Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DASAR KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Definisi
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam
pemenuhan oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Potter &
Perry, 2005). Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami
kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ
yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu
mentoleransi kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara
permanen (Kozier dan Erb, 1998).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2013).
Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas (Tarwanto, 2006).
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen
dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan
transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya
bernafas dan mengurangi stres pada miokardium (Mutaqqin, 2010).

1
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
Dalam Tarwoto Wartonah (2006) disebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain faktor fisiologi,
perkembangan, perilaku, dan lingkungan. Tabel dibawah ini menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi :

No Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi


1. Faktor Fisiologi 1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti
pada anemia.
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang di
inspirasi seperti pada obstruksi saluran nafas
bagian atas.
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah
menurun mengakibatkan transport O2
terganggu.
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya
infeksi, demam, ibu hamil, luka, dan lain-
lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan
dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, penyakit kronik TB paru.
2. Faktor Perkembangan 1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya
pembentukan surfaktan.
2. Bayi dan toddler : adanya risiko saluran
pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi
saluran pernafasan dan merokok.
4. Dewasa muda dan pertengahan :
Diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan
paru-paru.
5. Dewasa tua :

2
Adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun, ekspansi paru menurun.
3. Faktor Perilaku 1. Nutrisi:
Misalnya pada obesitas mengakibatkan
penurunan ekspansi paru, gizi yang buruk
menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak
menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise:
exercise akan meningkatkan kebutuhan
oksigen.
3. Merokok:
Nikotin menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah perifer dan koroner.
4. Alkohol dan obat-obatan :
Menyebabkan intake nutrisi/ Fe menurun
mengakibatkan penurunan hemoglobin,
alkohol menyebabkan depresi pusat
pernafasan.
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme
meningkat
4. Faktor Lingkungan 1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

C. Masalah yang Terkait Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

3
Masalah atau gangguan yang terkait pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yaitu perubahan fungsi jantung dan perubahan fungsi pernafasan. Perubahan
fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan
konduksi jantung seperti disritmia (takikardia/bradikardia), menurunnya
cardiac output seperti pada pasien dekompensi kordis menimbulkan hipoksia
jaringan, kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, myokardial
iskemia/infark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari arteri koroner
ke miokardium sedangkan pada perubahan fungsi pernafasan masalah yang
dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu hiperventilasi, hipoventilasi
dan hipoksia (Tarwoto Wartonah, 2006). Tabel berikut menjelaskan
perubahan fungsi pernafasan yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi.

Perubahan fungsi
No Definisi Tanda dan Gejala
pernafasan
1. Hiperventilasi Upaya tubuh dalam Takikardia, nafas
meningkatkan jumlah O2 pendek, nyeri dada
dalam paru-paru agar (chest pain),
pernafasan lebih cepat dan menurunnya
dalam. konsentrasi,
disorientasi.
2. Hipoventilasi Terjadi ketika ventilasi Nyeri kepala,
alveolar tidak adekuat untuk penurunan kesadaran,
memenuhi penggunaan O2 disorientasi, kardiak
tubuh atau mengeluarkan disritmia,
CO2 dengan cukup. ketidakseimbangan
Biasanya terjadi pada elektrolit, kejang dan
atelektasis (kolaps paru) kardiak arrest
3. Hipoksia Kondisi tidak tercukupinya Kelelahan, kecemasan,
pemenuhan O2 dalam tubuh menurunnya
akibat dari defisiensi O2 kemampuan
yang diinspirasi atau konsentrasi, nadi
meningkatnya penggunaan meningkat, pernafasan

4
O2 di sel cepat dan dalam,
sianosis, sesak nafas
dan clubbing finger.

D. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan
oksigenasi menurut NANDA (2013), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,
deformitas tulang dan dinding dada, nyeri,cemas, penurunan energy/kelelahan,
kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan kognitif /
persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan otot
pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

E. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.
Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar
dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka
oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon
jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus.
Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu
akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada
proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan
volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat
mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002).

