Anda di halaman 1dari 51

RESUME MATERI

PEMBELAJARAN PKn di SD
MODUL 3,4,5,6,7,8,9,10,11
PDGK 4201
BIMBINGAN : SUYONO S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:
Kartika Dyan Kusuma (858660414)

PROGRAM STUDI : 119/PGSD S1 (BI.E)


POKJAR : SIDOARJO
MASA REGISTRASI 2019.1
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURABAYA
2019

i
MODUL 3

KEGIATAN BELAJAR 1

GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK PKN SERTA MAPEL IPS DAN


MAPEL LAINNYA DI SD.

A. PENGANTAR
Pembahasan tentang hubungan atau keterkaitan antarmata pelajan di SD,
khusunya antar mata pelajaran lainnya, seperti bahasa Indonesia, Pendidikan Agama,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dengan IPA dan dengan kurikulum Muatan
Lokal. Keterkaitan yang alami akan lebih mampu mengakomodasi kepentingan siswa
dan memberi kemungkinan bagi pengembangan materi pelajaran yang lebih bermakna
bagi kehidupan anak kelak di masyarakat.
Dasar pertimbangan untuk hal tersebut adalah siswa SD berpikir dalam
kerangka yang bersifat holistic (menyeluruh) dan belum bersifat fragmentaris dan
detail. Artinya, upaya mengaitkan secara alami tersebut memang sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kematangan anak, dengan demikian anak akan belajar
secara lebih wajar, bermakna, dan dalam suasana yang menantang. Untuk memenuhi
tuntutan itu maka uraian berikut akan dimulai dengan gambar umum atau
karakteristik mata pelajaran PKn, kemuadian tentang mata – mata pelajaran lainnya
yang relevan.

B. GAMBARAN UMUM, HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN.
1. Latar belakang masalah
Pembaharuan dan inovasi dalam pendidikan kewarganegaraan serta keterkaitan
dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajran yang kreatif, produktif yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian
dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM)
Pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu bidang kajian (Undang – undang
sistem pendidikan no. 20 tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya
antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan
kewarganegaraan sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga negara
yang baik.
Mata pelajaran PKN adalah mata pelajaran yang memang mengalami perubahan
nama, karena sangat rentan terhadap perubahan politik, namun ironisnya nama
berubah berkali - kali tetapi isi secara umum dan pendekatan serta penyampaiannya
kebanyakan tidak berubah. Dari segi pendekatan maka yang lebih ditonjolkan adalah
pendekatan politis dan kekuasaan dri segi [roses pembelajran atau system
penyampaiannya lebihmenekankan pada pembelajran satu arah dengan dominasi guru
yang menonjol sehinggan hasilnya sudah dapat diduga, yaitu verbalisme yang selama
ini telah dianggap sangat melekat pada pendidikan umumnya di Indonesia.
2. Tujuan PKN
Tujuan PKN adalah untuk mengembangkan kemampuan – kemampuan sebagai
berikut:
a) Berpikir kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b) Berpartisipasi secara aktif dan tanggung jawab serta bertindak secara cerdas.
c) Berkembang secara positif dan demokratis.

C. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BIDANG STUDI PKN.


1) Hakikat bidang studi PKN
Hakikat PKN adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri dari beragam dari segi agama, sosio – kultural, bahasa, usisa, dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang dilandasi oleh pancasila dan UUD 1945.
Dengan demeikian selain pengetahuan, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan
nila –nilai moral pancasila dalam mengembangkan dan mengordisir materi bidang
Studi pendidikan Kewarganegaraan untuk dapat diajarkan di SD.
Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan
pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut :
a. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila
yang benar dan sah.
b. Meletakkan dan membentuk pola piker yang sesuai dengan Pancasila dan
cirri khas serta watak ke – Indonesiaan.
c. Menanamkan nilai – nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
d. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga negara masyarakat
Indonesia selalu mempertahankan dan melestarikan nilai – nilai moral
pancasila.
e. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah, bertindak dan
berperilaku sesuai dengan nilai, moral, norma Pancasila.
f. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga
Indonesia yang baik dan bertanggung jawab yang mencintai bangsa dan
negaranya.
2) Karakteristik bidang studi PKN
Warga negara yang memiliki pandangan global memahami saling ketergantungan,
kemajemukan nilai – nilai dan menemukannya bukan hanya kelompok budaya mereka
sendiri sebagai suatu negara – bangsa, tetapi juga masyarakat dunia secara
keseluruhan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan insane social politik yang
terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia tersebut memiliki kemauan dan
kemampuan untuk:
a. Sadar dan patuh terhadaphukum (melek hukum).
b. Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (melek
politik).
c. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional (insane pembangunan).
d. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroism dan patriotisme).
Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru yaitu, bahwa
pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang kajian ilmiah dan program
pendidikan serta sebagai wahana utama dan esensi pendidikan demokrasi yang
dilaksanakan melalui:
a. Civic intelligence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun social.
b. Civic responsibility yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggung jawab.
c. Civic participation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atau dasar
tanggung jawabnya, baik secara individual, social, maupun sebagai pemimpin hari
depan.

D. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


KURIKULUM S1 PGSD.
1. Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pejaran SD.
Landasan konsep yang mendasari pendidikan kewarganegaraan, yaitu manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan dan sebagai insan sosial dan politik yang terorganisasi
melahirkan fungsi dan peran serta tujuan pendidikan kewarganegaraan. Secara umum
sebagai berikut:
a) Pendidikan nilai dan moral pancasila serta Undang – Undang Dasar 1945. Adalah
pendidikan nilai dan moral karena yang disampaikan sebgai substansi ini
pendidikan kewarganegaraan tersebut adalah nilai – nilai moral yang diperlukan
oleh seorang warga negara dalam berkehidupan sebgai warga negara dan
masyarakat yaitu suatu kehidupan yang dikenal dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
b) Pendidikan politik. Pendidikan yang memungkinkan siswa mengetahui apa yang
menjadi hak – hak dan kewajiban – kewajibannya.
c) Pendidikan kewarganegaraan. Diharapkan menumbuhkan pengertian dan
pemahaman siswa terhadap fungsi dan peran warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
d) Pendidikan hukum dan kemasyarakatan. Tidak hanya mendidik siswa memiliki
pengetahuan dan ketrampilan terhadap apa yang menjadi hak dan kewajibannya,
namun dapat pula menggunakannya dalam mengahdapi persoalan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

E. ISUE YANG BERKAITAN DENGAN GAMBARAN UMUM


KARAKTERISTIK PKN SERTA MAPEL IPS DAN MAPEL LAINNYA DI SD
Banyaknya siswa yang kurang mampu mengaitkan antara mata pelajaran PKN dengan
maple lainnya padahal antara maple PKN, IPS B. Indonesia memiliki kesesuaian dan
keterkaitan. Semisal pada materi bencana alam pelajaran PKN mengaitkan kepada
sikap sikap kita terhadap alam serta kepada orang yang terkena bencana dalam IPS
kita belajar terhadap fenomena alam serta karakteristik alam. Pada pelajaran Bahasa
Indonesia

KEGIATAN BELAJAR 2
KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS
A. KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN IPS
SERTA BAGAIMANA KETERKAITAN ITU TERJADI.
Sebagai upaya mewujudkan pesan UU sistem pendidikan nasional no. 2 tahun
1989 pasal 39 ayat 2 dan 3, bidang studi PKN adalah bagian dari bidang studi IPS.
Bidang studi PKN adalah pengajaran yang erat kaitannya dengan pancasila dan UUD
1945, antara lain UUD dan pancasila itu sendiri, juga pemerintahan negara RI yang
meliputi pemerintah pusat dan daerah, majelis permusyawaratan rakyat dan DPR serta
lembaga – lembaga negara, demokrasi pancasila dan kewajiban – kewajiban warga
negara, musyawarah dan mufakat.
Pendidikan kewarganegaraan yang menurut kurikulum tahun 1994 diberi
nama bidang studi pendidikan pancasila dan kewarganegaraan sebagai upaya
mewujudkan pesan UU system pendidikan nasional no. 2 tahun 1989 khususnya pasal
39 ayat 2 dan 3 bidang studi pendidikan kewarganegaraan adalah bagian dari bidang
studi IPS. Pada dasarnya bersumber dari mata pelajaran pendidikan
kewarganeragaraan yang terdiri atas Geografi, sejarah, dan ekonomi serta Civics
(kurikulum SD tahun 1968).
B. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU
Konsep pembelajaran terpadu dalam kurikulum tahun 1968 dengan
pendekatan korelasi adalah menghubungkan dua atau lebih mata pelajaran. Sedangkan
pembelajaran terpadu lebih luas daripada mengintegrasi beberapa mata pelajaran dari
beberapa mata pelajaran sekaligus.
Tujuan pendekatan terpadu (integrated approach) adalah agar pengajaran yang
disampaikan dapat lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreatifitas mengjar guru,
bahkan dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa, juga antara guru dengan siswa
sehingga dengan demikian siswa dapat memperlajari fakta – fakta dalam konteks
yang bermakna serta dapat belajar lebih utuh dan bermakna melalui kegiatan –
kegiatan yang lebih nyata dan konkret.
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian
(center of interest) yang digunakan untuk memahami gejala – gejala dan
konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun
dari bidang studi lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling dan dalam rentang dan
kemampuan perkembangan anak.
3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara
simultan.
4. Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi
yang berbeda dengan harapan anak belajar dengan baik dan bermakna.
Karakteristik pembelajaran terpadu memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1. Berpusat pada anak (child center)
2. Memberi pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Bersifat luwes
5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak.
Kelebihan – kelebihan pembelajaran terpadu antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
2. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
3. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerjasama, toleransi
terhadap orang lain.
C. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PEMBELAJARAN TERPADU

Dasar- dasar pertimbangan pengembangan program pembelajaran terpadu antara lain :

1. Karakterisktik anak SD
2. Konsep disiplin ilmu
3. Standar kompetensi dasar dan indikator
4. Lingkungan belajar anak
5. Bahan / sumber – sumber penunjang

D. ISUE KETERKAITAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN IPS

Pembelajaran IPS dan PKN yang tidak diajarkan dengan pengertian yang benar maka
akan dapat membuat siswa tidak memiliki rasa empati, memahami perbuatan baik dan
buruk, berlaku sekehendaknya sendiri, tidak menghormati dan menghargai hak – hak
orang lain. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya siswa siswa SD maupun SMP yang
sudah banyak mencoba merokok, meminum minuman keras, berkata kasar serta
berperilaku tidak baik lainnya
KEGIATAN BELAJAR 3

HUBUNGAN BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DENGAN


MATA PELAJARAN LAINNYA.

Selain memiliki keterkaitan dengan bidang studi IPS, pendidikan kewarganegaraan


juga memiliki keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya, seperti Bahasa Indonesia,
Matematika, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Ipa dan Kesenian.

Dalam melaksanakan keterkaitan bidang studi pendidikan kewarganegaraan dengan mata


pelajaran lainnya dapat menggunakan model Webbed (jaring laba – laba) dan integrated
(terpadu).

