Anda di halaman 1dari 10

Indonesian Journal of Islamic Educational Management

p-ISSN: 2515-3610 | e-ISSN: 2615-4242


Vol. 2, No. 1, April 2019, Hal. 43-52

Sifat Empati Pemimpin Terhadap Bawahan Sebagai Kunci


Keberhasihan Kepemimpinan Dalam Sistem
Manajemen Pendidikan Islam
Sohiron1
Ahmad Syukri2
Kasful Anwar US3
1.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
sohiron@uin-suska.ac.id
2.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Jambi
3.
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Jambi

Abstrak

Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen pendidikan Islam.


Pemimpin sebagai penggerak staf yang ada di dalam organisasi
membutuhkan kompetensi yang mumpuni. Salah satu kompetensi yang
harus dimiliki adalah kompetensi sosial yang dicerminkan dari sifat empati
pimpinan terhadap bawahan dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya.
Sifat empati seorang pemimpin tercermin pada sifat pimpinan yang: 1).
mendengarkan pembicaraan bawahan dengan baik, artinya individu mampu
memberi perhatian dan menjadi pendengar yang baik dari segala
permasalahan yang di ungkapkan bawahan kepadanya; 2). menerima sudut
pandang bawahan, artinya pimpinan mampu memandang permasalahan dari
titik pandang bawahan sehingga pemimpin memiliki sifat toleransi dan
menerima perbedaan; 3). peka terhadap perasaan bawahan, artinya pimpinan
mampu membaca perasaan bawahan dari isyarat verbal dan non verbal
seperti nada bicara, ekspresi wajah, gerak-gerik dan bahasa tubuh lainnya.
Teori yang mendasari seorang pemimpin dalam menerapkan konsep empati
dalam kepemimpinan adalah kepemimpinan sifat (trait theory), teori
kepemimpinan situasi, dan teori kelompok.

Kata Kunci: Empati, Pemimpin dan Manajemen

A. Pendahuluan pengikut untuk mencapai tujuan,


mempengaruhi untuk memperbaiki
Kepemimpinan adalah
kelompok dan budayanya.
kemampuan seseorang mempengaruhi
Kepemimpinan adalah jabatan
dan memotivasi orang lain untuk
formal, yang menuntut untuk mendapat
melakukan sesuatu sesuai tujuan
fasilitas dan pelayanan dari konstituen
bersama. Kepemimpinan meliputi proses
yang seharusnya dilayani. Meskipun
mempengaruhi dalam menentukan
banyak di antara pemimpin yang ketika
tujuan organisasi, memotivasi perilaku
dilantik mengatakan bahwa jabatan

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019 | 43
adalah sebuah amanah, namun dalam besar maupun dalam kelompok kecil.
kenyataannya sedikit sekali atau bisa Hidup dalam kelompok tentulah
dikatakan hampir tidak ada pemimpin tidak mudah. Untuk menciptakan
yang sungguh-sungguh menerapkan kondisi kehidupan yang harmonis
kepemimpinan dari hati, yaitu anggota kelompok haruslah saling
kepemimpinan yang melayani dengan menghormati dan menghargai.
sikap empati yang dalam. Bahkan yang Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
perlu menjadi catatan saat ini adalah Hidup yang teratur adalah impian setiap
bagaimana seorang pemimpin harus insan. Menciptakan & menjaga
memiliki visi dalam membangun jiwa kehidupan yang harmonis adalah tugas
yang merdeka, mengubah cara pandang, manusia.
pikiran, sikap, dan perilaku seluruh Perwujudan prilaku kepala
rakyat sekaligus pemimpinnya agar sekolah sebagai seorang yang memiliki
berorientasi pada kemajuan dan hal-hal kompetensi sosial adalah berempati
yang modern, sehingga lembaga kepada bawahannya dalam pelaksanaan
pendidikan yang dipimpinnya dapat kepemimpinannya. Empati merupakan
berjalan secara kondusif dan produktif. sikap dari seorang individu untuk
Pertanyaan besar kemudian juga memahami orang lain dari sudut
muncul apakah para pemimpin lembaga pandangnya. Empati bagian dari
pendidikan Islam melihat dan merasakan kecerdasan emosi berupa kemampuan
kegalauan bawahan melalui protes dari mengenali perasaan diri kita sendiri dan
gejala-gelaja yang muncul seperti perasaan orang lain, kemapuan
ketidak disiplinan, tidak jujur, tidak memotivasi diri sendiri dan kemampuan
produktif, dan lain-lain. Fenomena ini mengelola emosi dengan baik pada diri
sesungguhnya menunjukan adaya gaya sendiri dan salam hubungannya dengan
pemimpin yang perlu disesuaikan orang lain.1
dengan kebutuhan bawahan, sehingga Dengan demikian seorang kepala
memiliki sifat-sifat kepemimpinan yang sekolah sebagai pemimpin dalam
produktif diantaranya sikap empati menjalankan tugas harus memiliki
kepada karyawan. empati yang tinggi, selalu berusaha
Menurut Peraturan Menteri untuk memahami pikiran dan perasaan
Pendidikan Nasional No. 13 tahun 2007 para gurunya, ketika mereka mengalami
tentang Standar Kepala kesulitan dalam kegiatan pendidikan
Sekolah/Madrasah dijelaskan bahwa maka kepala sekolah berusaha
Standar Kompetensi Kepala sekolah melepaskannya dari kesulitan yang
terdiri dari: (1) kepribadian; (2) manajer; mereka alami sesuai dengan tingkatan
(3) kewirausahaan; (4) supervisor; (5) kesulitan yang dialaminya. Tindakan ini
sosial. Dengan demikian, sebagai berupa usaha kepala sekolah dalam
kepala sekolah harus dapat memberikan empati dengan caramencari
mengimplementasikan dalam cara penyelesaian dengan membebaskan
kepemimpinannya untuk meningkatkan dan memahami gurunya dalam
kualitas pendidikan. mengalami kesulitan melalui
Manusia adalah makhluk perspektifnya dan gurunya tersebut.
sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dengan demikian, kepala sekolah
Dalam hidup, manusia selalau menjadi pemimpin efektif dan
berinteraksi dengan sesama serta dengan
1
lingkungan. Manusia hidup Djafri.N., Manajemen Kecerdasan
berkelompok baik dalam kelompok Emosi untuk Kepala sekolah. Ideas Publishing,
Gorontalo, 2014, hal. 43.

