Anda di halaman 1dari 115

EFEKTIVITAS KELAS IBU MUDA INOVASI TERHADAP

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG


PERSIAPAN MENJADI CALON IBU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR
TAHUN 2020

SKRIPSI

OLEH :

ROHENDRYA YESMITA
NIM : 181012115301395

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020
EFEKTIVITAS KELAS IBU MUDA INOVASI TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
PERSIAPAN MENJADI CALON IBU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Institut Kesehatan Prima Nusantara

OLEH :

ROHENDRYA YESMITA
NIM : 181012115301395

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN INSTITUT KESEHATAN
PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2020

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi :Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu
Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Nama : Rohendrya Yesmita


NIM : 181012115301295
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan

Kebidanan pada Program Studi Sarjana Kebidanan Fakultas Kebidanan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

Bukittinggi, Juli 2020


Menyetujui,
Koordinator Skripsi Pembimbing

(Kholilah Lubis, S.ST, M.Keb) (Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb)

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

(Ayu Nurdiyan, S.ST, M.Keb)

ii
PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu
Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Nama : Rohendrya Yesmita


NIM :181012115301295
Skripsi ini telah berhasil di pertahankan dihadapan Dewan Penguji dan
diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Gelar Sarjana
Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb (…………………….)

Penguji I : Ayu Nurdian, S.ST, M.Keb (…………………….)

Penguji II : Indah Putri Ramadhanti, S.ST, M.Keb (………………….....)

Ditetapkan : Bukittinggi
Tanggal : Agustus 2020
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kebidanan Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya Saya sendiri


dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah Saya nyatakan dengan benar

Nama : Rohendrya Yesmita


Nim : 181012115301295

Tanda Tangan :

Materai 6000

Tanggal : Juni 2020

iv
HALAMAN PERSYARATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi, saya


yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rohendrya Yesmita

NIM : 181012115301295

Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi Hak Bebas Royalitas Non
Eksklusif Skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi Calon
Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020”. Dengan Hal
Royalitas Non Eksklusif Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi berhak
menyimpan, mengalih mediakan / formatkan, mengelola dalam bentuk data base,
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenanrya.

Dibuat di Bukittinggi
Pada Tanggal, Juni 2020
Yang Menyatakan

(Rohendrya Yesmita)

v
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan do’a dan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah

SWT, dimana dengan berkat serta rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Efektivitas Kelas Ibu Muda

Inovasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan

Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020”.

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Sarjana

Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) pada Program Sarjana Terapan Kebidanan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

Penulis menyadari bahwa pembuatan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih terutama kepada ibu Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb selaku pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, koreksi, serta nasehat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Seterusnya penulis ucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Rektor Institut Kesehatan

Prima Nusantara Bukittinggi.

2. Bapak Ns. Fauzi Ashra, M.Kep selaku Wakil Rektor I Institut Kesehatan Prima

Nusantara Bukittinggi.

3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

4. Ibu Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb selaku Dekan Fakultas Kebidanan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

vi
5. Ibu Tuti Oktriani, S.SiT, M.Keb selaku Kepala Biro Akademik Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

6. Ibu Ayu Nurdiyan, S.ST, M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan

Kebidanan Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

7. Ibu Kholilah Lubis, S.ST, M.Keb selaku Koordinator Skripsi Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi yang telah memberikan ilmu

pengetahuan, bimbingan serta nasehat selama menjalani pendidikan.

9. Rekan-rekan mahasiswi Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Institut

Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi yang sama-sama berjuang dalam

penyusunan Skripsi ini.

10. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dari

semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Mudah-mudahan Skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bukittingi, Juli 2020

Peneliti

vii
Nama : Rohendrya Yesmita
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul :Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Persiapan Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja
Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

xiv + 58 halaman + 7 tabel + 1 gambar + 2 Skema + 12 lampiran

ABSTRAK

Pada saat ini di Indonesia remaja hamil usia 15-19 tahun 9,5% dan keguguran
sebanyak 15-50%. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan sikap ibu
dalam mempersiapkan diri menjadi calon ibu. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap calon ibu muda yaitu memberikan kelas ibu
muda inovasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas Kelas
Ibu Muda Inovasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Persiapan Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun
2020. Jenis pra Eksperiment dengan desain one group pretest and posttest.
Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu muda yang ada di wilayah puskesmas padang
pasir yang berjumlah 12 orang. Teknik sampling adalah total sampling. Data yang
digunakan primer dan sekunder. Uji normalitas data menggunakan shapiro wilk
dan data terdistribusi normal. Analisis data menggunakan analisis uji statistik
paired sample t-test. Hasil analisa univariat didapatkan rata-rata pengetahuan
sebelum adalah 11,42 ± SD 2,644 dan sesudah 16,75 ± SD 2,454. Rata-rata sikap
sebelum 26,17 ± SD 2,85 dan sesudah 32,58 ± SD 2,999. Berdasarkan hasil uji
statistik didapatkan ada efektivitas inovasi kelas ibu muda terhadap peningkatan
pengetahuan calon ibu dengan nilai p value=0,0001 (p < 0,05) dan sikap calon ibu
p value=0,0001 (p < 0,05). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada
efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap
tentang persiapan menjadi calon ibu. Disarankan agar petugas kesehatan selalu
melaksanakan inovasi kelas ibu muda untuk membantu calon ibu dalam
mempersiapkan diri menjadi calon ibu.

Kata Kunci : Pengetahuan calon ibu, Sikap calon ibu, Kelas Ibu Muda
Inovasi
Daftar Bacaan : 28 (2007-2018)

viii
Name : Rohendrya Yesmita
Study Program : Bachelor Program Of Applied Midwifery
Title : The Effectiveness of Young Mother's Class Innovations
Towards Knowledge and Attitude Improvement in
Preparation for Prospective Mothers in the Work Area
of Padang Pasir Health Center in 2020

xiv + 58 pages + 7 tables + 1 pictures + 2 scemes + 12 attachments

ABSTRACT

At this time early marriage is still high. In Indonesia, pregnant teenagers aged
15-19 years 9.5% and miscarriages as much as 15-50%. This happens because of
the lack of knowledge and attitude of mothers in preparing themselves to become
prospective mothers. One effort that can be done to improve the knowledge and
attitudes of young mothers-to-be is to provide innovations for young mothers
class. The purpose of this study is to find out the Effectiveness of Young Mother
Class Innovations Towards Knowledge and Attitude Concerning Preparation to
Become Prospective Mothers in the Working Area of Puskesmas Padang Pasir in
2020 Types of pre-experiment with one group pretest and posttest research
designs. The study was conducted in the Padang Pasir Community Health Center.
The population in this study were all young mothers in the desert health center
area, amounting to 12 people. The sampling technique is total sampling. Primary
and secondary data used. Data normality test uses Shapiro Wilk and normal
distributed data. Data analysis uses statistical analysis paired sample t-test.
Univariate analysis results obtained an average of prior knowledge is 11.42 ± SD
2.644 and after 16.75 ± SD 2.454. The average attitude before 26.17 ± SD 2.85
and after 32.58 ± SD 2.999. Based on the results of statistical tests found there is
the effectiveness of innovation in young mothers class on increasing the
knowledge of prospective mothers with a value of p value = 0,0001 (p <0.05) and
the attitude of prospective mothers p value = 0,0001 (p <0.05). From the results
of the study it can be concluded that there is an effectiveness of the innovation of
young mothers class on increasing knowledge and attitudes about preparation to
become prospective mothers. It is recommended that health workers always
implement innovations in young mothers class to help expectant mothers in
preparing themselves to become prospective mothers

Keywords: Knowledge, Attitude, Innovation of Young Mother Classes


Reference: 28 (2007-2018)

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................. ii
PERNYATAAN PENGESAHAN................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR............. v
KATA PENGANTAR..................................................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................................ viii
ABSTRACK..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR SKEMA........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat penelitian............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Ibu Muda.......................................................................................... 8
B. Kelas Ibu Muda................................................................................ 20
C. Tingkat Pengetahuan........................................................................ 26
D. Kerangka Teori................................................................................ 30

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESA DAN DEFINISI


OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep............................................................................. 31
B. Hipotesa............................................................................................ 31
C. Definisi Operasional......................................................................... 32

BAB IV METODELOGI PENELITIAN


A. Disain penelitian................................................................................ 33
B. Populasi dan Sampel......................................................................... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 35
D. Alat Pengumpulan Data................................................................... 35
E. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 35
F. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 36
G. Pengolahan dan Analisa Data.......................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN


A.Hasil Penelitian.................................................................................. 43
1. Analisis Univariat...................................................................... 43
2. Analisis Bivariat........................................................................ 46

x
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat.............................................................................. 48
B. Analisa Bivariat................................................................................ 53

BAB VII PENUTUP


A. Pembahasan...................................................................................... 59
B. Saran................................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Rancangan Inovasi Ibu Muda.…………………………… 20

xii
DAFTAR SKEMA

Nomor
Halaman

Skema 2.1 Kerangka Teori............................................................................ 34


Skema 3.1 Kerangka Konsep......................................................................... 35

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional……………………………...…………. 35

5.1 Uji Normalitas Shapiro-Wilk………………………………... 43

5.2 Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas 45


Ibu Muda Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Pasir Tahun 2020………………………………....................

5.3 Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sesudah Diberikan Kelas 46


Ibu Muda Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Pasir Tahun 2020…………...………………………………..

5.4 Rata-Rata Sikap Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas Ibu 46


Muda Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir
Tahun 2020…………………………………………….…….

5.5 Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas 47


Ibu Muda Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang
Pasir Tahun 2020…………………………..………………..

5.5 Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Pengetahuan 47


Calon Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun
2020………………………………………………………….

5.7 Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap sikap Calon 48


Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun
2020………………………………………………………….

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh dunia, terutama negara berkembang, ada sekitar 50.000 remaja

perempuan usia 15-19 tahun yang meninggal tiap tahun pada masa kehamilan

atau pada saat proses persalinan. Sekitar satu juta bayi yang lahir dari remaja

perempuan juga meninggal sebelum usia mereka mencapai satu tahun. Bayi

dari seorang ibu yang melahirkan di bawah usia 18 tahun, 60 persen lebih

berisiko meninggal sebelum satu tahun.Sebanyak 16 juta remaja perempuan

di dunia yang melahirkan setiap tahun diperkirakan 90% sudah menikah dan

50 ribu diantaranya telah meninggal. Selain itu adanya risiko terjadinya

kematian ibu dan kematian bayi yang baru lahir 50 % lebih tinggi pada usia

kurang dari 20 tahun (WHO, 2012).

Hamil usia muda ternyata menjadi penyumbang banyak kematian

remaja perempuan di dunia. Remaja perempuan yang melahirkan di

bawah usia  dibawah 20 tahun, lima kali lebih berisiko meninggal dalam

proses persalinan dibanding wanita usia 20 tahun ke atas.Menurut informasi

yang didapat dari BKKBN, berdasarkan data survei rencana pembangunan

jangka menengah nasional (RPJMN) tahun 2016, angka kehamilan dan

kelahiran pada remaja usia 10-19 tahun mencapai 48,5 juta kasus di

Indonesia. Selain itu, survei Pusat Unggulan Asuhan Terpadu Kesehatan Ibu

dan Bayi tahun 2013 yang dikutip Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan bahwa tiap tahun ada sekitar

2,1-2,4 juta perempuan yang melakukan aborsi. Makin muda remaja

perempuan mengalami kehamilan, maka makin berisiko bagi dirinya saat

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


2

persalinan dan anak yang dikandungnya. Hal ini dikarenakan tubuhnya secara

umum belum siap untuk menjalani proses persalinan, antara lain karena 

Ketiadaan pelayanan kesehatan yang memadai terkadang tidak

memungkinkan ibu dan bayi selamat dalam proses persalinan seperti ini.

Apalagi kehamilan di bawah umur memang lebih banyak terjadi pada

kalangan masyarakat tingkat ekonomi bawah.

Pada kehamilan di usia dini atau usia remaja, yaitu usia dibawah 20

tahun, memuat risiko yang tidak kalah berat pasalnya emosional ibu belum

stabil dan ibu mudah tegang, sementara kecacatan kelahiran bisa muncul

akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara

emosional ketika ibu mengandung bayinya (Ubaydillah, 2000) Di Indonesia

remaja hamil usia 15-19 tahun 9,5% dan keguguran sebanyak 15-50%, dan

setiap tahunnya, 30% dari 2 juta kasus keguguran terjadi. (DEPKES RI,

2009), menurut PKBI (2005), “kehamilan remaja yang bertahan sebanyak

21,8% dan 27 % mengalami keguguran”.

Kehamilan di usia dini sangat berpengaruh terhadap kesehatan

reproduksi bagi ibu berusia di bawah 20 tahun, permasalahan remaja saat ini

sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Hal ini ditunjukkan dengan masih

rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Remaja

perempuan dan laki-laki yang tahu tentang masa subur baru mencapai 29,0 %

dan 32,3 %. Remaja perempuan dan remaja laki-laki yang mengetahui risiko

kehamilan jika melakukan hubungan seksual sekali, masing-masing baru

mencapai 49,5 % dan 45,5 %. (SKRRI, 2002-2003). Resiko kesehatan

reproduksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


3

misalnya kebersihan organ-organ reproduksi, hubungan seksual pranikah,

akses terhadap pendidikan kesehatan, kekerasan seksual, pengaruh media

massa, gaya hidup yang bebas, penggunaan NAPZA, akses terhadap

pelayanan kesehatan reproduksi yang terjangkau, dan kurangnya kedekatan

remaja dengan kedua orangtuanya dan keluarganya (PATH, 2000).

Dengan adanya kematian bayi umur 11 bulan dari hasil observasi

verbal oleh pimpinan puskesmas Padang Pasir, bersama Tim KIA Ibu dan

Bidan Koordinator terhadap kasus kematian bayi M.Ray Putra Candra dari

anak ibu muda berumur 17 tahun dengan nama Fatimah Zahra dan suami

bernama M.Chandra umur 24 tahun telah membuka mata hati kita

membicarakan pendidikan dan pengetahuan pada ibu muda.Kemudian

dilakukan pembahasan dan memunculkan /mengemukakan gagasan untuk

membentuk kegiatan Inovasi pada program KIA Ibu yaitu”Kelas Ibu Muda”.

Selain kematian yang disebabkan oleh kehamilan pada usia muda, hal

lain yang menjadi masalah pada saat ini adalah gangguan psikologis ketika

ibu tersebut telah melahirkan dan memiliki anak, terutama pada ibu yang

memiliki anak dari hasil hubungan seksual di luar nikah. Ibu yang memiliki

anak dari kehamilan diluar nikah cenderung akan mengalami masalah

psikologis dibandingkan dengan ibu muda yang memiliki anak dari

pernikahan yang resmi sehingga ibu yang memiliki anak dari hasil hubungan

seksual di luar nikah lebih tidak siap menjadi ibu. Untuk mengatasi hal ini

dalam mempersiapkan diri menjadi ibu diusia muda perlu diadakan kelas ibu

muda inovasi (Murtina, 2015).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


4

Kelas Ibu Muda (KIM) adalah sarana untuk belajar bersama tentang

kesehatan bagi ibu muda, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

perawatan bayi baru lahir, mitos seputar kehamilan, penyakit menular dan

akte kelahiran bayi (Kemenkes, 2012). Pengetahuan pola pikir serta

keyakinan memegang peran penting dalam menentukan sikap seseorang,

sehingga pengetahuan yang baik akan menghasilkan sikap yang positif pada

seseorang (Notoatmodjo, 2013).

Kegiatan Kelas Ibu Muda merupakan salah satu kegiatan yang

mendapat perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kota Padang yang

dilakukan oleh Puskesmas Padang Pasir dan masuk ke nominasi 40 besar

inovasi pelayanan publik di Indonesia. Melalui kegiatan Kelas Ibu Muda, ibu

muda mendapatkan pembelajaran yang lebih ter arah dan mendukung upaya

kemandirian ibu dalam perawatan kehamilan, persalinan dan perawatan bayi

sehingga ibu mampu menentukan sikap berkenaan dengan hak reproduksinya

secara mandiri yang diberikan oleh tenaga bidan di Puskesmas Padang Pasir.

Kelas ibu muda ini dimulai pada tahun 2016 sampai saat ini.

Berdasarkan data tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

proposal penelitian yang berjudul “Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi

Calon Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020”.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka, rumusan masalah pada

proposal penelitian ini “Adakah Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap

Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu di

Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas

Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui rata-rata pengetahuan calon ibu sebelum diberikan kelas ibu

muda inovasi di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2020.

b. Diketahui rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan kelas ibu

muda inovasi di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2020.

c. Diketahui rata-rata sikap calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda

inovasi di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2020.

d. Diketahui rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda

inovasi di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun 2020.

e. Diketahui efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap pengetahuan

calon ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020.

f. Diketahui efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap sikap calon ibu di

Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


6

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Sebagai pengembangan kemampuan dalam menerapkan ilmu yang

penulis dapat di bangku perkuliahan.

2. Bagi Puskesmas Padang Pasir

Skripsi penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi

insitusi pelayanan kesehatan tentang kebijakan puskesmas dalam

pelaksanaan kelas ibu muda inovasi terhadap perubahan prilaku dan

peningkatan pengetahuan tentang persiapan menjadi calon ibu.

3. Bagi Instusi Pendidikan

Sebagai sumbangan ilmiah di insitusi pendidikan Prima Nusantara

Bukitinggi tentang bagaimana cara meningkatan pengetahuan ibu muda

dalam mempersiapkan diri sebagai calon ibu.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi peneliti

selanjutnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam

mempersiapkan diri sebagai calon ibu serta diharapkan peneliti selanjutnya

dapat meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu

dalam mempersiapkan diri sebagai calon ibu.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ibu Muda

1. Defenisi

Ibu Muda adalah Perempuan yang berusia kurang dari 20 tahun yang

sudah menikah /Kawin baik yang hamil maupun yang mempunyai balita

(Notoatmodjo, 2011).

2. Perubahan fisiologi ibu muda

Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan

biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu

terjadilah perubahan fisik yang dapat diamati. Perubahan fisik tersebut

seperti pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja atau biasa disebut

pertumbuhan dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan

hormonal.

Bagi anak laki-laki, perubahan itu ditandai oleh perkembangan pada

organ seksual, mulai tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan

juga ejakulasi pertama melalui wet dream atau mimpi basah. Sedangkan

pada remaja putri pubertas ditandai dengan menarche (haid pertama),

perubahan pada dada (mammae), tumbuhnya rambut kemaluan, dan juga

pembesaran panggul. Usia menarche rata-rata juga bervariasi, dengan

rentang umur 10 – 16,5 tahun (Notoatmodjo, 2011).

3. Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan

sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


8

berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Informasi yang

perlu diketahui tentang kesehatan reproduksi adalah tenatng masalah

kesehatan reproduksi dan cara mengatasinya, penyakit menular seksual,

pelayanan keluarga berencana, catin laki-laki dan perempuan, serta

hubungan suami istri (Kemenkes RI 2018).

4. Pernikahan Usia Dini (Remaja)

Nikah menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sebuah

ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum

dan ajaran agama, sedangkan dini dapat diartikan sebelum waktunya

sebelum waktunya.

Jadi dapat kita artikan pernikahan dini adalah ikatan (akad)

perkawinan sesuai ketentuan hukum dan agama sebelum waktu yang

ditetapkan, atau dibawah umur yang ditetapkan undang-undang. Menurut

Peraturan Menteri Agama No.11 tahun 2007 Tentang Pencatatan Nikah

Bab IV pasal 8 “Apabila seorang calon sumi belum mencapai umur 19

(sembilan belas) tahun dan seorang calon isteri belum mencapai umur 16

(enambelas) tahun, harus mendapat dispensasi dari pengadilan” (Salmah,

2016).

Beberapa faktor terjadinya pernikahan dini sangat bervariasi

diantaranya adalah karena faktor ekonomi, karena perjodohan, ingin

melanggengkan hubungan, dan karena faktor yang sebenarnya tidak

dikehendaki yaitu MBA (married by accident) menikah karena

kecelakaan. Meskipun hal ini akan berdampak negatif bagi keduanya,

terutama jika keduanya masih berstatus sebagai pelajar dan belum bekerja,

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


9

sehingga pasangan pengantin baru ini akan rawan terjadi cekcok, yang

berawal dari munculnya masalahmasalah kecil seperti bara api yang kena

panas sedikit akan terbakar (Mubasyaroh, 2016).

5. Masalah-Masalah Pada Kehamilan Remaja

Masalah kehamilan remaja mempengaruhi diri remaja itu sendiri,

dari masyarakat mereka mendapat cap telah berperilaku Diluar norma dan

nilai-nilai yang wajar, sehingga memberikan konflik bagi mereka seperti

masalah putus sekolah, psikologis, ekonomi dan masalah dengan kelaurga

serta masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu terdapat beberapa faktor yang

perlu mendapatkan perhatian dalam kehamilan remaja :

a. Masalah kesehatan reproduksi

Remaja sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima,

sehingga dapat menurunkan generasi sehat, sehingga remaja

dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya sehingga

dapat mempersiapkan diri untuk hamil dalam keadaan optimal.

b. Masalah psikologis pada kehamilan remaja

Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai

permasalahan psikologis yaitu rasa takut, kecewa, menyesah dan

rendah diri terhadap kehamilannya sehingga terjadi usaha untuk

menghilangkan dengan jalan menggugurkan kandungan

c. Masalah sosial dan ekonomi keluarga

Masalah yang ditemukan seperti penghasilan yang terbatas

sehingga kelangsungan hamilnya dapat menimbulkan berbagai

masalah kebidanan, putus sekolah sehingga pendidikan menjadi

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


10

terlantar, putus kerja karena berbagai alasan sehingga menambah

sulitnya masalah sosial ekonomi, ketergantungan sosial ekonomi pada

keluarg amenimbulkan stres (tekanan batin), dan nilai gizsi yang

relatif rendah dapat menimbulkan berbagai masalah kebidanan

(Manuaba, 2014).

d. Dampak kebidanan kehamilan remaja

Penyulit kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kurun

waktu reproduksi sehat (20 – 30 tahun). Keadaan ini disebabkan

belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat

merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan

janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah

dengan tekanan (stres) psikologis, sosial, ekonomi, sehingga

memudahkan terjadinya keguguran, persalinan prematur, BBLR dan

kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia kehamilan dan

keracunan kehamilan (Manuaba, 2014).

e. Pengawasan Wanita Hamil

Pengawasan wanita hamil bertujuan untuk menyiapkan sebaik-

baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post

partum sehat dan normal kembali, tidak hanya fisik akan tetapi juga

mental. Wanita hamil idealnya memeriksakan diri ketika haidnya

terlambat sekurang-kurangnya satu bukan, sehingga bila ada kelainan

yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


11

diketahui dan segera dapat diatasi, sebelum berpengaruh tidak baik

terhadap kehamilan tersebut (Winkjosastro, 2009).

6. Periksa Hamil

Periksa kehamilan segera ke dokter atau bidan jika terlambat datang

Bulan.periksa kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilan:

1) Kali pada usia kehamilan sebelum 3 bulan.

2) 1 kali usia kandungan 4-6 bulan.

3) kali pada usia kandungan 7-9 bulan

Tanda bahaya pada kehamilan.

Segera bawa ibu hamil ke puskesmas,Rs,dokter dan bidan bila di

Jumpai keluhan dan tanda-tanda bahaya kehamilan:

1) Muntah terus dan tak mau makan.

2) Demam tinggi.

3) Bengkak kaki tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang.

4) Janin dirasakakn kurang bergerak dibandingkan sebelumnya.

5) Pendarahan pada hamil muda dan hamil tua.

6) Air ketuban keluar sebelum waktu nya

B. Kelas Ibu Muda

1. Defenisi

Kelas ibu muda adalah kelompok belajar ibu-ibu usia muda (usia

kurang dari 20 tahun) .Kelas ibu Muda Ini terdiri dari ibu hamil dan ibu

yang mempunyai Balita,beserta pendamping.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


12

2. Program Kelas Ibu Muda

Kelas ibu muda adalah salah satu kegiatan inovasi yang diusulkan

oleh pimpinan puskesmas beserta tim audit maternal dan puskesmas Padang

Pasir, yang dikoordinir oleh program KIA. Tujuan dari kelas ibu muda ini

adalah menurunkan kasus kematian ibu dan bayi dari ibu muda yang ada di

Puskesmas Padang Pasir.

3. Langkah langkah pelaksanaan program Inovasi Kelas Ibu Muda


Puskesmas Padang Pasir

a. Persiapan

Tim puskesmas padang pasir (pimpinan, penanggung jawab program

KIA ibu, Bikor). Mensosialisasikan kelas ibu muda kepada;

1) Seluruh staf puskesmas padang pasir

2) Lintas sector

Pembentukan organisasi pelaksanaan program inovasi kelas ibu

muda, membuat SK dan struktur organisasi.

b. Maping data

Data sasaran ibu muda (umur ibu ≤ 20 tahun) yang ada di wilayah

kerja Puskesmas Padang Pasir. Membuat perencanaan untuk

menentukan:

1) Tempat dan waktu pelaksanaan

2) Berapa kali pertemuan untuk 1 kelas

3) Menentukan narasumber

4) Membuat dan menyebar undangan

5) Konsumsi dan dana

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


13

4. Materi Kelas Ibu muda

a. Materi tentang Kesehatan :

1) Cerdas menjaga kehamilan.

2) Kehamilan resiko tinggi.

3) Gizi ibu hamil.

b. Materi tentang agama

1) Nasehat pernikahan.

2) hak dan kewajiban suami istri.

3) Hak dan kewajiban serta tanggung jawab terhadap anak.

c. Materi tentang kesehatan anak.

1) Stimulasi sensoris untuk keberhasilan tumbuh kembang pada balita.

2) Imunisasi pada bayi.

3) Motivasi untuk pemberdayaan perempuan dan anak

5. Pemanfataan Kelas Inovasi Ibu Muda

a. Mendeteksi faktor resiko pada kehamilan ibu muda :

b. Peningkatan pengetahuan tentang kehamilan dan perawatan bayi serta

balita Melaksanakan konseling dan upaya rujukan.

c. Terbentuknya keluarga SAMAWA

d. Keluraga berencana (KB) (Puskesmas Padang Pasir, 2018).

e. Keunikan/ kebaruan dari kelas ibu muda dibandingkan dengan kelas ibu

6. Yang Telah Diprogramkan Pemerintah

a. Kelas khusus untuk ibu muda usia < 20 tahun

b. Mengikut sertakan suami, mertua dan orang tua

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


14

c. Mendatangkan nara sumber ahli terdiri dari dokter spesialis kebidanan,

dokter spesialis anak, ahli bidang agama

d. Pemantauan ibu hamil sampai usia diatas 20 tahun dan bayi sampai

berusia 5 tahun (Puskesmas Padang Pasir, 2018).

7. Kegiatan yang dilakukan pada kelas ibu muda :

a. Pertemuan pertama

Bersama dokter spesialis obstetri ginekologi

Materi : Cerdas menjaga kehamilan

b. Pertemuan kedua

Nasehat perkawinan, hak dan kewajiban suami istri serta tanggung

jawab terhadap anak. Bersama Kepala KUA.

c. Pertemuan ketiga

Materi : Peran ibu dalam 1000 hari pertama kelahiran. Bersama Dokter

spesialis anak (Puskesmas padang Pasir, 2019).

8. Komponen Pelaksanaan Kelas Ibu Muda

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Fasilitator kelas ibu muda adalah bidan atau petugas kesehatan

yang telah mendapat pelatihan fasilitator kelas ibu muda (atau melalui

on the job training) dan setelah itu diperbolehkan untuk melaksanakan

fasilitasi kelas ibu muda. Dalam pelaksanaan kelas ibu muda fasilitator

dapat meminta bantuan nara sumber untuk menyampaikan materi

bidang tertentu (Kemenkes RI, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


15

b. Dana

Dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan dana yang bersumber dari

Dana Pemerintah, dana LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),

pengusaha/ swasta dan sumber dana lainnya yang tidak mengikat. Dana

tersebut digunakan untuk biaya transportasi, honor mengajar,

penyelenggaraan dan pelatihan sewaktu bertugas (Kemenkes RI, 2013).

c. Sarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan kelas

ibu muda adalah :

1) Ruang belajar untuk kapasitas 10 orang peserta kira-kira ukuran 4

m x 5 m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.

2) Alat tulis menulis (papan tulis, kertas, spidol, bolpoin) jika ada

Buku KIA.

3) Lembar Balik kelas ibu muda

4) Buku pedoman pelaksanaan kelas ibu muda

5) Buku pegangan fasilitator

6) Alat peraga (KB kit, food model, boneka, metode kangguru, dll)

jika ada

7) Tikar/karpet (matras)

8) Bantal, kursi(jika ada)

9) Buku senam hamil/CD senam hamil (jika ada)

Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas,

namun apabila tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa

dilaksanakan sesuai kesepakatan antara ibu hamil dan fasilitator.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


16

Sedangkan kegiatan lainnya seperti senam hamil hanya merupakan

materi tambahan bukan yang utama (Kemenkes RI, 2011).

d. Metode

Karakteristik paket kelas ibu muda terdiri dari :

1) Kelas ibu muda mempergunakan flip chart, terdiri dari 42 macam

gambar yang telah disesuaiakan dengan skenario

2) Penyampaian materi berdasarkan skrip presentasi dengan

mempergunakan skenario

3) Untuk menciptakan suasana yagn menyenangkan antara Bidan dan

Ibu hamil, Bidan hendaknya mencoba pendekatan yang bersahabat

seperti melakukan tatap muka, sentuhan kecil dan pujian bagi ibu

4) Didalam pelaksanaan kelas ibu hamil mencakup 4 topik utama,

yaitu :

a) Tujuan pengajaran untuk memberikan pengetahuan

b) Melakukan tanya jawab untuk setiap materi yang sudah

disampaikan dengan tujuan memastikan apakah siibu mengerti

tentang materi yang telah diberikan

c) Pada setiap pertemuan selalu disampaikan penjelasan tentang

buku KIA, sesuai dengan topik pada pertemuan hari ini

d) Selesai penyampaian materi dilanjutkan dengan senam ibu hamil

(Dinkes Sumbar, 2003).

Kelas ibu muda dilaksanakan dengan menggunakan prinsip

Belajar Orang Dewasa (BOD). Bidan di desa memfokuskan

pembelajaran pada upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


17

ibu muda dengan menggunakan lembar balik, KB-kit, food model,

boneka bayi dll. Sesuai dengan pendekatan BOD, metode yang

digunakan adalah :

a. Ceramah

b. Tanya jawab

c. Demonstrasi dan praktek

d. Curah pendapat,berbagi pengalaman

e. Penugasan (peserta ditugaskan membaca Buku KIA, dll)

f. Simulasi.

Pada awal pertemuan dimulai dengan pengenalan kelas ibu

muda dan perkenalan sesama peserta dan fasilitator. Gunakan label

nama untuk peserta dan fasilitator. Setiap penggantian sesi sebaiknya

diselingi dengan permainan untuk penyegaran (Dinkes Sumbar, 2012).

9. Fungsi Manajemen dalam Pelaksanaan Kelas Ibu Muda

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan fungsi manajemen yagn berkaitan dengan

tujuan untuk kinerja organisasi di masa depan, memutuskan tugas dan

penggunaan sumber daya yang diperlukan dalam organisasi untuk

mencapai. Melalui perencanaan dapat disajikan garis besar yang harus

dilakukan suatu organisasi agar berhasil (Simatupang, 2008). Kajian

strategis dalam perencanaan harus mampu merumuskan rekomendasi

untuk memperbaiki rencana kerja institusi, Hasil perencanaan bisa dipakai

untuk mengembangkan rencana strategus untuk memperbaiki mutu

pelayanan institusi tersebut (Muninjaya, 2012).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


18

Skema.2.1
STRUKTUR PERENCANAAN PROGRAM INOVASI IBU MUDA

KEPALA PUSKESMAS PEMBINA :


-CAMAT PADANG
BARAT
-KUA PADANG BARAT
-DOKTER SPESIALIS
KEBIDANAN

KOORDINATOR
UKM
PENANGGUNG JAWAB PROGRAM INOVASI
IBU MUDA DALAM PERSIAPAN KONSEPSI

KIA/ IMUNISAS LABOR KLINIK


GIZI
KB I
ANGGOTA
ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA
KOORDINAT
KOORDINAT KOORDINAT KOORDINATOR KOORDINAT
OR
OR OR WILAYAH OR
WILAYAH
WILAYAH WILAYAH

Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan kelas ibu muda :

1) Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu muda yang ada di wilayah

kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu muda dan

umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap

kelas ibu muda dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun

waktu tertentu misalnya, selama satu tahun.

2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu muda, misalnya

tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan,

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


19

Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar

menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia.

3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan

kelas ibu muda serta mempelajari materi yang akan disampaikan.

4) Persiapan peserta kelas ibu muda, mengundang ibu muda umur

kehamilan antara 4 sampai 36 minggu.

5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu muda yaitu siapa saja fasilitatornya dan

nara sumber jika diperlukan (Dinkes Sumbar, 2012).

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian berarti mengubah rencana menjadi tindakan-tindakan

dengan bantuan kepemimpinan danmotivasi. Pengorganisasian berkaitan

dengan penentuan dan pengelompokan tugas serta alokasi sumber daya

manusia untuk melakukan tugas. Setelah penetapan sasaran dan merancang

rencana untuk mencapainya, perlu didesain dan dikembangkan sebuah

organisasi yang dapat mencapai tujuan yang digariskan (Simatupang, 2008).

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan atau penggerakan adalah melakukan kegiatan untuk

mempengaruhi orang lain agar mau dan suka bekerja dalam rangka

menyelesaikan tugas, demi tercapainya tujuan bersama. Pelaksanaan

pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara

bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil, dengan tahapan

pelaksanaan (Kemenkes RI, 2011). Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum

pelaksanaan kelas ibu hamil :

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


20

1) Melakukan identifikasi/mendaftar semua ibu hamil yang ada di wilayah

kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan

umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap

kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun

waktu tertentu misalnya, selama satu tahun.

2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya

tempat di Puskesmas atau Polindes, Kantor Desa/Balai Pertemuan,

Posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar

menggunakan, tikar/karpet, bantal dan lain-lain jika tersedia.

3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan

kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.

4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur kehamilan

antara 4 sampai 36 minggu.

5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan

nara sumber jika diperlukan (Kemenkes RI, 2011).

d. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan

kegiatan/pekerjaan sesuai dengan rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan,

tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Seorang pimpinan

harus mengupayakan agar hasil aktual dari organisasi sesuai dengan hasil

yang direncanakan untuk organisasi tersebut, dengan melakukan pengawasan

dan penilaian, kontrol dan menggunakan pengaruhnya untuk memotivasi

karyawan kepada pencapaian tujuan organisasi (Simatupang, 2008).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


21

Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu

hamil perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan

berkesinambungan. Seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan

pelaporan dan didokumentasikan. Pengawasan dilakukan dalam rangka

melihat perkembangan dan pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan

kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk

perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Kegiatan

monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa ,

Kecamatan, Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi

dan Kabupaten/Kota dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali (Dinkes

Sumbar, 2012). Hal-hal yang perlu dimonitor :

1) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan

bertanya)

2) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)

3) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat bantu,

membangun suasana belajar aktif)

4) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )

e. Pelaporan

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu muda

sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu muda

dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikakn sebagai bahan

informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan

disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu muda. Isi laporan minimal

memuat tentang :

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


22

1) Waktu pelaksanaan

2) Jumlah peserta

3) Proses pertemuan

4) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan

5) Hasil evaluasi

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga

kesehatan pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas – Dinas Kesehatan

Kabupaten – Dinas Kesehatan Provinsi – Kementerian Kesehatan. Pelaporan

oleh bidan/pelaksana pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai

pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan kelas ibu hamil, Kabupaten dan

Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan laporan tahunan

(Dinkes Sumbar 2012, p.16).

f. Keberhasilan Pelaksanaan Kelas Ibu Muda

1) Indikator Input:

a) Petugas kesehatan sebagai fasilitator Kelas Ibu Muda

b) Ibu hamil yang mengikuti Kelas Ibu Muda

c) Suami /anggota keluarga yang hadir mengikuti Kelas Ibu Muda

d) Kader yang terlibat dalam penyelenggaraan Kelas Ibu muda

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan input dilihat dari

peningkatan persentase ibu muda, suami/anggota keluarga yang mengikuti

kelas ibu muda dan kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu

muda.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


23

2) Indikator Proses :

a) Fasilitator: manajemen waktu, penggunaan variasi metode

pembelajaran, bahasan penyampaian, penggunaan alat bantu,

kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA

b) Peserta: frekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi

c) Penyelenggaraan: tempat,sarana, waktu

3) Indikator Output:

a) Peningkatan jumlah ibu muda yang memiliki Buku KIA

b) Ibu yang datang pada K4

c) Ibu/keluarga yang telah memiliki Perencanaan Persalinan

d) Ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe

e) Ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes

f) KN

g) IMD

h) Kader dalam keterlibatan penyelenggaraan (Kemenkes RI, 2011).

Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan kelas ibu

muda bisa dilihat dari indikator output seperti peningkatan ibu yang

datang pada K4 dan mendapatkan tablet Fe, ibu yang memiliki

perencanaan persalinan dengan nakes, kunjungan neonatus dan

pelaksanaan IMD.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


24

C. Tingkat Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap

objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya),

dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan

pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Dewi dan Wawan, 2011).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat

yaitu : (Dewi dan Wawan, 2011).

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajarisebelumnya setelah mengamati sesuatu, Oleh sebab itu tahu

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain : menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya (Dewi dan Wawan, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


25

b. Memahami (comprehension)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut

(Dewi dan Wawan, 2011).

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagi kemampuan apabila seseorang yang telah

memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau

mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi yang

lain (Dewi dan Wawan, 2011).

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang

terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa

pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau mengelompokan,

membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut

(Dewi dan Wawan, 2011).

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan kepada suatu kemampuan

seseorang untuk merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang

logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


26

kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang telah ada (Dewi dan Wawan, 2011).

f.Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri (Dewi dan Wawan, 2011).

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Menurut Skinner, bila seseorang mampu menjawab mengenai materi

tertentu baik secara lisan maupun tulisan, maka dikatakan seseorang

tersebut mengetahui bidang tersebut. Sekumpulan jawaban yang diberikan

tersebut dinamakan pengetahuan. Pengukuran bobot pengetahuan

seseorang ditetapkan menurut hal-hal sebagai berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis.

c. Bobot III : tahap tahu,pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan

evaluasi.

Pengukuran dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.

Dalam mengukur pengetahuan harus diperhatikan rumusan kalimat

pertanyaan maupun tahapan pengetahuan (Riyanto, 2013).

Ari kunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang

menjadi tiga tingkatan yang di dasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai

berikut :

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


27

a. Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%

b. Tingkat penetahuan kategori Cukup jika nilainya 56-74%

c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya < 55% (Riyanto,

2013).

Dalam penelitian ini, pada variabel pengetahuan pengukurannya

menggunakan nilai rata-rata atau nilai mean. Nilai mean didapatkan yaitu

nilai rata-rata dari skor jawaban seluruh responden.

D. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya

sendiri, orang lain, obyek atau isue (Wawan A & Dewi M, 2011). Wawan

A & Dewi M, sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan.

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah berarti orang itu

menerima ide tersebut.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


28

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat

tiga.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi (Dewi dkk,

2011).

3. Sifat Sikap

a.Sikap positif kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi

mengharapkan obyek tertentu.

b.Sikap negatif terdapat kecendrungan untuk menjauhi, menghindari,

membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Dewi dkk. 2011).

4. Ciri-Ciri Sikap

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat

ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar,

haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


29

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat, karena itu sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam

situasi yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang di anggap penting

Pada umumnya individu cendrung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang di anggap penting.

Kecendrungan itu antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk

berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang

di anggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak

pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


30

d. Media Massa

Dalam Pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif

cendrung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap konsumennya.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika

kalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor Emosional

Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk (Dewi dkk. 2011).

6. Cara Pengukuran Sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

lansung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis kemudian ditanyakan

pendapat responden melalui kuesioner (Dewi, dkk, 2011).

Skala Likers (Method of Summateds Ratings) Likert (1932)

mengajukan metodenya sebagai alternatif yang sederhana, masing masing

responden diminta melakukan egreement untuk masing-masing aitem

dalam skala yang terdiri dari 5 point (Sangat setuju, Setuju, Ragu-ragu,

Tidak setuju, Sangat tidak setuju). Semua item yang Favorabel kemudian

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


31

diubah nilainya dalam angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 dan

sangat tidak setuju nilainya 1 begitupun sebaliknya (Dewi dkk. 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


32

D. Kerangka Teori

2.2. Skema Kerangka teori

Pengetahuan
Pengetahuan
dan sikap post
dan sikap pre Kelas ibu muda
Factor Internal test
test
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur Menerima objek
4. Lingkungan
5. Social budaya

Merespon objek

Menghargai dan
menyikapi dengan baik

Bertanggung jawab

Pengetahuan dan 1. Tahu Pengetahuan


sikap awal 2. Memahami dan sikap
3. Analisis
4. Sintetis meningkat
5. Evaluasi

Keterangan :
………. = Tidak diteliti
= Diteliti

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


33

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini merupakan penjelasan tentang variable apa saja

yang diteliti dan bagaimana pengetahuan antara variable tersebut. Yang

merupakan penjelasan tentang konsep-konsep yang terkandung dalam asumsi

teoritis. (Dahlan, 2009; Dharma,2011). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh kelas ibu muda terhadap perubahan pengetahuan tentang persiapan

kehamilan pada ibu muda di wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir tahun

2020. Variable bebas (independent variable) yang akan diukur dalam

penelitian ini adalah kelas ibu muda sedangkan variable terkait (dependent

variable) adalah pengetahuan ibu muda.

Skema 3.1. Kerangka Konsep

Intervensi
Post test
Pre Test

Inovasi Kelas
Pengetahuan Pengetahuan
Ibu Muda
dan sikap dan sikap
sebelum sebelum
B. Hipotesis

Ha: Adanya efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap peningkatan

pengetahuan tentang persiapan menjadi calon ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


34

Ha: Adanya efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap peningkatan sikap

tentang persiapan menjadi calon ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir Tahun 2020.

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Defenisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Skala


. ukur
1 Kelas ibu Satu kelas yang bertujuan kuesioner wawancara
muda untuk meningkatkan
pengetahuan dan ibu muda
tentang persiapan menjadi
calon ibu yang dilaksanakan
3 hari dengan memberikan
penyuluhan kesehatan tentang
persiapan menjadi calon ibu

2 pengetahu Segala sesuatu yang diketahui kuesioner wawancara Rata- Rasio


an ibu oleh ibu muda meliputi rata
muda pre pengertian kehamilan, tanda pengeta
test kehamilan, kontrasepsi, huan
menghitung usia kehamilan, ibu
pemeriksaan kehamilan, muda
proses kehamilan, menjaga sebelu
kehamilan, nutrisi selama m
kehamilan, kehamilan dilakuk
beresiko, tanda bahaya an
kehamilan. kelas
ibu
muda
inovasi
(11,42)

3 pengetahu Segala sesuatu yang diketahui kuesioner wawancara Rata- Rasio


an ibu oleh ibu muda yang meliputi rata
muda post pengertian kehamilan, tanda pengeta
test kehamilan, kontraseps, huan
menghitung usia kehamilan, ibu
pemeriksaan kehamilan, muda
peruses kehamilan, menjaga sesudah
kehamilan, nutrisi selama dilakuk
kehamilan, kehamilan an

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


35

beresiko, tanda bahaya kelas


kehamilan. ibu
muda
inovasi
(16,75)

4. Sikap ibu Bagaimana ibu menyikapi kuesioner wawancara Rata – Rasio


muda pre segala sesuatu tentang rata
test persiapan menjadi calon ibu sikap
ibu
muda
sebelu
m
dilakuk
an
kelas
ibu
muda
inovasi
(26,17)

5 Sikap ibu Bagaimana ibu menyikapi kuesioner wawancara Rata – Rasio


muda segala sesuatu tentang rata
posttest persiapan menjadi calon ibu sikap
ibu
muda
sesudah
dilakuk
an
kelas
ibu
muda
inovasi
(32,58)

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


36

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pra eksperimen (pra

experimental design) dengan desain penelitian one group pretest and posttest

yaitu tanpa kelompok pembanding, tetapi paling tidak sudah dilakukan

observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-

perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen. Dalam penelitian ini

observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pretest/sebelum perlakuan dan

posttest/sesudah perlakuan.

O1 X O2

Gambar 4.1 one group Pre and posttest

Keterangan :

O1: Pengetahuan dan sikap sebelum kelas ibu muda inovasi (pre test)

X: Pemberian Inovasi kelas ibu muda inovasi (intervensi)

O2: Pengetahuan dan sikap sesudah inovasi kelas ibu muda inovasi (post test)

B. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

akan di generalisasikan dari hasil penelitiannya (Widiyanto,2012). Populasi

dapat dikelompokan dalam dua bagian yaitu populasi terjangkau dan

populasi target. Menurut Nursalam (2013) menjelaskan bahwa populasi

target adalah kumpulan dari karakteristik subjek penelitian yang akan ditarik

kesimpulannya secara eksplistit oleh peneliti,sedangkan populasi terjangkau

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


37

adalah kelompok subjek penelitian yang akan digunakan sebagai sumber

pengambilan sampel.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu muda yang ada di

wilayah puskesmas padang pasir yang berjumlah 12 orang.

b. Sampel

Sampel adalah seluruh dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

telah mewakili dari populasi (Wdiyanto, 2012). Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah total sampling artinya seluruh unit populasi akan

dijadikan sampel, maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 12

orang yang terdiri dari :

1) Ibu muda luar nikah 6 orang

2) Ibu muda nikah resmi 6 orang

Adapun kriteria inkulsi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu muda berusia dibawah 20 tahun.

2) Ibu muda yang sudah bersuami atau belum

3) Ibu muda yang hamil

4) Bersedia menjadi responden.

Adapun kriteria ekskulsi dalam penelitian ini adalah :

1) Ibu yang tidak mengalami depresi antepartum

2) Gangguan psikologis

C. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dalam wilayah kerja Puskesmas Padang Pasir

Kota Padang.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


38

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dan pengambilan data dilaksanakan mulai dari bulan

Februari tahun 2020 sampai dengan bulan Maret tahun 2020.

D. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan cara

menggunakan alat bantu kuisioner yang diisi langsung oleh responden ibu

muda saat pelaksanaan kelas ibu muda di Puskesmas Padang Pasir.

1. Data Primer

Data yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuisioner yang

diisi lansung oleh responden untuk mendapat data mengenai Tingkat

Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu dalam persiapan menjadi ibu.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian adalah tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti

sejak penelitia dimulai sampai penelitin terlaksana. Dalam penelitian ini,

prosedur yang dilalui peneliti adalah sebagai berikut:

1. Peneliti mengurus surat penelitian dari Institut Kesehatan Prima

Nusantara.

2. Peneliti mengurus surat penelitian ke pihak Dinas Kesehatan Kota Padang.

3. Dinas Kesehatan Kota Padang mengeluarkan surat penelitian untuk ke

Pusksmas Padang Pasir.

4. Puskesmas Padang Pasir memberikan surat izin untuk penelitian dan

pengumpulan data awal.

5. Pelaksanaan Penelitian

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


39

F. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Infomed Concent

Memberitahu responden tentang penelitian yang akan dilakukan yaitu

dengan meminta tanda tangan dan persetujuan reponden yang akan

diikutsertakan dalam penelitian di lembar persetujuan sebagai informed

concent dalam penelitian ini.

b. Pengambilan Data Awal (pretest)

Sebelum intervensi peneliti terlebih dahulu membagikan kuisoner

kepada resoponden untuk melihat pengetahuan dan sikap tentang

persiapan mengahadapi persalinan sebelum diberikan inovasi kelas ibu

hamil.

c. Intervensi

Memberikan intervensi berupa inovasi kelas ibu hamil.

d. Pengambilan Data Akhir (Post Test)

Sesudah intervensi peneliti membagikan kuisoner kembali kepada

resoponden untuk melihat pengetahuan dan sikap tentang persiapan

mengahadapi persalinan sesudah diberikan inovasi kelas ibu hamil.

G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Data yang telah didapat diperiksa kembali kelengkapannya, tidak ada

yang kosong semua telah terisi dengan lengkap.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


40

b. Pengkodean (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.

c. Memasukan Data (Entry)

Memasukan data responden kedalam program “software”computer

menggunakan program SPSS for window.

d. Membersihkan data (Cleanning)

Data yang telah dimasukan di cek kembali untuk memastikan data

tersebut telah bersih dari kesalahan.

e. Tabulasi (Tabulating)

Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan pentabulasian data

dengan membuat tabel rata-rata masing – masing variabel.

(Notoadmodjo, 2012).

2. Teknik Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat ini digunakan untuk mendiskripsikan

permasalahan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan intervensi

b. Analisa Bivariat

Dalam penelitian ini uji normalitas data yang digunkan adalah

Shapiro wilk (n < 50) jika data terdistribusi normal maka di lanjutkan

ke analisa data bivariat yaitu dianalisis dengan uji T- test paired dimana

nilai signifikan p value dari nilai α sebesar 0,05 dengan tingkat

kepercayaan 95%. Sedangkan jika data tidak terdistribusi nornal maka

dilanjutkan dengan uji non parametric yaitu uji wilcoxon.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


41

Dengan kriteria uji hipotesis yaitu apabila nilai p <0,05 maka

dikatakan terdapat pengaruh dan sebaliknya jika p > 0,05, maka

penelitian dikatakan tidak terdapat pengaruh.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


42

BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul “Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan Menjadi

Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020” dengan

jumlah sampel sebanyak 12 orang. Pengukuran dilakukan dengan dua cara

yaitu pretest dan posttest. Hasil penelitian tentang Bagaimana Efektivitas

Inovasi Kelas Ibu Muda Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap

Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang

Pasir Tahun 2020, diuraikan sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

a. Rata-rata pengetahuan calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda


inovasi
Tabel 5.2
Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas Ibu Muda
Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi


Variabel N Mean Min - Max 95% CI Std.
Deviation
Pengetahuan 12 11,42 8 - 16 9,74 – 13,10 2,644
sebelum

Berdasarkan tabel 5.2 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi

yaitu 11,42 dengan standar deviasi 2,644. Nilai minimum adalah 8 dan nilai

maksimum adalah 16 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan bahwa

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


43

95% diyakini rata-rata pengetahuan sebelum yaitu berkisar antara 9,74 –

13,10.

b. Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda


inovasi
Tabel 5.3
Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sesudah Diberikan Kelas Ibu Muda
Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Pengetahuan sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi


Variabel N Mean Min – Max 95% CI Std.
Deviation
Pengetahuan 12 16,75 13 – 20 15,19 – 18,21 2,454
Sesudah

Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata pengetahuan sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi

yaitu 16,75 dengan standar deviasi 2,454. Nilai minimum adalah 13 dan nilai

maksimum adalah 20 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan bahwa

95% diyakini rata-rata pengetahuan sesudah yaitu berkisar antara 15,19 –

18,21.

c. Rata-rata sikap calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi
Tabel 5.4
Rata-Rata Sikap Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas Ibu Muda Inovasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Sikap sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi


Variabel N Mean Min – Max 95% CI Std.
Deviation
Sikap Sebelum 12 26,17 21 – 30 24,35 – 27,98 2,855

Berdasarkan tabel 5.4 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata sikap sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


44

26,17 dengan standar deviasi 2,855. Nilai minimum adalah 21 dan nilai

maksimum adalah 30 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan bahwa

95% diyakini rata-rata sikap sebelum yaitu berkisar antara 24,35 – 27,98.

d. Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi
Tabel 5.5
Rata-Rata Pengetahuan Calon Ibu Sebelum Diberikan Kelas Ibu Muda
Inovasi Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Pengetahuan sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi


Variabel N Mean Min - Max 95% CI Std.
Deviation
Sikap sesudah 12 32,58 26 - 37 30,68 – 34,44 2,999

Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata sikap sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

32,58 dengan standar deviasi 2,999. Nilai minimum adalah 26 dan nilai

maksimum adalah 37 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan bahwa

95% diyakini rata-rata sikap sesudah yaitu berkisar antara 30,68 – 34,44.

2. Normalitas Data

Tabel 5.1
Uji Normalitas Shapiro-Wilk
Variabel P-Value
Pengetahuan sebelum 0,434
Pengetahuan sesudah 0,166
Sikap sebelum 0,297
Sikap sesudah 0,646

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu

muda inovasi yaitu p-value 0,434 (> 0,05) diasumsikan pengetahuan sebelum

terdistribusi normal, pengetahuan sesudah yaitu p-value 0,166 ( > 0,05)

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


45

diasumsikan pengetahuan sesudah terdistribusi normal. Sedangkan sikap

sebelum yaitu p-value 0,297 ( > 0,05) diasumsikan sikap sebelum terdistribusi

normal dan sikap sesudah yaitu p-value 0,646 (> 0,05) diasumsikan sikap

sesudah terdistribusi normal.

3. Hasil Bivariat

“Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan

Sikap Tentang Persiapan Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir Tahun 2020 dengan menggunakan uji T test Paired dan T test

Independen.

a. Efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap pengetahuan calon ibu


Tabel 5.6
Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi Terhadap Pengetahuan Calon Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Pengetahuan N Mean Standar Standar P Value


Error Deviasi
Sebelum 12 11,42 0,763 2,644
Sesudah 12 16,75 0,708 2,454 0,0001

. Berdasarkan tabel 5.6 hasil uji statistik paired t test didapatkan nilai p

value=0,0001 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas kelas

ibu muda inovasi terhadap peningkatan pengetahuan calon ibu di Wilayah

Kerja Puskesmas Padang Pasir.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


46

b. Efektivitas kelas ibu muda terhadap sikap calon ibu inovasi


Tabel 5.7
Efektivitas Inovasi Kelas Ibu Muda Terhadap sikap Calon Ibu
di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020

Sikap N Mean Standar Standar P Value


Error Deviasi
Sebelum 12 26,17 0,824 2,855
Sesudah 12 32,58 0,866 2,999 0,0001

Berdasarkan tabel 5.6 hasil uji statistik paired t test didapatkan nilai p

value=0,0001 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas kelas

ibu muda inovasi terhadap sikap calon ibu di Wilayah Kerja Puskesmas

Padang Pasir.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


47

BAB VI
PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat

1. Pengetahuan calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi

Berdasarkan tabel 5.2 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi

yaitu 11,42 dengan standar deviasi 2,644. Nilai minimum adalah 8 dan

nilai maksimum adalah 16 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan

bahwa 95% diyakini rata-rata pengetahuan sebelum yaitu berkisar antara

9,74 – 13,10.

Menurut teori pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan

sebagainya), dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Dewi dan Wawan, 2011).

Sedangkan sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isue (Wawan A & Dewi M, 2011).

Wawan A & Dewi M, sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang

masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2016) tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

pengetahuan sebelum yaitu 8,76 dengan standar deviasi 1,521.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


48

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anggraini (2017) tentang pengaruh kelas ibu muda terhadap

peningkatan pengetahuan dan sikap calon ibu didapatkan bahwa rata-rara

pengetahuan calon ibu sebelum diberikan inovasi kelas ibu muda yaitu

10,24.

Peneliti berasumsi bahwa, pengetahuan sangat penting dalam

kehidupan. Tingkat pengetahuan akan menggambarkan perilaku

seseorang, dalam penelitian ini terdapat sebagian ibu dengan tingkat

pengetahuan yang cukup. Sebagian besar pengetahuan erat kaitannya

dengan sikap dan perilaku, orang dengan pengetahuan yang baik atau

tinggi maka cenderung akan berperilaku positif sebaliknya jika seseorang

tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang rendah maka akan

melahirkan atau menimbulkan perilaku yang negatif. Ketika seseorang

memiliki pengetahuan yang baik maka dalam mengambil keputusan

mereka akan di memilih sesuatu yang benar.

2. Pengetahuan calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi

Berdasarkan tabel 5.3 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata pengetahuan sesudah diberikan kelas ibu muda

inovasi yaitu 16,75 dengan standar deviasi 2,454. Nilai minimum adalah

13 dan nilai maksimum adalah 20 dari hasil estimate interval dapat di

simpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata pengetahuan sesudah yaitu

berkisar antara 15,19 – 18,21.

Menurut teori hamil usia muda ternyata menjadi penyumbang

banyak kematian remaja perempuan di dunia. Remaja perempuan yang

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


49

melahirkan di bawah usia  dibawah 20 tahun, lima kali lebih berisiko

meninggal dalam proses persalinan dibanding wanita usia 20 tahun ke

atas. Hal ini dikarenakan tubuhnya secara umum belum siap untuk

menjalani proses persalinan, antara lain karena  Ketiadaan pelayanan

kesehatan yang memadai terkadang tidak memungkinkan ibu dan bayi

selamat dalam proses persalinan seperti ini. Apalagi kehamilan di bawah

umur memang lebih banyak terjadi pada kalangan masyarakat tingkat

ekonomi bawah.

Selain itu hamil diusia muda juga belum memiliki kematangan

dalam berfikit sehingga hal tersebut dapat memicu rendahnya

pengetahuan calon ibu tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan calon ibu muda yaitu dengan

melaksanakan inovasi kelas ibu muda

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2016) tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

pengetahuan sesudah yaitu 17,6 dengan standar deviasi 2,078.

Peneliti berasumsi bahwa, pengetahuan dalam menghadapi

kehamilan sangat penting karena jika ibu tidak mengetahui bagaimana

menjalani kehamilan dengan baik maka mereka akan lebih cenderung

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


50

mengalami masalah dalam kehamilan. Salah satu upaya untuk

meningkatkan pengetahuan ibu yaitu dengan melakukan kelas ibu muda

inovasi. Hal ini terbukti dari hasil dalam penelitian ini yang terjadi

peningkatan pengetahuan sesudah dilakukan kelas ibu muda inovasi.

Peningkatan pengetahuan terjadi karena adanya berbagai informasi yang

disampaikan pada saat pelaksanaan kelas ibu muda sehingga dapat

menambah pengetahuan ibu.

3. Sikap calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi

Berdasarkan tabel 5.4 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata sikap sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

26,17 dengan standar deviasi 2,855. Nilai minimum adalah 21 dan nilai

maksimum adalah 30 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan

bahwa 95% diyakini rata-rata sikap sebelum yaitu berkisar antara 24,35 –

27,98.

Menurut teori menyatakan bahwa sikap merupakan reaksi atau

respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus objek. Sikap

menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap

sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling

dekat. Sikap membuat seseorang menjauhi atau mendekati orang lain atau

objek. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi

sosial yang membahas nsur sikap baik sebagai individu maupun

sekelompok. Melalui sikap kita memahami yang mungkin dilakukan

individu dalam kehidupan sosialnya (Dewi & Wawan, 2011).

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


51

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2016) tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

sikap sebelum yaitu 28,54 dengan standar deviasi 2,651.

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini rata-rata sikap

sebelum diberikan inovasi kelas ibu muda adalah 26,17. Sikap seseorang

dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang salah satunya adalah pengaruh

orang lain yang di anggap penting. Pengaruh dari orang lain sangat

penting dalam kehidupan, seseorang akan cenderung bersikap positif

apabila orang atau lingkungan sekitarnya juga menunjukkan sikap positif.

Sebaliknya seseorang akan akan bersikap negatif apablia suasana disekitar

lingkungan nya juga mengarah ke sesuatu hal yang bisa memicu

seseorang bersikap negatif.

4. Sikap calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi

Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisis didapatkan bahwa dari 12

responden rata-rata sikap sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

32,58 dengan standar deviasi 2,999. Nilai minimum adalah 26 dan nilai

maksimum adalah 37 dari hasil estimate interval dapat di simpulkan

bahwa 95% diyakini rata-rata sikap sesudah yaitu berkisar antara 30,68 –

34,44.

Menurut teori untuk merubah sikap seseorang dibutuhkan

konseling kesehatan. Salah satu media penyuluhan adalah video ,media

video adalah salah satu bentuk media audio visual . Menurut Hamdani

(2011), media audio visual adalah media yang mengkombinasikan audio

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


52

dan visual atau penggabungan media pandang dan media dengar. Sehingga

semakin banyaknya pancaindera yang digunakan, semakin kuat dan jelas

pula pengetahuan dan informasi yang diperoleh karena salah satu indikator

keberhasilan penyuluhan adalah terjadinya penambahan atau peningkatkan

pengetahuan yang mendukung terjadinya perubahan perilaku dan sikap

yang lebih baik.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2016) tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

sikap sesudah yaitu 38,91 dengan standar deviasi 1,076.

Peneliti berasumsi bahwa, pada penelitian ini setelah dilakukan

kelas ibu muda inovasi terjadi perubahan sikap kearah yang lebih positif.

Hal ini terjadi karena kelas ibu muda inovasi tersebut dapat memberikan

informasi kepada ibu sehingga dapat memicu ibu lebih mempedulikan

kesehatan ke arah yang lebih positif, karena tujuan dari kelas ibu muda

inovasi yaitu merubah perilaku ibu menjadi lebih baik.

B. Analisa Bivariat

1. Efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap pengetahuan calon ibu

Berdasarkan tabel 5.6 hasil uji statistik paired t test didapatkan

nilai p value=0,002 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat

efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap peningkatan pengetahuan

calon ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir.

Kelas Ibu Muda (KIM) adalah sarana untuk belajar bersama

tentang kesehatan bagi ibu muda, dalam bentuk tatap muka dalam

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


53

kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,

perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos seputar kehamilan,

penyakit menular dan akte kelahiran bayi (Kemenkes, 2012). Pengetahuan

pola pikir serta keyakinan memegang peran penting dalam menentukan

sikap seseorang, sehingga pengetahuan yang baik akan menghasilkan

sikap yang positif pada seseorang (Notoatmodjo, 2013).

Menurut teori salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan calon ibu yaitu dengan melakukan inovasi

kelas ibu muda. Kegiatan Kelas Ibu Muda merupakan salah satu kegiatan

yang mendapat perhatian khusus dari Dinas Kesehatan Kota Padang yang

dilakukan oleh Puskesmas Padang Pasir dan masuk ke nominasi 40 besar

inovasi pelayanan publik di Indonesia. Melalui kegiatan Kelas Ibu Muda,

ibu muda mendapatkan pembelajaran yang lebih ter arah dan mendukung

upaya kemandirian ibu dalam perawatan kehamilan, persalinan dan

perawatan bayi sehingga ibu mampu menentukan sikap berkenaan dengan

hak reproduksinya secara mandiri yang diberikan oleh tenaga bidan di

Puskesmas Padang Pasir.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

pengetahuan sebelum 8,76 sedangkan setelah dilakukan kelas ibu muda

meningkat menjadi 17,6. Hasil uji statistik pada variabel pengetahuan

didapatkan nilai p value 0,011 maka dapat disimpulkan ada efektivitas

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


54

kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dalam menghadapi

menjadi seorang ibu.

Peneliti berasumsi bahwa, terjadi peningkatan pengetahuan setelah

dilaksanakan kelas ibu muda. Hal ini di picu karena salah satu tujuan

diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu untuk meningkatkan pengetahuan.

Sehingga dengan diadakan kelas ibu muda inovasi maka pengetahuan

menjadi tinggi. Rata-rata tingkat pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu

muda inovasi adalah 11,42, sedangkan sesudah diberikan kelas ibu muda

inovasi meningkat menjadi 16,75. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa

tujuan dari kelas ibu muda inovasi tersebut tercapai yaitu salah satunya

adalah meningkatkan pengetahuan seseorang.

2. Efektivitas kelas ibu muda inovasi peningkatan sikap calon ibu

Berdasarkan tabel 5.6 hasil uji statistik paired t test didapatkan nilai

p value=0,0001 (p < 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas

kelas ibu muda inovasi terhadap sikap calon ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Padang Pasir.

Menurut teori salah satu yang dapat dilakukan untuk merubah sikap

seseorang menjadi lebih positif adalah dengan melakukan inovasi kelas

ibu muda. Kelas Ibu Muda (KIM) adalah sarana untuk belajar bersama

tentang kesehatan bagi ibu muda, dalam bentuk tatap muka dalam

kelompok. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,

perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos seputar kehamilan,

penyakit menular dan akte kelahiran bayi (Kemenkes, 2012). Pengetahuan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


55

pola pikir serta keyakinan memegang peran penting dalam menentukan

sikap seseorang, sehingga pengetahuan yang baik akan menghasilkan

sikap yang positif pada seseorang (Notoatmodjo, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wati (2016) tentang

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

ibu dalam menghadapi menjadi seorang ibu didapatkan bahwa rata-rata

sikap sebelum yaitu 28,54 dengan standar deviasi 2,651 dan sesudah yaitu

38,91 dengan standar deviasi 1,076. Hasil uji statistik didapatkan ada

efektivitas kelas ibu muda terhadap peningkatan sikap ibu dalam

menghadapi menjadi seorang ibu dengan nilai p value = 0,003.

Peneliti berasumsi bahwa, dalam penelitian ini terdapat efektivitas

kelas ibu muda inovasi terhadap sikap calon ibu, dimana setelah

dilaksanakan kelas ibu muda inovasi sikap ibu menjadi lebih positif dalam

mempersiapkan diri menjadi calon ibu. Hal ini terjadi karena salah satu

tujuan dari kelas ibu muda inovasi yaitu merubah sikap seseorang, hal

tersebut telah dibuktikan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa

setelah dilakukan kelas ibu muda terjadi peningkatan skor sikap ibu dan

mengarah menjadi positif.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


56

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Rata-rata pengetahuan sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

11,42 dengan standar deviasi 2,644.

2. Rata-rata pengetahuan sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu

16,75 dengan standar deviasi 2,454.

3. Rata-rata sikap sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu 26,17

dengan standar deviasi 2,855.

4. Rata-rata sikap sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi yaitu 32,58

dengan standar deviasi 2,999.

5. Terdapat efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap peningkatan

pengetahuan calon ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir dengan

nilai value=0,0001 (p < 0,05).

6. Terdapat efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap sikap calon ibu di

Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir dengan nilai value=0,0001 (p <

0,05).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian maka

peneliti dapat merekomendasikan beberapa saran :

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


57

1. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat sebagai pengembangan

kemampuan dalam menerapkan ilmu yang penulis dapat di bangku

perkuliahan.

2. Bagi Puskesmas Padang Pasir

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan masukan bagi

insitusi pelayanan kesehatan tentang kebijakan puskesmas dalam

pelaksanaan kelas ibu muda inovasi terhadap perubahan prilaku dan

peningkatan pengetahuan tentang persiapan menjadi calon ibu.

3. Bagi Instusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmiah di insitusi

pendidikan Prima Nusantara Bukitinggi tentang bagaimana cara

meningkatan pengetahuan ibu muda dalam mempersiapkan diri sebagai

calon ibu.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran bagi peneliti

selanjutnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu dalam

mempersiapkan diri sebagai calon ibu serta diharapkan peneliti selanjutnya

dapat meneliti faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu

dalam mempersiapkan diri sebagai calon ibu.

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


58

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti dan Rachmawati. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Riset


Keperawatan. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

AIPMNH (Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health).


2010. Faktor Risiko Kematian Neonatal Di Provinsi Nusa Tenggara
Timur: A Matched Case-Control Study. Australian AID

Bungin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada

Dinkes Sumbar 2012. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Padang. Dinkes
Sumbar

Dinkes Sumbar. 2003.Buku Pedoman Kelas Ibu. Padang. Dinkes Sumbar

Dinkes Sumbar. 2017. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun 2016.
Padang. Dinkes Sumbar

Dwinanda, AR. 2015. Hubungan Antara Pendidikan Ibu Dan Pengetahuan


Responden Dengan Pernikahan Usia Dini. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas. Oktober 2015 - Maret 2016 | Vol. 10, No. 1, Hal. 76-81

Febriana dan Azinar. 2016. Model Kelas Ibu Hamil Untuk Pemetaan Risiko
Kehamilan Dan Pencegahan Komplikasi Persalinan. ABDIMAS Vol. 20
No. 1, Juni 2016

Hariyani, F. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan di Usia


Dini dengan Kesehatan Reproduksi di Puskesmas Remaja Kota
Samarinda. Mahakam Midwifery Journal. Vil. 1 No. 1, Mei 2016, Hal 28
– 37

Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta. Kemenkes
RI

______. 2017. Profil Kesehatan RI Tahun 2016. Jakarta. Kemenkes RI

______. 2013. Pedoman Umum Manajemen Kelas Ibu. Jakarta. Kemenkes RI

______. 2018. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi


Calon Pengantin. Jakarta. Kemenkes RI

Manuaba, IG. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk


Pendidikan Bidan. Jakarta. EGC

Mubasyaroh. 2016. Analisis Faktor Penyebab Pernikahan Dini Dan Dampaknya


Bagi Pelakunya. YUDISIA, Vol. 7, No. 2, Desember 2016

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Muninjaya, G. 2012. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta. EGC

Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka


Cipta

Puskesmas Padang Pasir. 2017. Data Kematian Bayi di Puskesmas Padang Pasir

Puskesmas Padang Pasir. 2018. Leaflet Pelaksanaan Kelas Ibu Muda.

Salmah, S. 2016. Pernikahan Dini Ditinjau Dari Sudut Pandang Sosial Dan
Pendidikan. Jurnal Ilmu dan Teknik Dakwah Vol. 04 No. 07 Januari-Juni
2016

Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-dasar Medode Penelitian Klinis. Jakarta. Sagung


Seto

Simatupang, EJ. 2008. Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta. EGC

Sumbulah dan Jannah. 2012. Pernikahan Dini Dan Implikasinya Terhadap


Kehidupan Keluarga Pada Masyarakat Madura (Perspektif Hukum Dan
Gender). Jurnal Kesetaraan dan Keadilan Gender, Volume VII No. 1
Januari 2012, hlm. 83-101

Wahyuningsih, E dan Rohmawati, W. 2018. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil


Pertemuan Ke II Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdowo. The 7th
University Research Colloqium 2018. STIKES PKU Muhammadiyah
Surakarta

Winkjosastro. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina. Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


GHANT CHART PENELITIAN

EFEKTIVITAS KELAS IBU MUDA INOVASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG
PERSIAPAN MENJADI CALON IBU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG PASIR
TAHUN 2020

Des'19 Jan'20 Febt'20 Maret'20 April'20 Mei'20 Juni'20


NO KEGIATAN
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 ACC JUDUL
2 KONSULTASI PROPOSAL
3 SEMINAR PROPOSAL
4 PERBAIKAN PROPOSAL
5 PENGUMPULAN DATA
6 PENGOLAHAN DATA
7 PENYUSUNAN SKRIPSI
8 KONSULTASI SKRIPSI
9 UJIAN SIDANG SKRIPSI

Pembimbing Penulis

Rulfia Desi Maria, S.SiT, M.Keb Rohendrya Yesmita

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Lampiran

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth :
Calon Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Institut
Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
bermaksud mengadakan penelitian:
Nama : Rohendrya Yesmita
Nim : 181012115301295
Alamat : Bukittinggi
Melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Kelas Ibu Muda Inovasi

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persiapan

Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun

2020”. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka saya mohon kesediaan Ibu

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan data

ibu yang sudah merupakan kode etik penelitian. Atas kesediaan dan bantuan

ibu-ibu, saya ucapkan terima kasih.

Bukittinggi,........................2020
Peneliti

Rohendrya Yesmita

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Lampiran

LEMBARAN PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)

Setelah membaca dan memahami maksud peneliti diatas, saya bersedia


menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudara :

Nama : Rohendrya Yesmita


Nim : 181012115301295
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Kelas Ibu Muda
Inovasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Tentang Persiapan
Menjadi Calon Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Pasir Tahun 2020”.
Informasi dan data yang saya berikan adalah benar sesuai dengan kenyataan dari
persetujuan saya.
Demikianlah persetujuan ini saya tangani dengan sukarela tanpa paksaan
dan tekanan dari siapapun.

Bukittinggi,..........................2020
Saksi Responden

( ………………. ) ( ………………… )

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


KISI-KISI KUESIONER

Kisi-kisi kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

No Bagian KIA Jawaban Skor

1 Soal 1 A 1
2 Soal 2 B 1
3 Soal 3 A 1
4 Soal 4 C 1
5 Soal 5 A 1
6 Soal 6 C 1
7 Soal 7 A 1
8 Soal 8 A 1
9 Soal 9 A 1
10 Soal 10 C 1

No Bagian OBGYEN Jawaban Skor

1 Soal 1 A 1
2 Soal 2 C 1
3 Soal 3 B 1
4 Soal 4 B 1
5 Soal 5 C 1
6 Soal 6 B 1
7 Soal 7 A 1
8 Soal 8 A 1
9 Soal 9 C 1
10 Soal 10 A 1

No Bagian KUA Nomor Jumlah Keterangan


Pertanyaan Soal
1 SS: Sangat Setuju (4) 1 - 10 10 Positif (+)
S : Setuju (3)
TS : Tidak Setuju (2)
STS: Sangat Tidak Setuju (1)

KUESIONER

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Baca dengan teliti sebelum menjawab pertanyaan.
2. Jawab kuesioner dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan apa adanya
sesuai dengan apa yang anda ketahui.
3. Isi dengan menggunakan tulisan pada karakteristik responden.
4. Beri tanda () pada kolom jawaban untuk menjawab pertanyaan.

B. Data Umum
Karakteristik Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan Terakhir :

: SD
: SMP
: SMA
: Perguruan Tinggi

4. Jumlah anak :

C. Pertanyaan

Apakah pekerjaan ibu?

: Guru
: Berdagang
: Perawat/Bidan
: Petani
: Wiraswasta
: Ibu Rumah Tangga

BAGIAN KIA

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


1. Buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi
baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi cara memelihara dan
merawat kesehatan ibu dan anak, adalah pengertian dari….
a. Buku KIA
b. Buku KB
c. Buku P4K

2. Apakah warna buku KIA


a. Merah
b. Pink
c. Biru

3. Apa kepanjangan P4K ?


a. Perencanaan pertolongan persalinan dan pencegahan komplikasi
b. Program pemerintah untuk anak remaja
c. Program pemerintah untuk lansia

4. Stiker P4K distempel di…


a. Posyandu
b. Rumah kader
c. Rumah ibu hamil

5. Berapa kali minimal periksa hamil pada tenaga kesehatan selama kehamilan?
a. 4 kali
b. 3 kali
c. 2 kali

6. Yang dijelaskan didalam buku KIA adalah tentang kecuali…


a. Kesehatan ibu hamil
b. Kesehatan ibu bersalin
c. Kesehatan remaja

7. Meningkatkan kualitas KIA adalah

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


a. Tujuan penggunaan buku KIA
b. Tujuan penggunaan buku KB
c. Tujuan penggunaan buku P4K

8. Periksa kehami;an secara rutin adalah pelayanan yang diberikan kepada…


a. Ibu hamil
b. Ibu bersalin
c. Ibu menyusui

9. Imuniasi yang diberikan kepada wanita yang menjadi calon pengantin adalah…
a. TT catin
b. BCG
c. Polio

10. Perawatah sehari-hari pada ibu hamil adalah kecuali…


a. Istirahat cukup
b. Makan makanan bergizi
c. Tidak boleh berolah raga

BAGIAN OBGYEN

1. Dibawah ini yang merupakan tanda gejala masalah dalam kehamilan,


kecuali?
a. Susah Tidur
b. Hipertensi
c. Pandangan kabur

2. Berapa nilai Hb yang baik dalam kehamilan?


a. > 7 gram%
b. 7 – 10 gr%
c. ≥ 11 gram%

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


3. Selama kehamilan berapa butir tablet Fe yang harus di konsumsi Ibu?
a. 30- 60 butir
b. 90 butir
c. 70 – 80 butir

4. Hipertensi dalam kehamilan yang disertai dengan protein urine di sebut


dengan?
a. Hipertensi Gastosional
b. Preeklampsia
c. Hipertensi Kronik

5. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan Trimester III tanpa disertai rasa
sakit disebut dengan?
a. Preeklampsi
b. Abortus
c. Plasenta Previa

6. Kekurangan zat besi dalam kehamilan dapat menyebabkan?


a. Hipertensi
b. Anemia
c. Preeklampsia

7. Pandangan berkunang-kunang merupakan tanda gejala dari?


a. Preeklampsi
b. Anemia
c. Plasenta Previa

8. Darah padah kasus plasenta previa adalah?


a. Merah segar
b. Bergumpal
c. Merah Kehitaman

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


9. Salah satu tanda dari preeklampsia adalah?
a. Kelelahan
b. Insomnia
c. Pandangan Kabur dan Oedema Ekstremitas

10. Tanda dan gejala ibu mengalami kekurangan energi kronik (KEK) adalah?
a. Lila < 23,5 cm
b. Lila > 23,5
c. Kurus dan mudah lelah