A. MODEL WEBBED
Dalam penggunaan model ini melibatkan sebanyak mungkin konsep dari
setiap disiplin untuk mengkaji secara tuntas dan komprehensif tema yang ditetapkan
yang tentu saja disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa SD.

B. MODEL INTEGRATED
Dalam model ini menekankan pada tema untuk dapat menunjukkan
keterhubungan mata pelajaran dalam menjelaskan tema, pemaduan sejumlah topik
dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi masih sama dalam sebuah tema tertentu.
MODUL 4

KEGIATAN BELAJAR 1

Bangsa Indonesia memiliki kehidupan social budaya yang berdasarkan kepribadian bangsa,
dan buka meniru budaya bangsa lain kebudayaan kita yang mengakar pada kepribadian
bangsa ini dapat menerima pengaruh budaya lain, asal kebudayaan luar itu positif dan tidak
mengubah jati diri bangsa.

A. KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI KEPRIBADIAN


NASIONAL
Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dapat dilihat dari dua sudut pandang
horizontal dan vertical. Horizontal yakni adanya perbedaan, tetapi tidak menunjukkan
tingkatan seperti berikut :
1. Perbedaan fisik atau Ras
2. Perbedaan suku bangsa
3. Perbedaan Agama
4. Perbedaan jenis kelamin

Secara vertical dengan menunjukkan adanya tingkatan. Hal ini ditunjukkan dengan kualitas
yang berbeda di antara individu. Misalnya dengan adanya urutan/tingkat pendidikan SD,
SMP, SMA/SMK dan perguruan tinggi. Hal itu pun mengakibatknan perbedaan pendapatan.

B. LATAR BELAKANG KEMAJEMUKKAN BANGSA INDONESIA


1. Di sebagian besar pendalaman pulau jawa dan bali, selama berabad-abad telah
ditanami secara intensif. System pertanian umumnya bersifat subsistem, untuk
memenuhi kebutuhan sendiri luas lahan relative kecil/sempit dan umunya
menggunakan tenaga hewan
2. Di sepanjang pantai jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi berkembang
kotakota Pantai, pusat pertemuan antarbangsa, perdagangan sutra, keramik,
emas, perak, dan rempah-rempah serta barang lain
3. Di wilayah pedalaman Kalimantan, Sumatra, Papua, dan pulau lainnya lahan
yang belum digarap masih luas, penduduknya masih jarang, pertanian, serta
hidupnya sering berpindah-pindah.
C. KEANEKARAGAMAN KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN UNSUR
KEBANGSAAN DAN KEPRIBADIAN NASIONAL
1. Kebudayaan daerah sebgai unsure kebudayaan nasional
Pasal 32 UUD 1945 menegaskan : pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia”, artinya kebudayaan nasional tumbuh dari kebudayaan
daerah dan unsure-unsyr kebudayaan asing yang dpat mengembangkan dan
memperkaya kebudayaan nasional. Perubahan kedua UUD 1945 pasal 28 1 (3)
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
2. Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia
Cirri-ciri umum kebudayaan daerah di Indonesia antaranya:
a. Kesenian, seperti seni music, seni tari, seni wayang
b. Bahsa, bahasa daerah digunakan oleh masyarakat daerah tersebut
sebagai bahasa sehari-hari di lingkungan keluarga dan sebagai bahasa
penghubung
c. System kemasyarakatan merupakan tata cara kehidupan masyarakat di
daerah-daerah yang kemudian berkembang menjadi adat istiadat
d. Mata pencaharian. Faktor alam tanah air kita ini mempengaruhi mata
pencaharian penduduk di daerah-daerah di Indonesia.
e. Religi/Kepercayaan. Salah satu cirri dari bangsa Indonesia adalah
religi magis, yaitu masih percaya pada hal-hal berbau magis/gaib atau
kepercayaan
f. Peninggalan sejarah di berbagai daerah di Indonesia, seperti
Borobudur, upacara ngaben di Bali, penguburan mayat di tanah Toraja.
3. Suku-suku bangsa Indonesia
a. Di pulau Sumatra terdapat suku Aceh, Batak, Minangkabau, lampung,
Bengkulu, lengkap dengan kebudayaan.
b. Dipulau jaw ada suku Sunda, Jawa dan Madura juga dengan
kebudayaannya masing-masing.
c. Di Kalimantan suku banjar, Dayak, dengan kebudayaannya yang
beragam
d. Di Sulawesi terdapat suku Bugis, Makassar, Toraja, Manado, dan
kebudayaannya pun beragam
e. Di Nusa Tenggara ada suku Bali, Lombok, Sumbawa, Sasak, bima,
Timor, dengan keanekaragaman budayanya
f. Di Irian ada suku Domas, suku Dani, dengan kebudayaannya yang
unik
g. Di Maluku ada Suku Ambon, Ternate, Sangibae, Halmahera, dengan
kebudayaannya yang beraneka ragam
h. Masih banyak lagi suku-suku lain yang belum tertuliskan
4. Budaya daerah
Budaya daerah adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal,
maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia
sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Budaya Indonesia tidak hanya
mencakup budaya asli bumiputera, tetapi juga mencakup budaya-
budaya pribumi yang mendapat pengaruh budaya Tionghoa, Arab, India, dan
Eropa.
5. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional
Berbagai daerah dari luar , membentuk perkumpulan-perkumpulan atau
sanggar kebudayaan daerah, menggalakkan serta memperbanyak tayangan
kebudayaan daerah di berbagai media massa baik media cetak maupun
elektronik, serta mengembangkan mutu budaya daerah agar lebih menarik.
D. BHINEKA TUNGGAL IKA DAN INTEGRASI NASIONAL
Menurut pandangan dari prof. Haryati Soedibjo, untuk menanggulangi
keanekaragaman perlu diperhatikan 3 hal sebagai berikut: 1) Bahwa Indonesia
merupakan kepulauan yang luas sekali, 2) Wilayah yang seluas itu terdiri dari belasan
ribu pulau dengan penduduk yang beraneka ragam, 3) keanekaragaman budaya dan
bahasa setempat, memiliki dasar budaya dan bahasa yang sama.
E. LANDASAN HUKUM BHINEKA TUNGGAK IKA
1) Pancasila sila ketiga: Persatuan Indonesia
2) Pembukaan UUD 1945 alinea kedua: “Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur”.
3) Batang tubuh UUD 1945:
a. Pasal 1 ayat (1):”Negara Indonesia ialah negara kesatuan yang
berbentuk republic”.
b. Pasal 32:”Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekeayaan budaya nasional”.
c. Pasal 35:”Bendera negara Indonesia ialah Sang Merah Putih”.
d. Pasal 36:”Bahasa Negara ialah bahasa Indonesia”.
4) Pembinaan kebudayaan
Pembangunan kebudayaan nasional diarahkan untuk memberikan
wawasan budaya dan makna pembangunan nasional Indonesia dalam
wawasan budaya dan makna pembangunan nasional Indonesia dalam
segenap dimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
Indonesia serta memperkuat jati diri dan kepribadian bangsa.
F. MISI BANGSA INDONESIA DI ERA GLOBAL
Misi bangsa Indonesia di era global
 Pengalaman pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
 Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
 Peningkatan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
 Menjamin kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat
 Perwujudan system hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremasi
hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
 Perwujudan kehidupan social budaya
 Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional
 Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah
 Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas
hidup
 Perwujudan aparat negara yang berfungsi melayani masyarakat
 Perwujudan system dan iklim pendidikan nasioanal yang demokratis dan
bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif,inovatif
 Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat.
G. ISUE YANG TERKAIT DENGAN KEANEKARAGAMAN INDONESIA
1. Banyaknya isu sentiment rasisme akhir akhir ini di Indonesia karena kurangnya
tolerasi terhadap perbedaan antara suku bangsa maupun agama
2. Kita lebih sering curiga dengan hal – hal asing diluar budaya kita sendiri atau
menghina kebudayaan daerah lain
3. Kita mengabaikan hak hak kaum minoritas

KEGIATAN BELAJAR 2

KONSEP DAN PRINSIP SEMANGAT KEBANGSAAN

Negara dan Bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki cita-cita bersama, memiliki
sejarah hidup bersama, memiliki adat, budaya dan kebiasaan yang sama, menempati suatu
wilayah tertentu, terorganisasi, serta pemerintahan yang berdaulat.

Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia, antara lain persamaan asal
keturunan bangsa, persamaan pola kebudayaan, persamaan tempat tinggal, persamaan nasib
kesejarahannya, dan persamaan cita-cita.

Prinsip-prinsip nasionalisme sangat berhubungan dengan prinsip wawasan nusantara yang


mengandung makna Indonesia merupakan satu kesatuan sosial budaya, satu kesatuan politik,
Indonesia merupakan satu kesatuan ekonomi, Indonesia merupakan satu kesatuan pertahanan
keamanan.

Paham-paham yang bertentangan dengan nasionalisme, yaitu sukuisme, chauvinisme,


ekstremisme, dan kedaerahan.

Nilai-nilai yang terkandung dalam semangat angkatan ’45 sebagai perwujudan keihklasan
adalah semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuknya, terutama penjajahan
dari suatu bangsa terhadap bangsa lain, semangat pengorbanan, seperti pengorbanan harta
benda dan jiwa raga, semangat persatuan tahan derita dan tahan uji, semangat kepahlawanan,
semangat persatuan dan kesatuan dan percaya pada diri sendiri.

Sikap dan perilaku yang merugikan nilai-nilai nasionalisme antara lain berikut ini :

1. Kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketergantungan


2. Korupsi, kolusi, nepotisme, pencemaran lingkungan hidup dan dekadensi moral
3. Apatisme, ketidakpedulian sosial, dan ketergantungan
4. Kemerosotan nilai upacar, nilai seni, dan kemerosotan sejarah
5. Kemerosotan kebajikan dan kemerosotan kesusilaan yang beradab
6. Kemerosotan penghormatan terhadap orang tua, persaudaraan, kesetiaan, dan kenakalan
remaja
7. Kecenderungan meniru budaya asing yang mementingkan unsur keduniawian dan
pergaulan bebas
8. Kurang percaya terhadap ketegasan peraturan dan peradilan hukum yang berlaku.

ISUE YANG BERKAITAN DENGAN KONSEP DAN PRINSIP SEMANGAT


KEBANGSAAN

1. Kesenjangan antara kaya dan miskin sangat terlihat akhir akhir ini di Indonesia
2. Korupsi yang berkali – kali digagalkan oleh KPK nyatanya dilemahkan dengan adanya
RUU KPK yang baru ini disahkan
3. Pergaulan bebas antara remaja yang semakin terlihat “wajar” dikarenakan masuknya
budaya asing yang begitu hebatnya di Indonesia
4. Banyaknya kondisi main hakim sendiri oleh masyarakat dikarenakan ketidak percayaan
terhadap peradilan hukum di Indonesia
5. Banyaknya perdagangan narkoba dengan jumlah ber puluh puluh kilogram yang berhasil
disita oleh pertugas

KEGIATAN BELAJAR 3

KONSEP SERTA PRINSIP CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA

Cinta tanah air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yang dilandasi oleh ketulusan dan
keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan demi kejayaan tanah air dan kebahagiaan
bangsa. Cinta pada tanah air adalah cinta pada pada negeri tempat seseorang memperoleh
penghidupan dan mengalami kehidupan dari semenjak lahir sampai akhir hidupnya, serta
senantiasa berusaha agar negerinya tersebut tetap aman sentosa dan sejahtera.

Warga negara dalam upaya bela negara diwujudkan dalam keikutsertaannya pada segala
usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keurtuhan wilayah negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara Kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Pertisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya(siskamling), ikut serta


menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan konflik
komunal.

ISUE YANG BERKENAAN DENGAN KONSEP CINTA TANAH AIR DAN BELA
NEGARA
1. Aksi terorisme yang marak terjadi adalah bukti sikap anti cinta tanah air. Hal ini harus
diwaspadai sebagai salah satu kejahatan berat yang dapat menganggu kedaulatan bangsa
2. Banyaknya atlit dan pekerja seni baik dari segi penyanyi atau perancang busana yang
berkiprah dikancah internasional membuktikan cintanya kepada tanah air dengan
menunjukkan prestasi anak bangsa mampu bersaing dengan Negara lain
MODUL 5
KONSEP HAK ASASI MANUSIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

KEGIATAN BELAJAR 1
A.   PENGERTIAN HAM
·         Deklarasi Universal HAM (universal  Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang
menyatu dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
·         UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan
anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia.
·         HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan dibawa
bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.
Cirri khas HAM
a.    Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya tetap
terhormat.
b.   Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan
dan status sosialnya.
c.    Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan
yang lainnya.
d.   Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e.    Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang
lain.
B.   NILAI-NILAI DASAR HAM  
a.    Kebebasan/kemerdekaan
b.   Kemnusiaan/perdamaian
c.    Keadilan/kesederajatan/persamaan
C. ISUE YANG TERKAIT DENGAN HAM
Salah satu issue pelanggaran HAM paling terkini adalah disiramnya air keras kepada Novel
Basweden selaku pimpinan KPK. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip HAM tentang
Hak Hidup, bahwa manusia berhak hidup dan menjalani kehidupan yang baik dan sehat.
KEGIATAN BELAJAR 2
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:
1.   TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2.   UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3.   Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM
Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya
penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh penyelenggara
Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm bersama
menekakkan HAM.
Pasal-Pasal mengenai HAM
1.   Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2.   Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3.   Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4.   Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5.   Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6.   Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7.   Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

HAM dalam UUD 1945


a.    Alinea pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oeh sebab itu maka penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan.
b.   Alinea 4
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila
1.   Hak memeluk agama/kepercayaan.
2.   Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
3.   Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
4.   Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
5.   Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999
1.   Hak untuk hidup
2.   Hak berkeluarga
3.   Hak mengembangkan diri
4.   Hak memperoleh keadilan
5.   Hak kebebasan pribadi
6.   Hak atas rasa aman
7.   Hak atas kesejahteraan
8.   Hak turut serta dalam pemerintahan
9.   Hak wanita
10. Hak anak
v  UU RI No.7 1984 tentang retifikasi Konvensi PBB tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan.
v  Kepres No.36 Tahun 1990 tentang pengesahan konvensi tentang Hak-hak anak.
v  Majelis Umum PBB siding ke-44 Desember 1989 tentang penegakan factor umum setiap
orang di bawah 18 tahun.
v  Deklarasi PBB tahun 1959 tentang Hak-hak anak
v  UU RI No.8 Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.

KEGIATAN BELAJAR 3
KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HAM
Ø  Pembangunan telah melaksanakan Ham apabila menunjukkan ciri-ciri:
   a. Politik
Berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
   b. Social
Ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya
toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia
   c. Ekonomi
Tidak adanya monopoli dalam system ekoonomi yang berlaku
Ø  Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia
UU RI No.39 Tahun 1999 tentang HAM
1.   Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
semangat persaudaraan.
2.   Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3.   Pasal 6 ayat (1)
Hokum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4.   Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung
jawab pemerintah.
Ø  Komisi Nasional HAM
Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM
dimuat dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1.   Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan pancasila,
UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2.   Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya. 

ISUE YANG BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN HAM


1. Penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baseweden
2. Tertembaknya mahasiswa ketika demo oleh polisi
3. Terbunuhnya aktivis aktivis lingkungan yang menyuarakan aksi protes terhadap
pembakaran hutan yang sangat menganggu pernafasan maupun ekosistem hutan
4. Terbunuhnya Salim Kancil berkaitan dengan tambang pasir di lumajang
5. Semua kasus pelanggaran HAM 1998 yang tidak terkuak hingga hari ini
MODUL 6
KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

KEGIATAN BELAJAR 1
      Pengertian hukum
 Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan
suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta
dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.
 Hukum adalah peraturan-peraturan hidup=peraturan-peraturan yang mengadakan tata
tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat.
      Konsep Negara Hukum
 Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
 Ciri-ciri negara hukum
1. Terdapat pembatasan kekuatan terhadap perorangan
2. Asas legalitas
3. Pemisahan kekuasaan
      Ciri-ciri Dan Macam-macam Pembagian Hukum
 Ciri-ciri hukum
          a. Adanya perintah dan/atau larangan
          b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati semua orang

      Golongan hukum menurut asas pembagian


1. Hukum menurut sumbernya
1. Hukum undang-undang
2. Hukum kebiasaan
3. Hukum traktat
4. Hukum yurisprodensi
2. Hukum menurut bentuknya
a. Hukum tertulis
b. Hukum tak tertulis
3.   Hukum menurut tempat berlakunya
a. Hukum nasional
b. Hukum internasional
c. Hukum asing
Hukum gereja
4.    Hukum menurut berlakunya
a. Lus constitum (hokum positif)
b. Lus constituendum (hukum berlaku pada waktu yang akan dating
c. Hukum asasi (hukum alam)
      5.   Hukum cara mempertahankannya, menurut fungsinya
a. Hukum material
b. Hukum formil
      6.   Hukum menurut sifat atau daya kerjanya atau sanksinya
a. Hukum yang memaksa
b. Hukum mengatur = hukum pelengkap = hukum penambah
      7.   Hukum menurut isinya
a. Hukum publik(publik law)
b. Hukum privat (private law)
      Hukum Normatif-hukum Ideal-hukum Wajar
 Hukum normatif adalah hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga
hukum yang tidak tertulis dalam perundangan, tetapi ditaati oleh masyarakat
 Hukum ideal adalah hukum yang dapat memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di
seluruh dunia
 Hukum wajar adalah hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari.
      Negara hukum menurut F.J Stahl adalah “negara Kesejahteraan”
 Elemen negara hukum menurut F.J Stahl
      Ø  Adanya elemen dan hak dasar manusia
      Ø  Adanya pembagian kekuasaan
      Ø  Pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan hukum
      Ø  Adanya peradilan administrasi negara
      Menurut A.V Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “Rule of law”, konsep
negara hukum mengandug 3 unsur, yaitu:
      Ø  Supermacy of law
      Ø  Equality before the law
      Ø  Human right
KEGIATAN BELAJAR 2
PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
      Konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum
      a)    Norma
      b)   Sanksi
      c)    Delik (tindak pidana)
      d)   Kewajiban dan hak hukum
      e)    Tanggung jawab

      Dua jenis hukuman


      1.   Hukuman pokok
a.    Hukuman mati
b.   Hukuman penjara
c.    Hukuman kurungan
d.   Hukuman denda
2. hukuman-hukuman tambahan
a. Pencabutan dari hak-hak tertentu
b. Pensitaan dari benda-benda tertentu
c. Pengumuman dari putusan hakim
      Lembaga penegak hukum
a. Kepolisian  berfungsi sebagai penyelidik dan penyidik
b. Kejaksaan berfungsi sebagai lembaga penuntut
c. Kehakiman berfungsi sebagai lembaga pemutus keadilan dan lembaga penasihat
atau bantuan hukum
 Empat badan pengadilan
1. Peradilan umum
2. Peradilan agama
3. Peradilan militer
4. Peradilan tata usaha negara
      Kasus-kasus yang berkaitan dengan Hukum
1. Kasus Pencurian Uang melalui ATM
Pasal yang mengatur tentang pencurian uang adalah pasal 362 KUHP, yang menyatakan
bahwa barang siapa mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, denda pidana penjara atau denda
2.   kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuhan serta pembakaran
rumah korban yang bernama nyonya sylvia, tujuan dari pada pelaku dalam pembakaran
rumah korban adalah untuk menghilangkan jejak, terhadap pelaku dalam kejahatan di rumah
Nyonya Sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana perampokan disertai penganiayaan yang
menyebabkan matinya korban.Pelaku dapat dikenai ancaman pidana atas dasar ketentuan
pasal 339, 354, 368 Jo.365 KUHP

ISUE YANG BERKAITAN DENGAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA


1. Seorang wanita yang mampu mengelapkan 62 mobil rental untuk keperluan pribadinya.
Polisi hingga terkecoh karena tidak nemenukan uang satu rupiah pun dalam rekening
pribadinya serta barang barang mewah yang ada dikontrakannya
2. Seorang suami yang membakar istri yang baru 1,5 bulan ia nikahi karena tidak ingin
diceraikan oleh sang istri. Hal ini terjadi karena sang istri menerima KDRT selama
pernikahnnya hingga memutuskan untuk bercerai
3. Seorang nenek yang ditipu oleh tetangganya sendiri dengan menjual rumahnya seharga
300 ribu rupiah. Dikarenakan nenek tersebut tidak bias membaca maupun menulis sehingga
timbul niatan tetangga nenek tersebut untuk menipu nenek dengan mengajaknya ke notaris
dengan membawa sertifikat rumah dan menanda tangani beberapa dokumen penting.
4. Seorang ibu membunuh putra semata wayangnya dikarenakan tidak tahan dengan sikap
kasar sang anak. Selain itu ibu tersebut juga tidak suka dengan perilaku homoseksual anak
tersebut sehingga meminta pembunuh bayaran untuk membunuh anaknya
MODUL  7
MATERI DAN PEMBELAJARAN DEMOKRASI

KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT DEMOKRASI DAN PILAR-PILAR DEMOKRASI KONSTITUSIONAL

Secara etimologis, demokrasi berasal dari kata yunani “demos” berarti rakyat dan “kratos
atau  kratein”  berarti kekuasaan atau berkuasa. Demokrasi dapat diterjemahkan “rakyat
berkuasa” atau government or rule by the people ( pemerintahan oleh rakyat).
Demokrasi dapat juga berarti seperangkat gagasan dan prinsip  tentang kebebasan, tetapi
juga mencangkup seperangkat praktek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang
dan sering berliku-liku sehingga demokrasi sering disebut sebagai suatu pelembagaan dari
kebebasan. Mengapa demokrasi karena demokrasi sebagai dasar sistem pemerintahan
konstitusional sudah teruji oleh zaman yang menunjunjung tinggi kebebasan, hak asasi
manusia,  persamaan di depan hukum yang harus dimilki setiap individu dan masyarakat.
Demokrasi  konnstitusional adalah suatu gagasan pemerintah demokratis yang
kekuasaannya terbatas dan pemerintahnya tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang.
Ketentuan dan peraturan hukum yang membatasinya kekuasaan pemerintah ini ada dalam
konstitusi sehingga demokrasi konstitusional sering disebut “pemerintahan berdasarkan
konstitusi”.
Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berdasarkan konstitusi dan hukum
(Rule of Law). Sejumlah syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang
demokratis dibawah Rule of Law, sebagai berikut :
1.      Perlindungan konstitusional.
2.      Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
3.      Pemilihan umum yang bebas.
4.      Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
5.      Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
6.      Pendidikan kewarganegaraan.
Untuk membangun dan menegakkann demokrasi di Indonesia diperlukan pilar-pilar
demokrasi konstitusional berdasarkan filsafat bangsa pancasila dan konstitusi Negara RI
UUD 1945 ialah demokrasi berdasarkan.
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa
2.      Hak Asasi Manusia.
3.      Kedaulatan Rakyat..
4.      Kecerdasan Rakyat.
5.      Pemisahan Kekuasaan Negara.
6.      Otonomi Daerah.
7.      Supremasi Hukum (Rule of Law).
8.      Peradilan Bebas.
9.      Kesejahteraan Rakyat.
10.  Keadilan Sosial.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan dan penegakan Demokrasi
konstitusional disuatu negara meliputi faktor pertumbuhan ekonomi, faktor sosial politik, dan
faktor budaya kewarganegaraan dan akar sejarah.

KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBELAJARAN MATERI DEMOKRASI

Pendidikan demokrasi perlu diupayakan dan dilaksanakan melalui proses pembelajaran,


baik melalui sekolah (schools-based civic education).
Untuk mengembangkan pendidikan demokrasi di Indonesia, maka perlu adanya
paradigma baru yang lebih mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence)
dalam dimensi spritual, rasional, emosional,, dan sosial; tanggung jawab warga negara (civic
responsibility); serta partisipasi warga negara (civic participation) agar terbentuknya warga
negara Indonesia yang baik.
Proses pendidikan kewarganegaraann kita harus membedakan antara aspek-aspek:
pengetahuan (knowledge), sikap dan pendapat (attitudes and opinions), keterampilan
intelektual (intellectual skills), dan keterampilan partisipasi (participatory skills).
Untuk mengadakan suatu proses pembelajaran, terlebih dahulu ada sejumlah kemampuan
dasar (core competencies) untuk setiap dimensi atau aspek-aspek diatas, seperti: (1)
kebutuhan individu untuk memecahkan isu-isu dan masalah-masalah sosial dan politik yang
mereka sedang dan akan dihadapi; dan (2) isu-isu dan masalah-masalah yang telah menjadi
topik dan agenda publik.
Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran
demokrasi,
1.      Lingkungan tempat proses pembelajaran berlangsung.
2.      Karekteristik sosial, ekonomi, dan budaya peserta didik.

Langkah-langkah yang dapat dikembangkan oleh guru untuk mengadakan proses


pembelajaran demokrasi, adalah :
1.      Merumuskan tujuan.
2.      Menyajikan kata-kata (istilah) yang perlu diketahui.
3.      Menyajikan ide-ide yang perlu dipelajari.
4.      Memecahkan masalah.
5.      Menerapkan kemampuan yang telah dikuasai.

ISUE YANG BERKAITAN DENGAN DEMOKRASI


1. Adanya demonstrasi besar besaran pada bulan September 2019 oleh mahasiswa seluruh
Indonesia yang menolak RUU KPK dan RUU lainnya yang dinilai kurang baik atau kurang
memberikan kebermanfaatan terhadap banyak orang
2. Adanya pergerakan aktivis lingkungan yang dipelopori oleh gadis remaja 16 tahun yaitu
Greta Thurberg. Begitu besarnya gerakan ini sehingga seluruh dunia melancarkan aksi protes
kepada pemimpin Negara nya masing masing untuk melakukan kebijakan yang berpihak
terhadap lingkungan bukan terhadap pemegang perusahaan.
3. Demonstrasi bertahun tahun oleh warga hongkong sebagai protes akibat adanya praturan
ekstradisi oleh China
MODUL  8
MEMAHAMI MATERI DAN MAMPU MEMBELAJARKAN
HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

KEGIATAN BELAJAR 1
HUKUM DAN PENEGAK HUKUM 

Sebagai makluk pribadi mempunyai sifat, watak, kehendak, dan kepentingannya masing-
masing.  kehendak  dan  kepentingan  setiap  individu  mungkin sejalan  atau mungkin
berbeda bahkan bertentangan dengan kehendak dan kepentingan individu lainnya.
Bertentangan kepentingan antar individu ini mengakibatkan terganggunya  pemenuhan
kepentingan para individu itu sendiri. Kebutuhan inilah yang menjadi cikal-bakal
terbentuknya tata kehidupan bersama yang di kenal dengan tata kehidupan bermasyarakat.
Pergaulan kehidupan manusia dalam masyarakat di atur oleh berbagai macam kaedah atau
norma, yang hakikatnya bertujuan untuk menghasilkan kehidupan bersama yang tertib dan
tenteram, di dalam pergaulan hidup tersebut manusia mendapat pengalaman-pengalaman
tentang  bagaimana  memenuhi  kebutuhan-kebutuhan  hidup, baik kebutuhan  pokok
maupun  kebutuhan-kebutuhan  bersifat sekunder  atau tersier. 
Pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup ini
menghasilkan nilai-nilai fositif maupun negatif sehingga manusia mempunyai konsepsi-
konsepsi abtrak mengenai apa yang baik dan harus di anut ,dan apa yang buruk dan harus di
hindari. Sistem nilai tersebut sangat perpengaruh terhadap pola-pola pikiran manusia ,yang
merupakan suatu pedoman mental baginya. Pola-pola  pikiran  manusia  mempengaruhi
sikapnya  atau kecendrungan untuk melakukan atau tidak melakukan suatu terhadap manusia,
benda maupun keadaan-keadaan .
sikap-sikap manusia ini selanjutnya membentuk kaedah-kaedah oleh karena manusia
cendrung untuk hidup teratur dan manusia-manusia adalah berbeda-beda , oleh sebab itu di
perlukan patokan-patokan yang berupa kaedah-kaedah .dengan demikian dapat di katakana
bahwa kaedah atau norma merupakan faktor-faktor atau pedoman-pedoman prihal tingkah
laku yang di harapkan.di dalam kehidupan manusia sehari-hari,terhadap bagai macam kaedah
atau norma yang mengatur peri kehidupannya.berkenaan dengan kaedah-kaedah atau norma
tersebut ,kita mengenal berbagai kaedahatau norma yang meliputi norma agama ,norma
kesusilaan, norma kesopanan ,normaadat,dan norma hukum.Hukum adalah suatu organisasi
paksaan. sebab hukum melekatkan kondisi-kondisitertentu terhadap pengunaan paksaan di
dalam hubungan-hubungan antara manusia,pengesahan pengunaan paksaan hanya oleh
individu-individu tertentu dan hanya dibawah  kondisi-kondisi  tertentu.hukum
menyebabkan  pengunaan  paksaan  sebagaimonopoli masarakat .
sunguh karena monopoli pengunaan tindakan paksaan bahwahokum menciptakan
ketentraman masarakat.pedamayan adalah suatu kondisi dimanatidak dapat pengunaan
paksaan menurut pengertian ini, hukum hanya memberikan perdamayan relatif ,bukan
absolute,dimana hukum mencabut hak para individu untuk mengunakan paksaan tetapi
mencadangkan nya kepada masarakat .perdamayan hukumbukan suatu kondisi dari ketidaan
paksa mutlak ,suatu keadaan anarkis ;perdamayan hukum  adalah  suatu  kondisi  monopoli
paksaan  ,suatu  monopoli  paksaan  olehmasarakat.di tinjau dari sumber-sumbernya ,hukum
hukum dapat kita golongkankedalam klasifikasi berikut.
1.      hukum undang-undang.
2.      hukum persetujuan.
3.      hukumtraktat(perjanjian antar Negara).
4.      hukum kebiasaan dan hukum adat.
5.      hukum yurifrudensi.
Di tinjau dari bentuknya hukum dapat di bedakan lebih lanjut kedalam berikut ini.
1.      hukum tertulis.
2.      hukum tidak tertulis.
Di tinjau dari sudut kepentingan yang di aturnya, hukum dapat di golongkan ke dalam
hukum privat dan hukum publik, hukum seragam, hukum beraneka ragam, hukum beraneka
ragam di maksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Hukum beraneka ragam antara lain
berikut ini.
1.      hukum antar waktu
2.      hukum antar tempat
3.      hukum antargolongan
4.      hukum antaragama
5.      hukum privatinternasional .

