi dan prosesnya.2 Namun demikian, survei-survei telah banyak
membeberkan pengabaian dan kecerobohan untuk menghargai kesehatan organ reproduksi yang
cenderung sering mengakibatkan penderitaan fisik dan emosional dengan kehamilan yang tidak
diinginkan, infeksi-infeksi dan penyakit-penyakit yang merusak sehingga berpotensi mengancam
hidup merupakan konsekuensi dari kurangnya pengetahuan atau kesalahan dalam memperoleh
informasi mengenai hal tersebut.
BAB II

TELAAH JURNAL

Jurnal 1: Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks pada
wanita usia subur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


pencegahan kanker serviks pada wanita hamil. Metodologi pada penelitian ini adalah desain
survei dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 99 responden yang
tinggal di Rejosari dengan teknik snowball sampling. Alat ukur yang digunakan adalah
kuesioner. Itu Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Chi-Square dan uji Fisher Exact. Hasilnya menunjukkan ada hubungan antara
pengetahuan (ρ = 0,045) dan dukungan sosial (ρ = 0,000) terhadap perilaku pencegahan kanker
serviks. Sementara usia (ρ = 0,306), pendidikan (ρ = 1.000), dan ekonomi (ρ = 0,561) tidak ada
hubungan dengan perilaku kanker serviks pencegahan. Berdasarkan hasil penelitian ini,
direkomendasikan untuk lembaga perawatan kesehatan terutama untuk kesehatan masyarakat
staf pusat untuk meningkatkan pendidikan kesehatan pencegahan kanker serviks dan memperluas
target promosi kesehatan. Kata kunci: Kanker serviks, wanita hamil, perilaku pencegahan.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh yang
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan
sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Prawiroharjo, 2008). Salah satu penyakit yang
dapat menganggu kesehatan organ reproduksi wanita adalah kanker serviks yang merupakan
kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia (Kemenkes, 2012). Kanker
merupakan suatu keadaan sel yang bersifat abnormal dimana sel-sel pada bagian tubuh tertentu
tumbuh diluar kendali dan dapat menyerang jaringan lain untuk membentuk sel-sel kanker
lainnya (Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2009). Hal ini pula yang
dapat terjadi pada sel-sel yang melapisi leher rahim, yang kemudian dikenal dengan sebutan
kanker serviks. Dari data World Health Organization (WHO) tahun 2010, diketahui terdapat
493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena
kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun. Strategi dalam pencegahan kanker serviks adalah
dengan melakukan pencegahan primer seperti mencegah faktor resiko terjadinya kanker serviks
dan vaksinasi, dilanjutkan dengan melakukan pencegahan sekunder.
Pencegahan sekunder dengan melakukan skrining pap smear mampu mendeteksi
perubahan pada serviks secara dini sebelum berkembang menjadi kanker sehingga dapat
disembuhkan dengan segera (Andrijono, 2009). Menurut penelitian yang dilakukan Kamaliah
(2012) didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan tradisi wanita usia subur
berpengaruh terhadap pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks. Setelah
dilakukan penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan kanker
serviks pada wanita usia subur, diketahui bahwa mayoritas responden berusia 20-35 tahun
(68.7%), berpendidikan tinggi (97.0%), dan berpendapatan tinggi (78.8%). Mayoritas responden
juga memiliki pengetahuan tinggi tentang pencegahan kanker serviks (53.5%), memiliki
dukungan sosial baik (51.5%), dan memiliki perilaku pencegahan baik terhadap kanker serviks
(63.6%). Hasil analisa bivariat menunjukkan variabel yang berhubungan terhadap perilaku
pencegahan kanker serviks adalah variabel pengetahuan (ρ=0.045) dan dukungan sosial
(ρ=0.000). Sedangkan variabel umur (ρ=0.306), pendidikan (ρ=1.000), status ekonomi (ρ=0.561)
menunjukkan tidak ada hubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks. Peneliti berharap
masyarakat khususnya wanita usia subur dapat meningkatkan perilaku pencegahan kanker
serviks dengan mencari berbagai macam informasi dan melakukan pencegahan secara terus-
menerus.
Masyarakat yang telah melakukan pencegahan kanker serviks disarankan untuk
memberikan dukungan pada wanita disekelilingnya untuk melakukan perilaku pencegahan
kanker serviks. Peneliti berharap perawat Puskesmas/ komunitas dapat meningkatkan kegiatan
pendidikan kesehatan tentang pencegahan kanker serviks melalui penyuluhan di acara-acara
masyarakat. Pihak Puskesmas disarankan untuk memperluas sasaran promosi kesehatan, tidak
hanya kepada ibu saja, namun juga kepada suami atau ayah agar nantinya juga mendukung istri
atau anak perempuannya untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks.