F. Tanda dan Gejala


1. Suara napas tidak normal.
2. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
3. Dispnea.
4. Penurunan ekspansi paru.
5. Tidak ada batuk
6. Suara nafas tambahan (ronchi)
7. Takipnea

5
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan oksigenasi dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. EKG, menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung
b. Pemeriksan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi,
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD)
c. Pemeriksaan sters latihan, digunakan untuk mengevaluasi respon
jantung terhadap sters fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi
tentang respon miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan
menentukan keadekuatan aliran darah coroner.

H. Komplikasi
a. Hypoxia merupakan kondisi ketidakadekuatan oksigenasi dalam tubuh,
dari gas yang diinspirasi ke jaringan
b. Hiperventilasi merupakan jumlah udara dalam paru berlebihan
c. Hypoventilasi merupakan kecakupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak
mencukup kebutuhan tubuh) sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran
darah
d. Cheye Stokes merupakan bertambah dan berkurangnya ritme respirasi,
dari pernafasan yang sangat dlam, lambat dan akhirnya diikuti periode
apnea
e. Kussmaul’s (hyperventilasi) merupakan peningkatan kecepatan dan
kedalamn nafas biasanya lebih dari 20x per menit.

I. Penatalaksanaan

6
a. Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
missal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan
b. Penggunaan ventilator mekanik
c. Fisioterapi dada

J. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
Masalah keperawatan yang pernah dialami
1. Pernah mengalami pola perubahan pernapasan
2. Pernah mengalami batuk dengan sputum
3. Pernah mengalami nyeri
4. Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala
diatas
b. Riwayat penyakit pernapasan
Pernah mengalami penyakit TBC
c. Gaya hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan eksudat
dalam alveoli
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan mekanisme regulasi.
3. Intervensi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan eksudat
dalam alveoli
NOC : Status pernafasan
Status penafasan : ventilasi
1. Tidak menunjukan dispnue dengan aktiviats ringan
2. Tidak ada suara nafas tambahan

7
3. Tidak ada gangguan saat auskultasi
4. Frekuensi pernafasan dalam batas normal
5. Tidak dispnea
NIC : Bantuan ventilasi
1. Posisikan pasien untuk mengurangi dyspnea (posisi semi fowler)
2. Ajarkan teknik pernafasan dengan tepat
3. Auskultasi suara nafas, catat suara tambahan
4. Keluarkan cairan atau secret dengan batuk atau section
5. Berikan bantuan terapai nafas jika diperlukan (misalnya nebulizer)
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hyperventilasi
NOC : Status pernafasan :ventilasi
1. Frekuensi pernafasan dalam batas normal
2. Irama pernafasan teratur
3. Ekspansi dada dalam rentang normal
4. Mudah untuk bernafas
5. Tidak ada dyspnea
6. Tidak terdapat nafas pendek
NIC : Monitor pernafasan
1. Monitor keluhan sesak nafas pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperbururk sesak nafas
2. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas
3. Catat pergerakan dada, kesimetrisan
4. Monitor suara nafas tambahan seperti ronchi dan wheezing
5. Auskultasi suara nafas
6. Berikan bantuan terapai nafas jika diperlukan (misalnya nebulizer)

8
PENYIMPANGAN KDM OKSIGENASI

Faktor lingkungan (udara, bakteri, virus, jamur) masuk melalui saluran nafas

Terjadi infeksi dan proses peradangan

Hipersekresi kelenjar mukosa Kontraksi otot-otot polos


saluran pernafasan

Akumulasi secret berlebih Penyempitan saluran


pernafasan

Secret mengetal dijalan nafas paru-paru Keletihan otot pernafasan

Obstruksi jalan nafas - Dispnea

- Nafas cuping hidung

- Batuk yang tidak efektif - Pola Pernafasan abnormal


(kecepatan irama) - Takipnea
- Sputum dalam jumlah yang berlebih
- Perubahan pola nafas
- Suara nafas tambahan (ronchi, wheezing) Ketidakefektifan pola nafas

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta EGC
Kozier, B., Erb., & Oliver, R. (1998). Fundamental of nurshing; consept,
process and practice, (fourth Edition). California : Addison-Wesley
Publishing CO.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1. Jakarta : EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi Ke -3. Jakarta: Salemba Medika.
Moorhead, Soe, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification Edisi Kelima.
Singapore. Elsevier Global Right
Bulechek, Gloria, M, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification Edisi
Keenam. Singapore. Elsevier Global Right

10

Anda mungkin juga menyukai