Nim : B011181535
Matkul : Hukum Perjanjian Internasional (B)
JELASKAN PENAFSIRAN HISTORIS DAN PENAFSIRAN SOSIOLOGIS TERHADAP PERJANJIAN INTERNASIONAL
A. Penafsiran Historis
Penafsiran historis adalah menafsirkan undang-undang dengan cara melihat sejarah terjadinya suatu
perdebatan dalam DPRdan surat menyurat antara menteri dengan komisi DPR yang bersangkutan.
membuat undang-undang itu misalnya di denda 25 f,-sekarang ditafsirkan dengan uang RI,sebab
harga barang lebih mendekati pada waktu KUHP itu di buat. Contoh penafsiran historis adalah dalam
Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda tidak dikenal adanya adopsi
atau pengangkatan anak, kecuali bagi golongan Timur Asing Cina. Hal ini secara historis bisa disa
ditafsirkan dari sejarah kehidupan Bangsa Belanda sendiri yang pada mulanya hidup bermarga-marga
di mana ikatan keturunan darah asli dalam suatu marga menjadi pegangan dasar kehidupan mereka.
Akibatnya, demi keaslian keturunan marga tersebut, maka mereka tidak membenarkan adanya adopsi.
B. Penafsiran Sosiologis
Pada hakikatnya suatu penafsiran UU yang di mulai dengan cara gramatikal selalu harus di akhiri
dengan penafsiran sosiologis.kalau tidak demikian maka tidak mungkin hakim dapat membuat suatu
keputusan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan hukum di dalam masyarakat ,sehingga dengan
masyarakat.Misalnya; di Indonesia masih banyak peraturan yang berlaku yang berasal dari zaman
colonial ,sehingga untuk menjalankan peraturan itu hakim harus dapat menyesuaikan dengan keadaan
masyarakat Indonesia pada saat sekarang. Contoh penafsiran sosiologis adalah orang yang dengan
sengaja melakukan penimbunan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat secara sosiologis dapat
ditafsirkan sebagai telah melakukan tindak pidana ekonomi, yakni tindak pidana kejahatan untuk
mengacaukan perekonomian masyarakat, meskipun tujuan orang itu hanyalah untuk mencari laba