Anda di halaman 1dari 11

Nama : Komang Dwijayanti

Nim : 17089014029

Kelas : 7a

1. Ilmu pengetahuan atau sains (science) adalah pengetahuan yang


diperoleh dengan cara tertentu, yaitu cara atau metode ilmiah. Jadi, dalam
hal ini kata kunci yang amat penting adalah cara atau metode ilmiah.
Jika ada suatu pengetahuan yang didapat dari cara-cara non-ilmiah, maka
pengetahuan tersebut belum layak disebut sebagai ilmu pengetahuan.
Misalnya, Einstein melalui penelitian ilmiah selama bertahun-tahun,
menemukan bahwa semua benda akan jatuh (ke bawah) disebabkan
karena adanya gravitasi bumi. Ini adalah ilmu pengetahuan. Tetapi jika
pengetahuan itu diperoleh dengan cara non-ilmiah, misalnya bertapa di
gua selama berbulan-bulan untuk mendapatkan wangsit, maka
pengetahuan yang diperoleh bukanlah ilmu pengetahuan.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan adalah


produk atau hasil dari suatu pencarian dengan cara atau metode ilmiah.
Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa dilihat sebagai sistem, yaitubahwa ilmu
pengetahuan melibatkan berbagai abstraksi dari kejadian atau gejala yang
terjadi di alam semesta dan diatur dalam tatanan yang logis dan sistematik.
Jadi kumpulan fakta dan konsep saja belum dapat disebut sebagai ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan menuntut fakta dan konsep tersebut diatur
dalam tatanan yang sistematik.

Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,


merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya (Narbuko
dan Achmadi, 2001: 1). Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah
untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan
yang diperoleh berupa fakta-fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang
memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan memecahkan
masalah yang dihadapi (Sangadji dan Sopiah, 2010: 1).
2. Pendekatan pembelajaran induktif-deduktif adalah pendekatan
pembelajaran yang memadukan pendekatan pembelajaran induktif dengan
pendekatan pembelajaran deduktif. Pendekatan pembelajaran induktif-
deduktif diawali dengan contoh-contoh yang bertujuan supaya siswa
mengidentifikasi, membedakan, kemudian menginterpretasi,
menggeneralisasi dan akhirnya mengambil kesimpulan. Kemudian secara
deduktif siswa dapat memberikan contoh dari generalisasi (Sumaryati &
Sumarmo, 2013:31).

Perbedaan Pendekatan Induktif dan Deduktif

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, pendekatan induktif-


deduktif merupakan pengkombinasian/penggabungan antara pendekatan
induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif-deduktif
menggunakan pola pikir atau TeoriDeduktifDataInduktif penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Berfikir induktif dan deduktif saling
berkaitan satu sama lain. Pendekatan induktif-deduktif bermula dengan
memberikan pembelajaran dengan pendekatan induktif baru kemudian
pembelajaran dilakukan dengan deduktif
3. Metodologi penelitian adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang
membicarakan/mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan
penelitian sampai menyusun laporannya) berdasarkan fakta-fakta atau
gejala-gejala secara ilmiah. Lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa
metodologi penelitian adalah ilmu yang mempelajari cara-cara melakukan
pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahapan-
tahapan yang disusun secara ilmiah untuk mencari, menyusun serta
menganalisis dan menyimpulkan data-data, sehingga dapat dipergunakan
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran sesuatu
pengetahuan berdasarkan bimbingan Tuhan.

Pengertian berfikir ilmiah


Berfikir ilmiah adalah cara berfikir yang menggunakan aturan tertentu dari
penemuan masalah sampai di tariknya kesimpulan setelah masalah itu
dipecahkan.
Dalam hal cara berfikir ilmiah, John Dewey (yang dikutip Prof. Sutrisno
Hadi) menggunakan taraf berfikir ilmiah sebagai berikut:
a) The felt need
Dalam taraf permulaan orang merasa adanya suatu masalah, untuk
menyesuaikan alat dengan tujuannya, atau untuk menerangkan kejadian
yang tak terduga-duga.
b) The problem
Setelah menyadari masalahnya, dalam langkah ini pemikir ilmiah berusaha
menegaskan persoalan itu dalam bentuk perumusan masalah.
c) The hypothesis
Dalam langkah ini pemikir ilmiah mulai mengajukan kemungkinan
pemecahannya atau mencoba menerangkan; berdasarkan atas teori-teori,
dugaan-dugaan, kesan-kesan umum yang belum merupakan kesimpulan
akhir.
d) Collection of data as evidence
Dalam langkah ini informasi-informasi atau bukti-bukti dikumpulkan dan
melalui pengolahan-pengolahan yang logis mulai diuji.
e) Concluding belief
Dalam langkah ini pemikir menganbil kesimpulan berdasarkan analisa
terhadap bukti-bukti yang dihayati untuk menguji hipotesis.
f) General value of the conclusion (T.L. Kelley)
Pemikiran untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari kebutuhan masa
datang yang disebut dengan ferleksi.
Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,
empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana beerpikir.


Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan
ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ilmiah ini
merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan.
Penguasaan sarana berpikir ilmiah tidak akan dapat melaksanakan
kegiatan berpikir ilmiah yang baik. Untuk dapat melakukan kegiatan
berpikir ilmiah dengan baik diperlukan sarana berpikir ilmiah berupa: “[1]
Bahasa Ilmiah, [2] Logika metematika, [3] Logika statistika. Bahasa
ilmiah merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh
proses berpikir ilmiah. Bahasa merupakan alat berpikir dan alat
komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir
ilmiah kepada orang lain. Logika matematika mempunyai peran penting
dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali
kebenarannya Sedangkan logika statistika mempunyai peran penting
dalam berpikir induktif mencari konsep- konsep yang berlaku umum”.
Pengertian bersikap ilmiah

Bersikap ilmiah adalah merupakan salah satu sikap tanggung jawab


seorang peneliti untuk berperan serta mengembangkan ilmunya.
Sikap ilmiah menurut Harsojo (1972) adalah sebagai berikut:
1. Berpikir sederhana

Dimaksudkan cara berpikir, cara menyatakan pendapat atau cara pengujian


dilkukan dengan cara sederhana. Apabila suatu gejala dapat dijelaskan
secara memadai oleh suatu penjelasan yang sederhana, tidak perlu
dilakukan secara berputar-putar dan dipandang rumit.
2. Sikap tidak memihak

Ilmu tidak dimaksudkan membuat penilaian baik atau buruk, tetapi


semata-mata mencari kebenaran. Seorang peneliti tidak boleh memutar
balikkan fakta dan berpihak pada preferensi politik, agama, maupun moral
tertentu.
3. Sikap sabar

Seorang peneliti tidak boleh mudah menyerah dan kuat menerima tekanan
dalam usaha mempertahankan pendapatnya dan tetap berusaha mencari
fakta yang lain sebagai dukungan pernyataan dimaksud
4. Bersikap skeptic

Skeptis diartikan yaitu harus tetap bersikap tidak mudah percaya pada
pernyataan selama hal tersebut belum didukung oleh data yang cukup
kuat. Seorang peneliti harus berhati-hati dan teliti dalam memberikan
penilain pada pernyataan ilmiah. Sikap ini yang menyebabkan seorang
peneliti selalu kritis terhadap persoalan yang di hadapi.
5. Bersikap obyektif

Yaitu menilai suatu masalah atau gejala sebagimana adanya. Hindarkan


pengaruh yang bersikap subyektif akibat adanya muatan tertentu.
6. Bersifat relative

Seorang peneliti harus mengusai ilmunya, tidak memihak pada suatu


kepentingan tertentu diluar konteks dan harus mempunyai keyakinan
berdasarkan atas fakta yang diperoleh.

Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :


31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan metode ilmiah, antara lain :

a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

b. Jujur

c. Terbuka

d. Toleran

e. Optimis

f. Pemberani

Urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK


Metodologi penelitian sangat erat hubungannya dengan perkembangan
IPTEK, dikarenakan dalam perkembangan IPTEK di butuhkan proses
yang membutuhkan data atau fakta yang mendukung.
Kemajuan IPTEK tidak jauh dari penelitian, dimana dalam penelitian
membutuhkan komunikasi untuk suatu proses mengalihkan suatu ide dari
sumber ke satu penerima atau lebih dengan maksud dapat merubah
perilaku, persepsi tentang sesuatu. Komunikasi di tekankan sebagai
pemindahan ide, gagasan, lambang dan didalam prose situ melibatkan
orang lain dalam suatu penelitian.

IPTEK dapat berperan sebagai media dalam penelitian yaitu dengan


perkembangan IPTEK seorang peneliti dapat mempulikasikan temuanya
kepada masyarakat banyak, serta begitu juga sebaliknya yaitu dengan
penelitian para peneliti atau ilmuan dapat membuat suatu teknologi
sebagai sarana untuk kemudahan masyarakat, sehingga dengan begitu
IPTEK akan meningkat.