44 | IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019
membawa organisasi sekolah/madrasah menurut Mulyadi, sistem adalah “suatu
yang berkualitas. jaringan prosedur yang dibuat menurut
Kepala sekolah sebagai pola yang terpadu untuk melaksanakan
pemimpin sering mengabaikan sifat kegiatan pokok organisasi”.4
empati dalam menjalankan Dengan demikian, dapat
kepemimpinannya sehingga ancaman- disimpulkan bahwa sistem adalah
ancaman di dalam organisasi kumpulan dari komponen-komponen
sekolah/madrasah banyak bermunculan yang saling berkaitan satu dengan yang
seperti kepemimpinan yang tidak efektif lain untuk mencapai tujuan dalam
dan munculnya konflik antar pemimpin melaksanakan suatu kegiatan pokok
dan bawahan. Tulisan ini berjudul “Sifat organisasi.
Empati Pemimpin Terhadap Bawahan Manajemen adalah ilmu dan seni
Sebagai Kunci Keberhasihan mengatur proses pemanfaatan sumber
Kepemimpinan Dalam Sistem daya manusia dan sumber-sumber
Manajemen Pendidikan Islam” dengan lainnya secara efektif dan efisien untuk
pembahasan: 1). Apakah manajemen mencapai suatu tujuan tertentu.5
pendidikan Islam sebagai perspektif Menurut Stoner dan Wankel yang
sistem itu? 2). Apakah pemimpin dalam dikutip oleh Siswanto, Manajemen
perspektif manajemen pendidikan Islam adalah proses perencanaan,
itu? 3). Seperti apa konsep sifat empati pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pemimpin kepada bawahan itu? dan 4). upaya pengendalian anggota organisasi
Apa teori kepemimpinan sebagai dan penggunaan sumber daya organisasi
pendukung keberhasilan pemimpin itu? lainnya demi tercapainya tujuan
organisasi yang telah dicapai.6 Dengan
B. PEMBAHASAN demikian, manajemen adalah sebuah
ilmu dan seni mengatur sumberdaya
1 Manajemen Pendidikan Islam organisasi melalui proses perencanaan,
Sebagai Perspektif Sistem pengorganisasian, kepemimpinan, dan
upaya pengendalian anggota organisasi.
Sistem menurut Romney dan
Manajemen pendidikan ialah
Steinbart adalah rangkaian dari dua
suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
atau lebih komponen-komponen yang
menata sumber daya untuk mencapai
saling berhubungan, yang berinteraksi
tujuan yang telah ditetapkan secara
untuk mencapai suatu tujuan.Sebagian
produktif dan bagaimana menciptakan
besar sistem terdiridari subsistem yang
suasana yang baik bagi manusia yang
lebih kecil yang mendukung sistem yang
turut serta di dalam mencapai tujuan
lebih besar.2 Menurut Anastasia Diana
yang disepakati bersama.7 Sumber daya
& Lilis Setiawati, Sistem merupakan
“serangkaian bagian yang saling
tergantung dan bekerja sama untuk dan Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi
mencapai tujuan tertentu”.3 Sedangkan Yogyakarta. 2011. Hal. 3.
4
Mulyadi, Sistem Akuntansi. Cetakan
Keenam. Jakarta: Salemba Empat, 2014. Hal. 5.
5
Malayu Hasibuan, S. P., Manajemen
2
B, Marshall Romney, dan Steinbart, Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi : Jakarta.
Paul J. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Bumi Aksara, 2006, hal. 1.
6
Sembilan, Buku Satu, diterjemahkan: Deny B.Siswanto Sastrohadiwiryo,
Arnos Kwary dan Dewi Fitriasari. Salemba Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2,
Empat, Jakarta. 2006. hal. 3 Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2003. hal. 22.
3 7
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. Sistem Engkoswara, Paradigma Manajemen
Informasi Akuntansi, Perancangan, Prosedur Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah,

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019 | 45
pendidikan adalah semua faktor yang mencapai tujuan pendidikan Islam
dapat dimanfaatkan oleh pengelola secara efektifdan efisien.11 Menurut
pendidikan untuk melaksanakan proses Mujamil Qomar sebagai suatu proses
pendidikan dalam rangka mencapai pengelolaan lembaga pendidikan Islam
tujuan yang telah ditetapkan secara secara Islami dengan cara menyiasati
efektif dan efesien.8 Sumber daya sumber-sumber balajar dan hal-hal lain
administrasi/manajemen dinyatakan yang terkait untuk mencapai tujuan
9
dalam enam M, yaitu: Pertama: Men, pendidikan Islam secara efektifdan
tenaga kerja manusia baik tenaga kerja efisien. Manajemen harus
eksekutif maupun operatif; Kedua: mengutamakan pengelolaan secara
Money, uang yang dibutuhkan untuk Islami, sebab disinilah yang
mencapai tujuan yang diinginkan; membedakan antara manajemen Islam
Ketiga: Methode, cara-cara yang dengan menejemen umum.12
dipergunakan dalam usaha mencapai Berdasarkan uraian di atas maka
tujuan; Keempat: Materials, bahan – dapat di definisikan bahwa manajemen
bahan yang dipergunakan untuk pendidikan Islam sebagai suatu proses
mencapai tujuan; Kelima: Machines, dengan menggunakan berbagai sumber
mesin –mesin atau alat – alat yang daya untuk melakukan bimbingan
diperlukan/ dipergunakan untuk terhadap pertumbuhan rohani dan
mencapai tujuan; dan Keenam: Markets, jasmani seseorang agar ia berkembang
pasar untuk menjual output dan jasa - secara maksimal sesuai dengan ajaran
jasa yang dihasilkan. Islam.
Dalam konteks pendidikan, Dengan demikian sistem
kategori sumber daya enam M yaitu: manajemen pendidikan Islam adalah
pertama: Men (pendidik dan tenaga rangkaian proses perencanaan,
kependidikan serta peserta didik); pengorganisasian, kepemimpinan, dan
Kedua: Methodes (metode, kurikulum); upaya pengendalian anggota organisasi
Ketiga: Materials (peserta didik, bahan- dan penggunaan sumber daya organisasi
bahan, sarana dan prasarana); Keempat: secara efektif dan efisien untuk
Money (uang atau dana); Kelima: mencapai suatu tujuan tertentu secara
Machines (mesin, teknologi islami.
pendidikan); dan Keenam: Market
(pasar atau pemasaran).10 2 Pemimpin dalam Perspektif
Manajemen pendidikan Islam Manajemen Pendidikan Islam
Menurut Sulistyorini adalah suatu Pemimpin pada hakikatnya
proses penataan/pengelolaan lembaga adalah seorang yang mempunyai
pendidikan Islam yang melibatkan kemampuan untuk memepengaruhi
sumberdaya manusia muslim dan non perilaku orang lain di dalam kerjanya
manusia dalam menggerakkannya untuk dengan menggunakan kekuasaan.13
Stephen Robbins, Kepemimpinan
Yayasan Amal Keluarga. Bandung. 2001. Hal. adalah kemampuan untuk
2.
8
Yeti Heryati, Manajemen Sumber Daya
11
Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2014, hal. Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
48. Islam,Surabaya: elKAF, 2006, hal. 14
9 12
Brantas, Dasar dasar Manajemen, Mujamil Qomar, Manajemen
Alfabeta, Bandung, 2009, hal. 13. Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga, 2008, hal.
10
Yeti Heryati, Manajemen Sumber 10.
13
Daya Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, Nanang Fattah, Landasan Manajemen
2014, hal. 37. Pendidikan, (Bandung : Rosdakarya, 2006) h. 88

