PEMBELAJARAN PKn di SD
MODUL 3,4,5,6,7,8,9,10,11
PDGK 4201
BIMBINGAN : SUYONO S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:
Kartika Dyan Kusuma (858660414)
i
MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGANTAR
Pembahasan tentang hubungan atau keterkaitan antarmata pelajan di SD,
khusunya antar mata pelajaran lainnya, seperti bahasa Indonesia, Pendidikan Agama,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dengan IPA dan dengan kurikulum Muatan
Lokal. Keterkaitan yang alami akan lebih mampu mengakomodasi kepentingan siswa
dan memberi kemungkinan bagi pengembangan materi pelajaran yang lebih bermakna
bagi kehidupan anak kelak di masyarakat.
Dasar pertimbangan untuk hal tersebut adalah siswa SD berpikir dalam
kerangka yang bersifat holistic (menyeluruh) dan belum bersifat fragmentaris dan
detail. Artinya, upaya mengaitkan secara alami tersebut memang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kematangan anak, dengan demikian anak akan belajar
secara lebih wajar, bermakna, dan dalam suasana yang menantang. Untuk memenuhi
tuntutan itu maka uraian berikut akan dimulai dengan gambar umum atau
karakteristik mata pelajaran PKn, kemuadian tentang mata – mata pelajaran lainnya
yang relevan.
KEGIATAN BELAJAR 2
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS
A. KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN IPS
SERTA BAGAIMANA KETERKAITAN ITU TERJADI.
Sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem pendidikan nasional no. 2 tahun
1989 pasal 39 ayat 2 dan 3, bidang studi PKN adalah bagian dari bidang studi IPS.
Bidang studi PKN adalah pengajaran yang erat kaitannya dengan pancasila dan UUD
1945, antara lain UUD dan pancasila itu sendiri, juga pemerintahan negara RI yang
meliputi pemerintah pusat dan daerah, majelis permusyawaratan rakyat dan DPR serta
lembaga – lembaga negara, demokrasi pancasila dan kewajiban – kewajiban warga
negara, musyawarah dan mufakat.
Pendidikan kewarganegaraan yang menurut kurikulum tahun 1994 diberi
nama bidang studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai upaya
mewujudkan pesan UU system pendidikan nasional no. 2 tahun 1989 khususnya pasal
39 ayat 2 dan 3 bidang studi pendidikan kewarganegaraan adalah bagian dari bidang
studi IPS. Pada dasarnya bersumber dari mata pelajaran pendidikan
kewarganeragaraan yang terdiri atas Geografi, sejarah, dan ekonomi serta Civics
(kurikulum SD tahun 1968).
B. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU
Konsep pembelajaran terpadu dalam kurikulum tahun 1968 dengan
pendekatan korelasi adalah menghubungkan dua atau lebih mata pelajaran. Sedangkan
pembelajaran terpadu lebih luas daripada mengintegrasi beberapa mata pelajaran dari
beberapa mata pelajaran sekaligus.
Tujuan pendekatan terpadu (integrated approach) adalah agar pengajaran yang
disampaikan dapat lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreatifitas mengjar guru,
bahkan dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa, juga antara guru dengan siswa
sehingga dengan demikian siswa dapat memperlajari fakta – fakta dalam konteks
yang bermakna serta dapat belajar lebih utuh dan bermakna melalui kegiatan –
kegiatan yang lebih nyata dan konkret.
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian
(center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala – gejala dan
konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun
dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang dan
kemampuan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara
simultan.
4. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi
yang berbeda dengan harapan anak belajar dengan baik dan bermakna.
Karakteristik pembelajaran terpadu memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Berpusat pada anak (child center)
2. Memberi pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Bersifat luwes
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.
Kelebihan – kelebihan pembelajaran terpadu antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
2. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
3. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerjasama, toleransi
terhadap orang lain.
C. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBELAJARAN TERPADU
1. Karakterisktik anak SD
2. Konsep disiplin ilmu
3. Standar kompetensi dasar dan indikator
4. Lingkungan belajar anak
5. Bahan / sumber – sumber penunjang
Pembelajaran IPS dan PKN yang tidak diajarkan dengan pengertian yang benar maka
akan dapat membuat siswa tidak memiliki rasa empati, memahami perbuatan baik dan
buruk, berlaku sekehendaknya sendiri, tidak menghormati dan menghargai hak – hak
orang lain. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya siswa siswa SD maupun SMP yang
sudah banyak mencoba merokok, meminum minuman keras, berkata kasar serta
berperilaku tidak baik lainnya
KEGIATAN BELAJAR 3
A. MODEL WEBBED
Dalam penggunaan model ini melibatkan sebanyak mungkin konsep dari
setiap disiplin untuk mengkaji secara tuntas dan komprehensif tema yang ditetapkan
yang tentu saja disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD.
B. MODEL INTEGRATED
Dalam model ini menekankan pada tema untuk dapat menunjukkan
keterhubungan mata pelajaran dalam menjelaskan tema, pemaduan sejumlah topik
dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi masih sama dalam sebuah tema tertentu.
MODUL 4
KEGIATAN BELAJAR 1
Bangsa Indonesia memiliki kehidupan social budaya yang berdasarkan kepribadian bangsa,
dan buka meniru budaya bangsa lain kebudayaan kita yang mengakar pada kepribadian
bangsa ini dapat menerima pengaruh budaya lain, asal kebudayaan luar itu positif dan tidak
mengubah jati diri bangsa.
Secara vertical dengan menunjukkan adanya tingkatan. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas
yang berbeda di antara individu. Misalnya dengan adanya urutan/tingkat pendidikan SD,
SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi. Hal itu pun mengakibatknan perbedaan pendapatan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Negara dan Bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki cita-cita bersama, memiliki
sejarah hidup bersama, memiliki adat, budaya dan kebiasaan yang sama, menempati suatu
wilayah tertentu, terorganisasi, serta pemerintahan yang berdaulat.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, antara lain persamaan asal
keturunan bangsa, persamaan pola kebudayaan, persamaan tempat tinggal, persamaan nasib
kesejarahannya, dan persamaan cita-cita.
Nilai-nilai yang terkandung dalam semangat angkatan ’45 sebagai perwujudan keihklasan
adalah semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuknya, terutama penjajahan
dari suatu bangsa terhadap bangsa lain, semangat pengorbanan, seperti pengorbanan harta
benda dan jiwa raga, semangat persatuan tahan derita dan tahan uji, semangat kepahlawanan,
semangat persatuan dan kesatuan dan percaya pada diri sendiri.
Sikap dan perilaku yang merugikan nilai-nilai nasionalisme antara lain berikut ini :
1. Kesenjangan antara kaya dan miskin sangat terlihat akhir akhir ini di Indonesia
2. Korupsi yang berkali – kali digagalkan oleh KPK nyatanya dilemahkan dengan adanya
RUU KPK yang baru ini disahkan
3. Pergaulan bebas antara remaja yang semakin terlihat “wajar” dikarenakan masuknya
budaya asing yang begitu hebatnya di Indonesia
4. Banyaknya kondisi main hakim sendiri oleh masyarakat dikarenakan ketidak percayaan
terhadap peradilan hukum di Indonesia
5. Banyaknya perdagangan narkoba dengan jumlah ber puluh puluh kilogram yang berhasil
disita oleh pertugas
KEGIATAN BELAJAR 3
Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan
bangsa. Cinta pada tanah air adalah cinta pada pada negeri tempat seseorang memperoleh
penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta
senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera.
Warga negara dalam upaya bela negara diwujudkan dalam keikutsertaannya pada segala
usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keurtuhan wilayah negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara Kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
ISUE YANG BERKENAAN DENGAN KONSEP CINTA TANAH AIR DAN BELA
NEGARA
1. Aksi terorisme yang marak terjadi adalah bukti sikap anti cinta tanah air. Hal ini harus
diwaspadai sebagai salah satu kejahatan berat yang dapat menganggu kedaulatan bangsa
2. Banyaknya atlit dan pekerja seni baik dari segi penyanyi atau perancang busana yang
berkiprah dikancah internasional membuktikan cintanya kepada tanah air dengan
menunjukkan prestasi anak bangsa mampu bersaing dengan Negara lain
MODUL 5
KONSEP HAK ASASI MANUSIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN HAM
· Deklarasi Universal HAM (universal Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang
menyatu dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
· UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan
anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia.
· HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan dibawa
bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.
Cirri khas HAM
a. Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya tetap
terhormat.
b. Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan
dan status sosialnya.
c. Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan
yang lainnya.
d. Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e. Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang
lain.
B. NILAI-NILAI DASAR HAM
a. Kebebasan/kemerdekaan
b. Kemnusiaan/perdamaian
c. Keadilan/kesederajatan/persamaan
C. ISUE YANG TERKAIT DENGAN HAM
Salah satu issue pelanggaran HAM paling terkini adalah disiramnya air keras kepada Novel
Basweden selaku pimpinan KPK. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip HAM tentang
Hak Hidup, bahwa manusia berhak hidup dan menjalani kehidupan yang baik dan sehat.
KEGIATAN BELAJAR 2
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:
1. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2. UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3. Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya
penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh penyelenggara
Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm bersama
menekakkan HAM.
Pasal-Pasal mengenai HAM
1. Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2. Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3. Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4. Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5. Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6. Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7. Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.
KEGIATAN BELAJAR 3
KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HAM
Ø Pembangunan telah melaksanakan Ham apabila menunjukkan ciri-ciri:
a. Politik
Berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
b. Social
Ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya
toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia
c. Ekonomi
Tidak adanya monopoli dalam system ekoonomi yang berlaku
Ø Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia
UU RI No.39 Tahun 1999 tentang HAM
1. Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
semangat persaudaraan.
2. Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3. Pasal 6 ayat (1)
Hokum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4. Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah.
Ø Komisi Nasional HAM
Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM
dimuat dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan pancasila,
UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2. Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya.
KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian hukum
Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta
dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
Hukum adalah peraturan-peraturan hidup=peraturan-peraturan yang mengadakan tata
tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
Konsep Negara Hukum
Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Ciri-ciri negara hukum
1. Terdapat pembatasan kekuatan terhadap perorangan
2. Asas legalitas
3. Pemisahan kekuasaan
Ciri-ciri Dan Macam-macam Pembagian Hukum
Ciri-ciri hukum
a. Adanya perintah dan/atau larangan
b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati semua orang
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT DEMOKRASI DAN PILAR-PILAR DEMOKRASI KONSTITUSIONAL
Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos
atau kratein” berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat
berkuasa” atau government or rule by the people ( pemerintahan oleh rakyat).
Demokrasi dapat juga berarti seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan, tetapi
juga mencangkup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut sebagai suatu pelembagaan dari
kebebasan. Mengapa demokrasi karena demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan
konstitusional sudah teruji oleh zaman yang menunjunjung tinggi kebebasan, hak asasi
manusia, persamaan di depan hukum yang harus dimilki setiap individu dan masyarakat.
Demokrasi konnstitusional adalah suatu gagasan pemerintah demokratis yang
kekuasaannya terbatas dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang.
Ketentuan dan peraturan hukum yang membatasinya kekuasaan pemerintah ini ada dalam
konstitusi sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan
konstitusi”.
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan hukum
(Rule of Law). Sejumlah syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang
demokratis dibawah Rule of Law, sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitusional.
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3. Pemilihan umum yang bebas.
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6. Pendidikan kewarganegaraan.
Untuk membangun dan menegakkann demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar
demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI
UUD 1945 ialah demokrasi berdasarkan.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Hak Asasi Manusia.
3. Kedaulatan Rakyat..
4. Kecerdasan Rakyat.
5. Pemisahan Kekuasaan Negara.
6. Otonomi Daerah.
7. Supremasi Hukum (Rule of Law).
8. Peradilan Bebas.
9. Kesejahteraan Rakyat.
10. Keadilan Sosial.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan penegakan Demokrasi
konstitusional disuatu negara meliputi faktor pertumbuhan ekonomi, faktor sosial politik, dan
faktor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBELAJARAN MATERI DEMOKRASI
KEGIATAN BELAJAR 1
HUKUM DAN PENEGAK HUKUM
Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya masing-
masing. kehendak dan kepentingan setiap individu mungkin sejalan atau mungkin
berbeda bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.
Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya pemenuhan
kepentingan para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal
terbentuknya tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat.
Pergaulan kehidupan manusia dalam masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau
norma, yang hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan
tenteram, di dalam pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-pengalaman
tentang bagaimana memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik kebutuhan pokok
maupun kebutuhan-kebutuhan bersifat sekunder atau tersier.
Pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini
menghasilkan nilai-nilai fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi-
konsepsi abtrak mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di
hindari. Sistem nilai tersebut sangat perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang
merupakan suatu pedoman mental baginya. Pola-pola pikiran manusia mempengaruhi
sikapnya atau kecendrungan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu terhadap manusia,
benda maupun keadaan-keadaan .
sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia
cendrung untuk hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di
perlukan patokan-patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana
bahwa kaedah atau norma merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah
laku yang di harapkan.di dalam kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah
atau norma yang mengatur peri kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma
tersebut ,kita mengenal berbagai kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma
kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi
paksaan. sebab hukum melekatkan kondisi-kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di
dalam hubungan-hubungan antara manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh
individu-individu tertentu dan hanya dibawah kondisi-kondisi tertentu.hukum
menyebabkan pengunaan paksaan sebagaimonopoli masarakat .
sunguh karena monopoli pengunaan tindakan paksaan bahwahokum menciptakan
ketentraman masarakat.pedamayan adalah suatu kondisi dimanatidak dapat pengunaan
paksaan menurut pengertian ini, hukum hanya memberikan perdamayan relatif ,bukan
absolute,dimana hukum mencabut hak para individu untuk mengunakan paksaan tetapi
mencadangkan nya kepada masarakat .perdamayan hukumbukan suatu kondisi dari ketidaan
paksa mutlak ,suatu keadaan anarkis ;perdamayan hukum adalah suatu kondisi monopoli
paksaan ,suatu monopoli paksaan olehmasarakat.di tinjau dari sumber-sumbernya ,hukum
hukum dapat kita golongkankedalam klasifikasi berikut.
1. hukum undang-undang.
2. hukum persetujuan.
3. hukumtraktat(perjanjian antar Negara).
4. hukum kebiasaan dan hukum adat.
5. hukum yurifrudensi.
Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini.
1. hukum tertulis.
2. hukum tidak tertulis.
Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam
hukum privat dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka
ragam di maksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain
berikut ini.
1. hukum antar waktu
2. hukum antar tempat
3. hukum antargolongan
4. hukum antaragama
5. hukum privatinternasional .
Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum.
Konsepkewajiban hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep
kewajibanhukum menunjuk hanya kepada individu terhadap siapa sanksi ditujukan dalam hal
diamelakukan delik. Menurut hukum dia diwajibkan menghindari delik jika delik ituberupa
tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak melakukan tindakan tersebutjika delik itu
berupa kelainan untuk melakukan suatu tindakan tertentu (delik omisi) maka diwajibkan
untuk melakukan tindakan tersebut. dengan demikian, kewajiban hukum adalah kewajiban
untuk menghindari delik adalah kewajiban sisubjek untuk “untuk mengetaui`norma hukum.
satu konsep yang di hubungkan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep
tangung jawab hukum, berati dibertangung jawab atas suatu saksi dalam hal melakukan
suatu perbuatan yang bertentangan. Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari
tanggung jawab hukum tatkala sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik
langsung, melainkan juga kepada para individu lain yang menurut hukum mempunyai
hubungan dengan pelaku langsung. Dalam hukum masyarakat beradab, individu yang
diwajibkan kepada perbuatan tertentu, dalam keadaan normal adalah juga orang yang
bertanggung jawab atas perbuatan tersebut. Biasanya orang bertanggung jawab hanya
terhadap perbuatannya sendiri, bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya sendiri.
Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab
terhadap perbuatan yang merupakan kewajiban dari seseorang lainnya, menjadi
bertanggung jawab terhadap suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab dan
juga kewajiban menunjuk kepada delik itu juga, tetapi kewajiban selalu menunjuk kepada
delik dari pelaku itu sendiri, sementara tanggung jawab seseorang dapat menunjuk kepada
suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Norma hukum mengandung kewajiban dan
tanggung jawab.
Norma hukum mengandung arti kewajiban dalam hubungan dengan orang yang
berpotensi sebagai pelaku delik; pelaku delik, tetapi juga terhadap individu-individu
lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan si pelaku
delik. Pelaku delik adalah seseorang yang perbuatannya karena telah ditentukan oleh tata
hukum, merupakan kondisi dari suatu sanksi yang ditujukan terhadapnya atau terhadap
individu lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan
pelaku delik Subjek. Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari konsep hak , kita hanya
berkepentingan dengan istilah hak hukum. Orang lazim membuat perbedaan antara 2 hak
macam hak yaitu:
1. jus is rem,yaitu hak atau suatu barang.
2. jus is personam, yaitu hak untuk menuntut seorang untuk menurut sesuatu cara tertentu
yakni hak atas perbuatan seorang lainya.
Jika hak itu adalah hukum maka hak tersebut harus merupaka hak atas
perbuatanseseorang lainnya ,atas perbuatan yang menurut hukum merupakan kewajiban
dariseorang lainnya .hak hukum masarakat kan kewajiban dari seseorang lainnya
.kewajibanini adalah dengan sendirinya tatkala kita berbicara tentang suatu hak atas
perbuatan diriseseorang lainya.Keberadaan atau ketidak hak masarakat suatu norma umum
yang mengatur perbuatanmanusia.oleh sebap itu jika ada suatu pernyataan tentang hak hukum
maka suatuperaturan hukum harus di saratkan .tidak tidak mungkin ada hak hukum sebelum
ada hukum itu sendiri. selama suatu hak tidak“dijamin“oleh peraturan hukum maka hak
itubelum merupakan hak hukum Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan hukum.
Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan
dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu,
hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajibanrelatif di pihak lainnya.
Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorangrelatif terhadap seseorang
individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang
terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadapsemua individu lainya. Untuk
menjalankan hukum sebagaimana mestinya makadibentuk lembaga Penegakan hukum (law
enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik;
Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut;Kehakiman, yang berfunsi sebagai lembaga
pemutus/pengadilan, dan lembagaPenasihat atau bantuan hukum.
1. KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas
memeliharakeamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum
acaraPidana, Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal
4UU nomor 8 tahun 198 tentang undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP),
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.
b) Mencari keterangan dan barang bukti.
c) Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.
d) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
a. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
b. pemeriksaan dan penyitaan surat.
c. mengambil sidikjari dan memotret seseorang.
d. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
Hukum itu sendiri selama suatu hak tidak “dijamin“ oleh peraturan hukum maka hak itu
belum merupakan hak hukum. Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan hukum. Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan
hak tersebut. Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua
kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan hak dan kewajiban
relatif di pihak lainnya. Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorang relatif
terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban
yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadap semua individu
lainya. Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya makadi bentuk lembaga
Penegakan hukum (law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai
lembaga penyidik; Kejaksaan, yang sebagai lembaga penuntut; Kehakiman, yang berfunsi
sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga Penasihat atau bantuan hukum.
Setelah itu, penyelidik berwewenang membuat dan menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan tindakan tersebut di atas kepada penyidik. Selain penyelidik, polisi bertindak
pula sebagai penyidik. Menurut Pasal6 UU No. 8/1981 yang bertindak sebagai penyidik,
yaitu:
a. pejabat Polisi negara Republik Indonesia
b. pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
2. KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum
serta melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan hukum tetap.
Jadi, Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum)
berwewenang, antara lain untuk;
a. menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
b. membuat surat dakwaan.
c. melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku.
d. menuntut pelaku perbuatan melanggar hukum (tersangka) dengan hukuman tertentu.
e. melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.
Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana.
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu
keputusan yang dikeluarkan oleh menteri kehakiman)
d. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaantambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
3. KEHAKIMAN
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk
mengadili.Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk mengadili. Menurut Pasal 1 UU nomor 8/1981 mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana
berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut. dalam Pasal 5 UU Nomor 14 Tahun
1970 di tegaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-
bedakan orang. Demikian pula dalam Pasal 1disebutkan bahwa . Kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan Negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya negara Hukum RI,Dalam
Pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan olehbadan pengadilan
dalam 4 lingkungan, yaitu:
a. Peradilan Umum
b. Peradilan Agama
c. Peradilan Milker
d. Peradilan Tata Usaha Negara.
Keempat lingkungan peradilan tersebut, masing-masing mempunyai lingkungan
wewenang mengadili tertentu dan meliputi badan peradilan secara bertingkat. Peradilan
militer, peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus
karena mengadili perkara-perkara tertentu atau mengadili golongan rakyat tertentu.
Sedangkan peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai
perkara Perdata maupun perkara Pidana.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBELAJARAN MATERI HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM
Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran
akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada
seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma
sosial kemasyarakatan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
sosialisasi anak menuju realita kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat.
Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan
untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar
mereka kelak dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan
utama dari pendidikan hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk
membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh hak-hak hukumnya secaramaksimum dalam masyarakat. Center for
Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government (1997)
mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain
meliputi:
a. fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.
b. kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.
c. perlindungan hukum terhadap hak-hak individu
d. kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
e. hak warga negara.
f. tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum.
Pembelajaran tentang materi hukum bertujuan untuk membekali siswa dengan
sejumlah pengetahuan tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya
sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat
menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap menghormati terhadap norma-norma
hukum yang berlaku.
