Anda di halaman 1dari 2

Nama :MUHAMMAD FARCHAN NUGRAHA

Nim : B011181535
Matkul : Hukum Perjanjian Internasional (B)
JELASKAN PENAFSIRAN HISTORIS DAN PENAFSIRAN SOSIOLOGIS TERHADAP PERJANJIAN INTERNASIONAL
A. Penafsiran Historis
Penafsiran historis adalah menafsirkan undang-undang dengan cara melihat sejarah terjadinya suatu

undang-undang itu dibuat. Penafsiran ini ada 2 macam:

a).sejarah hukumnya,Yang diselidiki maksudnya berdasarkan sejarah terjadinya hukum

tersebut.Sejarah terjadinya hukum dapat diselidiki dari memori penjelasan ,laporan-laporan

perdebatan dalam DPRdan surat menyurat antara menteri dengan komisi DPR yang bersangkutan.

b)Sejarah undang-undangnya,yng diselidiki maksunya Pembentuk Undang-undang pada waktu

membuat undang-undang itu misalnya di denda 25 f,-sekarang ditafsirkan dengan uang RI,sebab

harga barang lebih mendekati pada waktu KUHP itu di buat. Contoh penafsiran historis adalah dalam

Burgerlijk Wetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Belanda tidak dikenal adanya adopsi

atau pengangkatan anak, kecuali bagi golongan Timur Asing Cina. Hal ini secara historis bisa disa

ditafsirkan dari sejarah kehidupan Bangsa Belanda sendiri yang pada mulanya hidup bermarga-marga

di mana ikatan keturunan darah asli dalam suatu marga menjadi pegangan dasar kehidupan mereka.

Akibatnya, demi keaslian keturunan marga tersebut, maka mereka tidak membenarkan adanya adopsi.

B. Penafsiran Sosiologis

Pada hakikatnya suatu penafsiran UU yang di mulai dengan cara gramatikal selalu harus di akhiri

dengan penafsiran sosiologis.kalau tidak demikian maka tidak mungkin hakim dapat membuat suatu

keputusan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan hukum di dalam masyarakat ,sehingga dengan

demikian penafsiran sosiologis adalah penafsiran yang disesuaikan dalam keadaan

masyarakat.Misalnya; di Indonesia masih banyak peraturan yang berlaku yang berasal dari zaman

colonial ,sehingga untuk menjalankan peraturan itu hakim harus dapat menyesuaikan dengan keadaan

masyarakat Indonesia pada saat sekarang. Contoh penafsiran sosiologis adalah orang yang dengan

sengaja melakukan penimbunan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat secara sosiologis dapat

ditafsirkan sebagai telah melakukan tindak pidana ekonomi, yakni tindak pidana kejahatan untuk

mengacaukan perekonomian masyarakat, meskipun tujuan orang itu hanyalah untuk mencari laba

yang sebesar-besarnya untuk dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai