Anda di halaman 1dari 8

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

OLEH
NAMA : WIDAYANTI SUKAN
KELAS : 3H
NPM : 143015C19092

PROGRAM STUDI MANAJEMEN 


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) MAH-EISA
MANOKWARI
1. klasifikasi perusahaan jasa dimanokwari

Perusahaan manapun pasti didalamnya terjadi aktivitas pengelolaan keuangan. Karena selama
urusan bisnis tetap berjalan, arus keuangan akan terus mengalir masuk atau keluar. Salah satu
juga yang pasti muncul adalah biaya, entah itu untuk kebutuhan produksi, manajemen SDM,
pemasaran dan sebagainya. 

Ketika kita membicarakan soal biaya dalam perusahaan, terdapat beberapa klasifikasi khusus.
Bagian akuntan tak boleh secara asal-asalan membuat kategori sendiri ketika membuat laporan
keuangan. Itulah mengapa artikel ini secara khusus membahas tentang cara membuat klasifikasi
biaya dalam pengelolaan keuangan. Supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pencatatan arus
keuangan, sehingga berdampak buruk pada perusahaan. 

Fungsi Klasifikasi Biaya 


Perlu dipahami dulu bahwa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya disini adalah
mengelompokkan biaya-biaya dalam pengelolaan keuangan perusahaan, berdasarkan dari tujuan
informasi biaya. Salah jika ada yang mengatakan bahwa hal ini membuat pengelolaan jadi lebih
rumit. Justru dengan pengelompokkan yang sudah diatur sejak awal, memudahkan proses
pembuatan laporan keuangan. 
Ada dua fungsi dilakukannya klasifikasi biaya dalam perusahaan, yaitu :

1. Perencanaan dan Pengendalian Biaya 


Sudah menjadi tugas seorang manajer untuk membuat perencanaan bisnis, salah satu didalamnya
juga membuat rencana anggaran aktivitas periode berikutnya. Ia lakukan itu dengan
menggunakan data biaya periode sebelumnya dan analisa peluang faktor lain yang mungkin juga
berpengaruh. 
Itulah mengapa pencatatan biaya menjadi sangat penting akurasinya. Karena akan menjadi
pijakan untuk manajer menentukan strategi kedepannya. Selain juga hal itu memudahkan
manajer untuk melakukan pengawasan, memastikan tak ada selisih, sehingga harga pasar tetap
seimbang. 

2. Penentuan Harga Pokok 


Selain untuk kebutuhan planning, klasifikasi biaya juga berfungsi untuk proses penentuan harga
pokok produk perusahaan. Supaya bisa tetap mendapatkan keuntungan sesuai harapan, maka
setiap biaya yang ada harus turut diperhitungkan. Hal itu pun bisa membuat harga tetap
proporsional, tidak memberatkan konsumen tapi juga tak merugikan perusahaan. 
Jadi, semua biaya yang tercatat, nantinya akan digolongkan menurut kelompoknya, kemudian
dimonitor untuk memastikan tak ada selisih, untuk selanjutnya direkapitulasi. Sehingga lebih
mudah bagi manajer untuk membacanya ketika proses analisa. Bayangkan saja betapa rumitnya
jika manajer harus mencari satu persatu seluruh biaya selama satu periode dalam catatan buku
akuntan. 

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas Perusahaan


Secara umum dalam perusahaan apapun aktivitasnya terbagi menjadi empat bidang yaitu
produksi, pemasaran, administrasi dan keuangan. Dari kelompok tersebut, berikut klasifikasi
biaya berdasarkan aktivitas perusahaan :

1. Biaya pemasaran
Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya untuk proses penjualan, penyimpanan produk jadi,
periklanan, kredit untuk pelanggan, administrasi dalam penjualan, pengemasan dan distribusi
produk. 

2. Biaya Produksi 
Termasuk dalam kelompok ini adalah biaya untuk membeli bahan baku, biaya tenaga kerja
bidang produksi dan biaya overhead pabrik seperti biaya penyusutan aktiva tetap, pemeliharaan
alat produksi, biaya listrik, air, asuransi dan lain-lainnya. 

3. Biaya Keuangan 
Biaya yang termasuk kelompok ini adalah seluruh biaya dari aktivitas pelaksanaan kerja bagian
keuangan, misalkan biaya untuk mendapatkan modal dan bunga pinjaman modal. 