46 | IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019
mempengaruhi suatu kelompok guna dalam diri para bawahannya para
mencapai serangkaian tujuan.14 bawahannya.
Kepemimpinan juga dimaknai sebagai Seorang pemimpin boleh
proses mempengaruhi tidak hanya dari berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,
pemimpin kepada pengikut atau satu tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak
arah melainkan timbal balik atau dua berhasil menumbuhkan dan
arah. Pengikut yang baik juga dapat mengembangkan segala yang terbaik
saja memunculkan kepemimpinan dalam diri para bawahannya. Dari
dengan mengikuti kepemimpinan yang begitu banyak definisi mengenai
ada dan pada derajat tertentu pemimpin, dapat penulis simpulkan
memberikan umpan balik kepada bahwa : Pemimpin adalah orang yang
pemimpin. Pengaruh adalah proses mendapat amanah serta memiliki sifat,
pemimpin mengkomunikasikan sikap, dan gaya yang baik untuk
gagasan, memperoleh penerimaan atas mengurus atau mengatur orang lain.
gagasan, dan memotivasi pengikut Dalam kegiatannya bahwa
untuk mendukung serta melaksanakan pemimpin memiliki kekuasaan untuk
gagasan tersebut lewat “perubahan.15 mengerahkan dan mempengaruhi
Bahkan kepemimpinan bisa diartikan bawahannya sehubungan dengan
sebagai sebuah proses untuk tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
mempengaruhi orang lain agar mampu Pada tahap pemberian tugas pemimpin
memahami serta menyetujui apa yang harus memberikan suara arahan dan
harus dilakukan sekaligus bagaimana bimbingan yang jelas, agar bawahan
melakukannya, termasuk pula proses dalam melaksanakan tugasnya dapat
memfasilitasi upaya individu atau dengan mudah dan hasil yang dicapai
kelompok dalam memenuhi tujuan sesuai dengan tujuan yang telah
bersama.16 ditetapkan.
Dalam menggunakan wewenang Dengan demikian
formal pemimpin dimaknai pada upaya kepemimpinan mencakup distribusi
mengorganisasikan, mengarahkan, kekuasaan yang tidak sama di antara
mengontrol para bawahan yang pemimpin dan anggotanya. Pemimpin
bertanggung jawab, supaya semua mempunyai wewenang untuk
bagian pekerjaan dikoordinasi demi mengarahkan anggota dan juga dapat
mencapai tujuan. Bahkan kalau memberikan pengaruh, dengan kata lain
menelisik dari karakternya pemimpin para pemimpin tidak hanya dapat
pertama-tama haruslah seorang yang memerintah bawahan apa yang harus
mampu menumbuhkan dan dilakukan, tetapi juga dapat
mengembangkan segala yang terbaik mempengnaruhi bagaimana bawahan
melaksanakan perintahnya. Sehingga
terjalin suatu hubungan sosial yang
14
Stephen P. Robbins, Essentials of saling berinteraksi antara pemimpin
Organization Behavior, 7 Edition, New Jersey dengan bawahan, yang akhirnya
: Pearson Education, Inc., 2003, hal. 130. tejadi suatu hubungan timbal balik.
15
Robert N. Lussier and Christopher F. Oleh sebab itu bahwa pemimpin
Achua, Leadership : Theory, Application, and diharapakan memiliki kemampuan
Skill Development, 4th Edition, Mason, Ohio dalam menjalankan kepemimpinannya,
: South-Western Cengage Learning, 2010, hal. 6 kareana apabila tidak memiliki
16
Gary Yukl, Leadership in kemampuan untuk memimpin, maka
Organizations, Sixth Edition (Delhi : Dorling
Kindersley, 2009, hal. 26.

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019 | 47
tujuan yang ingin dicapai tidak akan memiliki empati jika ia dapat
dapat tercapai secara maksimal. menghayati keadaan perasaan orang lain
serta dapat melihat keadaan luar
3 Konsep Sifat Empati Pemimpin menurut pola acuan orang tersebut, dan
kepada Bawahan mengomunikasikan penghayatan bahwa
dirinya memahami perasaan, tingkah
Menurut Asri Budiningsih
laku dan pengalaman orang tersebut
empati berasal dari kata pathos (dalam
secara pribadi.23
bahasa Yunani) yang berarti perasaan
Berdasarkan uraian di atas,
mendalam.17 Sedangkan menurut
dapat disimpulkan bahwa sifat empati
Carkhuff dalam Asri Budiningsih
pemimpin adalah kemampuan
mengartikan empati sebagai
pemimpin untuk mengenali,
kemampuan untuk mengenal, mengerti
mempersepsi, serta merasakan perasaan
dan merasakan perasaan orang lain
bawahan yang disertai dengan ungkapan
dengan ungkapan verbal dan perilaku,
dan tindakan.
dan mengkomunikasikan pemahaman
Berempati tidak hanya
tersebut kepada orang lain.18 Brammer
dilakukan dalam bentuk memahami
dalam Pangaribuan mengartikan empati
perasaan orang lain semata, tetapi harus
sebagai cara seseorang untuk
dinyatakan secara verbal dan dalam
memahami persepsi orang lain dari
bentuk tingkah laku. Tiga ciri dalam
kerangka internalnya. 19 Sedangkan
berempati menurut Gazda dalam Asri
menurut Rogers dalam Pangaribuan
Budiningsih,24 adalah: 1).
empati merupakan cara mempersepsi
Mendengarkan dengan seksama apa
kerangka internal dari referensi orang
yang di ceritakan orang lain, bagaimana
lain dengan keakuratan dan komponen
perasaannya, apa yang terjadi pada
emosional, seolah-olah seseorang
dirinya; 2). Menyusun kata-kata yang
menjadi orang lain.20
sesuai untuk menggambarkan perasaan
Menurut Hansen
dan situasi orang tersebut; 3).
mengemukakan empati mengandung
Menggunakan susunan kata-kata
makna bahwa seseorang mencoba untuk
tersebut untuk mengenali orang lain dan
mengerti keadaan orang lain sebagai
berusaha memahami perasaan serta
mana orang tersebut mengertinya dan
situasinya.
menyampaikan pengertian itu
Daniel Goleman mengemukakan
kepadanya.21 Dalam sumber lain,
tiga ciri kemampuan empati yang harus
Pangaribuan menyebutkan empati
dimiliki,25 antara lain: 1).
berarti masuk ke dalam diri seseorang
Mendengarkan pembicaraan orang lain
dan melihat keadaan dari sisi orang
dengan baik, artinya individu mampu
tersebut, seolah-olah ia adalah orang
memberi perhatian dan menjadi
itu.22 Seseorang dapat di katakan
pendengar yang baik dari segala
17
Asri Budiningsih, Belajar dan permasalahan yang di ungkapkan orang
Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta. 2004, lain kepadanya; 2). Menerima sudut
hal. 46. pandang orang lain, artinya individu
18
Ibid, hal. 47.
19
Pangaribuan, Mengembangkan Empati
23
Anak. Jakarta: Bumi Aksara. 1993. Hal. 50. Asri Budiningsih, Loc. Cit.
20 24
Ibid. Asri Budiningsih, Op. Cit., Hal. 48
21 25
Hansen, Membantu Mencegah Daniel Goleman, Emotional
Masalah Orang Lain dengan Teknik Konseling. Intelligence (Kecerdasan Emosional); Mengapa
Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1982, hal. 57. EI Lebih Penting daripada IQ. Jakarta : PT
22
Pangaribuan, Op.Cit, hal. 78. Gramedia Pustaka Utama. 1997, hal. 158.

48 | IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019
mampu memandang permasalahan dari perasaan bawahan dari isyarat verbal
titik pandang orang lain sehingga akan dan non verbal seperti nada bicara,
menimbulkan toleransi dan kemampuan ekspresi wajah, gerak-gerik dan bahasa
menerima perbedaan; 3). Peka terhadap tubuh lainnya.
perasaan orang lain, artinya individu
mampu membaca perasaan orang lain 4 Teori kepemimpinan sebagai
dari isyarat verbal dan non verbal Pendukung Keberhasilan
seperti nada bicara, ekspresi wajah, Pemimpin
gerak-gerik dan bahasa tubuh lainnya.
a. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait
T. Safaria mengemukakan ciri
Theory )
atau indikator empati terdiri dari lima
indikator,26 yaitu: 1). Ikut merasakan, Teori ini menyebutkan bahwa
merasakan apa yang dirasakan oleh pemimpin itu dilahirkan (given) bukan
orang lain; 2). Dibangun berdasarkan dilatih, dibentuk, disiapkan atau diasah
kesadaran diri, ada kemauan dalam diri dengan training-training yang keras.
seseorang untuk peka terhadap perasaan Teori kepemimpinan sifat berkembang
orang lain; 3). Peka terhadap bahasa dan populer pertama kali di Negeri
non verbal, seseorang dapat dikatakan Yunani Kuno dan Romawi yang
berempati apabila orang tersebut beranggapan bahwa pemimpin itu
mampu merasakan bahasa non verbal dilahirkan, bukan diciptakan yang
yang diperlihatkan oleh orang lain; 4). kemudian teori ini dikenal dengan ”The
engambil peran, artinya seseorang Greatma Theory”. Peter G. Northouse
mampu mengambil tidakan atas menyimpulkan sifat- sifat yang melekat
permasalahan yang sedang dihadapinya; pada diri seorang pemimpin yang
5). Tidak larut atau tetap kontrol emosi melakukan kepemimpinan (menurut
diri, artinya seseorang dapat pendekatan sifat) adalah sifat-sifat
mengendalikan diri dalam membantu berikut: 1). Intelijensi. Pemimpin
memecahkan masalah. cenderung punya intelijensi dalam hal
Berdasarkan uraian di atas, kemampuan bicara, menafsir, dan
dapat di simpulkan bahwa terdapat bernalar yang lebih kuat ketimbang
beberapa indikator sifat empati yang bukan pemimpin; 2). Kepercayaan
seseorang pimpinan yaitu: 1). Diri. Kepercayaan diri adalah
mendengarkan pembicaraan bawahan keyakinan akan kompetensi dan
dengan baik, artinya individu mampu keahlian yang dimiliki, dan juga
memberi perhatian dan menjadi meliputi harga diri serta keyakinan diri;
pendengar yang baik dari segala 3). Determinasi. Determinasi adalah
permasalahan yang di ungkapkan hasrat menyelesaikan pekerjaan yang
bawahan kepadanya; 2). menerima meliputi ciri seperti berinisiatif,
sudut pandang bawahan, artinya kegigihan, mempengaruhi, dan
pimpinan mampu memandang cenderungmenyetir; 4). Integritas.
permasalahan dari titik pandang Integritas adalah kualitas kujujuran dan
bawahan sehingga pemimpin memiliki dapat dipercaya. Integritas membuat
sifat toleransi dan menerima perbedaan; seorang pemimpin dapat dipercaya dan
3). peka terhadap perasaan bawahan, layak untuk diberi kepercayaan oleh
artinya pimpinan mampu membaca para pengikutnya. 5). Sosiabilitas.
Sosiabilitas adalah kecenderungan
26
T. Safaria. Metode Pengembangan pemimpin untuk menjalin hubungan
Kecerdasan Interpersonal Anak, Yogyakarta: yang menyenangkan. Pemimpin yang
Amara Books, 2005, hal. 105.