Pergolongan hukum berikutnya adalah pergolongan ataranya hukum formal dengan


hukum metrial. Hukum formal sering di samakan dengan hokum acara ,yakni hukumyang
mengatur tentang tata cara bagaimana kaida-kaidah hukum (metrial) di pertahankan atau di
laksanakan  yang di maksud dengan hukum metrial ialah ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur wujud dari hubungan-hubungan hukum itu sendiri dengan  kata lain  hukum metrial
adalah hukum  yang mengatur  tentang isi dari hubungan-hubungan hukum. atas dasar
tinjauan apa dalam suatu cabang hukum diutamakan tentang keharusan/larangan atau kah
tentang sangsinya maka kita dapat membedakan;
1.      hukum kaidah(normenrecht)
2.      hukum sangsi(sanctienrecht)
Konsep-konsep penting berkenaan dengan peraturan hukum ,yang meliputi norma, saksi,
delik (tindakan pidana),  kewajiban hukum, tanggung jawab hukum, dan hak hukum, norma
prilaku yang di atur dalam peraturan hukum memuat keharusan-keharusan (gobod) dan atau 
larangan-larangan (Verbod).
Sanksi merupakan konsekuensi dari perbuatan yang dianggap merugikan masyarakatdan
yang harus dihindarkan. Sanksi diberikan oleh tata hukum dengan maksud untuk
menimbulkan perbuatan tertentu yang dianggap dikehendaki oleh pembuat undang-undang. 
Sanksi merupakan tindakan memaksa untuk menjamin perbuatan manusiayang dikehendak
oleh peraturan hukum. Pada hukum pidana kita kenal sanksi pidana.  Berkenaan dengan
hukuman pidana, terdapat dua jenis hukuman, yaitu hukuman pokok dan hukuman tambahan.
Pasal 10 KUHP menyebutkan “Hukuman-hukuman itu adalah berikut ini.
1.      Hukuman-hukuman pokok 
·        Hukuman mati.
·        Hukuman penjara.
·        Hukuman kurungan.
·        Hukuman denda.
2.      Hukuman-hukuman tambahan
·        Pencabutan dari hak-hak tertentu
·        Penyitaan dari benda-benda tertentu
·        Pengumuman dari putusan hakim.
Untuk memahami lebih lanjut tentang norma dan sanksi, perhatikanlah kutipan pasal-
pasal dari peraturan hukum berikut.  Pasal/ 362 KUHP  “Barang siapa mengambil sesuatu
benda yang seluruhnya atau sebagian kepunyaanorang lain, dengan maksud untuk menguasai
benda tersebut secara melawan hukum karena salah telah melakukan pencurian,dihukum
dengan hukuman penjara selama-lamanya 5 tahun atau dengan.  Pasal 1365 KUHP Perdata 
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang
lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugiantersebut.”Konsep  hukum  berikutnya adalah  “delik”.  Dalam  hukum pidana  istilah
delik atau  “strafbaar  feit”  lazim diterjemahkan  sebagai  tindak  pidana, yaitu  suatu 
perbuatan  yang  bersifat melawan  hukum (wederrechtelijk  atau  onrechtmatige).  Dalam
hukum perdata  istilah  delik tidak  lazim  digunakan.  Untuk menyebut seseorang melakukan
delik, biasanya digunakan istilah seseorang telah melakukan wanprestasi. Namun demikian.
Delik-baik dalam lapangan hukum pidanamaupun hukum perdata, dapat didivinisikan sebagai
perbuatan seseorang terhadap siapa sanksi sebagai konsekuensi dari perbuatannya itu
diancamkan.  fakta tentang delik bukan hanya terletak pada suatu perbuatan tertentu saja,
melainkanjuga pada akibat-akibat dari perbuatan tersebut. Di dalam ilmu pengetahuan hukum
pidana, dikenal beberapa macam jenis delik (Lamintang, 1984), antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a.       Delik formalDelik yang dianggap telah sepenuhnya terlaksana dengan dilakukannya
suatu perbuatanyang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang.
Contohnya, Pasal209, 210, 242, 362 KUHP.
b.      Delik material Delik  yang  dianggap  telah   sepenuhnya  terlaksana  dengan  di
timbulkannya akibatyang dilarang dan diancam dengan hukuman olehundang-undang.
Contohnya, Pasal 149, 187, 338, 378 KUHP.
c.        Delik komisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan (verbod) menurut
undang-undang, yang terjadi karena melakukan suatu. Contohnya, Pasal212,263, 285, 362
KUHP.
d.      Delik omisi Delik yang berupa pelanggaran terhadap keharusan (gebod)
menurutundang-undang, yang terjadi karena dilalaikannya suatu perbuatan yangdiharuskan.
Contohnya, Pasal 217, 218, 224, 397 angka 4 KUHP.
e.       Delik kesengajaan Delik yang mengandung unsur kesengajaan. Contohnya, Pasal
338KUHP.
f.       Delik kelalaian delik yang  mengandung unsur kelalaian. Contoh Pasal 359 KUHP.
g.      Delik aduan Delik yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan dari orang yang
dirugikan.Contoh Pasal 72 – 75, 284 ayat (2), 287 ayat (2) KUHP.
h.      Delik biasaDelik yang dapat dituntut tanpa diperlukan adanya suatu pengaduan.Contoh
Pasal 362, 338 KUHP.
i.        Delik umumDelik yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
j.        Delik khususDelik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu saja.

Hal-hal yang berkaitan erat dengan konsep delik ialah konsep kewajiban hukum.
Konsepkewajiban hukum merupakan pasangan dari konsep norma hukum. Konsep
kewajibanhukum menunjuk hanya kepada individu terhadap siapa sanksi ditujukan dalam hal
diamelakukan delik. Menurut hukum dia diwajibkan menghindari delik jika delik ituberupa
tindakan positif maka dia.diwajibkan untuk tidak melakukan tindakan tersebutjika  delik  itu
berupa  kelainan  untuk  melakukan  suatu tindakan  tertentu (delik omisi) maka diwajibkan
untuk melakukan  tindakan tersebut. dengan  demikian, kewajiban hukum adalah kewajiban
untuk menghindari delik adalah kewajiban sisubjek untuk “untuk mengetaui`norma  hukum.
satu konsep yang di hubungkan  dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep
tangung jawab hukum, berati dibertangung  jawab  atas  suatu  saksi  dalam  hal  melakukan
suatu  perbuatan  yang bertentangan.  Perlu untuk membedakan istilah kewajiban hukum dari
tanggung jawab hukum tatkala sanksi tidak atau tidak hanya ditujukan kepada pelaku delik
langsung, melainkan juga kepada para individu lain yang menurut hukum mempunyai
hubungan dengan pelaku langsung.  Dalam  hukum  masyarakat  beradab, individu  yang
diwajibkan  kepada  perbuatan tertentu, dalam keadaan normal adalah juga orang yang
bertanggung jawab atas  perbuatan  tersebut.  Biasanya orang bertanggung  jawab  hanya
terhadap perbuatannya sendiri, bertanggung jawab terhadap delik yang dilakukannya sendiri.
Tetapi ada kasus-kasus kekecualian di mana seseorang menjadi bertanggung jawab
terhadap  perbuatan yang  merupakan kewajiban  dari  seseorang  lainnya,  menjadi
bertanggung jawab terhadap suatu delik yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab dan
juga kewajiban menunjuk kepada delik itu juga, tetapi kewajiban selalu menunjuk kepada
delik dari pelaku itu sendiri, sementara tanggung jawab seseorang dapat  menunjuk kepada
suatu delik yang dilakukan oleh orang lain.  Norma hukum  mengandung  kewajiban  dan
tanggung  jawab.  
Norma hukum mengandung arti kewajiban dalam hubungan dengan orang yang
berpotensi sebagai pelaku  delik;  pelaku  delik,  tetapi  juga  terhadap  individu-individu
lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan si pelaku
delik.  Pelaku delik adalah seseorang yang perbuatannya karena telah ditentukan oleh tata
hukum, merupakan kondisi dari suatu sanksi yang ditujukan terhadapnya atau terhadap 
individu lainnya yang mempunyai suatu hubungan yang ditentukan menurut hukum dengan 
pelaku delik  Subjek. Konsep kewajiban biasanya dibedakan dari konsep hak , kita hanya
berkepentingan dengan istilah hak hukum.  Orang  lazim membuat  perbedaan antara 2 hak
macam hak yaitu:
1.      jus is rem,yaitu hak atau suatu barang.
2.      jus is personam, yaitu hak untuk menuntut seorang untuk menurut sesuatu cara tertentu
yakni hak atas perbuatan seorang lainya.
Jika hak itu adalah hukum maka hak tersebut harus merupaka hak atas
perbuatanseseorang lainnya ,atas perbuatan yang menurut hukum merupakan kewajiban
dariseorang lainnya .hak hukum masarakat kan kewajiban dari seseorang lainnya
.kewajibanini adalah dengan sendirinya tatkala kita berbicara tentang suatu hak atas
perbuatan diriseseorang lainya.Keberadaan atau ketidak hak masarakat suatu norma umum
yang mengatur perbuatanmanusia.oleh sebap itu jika ada suatu pernyataan tentang hak hukum
maka suatuperaturan hukum harus di saratkan .tidak tidak mungkin ada hak hukum sebelum
ada hukum itu sendiri. selama suatu hak tidak“dijamin“oleh peraturan hukum maka hak
itubelum merupakan hak hukum Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan hukum. 
Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan hak tersebut. Berkenaan
dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua kerakteryang berbeda, yaitu,
hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan  hak dan kewajibanrelatif di pihak lainnya.
Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorangrelatif terhadap seseorang
individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban yang dimiliki orang
terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadapsemua  individu  lainya.  Untuk
menjalankan  hukum  sebagaimana  mestinya  makadibentuk lembaga Penegakan hukum (law
enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai lembaga penyidik;
Kejaksaan, yang  sebagai lembaga penuntut;Kehakiman,  yang  berfunsi  sebagai  lembaga
pemutus/pengadilan,  dan  lembagaPenasihat atau bantuan hukum.

1.    KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas
memeliharakeamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum hususnya Hukum
acaraPidana, Kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.Menurut Pasal
4UU nomor  8 tahun  198 tentang undang-undang Hukum  Acara Pidana (KUHP),
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara RI. Penyelidik mempunyai wewenang.
a) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak Pidana.
b) Mencari keterangan dan barang bukti.
c) Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.
d) Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.
Atas perintah penyidik, penyelidik dapat melakukan tindakan berupa:
a.       penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaan.
b.      pemeriksaan dan penyitaan surat.
c.       mengambil sidikjari dan memotret seseorang.
d.      membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik.
Hukum itu sendiri selama suatu hak tidak “dijamin“ oleh peraturan hukum maka hak itu
belum merupakan hak hukum.  Hak ini dibuat menjadi hak hukum pertama-tama oleh
jaminan dan peraturan  hukum.  Ini berarti bahwa hukum mendahului atau bersamaan dengan
hak tersebut.  Berkenaan dengan hak dan kewajiban tersebut di atas, lazim dibedakan dua
kerakteryang berbeda, yaitu, hak dan kewajiban mutlak di satu pihak dan  hak dan kewajiban
relatif di pihak lainnya.  Kewajiban relative adaah kewajiban yang dimiliki seseorang relatif
terhadap seseorang individu yang di tunjuk sementara kewajiban mutlak adalahkewajiban
yang dimiliki orang terhadap sejumlah individu tak terbatas atau terhadap semua  individu
lainya.  Untuk  menjalankan  hukum  sebagaimana  mestinya  makadi bentuk lembaga
Penegakan hukum (law enforcers), antara lain Kepolisian, yangberpungsi utama sebagai
lembaga penyidik; Kejaksaan, yang  sebagai lembaga penuntut; Kehakiman,  yang  berfunsi
sebagai  lembaga  pemutus/pengadilan,  dan lembaga Penasihat atau bantuan hukum.
Setelah itu, penyelidik berwewenang membuat dan menyampaikan laporan hasil
pelaksanaan tindakan tersebut di atas kepada penyidik. Selain penyelidik, polisi bertindak
pula sebagai penyidik.  Menurut Pasal6 UU No. 8/1981 yang bertindak sebagai penyidik,
yaitu:
a.       pejabat Polisi negara Republik Indonesia
b.      pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.

2.    KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum
serta melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperolehkekuatan  hukum tetap.
Jadi,  Kejaksaan  adalah  lembaga  pemerintahan  yang melaksanakan kekuasaan negara di
bidang penuntutan. Berdasarkan penjelasan tersebut maka Jaksa (penuntut umum)
berwewenang, antara lain untuk;
a.       menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan
b.      membuat surat dakwaan.
c.       melimpahkan perkara ke Pengadilan Negeri sesual dengan peraturan yang berlaku.
d.      menuntut  pelaku  perbuatan  melanggar  hukum (tersangka) dengan hukuman tertentu.
e.       melaksanakan penetapan hakim, dan lain-lain.
Khusus dalam bidang Pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a.       melakukan penuntutan dalam perkara pidana.
b.      melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
c.        melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan keputusan lepas bersyarat (yaitu
keputusan yang dikeluarkan oleh menteri kehakiman)
d.      melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaantambahan  sebelum  dilimpahkan  ke  pengadilan  yang  dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.

