KELOMPOK 3
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS GRESIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kami ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dan penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.Terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan.............................................................................................................................
2.1 Biografi..............................................................................................................................
3.1 Kasus..................................................................................................................................
3.2 Pembahasan........................................................................................................................
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................
PENDAHULUAN
Konsep merupakan suatu ide di mana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir menjadi simbul-simbul yang nyata sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori ini sendiri
merupakan sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi, tetapi kurang absolut (kurang adanya bukti) secara langsung.
1.3 Tujuan
KONSEP TEORI
2.1 BIOGRAFI
John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat
di New York City pada tanggal 25 September 1958.Ia mempelajari ilmu filsafat di University
of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul “Animal
Education”. Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang
psikologi binatang.
Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi
komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur
laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan
universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.
Caring science merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman human caring. Caring science, seperti juga science
lainnya, meliputi seni dan kemanusiaan. Transpersonal Caring mengakui kesatuan dalam
hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam lingkaran caring yang konsentrik dari
individu, pada orang lain, pada masyarakat, pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta
(Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal
moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya meningkat
ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam
diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban
hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipsi klien, membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya
berkisar pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu
bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors”
terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep
tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok
dengan ide-ide dan ara perkembangan teorinya (Watson, 2004).
Dalam penilaian Watson, penyakit mungkin saja teratasi dengan upaya pengobatan. Akan
tetapi, tanpa perawatan, penyakit itu akan tetap ada dan kondisi sehat tidak akan tercapai.
Caring merupakan intisari keperawatan dan mengandung arti responsive antara perawat dan
klien. Caring dapat membantu seseorang lebih terkontrol, lebih berpengetahuan, dan dapat
meningkatkan kesehatan.
Metode ini merupakan metode yang memnberikan control dan prediksi serta
memungkinkan koreksi diri sendiri.
Perawat harus mampu memahami ppersepsi klien dan meredakan situasi yang
menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan/atau memperbaiki
mental, sosiokultural dan spiritual.
Kedua faktor ini membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian
serta membantu seseorang untuk menemukan kekuatan atau keberanian untuk
menghadapi kehidupan dan kematian.
Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4
bagian kebutuhan dasar manusia yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu
dengan kebutuhan yang lain. Berdasarkan dari empat kebutuhan tersebut, Jean
Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dan memiliki
berbagai ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia
seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, sosial, serta spiritual
Jean Watson membagi konsep utama keperawatan dalam 4 (empat) bagian, yaitu:
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai,
mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit. Dalam pandangan
filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks yang terintegrasi dalam
dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya
mempunyai fungsi yang sempurna; tetapi dalam fungsi perkembangannya dia harus
selalu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Jika adaptasi tersebut tidak
berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik psikososial), yang berdampak
pada terjadinya krisis disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan
asuhan, agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik.
Akan tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang
dibutuhkan untuk dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu:
a. Fungsi manusia secara keseluruhan baik fungsi fisik, mental, dan sosial
seimbang/serasi.
b. Adaptasi secara umum terhadap pertahanan dirinya sehari-hari dengan
lingkungannya.
c. Tidak adanya penyakit.
Asuhan kesehatan yang benar fokusnya pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan :
a. Kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara pikiran, tubuh, dan jiwa.
b. Kesehatan juga dihubungkan dengan tingkat kesesuaian antara apa yang
dirasakan dengan apa yang dialami.
3. Lingkungan sosial
Salah satu variabel yang mempengaruhi masyarakat saat ini adalah lingkungan
sosial. Masyarakat memberikan nilai yang menentukan terhadap bagaimana
seharusnya berkelakuan, dan tujuan apa yang harus dicapai. Nilai-nilai
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial, kultural, dan spiritual.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Intervensi
4. Evaluasi
BAB III
3.1 KASUS
Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus. Pada kasus ini akan diterapkan proses
keperawatan berdasarkan teori Watson. Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
aplikasi teori Watson dalam George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap
pengkajian dan sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi.
Diagosa keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu
saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain dapat saja
dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama dengan diagnosa
keperawatan yang dibahas dibawah ini.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke sebuah rumah sakit
pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan batuk-batuk berdahak saat sedang
mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan
muka pucat. Para pengantar mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak
punya keluarga lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari bekerja sebagai
pengumpul botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di
rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah sakit
didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37 derajat Celcius,
pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil pemeriksaan laboratorium darah
didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000 ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin
diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
3.2 PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Hidayat Aziz Alimul A. (2009). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konse, Proses dan Praktik
Edisi 4 Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Potter, Patricia A. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika