Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH KELAHIRAN NABI


Oleh Dosen Ibu Nurul Husna Yusuf
Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Disusun Oleh
Kelompok IV
MUHAMMAD PAZERI 2019122283
MUHAMMAD HAFIZI 2019122284
ZAINI 2019122284
FAUZAN AMALI 2019122285
ALFIANOOR 2019122286

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ULUM
KANDANGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi
seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah Sejarah Kelahiran Nabi.
Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik
dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.

Amuntai, 19 Juni 2020

Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
Daftar Isi......................................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A.Latar Belakang.....................................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Siapa Itu Nabi Muhammad Saw ?.......................................................................................................5
B. Kelahiran Nabi Muhammad................................................................................................................5
C. Masa Menyusui...................................................................................................................................9
D. Masa Kecil Nabi.................................................................................................................................9
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu
kehidupan manusia sangat lah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah
atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan
pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai
akhir kehidupan di dunia ini.
Bahkan nama seorang hamba yang mulia ini sudah diramalkan dalam kitab-kitab suci
agama terdahulu, seperti dalam kitab agama Buddha. Sang Buddha berkata : “Wahai para
pendeta, ketika manusia berusia 80.000 tahun, akan hadir di atas muka bumi seorang Buddha
bernama Metteyya (yang pengasih), manusia suci (Arahat), yang tercerahkan serta penuh
keagungan, dirahmati kebijaksanaan tindakannya, kesuksesan, pengatahuan atas jagat,
pengendara kereta kuda tiada tanding yang ramah; penguasa malaikat dan manusia; Buddha yang
diberkati, meskipun aku telah lahir di muka bumi ini, seorang Buddha dengan kualitas yang sama
akan diturunkan. Sungguh begitu agung dan mulia, nama-namanya telah terukir indah di sorga
sana dan di hati-hati orang-orang yang beriman, namanya terus di puji-puji sebagai tanda
kecintaan kepada insan pilihan, bahkan air mata terus mengalir di mata-mata para perindu sang
nabi yang mulia hingga akhir zaman. Yang mampu memberikan cahaya kedamaian bagi hati
yang sedang kegelapan, beliau adalah “cayaha di atas cahaya”, NUURUN ALA NUURI”.
Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW, seorang manusia pilihan yang dilahirkan
dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. dari betapa agungnya beliau dari maka itu
penulis akan mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan tentang sejarah perjalanan
hidup Nabi Muhammad SAW. Namun kiranya dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan
kekeliruan baik dalam penyusunan kalimat, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan masih
kurangnya buku-buku pendukung dalam penulisan ini.

B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut ”Bagaimana sejarah kelahiran Rasulullah ? “
BAB II

PEMBAHASAN

A. Siapa Itu Nabi Muhammad Saw ?


1. Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Antara lain seperti disebutkan di dalam HR Bukhari dan Muslim: Ahmad, Mahi, Hasyir,
‘Aqib, Muqaffi, Nabiyyuttaubah, Nabiyyurrahmah.
2. Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan
silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul
Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-
Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim…
Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin
Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.

B. Kelahiran Nabi Muhammad


- Dari kitab As-Sirah al-Halabiyah diriwayatkan sebuah hadits bahwa Nabi lahir pada hari
Senin
‫ ذلك يوم ولدت فيه‬: ‫ عن قتادة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم سُئل عن يوم اإلثنين فقال‬.
Artinya: Dari Qatadah, bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi
berkata: Itu adalah hari aku dilahirkan.
- Al-Bairuni dalam kitab Al-Irsyad mengutip sebuah hadits
‫ وهاجرت فيه‬، ‫ وأنزل عل ّي فيه‬، ‫ وبعثت فيه‬، ‫ هذا يوم ولدت فيه‬: ‫أن النبي سُئل عن يوم اإلثنين فقال‬
Artinya: Nabi pernah ditanya tentang hari Senin. Nabi menjawab: Hari Senin adalah hari
aku lahir, diutus sebagai Rasul, turunnya Quran dan hijrahku ke Madinah.
- Syamsuddin bin Salim dalam kitab Al-Ja'far al-Kabir menyatakan
‫وقد ص ّح أن النبي ولد في شهر ربيع األول في العشرين من نيسان عام الفيل وفي عهد كسرى أنو شروان‬
Artinya: Adalah sahih (pendapat) bahwa Nabi lahir pada bulan Rabiul Awal tanggal 20
tahun Gajah pada masa kaisar Anu Syarwan.
- Ibnul Amid dalam kitab Mukhtashar at-Tarikh menyatakan
‫ يوافقه من شهور الروم‬، ‫أن النبي ولد ببطحاء مكة في الليلة المسفرة عن صباح يوم اإلثنين لثمان خلون من ربيع األول‬
‫ لإلسكندر‬882 ‫الثاني والعشرين من نيسان سنة‬
Artinya: bahwa Nabi lahir di Bat'ha, Makkah pada malam dari paginya hari Senin tanggal
8 Rabiul Awal bertepatan dengan bulan Romawi tanggal 22 April tahun 882 tahun Alexander
atau tahun 571 masehi.
Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita,
sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang
biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan
sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya
dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut
sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabiâ'ul Awwal (12 Rabiâ'ul awwal menurut
mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya,
bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang
selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia
memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS,
yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan
mensekutukan Tuhan.
Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk
bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada
maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup
memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa,
dimulai dengan peristiwa padamnya api 'abadi'di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di
sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka'bah, yang di kemudian hari
menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini
dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka'bah), karenanya
tahun ini dinamakan tahun Gajah.
Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang
luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang
tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS).
Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan 'meletakkannya' ke dalam
rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia
besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam,
walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu
riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut
karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang
menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata ' kata ini
kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang
suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia
menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya
seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik '
baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam
binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : 'Kelak bayi yang ada
didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik “ baik
hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Nabi Muhammad Saw yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat
lain ' 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun
kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad
dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah
ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak
delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya,
Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada
kemenakannya sendiri (Muhammad).
Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang
gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi
'gembala'domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan
dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang
berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak
menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi
berikut ini,
Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.' Orang
bertanya kepada Nabi,' Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?' Beliau menjawab,' Ya.
Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.'
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia
dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat
bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya
sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka.
Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan
Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran
budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai 'orang jujur' (al-Amin), ia
menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua
kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang
dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk
laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke
Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri 'Ad dan Tsamud. Keheningan
kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, 'Alangkah baiknya
jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang
perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.' Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah
sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi
menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah
menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah
menceritakan 'Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang
sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya.
Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, '˜Orang yang
duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar
gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin
Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, 'Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah
nabi berbangsa Arab.
Memberi Nama kepada Nabi
Hari ketujuh telah tiba. Seekor domba disembelih Abd al-Muttalib sebagai ungkapan rasa
syukurnya kepada Allah. Sejumlah orang dijemput untuk menghadirinya. Di hari perayaan yang
besar itu, dihadiri oleh kebanyakan orang Quraisy, ia menamakan cucunya “Muhammad”. Ketika
ditanya mengapa ia menamakannya Muhammad padahal nama itu jarang dipakai orang Arab, ia
menjawab, “Saya berharap ia terpuji di syurga mahupun di bumi.”
Dalam kaitan ini, Hasan bin Tsabit berkata, “Sang Khaliq mengambil nama Rasul-Nya
dari nama-Nya sendiri. Dengan demikian, sementara Allah adalah Mahmud (terpuji), Nabi-Nya
adalah Muhammad (patut dipuji). Kedua-dua kata ini diambil dari akar kata yang sama dan
mengandungi makna yang sama pula”.
Pastilah bahawa ilham suci memainkan peranan dalam pemilihan nama ini, kerana
walaupun nama “Muhammad” dikenali di kalangan orang Arab, hanya segelintir orang hingga
waktu itu yang diberi nama yang sama. Menurut bancian yang pasti, yang dikumpulkan para
sejarawan, hanya enam belas orang yang diberi nama ini sebelum Nabi.”
Hampir tak perlu dikatakan, semakin sedikit suatu kata digunakan, semakin kecil pula
peluang salah faham tentang kata itu. Kerana Kitab-kitab Suci telah meramalkan kedatangan
Islam berikut nama serta tanda-tanda rohaniah dan jasmaniah yang khusus dari Nabi, maka
tanda-tandanya haruslah demikian jelas sehingga tidak muncul suatu kekeliruan. Salah satu tanda
itu adalah nama Nabi. Penting bahawa nama itu harus dipakai oleh demikian sedikit orang
sehingga tidak ada keraguan atas identitinya, khususnya bilamana sifat dan tanda-tandanya
dicantumkan.
Dengan begitu, orang yang kemunculannya telah diramalkan oleh Taurat dan Injil ini
dapat dikenali dengan mudah. Al-Quranul Karim menyebut dua nama Nabi. Dalam surah Ali
Imran ayat (138), Muhammad ayat (2), al-Fath ayat (29), dan al-Ahzab ayat (4), baginda disebut
Muhammad, sedang dalam surah ash-Shaf ayat (6), baginda disebut Ahmad. (Perbezaan ini,
sebagaimana dicatat sejarah, adalah kerana ibunda Nabi sudah menamainya Ahmad sebelum
datuknya menamai Muhammmad).
C. Masa Menyusui
Nabi disusui ibunya hanya selama tiga hari. Selepas itu, dua wanita lain mendapat
kehormatan menjadi ibu susunya.
a. Suwaibah: wanita hamba sahaya Abu Lahab.
Ia menyusui Nabi selama empat bulan, dan kerap mendapat pujian Nabi dan isterinya
yang soleh, Khadijah, sepanjang hidupnya. Setelah dilantik sebagai Nabi, Nabi berniat
membelinya. Baginda mengirim seseorang menghadap Abu Lahab untuk mengadakan tawar-
menawar, namun Abu Lahab menolak menjualnya. Bagaimanapun, Suwaibah menerima bantuan
dari Nabi sepanjang hidupnya. Sekembalinya Nabi dari Perang Khaibar, berita kematian
Suwaibah sampai kepada baginda. Tanda kesedihan terlihat di wajahnya. Baginda mencari
putera Suwaibah, dengan maksud memberi bantuan, tapi baginda dilaporkan bahawa anak
Suwaibah juga sudah meninggal lebih dahulu.
b. Halimah: puteri Abi Zuwaib dari suku Sa’ad bin Hawazan. Ia mempunyai tiga anak: Abdullah,
Anisah, dan Syima’. Syima’ juga turut mengasuh Nabi.
Sudah menjadi kebiasaan, keluarga bangsawan Arab mempercayakan anak-anaknya
kepada wanita penyusu. Biasanya para ibu susu itu tinggal di luar kota, sehingga anak-anak dapat
dibesarkan di udara gurun yang segar serta tumbuh kuat dan sihat. Selain itu, di persekitaran
gurun, anak-anak juga tak mudah ketularan penyakit seperti di kota Makkah. Mereka juga dapat
belajar bahasa Arab di kawasan yang masih asli ini. Para penyusu suku Bani Sa’ad sangat
terkenal di kawasan ini. Mereka mengunjungi Makkah pada waktu-waktu tertentu, lalu masing-
masing membawa pulang seorang bayi.
Empat bulan selepas kelahiran Nabi, ibu-ibu penyusu Bani Sa’ad mengunjungi Makkah.
Tahun itu mereka sedang mengalami kemarau yang teruk, sehingga sangat memerlukan
pertolongan keluarga-keluarga bangsawan.Bayi Quraisy yang baru lahir itu tidak mahu mengisap
buah dada wanita penyusu mana pun. Kebetulan Halimah datang dan anak itu pun menyusu
padanya. Keluarga Abd al-Muttalib sangat gembira. Abd al-Muttalib berkata kepada Halimah,
“Engkau dari suku mana?” Jawabnya, “Dari suku Bani Sa’ad”. Lalu Abd al-Muttalib
menanyakan namanya. Abd al-Muttalib sangat gembira mengetahui nama dan sukunya seraya
berkata. “Bagus! Bagus! Dua kebiasaan yang baik dan dua sifat yang mulia. Yang satu
kebahagiaan dan kemakmuran, dan yang lainnya kelembutan dan kesabaran.”

D. Masa Kecil Nabi


Sejarah meriwayatkan bahawa kehidupan Nabi penuh peristiwa menakjubkan sejak masa
awal masa kanak-kanak hingga kerasulannya. Semuanya mengandungi aspek kebesarannya.
Keseluruhannya menunjukkan bahawa kehidupan Nabi tidaklah biasa.
Kini kita tampilkan dua kejadian dari sejarah hidup Nabi yang misteri dan ajaib. Bila
kisah ini dihayati, maka ianya adalah meyakinkan kita tentang kebesaran dan kemuliaan Nabi
SAW.
a. Halimah berkata: “Ketika memikul tanggungjawab membesarkan bayi Aminah, saya
memutuskan menyusui sang bayi di situ juga di hadapan ibunya. Saya masukkan puting buah
dada kiri yang berisi susu ke mulutnya, tetapi si bayi lebih suka susu sebelah kanan. Padahal
buah dada kanan itu tak ada susunya sejak kelahiran anak saya yang pertama. Kerana desakan si
bayi, saya menyusuinya dengan sebelah kanan yang kosong itu dan, sebaik saja ia menghisap,
sumber yang kering itu pun berisi penuh susu. Kejadian itu membuat semua yang hadir
kehairanan.”
b. Halimah juga mengatakan: “Sejak membawa Muhammad ke rumah, saya menjadi lebih
makmur. Harta dan ternak saya meningkat.”
Kita dapati peristiwa serupa dalam Al-Quranul Karim berkaitan dengan Maryam (ibunda
Nabi Isa). “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon
kurma. Dia berkata, ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu
yang tidak berguna serta terlupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah,
‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di
bawahmu dan goyanglah pangkal pohon kurma ke arahmu, nescaya pohon itu akan
menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”(Surah Maryam : 23-25)
Memang terdapat perbezaan besar antara Maryam dan Halimah dari sisi kedudukannya,
dan perbezaan serupa juga ada di antara dua bayi itu. Namun, jika martabat dan keunggulan
peribadi Maryam menjadikannya memperolehi rahmat Ilahi, maka tidak mustahil kedudukan dan
darjat si bayi Muhammad di kemudian hari menjadikan ibu susunya layak mendapat kurnia
Allah.
Lebih jauh kita ketahui tentang Maryam dari Al-Quran. Kesucian dan kesolehannya telah
mengangkatnya sedemikian rupa sehingga, “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam
di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, ‘Dari mana kamu memperolehi
(makanan) ini?’ Maryam menjawab, ‘makanan itu dari sisi Allah.”(Surah Ali Imran : 37)
Berdasarkan ini, tidak seharusnya kita ragu akan kebenaran mukjizat Nabi, apalagi
menganggapnya mustahil.
Lima Tahun di Gurun
Nabi tinggal selama lima tahun bersama suku Bani Sa’ad dan tumbuh sihat. Selama itu,
ada dua atau tiga kali Halimah membawanya menemui ibunya.
Kali pertama Halimah membawanya kepada ibunya adalah ketika masa menyusuinya
selesai. Namun, Halimah mendesak Aminah untuk mengembalikan anaknya kepadanya.
Alasannya, anak itu telah menjadi sumber kurnia dan rahmat baginya. Alasan ibunya
mengabulkan permintaan Halimah adalah lantaran wabak penyakit sedang melanda Makkah
waktu itu.
Kali kedua Halimah membawa Muhammad ke Makkah bertepatan dengan datangnya
sekumpulan pendita dari Etiopia di Hijaz. Mereka melihat anak itu di kalangan suku Bani Sa’ad.
Mereka mendapatkan bahawa semua tanda Nabi yang akan datang sesudah Nabi Isa,
sebagaimana disebutkan dalam Kitab-kitab Suci, ada pada anak itu.
Kerana itu, mereka memutuskan untuk menguasai anak itu bagaimanapun caranya, dan
akan membawanya ke Ethiopia, supaya negeri itu memperolehi kehormatan mempunyai Nabi.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran, tanda-tanda Nabi Muhammad telah diceritakan dalam
Injil. Oleh itu, sangatlah wajar bila para pendita waktu itu dapat mengenali orang yang tanda-
tandanya lengkap. Al-Quran mengatakan dalam kaitan ini. “Dan ingatlah ketika Isa Putera
Maryam berkata, ‘Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, iaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan
(akan datangnya) seorang rasul sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).’ Tapi tatkala
rasul itu datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ‘Ini adalah sihir
yang nyata.”Suarh Ash-Shaf : 6.
Ada lagi ayat lain yang menunjukkan dengan jelas tanda-tanda Nabi Muhammad di
dalam Kitab-Kitab Suci, dan orang-orang terdahulu mengetahui hal itu dalam Surah Al-A’raf :
157.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sejak dalam kandungan telah nampak tanda-tanda kebesaran Nabi Muhammad saw,
tatkala Nur Muhammad masuk ke dalam rahim ibundanya, Aminah. Allah memerintahkan
kepada Malaikat membuka pintu surga Firdaus dan memberitahukannyaa kepada semua
penghuni langit dan bumi. Tanah-tanah yang tadinya kering menjadi subur, pohon-pohon kayu
berdaun rimbun dan berbuah lebat, angin berhembus sepoi-sepoi basa, binatang-binatang di darat
dan di laut ramai gembira memperbincangkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Syekh Muhammad Al-Khudhari Bek,Nurul Yaqin Fi Sirah Nabawiy
Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri,Sirah Rahiqul Makhtum

Anda mungkin juga menyukai