Anda di halaman 1dari 52

WRAP UP SKENARIO 3

BLOK ENDOKRIN

MENSTRUASI TIDAK TERATUR

Kelompok: A-1
KETUA : Kekar Yogantoro (1102011135)
SEKRETARIS : Laksmi Rizka Afiani (1102011140)
ANGGOTA : Abia Nebula (1102011002)
Alfianca Yudha Rachmanda (1102011020)
Aprilia Ramandani Jamin (1102009041)
Arisya Hanifah N. (1102011045)
Aulia Vinia Ardelia (1102011052)
Elva Puspita Sari (1102011087)
Farah Eryanda (1102011097)
Jayanti Dwi Cahyani (1102011129)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2012/2013
SKENARIO 3
MENSTRUASI TIDAK TERATUR
Seorang wanita, 20 tahun, mahasiswi universitas yarsi datang ke poliklinik RS dengan
keluhan haid tidak teratur yaitu sejak 6 bulan yang lalu. Setiap haid lamanya 2-3 minggu.
Dua hari ini, haid banyak sekali (5x ganti pembalut sehari). Pasien mendapatkan haid yang
pertama sejak usia 12 tahun, teratur setiap bulan.

Pemeriksaan fisik didapatkan:


Keadaan umum : tampak pucat
Kesadaran : Komposmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Jantung dan paru : dalam batas normal

Pemeriksaan luar ginekologi:


Abdomen:
Inspeksi : perut tampak mendatar
Palpasi : lemas, fundus uteri tidak teraba di atas simfisi
Auskultasi : bising usus normal
Vulva/vagina : fluksus (+)

Pemeriksaan penunjang:
USG Ginekologi : uterus bentuk dan ukuran normal, ovarium kanan dan kiri normal.
Tidak tampak massa pada adneksa kanan dan kiri.
Lab darah rutin : Hb 10g/dL, trombosit 300.000/uL, lain-lain normal

Berdasarkan pemeriksaan di atas, Dokter menduga kelainan haid disebabkan oleh


ketidakseimbangan hormonal.

Pasien juga bingung apakah keluhan ini karena haid atau istihadhah sehingga ragu dalam
melaksanakan hukum Islam.
KATA-KATA SULIT

Fluksus : keluarnya cairan/lelehan dari tubuh.


Adneksa : jaringan yang berada di sekitar rahim.
Istihadhah : darah yang keluar bukan waktu haid dan juga bukan dalam tempo nifas.
Fundus uteri : bagian atas dari uterus.
PERTANYAAN
1. Kenapa Hb rendah?
2. Kenapa haidnya berkelanjutan?
3. Kenapa haidnya tidak teratur?
4. Hormon apa yang tidak seimbang?
5. Kenapa ada fluksus pada vagina?
6. Apakah faktor usia mempengaruhi?
7. Apakah ada pemeriksaan tambahan?

JAWABAN
1. Karena banyak darah yang keluar.
2. Karena faktor hormon yang terganggu.
3. Karena faktor hormon yang terganggu.
4. Hormon FSH & LH.
5. Karena cairan haid yang abnormal.
6. Ya  fase menopause
Tidak  karena ada faktor lain (stress, obat, dll.)
7. Pemeriksaan dalam dengan VT dan spekulum cocor bebek (bila sudah menikah).
SASARAN BELAJAR
LI 1. Memahami dan mengetahui tentang anatomi alat reproduksi wanita
LO 1.1 Makroskopis
LO 1.2 Mikroskopis

LI 2. Memahami dan mengetahui tentang fisiologi menstruasi


LO 2.1 Sintesis dan Sekresi Hormon
LO 2.2 Siklus Haid

LI 3. Memahami dan mengetahui tentang kelainan haid


LO 3.1 Definisi
LO 3.2 Etiologi
LO 3.3 Klasifikasi
LO 3.4 Patofisiologi
LO 3.5 Manifestasi Klinik
LO 3.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO 3.7 Tatalaksana
LO 3.8 Komplikasi

LI 4. Memahami dan mengetahui tentang haid dan istihadhah dalam pandangan Islam
LI 1. Memahami dan mengetahui tentang anatomi alat reproduksi wanita
LO 1.1 Makroskopis

1. Uterus
Organ muskuler yang tebal, memiliki rongga dan berada di antara vesika urinaria
disebelahanterior dan rektum disebelah posterior. Panjang uterus 7.5 cm dan lebar 4 – 5 cm
denganberat sekitar 60 gram.Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan
nutrisi konseptus. Pada saatpersalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isikonsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu,
isthmus dan serviks uteri.Bagian uterus diatas isthmus disebut corpus uteri dan bagian
dibawah isthmus disebut servik. Dalam keadaan normal posisi uterus adalah antefleksi –
anteversi. Servik uteri dibagi menjadi 2 bagian: pars vaginalis dan pars supravaginalis ;
dibagian dalam servik terdapat kanalis servikalis. Uterus pada kehamilan lanjut. Fundus
berbentuk kubah dan insersi tuba serta ligamentumrotundum dibagian atas corpus uteri.
Terlihat pasokan vaskular yang hipertrofis.
a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding
dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portiocervicis
uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel
skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum
melahirkan (nullipara / primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang. Posisi
serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa serviks
menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin)
dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir
serviksdipengaruhi siklus haid.

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan:

a) Peritonium
Meliputi dinding rahim bagian luar. Menutupi bagian luar uterus.
Merupakan penebalan yang diisi jaringan ikat dan pembuluh darah limfe
dan urat syaraf. Peritoneum meliputi tuba dan mencapai dinding
abdomen.

b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada lapisan tengah membentuk lapisan tebal
anyaman serabut otot rahim. Lapisan tengah ditembus oleh pembuluh
darah arteri dan vena. Lengkungan serabut otot ini membentuk angka
delapan sehingga saat terjadi kontraksi pembuluh darah terjepit rapat,
dengan demikian pendarahan dapat terhenti. Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri internum anatomikum, yang merupakan
batas dari kavum uteri dan kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan meregang saat persalinan.

c) Endometrium
Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan muara dari
kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran lendir
endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi. Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-menerus, sehingga dapat membasahi
vagina. Kedudukan uterus dalam tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum yang menyangga, tonus otot-otot
panggul. Ligamentum yang menyangga uterus adalah:

2. Corpus uteri
Merupakan bagian terbesar uterus; dibagian anterior menempel pada vesika urinaria
dan dibagian posterior menempel pada intestinum ; dibagian lateral menempel pada berbagai
struktur yang berada didalam ligamentum latum ( tuba falopii – ligamentum rotundum –
ligamentum ovarii proprium – vasa uterina dan ureter ).
Arteria uterina menyilang ureter sebelum berjalan di dinding lateral uterus. Titik
persilangan tersebut kira-kira 1.5 cm dari fornix lateralis. Cavum uteri berbentuk segitiga
dengan kubah yang berada pada bidang setinggi kedua ostium tuba falopii dan apex bagian
bawah setinggi ostium uteri internum. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan:
a. Serosa (peritoneum visceralis) yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen
b. Miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut
ototlongitudinal, anyaman dan sirkular)
c. Endometrium yang melapisi dinding cavum uteriSelama kehamilan, serabut otot
tersebut tidak bertambah banyak namun mengalamihipertrofi.
Endometrium adalah lapisan berongga yang lunak yang mengandung sejumlah kelenjar
dandilapisi dengan “ciliated collumnar epithelium”; bentuk kelenjar dan stroma bervariasi
sesuai dengan siklus haid; ketebalan pasca menstruasi dini ± 1 – 2 mm dan
menjelangmenstruasi ± 4 – 7 mm.

3. Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulo pelvicum,
ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.

4. Tuba Falopii
Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah lateral
dengan panjang masing-masing sekitar 8 – 14 cm. Saluran ini menghubungan cavum uteri
dengan cavum peritoneale.Tuba dapat dibagi menjadi 4 bagian :
a. Pars uterina / interstitsialis
b. Pars Isthmica ( penamang melintang paling sempit )
c. Pars Ampullaris
d. Pars Infundibularis [fimbriae]
Dinding Tuba Falopii terdiri dari 3 lapisan :
a. Lapisanserosa
b. Lapisan muskularis
c. Lapisan mucosa
Mukosa tuba dilapisi selapis sel kolumnar yang sebagian memiliki bulu-getar (silia) dan
sebagian lain memiliki kelenjar.

5. Ovarium
Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk seperti buah almond yang
berada disamping uterus didekat dinding lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior
ligamentum latum, postero-caudal tuba falopii.Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan
pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitelgerminal primordial di lapisan terluar epital
ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Panjang
kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm. Masing-masing memiliki
permukaan medial dan lateral. Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium)
dan tepi posterior yang bebas. Ligamentum penyangga ovarium adalah :
a. ligamentum suspensorium ovarii ( ligamentum infundibulo-pelvicum )
b. ligamentum Ovarii Proprium.

Pembuluh darah ovarium terutama berasal dariarteri ovarica yang merupakan cabang
aorta abdominalis dan selanjutnya dialirkan keluar ovarium melalui vena ovarica. Ovarium
terbungkus oleh tunica albuginea yang mirip dengan yang dijumpai pada testis. Bagian luar
ovarium disebut cortex yang memiliki gameet dan dibagian dalam disebut medula yang
mengandung banyak pembuluh darah besar serta syaraf. Cortex ovarium relatif avaskular dan
dijumpai sejumlah folikel ovarium kecil. Masing-masing folikel mengandung ovum
immature (oosit) yang terbungkus dengan satu atau beberapa lapisan sel. Bila oosit hanya
dilapisi oleh satu lapisan sel, sel tersebut dinamakan sel folikel, bila dilapisi oleh beberapa
lapisan sel-sel tersebut dinamakan sel granulosa.

Dibagian cortex terdapat sejumlah folikel dengan berbagai derajat maturasi. Pada folikel
primordial, oosit dilapisi oleh satu lapisan sel pipih (sguamoues epithelium). Folikel primer
memiliki dua atau lebih lapisan sel granulosa kubis yang mengitari oosit. Folikel sekunder
mengandung ruang-ruang berisi cairan diantara sel granulosa. Ruangantersebut sering
mengalami penyatuan (coalesence) membuat cavum sentral yang disebutsebagai antrum.
Folikel d’graf atau folilkel vesikuler yang matur memiliki antrum yang sangat dominan dan
folikel biasanya menonjol keluar permukaan ovarium.Setiap bulan, pada wanita dewasa,
satudari folikel yang masak mengeluarkan oosit dari ovarium, peristiwa ini disebut Ovulasi.

Organ Genitalia Eksterna

1. Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons
pubis, labiamayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

2. Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini
mulaiditumbuhi rambut pubis.

3. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak
mengandungpleksus vena. Homolog embriologik dengan skrotum pada pria. Ligamentum
rotundum uteriberakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum, labia
mayora menyatu(pada commisura posterior). Ukuran labia mayora pada wanita dewasa
panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara kedua labia
mayora sangat berdekatan.
4. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak
terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Di Bibir kecil ini mengeliligi
orifisium vagina bawahnya akan bersatu membentuk fourchette

5. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan
corpusclitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embriologik
dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak
pembuluhdarah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

6. Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora.
Berasaldari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum,
introitus vaginae, ductus glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri.
Antara fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.

7. Introitus / orificium vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis
bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang
kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis,
septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang
menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen
postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek
yang tampak pada wanitapernah melahirkan / para. Hymen yang abnormal, misalnya primer
tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah
menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.

8. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di
bagiankranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Bagian serviks yang menonjol
ke dalam vagina disebut portio. Portio uteri membagi puncak (ujung) vagina menjadi: fornix
anterior, fornix posterior, dan fornixlateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral
dan dinding dorsal yangelastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus
haid. Fungsi vagina: untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan
untuk kopulasi (persetubuhan).Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari
sinus urogenitalis. Batas dalamsecara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar
1/3 anterior dindingvagina, sangat sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

9. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma
pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus
profunda,m.constrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara
anus dan vagina. Perineummeregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi)
untuk memperbesar jalan lahirdan mencegah ruptur.
Perdarahan
Perdarahan alat reproduksi wanita berasal dari A. iliaca interna cabang dari A. iliaca
communis. A. iliaca interna ini kemudian akan bercabang menjadi A. hipogastrica dan
selanjutnya akan bercabang ke organ-organ:
1. Uterus: A. hipogastrica akan bercabang ke uterus menjadi A. uterina. A. uterine ini
kemudian akan berjalan kearah ovarium (A. uterine rr. Ovaiana) dan memperdarahi
ovarium dan akan memperdarahi tuba (A. uterina rr. Tuba)
2. Vagina: A. hipogastrica juga akan berjalan kea rah vagina dan memperdarahi vagina
sebagai (A. vaginalis)
3. Ovarium
Arteri : Arteri uterina merupakan cabang arteri iliaca interna sedangkan arteri
ovarica cabang dariaorta abdominalis.
Vena : Vena uterina
Aliran Lymfe  : Pembuluh lymfe mengikuti jalannya arteri dan bermuara ke nodi
iliaca interni dan paraaortci.
Persarafan : Saraf simpatis dan parasimpatis berasal dari plexus hypogastricus
inferior.
4. Tuba Uterina
Arteria : Arteri ovarica yang berasal dari aorta abdominalis setinggi VL 1
Vena : Venae ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior sedangkan vena
ovarica sinistra kevena renalis sinistra.Aliran
Aliran Limfe : Pembuluh lymfe ovarium mengikuti arteri ovarica dan mengalirkan
limfe ke nodi paraaortici, setinggi VL1
Persarafan : Persarafan ovarium berasal dari plexus ovarica dan mengikuti
perjalanan arteri ovarica
5. Uterus
Arteri : Arteri uterina, sebagai cabang arteri iliaca interna
Venae : Vena uterina mengikuti arteri uetrina dan bermuara ke dalam vena
iliaca interna.
Aliran lymfe : Pembuluh lymfe dari fundus uteri berjalan bersama arteri ovarica dan
mengalirkan lymfeke nodi para aorticisetinggi vertebra L1.
Persarafan : Saraf simpatis dan parasimpatis, berasal dari plexus hypogastricus
inferior.

LO 1.2 Mikroskopis

Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5cm panjang, 1,5-3cm lebar,dan 0,6-1,5tebal.
Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat keluar-masuknya pembuluh-pembuluh
darah dan serabut - serabut saraf , ovarium dihubungkan oleh mesovarium dengan
ligamentrum latum , dan oleh ligamentum ovarii proprium dengan uterus. Permukaan
ovarium ditutupi oleh satu sel lapis sel kubik yang disebut germinal epithelium. Dibawahnya
terdapat tunika albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut jaringan ikat. Pada
garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian yaitu korteks dan medulla.Korteks terdiri atas
stroma yang padat, dimana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya.
Folikel dapat dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan yaitu folikel
primer,sekunder,dan folikel yang masak (folikel de Graaf) , juga ada folikel yang telah
mengalami degenerasi yang disebut atresia folikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus
rubrum,korpus luteum, dan korpus albikans.Makin muda usia wanita makin banyak folikel
dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat± 400.000 folikel pada kedua ovarium. Rata- rata
hanay 300-400 ovum yang dilepaskanselama masa reproduksi.
Pada masa pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan telah
mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-
serabut saraf, dan jaringan ikat elastis. Padi masa kanak-kanak ovarium boleh dikatan masih
berisirahat dan baru pada masapubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan
yang terdapat pada ovarium padasiklus haid ialah sebagai berikut . Di bawah pengaruh FSH
beberapa folikel mulai bekembang, akan tetapi hanya satu yang tumbuh terus sampai matang.
Pada folikel ini mula-mula sel – sel sekeliling ovum berlipat ganda dan kemudian di
antara sel-sel iu timbul suatu rongga yang berisi cairan yang disebut Liquor folikuli. Ovum
sendiri terdesak ke pinggir, dan terdapat di tengah tumpukan sel yangmenonjol ke dalam
rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum di dalamnya itu disebutkumulus ooforus. Antara
ovum dan sel – sel sekitarnya terdapat zona pellusida. sel- sel lainnya yang membatsi ruangan
folikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan ovarium sekitar
folikel tersebut terdesak keluar dan membentuk dua lapisan yaitu teka intern yang banyak
mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan ikat yang padat.Dengan
bertambah matang folikel hingga akhirnya matang benar danoleh karena pembentukan cairan
folikel makin bertambah,maka folikel makin terdesak kepermukaan ovarium,malahan
menonjol keluar.
Sel-sel ganulosa yang mengelilingi ovumyang bebas disebut korona radiata.Sel-sel
membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk korpus rubrum
yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi dan kemudianmenjadi korpus
luteum yang berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang disebutlutein
(mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen). Jika tidak terjadi
pembuahan(konsepsi),setelah 8 hari korpus luteum mulai berdegenerasi dan setelah 14 hari
mengalamiatrofi menjadi korpus albikans (jaringan perut).korpus luteum tadi disebut korpus
luteummenstruasionis . Jika terjadi konsepsi korpus luteum dipelihara oleh hormon
chorionicgonadtropin (Hcg) yang dihasilkan oleh sinsisiotrofoblas dari karion atau korpus
luteumgravidiatis berlangsung hingga 9-10 minggu .

Ovarium
Ovarium dilapisi oleh satu lapis sel kuboid rendah atau gepeng yaitu epitel germinal,
yang bersambungan dengan mesotelium peritoneum viscerale. Dibawah epitel germinal
adalah jaringan ikat padat yang disebut tunia albuginea.
Ovarium memiliki korteks ditepi, dan medula ditengah, tempat ditemukannya banyak
pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Daerah korteks mengandung banyak folikel
telur yang masing-masing terdiri dari sebuah oosit yang diselaputi oleh sel-sel folikel. Sel-sel
folikel adalah oosit beserta sel granulose yang mengelilinginya. Selain folikel, korteks
mengandung fibrosit dengan serat olagen dal retikular. Medula adalah jaringan ikat padat
tidak teratur yang bersambungan dengan lugamentum mesovarium yang menggantungkan
ovarium. Pembuluh darah besar di medula membentuk pembuluh darah yang lebih kecil yang
menyebar diseluruh korteks ovarium.

Macam-macam folikel yaitu :


1. Folikel primordial : terdiri atas oosit primer yang berinti agak ke tepiyang dialapisi
sel folikel berbentuk pipih.
2. Folikel primer : terdiri oosit primer yang dilapisi sel folikel (sel granulose) berbentuk
kubus dan terjadi pembentukan zona pelusida yaitu suatu lapisan glikoprotein yang
terdapat diantara oosit dan sel-sel granulose.
3. Folikel sekunder : terdiri oosit primer yang dilapisi sel granulose berbentuk kubus
berlapis banyak atau disebut staratum granulose.
4. Folikel tersier : terdiri dari oosit primer, volume stratum granulosanya bertambah
besar. Terdapat beberap celah antrum diantara sel-sel granulose. Dan jaringan ikat stroma
di luar stratum granulose membentuk  theca intern (mengandung banyak pembuluh darah)
dan theca extern (banyak mengandungserat kolagen).
5. Folikel Graff : disebut juga folikel matang. Pada folikel ini, oosit sudah siap
diovulasikan dari ovarium. Oosit sekunder dilapisi oleh beberapa lapissel granulose
berada dalam suatu jorokan ke dalam stratum disebut cumulus ooforu. Sel-sel granulose
yang mengelilingi oosit disebut korona radiate. Antrum berisi liquor follicul yang
mengandung hormone esterogen.

Tuba Fallopii
Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.
1. Lapisan mukosa : tersusun atas epitel selapis silindri dan terdapat 2 jenis sel :
a. Epitheliocytus ciliatus / epitel bersilia : berfungsi menciptakan arus ke arah uterus
yang menuntun oosit kedalam infundibulumtuba uterina.
b. Epitheluocytus tubarius angutus / epitel tidak bersilia : berfungsi sebagai sel sekretori
dengan menghasilkan bahan nutritif yang penting bagi ovum.
2. Lapisan otot : berupa otot polos sirkular dalam, berfungsi untuk kontrasi peristaltik yang
menuntun ovum dan membuat fimbrae berdekatan dengan ovum untuk menangkap ovum.
3. Lapisan serosa

Uterus
Uterus manusia adalah organ berbentuk buah pir dengan dinding berotot tebal. Badan
atau korpus membentuk bagian uterus. Bagian atas uterus yang membulat dan terletak diatas
pintu masuk tuba uterina disebut fundus. Bagian bawah uterus yang lebih sempit dan terletak
dibawah korpus adalah serviks. Serviks menonjol dan bermuara ke dalam vagina.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan:
1. Perimetrium: bagian luar yang dilapisi oleh serosa atau adventitia
2. Miometrium: terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga lapisan
otot tersebut adalah:
a. Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
b. Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan serong
dengan banyak pembuluh darah.
c. Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.

3. Endometrium: dilapisi oleh epitel selapis silindris yang turun kedalam lamina propia
untuk membentuk banyak kelenjar uterus. Umunya endometrium dibagi menjadi dua
lapisan fungsional, Stratum functionale di luminal, dan stratum basale di basal. Pada
wanita yang tidak hamil , stratum functionale superfisial dengan kelenjar uterus dan
pembuluh darah terlepas atau terkelupas selama menstruasi, meninggalkan stratum basale
yang utuh dengan sisa-sisa kelenjar uterus basal – sebagai sumber untuk regenerasi
stratum functionale yang baru.
Arteri uterina di lugamentum latum membentuk arteri arkuata. Arteri ini menembus
dan berjalan melingkari miometrium uterus. Pembuluh darah aruata membentuk arteri
rectae (lurus) dan spiralis yang mendarahi endometrium.

Perubahan siklik uterus


1. Fase Proliferatif
Pada fase proliferatif daur haid dan dibawah pengaruh estrogen ovarium, stratum
functionale semakin tebal dan kelenjar uterus memanjang dan berjalan lurus di permuaan.
Arteri spiralis memanjang dan berkelok-kelok

2. Fase Sekretori
Fase sekretori daur haid dimulai setelah folkel matur. Perubahan di endometrium
disebaban oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum
fungsional. Akibatnya, stratum functionale dan stratum basale endomentrii menjadi lebih
tebal karena bertambahnya sekresi kelenjar dan edema laina propia, epitel kelenjar uterus
mengalami hipertrofi akibat adanya akumulasi sekretorik. Kelenjar uterus juga semakin
berelok-kelok, dan lumennya melebar oleh bahan sekretorik yang aya arbohidrat. Arteri
spiralis terus berjalan ke bagian atas endometrium dan tampak jelas karena dindingnya tebal.
Selama fase sekretori, stratum functionale endomentrii ditandai oleh perubahan epitel
permukaan silindris, kelenjar uterus, dan lamina propia. Stratum basale menunjukan
perubahan minimal.

3. Fase Menstruasi
Selama fase menstruasi, endometrium di stratum functionale mengalami degenerasi dan
terlepas. Endometrium yang terlepas mengandung kepingan-kepingan stroma yang hancur,
bekuan darah, dan kelenjar uterus beserta produknya. Stratu, basal endomentrii tetap tidak
terpengaruh selama fase ini. Bagian distal arteri spiralis mengalami nekrosis, sedangkan
bagian arteri yang lebih dalam tetap utuh.

LI.2. Fisiologi Haid


LO.2.1 Sintesis dan Sekresi Hormon
Ovarium sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan tugas ganda, yaitu
menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon-hormon seks wanita, estrogen
dan progesteron. Kedua hormon ini bekerja bersama untuk mendorong fertilisasi ovum dan
untuk mempersiapkan sistem reproduksi wanita untuk kehamilan.
1. Hormon Estrogen
a. Hormon ini disekresikan terutama oleh sel granulosa folikel ovarium, korpus luteum,
dan plasenta.
b. Hampir semua estrogen ini berasal dari ovarium dan terdapat dua puncak sekresi :
puncak pertama terjadi tepat sebelum ovulasi dan satu lagi terjadi selama fase
midluteal.
c. Efek Hormon :
 Efek pada pada genitalia wanita : estrogen membantu pertumbuhan folikel
ovarium dan meningkat motilitas tuba uterina. Hormon ini meningkatkan aliran
darah uterus dan memiliki efek penting pada oto polos uterus.
 Efek pada organ endokrin : estrogen mengurangi sekresi FSH. Pada keadaan
tertentu estrogen menghambat sekresi LH (feedback negatif), pada keadaan lain,
estrogen meningkatkan sekresi LH (feedback pisitif)
 Efek pada SSP : hormon ini meningkatkan libido pada manusia.
 Efek pada payudara : estrogen menyebabkan pertumbuhan duktus pada payudaran
dan terutama berperan dalam pembesaran payudara selama pubertas pada gadis,
estrogen juga disebut sebagai hormon pertumbuhan payudara.
d. Fungsi estrogen:
 Pematangan pemeliharaan seluruh sistem reproduksi wanita,
 Pembentukan karakteristik seks sekunder wanita,
 Penting pada masa prakonsepsi,
 Penting untuk pematangan dan pengeluaran ovum,
 Pembentukan berbagai karakteristik fisik yang menarik perhatian pria secara
seksual,
 Mengangkut sperma dari vagina ke tempat fertilisasi di oviduktus,
 Ikut berperan dalam perkembangan payudara sebagai antisipasi laktasi.

2. Hormon Progesteron
a. Pada fase folikular lanjut, sekresi progesteron mulai meningkat. Selama fase luteal,
korpus luteum menghasilkan banyak progesteron, dan prrogesteron plasma meningkat
pesat hingga mencapai kadar puncak sekitar 18 ng/mL.

b. Efek Hormon :
 Di uterus : mengubah progestasional di endometrium.
 Di payudara : progesteron merangsang pertumbuhan lobulus dan alveolus.

Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan menstruasi untuk kali pertama
adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia 16 tahun belum juga datang bulan perlu di
waspadai, mungkin ada kelainan. Menstruasi itu sendiri nantinya akan berhenti saat
perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun. Namun sebelum
memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya lebih lama dan
prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari.Siklus haid/ menstruasi pada perempuan (reproduksi)
normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada
sebagian perempuan yang mengalami haid tidak normal. Diantaranya mulai dari usia haid
yang datang terlambat, darah haidsangat banyak sampai harus berulang kali mengganti
pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid, gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus
haid yang tidak teratur dan masih banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur
misalnya dapat menjadi pertanda seorang perempuan kurang subur (infertil).Gangguan yang
terjadi saat haid dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali
pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya saat berusia
11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.Tapi bila setelah usia 13
tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia mengalami gangguan haid. Haid
Dipengaruhi berbagai hormon:
LO.2.2. Siklus Haid
Siklus menstruasi normal dapat dibagi menjadi:
1. Siklus ovarium (indung telur)
a. Fase folikel
 awal
 akhir
b. fase ovulasi
c. Fase luteal

2. Siklus endometrium
a. Fase menstruasi atau dekuamasi
b. Fase pasca haid atau regenerasi
c. Fase proliferasi
d. Fase sekresi atau pra haid
Kedua siklus tersebut berjalan bersamaan.

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel
tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.
Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang
kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing
hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.
Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap
hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan
pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.
Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH,
folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH
(luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan
mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini
menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut
haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum
tersebut dipertahankan.

Pada siklus endometrium, terbagi jadi 4 fase, yaitu:


1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah. Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari
dinding uterus disertai perdarahan hanyastratum basale yang tinggal utuh. Darah haid
mengandung darah vena dan arteri dangansel-sel darah merah dalam hemolisis atau
aglutinasi, sel-sel epitel dan struma yangmengalami disintegrasi dan otolisis, dan
sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-kelenjarvulva. Fase ini berlangsung 3–4 hari.

2. Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan
hanyastratum basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri
dangansel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma
yangmengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan kelenjar-
kelenjarvulva. Fase ini berlangsung 3– 4 hari.

3. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).

Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung
darihari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase, yaitu:
a. Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut
kelenjar.
b. Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk
transisidan dapat dikenal dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan
tinggi. Tampak adanya banyak mitosis dengan inti berbentuk telanjang
(naked nukleus).
c. Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenal daripermukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis.
Inti epitel kelenjarmembentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan
padat.
4. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-
28. Padafase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk kelenjar berubah
menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang makin lama
makin nyata. Di dalam endimetriumtertimbun glikogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yangdibuahi.

Siklus ovarium:

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus
menstruasi keseluruhan.
Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi
pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikeldi dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH
sedikit meningkatsehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3– 30 folikel yang
masing-masingmengandung 1 sel telur, tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang
lainnya hancur.Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon
terhadap penurunankadar hormon estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari
3 lapisan. Lapisanpaling atas dan lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan
dasarnya tetapdipertahankan dan menghasilkan sel-sel baru untuk kembali
membentuk kedua lapisanyang telah dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung
selama 3–7 hari, rata-rataselama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram.
Darah menstruasi biasanyatidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.

2. Fase ovulasi
Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur.
Seltelur biasanya dilepaskan dalam waktu 16– 32 jam setelah terjadi peningkatan
kadar LH.Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya
pecah dan melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan
nyeri tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz,
yang berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam.

3. Fase luteal.
Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata
14 hari. Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan
membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan tetap
tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan
siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan. Jika telur dibuahi,
korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormonechorionic gonadotropin). Hormon
ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilandidasarkan kepada adanya peningkatan
kadar HCG.
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:
1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada
pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus
sebelumnya
2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini
merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik)
4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah
hormon progesteron
5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi
8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

Kontrol fungsi ovarium


Tahap-tahap awal pertumbuhan folikel pra-antrum dan pematangan oosit tidak memerlukan
stimulasi gonadotropik, namun bantuan hormon diperlukan untuk membentuk antrum,
perkembangan folikel lebih lanjut, dan sekresi estrogen. Estrogen, FSH, dan LH semuanya
diperlukan. Pembentukan antrum diinduksi oleh FSH. Baik FSH maupun estrogen
merangsang proliferasi sel-sel granulosa. Baik FSH maupun LH diperlukan untuk sintesis dan
sekresi estrogen oleh folikel. Baik sel granulosa maupun sel teka berpartipasi dalam
pembentukan estrogen. Perubahan kolesterol menjadi estrogen memerlukan sejumlah langkah
berurutan, dengan langkah terakhir adalah perubahan androgen menjadi estrogen. Sel-sel teka
banyak menghasilkan androgen tetapi kapasitas mereka mengubah androgen menjadi
estrogen terbatas. Sel-sel granulosa, dipihak lain mudah mengubah androgen menjadi
estrogen tetapi tidak mampu membuat androgen sendiri. LH bekerja pada sel-sel teka untuk
merangsang pembentukan androgen, sementara FSH bekerja pada sel-sel granulosa untuk
meningkatkan perubahan androgen teka menjadi estrogen. Karena kadar basal FSH yang
rendah sudah cukup untuk mendorong perubahan menjadi estrogen ini, kecepatan sekresi
estrogen oleh folikel terutama bergantung pada kadar LH dalam darah, yang terus meningkat
selama fase folikel. Selain itu, sewaktu folikel terus tumbuh, estrogen yang dihasilkan juga
meningkat karena bertambahnya jumlah sel folikel penghasil estrogen.

Sebagian dari estrogen yang dihasilkan oleh folikel yang tumbuh disekresikan ke dalam darah
dan menjadi penyebab meningkatnya kadar estrogen plasma selama fase folikel. Sisa
estrogen teteap berada didalam folikel dan ikut serta memebentuk cairan antrum dan
merangsang proliferasi lebih lanjut sel-sel granulosa.
Estrogen yang disekresikan, selain bekerja pada jaringan spesifik-seks seperti uterus, juga
menghambat hipotalamus dan hipofisis anterior melalui mekanisme umpan balik negatif.
Kadar estrogen yang rendah tetapi meningkat pada fase folikel bekerja secara langsung pada
hipotalamus untuk menghambat sekresi GnRH, sehingga pengeluaran FSH dan LH dari
hipofisisi anterior yang dipicu oleh GnRH juga tertekan. Namun efek primer estrogen adalah
langsung pada hipofisis itu sendiri. Estrogen menurunkan kepekaan sel penghasil FSH.
Perbedaan kepekaan sel-sel penghasil FSH dan LH yang diinduksi oleh estrogen ini paling
tidak ikut berperan pada kenyataan bahwa kadar FSH plasma, meurun selama fase folikel
seiring dengan peningkatan kadar estrogen.faktor lain yang menyebabkan turunnya FSH
selama fase folikel adalah sekresi inhibin oleh sel-sel folikel. Inhibin cenderung menghambat
sekresi FSH dengan bekerja pada hipofisis anterior, seperti yang terjadi pada pria. Penurunan
sekresi FSH menyebabkan atresia semua folikel yang sedang berkembang kecuali satu yang
paling matang.
Berbeda dengan FSH, sekresi LH terus meningkat secara perlahan selama fase folikel
walaupun terjadi inhibisis terhadap sekresi GnRH (dan dengan demekian secara tidak
langsung, LH). Hal yang tampak paradoks ini disebabkan oleh kenyataan bahwa estrogen
sendiri tidak dapat secara total menekan sekresi LH tonik (terus menerus dengan kadar
rendah) untuk menghambat secraa total sekresi LH tonik tersebut diperlukan baik estrogen
maupun progesteron. Karena progesteron belum muncul sampai fase luteal siklus tersebut,
kadar LH basal secara perlahan meningkat selama fase folikel di bawah inhibisis inkomplit
estrogen.

Kontrol ovulasi
Ovulasi dan luteinisasi selanjutnya folikel yang ruptur dipicu oleh penigkatan sekresi LH
yang masif dan mendadak. Lonjakan LH ini menimbulkan empat prubahan utama pada
folikel :
 Lonjakan tersebut menghentikan sintesis estrogen oleh sel folikel
 Lonjakan tersebut memulai kembali meiosis di oosit pada folikel yang sedang
berkembang
 Lonjakan tersebut memicu pembentukan prostaglandin spesifik yang bekerja lokal.
Prostaglandin tersebut menginduksi ovulasi dengan mendorong perubahan-perubahan
vaskuler yang menyebabkan pembengkakan folikel dengan cepat sementara
menginduksi pencernaan dinding folikel oleh enzim-enzim. Efek-efek tersebut
bersama-sama menyebabkan rupturnya dinding yang membungkus folikel.
 Lonjakan tesebut menyebabkan diferensiasi sel-sel folikel menjadi sel luteal.

Dua cara sekresi LH, yaitu dengan sekresi tonik LH yang menyebabkan sekresi
hormon ovarium serta dipicu oleh umpan balik negatif dan lonjakan LH yang
menyebabkan ovulasi, yang dipicu oleh umpan balik positif.
Kontrol Korpus luteum
LH mempertahankan korpus luteum, yaitu setelah memicu perkembangan korpus luteum, LH
merangsang struktur ovarium ini untuk terus mengeluarkan hormon steroid. Dibawah
pengaruh LH, korpus luteum mengeluarkan progesteron dan estrogen, dengan jumlah
progesteron yang lebih besar. Kadar progesteron plasma meningkat untuk pertama kalinya
selama fase luteal.
Penurunan sesaat kadar estrogen dalam darah terjadi pada pertengahan siklus sewaktu folikel
penghasil estrogen mati. Kadar estrogen kembali naik selama fase luteal karena aktivitas
korpus luteum, walaupun tidak mencapai puncak yang sama seperti fase folikel. Progesteron
mencegah kadar estrogen yang cukup tinggi selama fase luteal memicu kembali lonjakan LH.
Walaupun estrogen kadar tinggi merangsang sekresi LH, progesteron, yang mendominasi
fase luteal, dengan kuat menghambat sekresi LH dan FSH. Inhibisi LH dan FSH oleh
progesteron mencegah pematangan folikel dan ovulasi baru selama fase luteal. Di bawah
pengaruh progesteron, sistem reproduksi dipersiapkan untuk menunjang ovum yang baru
dilepaskan. Sel-sel luteal tidak mengeluarkan inhibin. Korpus luteum berfungsi selama dua
minggu, kemudian berdegenerasi jika tidak terjadi pembuahan.

LI 3. Memahami dan mengetahui tentang kelainan haid


LO.3.1. Definisi
Kelainan haid (menstruasi) adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhisiklus
menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit,
terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.Kelainan haid sering
menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiranakan pengaruh kelainan haid
terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.

LO.3.2. Etiologi
Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormon-hormon yang mengatur
haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya2.Banyaknya perdarahan
ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah, banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan
tekanan intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau
daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma

LO.3.3. Klasifikasi
Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam:
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid: Hipermenorea atau
menoragia dan Hipomenorea
2. Kelainan siklus: Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea
3. Perdarahan di luar haid: Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid : Pre menstrual tension (ketegangan pra
haid); Mastodinia; Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid

a. Hipermenorea atau menoragia


Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya
disertai dengan pada siklus yang teratur. Menorrhagia biasanya berhubungan
dengan nocturrhagia yaitu suatu keadaan dimana menstruasi mempengaruhi pola
tidur wanita dimana waita harus mengganti pembalut pada tengah malam.
Menorrhagia juga berhubungan dengan kram selama haid yang tidak bisa
dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan,
pusing, muntah dan mual berulang selama haid.

Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,


1. Gangguan Pembekuan
Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von willebrands
berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun efek kelainan pembekuan
terhadap individu bervariasi. Pada wanita dengan tromboitopenia kehilangan darah
berhubungan dengan jumlah trombosit selama haid. Splenektomi terbukti
menurunkan kehilangan darah.

2. Disfunctional Uterine Bleeding (DUB)


Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid berlangsung
secara simultan di seluruh endometrium serta jaringan endometrium yang terbentuk
oleh estrogen dan progesterone normal bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini
sering terganggu.
DUB dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan terjadinya
ovulasi, perdarahan bersifat lebih banyak dan siklik hampir sesuai dengan siklus
haid. Pada keadaan anovulasi, perdarahan bersifat namun dengan siklus yang tidak
teratur sehingga sering disebut menometrorrhagia. DUB dapat disebabkan estrogen
withdrawl bleeding, progesteron withdrawl bleeding, estrogen breakthrough
bleeding, progesterone breakthrough bleeding. Estrogen withdrawl bleeding terjadi
pada keadaan setelah ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang matur atau
penghentian tiba-tiba obat-obatan yang mengandung estrogen.
Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium menjadi
semakin menebal namun akhirnya runtuh karena kurang sempurnanya struktur
endometrium karena tidak sebandingnya jumlah progesterone yang ada disbanding
jumlah estrogen. Perdarahan biasanya bersifat spotting. Estrogen breakthrough
bleeding yang berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea namun secara
tiba-tiba dapat mengakibatkan perdarahan yang banyak.
Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum dihilangkan.
Progesteron withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila diawali proliferasi
endometrium yang diatur oleh estrogen. Namun bila kadar estrogen meningkat 10-
20 kali lipat, progesteron withdrawl bleeding tidak akan terjadi.
Progesterone breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone melebihi
keseimbangan dengan estrogen. Dinding endometrium yang menebal akan meluruh
sedikit demi sedikit akibat struktur yang tidak kuat. Hal ini terjadi saat
menggunakan pil kontrasepsi dalam jangka waktu lama.
Pada keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen breakthrough
bleeding diberikan terapi progesteron sehingga tercapai keseimbangan jumlah
progesterone-estrogen. Progesterone bersifat antiestrogen dimana menstimulasi
perubahan estradiol menjadi estron sulfat yaitu bentuk tidak aktif estrogen.
Progesterone juga menghambat pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga
mencegah transkripsi onkogen yang dimediasi oleh estrogen.
Pada oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat progesterone
yang digunakan adalah medroxypogesteronaseta, 5-10 mg/hari selama 10 hari.
Pada menorrhagia (estrogen breakthrough bleeding yang berlangsung lama dan
progesteron withdrawl bleeding) progestin digunakan selama 10 hari hingga 2
minggu untuk menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba
dengan maksud mengikis semua dinding endometrium dan bersifat kuretase alami.
Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan progesterone
breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma tempat kelenjar yang hiperplasia
karena dirangsang progesterone. Pada keadaan ini diberikan 25 mg estrogen
terkonjugasi secara intra vena tiap 4 jam hingga perdarahan berhenti atau selama
24 jam untuk menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua terapi
estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding.
Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah sehingga
perdarahan dapat berhenti. Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin
vasopresin) digunakan untuk mengobati DUB pada pasien gangguan pembekuan
terutama pada penyakit von willebrand’s dan dapat diberikan intranasal maupun
intravena. Pengobatan dapat meningkatkan kadar faktor VIII dan faktor von
willebrands yang berlangsung sekitar 8 jam.

3. Gangguan pada organ dalam pelvis


Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus, adenommiosis,
infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya benda asing seperti IUD. Wanita
dengan perdarahan haid melebihi 200 cc 50% mengalami fibroid. 40% pasien
dengan adenomiosis mengalami perdarahan haid melebihi 800cc. Menorrhagia
pada retrofleksi disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada
mioma uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat,
permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena uterus.

4. Gangguan medis lainnya


Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya
hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan
pasti. Dapat juga terjadi pada hipertensi, dekompsatio cordis dan infeksi dimana
dapat menurunkan kualitas pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang
asthenia dan yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek.

Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk memiliki
anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid atau polip. Spektrum
pengobatannya sangat luas mulai dari pengawasan sederhana, terapi hormon,
operasi invasif minimal seperti pengangkatan dinding endometrium
(endomiometrial resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid
(miomektomi) dan histerektomi (pada kasus yang refrakter).
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettle’s purse, agrimony, ramuan cina,
ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang diperkirakan dapat memperkuat
uterus. Vitex juga dianjurkan untuk mengobati menorrhea dan sindrom pre-
mentrual. Dianjurkan juga pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang
hilang melalui perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita
dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar vitamin A
dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin C, zinc dan bioflavinoids
dibutuhkan untuk memperkuat vena dan kapiler.

Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari awal.

b. Hipomenorea
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid sangat sedikit
(<30cc), kadang-kadang hanya berupa spotting. Dapat disebabkan oleh stenosis
pada himen, servik atau uterus. Pasien dengan obat kontrasepsi kadang
memberikan keluhan ini. Hal ini juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana
jaringan endometrium sedikit.

2. Kelainan siklus
a. Polimenorea
Kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan menurut literatur lain siklus
lebih pendek dari 25 hari.

Etiologi
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek
atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering
dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21
hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan
infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan
pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering
terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik
seperti TBC.

Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal. Stadium
proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dapat
diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.
b. Oligomenorea
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang.
Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya
berkurang.

Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga
disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus,
dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada
wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan
androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenorrhea
dapat juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang
mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang
menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan
stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.

Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang dari
35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa wanita
dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen yang menjadi
penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit
kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami
kanker uterus.

Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada
oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang mendekati
menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada penderita dengan
gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea
sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal.
Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga sering diterapi dengan hormonal.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan
alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.

Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan stress
emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya kelainan haid
lebih lanjut.

Prognosis
Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau
tanda dari keganasan.

c. Amenorea
Keadaan dimana tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Dibagi atas amenorea primer (usia 18 tahun ke atas tidak dapat haid) dan
sekunder penderita pernah mendapat haid dan kemudian tidak haid lagi). Istilah
kriptomenorea merupakan keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena
darah tidak keluar berhubung ada yang menghalangi, seperti pada himen yang
nggak berlubang, penutupan saluran servikis, dan lain-lain.

Klasifikasi
1. Amenorea Primer : jika seorang perempuan belum mengalami haid-haid
setelah usia 16 tahun tetapi telah terdapat tanda-tanda seks sekunder atau
tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tanda-tanda seks sekunder.
Amenorrhea biasanya terjadi pada wanita muda dengan underweight atau
pada aktivitas berat dimana cadangan lemak mempengaruhi untuk memacu
pelepasan hormon.

2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah


mengalami haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Amenorrhea
sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti untuk masa tiga
siklus atau lebih dari enam bulan.

Fisiologis
Terjadi sebelum pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun
dalam masa menopause, gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium,
kelainan kongenital, gangguan sistem hormonal, ketidakstabilan emosi, kurang
zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.

Etiologi
Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang berperan
pada proses haid. Komponen tersebut antara lain:
 Lingkungan
 Kompartemen IV
o SSP
o Hipotalamus
 Kompartemen III GnRH
o Hipofise anterior
 Kompartemen II FSH LH
o Ovarium
 Kompartemen I progesteron estrogen
o Uterus

Sebab-sebab pada amenorea primer dan sekunder :


1. Gangguan organik pusat
2. Gangguan kejiwaan : syok emosional, psikosis, pseudosiesis (hamil palsu)
3. Gangguan poros hipotalamus – hipofisis : sindrom amenorea - galaktorea,
sindrom Stein - Leventhal, amenorea hipotalamik
4. Gangguan hipofisis: sindrom Sheehan, penyakit Simmonds, tumor
5. Gangguan gonad : Kelainan kongenital, Menopause prematur, penghentian
fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang dan sebagainya.
6. Gangguan glandula suprarenalis : Sindrom adrenogenital, Sindrom
crushing, penyakit Addison
7. Gangguan glandula tiroidea : Hipotiroidea, hipertiroidea, kretinisme
8. Gangguan pankreas
9. Gangguan uterus dan vagina
10.Penyakit-penyakit umum

Penyakit yang dapat disertai amenorea Kelainan Kejiwaan


1. Psikosis: sering dijumpai bersama amenorea ialah penyakit yang disertai
depresi.
2. Anoreksia nervosa:Terutama ditemukan pada wanita muda yang menderita
gangguan emosional yang cukup berat. Penanganan anoreksia nervosa
harus dilakukan oleh ahli psikiatri. Jika berat badan bertambah, biasanya
haid dapat kembali dalam 3 bulan.
3. Pseudosiesis:adalah suatu keadaan dimana terdapat kumpulan tanda-tanda
kehamilan pada seorang wanita yang tidak hamil. Diagnosis dibuat dengan
menemukan uterus yang sebesar biasa pada pemeriksaan ginekologik dan
tes hamil yang negatif.

Gangguan Poros Hipotalamus-Hipofisis


 Sindrom amenorea galaktorea: ditemukan amenorea, dan pada mamma
dapat dikeluarkan air susu. Dasarnya ialah gangguan endokrin berupa
gangguan produksi releasing factor dengan akibat menurunnya kafar FSH
dan LH dan gangguan produksi Prolacting Inhibiting Factor dengan akibat
peningkatan pengeluaran prolaktin. Dapat ditemukan setelah kehamilan,
disini masa laktasi menjadi jauh lebih panjang dari biasanya (sindrom
Chiari Frommel).Dapat juga ditemukan pada tumor hipofisis yang
memproduksi prolaktin (sindrom Forbes-Albright).
 Sindrom Stein - Leventhal : terdiri dari amenorea, hirsutisme dan
pembesaran polikistik ovarium.
 Amenorea hipotalamik

Gangguan Hipofisis
1. Insufisiensi hipofisis (Sindrom Sheehan dan Penyakit Simmonds).
Gejalanya adalah amenorea, hilangnya laktasi, hipotiroidea, atrofi alat-alat
genital dan sebagainya. Terapi terdiri atas pemberian hormon sebagai
subsitusi, antara lain kortison, bubuk tiroid, dan sebagainya.
2. Tumor Hipofisis
3. Kelainan kongenital pada Hipofisis

Gangguan Gonad
 Disgenesis/ Agenesis ovarii (Sindrom Turner): Trias klsiknya :
infantilisme, webbed neck dan kubitus vagus. Penderita ini memiliki
genitalia eksterna wanita dengan klitoris agaj membesar pada beberapa
kasus, sehingga mereka dibesarkan sebagai wanita. Pola kromosom
kebanyakan 45XO, pada sebagian dalam bentuk 45-XO/46-XX; pada
sebagian dalam kelahiran bayi wanita. Selain trias, biasanya dijumpai
tubuh yang pendek tidak lebih dari 150cm, dada berbentuk perisai dengan
puting susu jauh ke lateral, payudara tidak berkembang, rambut ketiak dan
pubis sedikit atau tidak ada, amenorea, koarktasi atau stenosis aorta, batas
rambut belakang yang rendah, ruas tulang tangan dan kaki pendek,
osteoporosis, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, anomali
ginjal dan sebagainya.
 Sindrom feminisasi Testikuler
 Menopause prematur
 Sindrom ovarium yang Tidak Peka (The insensitive ovary syndrome)
 Tumor-tumor ovarium

Gangguan Glandula suprarenalis


1. Sindrom Adrenogenital: bersifat kongenital, akan tetapi dapat tumbuh
kemudian. Penyebabnya ialah hiperplasia adrenal. Biasanya bayi
dengan sindrom ini adalah bayi wanita, dengan pembesaran klitoris
dengan kadang-kadang hipospadia. Pada wanita yang lebih dewasa
terdapat amenorea, klitoris membesar, atrofi mamma dan
membesarnya suara.
2. Sindrom Crushing: pembuatan hormon glandula suprarenalis yang
berlebihan, terutama komponen kortikosteroid yang ada sangkut
pautnya dengan metabolisme karbohidrat, protein dan elektrolit.
Gejalanya ialah obesitas, moon face, amenorea, hirsutisme,
osteoporosis, hipertensi, striae terutama pada dinding perut.
3. Penyakit Addison

Gangguan Uterus dan vagina


1. Sindrom Asherman: terjadi karena destruksi endometrium serta
tumbuhnya sinekia pada dinding kavum uteri sebagai akibat kerokan
yang berlebihan, biasanya pada abortus atau postpartum.
2. Endometritis tuberkulosa: umumnya skunder pada penderita salpingitis
tuberkulosa. Terapi yang kausal terhadap tuberkulosis biasanya dapat
menyebabkan timbulnya haid lagi.

Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih


Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak
sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk pembentukan
hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak tercukupi. Pada
keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk mencukupi
kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progeteron yang
memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak
dihasilkan endorpin yang merupakan derifat morfin. Endorpin menyebabkan
penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada keadaan
stress berlebih, corticotropin releasing hormon dilepaskan, pada peningkatan
CRH, terjadi peningkatan opoid yang dapat menekan pemebentukan GnRH.

Terapi
Pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat
diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan
pengembalian keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan
istirahat.

Pengelolaan & prognosa


Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila
penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk. Menurut
beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon, namun fertilitas
belum tentu dapat dipertahankan.
Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah infertilitas.
Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita sehingga dapat
menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran setan terjadinya
amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejala-gejala lain akibat
insufisiensi hormon seperti osteoporosis.

3. Perdarahan di luar haid


 Metroragia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid namun keadaan ini sering dianggap oleh wanita
sebagai haid walaupun berupa bercak.
Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus ataupun
kehamilan ektopik dan dapat juga disebabkan oleh faktor luar kehamilan
seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma serviks. Akhir-akhir ini,
estrogen eksogen menjadi penyebab tersering metrorrhagia. Terapi yang
diberikan tergantung etiologi.

4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid


a. Pre menstrual tension (ketegangan pra haid)
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan
sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi
pada umur 30-40 tahun.

Gejala klinik
Gangguan emosional; gelisah, susah tidur; perut kembung, mual
muntah; payudara tegang dan sakit; terkadang merasa tertekan

Terapi
Olahraga, perubahan diet (tanpa garam, kopi dan alkohol); mengurangi
stress; konsumsi antidepressan bila perlu; menekan fungsi ovulasi dengan
kontrasepsi oral, progestin; konsultasi dengan tenaga ahli, KIEM untuk
pemeriksaan lebih lanjut.

b. Mastodinia
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.

Sebab-sebab
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan
garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.

c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)


Adalah rasa sakit yang timbul pada wanita saat ovulasi, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari di pertengahan siklus menstruasi. Hal ini
terjadi karena pecahnya folikel Graff. Lamanya bisa beberapa jam bahkan
sampai 2-3 hari. Terkadang Mittelschmerz diikuti oleh perdarahan yang
berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti kehamilan ektopik yang
pecah.
d. Dismenorea
Nyeri pada daearah panggul akibat menstruasi dan produksi zat
prostaglandin. Seringkali dimulai segera setelah mengalami haid pertama
(menarche). Nyeri berkurang setelah menstruasi, namun pada beberapa wanita
nyeri bisa terus dialami selama periode menstruasi.
Penyebab nyeri berasal dari otot rahim. Seperti semua otot lainnya,
otot rahim dapat berkontraksi dan relaksasi. Saat haid kontraksi lebih kuat.
Kontraksi yang terjadi adalah akibat suatu zat yang namanya prostaglandins .
Prostaglandins dibuat oleh lapisan dalam dari rahim. Sebelum menstruasi
terjadi zat ini meningkat danbegitu haid terjadi, tingkat prostaglandin
menurun. Hal ini dapat menjelaskan mengapa sakit cenderung berkurang
setelah beberapa hari pertama haid.
Dysmenorrhea terbagi jadi dua yaitu primer atau sekunder, primer
murni karena proses kontraksi rahim tanpa penyakit dasar sebagai penyebab.
Sedangkan dysmenorrhea sekunder disebabkan selain proses haid dan
produksi prostaglandin secara alami. Ciri khasnya nyeri haid tidak berkurang
pada hari-hari haid selanjutnya. Penyebab dysmenorrhea sekunder antara lain:
endometriosis dan fibroids (myoma)

Klasifikasi
 Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak
menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau organ
lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya terasa
setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau
hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10% penderita dismenorrhea primer
tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari. Gejala nya mulai terasa pada 1
atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid dimulai. Biasanya nyeri
berakhir setelah diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus,
endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus.
Hiperaktivitas uterus terjadi pada endometriosis dan adenomiosis. Uterus
yang berkontraksi menyebabkan “angina” sehingga terjadilah nyeri.
Endotelin adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak hamil.
Endotelin berperan menginduksi kontraksi otot polos pada perbatasan
dengan kelenjar endometrium. Tempat yang paling banyak mengandung
ikatan endotelin adala epitel kelenjar pada tempat tersebut. Endotelin
tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2α dan menginduksi kelenjar
lainnya untuk menghasilkan endorpin lainnya (parakrin). Iskemi yang
terjadi akibat kontraksi selanjutnya merangsang pelepasan endorpin dan
PGF2α sehingga akan menyebabkan disperistaltis lebih lanjut.
Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2α lebih
banyak daripada wanita normal. PGF2α adalah oksitoksi dan
vasokonstriktor yang poten yang bila diberikan pada uterus akan
menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran darah haid. Alasan
mengapa PGF2α lebih tinggi pada wanita tertentu belum diketahui dengan
pasti. Pada beberapa wanita, prostaglandin dapat mengakibatkan otot polos
dalam sistem gastrointestinal berkontraksi sehingga menyebabkan mual,
muntah dan diare.
Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi
miometrium berkontraksi. Pada hari pertama menstruasi,kadar vasopresin
meningkat pada wanita dengan dismenorrhea.
Kerusakan saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh persalinan.
Hal ini menjelaskan mengapa pada wanita yang telah melahirkan
dismenorrhea dapat berkurang.

 Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche.
Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri biasanya bersifat regular pada setiap
haid namun berlangsung lebih lama dan bisa berlangsung selama siklus.
Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi abdomen.
Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana
jaringan uterus tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada wanita tua
maupun muda. Implan ini masih bereaksi terhadap estrogen dan
progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil peluruhan bila jatuh ke
dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan
nyeri. Endometriosis ditemukan pada 10-15% wanita usia 25-33 tahun.
Dismenorrhea sekunder dapat juga disebabkan fibroid, penyakit radang
panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika urinaria; polip
uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat operasi
sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium
tumbuh menembus miometrium.

Terapi
Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen
dan naproxen yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita
dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi menghilangkan nyeri dan gejala lainnya
pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan jumlah perdarahan. Terapi
ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan gejala. Kompres panas
juga dapat mengurangi nyeri.
Diagnosis dan penataan yang sekunder sesuia dengan penyebabnya.
Obat tertentu, yang disebut NSAIDs (non-steroidal anti-inflamation drug),
dapat memblokade tubuh untuk membuat prostaglandin. Sebagian besar
NSAIDs, seperti ibuprofen dan naproxen, dapat dibeli tanpa resep. NSAIDs
bekerja terbaik jika dimakan pada awal sakit mulai terasa. cukup dimakan pda
hari 1 dan 2 haid. Obat ini tidak boleh dimakan jika ada gangguan perdarahan,
kerusakan hati, gangguan lambung,
Kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, juga bisa mengurangi rasa sakit
haid. Hormon yang terdapat pada kontrasepsi membantu mengontrol
pertumbuhan lapisan dalam rahim sehingga bisa mengurangi produksi
prostaglandin. Yang berarti lebih sedikit kram rahim, kurang aliran darah, dan
berkurangnya rasa sakit. Jika diperlukan, kontrasepsi dapat digunakan dengan
obat lain yang menurunkan tingkat estrogen atau menghentikan siklus haid.
Jika ada fibroids yang menyebabkan sakit, dilakukan operasi.
Laparoskopi dapat digunakan untuk mengobati endometriosis. Jaringan
tumbuh di luar rahim dapat dibuang dengan laparoskop. Untuk kasus yang
berat, histerektomi (pengangkatan rahim) dapat dilakukan. Hal ini biasanya
pilihan terakhir.

Pencegahan
 Latihan aerobik, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang,
membantu memproduksi bahan alami yang dapat mem-blok rasa sakit.
 Pakai kompress panas atau dingin pada daerah perut jika nyeri terasa.
 Pastikan tidur yang cukup sebelum dan selama periode haid.
 Orgasme dapat meringankan kram haid pada beberapa perempuan.
 Latihan relaksasi atau Yoga, dapat membantu menanggulangi sakit.

Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus


1. Sindrom Asherman
Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi akibat kuretase
postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan perlengketan. Endometrium mungkin
memiliki tekanan yang begitu besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai
keluhan lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan kuretase untuk
menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan histeroskopi dengan melisiskan adhesi
dengan memotong dan membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak
terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya kembali perlengketan
dengan memasang IUD. Dapat juga menggunakan folley kateter pediatrik dengan
memasukan 3 cc dan baru dilepas setelah 7 hari.

2. Mullerian anomali
Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau pada keadaan
lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga, atau terdapatnya rongga namun
endometrium sangat sedikit.
Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan menggunakan teknik
vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk saluran vagina buatan. Penundaan operasi
dapat menyebabkan terjadinya inflamasi.

3. Insensitivitas Androgen (testicular feminization)


Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis vagina namun tidak
didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria pseudohermaprodit dimana ketentuan pria
ditentukan dari adanya kromosom XY dan pasien memilliki testes. Pseudohermaprodit berarti
genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien ini secara fenotip tampak seperti
wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat
testosteron darah yang normal atau sedikit meningkat dan kenaikan LH
Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang komplit), individu
mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini mungkin memiliki pembesaran klitoris,
dan phallus mungkin ada. Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat pertumbuhan payudara.

Kelainan Kompartemen II
1. Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun sekunder. 30-40%
amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien
ini dapat terdiri dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%). Wanita
dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder berhubungan dengan kariotip 46xx,
mosaik, 47 xxx ,dan 45x.

2. Sindrom Turner
Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam oosit untuk
menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada pasien ini terjadi kekurangan folikel,
terjadi kekurangan hormon sex gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea primer.

3. Kegagalan ovarium prematur


Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal ini juga terjadi
pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium yang prematur dapat disebabkan
kelainan genetik dengan peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan proses
autoimun dimana folikel dihancurkan.

4. Efek radiasi dan kemoterapi


Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium dapat kembali
setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak kerusakan tidak akan muncul hingga
terjadinya kegagalan ovarium prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi tidak
memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad tidak dalam keadaan
bahaya ketika di dapur menggunakan oven microwave yang berdaya penetrasi rendah.

Kelainan Kompartemen III


Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada hipofise anterior.
Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormon
yang membuat haid menjadi terganggu. Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan
menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat pelepasan prolaktin lebih
lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise dan prolaktinemia dapat dicegah. Operasi dapat
dilakukan terutama bila tumor masih kecil. Namun angka rekurensi setelah operasi sangat
besar lagipula struktur tumor sulit dibedakan dengan jaringan hipofise sehat sehingga operasi
sering kali meninggalkan sisa. Pada makroadenoma dapat diberikan agonis dopamin terlebih
dahulu untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah operasi dapat dilanjutkan dengan
pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu terjadinya tumor di tempat lain pada otak.

Kelainan Kompartemen IV
Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak
langsung menyebabkan terjadinya pelepasan neurotransmiter seperti serotonin yang dapat
menghambat lepasnya gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada
penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang mengalami latihan dengan
ketegangan. Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain seperti penyakit
kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit tiroid, pankreas dan glandula suprarenalis,
kelainan gizi (obesitas dan underweight), kelainan hepar dan ginjal.
LO.3.4. Patofisiologi

WOC AMENORE

Kelainan genetik
Kegagalan fungsi hipotalamus-hipofisis
Penyakit stress, obat-obatan, dll

Testikular feminization
hipogonadotropin Disgenesis gonad

Siklus menstruasi terganggu


FSH & LH Ovarium gagal berkembang
Testis menggantikan ovarium
Tidak punya uterus
Ovarium tidak
terangsang
Tidak terjadi siklus menstruasi
Ovarium berupa jaringan pengikat

Tidak dapat mengalami menstruasi


Estrogen & progesteron tidak dihasilkan

Tidak terjadi menstruasi

Siklus menstruasi tidak terjadi


Amenore sekunder
Amenore primer

MK: ansietas, nyeri, kerusakan integritas jaring


Tanda seks sekunder tidak terjadi

MK: gangguan citra tubuh, harga diri rendah


WOC DISMENORE

Bila tidak terjadi kehamilan

Penyakit :endometriosis, inflamasi pelvis, adenomiosis, kista ovarium, kel


Regresi korpus luteum

Progesterone menurun

Dismenore sekunder
Labilisasi membrane lisosom (mudah pecah)

Nyeri haid
Enzim fosfolipase A2 meningkat

MK:nyeri MK:Intoleran aktivitas

Hidrolisis senyawa fosfolipid

Terbentuk asam arakidonat


Meningkatkan sensitisasi & menurunkan ambang rasa sakit pada ujng saraf aferen nervus pelvi
prostaglandin

PGE 2 PGF 2α

PGE 2 & PGF 2α dalam darah meningkat MK: intoleransi aktivitas

Miometrium terangsang

Meningkatkan kontraksi & disritmia uterus MK: nyeri

Nyeri haid MK: ansietas


iskemia Dismenore primer
WOC PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)

Prolaktin ↑ Gamma linoleic acid (GLA) ↓

Estrogen ↑ dan progesteron↓


Gangguan metabolism prostaglandin

Proses kimia tubuh terganggu Neurotransmitter otak terganggu

Metabolism vit.B6 (anti depresi) terganggu

Deficit vit. B6

Produksi serotonin terganggu

Pre menstrual sindrom


Serotonin ↓ depresi

Kelemahan umum Nyeri payudara acne Mood labil

MK: intoleransi aktivitas MK: nyeriMK: gangguan integritasMK:


kulitansietas

LO.3.5. Diagnosis dan Diagnosis Banding

Anamnesis:
Dokter akan menanyakan sejarah yang lengkap medis pasien. Informasi ini dapat
membantu menentukan apakah masalah menstruasi disebabkan oleh kondisi medis lain.
Sebagai contoh, non-menstruasi kondisi yang dapat menyebabkan sakit perut termasuk usus
buntu, infeksi saluran kencing, kehamilan ektopik, dan sindrom iritasi usus besar.
Endometriosis dan fibroids dapat menyebabkan perdarahan berat dan nyeri. Dokter mungkin
bertanya pertanyaan-pertanyaan mengenai:
1. Pola siklus menstruasi - panjang waktu antara periode, jumlah hari yang periode
terakhir, jumlah hari perdarahan berat atau ringan
2. Kehadiran atau sejarah dari setiap kondisi medis yang mungkin menyebabkan
masalah haid
3. Setiap riwayat keluarga masalah haid
4. Sejarah nyeri panggul
5. Regular penggunaan obat (termasuk vitamin dan over-the-counter obat-obatan)
6. Diet sejarah, kafein termasuk dan asupan alkohol
7. Masa lalu atau sekarang menggunakan kontrasepsi
8. Setiap stres peristiwa terakhir
9. Riwayat seksual
10. Harian menstruasi. Sebuah buku harian menstruasi adalah cara yang membantu untuk
melacak perubahan dalam siklus menstruasi. Pasien dapat merekam saat periode
mereka mulai, berapa lama berlangsung, dan jumlah perdarahan dan nyeri yang
terjadi selama menstruasi.
11. Pemeriksaan panggul. Pemeriksaan panggul adalah bagian standar diagnosis. Tes Pap
dapat dilakukan selama ujian ini.

Pemeriksaan luar ginelkologi:


Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum: tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.
2. Kesadaran – komunikasi personal – tekanan darah – nadi – frekuensi nafas – suhu
badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru

Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu (kelenjar thyroid, kelenjar getah bening, dsb).
1. Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan kelenjar tiroid
(pembesaran, pembengkakan, benjolan kecil
2. Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat dengan semakin
bertambahnya usia.
3. Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.

Pemeriksaan khusus ginekologi:


Inspeksi abdomen:
1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan
olehkehamilan atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.
Palpasi abdomen:
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum
terlebihdahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan
santai.
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut
jari- jari dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium secara
perlahan-lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen dengantekanan
yang meningkat secara bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah : Terdapat “defance
muscular” akibat peritonitis atau rangsangan peritoneumyang lain.
5. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas
6. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak
tangankanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam
cavumabdomen.8.Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan
lebihlanjut mengenai :
Perkusi abdomen:
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukanapakah
pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara(meteorismus) atau tumor
Auskultasi abdomen:
1. Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencaridenyut
jantung janin).
2. Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
3. Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan

Genitalia Eksterna:
Inspeksi genitalia eksterna :
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas
1. Keadaan vulva bagian luar:
a. Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
b. Terdapat ulkus, pembengkakan.
2. Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe

Pemeriksaan Penunjang:
1. Darah dan Tes Hormonal
Tes darah dapat membantu menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gangguan
menstruasi. Sebagai contoh, dokter mungkin tes fungsi tiroid untuk memastikan bahwa tiroid
rendah (hipotiroidisme) tidak hadir. Tes darah juga dapat memeriksa follicle-stimulating
hormon, estrogen, dan tingkat prolaktin. Pasien yang memiliki menorrhagia mungkin
mendapatkan tes untuk gangguan perdarahan. Jika pasien kehilangan banyak darah, mereka
juga harus mendapatkan diuji untuk anemia.
Pasien yang memiliki amenore mungkin perlu untuk menerima tes hormon khusus. Uji
Tantangan progestasional menggunakan progesteron oral atau disuntikkan untuk menguji
lapisan rahim fungsional (endometrium):
a. Perdarahan yang terjadi sampai 3 minggu setelah dosis progesteron menunjukkan
bahwa wanita memiliki tingkat estrogen yang normal tetapi tidak berovulasi, terutama
jika tiroid dan prolaktin tingkat normal. Dalam kasus tersebut, dokter akan memeriksa
stres, berat badan baru-baru ini, dan setiap obat-obatan. Hasil tersebut juga bisa
menyarankan ovarium polikistik atau stres.
b. Kegagalan untuk berdarah bisa menunjukkan rahim yang abnormal yang mencegah
keluar atau estrogen tidak cukup. Dalam kasus tersebut, langkah berikutnya mungkin
untuk mengelola estrogen diikuti oleh progestin. Jika perdarahan terjadi setelah itu,
penyebab amenore berkaitan dengan kadar estrogen rendah. Dokter kemudian akan
memeriksa kegagalan ovarium, anoreksia, atau penyebab lain dari estrogen rendah.
Jika pendarahan tidak terjadi, dokter akan memeriksa penghalang yang mencegah
aliran menstruasi.
2. USG
Teknik pencitraan yang sering digunakan untuk mendeteksi kondisi tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan menstruasi. Imaging dapat membantu mendiagnosa fibroid,
endometriosis, atau kelainan struktur pada organ reproduksi.
USG dan Sonohysterography. USG adalah teknik pencitraan standar untuk mengevaluasi
rahim dan indung telur, fibroid mendeteksi, kista ovarium dan tumor, dan penghalang
menemukan dalam saluran kemih. Ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar dari organ-organ. USG tidak membawa risiko dan menyebabkan ketidaknyamanan
sangat sedikit.
Sonohysterography transvaginal USG menggunakan bersama dengan garam disuntikkan
ke dalam rahim untuk meningkatkan visualisasi rahim.

3. Prosedur Diagnostik Lainnya


Histeroskopi. Histeroskopi adalah prosedur yang dapat mendeteksi keberadaan fibroid,
polip, atau penyebab lain dari perdarahan. Ini mungkin akan ketinggalan kasus kanker rahim,
bagaimanapun, dan bukan merupakan pengganti lebih banyak prosedur invasif, seperti
dilatasi dan kuretase (D & C) atau biopsi endometrium, jika kanker dicurigai.
Hal ini dilakukan dalam suasana kantor dan tidak memerlukan sayatan. Prosedur
menggunakan tabung fleksibel atau kaku panjang yang disebut hysteroscope, yang
dimasukkan ke dalam vagina dan melalui leher rahim untuk mencapai rahim. Sebuah sumber
cahaya serat optik dan kamera kecil di tabung memungkinkan dokter untuk melihat rongga.
Rahim diisi dengan garam atau karbon dioksida untuk mengembang rongga dan memberikan
tampilan yang lebih baik. Hal ini dapat menyebabkan kram.
Histeroskopi adalah non-invasif, namun banyak wanita menemukan prosedur yang
menyakitkan. Penggunaan semprotan anestesi seperti lidokain dapat membantu dalam
mencegah sakit dari prosedur ini. Komplikasi lain termasuk penyerapan cairan yang
berlebihan, infeksi, dan perforasi uterus. Histeroskopi juga dilakukan sebagai bagian dari
prosedur bedah.

Laparoskopi

Diagnostik laparoskopi., Prosedur bedah invasif rendah, saat ini satu-satunya metode
definitif untuk mendiagnosa endometriosis, penyebab umum dari dismenore. Hal ini juga
dapat digunakan untuk mengobati endometriosis. Laparoskopi biasanya memerlukan anestesi
umum, walaupun pasien bisa pulang hari yang sama. Prosedur ini melibatkan
menggembungkan perut dengan gas melalui sayatan perut kecil. Sebuah tabung serat optik
dilengkapi dengan lensa kamera kecil (laparoskop) kemudian dimasukkan. Dokter
menggunakan laparoskop untuk melihat rahim, ovarium, tuba, dan peritoneum (selaput
panggul).
Biopsi endometrium. Bila perdarahan berat atau abnormal terjadi, sebuah (rahim)
biopsi endometrium dapat dilakukan di kantor. Prosedur ini dapat membantu
mengidentifikasi sel-sel abnormal, yang menunjukkan bahwa kanker dapat hadir. Hal ini juga
dapat membantu dokter menentukan pengobatan hormonal terbaik untuk digunakan. Prosedur
ini mungkin sering dilakukan tanpa anestesi, atau lokal anestesi disuntikkan.
a. Pasien terletak di punggungnya dengan kaki di sanggurdi. Sebuah alat (speculum)
dimasukkan ke dalam vagina untuk terus terbuka dan memungkinkan leher rahim
untuk dilihat.
b. Serviks dibersihkan dengan cairan antiseptik dan kemudian digenggam dengan
instrumen (tenaculum) yang memegang rahim stabil. Sebuah perangkat yang disebut
dilator serviks mungkin diperlukan untuk meregangkan kanalis servikalis jika ada
sesak (stenosis). Sebuah tabung, plastik kecil berongga kemudian lembut dilewatkan
ke dalam rongga rahim.
c. Hisap lembut menghapus sampel lapisan. Sampel jaringan dan instrumen dihapus.
Spesialis yang disebut ahli patologi memeriksa sampel di bawah mikroskop.

Dilatasi dan kuretase (D & C).


D dan C (dilatasi dan kuretase) adalah suatu prosedur dimana saluran vagina lembut diadakan
terbuka dengan spekulum, dan leher rahim membesar (melebar) dengan batang logam.
Sebuah kuret kemudian dilewatkan melalui kanalis servikalis ke dalam rongga rahim di mana
jaringan endometrium dikerok dan dikumpulkan untuk pemeriksaan.Dilatasi dan kuretase (D
& P) adalah prosedur yang lebih invasif:

Tindakan D and C

a. A D & C biasanya dilakukan dalam suasana rawat jalan sehingga pasien dapat pulang
pada hari yang sama, tetapi kadang-kadang memerlukan anestesi umum. Ini mungkin
perlu dilakukan di ruang operasi untuk menyingkirkan kondisi serius atau mengobati
beberapa yang kecil yang dapat menyebabkan perdarahan.
b. Serviks (leher rahim) adalah berdilatasi (membuka).
c. Dokter bedah goresan lapisan dalam rahim dan leher rahim.
 Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel pada jaringan tersebut dan
untuk meringankan perdarahan berat dalam beberapa kasus. A & C juga dapat
efektif dalam Scraping off polip endometrium kecil, tetapi tidak sangat
berguna bagi kebanyakan fibroid, yang cenderung lebih besar dan lebih
melekat erat.

LO.3.6. Tatalaksana
1. Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusimengenai cara hidup, pekerjaan,
kegiatan, dan lingkungan penderita. Salah satuinformasi yang perlu dibicarakan yaitu
mengenai makanan sehat (rendah lemak), istirahatyang cukup, dan olahraga mungkin
berguna, serta psikoterapi. Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak
merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga disarankankepada penderita untuk mengganti
pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan brayang nyaman dipakai dan tidak ketat.
Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehinggamengurangi nyeri.

2. Kuratif:
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer.
Halini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan
hilangnyasebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan
obat anti peradangan non-steroid (misalnyaibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat
ini bekerja dengan menekan aktivitascyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan sintesis
prostaglandin. Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan
dilanjutkan sampai hari 1-2menstruasi.

Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:


1. Istirahat yang cukup
2. Olah raga yang teratur (terutama berjalan)
3. Pemijatan
4. Yoga
5. Orgasme pada aktivitas seksual
6. Kompres hangat di daerah perut.Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan
obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah
teratasi

a. Pemberian obat analgesik


Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgesik yang dapat diberikansebagai terapi
simtomatik, jika rasa nyeri hebat diperlukan istrhat di tempattidur dan kompres panas pada
perut bawah untuk mengurangi penderita.Obat analgesik yang sering diberikan adalah preprat
kombinasi aspirin,fansetin, dan kafein. Obat-obatan paten yang beredar dipasaran antara
lainnovalgin, ponstan, acetaminophendan sebagainya.

b. Terapi hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi, bersifat sementara untuk
membuktikan bahwa gangguan benar-benar disminore primer atau untuk memungkinkan
penderita melakukan pekerjaan penting waktu haid tanpagangguan. Tujuan ini dapat dicapai
dengan memberikan salah satu jenis pilkombinasi kontrasepsiGejala juga bisa dikurangi
dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jikanyeri terus dirasakan dan
mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil KB dosisrendah yang mengandung
estrogen dan progesteron atau diberikan medroksiprogesteron.Pemberian kedua obat tersebut
dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur)dan mengurangi pembentukan
prostaglandin, yang selanjutnya akan mengurangi beratnyadismenore. Jika obat ini juga tidak
efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnyalaparoskopi).Jika dismenore sangat
berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimanalapisan rahim dibakar
atau diuapkan dengan alat pemanas.Pengobatan untuk dismenore sekunder tergantung kepada
penyebabnya

Obat-obatan
Ada sejumlah obat yang berbeda diresepkan untuk gangguan menstruasi:
Obat Penghilang Gejala Sakit Umum untuk Kram
Nonsteroid anti-inflammatory drugs (NSAIDs). Obat anti-inflammatory drugs
(NSAID) blok prostaglandin, zat yang meningkatkan kontraksi rahim. Mereka adalah obat
penghilang rasa sakit yang efektif yang juga membantu mengontrol faktor-faktor inflamasi
yang mungkin bertanggung jawab untuk perdarahan menstruasi berat. Aspirin adalah AINS
yang paling umum, namun ada puluhan orang lain tersedia di atas meja atau dengan resep.
Di antara NSAID yang paling efektif untuk gangguan menstruasi adalah ibuprofen (seperti
Advil, Motrin, dan Midol PMS), naproxen (seperti Aleve), dan asam mefenamat (Ponstel).
Penggunaan jangka panjang OAINS sehari-hari pun dapat meningkatkan risiko untuk
perdarahan GI dan bisul, serta serangan jantung dan stroke.
Acetaminophen. Acetaminophen (Tylenol) merupakan alternatif yang baik untuk
NSAID, terutama ketika masalah perut, borok, atau reaksi alergi melarang penggunaan
mereka. Beberapa produk (Pamprin, Premsyn) menggabungkan acetaminophen dengan obat
lain, seperti diuretik, untuk mengurangi kembung. Ada sedikit bukti untuk menunjukkan
apakah mereka lebih atau kurang efektif daripada NSAID atau penghilang rasa sakit ringan.

Pengobatan untuk Gangguan Menstruasi


a. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen, atau
asetaminofen dapat membantu memberikan bantuan nyeri untuk kram.
b. Kontrasepsi oral dapat membantu mengatur periode menstruasi dan mengurangi
pendarahan berat. Baru terus-kontrasepsi oral dosis mengurangi atau menghilangkan
periode menstruasi. LNG-IUS (Mirena), perangkat progesteron intrauterin, sering
direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama untuk pendarahan berat
c. Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) agonis kadang-kadang digunakan untuk
mengobati perdarahan berat berat.
d. Ablasi endometrial adalah pilihan bedah. Dalam beberapa kasus, histerektomi dapat
dipertimbangkan.

Progestin
Progestin (progesteron alami baik progestogen atau sintetis) yang digunakan oleh
wanita dengan tidak teratur atau dilewati periode untuk mengembalikan siklus teratur. Karena
itu, mereka juga dapat membantu nyeri haid. Mereka juga mengurangi perdarahan berat dan
dapat melindungi rahim dan kanker ovarium. Progestin kontrasepsi hanya mungkin pilihan
yang baik untuk wanita yang tidak kandidat untuk kontrasepsi oral yang mengandung
estrogen, seperti wanita perokok di atas usia 35.

Progestin dapat disampaikan dalam berbagai bentuk.


a. Progesteron oral.
Pengobatan jangka pendek perdarahan anovulatory mungkin melibatkan kursus 21-
hari progesteron oral pada hari 5-26. Medroksiprogesteron oral (Provera) telah
menunjukkan manfaat dalam mengobati pasien dengan nyeri panggul kronis (tetapi
tidak mereka yang menderita nyeri karena endometriosis, penyakit primer
dysmenorrheal, atau kronis inflamasi aktif panggul).
b. Levonorgestrel-Melepaskan Sistem intrauterine (LNG-IUS).
Sebuah alat intrauterine (IUD) yang melepaskan progestin dapat sangat bermanfaat
untuk gangguan menstruasi, terlepas dari efek kontrasepsinya. Di Amerika Serikat,
sistem AKDR-intrauterin, juga disebut LNG-IUS, dijual di bawah nama merek
Mirena. LNG-IUS telah terbukti untuk mengurangi perdarahan berat dan nyeri pada
banyak perempuan yang menderita menorrhagia dan dismenore.
Banyak dokter sekarang merekomendasikan LNG-IUS sebagai pengobatan lini
pertama untuk perdarahan menstruasi berat berat, terutama bagi perempuan yang menghadapi
histerektomi (pengangkatan rahim) atau operasi konservatif seperti ablasi endometrium
(kerusakan lapisan endometrium). Perangkat ini dianggap pilihan jangka panjang yang baik,
terutama bagi wanita yang mungkin menginginkan kehamilan berikutnya. Penelitian juga
menunjukkan bahwa wanita yang memilih LNG-IUS adalah sebagai puas dengan kualitas
hidup mereka sebagai orang-orang yang memilih operasi.
LNG-IUS tetap di tempat di rahim dan melepaskan progestin levonorgestrel hingga 5
tahun. Progestin dirilis oleh IUD terutama mempengaruhi rahim dan leher rahim, dan
sehingga menyebabkan efek samping yang lebih sedikit luas daripada pil progestin lakukan.
(Namun, IUD utama lainnya - T Tembaga - dapat meningkatkan perdarahan.)
Setelah LNG-IUS dimasukkan, periode tuil mungkin terjadi selama 3 pertama - 6 bulan
sebagai lapisan rahim gudang. Shedding ini juga dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur
dan perdarahan ringan (spotting) antara siklus menstruasi. Akhirnya, LNG-IUS hasil dalam
periode yang lebih singkat, dengan sedikit atau tidak ada aliran darah. Bagi banyak wanita,
LNG-IUS benar-benar berhenti menstruasi.
Efek samping yang umum termasuk kram, jerawat, nyeri punggung, nyeri payudara, sakit
kepala, perubahan mood, dan mual. LNG-IUS dapat meningkatkan risiko untuk kista indung
telur, tetapi kista seperti biasanya tidak menyebabkan gejala dan mengatasi sendiri. Wanita
yang memiliki riwayat penyakit radang panggul atau yang memiliki infeksi panggul serius
tidak harus menggunakan LNG-IUS. Karena risiko yang terkait dengan infeksi panggul,
dokter menyarankan bahwa perempuan yang menggunakan LNG-IUS berada dalam
hubungan monogami yang stabil. LNG-IUS tidak melindungi terhadap penyakit menular
seksual.
c. Suntikan (Depo-Provera).
Depo-Provera menggunakan progestin yang disebut medroksiprogesteron.
Kebanyakan wanita yang menggunakan Depo-Provera berhenti menstruasi sama
sekali setelah satu tahun. Depo-Provera mungkin bermanfaat untuk wanita dengan
perdarahan berat, atau nyeri karena endometriosis. Wanita yang akhirnya ingin
memiliki anak harus menyadari bahwa Depo-Provera dapat menyebabkan infertilitas
gigih untuk hingga 22 bulan setelah suntikan terakhir, meskipun rata-rata adalah 10
bulan.
Kenaikan berat badan dapat menjadi masalah, terutama pada wanita yang sudah
kelebihan berat badan. Perempuan tidak harus menggunakan Depo-Provera jika mereka
memiliki riwayat penyakit hati, pembekuan darah, stroke, atau kanker organ reproduksi.
Jangka panjang (lebih dari 2 tahun) penggunaan Depo-Provera dapat menyebabkan hilangnya
kepadatan tulang. Karena itu, Depo-Provera tidak boleh digunakan selama lebih dari 2 tahun.

GnRH Agonis
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) agonis digunakan pada kesempatan untuk
mengobati menorrhagia yang berat bagi wanita yang menginginkan kehamilan di masa
depan. GnRH agonis blok pelepasan hormon reproduksi LH (luteinizing hormone) dan FSH
(folikel-stimulating hormone). Akibatnya, ovarium berhenti berovulasi dan tidak lagi
memproduksi estrogen. GnRH agonis termasuk goserelin (Zoladex), buserelin, suntikan
bulanan leuprolid (depot Lupron), dan semprot hidung, Nafarelin (Synarel). Obat tersebut
dapat digunakan sendiri atau dalam persiapan untuk prosedur yang digunakan untuk
menghancurkan lapisan rahim. Mereka umumnya tidak cocok untuk penggunaan jangka
panjang.
Umumnya efek samping yang dilaporkan, yang dapat parah pada beberapa wanita,
termasuk gejala seperti menopause. Gejala ini meliputi hot flashes, keringat malam,
perubahan dalam vagina, perubahan berat badan, dan depresi. Efek samping bervariasi dalam
intensitas tergantung pada agonis GnRH. Mereka mungkin lebih intens dengan leuprolid dan
bertahan setelah obat dihentikan.
Perhatian yang paling penting adalah osteoporosis mungkin dari hilangnya estrogen.
Perempuan biasanya tidak harus mengambil obat ini selama lebih dari 6 bulan. Tambahkan
kembali terapi, yang memberikan dosis estrogen dan progestin yang cukup tinggi untuk
mempertahankan kepadatan tulang tetapi terlalu rendah untuk mengimbangi efek
menguntungkan dari agonis GnRH, dapat digunakan.
Perawatan GnRH digunakan sendiri tidak mencegah kehamilan. Selain itu, jika
seorang wanita menjadi hamil pada saat digunakan, ada beberapa risiko cacat lahir. Wanita
yang mengambil agonis GnRH harus menggunakan non hormonal metode pengendalian
kelahiran, seperti diafragma, penutup serviks, atau kondom sementara di perawatan.

Danazol
Danazol (Danocrine) adalah zat sintetik yang menyerupai hormon laki-laki. Ini
menekan estrogen, dan karena menstruasi, dan kadang-kadang digunakan (kadang-kadang
dalam kombinasi dengan kontrasepsi oral) untuk membantu mencegah perdarahan berat. Hal
ini tidak cocok untuk penggunaan jangka panjang, dan karena efek samping yang
masculinizing hanya digunakan dalam kasus yang jarang. Agonis GnRH telah banyak
menggantikan penggunaan danazol.
Efek samping yang merugikan termasuk rambut wajah, mendalamkan suara, berat badan,
jerawat, dan ukuran payudara berkurang. Danazol juga dapat meningkatkan risiko kadar
kolesterol tidak sehat dan dapat menyebabkan cacat lahir.

Operasi
Wanita dengan perdarahan menstruasi berat, dismenore, atau keduanya memiliki
pilihan medis dan bedah tersedia bagi mereka. Kebanyakan prosedur menghilangkan atau
secara signifikan mempengaruhi kemungkinan untuk melahirkan anak, namun. Histerektomi
menghapus seluruh rahim sementara ablasi endometrial menghancurkan lapisan rahim.
Bagi beberapa wanita, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) yang melepaskan hormon ini
membuktikan menjadi alternatif medis yang baik untuk operasi. AKDR-sistem intrauterin,
atau LNG-IUS (Mirena), semakin banyak digunakan sebagai pengganti operasi untuk
mengobati perdarahan menstruasi berat. Studi telah menemukan LNG-IUS untuk bekerja
sama seperti ablasi. Wanita harus yakin untuk meminta dokter mereka tentang semua pilihan
medis sebelum menjalani prosedur pembedahan.

Endometrial Ablation
Pada ablasi endometrium, seluruh lapisan rahim (endometrium) dihapus atau dihancurkan.
Bagi kebanyakan wanita, prosedur ini menghentikan aliran menstruasi bulanan. Pada
beberapa wanita, menstruasi tidak berhenti tetapi berkurang secara signifikan.
Calon. Ablasi endometrial tidak sesuai untuk wanita yang:
a. Telah melalui menopause
b. Baru saja hamil
c. Apakah ingin memiliki anak di masa depan
d. Memiliki kondisi tertentu ginekologi seperti kanker rahim, hiperplasia endometrium,
infeksi rahim, atau endometrium yang terlalu tipis

Pertimbangan.
Ablasi endometrial secara signifikan mengurangi kemungkinan seorang wanita akan
menjadi hamil. Namun, kehamilan masih dapat terjadi dan prosedur ini meningkatkan risiko
komplikasi, termasuk keguguran. Wanita yang memiliki prosedur ini harus berkomitmen
untuk tidak menjadi hamil dan untuk menggunakan kontrol kelahiran. Sterilisasi setelah
ablasi adalah pilihan lain.
Perhatian utama dari ablasi endometrium adalah bahwa hal itu dapat menunda atau
membuat lebih sulit untuk mendiagnosis kanker rahim di masa depan. (Perdarahan
postmenopause atau perdarahan vagina yang tidak teratur bisa jadi merupakan tanda adanya
kanker rahim.) Perempuan yang telah ablasi endometrium masih memiliki rahim dan leher
rahim, dan harus terus memiliki Pap smear rutin dan pemeriksaan panggul.

Endometrial Ablation Jenis.


Ablasi endometrial digunakan yang akan dilakukan di ruang operasi menggunakan
Electrosurgery dengan resectoscope (sebuah hysteroscope dengan loop kawat dipanaskan
atau bola rol.) Laser ablasi adalah prosedur lain yang lebih tua. Jenis ablasi endometrium
sebagian besar telah digantikan oleh jenis baru dari prosedur yang tidak menggunakan suatu
resectoscope.

Prosedur baru dapat dilakukan baik di ruang operasi atau kantor dokter. Mereka termasuk:
a. Frekuensi radio. Sistem NovaSure menggunakan probe jaring elektroda yang
memancarkan energi elektromagnetik untuk menghancurkan lapisan.
b. Dipanaskan cairan. Dalam sistem HydroThermAblator, larutan garam dimasukkan ke
dalam rahim dengan hysteroscope dan dipanaskan sampai lapisan ini hancur. Dalam
metode balon termal, balon yang dimasukkan ke dalam rahim dengan hysteroscope
diisi dengan cairan dipanaskan dan diperluas sampai menyentuh dan menghancurkan
endometrium.
c. Pembekuan. Cryoablation menggunakan nitrogen cair untuk membekukan lapisan
rahim.
d. Microwave. Ablasi endometrium microwave berlaku sangat rendah daya gelombang
mikro untuk rahim.

Komplikasi.
Komplikasi ablasi endometrial dapat mencakup perforasi dari cedera, rahim dengan usus,
perdarahan, atau infeksi. Jika cairan dipanaskan digunakan dalam prosedur, mungkin bocor
dan menyebabkan luka bakar. Namun, secara umum, risiko komplikasi sangat rendah.
Hampir semua wanita telah mengurangi aliran menstruasi setelah ablasi endometrium, dan
hampir setengah dari perempuan memiliki periode mereka berhenti. Beberapa wanita,
bagaimanapun, dapat terus memiliki masalah pendarahan dan akhirnya memutuskan untuk
memiliki histerektom

Penatalaksanaan secara nonfarmakologis


Terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternative pilihandalam pengobatan
diminore primer adalah:
1. Kompres hangat
Kompres hangat adalah pengompresan yang dilakukan dengan mempergunakan buli-
bulipanas yang di bungkus kain yaitu secara konduksi dimana terjadi pemindahan panas
daribuli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan
akanterjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang
atauhilang (Perry & Potter,(2005).
Menurut Bare & Smeltzer (2001), kompres hangat mempunyai keuntungan meningkatkan
aliran darah ke suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
mempercepat penyembuhan.Menurut Bobak (2005), kompres hangat berfungsi untuk
mengatasi atau mengurangi nyeri,dimana panas dapat meredakan iskemia dengan
menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan
nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan
aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvis.Menurut Price & Wilson (2005),
kompres hangat sebagai metode yang sangat efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.
Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas).Panas dapat melebarkan pembuluh
darah dan dapat meningkatkan aliran darah Kompres hangat adalah metode yang digunakan
untuk meredakan nyeri dengan cara menggunakan buli-buli yang diisi dengan air panas yang
ditempelkan pada sisi perut kiri dan kanan.

2. Olahraga
Olah raga secara teratur dapat menimbulkan aliran darah sirkulasi darah pada otot rahim
menjadi lancar sehingga dapat mengurangi rasa nyeri saat menstruasi. Pelepasan endorfin
alami dapat meningkat dengan olahraga teratur yang akan menekan pelepasan
prostaglandin,selain itu mampu menguatkan kadar beta endorfin yaitu suatu zat kimia otak
yang berfungsi meredakan rasa sakit (Sadoso, 1998)

3. Berhenti merokok dan mengkomsumsi alkohol


Kebiasaan-kebiasaan buruk ini, mempunyai efek negatif terhadap tubuh manusia, pada
perokok berat dapat meningkatkan durasi terjadinya dysmenorrhea, hal ini berkaitan dengan
peningkatan volume dan durasi perdarahan selama menstruasi. Senyawa yang terdapat
didalam alkohol dapat mengakibatkan dilatasi pembuluh darah dan mengakibatkan retensi
cairan yang memperparah breast discomfort. Dengan menghindari dan menghilangkan
kebiasaan tersebut, diharapkan efek negatif dapat dihilangkan sehingga dysmenorrhea tidak
terjadi (Medicastore,2004).

4. Pengaturan diet
Cara mengurangi dan mencegah rasa nyeri saat menstruasi, dianjurkan mengkomsumsi
makanan yang banyak mengandum kalsium dan makanan segar, seperti sayuran, buah-
buahan, ikan, daging, dan makanan yang mengandung vitamin B6 karena berguna untuk
metabolisme estrogen

LO.3.7. Komplikasi
1. Anemia
Menorrhagia adalah penyebab paling umum dari anemia (penurunan sel darah merah)
pada wanita premenopause. Sebuah kehilangan darah lebih dari 80mL (sekitar tiga sendok
makan) per siklus menstruasi akhirnya dapat menyebabkan anemia. Kebanyakan kasus
anemia ringan. Namun demikian, bahkan anemia ringan dapat mengurangi transpor oksigen
dalam darah, menyebabkan kelelahan dan kapasitas fisik berkurang. Moderat sampai berat
anemia bisa menyebabkan sesak napas, denyut jantung yang cepat, ringan, sakit kepala,
dering di telinga (tinnitus), lekas marah, kulit pucat, gelisah sindrom kaki, dan kebingungan
mental. Masalah jantung dapat terjadi pada anemia berkepanjangan dan berat yang tidak
diobati.

2. Osteoporosis
Amenore yang disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen meningkatkan risiko
osteopenia (penurunan kepadatan tulang) dan osteoporosis (keropos tulang yang lebih parah
yang meningkatkan risiko patah tulang). Kondisi yang berhubungan dengan tingkat estrogen
yang rendah meliputi gangguan makan, tumor hipofisis, dan kegagalan ovarium prematur.
Karena pertumbuhan tulang pada puncaknya pada masa remaja dan dewasa muda, kehilangan
kepadatan tulang pada saat itu sangat berbahaya, dan diagnosis dini dan pengobatan sangat
penting untuk kesehatan jangka panjang.

Osteoporosis sebagai komplikasi dari kelainan menstruasi

Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang yang
progresif, penipisan jaringan tulang, dan peningkatan kerentanan terhadap patah tulang.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh penyakit, kekurangan makanan atau hormon, atau usia
lanjut. Olahraga teratur dan suplemen vitamin dan mineral dapat mengurangi dan bahkan
hilangnya kebalikan dari kepadatan tulang.

3. Infertilitas
Beberapa kondisi yang berhubungan dengan perdarahan berat, seperti kelainan ovulasi,
fibroid, atau endometriosis, merupakan kontributor penting untuk infertilitas. Banyak kondisi
yang menyebabkan amenore, seperti kelainan ovulasi dan sindrom ovarium polikistik, juga
dapat menyebabkan kemandulan. Menstruasi yang tidak teratur dari setiap penyebab dapat
membuat lebih sulit untuk hamil. Kadang-kadang mengobati kondisi yang mendasari dapat
mengembalikan kesuburan. Dalam kasus lain, perawatan kesuburan khusus yang
menggunakan teknologi reproduksi yang dibantu mungkin bermanfaat.