Jurnal 2: Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Tentang Kanker Serviks Terhadap


Pemeriksaan Iva Pada Wanita Usia Subur Di Desa Tuntungan Ii Kecamatan Pancur Batu
Tahun 2013
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada wanita, dan merupakan
penyebab kematian nomor dua di Indonesia. Kebanyakan pasien datang sudah pada stadium
lanjut sehingga penanganan secara medis sulit untuk dilakukan. Salah satu metode alternatif
skrining kanker serviks yang dapat dilakukan adalah dengan inspeksi visual dengan pulasan
asam setat (IVA).Tujuan Mengetahui Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Tentang Kanker Serviks
Terhadap Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia Subur.dengan mengunakan metode Penelitian
studi analitik observasional dengan menggunakan pendekatan desain crossectional akan
mengukur seluruh variabel hanya satu kali saja pada saat yang bersamaan ketika penelitian
berlangsung sebagai subjek maka jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 83 orang.
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, maka sampel penelitian ditambah dengan
responden yang belum pernah dilakukan pemeriksaan tes IVA sebanyak jumlah sampel yang
telah dilakukan pemeriksaan tes IVA (83 orang WUS), sehinga total sampel yang diteliti adalah
166 orang.
Hasil penelitian Analisis Univariat Sampel penelitian berjumlah 166 responden terdiri
dari ibu yang telah melakukan pemeriksaan IVA dan yang tidak pernah melakukan pemeriksaan
IVA dengan jumlah sama, yaitu 83 responden berdasarkan pengetahuan cukup, yaitu sebesar
45,8%, dan proporsi terkecil adalah berpengetahuan kurang sebanyak 16 responden
(9,6%),sikapa cukup besar yaitu 124 responden (74,7%) . Hasil analisis bivariat pengaruh
pengetahuan tentang kanker serviks terhadap pemeriksaan Test IVA, diperoleh hasil variabel
pengetahuan menunjukkan nilai p < 0,05 (p=0,046), yang dapat diartikan bahwa ada pengaruh
variabel pengetahuan terhadap pemeriksaan IVA. Analisis Pengaruh Pengetahuan dan Sikap
tentang Kanker Servik terhadap Pemeriksaan IVA hasil analisis multivariat dengan uji regresi
logistik pada variabel pengetahuan dan sikap Berdasarkan nilai coeffisien beta (B) yang tertinggi
adalah variabel sikap yaitu 1,231 Besar pengaruh variabel tersebut dapat dilihat dari nilai Exp
(B), yaitu 3,424, artinya variabel sikap mempunyai pengaruh 3 kali terhadap pemeriksaan IVA
pada responden mempunyai sikap positif mempunyai peluang 3 kali untuk melakukan
pemeriksaan IVA dibandingkan dengan ibu yang sikapnya negatif . Hendaknya lebih
ditingkatkan lagi pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang deteksi
dini kanker servkis. Kepada tenaga kesehatan untuk memberikan informasi dan bahan promosi
kesehatan terhadap masyarakat terutama para wanita usia subur dalam rangka meminimalkan
kejadian kanker serviks dan dampak yang menyertainya.
JURNAL 3: Hubungan Pemakai Alat Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hormonal
Dengan Kejadian Kanker Serviks Di Ruang D Atas Blu, Prof, Dr, R. D. Kandou Manado.

Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dan non
hormonal dengan kejadian kanker serviks. Kontrasepsi suntik untuk kebutuhan keluarga
berencana di Indonesia terus berkembang dari tahun ke tahun dengan berbagai jenis preparat
kontrasepsi suntik yang tersedia. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji chi-square di dapatkan
bahwa ada hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks.
Berdasarkan hasil dan data penelitian yang diperoleh dari 42 sampel maka dapat disimpulkan
bahwa pada umumnya responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih berisiko
terkena kanker serviks, melihat dampak yang terjadi pada responden sebaiknya tenaga kesehatan
Kontrasep si Kejadian Tota l P Nila i OR Tidak Kanke r Servik s Kanke r Servik s Hormonal 3
18 21 0,0 0 0,18 Non Hormonal 19 2 21 Total 22 20 42 100 E-jurnal keperawatan (e-Kp)
volume1 nomor1 agustus 2013 6 memberikan informasi bahwa pada penggunaan kontrasepsi
hormonal, tidak jarang pula ditemukan displasia serviks,
BAB III
PEMBAHASAN KELOMPOK

Kanker leher Rahim atau Kanker serviks adalah jenis kanker yang disebabkan oleh
human papilloma virus(HVP) onkogenik, yang menyerang leher Rahim.(Wikipedia,2020)
Menurut data globcon 2018, di Indonesia 32, 469 jiwa kasus kanker serviks. Wanita usia subur
berdampak terkena kanker serviks, jadi perlu diketahui perilaku pencegahannya seperti
pemeriksaan pap smear dalam upaya deteksi dini kanker serviks dan melakukan pemeriksaan
IVA. Selain yang diatas wanita harus selalu menjaga kebersihan genetalia. Pemakaian
kontrasepsi berdampak kanker serviks, kontrasepsi ada dua yaitu kontrasepsi hormonal dan
kontrasepsi non hormonal. Kontrasepsi hormonal adalah lat kontrasepsi yang bertujuan
mencegah kehamilan yang terbuat dari bahan baku yang mengandung hormon estrogen dan
progestin. Contoh kontrasepsi hormonal adalah pil KB, suntik KB, dan susuk KB (implant)
(Tempo.co, 2010) sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah alat kontrasepsi yang tidak
mengandung hormone, seperti kondom. Menurut penelitian yang menggunakan kontrasepsi
hormonal lebih berisiko terkena kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,2013. Hubungan pemakaian kontrasepsi hormonal dan non hormonal dengan kej adian
kanker serviks di ruang d atas blu, PROF, DR, R. D. KANDOU MANADO. E-jurnal
keperawatan (e-Kp) volume1 nomor1 agustus.

Melva, 2013. Pengaruh pengetahuan dan sikap tentang kanker serviks terhadap pemeriksaan iva
pada wanita usia subur di desa tuntungan di kecamatan pancur batu tahun 2013I.

Dwikha,2014. FaKtor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan kanker serviks


pada wanita usia subur. JOM PSIK VOL 1 NO 2.

Wikipedia, 2020. Pengertian kanker serviks.

Anda mungkin juga menyukai