4. Perkembangan Metodologi Penelitian

Ilmu pengetahuan memiliki sifat utama yaitu tersusun secara sistematik


dan runtut dengan menggunakan metode ilmiah. Karenanya sementara
orang menganggap perlunya memiliki sikap ilmiah untuk menyusun
ilmu pengetahuan tersebut atau dengan kata lain ilmu pengetahuan
memiliki tiga sifat utama tersebut, yaitu :

1) Sikap ilmiah

2) Metode ilmiah

3) Tersusun secara sistematik dan runtut

Sikap ilmiah menuntun orang untuk berpikir dengan sikap tertentu.


Dari sikap tersebut orang dituntun dengan cara tertentu untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan. Selanjutnya cara tertentu itu disebut
metode ilmiah. Jadi dengan sikap ilmiah dan metode ilmiah
diharapkan dapat disusun ilmu pengetahuan dengan sistematik dan runtut.
Periode perkembangan metodologi penelitian yang dikemukakan oleh
Rummel yang dikutip oleh Prof. Sutrisno Hadi MA digolongkan sebagai
berikut :

a. Periode Trial and Error

Dalam periode ini diisyaratkan bahwa ilmu pengetahuan masih dalam


keadaan embrional. Dalam periode ini orang menyusun ilmu pengetahuan
dengan cara mencobacoba berulang kali sampai dijumpia suatu
pemecahan masalah yang diangap memuaskan.

b. Periode Authority and Tradition

Pada periode ini kebenaran ilmu pengetahuan didasarkan atas pendapat


para pemimpin atau penguasa waktu itu. Pendapat-pendapat itu
dijadikan ajaran yang harus diikuti begitu saja oleh rakyat banyak dan
mereka harus menerima bahwa ajaran tersebut benar. Di samping
pendapat para penguasa atau pemimpin, tradisi dalam kehidupan
manusia memang memegang peranan yang sangat penting di masa lampau
dan menentang tradisi merupakan hal yang tabu. Karenanya tradisi
dipercaya sebagai hal yang benar, sehingga tradisi menguasai cara berpikir
dan cara kerja manusia berabad-abad lamanya. Sebagai contoh,sampai
pertengahan abad 20, petani Jawa masih memegang tradsisi bahwa
mereka akan segera turun ke aswaah apabila telah melihat bintang
biduk (gubuk penceng) sebagai pertanda mulai turun hujan.

c. Periode Speculation and Argumentation

Pada periode ini ajaran atau doktrin para pemimpin atau penguasa
serta tradisi yang bercakal dalam kehidupan masyrakat mulai
menggunakan dialektika untuk mengadakan diskusi dalam memecahkan
masalah untuk memperoleh kebenaran. Dengan kata lain, masyarakat
mulai membentuk kelompok-kelompok spekulasi untuk memperoleh
kebenaran dan menggunakan argumen-argumen. Masing-masing
kelompok membuat spekulasi dan argumen yang berbeda dalam
memperoleh kebenran. Oleh sebab itu, pada saat ini orang terlalu
mendewakan akal dan kepandaian silat lidahnya, yang kadangkadang
dibuat-buta supaya tampak masuk akal.

d. Periode Hypothesis and Experimentation

Pada periode ini orang mulai mencari rangkaian tata cara untuk
mnerangkan suatu kejadian. Mula-mula membuat dugaan-dugaan
(hipotesis-hipotesis), kemudian mengumpulkan fakta-fakta kemudian
dianalisis dan diolah, hingga akhirnya ditarik kesimpulan. Fakta-fakta
tersebut diperoleh dengan eksperimen atau observasi-observasi serta
dokumen-dokumen. (Narbuko, Drs. Cholid dan Drs. H. Abu Achmadi.
2012. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.)
5. Kebenaran ilmiah/kebenaran ilmu pengetahuan (scientific truth) adalah
kebenaran yang ditemukan melalui proses penalaran (reasoning) atau
logika penelitian ilmiah. Kunci kebenaran ilmiah terletak pada metode
penemuannya. Kebenaran ilmiah harus siap diuji keabsahannya dan
terbuka untuk diperdebatkan. Seorang pakar politik boleh saja
mengatakan: “Apabila Anda tidak mengikuti paham ini, maka anda tidak
memiliki sikap nasionalisme”. Seorang ilmuwan hanya akan mengatakan:
“Sesuai dengan data yang saya peroleh inilah penemuan (kebenaran) yang
saya temukan. Apabila Anda ragu-ragu, atau tidak percaya pada keabsahan
penelitian ini, Anda bebas mengujinya kembali”. Kebenaran/penjelasan
ada 4 macam yaitu:  Kebenaran/penjelasan deduktif Segala sesuatu
dianggap benar jika ada yang mengawalinya (pendahulunya) 
Kebenaran/penjelasan probabilistik Kebenaran yang belum pernah diuji
kebenarannya.  Kebenaran/penjelasan teleologis Kebenaran yang
berkaitan dengan agama  Kebenaran/penjelasan genetic
6. Penelitian ialah penyelididkan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati serta sistematis.
7. Klasifikasi merupakan penggolongan sesuatu untuk mempermudah
mempelajari dan dilakukan dengan cara-cara yang sistematis. Klasifikasi
penelitian yang umum digunakan adalah berdasar paradigma atau filosofi
metodologinya. Paradigma adalah suatu model atau pola untuk
memandang suatu masalah tertentu. Penelitian dapat diklasifikasikan
menjadi bermacam-macam. Klasifikasi tersebut dapat dilakukan
berdasarkan beberapa tinjauan yaitu : bidang ilmu, pendekatan, tempat
pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum, taraf, sifat dan jenis data,
eksplanasi, metode, dan penggunaan sampel (populasi).
1. Klasifikasi Penelitian berdasarkan Bidang Ilmu
Ada bermacam-macam bidang ilmu dan jika penelitian dilakukan untuk
bidang ilmu tertentu maka ragam penelitian yang dilakukan disebut sesuai
dengan bidang ilmu tersebut. Dengan demikian ditinjau berdasarkan
bidang-bidang ilmu yang ada penelitian dapat dibedakan menjadi :
a. penelitian pendidikan,
b. penelitian kedokteran,
c.penelitian keperawatan,
d. penelitian kebidanan,
e. penelitian ekonomi,
f. penelitian pertanian,
g. penelitian biologi,
h. penelitian sejarah, dst.
2. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Pendekatan yang Dipakai
Berdasarkan pendekatan yang dipakai, penelitian dapat dibedakan menjadi
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penilitian Kuantitatif adalah
suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin
diketahui. Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
Masing-masing pendekatan tersebut memiliki paradigma, asumsi,
karakteristik sendiri-sendiri. Kedua pendekatan penelitian tersebut dapat
dilakukan dengan cara simultan dan saling mengisi sesuai dengan
kebutuhan, sehingga dapat diwujudkan proses penelitian yang
komprehensif.
3. Klasifikasi Penelitian Berdasarkan Tempat Pelaksanaannya :
Penelitian dapat dilakukan diberbagai tempat, yaitu diperpustakaan,
lapangan, laboratorium atau gabungan dari tempat-tempat tersebut. Atas
dasar tinjauan tersebut
8. Karakteristik Penelitian

Karakteristik Penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bersifat ilmiah

Selalu mampu mengikuti prosedur dan menggunakan bukti yang


meyakinkan dalam bentuk fakta-fakta yang diperoleh secara objektif.
2. Penelitian

Penelitian adalah proses yang berjalan terus-menerus dan terus


menerus, karena hasil penelitian selalu dapat disempurnakan.

3. Memberikan Kontribusi

Yaitu studi harus memiliki unsur kontribusi / nilai tambah. Jadi harus
ada sesuatu yang baru yang ditambahkan ke penelitian ilmu yang ada.

4. Analitis

Yaitu sebuah penelitian yang dilakukan harus dibuktikan dan


dijelaskan dengan menggunakan metode ilmiah dan ada hubungan
kausal antara variabel.

9. Tujuan Penelitian

Tujuan Peneliatian adalah sebagai berikut :

1. Eksploratif (Penjajagan)

Adalah studi yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru yang


sebelumnya tidak pernah ada.

2. Verifikatif (Pengujian)

Adalah studi yang tujuannya adalah untuk melakukan tes pada teori
atau penelitian sebelumnya, sehingga akan diperoleh hasil dapat
digunakan untuk membatalkan atau memperkuat teori penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya.

3. Development (Pembangunan)

Adalah studi yang tujuannya adalah untuk mengembangkan, menggali


dan memperluas lebih dalam masalah atau teori ilmiah juga menjadi
lebih sebagai sarana pemecahan berbagai masalah di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai