Anda di halaman 1dari 13

JAWABAN FINAL TEST

1. Nama : ABDUL HAKIM


2. NIM : 2019122307
3. NIRM : 19.11.07.03379
4. SEMESTER : 2( dua)
5. KELAS PERKULIAHAN :PAI / REG IV BA / B
6. DOSEN PENGAMPU : Nurul Husna Yusuf, M.Pd.I
7. MATA KULIAH : Sejarah Peradaban Islam
8. Jawaban Soal :

1.a. Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam
satu periode kekuasaan Islam, mulai dari periode Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan
kekuasaan Islam sekarang .

Mempelajarinya untuk Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam. ... Untuk mendapatkan informasi
mengenai asal-usul khazanah serta kebudayaan dan kekayaan serta keahlian di bidang-bidang tertentu
lainya yang pernah diraih oleh umat islam pada masa terdahulu , serta dapat mengambil ibrah atau
pelajaran dari kejadian-kejadian dan perjuangannya

Objeknya adalah.a. sirah Nabi Muhammad saw, peristiwa yang besar di dalam kehidupan beliau serta
perjalanan dakwah yang beliau lakukan

b. sirah Khulafaur Rasyidin mulai dari Abu Bakar (11 – 13 H /632 – 634 M) sampai Ali Bin Abi Thalib (36 –
41 H / 656 – 661 M)

c. para tokoh dan pemikir Islam yang mampu membawa Islam berjaya dan menghasilkan karya – karya
yang bermutu d. kejayaan Islam dari masa Rasulullah saw sampai dengan kemunduran Islam pada masa
Bani Umayyah di Andalusia Menurut Rasul Ja’farian objek sejarah antara lain kejayaan Islam pada masa
Khulafaur Rasyidin sampai runtuhnya Dinasti Marwaniyah.

2.-Perkembangan Peradaban Islam Masa Nabi Muhammad SAW

A. Mendirikan mesjid

B. mendataangkan dua keluarga.

C. membangun komunikasi.

D. membuat perjanjian

E. mempersaudarakan antar golongan.

-tantangan-tantangan yang dihadapi beliau ketika membangun

peradaban Islam :

Tantangan dakwah Nabi di Madinah adalah melawan orang-orang Kafir di Mekah dengan cara
peperangan, lalu orang-orang Yahudi dan Nasrani, serta orang-orang Munafik (baca: pendidikan islam
periode madinah). Nabi tetap mendakwahi orang-orang Yahudi meskipun mereka terus melakukan
makar untuk menghancurkan Islam.
3. Islam pernah mengalami masa kejayaan/masa kemajuan. Pada masa Khulafaurrasyidin:

-khalifah abu bakar

dalam kepemimpinan nya yang cukup singkat, khlifah abu bakar memiliki kemajuan dalam
perkembangan islam di antara kemajan-kemajuan yaitu:

A. Perang Riddah ( yaitu perang melawan kaum murtad)

B. Ekspedisi ke utara

C. Penyusunan Kitab Suci Al-quran

-khalifah umar bin khatab

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih
Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dariPersia (yang mengakhiri masa
kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun
keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang
menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di dekat Damaskus. 20 ribu
pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan
Romawi di Asia Kecil bagian selatan.Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan
mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang
baruditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam.
Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Madinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal dari gaya hidupnya
yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap
hidupsangat sederhana.Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Secara garis besar seperti berikut ini :

1.Peletak dasar-dasar administrasi Negara atau pemerintahan Islam.

2.Industry dan pertanian mengalami kemajuan yg pesat.

3.Kemajuan dalam bidang keilmuan umat islam.

4.Ekspansi ke luar daerah islam besar-besaran.

5.Mengadakan baitul maal

4. -Kemunduran bani umayyah : keruntuhan Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang
dipelopori oleh keturunan 'Abbas bin 'Abdul Muthalib pada masa pemerintahan Hisyam. Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syi'ah dan kaum Mawalli yang merasa dikelas
duakan oleh Bani Umayyah
faktor faktor : (1) Perang saudara antara sesama anggota Bani Umayyah. (2) Pertetangan antara
kelompok Qays (orang Arab Utara). (3)kelompok Yaman (orang Arab Selatan) Diskriminasi kaum Mawali
(orang non Arab yang baru masuk Islam).(4)Diskriminasi pada kaum Syiah.

- kemunduran bani abasiyyah : Kemunduran dan kehancuran Dinasti Abbasiyah, yaitu faktor internal
yang terdiri atas luasnya kekuasaan daulah Abbasiyah, berdirinya dinasti-dinasti kecil, perebutan
kekuasaan di pusat pemerintahan, persaingan antarbangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan,
gaya hidup bermewah-mewahan dan bersenang-senang, korupsi

faktor faktornya: internal (1) Kemewahan hidup di kalangan penguasa.(2) Perebutan kekuasaan antara
keluarga Bani Abasiyah (3) Konflik keagamaan. External : (1) Banyaknya pemberontakan. (2) Dominsai
bangsa Turki. (3) Dominasi bangsa Persia

-kemunduran turkey usmani : faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani: Pengganti Sultan
Sulaiman I tidak ada yang cakap dalam mengendalikan sistem pemerintahan. Pengangkatan bawahan
tidak lagi didasarkan pada kemampuan mengatur daerah, namun pada perasaan suka atau tidaknya
sang sultan.

faktor faktornya: Pertama, wilayah kekuasaan terlalu luas. Karena luasnya kekuasaan Turki Usmani ini,
sehingga mempersulit proses administrasi. .Kedua, penduduk yang heterogen.Ketiga, kelemahan
penguasa..Keempat, budaya pungli.Kelima, pemberontakan tentara Jenissasri. Keenam, ekonomi
merosot.

5. -Kerajaan turkey usmani : Nama kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada
nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Utsmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn
Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke
Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di Asia
Tengah..Kerajaan Turki Utsmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari wilayah Asia
Tengah, yang termasuk suku Kayi.

Faktor faktor mencapai masa keemasan : (1) Pengelolaan pemerintahan yang baik.(2) Keadaan
perekonomian yang baik.(3) Penguasaan ilmu pengetahuan dan budaya.(4) Militer yang kuat dan gencar
melakukan ekspansi

-Dinasti Safawiyyah (bahasa Persia: ‫ ;سلسل ٔه صفويان‬bahasa Azerbaijan: ‫ )صفویلر‬adalah salah satu dinasti
terpenting dalam sejarah Iran. Dinasti ini merupakan salah satu negeri Persia terbesar semenjak
penaklukan Muslim di Persia.Negeri ini juga menjadikan Islam Syiah sebagai agama resmi, sehingga
menjadi salah satu titik penting dalam sejarah Muslim. Safawiyyah berkuasa dari tahun 1501 hingga
1722 (mengalami restorasi singkat dari tahun 1729 hingga 1736). Pada puncak kejayaannya, wilayah
Safawiyyah meliputi Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian besar Irak, Georgia, Afganistan, Kaukasus, dan
sebagian Pakistan, Turkmenistan dan Turki. Safawiyyah merupakan salah satu negeri mesiu Islam selain
Utsmaniyah dan Mughal.

Faktor faktor mencapai masa keemasan: puncak kejayaan kerajaan Safawi ialah berhasil mengatasi
gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan sekaligus berhasil merebut kembali
beberapa wilayah kekuasaan yang pernah direbut oleh kerajaan lain seperti Tabriz, Sirwan dan
sebagainya, yang sebelumnya lepas direbut oleh kerajaan Usmani.

6.Ada peristiwa ironis yang terjadi di akhir pemerintahan Sayyidina Usman. Sebagai salah satu
orang dekat Kanjeng Nabi bahkan salah satu menantu Kanjeng Nabi, Usman meninggal dalam
keadaan yang mengenaskan. Beliau dibunuh oleh umat Islam yang tak suka dengan caranya
memerintah. Harapannya, dengan terbunuhnya Usman, khalifah penggantinya bisa memperbaiki
pemerintahan.
Masa Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Usman membawa warisan konflik
tersebut. Umat Islam sebenarnya berharap agar konflik di masa Usman selesai di tangan khalifah
baru. Namun harapan umat Islam keliru. Justru pada masa khalifah Ali bin Abi Talib diwarnai
banyak konflik antar para sabahat.
Tentu saja konflik tersebut tidak terlepas dari pertikaian antar para sahabat yang terjadi pada
masa kekhalifahan sebelumnya. Sebab para umat Islam sejak kepemimpinan Usman telah
menjadi beberapa kelompok. Tidak berlebihan jika kelompok ini disebut sebgai kelompok politik
sebab gerakannya memang berkaitan dengan kebijakan politik dan kekuasaan.
Ironisnya setiap kelompok politik tersebut merasa berhak menjadi penguasa. Mereka merasa
paling berhak menjadi pemimpin, sedangkan kelompok lain tidak layak memimpin. Agaknya
suasana seperti ini tidaklah sulit dibayangkan jika melihat kondisi perpolitikan di Indonesia
akhir-akhir ini. Bisa dilihat bagaimana capres, cawapres dan pendukungnya merasa bahwa
kelompoknya lah yang berhak menguasai Indonesia.
Lalu mengapa perebutan kekuasaan bisa terjadi pula di masa khalifah Rasulullah yang disebut
sebagai umat terbaik? Jika umat terbaik saja tidak terlepas dari peperangan, bagaimana dengan
nasib umat hari ini? adakah pertikaian antar umat Islam merupakan sunnatullah? Wallahu a’lam.
Faktor Penyebab Konflik
Sebagaimana yang telah disebutkan, Sayyiduna Ali mewarisi konflik yang justru semakin
runcing di masa Ali. Bagaimana kronologinya?
Pertama, kelompok yang melakukan demontrasi khalifah Usman bin Affan ikut membai’at Ali
bin Abi Thalib. Termasuk orang yang membunuh Usman dan provokator demonstrasi. Mereka
memikul tanggung jawab kericuhan dan kekacauan tersebut. Oleh sebab itu keikutsertaan mereka
dalam pemilihan khalifah menyebabkan terjadinya kekacauan besar.
Pada saat yang sama, para sahabat Nabi yang senior juga ikut dalam proses pembaiatan.
Tujuannya agar para pemberontak yang telah membunuh Usman dapat ditangkap dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun kondisinya tidak memungkinkan sehingga
para demonstran Usman pun ikut dalam membaiat Sayyiduna Ali. Sehingga ada dua kelompok
yang punya kepentingan yang berbeda di bawah kepemimpinan Ali.
Kedua, sikap netral para sahabat senior dalam pembai’atan kepada Ali. Sikap netral itu memang
menurut mereka merupakan niat baik dengan tujuan mencegah timbulnya fitnah, tetapi ternyata
berakibat fatal karena menimbulkan fitnah baru. Para sahabat Nabi itu adalah tokoh yang paling
berpengaruh, berwibawa dan menjadi panutan sebagian besar umat Islam. Ribuan orang menaruh
kepercayaan kepada mereka. Karena itu sikap netral dan memisahkan diri dari Ali telah
menimbulkan keraguan di hati orang banyak pada saat umat harus bersatu dan membantu
memulihkan suasana bersama Ali untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan. Namun hal
itu tidak terjadi.
Ketiga, munculnya tuntutan terhadap pelaku pembunuhan Usman bin Affan oleh kelompok
Aisyah, Thalhah dan Zubair di satu sisi dan kelompok Mu’awiyah bin Abi Sofyan di pihak lain.
Tuntutan ini bukanlah hal yang sepele. Sebab bagi kelompok ini, menuntut keadilan kepada
pemerintah Ali dianggap sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakan.
Karena kondisi Ali yang tidak memungkingkan untuk mengamini tuntutan, maka terjadilah
perang yang menyulut antar kelompok. Seperti kelompok pemerintahan Ali yang dilawan oleh
kelompok Aisyah dan Zubair. Lalu dilanjutkan dengan perlawanan Muawiyah terhadap
Sayyiduna Ali.
Karena masing-masing kelompok memiliki pengikut setia, pengaruh dan dana untuk
memberontak. Mereka pun berani berperang melawan pemerintahan Ali. Setiap kelompok
memiliki dalil sendiri sehingga tindakannya dianggap sebagai suatu kebenaran dan yang
dilawannya memang layak untuk disalahkan.
Perang pun tak dapat dihindari. Jika hari ini perbedaan pandangan dalam politik hanya berujung
pada saling menghina yang boleh jadi berlanjut di meja hijau, maka dulu orang Islam jika
bertikai bisa sampai pada peperangan. Tak peduli meski harus menghilangkan ribuan nyawa
orang. Betapa peristiwa ini menjadi preseden buruk bagi politik umat Islam yang baru saja
dibangun sejak zaman Rasulullah.
Itulah tiga benih kericuhan yang ada ketika Sayyidina Ali memulai jabatan khalifahnya.
Selanjutnya perang demi perang antar umat Islam tak kunjung usai. Barangkali sampai sekarang.
Sejarah kelam ini semoga bisa menjadi teladan bagi kita bahwa politik kekuasaan merupakan
penyebab perpecahan. Jangankan kita yang hidup jauh dari masa Kanjeng Nabi Muhammad,
para sahabat Nabi saja tidak terlepas dari konflik dan perpecahan akibat rebutan politik.
Mengapa mereka rela sampai menumpahkan darah? Karena masing-masing pihak merasa paling
benar dan yang lain salah. Naudzubillah.
7. Masa Disintegrasi Kemunduran dan Kehancuran Peradaban Islam Pergolakan-pergolakan
yang terjadi ketika Abbasiyah mengalami masa kejayaan, dapat diatasi. Karena factor-faktor
tertentu yang saling mengait antara satu dengan yang lain, sehingga mau tidak mau membawa
dinasti ini kepada kehancurannya.
1. Faktor Internal Munculnya pertentangan antara ‘Arab dan non ‘Arab, perselisihan antara
muslim dengan non muslim, dan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri telah membawa
kepada situasi kehancuran dalam pemerintahan. Disamping itu, tampilnya gerakan-gerakan
pembangkang yang berkedok keagamaan, seperti orang- orang Qaramitah, Hashashin dan pihak-
pihak lain turut memporak-porandakan kesatuan akidah maupun nilai-nilai Islam yang bersih
disepanjang masa
2. Ekternal Sebelum kedatangan Hulagu, di bagian barat wilayah dinasti ‘Abbasiyah telah
terjadi perang salib. Selama terjadi perang salib, di Bagdad sedang terjadi keresahan. Ketika
kerajaan mereka sedang terancam perang salib, mereka tidak menyadari datangnya bahaya
serangan-serangan bangsa Mongol. Bangsa Mongol yang biasa hidup nomaden, suka berperang,
merampok dan berburu, mudah bagi mereka untuk menaklukkan negara-negara jajahannya.
Dinasti Mongol didirikan oleh Jengis khan. Pada zamannya, bangsa Mongol menghancurkan
wilayah-wilayah Islam. Pada tahun 1212 M, orang-orang Mongol berhasil menguasai Peking.
Kemudian mereka mengalihkan serangannya kearah barat. Satu demi satu kerajaan Islam
ditaklukkannya. Transoxania dan Khawarizm jatuh dalam kekuasaan Mongol pada tahun 1219-
1220 M. Kerajaan Ghazna dikalahkan pada tahun 1221. Azerbaijan pada tahun 1223 M dan
Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Dari sini mereka meneruskan serangannya ke Eropa dan
Rusia.
Menurut saya, Pada dasarnya perang dalam Islam bukanlah untuk memerangi dan membinasakan
satu sama lain, karena tujuan perang dalam Islam adalah untuk menghilangkan permusushan,
mencegah kedzaliman, menjaga orang-orang yang lemah,dan mencegah kebencian terhadap
agama Allah.
8. Menurut saya,KarenaMasa pemerintahan ini merupakan golden agedalam perjalanan
peradaban Islam terutama pada masa Khalifah Al-Makmun, dikarenakan sistem pemerintahan
dan politikyang lebih tertata dengan bagus.
9.
-Masa Kejayaan Peradaban Bani Abbasiyah
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasan, secara politis
para khalifah memang orang-orang yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik sekaligus
Agama. Disisi lain kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil
menyiapkan landasan bagi perkembangan Filsafat dan ilmu pengetahan dalam Islam.
Peradaban dan kebudayyan Islam berkembang dan tumbuh mencapai kejayaan pada masa Bani
Abbasiyah. Hal tersebut dikarenakan pada masa ini Abbasiyah lebih menekankan pada
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam dari pada perluasan wilayah. Disinilah letak
perbedaan pokok dinasti Abbasiyah dengan dinasti Umayyah.
Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa khalifah Harun Al- Rasyid (786-809 M)
dan anaknya Al-Makmun (813-833 M). Ketika Al-Rasyid memerintah, negara dalam keadaan
makmur, kekayaan melimpah, keamanan terjamin walaupun ada juga pemberontakan dan luas
wilayahnya mulai dari Afrika Utara sampai ke India.
Lembaga pendidikan pada masa Bani Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang
sangat pesat, hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa
administrasi yang sudah berlaku sejak Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa pengetahuan,
selain itu juga ada dua hal yang tidak terlepas dari kemajuan ilmu pengetahuan yaitu :
a. Terjadinya asimilasi antara bahasa Arab dengan bahasa bangsa lain yang telah lebih dulu
mengalami kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa Bani Abbas, bangsa-bangsa
non-Arab banyak yang masuk Islam. Asimilasi berlangsung secara efektif dan bernilai guna.
Bangsa-bagssa itu memberi saham tertentu bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Pengaruh Persia sangat kuat dalam bidang ilmu pengetahuan. Disamping itu, bangsa Persia
banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat, dan sastra. Pengaruh India terlihat dari
bidang kedokteran, ilmu matematika, dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani terlihat dari
terjemahan-terjemahan di berbagai bidang ilmu, terutama Filsafat.
b. Gerakan penerjemahan berlangsung selama tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah Al-
Mansyur hingga Hasrun Al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemah adalah buku-buku
dibidang ilmu Astronomi dan Mantiq. Fase kedua terjadi pada masa khalifah Al-Makmun hingga
tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemah adalah bidang filsafat, dan kedokteran. Dan
pada fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas.
Selanjutnya bidang-biadang ilmu yang diterjemahkan semakin meluas.
Di zaman khalifah Harun al- Rasyid (786-809 H) adalah zaman yang gemilang bagi Islam.
Zaman ini kota baghdad mencapai puncak kemegahannya yang belum pernah dicapai
sebelumnya, Harun sangat cinta pada sastrawan, ulama, Filosof yang datang dari segala penjuru
ke Baghdad. Salah satu pendukung utama tumbuh pesatnya ilmu pengetahuan tersebut adalah
didirikannya pabrik kertas di Baghdad. Orang Islam pada awalnya membawa kertas dari
Tiongkok, usaha pembuatan kertas erat kaitannya dengan perkembangan Universitas Islam.
Pabrik kertas ini memicu pesatnya penyalinan dan pembuatan naskah-naskah, dimasa itu seluruh
buku ditulis tangan. Ilmu cetak muncul pada tahun 1450 M ditemukan oleh gubernur di Jerman.
Dikota-kota besar islam muncul toko-toko buku yang sekaligus juga berfungsi sebagai sarana
pendidikan dan pengajaran non-formal.
Popularitas Bani Abbasiyah ini juga ditandai dengan kekayaan yang dimanfaatkan oleh khalifah
Al-Rasyid untuk keperluan sosial seperti Rumah sakit, lembaga pendidikan dokter, dan faramasi
didirikan, dan pada masannya telah ada sekitar 800 orang dokter, selain itu pemandian-
pemandian umum didirikan. Kesejahteraan sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan serta kesusastraan berada pada zaman keemasannya. Pada zaman inilah negara Islam
menempatkan dirinya sebagai negara terkuat dan tak tertandingi.
Adapun ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Bani Abbasiayah adalah sebagai
berikut :
 Ilmu Kedokteran
Pada mulanya Ilmu Kedokteran telah ada pada saat Bani Umayyah, ini terbukti dengan adannya
sekolah tinggi kedokteran Yundisapur dan Harran.. Dinasti Abbasiyah telah banyak melahirkan
dokter terkenal diantaranya sebagai berikut
• Hunain Ibnu Ishaq (804-874 M) terkenal segai dokter yang ahli dibidang mata dan
penerjema buku-buku dari bahasa asing ke bahasa Arab.
• Ar-Razi (809-1036 M) terkenal sebagai dokter yang ahli dibidang penyakit cacar dan
campak. Ia adalah kepala dokter rumah sakit di Baghdad. Buku karangannya dbidang ilmu
kedokteran adalah Al-Ahwi.
• Ibnu Sina (980-1036 M), yang karyanya yang terkenal adalah Al-Qanun Fi At-Tibb dan
dijadikan sebagai buku pedoman bagi Universitas di Eropa dan negara-negara Islam.
• Ibnu Rusyd (520-595 M) terkenal sebagai dokter perintis dibidang penelitian pembuluh
darah dan penyakit cacar. Dll.
 Ilmu tafsir
Pada masa ini muncul dua alirang yaitu ilmu tafsir Al-matsur dan Tafsir Bir ra'yi, aliran yang
pertama lebih menekan pada ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadist dan pendapat tokoh-tokoh sahabat.
Sedangkan aliran tafsir yang kedua lebih menekan pada logika ( rasio ) dan Nash. Diantara
ulama tafsir yang terkenal pada masa ini adalah Ibnu Jarir al-Thabari (w.310 H) dengan
karangannya jami' al-bayan fi tafsir Al-Qur'an, Al-Baidhawi dengan karangannya Ma'alim al-
tanzil, al-Zakhsyari dengan karyanyaal-kassyaf, Ar-Razi(865-925 M) dengan karangannya al-
Tafsir al-Kabir, dan lain-lainnya.
 Ilmu Hadist
Pada masa pemerintahan khalifah Umar Bin Abdul Aziz (717-720 M) dari Bani Umayyah sudah
mulai usaha untuk mengumpulkan dan membukukan Hadist. Akan tetapi perkembangan ilmu
hadist yang paling menonjol pada amasa Bani Abbasiyah, sebab pada masa inilah muncul ulama-
ulama hadist yang belum ada tandingannya sampai sekarang. Diantara yang terkenal ialah Imam
Bukhari (W.256 H) ia telah mampu mangumpulkan sebanyak 7257 Hadist dan setelah diteliti
terdapat 4000 hadist Shahih dari yang telah berhasil dikumpulkan oleh imam Bukhari yang
disusun dalam kitabnya Shahih Bukhari. Imam Muslim ( W. 251 H) terkenal sebagai seorang
ulama hadist dengan bukunya Shahih Muslim, buku karangan imam Bukhari dan Muslim diatas
lebih berpengaruh bagi umat Islam dari pada buku-buku hadist lainnya, seperti Sunan Abu Daud
oleh Abu Daud ( W.257 H) sunan Al- Turmizi oleh imam Al-Turmizi(W.287 H) Sunan Al-
Nasa'i oleh Al-Nasa'i ( W.303 H) dan sunan Ibnu-Majah oleh Imam Ibnu Majah ( W.275 H)
keenam buku hadist tersebut lebih dikenal dengan sebutan Al- Kutub Al-Sittah.
 Ilmu Kalam
Bukanlah hal yang berlebihan jika dikatakan pada masa Bani Abbasaiyah merupakan dasar-dasar
Ilmu Fiqh. Ilmu ini disusun oleh ulama-ualama yang terkenal pada masa itu dan masih besar
pengaruhnya sampai sekarang, Diakalangan Ulama Ahlu al-Sunnah wal jamaah. Muncul Imam
Abu Hanifah(810-150 H) yang lebih cendrung memakai akal (rasio) dan Ijtihad, Imam Malik Bin
Anas (93-179 H) yang lebih cendrung memakai hadist dan menjauhi sampai batas tertentu
pemakaian Rasio, Imam Syafi'i (150-204 H) yang berusaha mengkompromikan aliran Ahl al-
Ra'yi, dengan Ahl al-Hadist dalam Fiqh, dan Imam Ahmad bin Hambal(164-241 H) yang
merupakan tokoh aliran Fiqh yang keras, ketat dan kurang luwes dari aliran-aliaran fiqh yang
lainnya. Buku karang mereka masih dapat kita temukan sampai sekarang yaitu al-muawatta, al-
umm, al-risalah, dan sebagainya.
 Ilmu Tashawuf
Dalam bidang ilmu Tashawuf juga muncul ulama-ulama yang terkenal pada masa pemerintahn
Daulah Bani Abbasiyah. Imam Al-Ghazali sebagai seorang ulama sufi pada masa Daulah Bani
Abbasiyah meninggalkan karyanya yang masih beredar sampai sekarang yaitu buku Ihya' Al-
Din, yang terdiri dari lima jilid. Al-Hallaj (858-922 M) menulis buku tentang Tashawuf yang
berjudul Al-Thawasshin, Al-Thusi menulis buku al-lam'u fi al-Tashawuf, Al-Qusyairi (W. 465
H) dengan bukunya al-risalat al-Qusyairiyat fi il'm al-Tashawuf.
 Ilmu Matematika
Terjemahan dari bahasa asing ke bahasa Arab menghasilkan karya dibidang matematika.
Diantara ahli matematika islam yang terkenal adalah Al-Khawarizmi, adalah seorang pengarang
kitab Al-Jabar wal Muqabalah (ilmu hitung) dan penemu angka Nol. Tokoh lainnya adalah Abu
Al-Wafa Muhammad Bin Muhammad Bin Ismail Bin Al-Abbas terkenal sebagi ahli ilmu
matematika.
 Ilmu Farmasi
Diantara ahli farmasi pada masa Bani Abbasiyah adalah Ibnu Baithar, karyanya yang terkenal
adalah Al-Mughni (berisi tentang obat-obatan), jami' al-mufradat al-adawiyah (berisi tentang
obat-obatan dan makanan bergizi).
Dan masih banyak lagi ilmu yang berkembang pada masa Bani Abbasiyah berkuasa, hal ini
terlihat bahwa saat Khalifah Al-Mustansir (1226-1242 M) memerintah ia mendirikan Universitas
Mustansiriah di Baghdad yang dapat dibanggakan karena telah mampu melampaui Universitas di
Eropa. Mereke mempunyai Fakultas-fakultas yang sempurna, mahaguru digaji berdasarkan
banyak mahasiswa yang terdapat dalam Fakultasnya, setiap Mahasiswa dan Mahaguru
mendapatkan satu dinar emas setiap bulannya, dan rata-rata setiap Fakultas tidak ada yang
kurang dari 3000 Mahasiswa didalamnya. Setiap Mahasiswa boleh makan ke dapur umum
Mahasiswa dengan Cuma-Cuma, sebuah perpustakaan besar terdapat dalam Universitas itu.
Setiap mahasiswa yang berkeinginan menyalin buku-buku atau ingin menyusun buku baru, ada
sebuah kantor yang mengurus persediaan kertas, pena dan tinta untuk keperluan itu. Disamping
Universitas dibangun sebuah rumah sakit untuk mahasiswa diperiksa kesehatannya, hal inilah
yang menyebabakan berbagai Universitas di Eropa mengambil contoh pada Universitas
Mustansiriah itu.
- Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kemunduran Bani Abbasiyah
Menurut W. Montgomery, bahwa beberapa faktor penyebab kemunduran Bani Abbasiyah adalah
:
1. Luasnya wilayah kekuasaan Bani Abbasiyah, sementara komunikasi pusat dengan daerah
sulit dilakukan. Bersamaan dengan itu, tingkat saling percaya antara penguasa dan pelaksana
pemerintah sudah sangat rendah.
2. Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata, ketergantungan khalifah kepada mereka
sangat tinggi.
3. Keuangan negara sangat sulit karena biaya yang dikeluarkan untuk tentara bayaran sangat
besar. Pada saat iu kekuatan militer menurun, khalifah tidak sanggup memaksa pengiriman pajak
ke Baghdad.
-Masa Akhir Kekuasaan Bani Abbasiyah
Akhir dari kekuasaan Bani Abbasiyah adalah saat Baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol
yang dipimpin oleh Hulagu Khan (656 H/1258 M). Ia adalah saudara dari Kubilay Khan yang
berkuasa di Cina sampai ke Asia Tenggara, dan saudaranya Mongke Khan yang menugaskannya
untuk mengembalikan wilayah-wilayah sebelah barat dari Cina kepangkuannya. Baghdad
dihancurkan dan diratakan dengan tanah. Pada mulanya Hulagu Khan mengirim suatu tawaran
kepada Khalifah Bani Abbasiyah yang terakhir Al-Mu'tashim billah untuk bekerja sama
menghancurkan gerakan Assassin. Tawaran tersebut tidak dipenuhi oleh khalifah. Oleh karena
itu timbullah kemarahan dari pihak Hulagu Khan. Pada bulan september 1257 M, Khulagu Khan
melakukan penjarahan terhadap daerah Khurasan, dan mengadakan penyerangan didaerah itu.
Khulagu Khan memberikan ultimatum kepada khalifah untuk menyerah, namun khalifah tidak
mau menyerah dan pada tanggal 17 Januari 1258 M tentara Mongol melakukan penyerangan.
Pada waktu penghancuran kota Baghdad, khalifah dan keluarganya dibunuh disuatu daerah dekat
Baghdad sehingga berakhirlah Bani Abbasiyah. Penaklukan itu hanya membutuhkan beberapa
hari saja, tentara Mongol tidak hanya menghancurkan kota Baghdad tetapi mereka juga
menghancurkan peradaban ummat Islam yang berupa buku-buku yang terkumpul di Baitul
Hikmah hasil karya ummat Islam yang tak ternilai harganya. Buku-buku itu dibakar dan dibuang
ke sunagi Tigris sehingga berubah warna air sungai tersebut, dari yang jernih menjadi hitam
kelam karena lunturan air tinta dari buku-buku tersebut.
10. diantaranya adalah karena memang jumlah pasukannya lebih besar dan dilengkapi dengan
persenjataan yang cenderung lebih canggih.
11 . a. Keadaan Andalusia (Spanyol) sebelum datangnya Islam adalah dikuasai bangsa Visigoth.
Pada masa tepat sebelum penaklukan oleh pasukan Dinasti Umayyah, terjadi perang saudara di
Kerajaan Visigoth antara Raja Roderic dengan para penentangnya, yang melemahkan kerajaan
ini dan memudahkan penaklukan oleh pasukan yang dipimpin Tariq bin Ziyad
b. Pusat kekuasaan Islam adalah Spanyol Selatan atau Andulusia. Nama Andalusia berasal dari
istilah Al-Andalus yang digunakan oleh orang Arab, berasal dari orang-orang Vandal yang telah
menetap di wilayah ini.