BAGIAN KUA
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No Daftar Pernyataan SS S TS STS

1. Hubungan antara suami istri harus atas dasar saling


membutuhkan

2. Suami istri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang


secara sosial dianggap patut

3. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing


kewajiban dengan didasari keyakinan bahwa
menjalankan kewajiban itu merupakan perinta Allah

4. Pilih pasangan yang saleh dan shalehah yang taat


menjalankan perintah allah dan sunnah rasullah

5. Pilihlah pasangan yang mengutamakan keamann dan


ketakwaan dari pada kecantikan

6. Pilihlah pasangan yang terjaga keluarga dan nasabnya

7. Suami berusaha menjalankan kewajiban sebagai suami


istri dengan dorongan iman, cinta dan ibadah

8. Berkimitmen dalam menempuh perjalanan rumah


tangga untuk selalu bersama mengarungi badai dan
gelombang kehidupan

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


No Daftar Pernyataan SS S TS STS

9. Suami istri selalu memohon kepada Allah agar


diberikan keluarga yang sakinah, mawaddah dan
warahmah

10 Suami istri mengajak istri dan anak melakukan


intropeksi diri untuk melakukan perbaikan dimasa
yang akan datang

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


MASTER TABEL
Tingkat Pengetahuan Sebelum Bagian KIA Pengetahuan Sebelum Bagian Obgyn Pengetahuan Sesudah Sikap Sebelum Sikap Sesudah
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor

Ibu muda luar nikah


1 NM 19 SMA Swasta 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 1 2 1 3 2 2 3 3 3 1 21 3 4 2 3 4 2 3 3 3 2 29
2 KM 19 SD IRT 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 12 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 13 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 29 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 32
3 GN 19 SMA IRT 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 8 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 1 4 2 1 4 2 2 3 1 2 22 3 4 3 2 4 3 4 3 4 3 33
4 DE 19 SMA Swasta 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31
5 R 19 SMA IRT 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 4 2 2 4 2 2 2 2 1 4 25 4 2 2 4 2 2 4 4 4 4 32
6 EDR 18 SMP Swasta 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 8 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 26 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 26
7 SEA 19 SMA IRT 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 4 2 2 4 2 2 1 4 2 4 27 4 3 2 4 3 2 3 4 4 4 33
8 SS 19 SMP Swasta 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 30 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 37
9 WW 18 SMA IRT 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 1 1 4 1 1 4 4 1 3 3 23 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 36
10 DE 19 SMP IRT 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 12 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 2 2 3 2 2 3 3 4 3 4 28 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33
11 DG 19 SMP IRT 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 34
12 SAS 18 SMP IRT 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 3 2 3 3 2 3 4 4 1 2 27 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 35
Mean = 11.42 Mean = 16.75 Mean = 26.1667 Mean = 32.5833

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


ANALISA UNIVARIAT

1. Rata-rata pengetahuan calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda


inovasi

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata-rata pengetahuan
calon ibu sebelum
12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
diberikan inovasi kelas
ibu muda

Descriptives

Statistic Std. Error


Rata-rata pengetahuan Mean 11.42 .763
calon ibu sebelum 95% Confidence Lower Bound 9.74
diberikan inovasi kelas Interval for Mean Upper Bound
ibu muda 13.10

5% Trimmed Mean 11.35


Median 11.50
Variance 6.992
Std. Deviation 2.644
Minimum 8
Maximum 16
Range 8
Interquartile Range 5
Skewness .165 .637
Kurtosis -.708 1.232

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rata-rata pengetahuan
calon ibu sebelum
.152 12 .200* .935 12 .434
diberikan inovasi kelas
ibu muda
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Histogram

3
Frequency

Mean =11.42
Std. Dev. =2.644
0 N =12
8 10 12 14 16
Rata-rata pengetahuan calon ibu sebelumdiberikan
inovasi kelas ibu muda

Normal Q-QPlot of Rata-rata pengetahuan calon ibu sebelumdiberikan


inovasi kelas ibu muda

1.5

1.0
Expected Norm al

0.5

0.0

-0.5

-1.0

-1.5

8 10 12 14 16
Observed Value

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


16

14

12

10

Rata-rata pengetahuan calon ibu sebelumdiberikan inovasi kelas ibu muda

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


2. Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda
inovasi

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata-rata pengetahuan
calon ibu sesudah
12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
diberikan inovasi kelas
ibu muda

Descriptives

Statistic Std. Error


Rata-rata pengetahuan Mean 16.75 .708
calon ibu sesudah 95% Confidence Lower Bound 15.19
diberikan inovasi kelas Interval for Mean Upper Bound
ibu muda 18.31

5% Trimmed Mean 16.78


Median 17.00
Variance 6.023
Std. Deviation 2.454
Minimum 13
Maximum 20
Range 7
Interquartile Range 5
Skewness -.451 .637
Kurtosis -1.197 1.232

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rata-rata pengetahuan
calon ibu sesudah
.207 12 .164 .901 12 .166
diberikan inovasi kelas
ibu muda
a. Lilliefors Significance Correction

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Histogram

2
Frequency

Mean =16.75
Std. Dev. =2.454
0 N =12
14 16 18 20
Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

Normal Q-QPlot of Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan


inovasi kelas ibu muda

1.5

1.0
Expected Normal

0.5

0.0

-0.5

-1.0

-1.5

12 14 16 18 20 22
Observed Value

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Detrended Normal Q-QPlot of Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah
diberikan inovasi kelas ibu muda

0.2
Dev from Normal

0.0

-0.2

-0.4

14 16 18 20
Observed Value

20

18

16

14

Rata-rata pengetahuan calon ibu sesudah diberikan inovasi kelas ibu muda

3. Rata-rata sikap calon ibu sebelum diberikan kelas ibu muda inovasi

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata-rata sikap calon
ibu sebelum diberikan 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
inovasi kelas ibu muda

Descriptives

Statistic Std. Error


Rata-rata sikap calon Mean 26.17 .824
ibu sebelum diberikan 95% Confidence Lower Bound 24.35
inovasi kelas ibu muda Interval for Mean Upper Bound
27.98

5% Trimmed Mean 26.24


Median 27.00
Variance 8.152
Std. Deviation 2.855
Minimum 21
Maximum 30
Range 9
Interquartile Range 5
Skewness -.679 .637
Kurtosis -.638 1.232

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rata-rata sikap calon
ibu sebelum diberikan .198 12 .200* .921 12 .297
inovasi kelas ibu muda
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Histogram

2
Frequency

Mean =26.17
Std. Dev. =2.855
0 N =12
20 22 24 26 28 30
Rata-rata sikap calon ibu sebelumdiberikan inovasi kelas
ibu muda

Normal Q-QPlot of Rata-rata sikap calon ibu sebelumdiberikan inovasi kelas


ibu muda

1.5

1.0
Expected Normal

0.5

0.0

-0.5

-1.0

-1.5

20 22 24 26 28 30 32
Observed Value

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Detrended Normal Q-QPlot of Rata-rata sikap calon ibu sebelumdiberikan
inovasi kelas ibu muda

0.4

0.2
Dev from Normal

0.0

-0.2

-0.4

-0.6

20 22 24 26 28 30
Observed Value

30

28

26

24

22

20

Rata-rata sikap calon ibu sebelumdiberikan inovasi kelas ibu muda

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


4. Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan kelas ibu muda inovasi

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Rata-rata sikap calon
ibu sesudah diberikan 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%
inovasi kelas ibu muda

Descriptives

Statistic Std. Error


Rata-rata sikap calon Mean 32.58 .866
ibu sesudah diberikan 95% Confidence Lower Bound 30.68
inovasi kelas ibu muda Interval for Mean Upper Bound
34.49

5% Trimmed Mean 32.70


Median 33.00
Variance 8.992
Std. Deviation 2.999
Minimum 26
Maximum 37
Range 11
Interquartile Range 4
Skewness -.779 .637
Kurtosis 1.043 1.232

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Rata-rata sikap calon
ibu sesudah diberikan .173 12 .200* .951 12 .649
inovasi kelas ibu muda
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Histogram

4
Frequency

Mean =32.58
Std. Dev. =2.999
0 N=12
27.5 30 32.5 35 37.5
Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan inovasi kelas
ibu muda

Normal Q-QPlot of Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan inovasi kelas
ibu muda

1.5

1.0
Expected N orm al

0.5

0.0

-0.5

-1.0

-1.5

27.5 30.0 32.5 35.0 37.5


Observed Value

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Detrended Normal Q-QPlot of Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

0.25
Dev from Normal

0.00

-0.25

-0.50

-0.75

27.5 30.0 32.5 35.0 37.5


Observed Value

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


37.5

35

32.5

30

27.5

Rata-rata sikap calon ibu sesudah diberikan inovasi kelas ibu muda
ANALIS
A BIVARIAT

1. Efektivitas kelas ibu muda inovasi terhadap pengetahuan calon ibu


Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Rata-rata pengetahuan
1 calon ibu sebelum
11.42 12 2.644 .763
diberikan inovasi kelas
ibu muda
Rata-rata pengetahuan
calon ibu sesudah
16.75 12 2.454 .708
diberikan inovasi kelas
ibu muda

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Rata-rata pengetahuan
1 calon ibu sebelum
diberikan inovasi kelas
ibu muda & Rata-rata 12 .774 .003
pengetahuan calon ibu
sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Rata-rata pengetahuan
1 calon ibu sebelum
diberikan inovasi kelas
ibu muda - Rata-rata -5.333 1.723 .497 -6.428 -4.238 -10.721 11 .000
pengetahuan calon ibu
sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

2. Efektivitas inovasi kelas ibu muda terhadap sikap calon ibu


Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair Rata-rata sikap calon
1 ibu sebelum diberikan 26.17 12 2.855 .824
inovasi kelas ibu muda
Rata-rata sikap calon
ibu sesudah diberikan 32.58 12 2.999 .866
inovasi kelas ibu muda

Paired Sam ples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Rata-rata sikap calon
1 ibu sebelum diberikan
inovasi kelas ibu muda
12 .274 .388
& Rata-rata sikap calon
ibu sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

Paired Samples Test

Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Error Difference
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair Rata-rata sikap calon
1 ibu sebelum diberikan
inovasi kelas ibu muda
-6.417 3.528 1.018 -8.658 -4.175 -6.300 11 .000
- Rata-rata sikap calon
ibu sesudah diberikan
inovasi kelas ibu muda

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DOKUMENTASI PENELITIAN HARI PERTAMA

Responden mengambil absen

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Memberikan penyuluhan pada kelas ibu muda

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


RESPONDEN MENDENGARKAN PENYULUHAN

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


RESPONDEN MENGISI KUESIONER PENELITIAN

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


FOTO BERSAMA

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


DOKUMENTASI PENELITIAN HARI KEDUA

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DOKUMENTASI PENELITIAN HARI KETIGA

Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi


Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi

Anda mungkin juga menyukai