3.    KEHAKIMAN
Kehakiman  merupakan  suatu  lembaga  yang  diberi  kekuasaan  untuk
mengadili.Sedangkan Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh
undang-undang  untuk  mengadili.  Menurut  Pasal  1  UU  nomor  8/1981  mengadili adalah
serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa, dan memutus perkara pidana
berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang tersebut. dalam Pasal 5 UU Nomor 14 Tahun
1970 di tegaskan bahwa pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-
bedakan orang. Demikian pula dalam Pasal 1disebutkan bahwa . Kekuasaan kehakiman
adalah kekuasaan Negara yang merdekauntuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan berdasarkanPancasila, demi terselenggaranya negara Hukum RI,Dalam
Pasal 10 ayat 1 Undang-undang No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman ditegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan olehbadan pengadilan
dalam 4 lingkungan, yaitu:

a.       Peradilan Umum
b.      Peradilan Agama
c.       Peradilan Milker
d.      Peradilan Tata Usaha Negara.
Keempat  lingkungan  peradilan  tersebut,  masing-masing  mempunyai  lingkungan
wewenang  mengadili tertentu dan meliputi badan peradilan secara bertingkat.  Peradilan
militer, peradilan Agama, dan peradilan Tata Usaha Negara merupakan peradilan khusus
karena mengadili perkara-perkara tertentu atau mengadili golongan rakyat tertentu. 
Sedangkan peradilan umum merupakan peradilan bagi rakyat pada umumnya baik mengenai
perkara Perdata maupun perkara Pidana.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMBELAJARAN MATERI HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

Oleh sebab itu, pendidikan hukum sebagai salah satu bentuk upaya penanaman kesadaran
akan norma tingkah laku dalam masyarakat, dipandang sangat strategis untuk diberikan pada
seluruh jenis dan jenjang pendidikan persekolahan. Penanaman nilai-nilai dan norma-norma
sosial kemasyarakatan  merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
sosialisasi anak menuju realita kehidupan yang sesungguhnya di masyarakat. 
Program pendidikan hukum (law-related education) di persekolahan hendaknyadiarahkan
untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan yangdiperlukan agar
mereka kelak dapat berpartisipasi secara efektif dalam lembaga-lembaga hukum. Tujuan
utama dari pendidikan hukum, seperti dikemukakan oleh Bank (1977: 258-259) adalah untuk
membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap,  dan  keterampilan  yang  diperlukan
untuk  memperoleh  hak-hak  hukumnya  secaramaksimum dalam masyarakat.  Center for
Civic Education (CCE) dalam National  Standards for Civics and Government  (1997)
mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum, antara lain
meliputi:
a.       fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum.
b.      kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional.
c.       perlindungan hukum terhadap hak-hak individu
d.      kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
e.       hak warga negara.
f.       tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum.
Pembelajaran tentang materi hukum  bertujuan  untuk  membekali  siswa  dengan
sejumlah pengetahuan  tentang norma-norma hukum yang mempengaruhi kehidupannya
sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri mereka yang pada gilirannya mereka dapat
menampilkan kepatuhan secara sukarela dan sikap  menghormati terhadap norma-norma
hukum yang berlaku. 
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan
hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem
peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum.  Keadaan hidup manusia dalam
masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat. oleh sebab itu, pembelajaran di abad
sekarang ini hendaknya memperhatikan arus danlaju perubahan yang terjadi.  Pembelajaran
perlu membina pola berpikir, keterampilan dan kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang
mampu menyesuaikan diri secara manusiawi dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran
adalah menumbuhkan dan menyempurnakan pola laku,  membina kebiasaan dan kemahiran
menyesuaikan diri dengan  keadaan  yang berubah-ubah  maka  metode  pembelajaran  harus
mampu mendorong proses pertumbuhan dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,
dan mengembangkan  kemahiran untuk menyesuaikan diri. 
Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a.       tingkat kesulitan,
b.      tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan  berpikir  berkenaan  dengan  kemampuan  kognitif  siswa.
Kemampuanberpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari
yangsederhana/mudah kepada yang kompleks/rumit, dan  keterampilan  yang  diperlukan
untuk  memperoleh  hak-hak  hukumnya  secara maksimum dalam masyarakat.
Center for Civic Education (CCE) dalam National Standards for Civics and Government 
(1997) mengembangkan sejumlahbahan ajar yang berkaitan dengan pendidikan hukum,
antara lain meliputi:
(1) fungsi dan tujuan dari peraturan dan hukum,
(2) kedudukan hukum dalamsistem pemenntahan konstitusional,
(3) perlindungan hukum terhadap hak-hak ind.vidu,
(4) kriteria untuk mengevaluasi peraturan dan hukum
(5) hak warga negara, dan
(6) tanggung jawab warga negara.
Dengan menyimak paparan di atas maka pendidikan hukum hendaknya diarahkan pada
pembelajaran materi hukum dan penegakan hukum. Pembelajaran tentang materi hukum
bertujuan  untuk  membekali  siswa  dengan  sejumlah pengetahuan  tentang  norma-norma
hukum yang mempengaruhi kehidupannya sehingga tumbuh kesadaran hukum pada diri
mereka yang pada gilirannya mereka dapat menampilkan kepatuhan secara sukarela dan
sikap menghormati terhadap norma-norma hukum yang berlaku. 
Dipihak lain, pembelajaran tentang sistem peradilan dan lembaga-lembaga penegakan
hukum diharapkan dapat membekali siswa dengan mekanisme, kelembagaan dan sistem
peradilan dalam menegakkan norma-norma hukum.Keadaan hidup manusia dalam
masyarakat modern dewasa ini berubah sangat pesat.
oleh sebab itu, pembelajaran di abad sekarang ini hendaknya memperhatikan arus
danlaju perubahan yang terjadi. Pembelajaran perlu membina pola berpikir, keterampilandan
kebiasaan, yang terbuka dan tanggap, yang mampu menyesuaikan diri secaramanusiawi
dengan perubahan. Kalau tujuan pembelajaran adalah menumbuhkan danmenyempurnakan
pola laku,  membina kebiasaan dan kemahiran menyesuaikan diridengan  keadaan  yang
berubah-ubah maka  metode  pembelajaran  harus  mampumendorong proses pertumbuhan
dan penyempurnaan pola laku, membina kebiasaan,dan mengembangkan kemahiran untuk
menyesuaikan diri.Hal lainnya yang perlu diperhatikan sebagai prinsip pembelajaran adalah:
a.       tingkat kesulitan.
b.      tingkat kemampuan berpikir.
Tingkat kesulitan berkenaan dengan beban belajar  (learning task), sedangkan
tingkatkemampuan  berpikir  berkenaan  dengan  kemampuan  kognitif  siswa. Kemampuan
berpikir, menurut sejumlah hasil riset adalah bertahap dan berjenjang mulai dari yang
sederhana ,mudah kepada yang kompleks,rumit.
Perlu di tegaskan lagi bahwa model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa belajar,
terutama mendorong siswa berpikir adalah model pelajaran inkuri, mengapa ingkuri?model
ini sangat ampuh merangsang siswa berpikir ( kritis, kreatif  ,induktif, dedukif)  inkuiri pada
hakekatnya adalah bertanya atau mempertanyakan. Terhadap banyak ragam model pelajaran
inkuiri dari mulai yang sederhana hinga yang kompleks

ISUE YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM


1. Seorang tentara /polisi yang ternyata melindungi salah satu tempat prostitusi
MODUL 9
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS
DI KELAS I, II, DAN III SD/MI

KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL PEMBELAJARAN PKN TEMATIS DI KELAS I, II, DAN III SD/MI

A.     LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TEMATIS PKN SD/MI


1.      Hakikat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menggunakan tema tertentu
sebagai titik sentral pembelajaran yang mengakomodasikan berbagai kompetensi dasar yang
harus dicapai dari satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran. Untuk kelas-kelas
rendah (I, II, dan III) kegiatan kurikuler diorganisasikan dalam bentuk pembelajaran tematis.

Pembelajaran tematis adalah bentuk pengorganisasian  pembelajaran


terpadu. Pembelajaran terpadu adalah proses pembelajaran yang mengaitkan atau
menghubungkan tema atau topik yang berkaitan dalam satu mata pelajaran atau antarmata
pelajaran pada suatu kurikulum sekolah. Keterkaitan ini dapat terbentuk keterkaitan materi
dan kompetensi dasar dalam suatu atau beberapa mata pelajaran dengan
kebutuhan/pengalaman anak dan lingkungan sosial anak. Karakteristik pembelajaran terpadu,
yaitu holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
(Poerwadarminta, 1983)
Menurut Wolfinger (1994) secara definitif kurikulum tematis adalah kurikulum yang
menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi, keterampilan, dan sikap.
Pappas dan Kiefer (1995) melaporkan bahwa model pembelajaran tematik sangat
cocok diberikan kepada anak didik pada kelas rendah.
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran tematik, yaitu:
a.       Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan utuh.
b.      Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan antara lain alokasi
waktu setiap tema, memperhitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
c.       Usahakan pilihan tema yang terdekat dengan anak.
d.      Lebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai daripada tema (Alunan, dkk.,
2004)
Kekuatan/keunggulan pembelajaran tematik:
a.       Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan
siswa.
b.      Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
c.       Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
d.      Mengembangkan keterampilan berpikir siswa dengan permasalahannya yang dihadapi.
e.       Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
2.    Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik
Langkah-langkah menyusun pembelajaran tematik antarmata pelajaran sbb:
a.       Mempelajari kompetensi dasar pada kelas dan semester yang sama dari setiap mata
pelajaran.
b.      Membuat memilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut
untuk setiap kelas dan semester.
c.       Membuat matrik atau bagan hubungan kompetensi dasar dengan tema/topik.
d.      Membuat pemetaan pembelajaran tematik dalam bentuk matrik/jaringan tema.
e.       Menyusun silabus berdasarkan matrik/ jaringan tema pembelajaran tematik.
f.       Menyusun rencana pembelajaran tematik.

6 langkah pembelajaran tematik menurut Dyah Sriwilujeng (2006), yaitu:


a.       Membuat/memilih tema.
b.      Melakukan analisis indikator, kompetensi dasar dan hasil belajar yang sesuai dengan
tema dan membagi alokasi waktu.
c.       Melakukan pemetaan hubungan kompetensi dasar, indikator dengan tema (yang telah
dibuat).
d.      Membuat pengelompokan jaringan indikator.
e.       Melakukan penyusunan silabus.

MODUL 10
MODEL PEMBELAJARAN PKn SD BERBASIS
PORTOFOLIO DI KELAS IV, V, DAN VI

KEGIATAN BELAJAR  1

A.Konsep dan Hakekat Pembelajaran Portofolio


Pembelajaran portofolio adalah sebua inovasi dalam pembelajaran PKn sebagai wujud
nyata dari pembelajaran kontekstual. Pembelajaran portofolio mengandalkan keaktifan siswa
untuk terjun ke lapangan guna menghubungkan antara tekstual dengan kontekstual di bawah
bimbingan guru guna memperoleh sebuah pengalaman langsung yang hasilnya harus
disajikan di kelas oleh masing- masing kelompok siswa dengan masalah yang dipilihnya.
Langkah- langkah yang harus ditempuh oleh siswa maupun guru :
1.      Mengidentifikasi masalah - masalah kebijakan Publik di Masyarakat
2.      Memilih masalah untuk kajian kelas
3.      Mengumpulkan informasi tentang
4.      masalah yang akan dikaji kelas
5.      Membuat portofolio kelas
6.      Menyajikan portofolio
7.      Merefleksi pada pengalaman belajar
8.      Mengidentifikasi masalah- masalah kebijakan public dalam masyarakat
9.      Memilih masalah untuk kajian kelas
10.  Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas
11.  Membuat portofolio kelas
12.  Menyajikan portofolio
13.  Merefleksi pada pengalaman belajar

Portofolio adalah kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan
rencana kelas berkenaan dengan suatu isu kebijakan public yang telah diputuskan untuk
dikaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas (antar kelompok dalam kelas atau antar
kelas dan bahkan antar sekolah. Portofolio kelas akan berisi pernyataan- pernyataan tertulis,
peta, grafik, photography, dan karya seni asli.

B.Langkah -langkah Model Pembelajaran Portofolio


Langkah-langkah model pembelajaran berbasis portofolio menurut Center for Civic
Education (2002:55 -7b) sebagai berikut:
1.  Mengidentifikasi Masalah yang ada dalam masyarakat. Dalam tahap ini terdapat 3
kegiatan utama yang dilakukan oleh siswa yaitu diskusi kelas, diskusi kelompok, dan tugas
pekerjaan rumah.
2.  Memilih masalah untuk kajian kelasLangkah-langkah yang dilakukan adalah
mengkaji informasi yang dikumpulkan yang dianggap
paling penting  dan mengadakan pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan
mereka kaji dengan cara memilih satu masalah.
3.  Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji oleh kelas Langkah-
langkahnya yaitu mengidentifikasi sumber-sumber informasi, tinjau ulang pedoman untuk
memperoleh dan mendokumentasi informasi, dan pengumpulan informasi
4.Mengembangkan portofolio kelas Langkah -langkah pada tahap ini menurut buku panduan
guru “Kami Bangsa Indoneisa ...
.” Proyek Kewarganegaraan (2000:12) :

KEGIATAN BELAJAR 2

Model pembelajaran portofolio siswa dituntut untuk aktif, kreatif, berpartisipasi, juga
dapat bekerjasama dengan siswa lainnya. Adapun seksi/tahapan dalam sebuah portofolio
adalah ;
1. Seksi penayangan, bagian ini memuatrangkuman masalah secara tertulis, penyajian masalah
dengan grafik, dan identifikasi sumber -sumber informasi.
2.Seksi dokumentasi, bertugas mengkoordinir bahan -bahan yang paling baik untuk
didokumentasikan atau memberi bukti penelitiannya.

Dalam menyelenggarakan show case, guru sebagai pihak penyelenggara hendaknya


melakukan hal -hal sebagai berikut:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan

Refleksi Pengalaman Belajar


Merefleksi maknanya adalah bercermin pada pengalaman belajar yang baru saja
dilakukan siswa, baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam kegiatan refleksi ini
siswa diajak untuk melakukan evaluasi tentang apa dan bagaimana mereka belajar. Tujuan
dari refleksi ini yaitu untuk  belajar menghindari kesalahan di masa yang akan datang dan
meningkatkan kinerja siswa. Panduan untuk merefleksi pengalaman siswa dengan beberapa
pertanyaan -pertanyaan berikut:
a. Melalui kerja sama dengan teman - teman sekelas, apakah yang telah saya pelajari secara
pribadi tentang cara-cara membuat suatu kebijakan untuk mengatasi masalah?
b. Apakah yang telah kelas kami pelajari tentang cara- cara membuat suatu kebijakan untuk
mengatasi masalah melalui pembuatan portofolio?
c. Keterampilan apa yang telah saya pelajari melalui kegiatan ini?
d. Apa keuntungan bekerja dalam tim?
e. Apakah kerugian bekerja dalam tim?
f. Apakah yang telah kami lakukan dengan baik?
g. Bagaimanakah saya dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
h. Bagaimanakah kami dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah?
i. Apakah yang kami ingin lakukan secara berbeda, seandainya kami membuat portofolio lain
pada masa yang akan datang?
Hasil refleksi pengalaman belajar tersebut dimasukkan sebagai bab kelima pada
portofolio seksi dokumentasi. Oleh karena hasil refleksi tersebut didasarkan atas refleksi
individual dan refleksi kelas maka hasil refleksi diletakkan secara terpisah. Dengan demikian,
refleksi hasil pembelajaran praktik belajar Pendidikan Kewarganegaraan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a.       Mengembangkan sifat pembawa atau karakter siswa berupa tanggung jawab individu;
disiplin diri; sopan dan jujur serta berani; menghormati hak-hak orang lain dan hukum;
berpikir terbuka dan kritis; negoisasi dan kompromi;ketekunan;dan berpikir kemasyarakatan
b.      Temuan kunci yang bisa didiskusikan lebih lanjut, yaitu siswa yakin bahwa mereka bisa
berbuat sesuatu di masyarakat yang berbeda dengan kebiasaan yang selama ini mereka jalani
di kelas; siswa belajar bagaimana pemerintah bekerja untuk kepentingan masyarakat; siswa
mengembangkan komitmen untuk menjadi warga masyarakat yang baik; siswa terlibat secara
langsung dalam kegiatan- kegiatan kemasyarakatan; siswa dapat mempelajari masalah
-masalah yang dihadapi masyarakat sekitarnya; siswa dapat bekerja secara kelompok.

MODUL 11
KARAKTERISTIK WARGA NEGARA INDONESIA DALAM KKONTEKS
INDIVIDU YANG BERBHINEKA TUNGGAL IKA

KEGIATAN BELAJAR I :
WARGA NEGARA YANG CERDAS
A.   KONSEP WARGA NEGARA
1.     Dilihat dari asal kata
Warga negara dalam Bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa
Yunani Civics (asal katanya Civicus) yang berarti penduduk sipil (Citizen). Citizen
melaksanakan kegiatan demokrasi secara langsung dalam suatu negara kota atau Polis (suatu
organisasi yang berperan dalam memberikan kehidupan yang lebih baik).
2.     Menurut Aristoteles
Warga negara adalah orang yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan
hidup bernegara, yaitu orang yang bisa berperan sebagai orang yang diperintah, dan orang
yang bisa berperan sebagai yang memerintah.
Warga negara dibagi ke dalam dua golongan :
a.  Yang menguasai atau yang memerintah
b.  Yang dikuasai atau yang diperintah
3.     Menurut Turner
Dalam bukunya yang berjudul Civics in Action, menjelaskan bahwa warga negara adalah
anggota dari sekelompok manusia yang hidup atau tinggal di wilayah hukum tertentu.
Pemerintah (government) adalah orang yang memerintah dan menguasai dengan dibuat dan
disusun hukumdengan tujuan mengatur kelompok masyarakat.

B.     KARAKTERISTIK WARGA NEGARA YANG CERDAS


Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab
warga negara yang cerdas harus memiliki dan melaksanakan kompetensi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Ricey mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1.     Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2.     Menjaga dan membina ketertiban
      Dalam hal ini, akan dapat terwujud bila setiap warga negara memiliki kesadarn kuat
terhadap peraturan yang berlaku serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Soerjono Soekanto(1990),ada 4 indikator penting mengembangkan kesadarn hukum,(1)
pengetahuan hukum, (2) pemahaman, (3) sikap hukum, (4) perbuatan hukum
3.     Membuat keputusan
      Di sini warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah yang mampu mengambil
keputusan dimana tidak didasari sikap emosional, melainkan sikap dan tindakan rasional,
logis dan sistematis.
4.     Kemampuan berkomunikasi
5.     Kerja sama
6.     Melakukan berbagai Kepentingan dengan benar
      Dalam kaitan ini, setiap individu harus memperhatikan kaidah atau norma yang berlaku
dalam masyarakat agar tidak terjadi interpersonal conflict (pertentangan melibatkan individu
satu dengan lainnya sebagai anggota masyarakat).

C.     DIMENSI-DIMENSI KECERDASAN WARGA NEGARA


Warga negara yang cerdas ( civic intelligence ) sangat diperlukan bagi kelangsungan
hidup bangsa dan negara, tidak terkecuali bangsa Indonesia.
Warga negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata memenuhi kualifikasi
cerdas secara intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan cerdas secara emosional
( Emotional Intelligence ), cerdas spiritual ( Spiritual intelligence ), cerdas secara moral
( Moral intelligence ). Oleh karena itu penting untuk diusahakan bagaimana memadukan
dimensi-dimensi kecerdasan tersebut.
Warga negara yang cerdas merupakan warga negara yang mampu memberdayakan
segala potensi yang dimilikinya serta diaktualisasikan dalam kehidupan riil.
Potensi dasar mental yang dapat dikembangkan menurut Nursit Sumaatmadja (1998),
meliputi :
1.     Minat ( sense of interest )
2.     Dorongan ingin tahu ( sense of curiosity )
3.     Dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality )
4.     Dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry )
5.     Dorongan ingin menemukan sendiri ( sense of discovery )

D. ISU – ISU TERKAIT DENGAN WARGA NEGARA YANG CERDAS


a. Banyaknya warga negara yang lebih mempercayai berita HOAX daripada tabbayun atau
mencari kebenaran suatu berita. Warga Negara yang cerdas mampu memiliah – milah
informasi yang beredar sehingga tidak terjebak arus issue HOAX, Provokasi berujung
gesekan antara Etnis, Budaya, Agama dll
b. Warga Negara yang cerdas lebih mengutamakan kepentingan bangsa, kepentingan yang
lebih besar dan agung daripada kepentingan pribadi atau kelompok

KEGIATAN BELAJAR II :   


WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF
A.     PENGERTIAN PARTISIPASI
1.    Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam
berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan negara.
2.    Bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a.    Berbentuk tenaga
b.    Berbentuk pikiran
c.    Berbentuk materi ( benda )
3.    Unsur yang harus dipenuhi warga negara berpartisipasi dalam kegiatan berbangsa,
bernegara, dan berpemerintahan menurut (Wasistiono, 2003)
a.    Ada rasa kesukarelaan ( tanpa paksaan )
b.    Ada keterlibatan secara emosional
c.    Memperoleh manfaat secara langsung maupun tidak langsung dari
keterlibatannya

B.     PARTISIPASI POLITIK
Pengertian partisipasi politik menurut :
1.    Rush dan Althoff ( 1993 )
Keterlibatan atau keikutsertaan individu warga negara dalam sistem politik.
2.    Huntington dan Nelson ( 1990 )
Mengartikan partisipasi dalam konteks politik yang selanjutnya dikonsepsikan partisipasi
ppollitik, yaitu kegiatan warga negara preman  (private citizen) yang bertujuan
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
3.    Berdasarkan beberapa pengertian, dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara.
4.    Partisipasi politik secara teoritis ( Mas’oed dan MacAndrew, 2000 ) dapat dibedakan ke
dalam 2 bagian, yaitu partisipasi politik yang konvensional dan partisipasi politik non ko
Contoh perwujudan atau manifestasi partisipasi politik :
1.    Mengkritisi secara arif terhadap kebijakan pemerintah
2.    Aktif dalam partai politik
3.    Aktif dalam kegiatan Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM )
4.    Diskusi Politik
Sikap yang harus dihindari dalam berpartisipasi politik :apatisme, sinisme, alienasi, anomie
C.     PARTISIPASI SOSIAL
Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas
warga negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan
sosial kemasyarakatan.