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan
hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem
peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum. Keadaan hidup manusia dalam
masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad
sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran
perlu membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang
mampu menyesuaikan diri secara manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran
adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran
menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah-ubah maka metode pembelajaran harus
mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,
dan mengembangkan kemahiran untuk menyesuaikan diri.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a. tingkat kesulitan,
b. tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa.
Kemampuanberpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari
yangsederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit, dan keterampilan yang diperlukan
untuk memperoleh hak-hak hukumnya secara maksimum dalam masyarakat.
Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government
(1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum,
antara lain meliputi:
(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum,
(2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional,
(3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu,
(4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
(5) hak warga negara, dan
(6) tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum
bertujuan untuk membekali siswa dengan sejumlah pengetahuan tentang norma-norma
hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri
mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan
sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku.
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan
hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem
peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum.Keadaan hidup manusia dalam
masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat.
oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus
danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilandan
kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secaramanusiawi
dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan danmenyempurnakan
pola laku, membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diridengan keadaan yang
berubah-ubah maka metode pembelajaran harus mampumendorong proses pertumbuhan
dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,dan mengembangkan kemahiran untuk
menyesuaikan diri.Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a. tingkat kesulitan.
b. tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan berpikir berkenaan dengan kemampuan kognitif siswa. Kemampuan
berpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang
sederhana ,mudah kepada yang kompleks,rumit.
Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar,
terutama mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri, mengapa ingkuri?model
ini sangat ampuh merangsang siswa berpikir ( kritis, kreatif ,induktif, dedukif) inkuiri pada
hakekatnya adalah bertanya atau mempertanyakan. Terhadap banyak ragam model pelajaran
inkuiri dari mulai yang sederhana hinga yang kompleks
KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI
MODUL 10
MODEL PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS
PORTOFOLIO DI KELAS IV, V, DAN VI
KEGIATAN BELAJAR 1
Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan untuk
dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas (antar kelompok dalam kelas atau antar
kelas dan bahkan antar sekolah. Portofolio kelas akan berisi pernyataan- pernyataan tertulis,
peta, grafik, photography, dan karya seni asli.
KEGIATAN BELAJAR 2
Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga
dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Adapun seksi/tahapan dalam sebuah portofolio
adalah ;
1. Seksi penayangan, bagian ini memuatrangkuman masalah secara tertulis, penyajian masalah
dengan grafik, dan identifikasi sumber -sumber informasi.
2.Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan -bahan yang paling baik untuk
didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.
MODUL 11
KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA DALAM KKONTEKS
INDIVIDU YANG BERBHINEKA TUNGGAL IKA
KEGIATAN BELAJAR I :
WARGA NEGARA YANG CERDAS
A. KONSEP WARGA NEGARA
1. Dilihat dari asal kata
Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa
Yunani Civics (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen
melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu
organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik).
2. Menurut Aristoteles
Warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan
hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang
yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Warga negara dibagi ke dalam dua golongan :
a. Yang menguasai atau yang memerintah
b. Yang dikuasai atau yang diperintah
3. Menurut Turner
Dalam bukunya yang berjudul Civics in Action, menjelaskan bahwa warga negara adalah
anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu.
Pemerintah (government) adalah orang yang memerintah dan menguasai dengan dibuat dan
disusun hukumdengan tujuan mengatur kelompok masyarakat.
B. PARTISIPASI POLITIK
Pengertian partisipasi politik menurut :
1. Rush dan Althoff ( 1993 )
Keterlibatan atau keikutsertaan individu warga negara dalam sistem politik.
2. Huntington dan Nelson ( 1990 )
Mengartikan partisipasi dalam konteks politik yang selanjutnya dikonsepsikan partisipasi
ppollitik, yaitu kegiatan warga negara preman (private citizen) yang bertujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
3. Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara.
4. Partisipasi politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan ke
dalam 2 bagian, yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi politik non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1. Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2. Aktif dalam partai politik
3. Aktif dalam kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4. Diskusi Politik
Sikap yang harus dihindari dalam berpartisipasi politik :apatisme, sinisme, alienasi, anomie
C. PARTISIPASI SOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas
warga negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan.
KEGIATAN BELAJAR IV :
WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH TOLERANSI
A. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS
Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama,makhluk yang mempunyai
keyakinan akan kekuasaan Tuhan YME yang menguasai alam jagad raya besarta seluruh
makhluk hadup lainya di dunia.