4. Biaya Administrasi dan Umum


Jelas saja yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya untuk aktivitas bagian
administrasi dan umum, dari keseluruhan proses manajemen dalam perusahaan. 

Klasifikasi Berdasarkan Perubahan Aktivitas Produksi


Dalam aktivitas produksi perusahaan manapun, akan selalu ada peluang terjadinya perubahan
entah itu yang berkaitan dengan pengendalian ataupun perencanaan. Karenanya juga terdapat
klasifikasi biaya berdasarkan perubahan aktivitas dalam produksi berikut ini:

1. Biaya Variabel 
Volume produksi tentu bisa berubah-ubah antar periode, itupun yang akhirnya memunculkan
jenis biaya variabel, yakni biaya yang jumlahnya terus berubah. Satu yang bernilai konstan
dalam hal ini adalah biaya satuan. 

2. Biaya Tetap 
Ini adalah biaya yang akan selalu sama, terlepas dari aktivitas produksi perusahaan yang terus
dinamis. Biaya per satuannya berbanding terbalik dengan dinamika volume produksi. Jadi jika
volumenya rendah, biayanya tetap tinggi, atau volumenya tinggi biayanya tetap rendah dan
seterusnya. 

3. Biaya Semi Variabel 


Diistilahkan seperti itu karena biaya dalam kelompok ini jumlah totalnya berubah-ubah tapi hal
itu tidak sebanding. Misalkan kondisi dimana semakin besar volume produksi tapi semakin kecil
biaya satuannya atau sebaliknya. 

Klasifikasi Berdasarkan Objek yang Dibiayai 


Sedangkan untuk kategori ini, biaya dibagi menjadi dua macam yaitu Biaya Langsung dan
Biaya Tak Langsung. Berikut penjelasan lebih lengkapnya :

 Biaya Langsung 
Kelompok ini adalah biaya yang berhubungan secara langsung dengan objeknya. Misalkan
adalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. 

 Biaya Tak Langsung 


Sedangkan untuk kelompok ini adalah biaya yang tidak dapat diidentifikasi langsung dengan
objek maupun proses produksi. Contohnya adalah biaya listrik, biaya administrasi pabrik, biaya
penyusutan mesin, upah untuk mandor dan lainnya.

Sering juga penggolongan dilakukan lebih detail berdasarkan bagian yang terlibat dalam proses
produksi. Karena dengan begitu, perhitungan biaya untuk penentuan harga pokok menjadi lebih
teliti. Dari situ akhirnya muncul dua kelompok secara umum yaitu :

 Departemen Produksi 
Bagian yang terlibat secara langsung dengan aktivitas produksi barang ataupun jasa hingga
menjadi produk akhir yang siap dijual. 

 Departemen Jasa 
Termasuk dalam kelompok ini adalah bagian lain yang memberikan manfaat atau jasa bagi
departemen dalam perusahaan dan tak terlibat sama sekali dengan proses produksi. 

Klasifikasi Berdasarkan Pembiayaan Periode Akuntansi 


Ini adalah klasifikasi terakhir, dimana biaya dikelompokkan sesuai dengan periode akuntansi
ketika biaya itu dibebankan pada anggaran perusahaan. Berikut adalah kelompok biaya
berdasarkan periode akuntansi :

 Pengeluaran Penghasilan 
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang langsung digunakan dan
memberikan manfaat setelah dikeluarkan dan hanya dalam satu periode saja. Karenanya
kelompok biaya ini tidak bisa dikapitalisasi sebagai aktiva perusahaan. Contohnya adalah biaya
untuk overhead pabrik seperti biaya listrik, air, administrasi pabrik dan seterusnya. 

 Biaya Modal atau Investasi 


Sedangkan untuk biaya dalam kelompok ini, tidak langsung habis sekali pakai dan bisa
dikapitalisasi dalam harga perolehan aktiva. Karena biaya ini memberikan manfaat sampai
beberapa periode akuntansi mendatang. Contohnya adalah biaya untuk pembelian mesin pabrik
yang masa penyusutannya bisa mencapai lebih dari 5 tahun. 