D.    PARTISIPASI DALAM BIDANG EKONOMI


Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang dapat dilakukan masyarakat antara lain :
1.    Membayar pajak
2.    Hemat dan cermat dalam
3.    Mensosialisasikan gerakan gemar menabung
4.    Menyisihakn sebagian harta
5.    Bagi pejabat
6.    Menghimpun modal
7.    Mengembangkan jiwa kewirausahaan ( entrepreneurship )

E.     PARTISIPASI DALAM BIDANG BUDAYA


Beberapa contoh sikap dan perilaku yang mencerminkan partisipasi dalam bidang budaya,
yaitu :
1.    Menghilangkan etnosentrisme dan chauvinisme
2.    Mencintai budaya lokal dan nasional
3.    Melakukan berbagai inovasi kreaatif untuk menyokong pengembangan budaya daerah.

F. ISUE TERKAIT DENGAN WARGA NEGARA YANG PARTISIPATIF


1. Pemilu Presiden yang telah usai 2019 lalu, menyisakan pengkotak kotakan manusia hanya
berdasarkan perbedaan Calon Presiden. Istilah cebong dan kampret yang tidak reda bahkan
setelah Pilpres berakhir menunjukkan bahwa warga Indonesia masih belum mampu
menghargai pandangan politik orang lain. Padahal memilih presiden adalah hak semua warga
Negara yang tidak dapat dicampuri oleh orang lain.

KEGIATAN BELAJAR III :


WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
A.     PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Pengertian tanggung jawab menurut :
1.    Ridwan Halim ( 1998 )
tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih   lanjut daripelaksanaan peranan,baik perananitu
merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan
2.    Purbacaraka ( 1998 )
tanggung jawab lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan kemampuan tip orang untuk
menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya
Dalam menggunakan haknya,setiap warga negara  harus memperhatikan beberapa
aspek,yaitu :
1.  Aspek kekuatan yaitu kekuasaan atau wewenang untuk melaksanakan hak tersebut.
2.  Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) mengesahkan aspek kekuasaan yang
memberi kekuatan bagi pemegang hak mutlak untuk menggunakan haknya
3.  Aspek pembatasan hukum (retriksi hukum) yang membatasi dan menjaga jangan sampai
terjadi penggunaan hak yang melampaui batas sehingga menimbulkan akibat kerugian bagi
pihak lain.
Sedangkan dalam melaksanakan kewajiban maka aspek - aspek yang perlu diperhatikan:
1.  Aspek kemungkinan dalam arti kelogisan bahwa pihak yang berkewajiban itu sungguh
mungkin dan mampu untuk mengemban kewajibanya.
2.  Aspek perlindungan hukum yang mengesahkan kedudukan pihak yang melaksanakan
kewajibannya sebagai pihak yang harus di lindungi dari adanya tuntutan terhadapnya,apabila
ia telah melaksanakan kewajibanya dengan baik.
3.  Aspek pembatasan hukum,yang membatasi dan menjaga agar pelaksanaan kewajiban oleh
setiap pihak yang bersangkutan jangan sampai kurang dari batas minimalnya sehingga
menimbulkan kerugian bagi pihak lain.
3.  Aspek pengecualian hukum,yang memuat pertimbangan “jiwa hukum “dalam menghadapi
pelaksanaan kewajiban oleh seseorang atau pihak yang tidak memadai.

B. TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP TUHAN YANG MAHA


ESA
Perwujudan tanggung jawab warga negara terhadap Tuhan YME dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
1.     Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan Nya kepada kita semua.
2.     Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kkepercayaan masing-
masing.
3.     Melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganNya
4.     Menuntut ilmu dan menggunakannya dalam kebaikan/
5.     Menjalin silatur rahim (persaudaraan) demi terwujudnya masyarakat yang
aman,tentram,damai dan sejahtera.

C.     TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP MASYARAKAT


           Sebagai anggota masyarakat setiap individu mempunyai tanggung jawab ,antara lain
dapat dilakukan dengan sikap sebagai berikut :
     1.  Memeliharkan ketertiban dan keamanan hidup bermasyarakat.
     2.  Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan kesatuan masyarakat.
     3.  Meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan sesama.
     4.  Menghapus bentuk-bentuk tindakan diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat.

D.    TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP LINGKUNGAN


Tanggung jawab warga masyarakat terhadap lingkungan dapat di wujudkan dengan
contoh sikap atau perilaku sebagai berikut :
       1.     Memelihara kebersihan lingkungan,seperti tidak membuang sampah sembarangan.
       2.     Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan,mengingat keterbatasan sumber daya
alam yang ada.
       3.     Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan,agar kebersihan dan keasrian
lingkungan tetap terjaga dengan baik.

E.     TANGGUNG JAWAB WARGA NEGARA TERHADAP BANGSA DAN


NEGARA
Bentuk-bentuk sikap dan perilaku warga negara yang mencerminkan perwujudan
tanggung jawab terhadap negara dan bangsa,yaitu sebagai berikut :
          1.        Memahami dan mengamalkan ideologi nasional kita ,yaitu pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
         2.        Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan negara di mata dunia internasional
sebagai bangsa dan negara yang merdeka,berdaulat,berperadapan dan bermartabat.
3.        Menjaga persatuan bangsa dengan menghindari sikap perilaku yang diskriminatif.
         4.        Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga negara Indonesa.
          5.        Meningkatkan wawasan kebangsaan agar senantiasa terbaina rasa kebangsaan,paham
kebangsaan,dan semangat kebangsaan pada setiap diri warga negara.
F. ISUE YANG TERKAIT WARGA NEGARA YANG BERTANGGUNG JAWAB
Terkait warga Negara yang bertanggung jawab dalam lingkungan dan masyarakat, issue yang
marak adalah banyaknya warga yang memiliki mobil namun tidak memiliki garasi sehingga
mereka menggunakan bahu jalan untuk memarkir mobilnya. Hal ini sangat menganggu
kenyamanan berkendara, rawan terjadinya macet, serta meningkatkan resiko terjadinya tindak
criminal yaitu pencurian mobil. Seharusnya warga yang memilih membeli mobil harus pula
memikirkan tempat garasinya. Tidak boleh jalan raya yang seharusnya menjadi hak public
kemudian dikebiri untuk kemudian dijadikan sarana garasi pribadi.

KEGIATAN BELAJAR IV :
WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH TOLERANSI
A.     MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK RELIGIUS
Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang beragama,makhluk yang mempunyai
keyakinan akan kekuasaan Tuhan YME yang menguasai alam jagad raya besarta seluruh
makhluk hadup lainya di dunia.

B.     PENGERTIAN WARGA NEGARA RELIGIUS


warga negara relidius adalah warga negara yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran  agama yang dipeluk dan di yakininya dalam konteks
kehidupan sehari-hari .
                        Nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan harus senantiasa tercermin dalam sikap maupun
perilaku yang di tampilkan oleh setiap warga negara,baik dalam hal :
     1.  Berhubungan dengan Tuhan
     2.  Berhubungan dengan sesama warga negara
     3.  Berhubungan dengan lingkungannya
     4.  Berhubungan dengan pemerintah negaranya
              Pentingnya warga negara yang religius dan penuh toleran untuk di
wujudkan,mengingat fakta sosial bangsa Indonesia yang merupakan bangsa yang beraneka
ragam (plural society)

C.     PENTINGNYA SUATU TOLERANSI


prinsip atau pendirian orang lain.Secara umum  toleransi di bagi menjadi 2 yaitu;
     1.  Toleransi Agama adalah : toleransi yang menyangkut keyakinan, yang berhubungan
debgan aqidah.
     2.  Toleransi Sosial adalah : toleransi yang menyangkut hubungan sosial masyarakat.(Daud
Al,1988)
         Perwujudan sikap toleran tersebut antara lain dapat di manifestsikan sebagai berikut :
     1.  Bergaul atau berinteraksi dengan sesama warga masyarakat dengan tidak menonjolkan
perbedaan agma,keturunan,bahasa,budaya,ras atu etnik.
     2.  Tidak melakukan tindakan yang memprofokasi,seperti mengadu domba,rasa
kedaerahan(primordialisme) yng sempit maupun etnosentrisme,pelecehan ajaran agama
tertentu.
     3.  Tidak mencampuradukkan ajaran- ajaran agama yang satu dengan yang lainya.
V.     Penerapan karakteristik warga negara yang bertanggung jawab
1.    Dalam lingkungan keluarga
a.    Berbicara dengan kata- kata yang baik
b.    Menjaga nama baik keluarga
c.    Mengakui dan menghormati pendPt orangtua dan kakak
2.    Dalam lingkungan sekolah
a.    Mematuhi tata tertib yang berlaku
b.    Setiap warga sekolah harus saling menghormati dan menghargai serta tanggungjawab
terhadap sekolah
3.    Di lingkungan masyarakat, bangsa dan negara
a.    Rela berkorban demi kepentingan umum
b.    Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang dirumuskan dan disetujui dalam
musyawarah
c.    Mengakui dan mengahrgai keberhasilan yang dicapai orang lain.

D. ISUE TERKINI PERIHAL WARGA NEGARA YANG RELIGIUS DAN PENUH


TOLERANSI
Isue ini menjadi issue yang mendominasi permasalahan Indonesia akhir – akhir ini.
Berkurangnya rasa toleransi terhadap agama, suku, ras lain banyak dibuktikan terhadap kasus
kasus fenomenal beberapa tahun ini sebut saja :
1. Kasus Rasisme pada mahasiswa Papua di Surabaya yang memicu gelombang protes
besar – besaran
2. Terorisme yang menyasar gereja di Surabaya pada tahun 2018
3. Banyaknya ceramah ceramah agama yang cenderung provoksai, menghilangkan rasa
toleransi antar umat beragama, atau paksaan menganut/meninggalkan agama tertentu

Anda mungkin juga menyukai