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019 | 49
menunjukkan sosiabilitas cenderung dibutuhkan karyawan, serta
bersahabat, ramah, sopan, bijaksana, penyesuaikan gaya mereka untuk bisa
dan diplomatis. Mereka sensitif memenuhi kebutuhan itu.
terhadap kebutuhan orang lain dan Perilaku seorang pemimpin yang
menunjukkan perhatian atas kehidupan mendasarkan teori ini memiliki
mereka.27 kecendrungan kearah dua hal yaitu: 1).
Pertama yang disebut dengan
b. Teori Kepemimpinan Situasi
Konsiderasi yaitu kecendrungan
Pendekatan kepemimpinan seorang pemimpin yang
situasional fokus pada fenomena menggambarkan hubungan akrab
kepemimpinan di dalam suatu situasi dengan bawahan. Contoh gejala yang
yang unik. Premis dari pendekatan ini ada dalam hal ini seperti : membela
adalah perbedaan situasi membutuhkan bawahan, memberi masukan kepada
gaya kepemimpinan yang berbeda. Dari bawahan dan bersedia berkonsultasi
cara pandang ini, seorang pemimpin dengan bawahan; 2). Kedua; disebut
agar efektif harus mampu Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
menyesuaikan gaya mereka terhadap seorang pemimpin yang memberikan
tuntutan situasi yang berubah-ubah. batasan kepada bawahan. Contoh yang
Pendekatan kepemimpinan situasional dapat dilihat, bawahan mendapat
menekankan bahwa kepemimpinan instruksi dalam pelaksanaan tugas,
terdiri atas dimensi arahan dan dimensi kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan,
dukungan.28 Setiap dimensi harus dan hasil yang akan dicapai.
diterapkan secara tepat dengan Jadi, berdasarkan teori ini,
memperhatikan situasi yang seorang pemimpin yang baik adalah
berkembang. Guna menentukan apa bagaimana seorang pemimpin yang
yang dibutuhkan oleh situasi khusus, memiliki perhatian yang tinggi kepada
pemimpin harus mengevaluasi pekerja bawahan dan terhadap hasil yang
mereka dan menilai seberapa kompeten tinggi pula.
dan besar komitmen pekerja atas
c. Teori Kelompok
pekerjaan yang diberikan. Berdasarkan
asumsi bahwa keterampilan dan Gaya ini lebih menekankan pada
motivasi karyawan beragam, upaya memberi tekanan seimbang, baik
kepemimpinan situasional menyatakan pada pekerjaan ataupun hubungan
bahwa pemimpin seharusnya mengubah antarpersonal. Gaya ini mendorong
tingkatan dimana mereka memberikan derajat partisipasi dan kerja tim yang
perintah, atau dukungan agar sesuai tinggi di dalam organisasi sehingga
dengan kebutuhan pengikut yang mampu memuaskan kebutuhan dasar
berubah. pekerja agar mereka tetap merasa
Kepemimpinan situasional terlibat dan punya komitmen kuat
menuntut pemimpin untuk dalam pekerjaannya. Kata yang dapat
menyesuaikan gaya mereka ke menggambarkan pemimpin yang
kecakapan dan komitmen pengikut. menerapkan gaya manajemen tim
Pemimpin yang efektif adalah mereka adalah: menstimulir, partisipatif,
yang bisa mengetahui apa yang penentu tindakan, pembuka isu,
penjelas prioritas, pembuat terobosan,
27
Peter G. Northouse, Kepemimpinan: bersikap terbuka, dan penikmat
Teori dan Praktik, Edisi Enam, Indeks, Jakarta, pekerjaan. Agar tujuan kelompok
2013, hal. 23 (organisasi) dapat tercapai, harus ada
28
Ibid, hal. 95.

50 | IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019
pertukaran yang positif antara Manajemen adalah sebagai sistem,
pemimpin dengan pengikutnya Tim manajemen adalah sebuah ilmu dan seni
adalah kelompok di dalam organisasi mengatur sumberdaya organisasi
yang anggota-anggotanya saling melalui proses perencanaan,
bergantung satu sama lain, saling pengorganisasian, kepemimpinan, dan
berbagi tujuan bersama, dan dicirikan upaya pengendalian anggota organisasi
oleh adanya satu orang yang Pemimpin sebagai salah satu
mengkoordinasikan kegiatan bersama unsur penting dalam menjalankan
mereka. Koordinasi tersebut dilakukan sistem manajemen pendidikan Islam.
demi mencapai tujuan bersama. Contoh Pemimpin pada hakikatnya adalah
dari sebuah tim adalah tim manajemen seorang yang mempunyai
proyek, gugus tugas, unit-unit kerja, kemampuan untuk memepengaruhi
atau tim pengembang organisasi. Di perilaku orang lain di dalam kerjanya
dalam tim, fungsi utama kepemimpinan dengan menggunakan kekuasaan.
adalah berupaya mencapai tujuan Kepemimpinan juga dimaknai sebagai
organisasi (tim) secara kolektif, bukan proses mempengaruhi tidak hanya dari
individual. Tim umumnya memiliki pemimpin kepada pengikut atau satu
seorang pemimpin yang telah arah melainkan timbal balik atau dua
ditentukan. Pemimpin tersebut dapat arah. Seorang pemimpin harus memiliki
berasal dari dalam tim itu sendiri empati kepada bawahan yang
maupun dari luar. dipimpinnya. empati adalah suatu
Peran kepemimpinan di dalam kemampuan seseorang untuk
tim dapat saja dirotasi sehingga mengenali, mempersepsi, serta
mungkin saja diisi oleh para anggota merasakan perasaan orang lain yang
lain antarwaktu. Peran kepemimpinan disertai dengan ungkapan dan tindakan.
di dalam tim juga bisa disebar di Seorang pemimpin harus mengerti
antara sejumlah anggota tim tanpa tentang teori kepemimpinan agar
harus ditentukan seorang pemimpin nantinya mempunyai referensi dalam
secara formal. Kepemimpinan yang menjalankan sebuah organisasi.
tersebar tersebut umum ditemukan Beberapa teori tentang kepemimpinan
dalam kepemimpinan tim. Posisi antara lain. Teori Kepemimpinan Sifat (
kepemimpinan dalam tim tidak lagi Trait Theory ). Teori Kepemimpinan
bercorak satu pemimpin formal selaku Situasi, Teori Kelompok.
pemegang tanggung jawab utama
melainkan jatuh ke tangan beberapa D. DAFTAR PUSTAKA
orang yang berpengalaman di dalam
tim.29 Asri Budiningsih, Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta:
C. PENUTUP Rineka Cipta. 2004.
Anastasia Diana, Lilis Setiawati. Sistem
Sistem adalah kumpulan dari Informasi Akuntansi,
komponen-komponen yang saling Perancangan, Prosedur dan
berkaitan satu dengan yang lain untuk Penerapan. Edisi 1. Yogyakarta:
mencapai tujuan dalam melaksanakan Andi Yogyakarta. 2011.
suatu kegiatan pokok organisasi.
Brantas, Dasar dasar Manajemen,
29
George R. Goethals, eds., et.al., Alfabeta, Bandung, 2009.
Encyclopedia of Leadership, (Thousand Oaks:
SAGE Publications, 2004, hal. 1529.

IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019 | 51
B, Marshall Romney, dan Steinbart, PT.Raja Grafindo Persada, Cet
Paul J. Sistem Informasi III, 1997.
Akuntansi, Edisi Sembilan, Buku
Mulyadi, Sistem Akuntansi. Cetakan
Satu, diterjemahkan: Deny Arnos
Keenam. Jakarta: Salemba Empat,
Kwary dan Dewi Fitriasari.
2014.
Salemba Empat, Jakarta. 2006
Malayu Hasibuan, S. P., Manajemen
B.Siswanto Sastrohadiwiryo,
Sumber Daya Manusia, Edisi
Manajemen Tenaga Kerja
Revisi : Jakarta. Bumi Aksara,
Indonesia, edisi 2, Jakarta, PT.
2006.
Bumi Aksara, 2003.
M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam,
Daniel Goleman, Emotional Intelligence
Jakarta; Gema Insani Perss, 2001.
(Kecerdasan Emosional);
Mengapa EI Lebih Penting Mujamil Qomar,Manajemen
daripada IQ. Jakarta : PT Pendidikan Islam, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. 1997. Erlangga, 2008.
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung Nanang Fattah, Landasan Manajemen
S.Si, MM, Manajemen Syari h Pendidikan, Bandung :
dalam Praktik, Cet. I, Jakarta; Rosdakarya, 2006.
Gema Insani Perss, 2003.
Yeti Heryati, Manajemen Sumber Daya
Djafri.N., Manajemen Kecerdasan Pendidikan, Pustaka Setia,
Emosi untuk Kepala sekolah. Bandung, 2014.
Ideas Publishing, Gorontalo, 2014.
Pangaribuan, Mengembangkan Empati
Anak. Jakarta: Bumi Aksara.
Engkoswara, Paradigma Manajemen
1993.
Pendidikan Menyongsong
Otonomi Daerah, Yayasan Amal Peter G. Northouse, Kepemimpinan:
Keluarga. Bandung. 2001. Teori dan Praktik, Edisi Enam,
Indeks, Jakarta, 2013.
Gary Yukl, Leadership in
Organizations, Sixth Edition Robert N. Lussier and Christopher F.
(Delhi : Dorling Kindersley, 2009. Achua, Leadership : Theory,
Application, and Skill
George R. Goethals, eds., et.al.,
Development, 4 th Edition,
Encyclopedia of Leadership,
(Thousand Oaks: SAGE Mason, Ohio : South-Western
Publications, 2004. Cengage Learning, 2010.
Hansen, Membantu Mencegah Masalah Stephen P. Robbins, Essentials of
Orang Lain dengan Teknik Organization Behavior, 7 Edition,
Konseling. Yogyakarta: Pustaka New Jersey : Pearson
Belajar, 1982. Education, Inc., 2003.
Imam Al-Mawardi, Hukum Tata Negara Sulistyorini, Manajemen Pendidikan
Dan Kepemimpinan Dalam Islam,Surabaya: elKAF, 2006.
Takaran Islam, Ed. I Cet. I, T. Safaria. Metode Pengembangan
Jakarta; Gema Insani , 2000. Kecerdasan Interpersonal Anak,
J. Suyuti Pulungan, Fiqih Siyasah; Yogyakarta: Amara Books, 2005.
Ajaran dan Pemikiran, Jakarta;

52 | IJIEM: Kajian Teori dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, April 2019

Anda mungkin juga menyukai