2. klasifikasi industri

Klasifikasi industri yang digunakan dalam survei industri pengolahan adalah klasifikasi yang
berdasar kepada International Standard Industrial Classification of all Economic Activities
(ISIC) revisi 4 , yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia dengan nama Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2009.

Kode baku lapangan usaha suatu perusahaan industri ditentukan berdasarkan produksi utamanya,
yaitu jenis komoditi yang dihasilkan dengan nilai paling besar. Apabila suatu perusahaan industri
menghasilkan 2 jenis komoditi atau lebih dengan nilai yang sama maka produksi utama adalah
komoditi yang dihasilkan dengan kuantitas terbesar.

Golongan Pokok

1. Makanan
2. Minuman
3. Pengolahan tembakau
4. Tekstil
5. Pakaian jadi
6. Kulit, barang dari kulit dan alas kaki
7. Kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari
bambu, rotan dan sejenisnya
8. Kertas dan barang dari kertas
9. Pencetakan dan reproduksi media rekaman
10. Produk dari batu bara dan pengilangan minyak bumi
11. Bahan kimia dan barang dari bahan kimia
12. Farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional
13. Karet, barang dari karet dan plastik
14. Barang galian bukan logam
15. Logam dasar
16. Barang logam, bukan mesin dan peralatannya
17. Komputer, barang elektronik dan dan optik
18. Peralatan listrik
19. Mesin dan perlengkapan ytdl
20. Kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer
21. Alat angkutan lainnya
22. Furnitur
23. Pengolahan lainnya
24. Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan

 Jumlah Tenaga Kerja


Konsep dan Definisi

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik pekerja
yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar.

Pekerja Produksi adalah pekerja yang langsung bekerja dalam proses produksi atau berhubungan
dengan itu, termasuk pekerja yang langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin,
mencatat bahan baku yang digunakan dan barang yang dihasilkan.

Pekerja lainnya adalah pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi,
pekerja ini biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan, seperti manager (bukan produksi),
kepala personalia, skretaris, tukang ketik, penjaga malam, sopir perusahaan, dll.

 Nilai Tambah
Konsep dan Definisi

Nilai tambah adalah besarnya output dikurangi besarnya nilai input (biaya antara).

Metode Penghitungan:

NTB = Output-Input

 Produktifitas Tenaga Kerja


Konsep dan Definisi

Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan barang
produksi.

Metode Penghitungan:

Produktifitas TK = Output / Jumlah tenaga kerja yang dibayar.

Sumber Data : Survei Tahunan Perusahaan Industri Pengolahan Besar dan Sedang

 Komposisi Biaya Input


Konsep dan Definisi

Input atau biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang terdiri dari
biaya:

 Bahan Baku
Bahan baku adalah semua jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan dalam
proses produksi dan tidak termasuk: pembungkus, pengepak, pengikat barang jadi, bahan
bakar yang dipakai habis, perabot/ peralatan.

 Bahan bakar, tenaga listrik dan gas

Bahan bakar yang digunakan selama proses produksi yang berupa: bensin, solar, minyak
tanah, batubara dan lainnya.

 Sewa gedung, mesin dan alat-alat

 Jasa non industri

Jasa yang tidak berkaitan dengan proses produksi

Komposisi biaya input adalah persentase dari masing-masing komponen biaya input terhadap
biaya input.

 Komposisi Nilai Output


Konsep dan Definisi

Output adalah nilai keluaran yang dihasilkan dari proses kegiatan industri yang terdiri dari:

 Barang yang dihasilkan

Barang –barang yang dihasilkan dari proses produksi

 Tenaga listrik yang dijual

Tenaga listrik yang dibangkitkan sendiri oleh perusahaan dan sebagiannya dijual kepada
pihak lain.

 Jasa industri yang diterima dari pihak lain

Adalah kegiatan industri yang melayani keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan
baku disediakan oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan
pengolahannya dengan mendapat imbalan sejumlah uang atau barang sebagai balas jasa
(upah makloon).

 Selisih nilai stok barang setengah jadi

Selisih nilai stok barang setengah jadi akhir tahun dikurangi dengan stok awal tahun.

 Penerimaan lain dari jasa non industri


Komposisi nilai output adalah persentase dari masing-masing komponen nilai output
terhadap nilai output.

Anda mungkin juga menyukai