4. Kualitas Hidup
Gangguan menstruasi, terutama nyeri dan perdarahan berat, dapat mempengaruhi
produktivitas sekolah dan bekerja dan kegiatan sosial.

LI.4. Perbedaan Istihadhah dengan Haid


I.1 Istihadhah
a. Makna Istihadhah 
Istihadhah ialah keluarnya darah terus menerus pada seorang wanita tanpa henti sama
sekali atau berhenti sebentar sehari atau dua hari dalam sebulan. 

b. Kondisi wanita mustahadhah


1. Sebelum mengalami istihadhah,
Dia mempunyai haid yang jelas waktunya.Dalam kodisi ini hendaklah dia
berpedoman kepada jadwal haidnya yang telah diketahui sebelumnya.Maka pada masa itu
dihitung sebagai haid dan berlaku baginya hukum-hukum haid.Adapun selain masa tersebut
merupakan istihadhah yang berlaku baginya hukum-hukum istihadhah.
Misalnya, seorang wanita biasanya haid selama enam hari pada setiap awal bulan,
tiba-tiba mengalami istihadhah dan darahnya keluar terus menerus.Maka masa haidnya
dihitung enam hari pada setiap awal bulan, sedang selainnya merupakan istihadhah.
Berdasarkan hadits Aisyah bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada Nabi saw, 

“Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah
aku meninggalkan shalat?” Nabi saw menjawab, “Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun
tinggalkanlah shalat sebanyak hari yang biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah
dan lakukan shalat.” (HR. Al-Bukhari).

2. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya sebelum mengalami istihadhah,


Karena istihadhah tersebut terus menerus terjadi padanya mulai dari saat pertama kali
dia mendapatkan darah.Dalam kondisi ini hendaknya dia melakukan tamyiz (pembedaan),
seperti jika darahnya berwarna hitam, atau kental, atau berbau maka yang terjadi adalah haid
dan berlaku baginya hukum-hukum haid.Dan jika tidak demikian, yang terjadi adalah
istihadhah dan berlaku baginya hukum-hukum istihadhah.
Misalnya, seorang wanita pada saat pertama kali mendapat darah dan darah itu keluar
terus menerus, akan tetapi ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya berwarna
hitam kemudian setelah itu berwarna merah, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan
darahnya kental kemudian setelah itu encer, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan
berbau darah haid tetapi setelah itu tidak berbau. Maka haidnya yaitu darah yang berwarna
hitam (pada kasus pertama), darah kental (pada kasus kedua) dan darah yang berbau (pada
kasus ketiga).Sedangkan selain hal tersebut, dianggap sebagai darah istihadhah. 
Berdasarkan sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy: 

“Darah haid yaitu apabila berwarna hitam yang dapat diketahui. Jika demikian
maka tinggalkan shalat. Tetapi jika selainnya maka berwudhulah dan lakukan shalat karena
itu darah penyakit.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa`Abu dan dinyatakan shahih oleh Ibnu
Hibban dan al-Hakim). 

3. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya dan tidak bisa dibedakan secara tepat
darahnya.
Seperti jika istihadhah yang dialaminya terjadi terus menerus mulai dari saat pertama
kali melihat darah sementara darahnya memiliki satu sifat saja atau berubah-ubah dan tidak
mungkin dianggap sebagai darah haid. Dalam kondisi ini, hendaklah ia mengambil kebiasaan
kaum wanita pada umumnya. Maka masa haidnya adalah enam atau tujuh hari pada setiap
bulan dihitung mulai dari saat pertama kali mendapati darah.Sedang selebihnya merupakan
istihadhah. 
Misalnya seorang wanita saat pertama kali melihat darah pada tanggal lima dan darah
itu keluar terus menerus tanpa dapat dibedakan secara tepat mana yang darah haid baik
melalui warna ataupun dengan cara lain. Maka haidnya pada setiap bulan dihitung selama
enam hari atau tujuh hari dimulai dari tanggal lima tersebut.
Hal ini berdasarkan hadits Hamnah binti Jahsy bahwa ia berkata kepada Nabi saw,

“Ya Rasulullah, sungguh aku sedang mengalami istihadhah yang deras sekali. Lalu
bagaimana pendapatmu tentangnya karena ia telah menghalangiku shalat dan berpuasa?”
Beliau bersabda, “Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas dengan
meletakkannya pada farji, karena hal itu dapat menyerap darah.” Hamnah berkata, “Darahnya
lebih banyak dari itu.” Nabi saw pun bersabda, “Ini hanyalah salah satu usikan setan. Maka
hitunglah haidmu enam atau tujuh hari menurut ilmu Allah Taala, lalu mandilah sampai kamu
merasa telah bersih dan suci, kemudian shalatlah selama 24 atau 23 hari, dan puasalah.” (HR.
Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Menurut Ahmad dan at-Tirmidzi hadits ini shahih,
sedang menurut al-Bukhari hasan). 

c. Hukum-hukum istihadhah
Dari penjelasan terdahulu, dapat kita mengerti kapan darah itu sebagai darah haid dan
kapan sebagai darah istihadhah.Jika yang terjadi adalah darah haid maka berlaku baginya
hukum-hukum haid, sedangkan jika yang terjadi darah istihadhah maka yang berlaku pun
hukum-hukum istihadhah. 
Hukum-hukum haid yang penting telah dijelaskan di muka.Adapun hukum-hukum
istihadhah seperti halnya hukum-hukum keadaan suci. Tidak ada perbedaan antara wanita
mustahdhah dan wanita suci, kecuali dalam hal-hal berikut:

1. Wanita mustahdhah wajib berwudhu setiap kali hendak shalat.


Berdasarkan sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy. 

َّ ‫ ثُ َّم تَ َو‬. 
َ ‫ضئِي لِ ُك ِّل‬
‫صالَ ٍة‬

“Kemudian berwudhulah kamu setiap kali hendak shalat.” (Hr. Al-Bukhari)

Hal itu memberikan pemahaman bahwa wanita mustahadhah tidak berwudhu untuk shalat
yang telah tertentu waktunya kecuali jika telah masuk waktunya. Sedangkan shalat yang tidak
tertentu waktunya, maka ia berwudhu pada saat hendak melakukannya.

2. Ketika hendak berwudhu,


Membersihkan sisa-sisa darah dan melekatkan kain dengan kapas (atau pembalut)
pada farjinya untuk mencegah keluarnya darah. Berdasarkan sabda Nabi saw kepada
Hamnah. “Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas, karena hal itu dapat
menyerap darah.” Hamnah berkata, “Darahnya lebih banyak dari itu.” Nabi bersabda,
“Gunakan kain.” Kata Hamnah, “Darahnya masih banyak pula.” Nabi pun bersabda, “Maka
pakailah penahan.” 
Kalaupun masih ada darah yang keluar setelah tindakan tersebut, maka tidak apa-apa
hukumnya. Karena sabda Nabi saw kepada Fatimah binti Abu Hubaisy: 

‫صي ِْر‬
ِ ‫الح‬ َ ‫صالَ ٍة ثُ َّم‬
َ ‫صلِّي َوإِ ْن قَطَ َر ال َّد ُم َعلَى‬ َّ ‫ك ثُ َّم ا ْغتَ ِسلِي َوتَ َو‬
َ ‫ضئِي لِ ُك ِّل‬ ِ ‫صالَةَ أَيَّا َم تَ َحي‬
ِ ‫ُّض‬ َّ ‫ اِجْ تَنِبِي ال‬. 

“Tinggalkan shalat selama hari-hari haidmu, kemudian mandilah dan berwudhulah untuk
setiap kali shalat, lalu shalatlah meskipun darah menetes di atas alas.” (HR. Ahmad dan
Ibnu Majah). 

3. Jima’ (senggama).
Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya pada kondisi bila ditinggalkan
tidak dikhawatirkan menyebabkan zina.Yang benar adalah boleh secara mutlak.Karena ada
banyak wanita, mencapai sepuluh atau lebih, mengalami istihadhah pada zaman nabi,
sementara Allah dan rasulNya tidak melarang jima’ dengan mereka. FirmanNya, 

“Hendaknya kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid…” (Al-Baqarah: 222). 

Ayat ini menunjukkan bahwa di luar keadaan haid, suami tidak wajib menjauhkan diri dari
sitri. Kalaupun shalat saja boleh dilakukan wanita mustahadhah maka jima’ pun tentu lebih
boleh. Dan tidak benar jima’ wanita mustahadhah dikiaskan dengan jima’ wanita haid, karena
keduanya tidak sama, bahkan menurut pendapat para ulama yang menyatakan haram. Sebab,
mengkiaskan sesuatu dengan hal yang berbeda adalah tidak sah.

(Rujukan: Darah kebiasaan wanita, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin).

I.2 Haid (Menstruasi)


Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita secara alami, tanpa suatu sebab dan pada waktu-
waktu tertentu.
1. Usia wanita yang mengalami haid tidak tertentu, kapan seorang wanita melihat pada
dirinya darah haid maka ia telah dianggap haid, walaupun belum berusia 9 tahun atau
berusia di atas 50 tahun.
2. Batas minimal dan maksimal masa haid tidak tentu, kapan seorang wanita melihat darah
kebiasaan tersebut bukan karena luka dan sebagainya maka darah itu adalah darah haid
tanpa diukur dengan masa tertentu. Kecuali jika haid itu berlanjut dan tidak berhenti atau
berhenti dalam waktu singkat itu disebut istihadhah.
3. Haid itu akan berhenti dengan keluarnya lender putih yaitu cairan wanita, maka terdapat
dua kemungkinan ; bila itu terjadi dalam masa haid dan ia menganggapnya sebagai
daraah haid yang ia kenal, maka itu berarti darah haid, dan bila terjadi diluar kebiasaan
waktu haid dan ia tidak menganggapnya sebagai darah haid yang ia kenal, maka darah itu
tidak ada hukumnya karena termasuk sesuatu yang sedikit (yang dimaafkan).

4.3 Tata Cara Bersuci Dari Haid Dan Junub


Cara mandi bagi wanita yang sudah selesai haidnya atau telah berjunub adalah sama
dengan cara laki-laki mandi junub, hanya bagi wanita tidak wajib atasnya melepas ikatan atau
kepangan (jalinan) rambutnya, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Ummu Salamah ra.
berikut ini: "Seorang wanita berkata kepada Rasulullah SAW: "Sesungguhnya aku adalah
orang yang mengikat rambut kepalaku. Apakah aku (harus) membuka ikatan rambut ku untuk
mandi janabat." Rasulullah menjawab: "Sungguh cukup bagimu menuang mengguyur) atas
kepalamu tiga tuangan dengan air kemudian engkau siram seluruh badanmu, maka sungguh
dengan berbuat demikian) engkau telah bersuci." {HR. Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi dan dia
berkata hadits ini adalah hasan shahih). Dalam riwayat lain hadits ini dari jalan Abdurrazaq
dengan lafadz: "Apakah aku harus (harus) melepaskannya (ikatan rambutku) untuk mandi
janabat?" disunahkan bagi wanita apabila mandi dari haid atau nifas memakai kapas yang
ditaruh padanya minyak wangi lalu digunakan untuk membersihkan bekas darah agar tidak
meninggalkan bau.
Tidaklah mandi haid atau junub dinamakan mandi syari, kecuali dengan dua hal:

1. Niat
Karena dengan niat terbedakan dari kebiasan dengan ibadah, dalilnya hadits Umar bin
Khaththab radhiallahu anhu: "bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya."{HR. Al-Jamaah}

Maknanya adalah bahwasanya sahnya amalan itu dengan niat, amal tanpa niat tidak dianggap
syari.Yang perlu diingat bahwa niat adalah amalan hati bukan amalan lisan, jadi tidak perlu
diucapkan.
Membersihkan seluruh anggota badan (mandi) dalam mengamalkan firman Allah SWT: "Dan
apabila kalian junub maka mandilah. {Al-Maidah :6}

Dan juga firman Allah SWT:

"Mereka bertanya kepadamu tentang haid , katakanlah haid itu kotoran yang menyakitkan)
maka dari itu jauhkanlah diri kalian dari wanita (istri) yang sedang haiddan janganlah engkau
mendekati mereka, sampai mereka bersuci (mandi)." {Al-Baqarah : 222}

Adapun tata cara mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah
1. mencuci kedua tangan sekali, dua kali atau tiga kali.
2. lalu mencuci kemaluan dengan tangan kiri, setelah itu tangan bekas menggsok kemaluan
tersebut digosokan ke bumi.
3. kemudian berwudhu seperti wudhunyaorang yang mau shalat. Boleh mengakhirkan kedua
kaki (dalam berwudhu tidak mencuci kaki)sampai mandi selesaibaru kemudian mencuci
kedua kaki.
4. membasahi kepala sampai pangkal rambutdengan menyela-nyelanya dengan jari-jemari.
5. setelah itu menuangkan air di atas kepala sebanyak tiga kali.
6. kemudian menyiram seluruh tubuh, dimulai dengan bagian kanan tubuh lalu bagian kiri
sambil membersihkan kedua ketiak, telinga bagian dalam, pusar dan jari jemari kaki serta
menggosok bagian tubuh yang mungkin digosok.
7. selesai mandi, mencuci kedua kaki bagi yang mengakhirkannya (tidak mencucinya tatkala
berwudhu)
8. membersihkan/mengeringkan air yang ada di badan dengan tangan (dan boleh dengan
handuk atau lainnya)

Anda mungkin juga menyukai