Anda di halaman 1dari 18

KONSEP TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

KELOMPOK 3

1. Fauziatul Hanifah (20200047P)


2. Fauziyah Ningsih (........)
3. Liya widianti ( 20200044P)
4. Yeni Fatmawati (20200045P)
5. Dian Purnomo (.......)
6. Nasrul Ainiah (..........)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat  Allah SWT dengan rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
             Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Terimakasih.

Gresik, 02 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

1.1 Latar Belakang................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................

1.3 Tujuan.............................................................................................................................

BAB II KONSEP TEORI...........................................................................................................

2.1 Biografi..............................................................................................................................

2.2 Konsep Caring....................................................................................................................


2.3 Asumsi Dasar Science Of Caring.......................................................................................

2.4 Faktor Carative Teori Watson............................................................................................

2.5 Konsep Utama Teori dan Model Keperawatan..................................................................

2.6 Paradigma Keperawatan Menurut Watson.........................................................................

2.7 Proses Keperawatan dalam Teori Caring...........................................................................

BAB III APLIKASI DALAM PELAYANAN ..........................................................................

3.1 Kasus..................................................................................................................................

3.2 Pembahasan........................................................................................................................

BAB IV PENUTUP....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk  sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.

Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam


keperawatan, sehingga model keperawatan tersebut mengandung arti aplikasi dari struktur
keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat untuk mengaplikasikan ilmu yang
pernah didapat ditempat mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang perawat.
Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan
yang akan diterapkan sesuai kondisi dan situasi tempat perawat tersebut bekerja. Mengingat
dalam model praktek keperawatan mengandung  komponen dasar seperti adanya keyakinan
dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang ingin dicapai dalam
memberikan pelayanan ataupun asuhan keperawatan terhadap kebutuhan semua pasien, serta
adanya pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan oleh perawat dalam mencapai tujuan
yang  ditetapkan sesuai kebutuhan pasien.

Peningkatan mutu pelayanan keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori


keperawatan, salah satunya adalah teori Caring menurut Jean Watson. Caring adalah sentral
untuk praktek keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Kunci dari
kualitas pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian perawat. Hal
ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini yaitu mengharapkan pelayanan
keperawatan yang berkualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi faktor caring, seperti
umur, gender, lingkungan kerja dan kualifikasi perawat. melihat banyak faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang didasari prinsip caring,
kelompok tertarik untuk melihat fenomena yang terjadi di lahan praktek, apakah caring dapat
dilaksanakan oleh perawat tanpa dibatasi tempat, waktu dan kondisi klien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana riwayat hidup seorang Jean Watson?


2. Apa teori yang dikemukakan oleh Jean Watson?
3. Apa hubungan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson dengan konsep
keperawatan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui riwayat hidup seorang Jean Watson


2. Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Jean Watson.
3. Mengetahui bagaimanakah hubungan antara teori Jean Watson dengan Paradigma
Keperawatan.
BAB II

KONSEP TEORI

2.1   BIOGRAFI

John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat
di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di University
of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul “Animal
Education”. Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang
psikologi binatang.

Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi
komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur
laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan
universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.

John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat.


Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology  as the Behaviourist view it” (1913).
Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif,
oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode
introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang
mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat
pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik
terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting,
karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting.  Ia menekankan


pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan
memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat
seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat
ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: “Berikan kepada saya
sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak
saya”

2.2 KONSEP CARING

Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science
lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam
hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta
(Watson, 2004).

Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal
moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.

Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors”
terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok
dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).

2.3 ASUMSI DASAR SCIENCE OF CARING


        Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Watson menyatakan tujuh asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu:

1.  Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktekkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nanti.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi sesorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah di tentukan.
6. Asuhan  keperawatan  lebih “ healthgenic” (menyehatkan) daripada curing
(pengobatan). Praktek  asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
dengan  pengetahuan  tentang perilaku  manusia untuk meningkatkan kesehatan dan
membantu individu yang sakit. Ilmu caring melengkapi curing.
7.  Praktek asuhan merupakan sentral keperawatan.

Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan
tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai.
Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan
klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat
meningkatkan kesehatan.

2.4 FAKTOR CARATIVE TEORI WATSON

Struktur ilmu caring dibangun dari 10 faktor carative, yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistik-altruistik.


Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan pada nilai-
nilai kemanusiaan (humastik) dan perilaku mementingkan kepentingan oranglain
diatas kepentingan pribadi (altruistik)

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

Menekankan pentingnya obat-obatan untuk carative, perawat juga perlu


memberi tahu individu alternatif pengobatan lain yang tersedia (mis: meditasi,
relaksasi atau kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau secara spiritual)

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan oranglain.

Perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitivitas terhadap diri pribadi


dan oranglain serta bersikap lebih otentik.

4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).

Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis (hubungan yang harus dilakukan


secara jujur dan terbuka), empati (perawat harus menunjukkan sikap dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien) dan hangat (menerima oranglain secara
positif).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positf dan negatif.

Perawat harus menerima persaan oranglain serta memahami perilaku mereka.

6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam pengambilan


keputusan.

Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki
mental, sosiokultural dan spiritual.

Perawat dapat memberi dukungan situsional, membantu individu


mengembangkan persepsi yang lebih akurat serta memberi informasi sehingga klien
dapat menanggulangi masalahnya. Perawat juga harus menyalurkan perasaan nyaman,
aman, dan keleluasaan pribadi kepada klien.

9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Menurut hirarki kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fungsional,


kebutuhan integrative, kebutuhan untuk tumbuh dan kebutuhan untuk mencari
bantuan (seeking) ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.

10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian
serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.

2.5 KONSEP UTAMA TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di
antaranya :

a. Kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan


makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.
b. Kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas
dan istirahat, kebutuhan seksual.
c. Kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan organisasi.
d. Kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu
kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia


adalah mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan
sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan
antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,
mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4
bagian  kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu
dengan kebutuhan yang  lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson  memahami  bahwa manusia  adalah makhluk  yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual

2.6 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT WATSON

Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kemanusiaan (Human Being)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia  harus
selalu  beradaptasi dengan  lingkungan  sosialnya. Jika  adaptasi  tersebut tidak
berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak
pada terjadinya krisis disepanjang  kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan
asuhan, agar dapat ditanggulangi.

2. Kesehatan

Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa  ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:

a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.

Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :

a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan  juga  dihubungkan  dengan  tingkat  kesesuaian  antara apa  yang
dirasakan dengan  apa yang dialami.

3. Lingkungan sosial

Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh  lingkungan  sosial, kultural, dan spiritual.

Asuhan keperawatan telah ada dalam masyarakat, karena  setiap masyarakat


biasanya mempunyai seseorang yang care terhadap orang lain. Watson menyatakan
bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap
lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli dengan yang
lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi
diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap
lingkungan.
4. Keperawatan

Menurut Watson keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan,


pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik. Keperawatan
pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit. Dia melihat
keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah penanganan  stres dan
penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang
holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan.

Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.

Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:

a.  Membentuk sistem nilai humanistik altruistik.


b.  Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c.  Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
d.  Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien / “helping trust”.
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
f.  Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk mengambil
keputusan.
g.  Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi mental,
fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i.  Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
j.  Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

2.7 PROSES KEPERAWATAN DALAM TEORI CARING

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih


dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan keb utuhan
manusia. Agar hasilnya sempurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan  terdiri atas langkah-
langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian mengkolaborasikannya
dalam dokumentasi (tulisan yang dicetak miring mengidikasikan adanya
keterkaitan  dengan adanya penelitian dalam proses keperawatan).

1. Pengkajian

a. Pengkajian  meliputi: tindakan   pengamatan, melakukan identifikasi, dan menelaah


masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi literature.
b. Untuk  dapat  menelaah dan  memprediksi suatu  masalah dengan  baik
sesuai kerangka kerja yang telah dibuat, maka  perlu menggali  lebih
dalam  pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam  pengkajian  juga  mencakup  formulasi  hipotesis  mengenai hubungan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga dalam menilai situasi perlu mencantumkan definisi dari   variable-
variable yang akan diperiksa dalam pemecahan masalah ini.

2. Perencanaan

a. Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan


bagaimana variabel-variabel dapat diuji atau diukur.
b. Dalam merancang suatu pemecahan masalah yang mengacu
pada  rencana  asuhan keperawatan tetap melalui pendekatan konseptual.
c. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-data yang telah dikumpulkan &
sesuai.

3. Intervensi

Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Evaluasi

a. Evaluasi  merupakan  sebuah  metoda dan  proses untuk menganalisa hasil


pelaksanaan inter-vensi dari setiap masalah yang ada.
b. Disamping itu menurut Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan
generalisasi terhadap hipotesa-hipotesa tambahan atau kejadian yang  mungkin
akan terjadi untuk mendorong teori keperawatan secara umum didasarkan pada
studi pemecahan masalah.

BAB III

APLIKASI DALAM PELAYANAN

3.1 KASUS

Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi.
Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu
saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja
dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama dengan diagnosa
keperawatan yang dibahas dibawah ini.

Adapun kasus tersebut adalah :  Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat sedang
mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan
muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak
punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari bekerja sebagai
pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah  plastik. Ny. S tinggal di
rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit
didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37 derajat Celcius,
pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin
diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
3.2 PEMBAHASAN

Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny. S adalah :

- Proses Keperawatan Aplikasi Teori Pengkajian Kebutuhan derajat lebih rendah


(Biofisik)
- Bagaimana Ny. S melihat dirinya?
- Apakah tinggi badan, berat badan, hasil  pemeriksaan fisik Ny. S normal?
- Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang
normal?
- Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal?
- Kebutuhan derajat lebih rendah (Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif?
- Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang  biasa pada seusianya?
- Apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal?
- Bagaimana kehidupan seksualitasnya?
- Kebutuhan derajat lebih tinggi (Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan sesama
memuaskan?
- Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat?
- Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya?
- Apakah dia merasa dicintai dan mencintai?
- Kebutuhan derajat lebih tinggi (Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S tentang
dirinya?
- Apakah Ny. S menyukai dunianya?
- Apakah Ny. S merasa mencapai tujuannya?
- Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret
yang tebal dan kental, usaha  batuk efektif lemah.
- Perencanaan dan Implementasi Penggunaaan faktor karatif. Membangun lingkungan
caring melalui Pemahaman empatik. Membangun hubungan saling melalui mendorong
ekspresi
BAB IV

KESIMPULAN

1. Konsep utama  teori  Jean  Watson  adalah “ Human  Science and  Human Care ”,


yang fokus utamanya dalam keperawatan adalah careative factor, dimana  dia  berasal
dari humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan
ilmiah.
2. Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama  keperawatan, yaitu adanya
unsur teori kemanusiaan dalam pandangannya yang
mengatakan  bahwa  manusia  adalah makhluk yang sempurna yang memiliki
berbagai ragam perbedaan.
3. Hubungan dengan proses perawatan, Jean Watson menganjurkan supaya penelitian-
penelitian di bidang keperawatan dapat  dihubungkan dengan proses keperawatan,
sebab di dalam proses keperawatan langkah-langkahnya sama dengan proses ilmiah.
4. Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik
Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai