Anda di halaman 1dari 12

Analisis Implementasi Sistem Informasi Akuntansi

Penerimaan Kas dari Pungutan Berbasis SIPO Pada


Otoritas Jasa Keuangan cabang Malang Tahun 2020

PROPOSAL

Untuk Memenuhi Persyaratan Nilai UAS Metodologi Penelitian Akuntansi

Disusun Oleh :
Noor Azizah Safitri
(201710170311205)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan teknologi di bidang sistem
pembayaran, transaksi non tunai sudah semakin banyak digunakan.
Kebijakan transaksi non tunai menjadi strategi yang efektif untuk
mendorong pertumbuhan keuangan inklusif di Indonesia. Implementasi
sistem informasi akuntansi terhadap transaksi non tunai yang berbasis
teknologi diyakini sebagai salah satu solusi pemberantasan korupsi dan
pencucian uang sebab melalui proses transaksi mutasi kas yang sistematis
dan lengkap, antara pihak pengirim dan penerima, sehingga peluang
oknum melakukan tindak kejahatan semakin sempit.
Sebagaimana Pasal 37 ayat (6) UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan, telah diundangkan Peraturan Pemerintah No 11
Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal
12 Februari 2014 yang mengatur tentang pengenaan Pungutan kepada
pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan. Untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam Peraturan
Pemerintah tersebut, diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang
dapat mendukung pengelolaan Pungutan tersebut secara optimal dan
akuntabel. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan menyediakan sebuah sistem
informasi akuntansi secara online yaitu sistem informasi penerimaan
online (SIPO) yang dapat digunakan oleh internal OJK untuk
menyediakan pelayanan bagi Wajib Bayar dalam mengelola administrasi
Pungutan secara menyeluruh dan terintegrasi (OJK, 2014). Namun
demikian, OJK belum mengetahui apakah SIPO (Sistem Informasi
Penerimaan Online) berhasil memberikan informasi yang diberikan
kepada pengguna implementasinya.
Suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan
Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data, perangkat lunak,
infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran
keamanan (B. Romney & Steinbart, 2015). Penerimaan kas perusahaan
berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai
dan penerimaan kas dari penagihan piutang (Mulyadi, 2018) namun pada
Otoritas Jasa keuangan ini penerimaan kas yang dimaksud berasal dari
pungutan kepada pihak yang melakukan kegiatan di sektor jasa keuangan
melalui Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan (SIPO) yang
telah terhubung secara online (Host to Host) dengan bank tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh OJK seperti Bank Indonesia dan PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Hal demikian yang dilakukan OJK dalam penerimaan kas termasuk
kedalam penerimaan kas dari credit card sale yaitu perusahaan yang
menerima pembayaran melalui kartu kredit dapat memperoleh uang tunai
segera dari bank dengan menukarkan copy credit card sales slip
(Mulyadi, 2018).
(Firdaus & Widyasastrena, 2017) meneliti sistem informasi
akuntansi UMKM berbasis technopreneur. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi UMKM berbasis
technopreneur menghasilakn laporan keuangan yang akuntabel.
(Ramadhani & Riksakomara, 2016) meneliti tentang evaluasi
aplikasi sistem informasi penerimaan online dengan mengunakan ISSM
studi kasus pada otoritas jasa keuangan, hasil penelitian tersebut
menyatakan bahwa Faktor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan
terhadap sistem informasi penerimaan online adalah faktor Information
Quality terhadap Intention Use, Intention to Use terhadap User
Satisfaction, Intention to Use terhadap Net Benefit dan yang terakhir
adalah pengaruh terhadap faktor User Satisfaction terhadap Net Benefit.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai implementasi
sistem informasi akuntansi penerimaan kas dari pungutan berbasis sistem
informasi penerimaan online untuk mengetahui bagaimana implementasi
sistem informasi penerimaan online dan untuk mengetahui keamanan dan
kefektifan penggunaan sistem informasi penerimaan online (SIPO).
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
dari Pungutan Berbasis SIPO Pada Otoritas Jasa Keuangan cabang
Malang Tahun 2020 ?
2. Apakah Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas dari Pungutan
Berbasis SIPO Pada Otoritas Jasa Keuangan cabang Malang telah
dirancang untuk penggunaan yang aman dan efektif?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian sebagai
berikut :
1. Menganalisa implementasi sistem informasi akuntansi penerimaan kas
dari pungutan berbasis SIPO.
2. Menganalisa pengaruh Implementasi Sistem Penerimaan Online
(SIPO) terhadap penggunaan yang aman dan efektif.

Manfaat utama penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi literatur ilmu Akuntansi,

khususnya dalam kajian tentang Sistem Informasi Akuntansi

Penerimaan Kas berbasis online.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi Penerimaan Kas berbasis online adalah salah

satu faktor yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi suatu

organisasi dalam kaitannya dengan teknologi dan memiliki Ke-

efektifan suatu sistem serta meningkatkan pengelolaan administrasi

baik pungutan oleh otoritas jasa keuangan maupun organisasi lainnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Reviu Penelitian Terdahulu


(Firdaus & Widyasastrena, 2017) meneliti tentang Perancangan
Sistem Informasi Akuntansi Koperasi dan UMKM Berbasis
Technopreneur. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Sistem Informasi
Akuntansi Koperasi dan UMKM berbasis Technopreneur dengan ERP
dapat mengatasi penyajian laporan keuangan dan dapat menghasilkan
laporan keuangan yang akuntabel. Hal tersebut dipengaruhi oleh Rapid
Application Development (RAD) menyesuaikan pase Software
Development Life Cycle (SDLC) dalam perancangan menggunakan DFD
dan flowchart serta menggunakan Enterprise Resources Planning.
(Ramadhani & Riksakomara, 2016) meneliti tentang Evaluasi
Aplikasi Sistem Penerimaan Online (SIPO) menggunakan ISSM studi
kasus pada Otoritas Jasa Keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan menggunakan Metode ISSM dapat mempengaruhi untuk
melakukan evaluasi terhadap kesuksesan aplikasi Sistem Informasi
Penerimaan Online dan Faktor yang mempengaruhi terhadap kesuksesan
terhadap sistem informasi penerimaan online adalah faktor Information
Quality terhadap Intention Use, Intention to Use terhadap User
Satisfaction, Intention to Use terhadap Net Benefit dan yang terakhir
adalah pengaruh terhadap faktor User Satisfaction terhadap Net Benefit.

B. Tinjauan Pustaka
1. Sistem Informasi Akuntansi
Pengertian sistem informasi akuntansi dijelaskan dari kata sistem,
informasi dan akuntansi. Sistem adalah serangkaian dua atau lebih
komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Kemudian informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses
untuk memberikan arti dan memperbaiki pengambilan keputusan.
Selanjutnya akuntansi adalah proses identifikasi, pengumpulan, dan
penyimpanan data serta proses pengembangan, pengukuran, dan
komunikasi informasi. Berdasarkan definisi tersebut akuntansi adalah
sistem informasi karena sistem informasi akuntansi mengumpulkan,
mencatat, menyimpan, dan memproses akuntansi dan data lain untuk
menghasilkan informasi bagi pembuat keputusan.
Dari penjelasan diatas didapat definisi sistem informasi akuntansi
adalah Suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan
mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan
keputusan Sistem ini meliputi orang, prosedur dan instruksi, data,
perangkat lunak, infrastruktur teknologi informasi, serta pengendalian
internal dan ukuran keamanan (B. Romney & Steinbart, 2015).
2. Sistem Penerimaan Online (SIPO)
SIPO atau Sistem Informasi Penerimaan OJK adalah sistem informasi /
aplikasi berbasis web yang disediakan oleh OJK sebagai alat bantu
bagi OJK dan Wajib Bayar untuk mengelola pembayaran pungutan
OJK dengan lebih cepat dan mudah. Fungsi yang tersedia dalam SIPO
ini termasuk dalam bentuk penyediaan informasi pungutan OJK yang
masih harus dibayarkan, memasukkan dasar pengenaan dan
pengelolaan pembayaran Biaya Tahunan, Denda dan Sanksi. Selain itu
Pihak yang diwajibkan untuk melakukan pembayaran kepada OJK
menurut ketentuan perundang-undangan Pungutan OJK yang berlaku
(OJK, 2014).
3. Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan lainnya (OJK, 2014).
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara
resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK
pada 31 Desember 2012. Sedangkan pengawasan di sektor perbankan
beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan
Mikro pada 2015 (OJK, 2014).
4. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan
bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang
tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi
kepentingan konsumen maupun masyarakat.
Dengan pembentukan OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat
mendukung kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh
sehingga meningkatkan daya saing perekonomian. Selain itu, OJK
harus mampu menjaga kepentingan nasional. Antara lain meliputi
sumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di
sektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan aspek positif
globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran (fairness) (OJK,
2014).
5. Nilai-nilai dan Asas Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Nilai-nilai yang terdapat pada adalah sebagai berikut:
a) Integritas
Bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan
kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan
komitmen.   
b) Profesionalisme
Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi
yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.
c) Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
d) Inklusif
Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri
keuangan.
e) Visioner
Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan
(Forward looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of
The Box Thinking).
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Otoritas Jasa
Keuangan berlandaskan asas-asas sebagai berikut:
a) Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan
keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK,
dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b) Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan dan
keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas Jasa
Keuangan;
c) Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan
melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta
memajukan kesejahteraan umum;
d) Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak
masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Otoritas Jasa
Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak
asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk
rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan;
e) Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian
dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa
Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f) Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-
nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil
dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan; dan
g) Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik (OJK, 2014).
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu melalui
sebuah penelitian. Penelitian jenis ini untuk mendeskripsikan informasi
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Ulum & Juanda, 2018).
B. Lokasi Penelitian
Lokasi yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu pada Otoritas Jasa
Keuangan Kota Malang. Penetapan lokasi ini didasarkan bahwa tempat ini
akan diperoleh data yang valid dan aktual yang berkaitan dengan peneliti.
Lokasi penelitian ini beralamat di Jalan Letjen Sutoyo No. 109-111,
Malang 65141.
C. Unit Analisis.
Unit analisis pada penelitian kali ini yaitu Otoritas Jasa Keuangan Kota
Malang dan yang menjadi objeknya yaitu mengenai implementasi Sistem
Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan (SIPO) terhadap
Pengelolaan Administrasi Pungutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan untuk mencapai penelitian ini ialah data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti langsung dari sumber data langsung (Ulum & Juanda, 2018). Data
primer disini yaitu hasil observasi kepada pengguna Sistem Informasi
Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan dan pihak OJK Kota Malang .
Sedangkan data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya (Ulum & Juanda, 2018). Data
sekunder disini yaitu Petunjuk penggunaan Sistem Informasi Penerimaan
Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang versi 1.0.E.
E. Teknik Perolehan Data
Teknik perolehan data pada penelitian ini dengan menggunakan teknik
Observasi dan Dokumentasi. Teknik observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan indra jadi tidak hanya dengan
pengamatan menggunakan mata saja (Ulum & Juanda, 2018). Data ini
diperoleh menggunakan Observasi langsung ke lokasi penelitian dengan
membuat lembar pengamatan sendiri di setiap kegiatan atau aktivitas
dalam implementasi Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa
Keuangan. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data
yang sudah jadi dan sudah diolah oleh orang lain (Ulum & Juanda, 2018).
Data ini diperoleh menggunakan dokumentasi dengan cara memotret serta
memfotokopi Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan.

F. Teknik/Tahapan Analisis Data


Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu Teknik
analisis deskriptif dalam bentuk uraian, kuantitafif dalam bentuk
perhitungan, distribusi frekuensi seperti mean, median, varian, dan standar
deviasi (Ulum & Juanda, 2018). Tahapan dalam analisis ini adalah:
1. Mendeskripsikan hasil observasi di setiap kegiatan atau aktivitas dalam
Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan dalam bentuk
uraian di lembar pengamatan.
2. Mendeskripsikan Petunjuk penggunaan Sistem Informasi Penerimaan
Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang versi 1.0.E.
3. Mendeskripsikan Petunjuk penggunaan Sistem Informasi Penerimaan
Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang versi 1.0.E. dalam bentuk
diagram alur.
4. Menganalisis hasil observasi di setiap kegiatan atau aktivitas dalam
Sistem Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan dalam bentuk
uraian di lembar pengamatan dengan Petunjuk penggunaan Sistem
Informasi Penerimaan Otoritas Jasa Keuangan Kota Malang versi
1.0.E.
DAFTAR PUSTAKA

B. Romney, M., & Steinbart, P. J. (2015). Sistem Informasi Akuntansi (13 ed.).
Jakarta: Salemba Empat.

Firdaus, D. W., & Widyasastrena, D. (2017). Perancangan Sistem Informasi


Akuntansi Koperasi dan UMKM Berbasis Technopreneur. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, 5(2), 1423-1440.

Mulyadi. (2018). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

OJK. (2014). Petunjuk Penggunaan Sistem Informasi Penerimaan OJK. In (pp.


56).

Ramadhani, A., & Riksakomara, E. (2016). Evaluasi Aplikasi Sistem Informasi


Penerimaan Online Menggunakan Information System Success Model
(Studi Kasus: Otoritas Jasa Keuangan)
Jurnal Teknik ITS, 5(2), 2301-9271.

Ulum, I., & Juanda, A. (2018). Metodologi Penelitian Akuntansi. Malang: Aditya
Media Publishing.

Anda mungkin juga menyukai