- Spanyol diduduki umat Islam pada zaman khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang
khalifah dari Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, dimana Umat Islam sebelumnya telah
menguasai Afrika Utara. Dalam proses penaklukan Spanyol ini terdapat tiga pahlawan Islam
yang dapat dikatakan paling berjasa yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair.
C. Setidaknya ada tiga tokoh yang memiliki peran penting dalam membuka jalan ekspansi ke
Andalusia, Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Konon Tharif bin Malik
diperintahkan Musa bin Nushair mengintai Andalusia, sebelum akhirnya memerintahkan Thariq
bin Ziyad untuk ekspansi ke sana (Syalabi, jilid II, 1984:126).
Kini Thariq mengepalai 7.000 pasukan. Juli 711 Thariq dan pasukannya berhadapan dengan
pasukan Raja Roderick yang berjumlah 25.000 orang. Kendati demikian pasukan kerajaan
Visigoth bisa dikalahkan karena adanya pengkhianatan dari musuh-musuh politik Roderick.
12 a. Penyebaran agama Islam masuk ke India pada abad ke-7 melalui beberapa cara yaitu
perdagangan, mendirikan kerajaan dan melalui para da’i yang menyampaikan Islam dengan
berdakwah kepada masyarakat di India. Oleh karenanya, masyarakat Islam dalam perkembangan
Islam di India saat itu dapat terbagi dua. Mereka adalah keturunan asing yang datang ke India
membawa agama Islam serta penduduk asli yang berpindah memeluk agama Islam secara
bertahap melalui berbagai cara dakwah.
b. Keberadaan Islam di India telah melewati rentang sejarah yang sangat panjang. Ada
banyak versi tentang masuknya Islam ke India. Menurut salah satu versi, Islam pertama kali tiba
di India pada abad ke-7 M. Adalah Malik Ibnu Dinar dan 20 sahabat Rasulullah SAW yang kali
pertama menyebarkan ajaran Islam di negeri itu. Saat itu, Malik dan sahabatnya menginjakkan
kaki di Kodungallur, Kerala. Konon, dari wilayah itulah Islam menyebar ke seantero India.
Malik lalu membangun masjid pertama di daratan India, yakni di wilayah Kerala. Masjid
pertama yang dibangun kaum Muslimin itu berbentuk mirip candi, tempat ibadah umat Hindu.
Diyakini, masjid itu dibangun pada 629 M.
c. Kesultanan ini didirikan oleh Babur pemimpin Mongol dari cabang Dinasti Timuriyah
pada tahun 1526, ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan Delhi terakhir dalam
Pertempuran Panipat I. Kesultanan ini sebagian besar sempat ditaklukkan oleh Sher Shah pada
masa Humayun, namun bisa direbut kembali.
Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol, karena leluhurnya merupakan Dinasti
Timuriyah yang berasal dari Asia Tengah. Agama resmi rakyat Mughal adalah Islam, dengan
mayoritas penduduknya beragama Hindu
d. Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi[5], sebab ia menandai
puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan
pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India. Kerajaan Mughal bukanlah
kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan
kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya.
13.
a. Asal mula silsilah Turki Usmani adalah dari suku Oghus, semula mereka tinggal di sebelah Utara
negeri Cina selama tiga abad. Karena adanya serangan-serangan Mongol, mereka pindah ke
daerah Barat mencari tempat pengungsian di Asia kecil tempat saudara-saudara mereka, yaitu
bangsa Turki Saljuq (Ali, 1997: 361).
b. Kerajaan Usmani berkuasa secara meluas di Asia kecil sejak munculnya pembina dinasti ini yaitu
Ottoman, pada tahun 1306 M. Golongan Ottoman mengambil nama mereka dari Usman I (1290-
1326 M), pendiri kerajaan ini dan keturunannya berkuasa sampai 1922. Di antara negara
muslim, Turki Usmani yang dapat mendirikan kerajaan.
c. faktor yang menyebabkan kemunduran Turki Usmani: Pengganti Sultan Sulaiman I tidak ada
yang cakap dalam mengendalikan sistem pemerintahan Pengangkatan bawahan tidak lagi
didasarkan pada kemampuan mengatur daerah, namun pada perasaan suka atau tidaknya sang
sultan Korupsi merajalela dan gaya hidup berfoya-foya. Sikap ini menyimpang dari ajaran Islam
Terjadi pemberontakan pasukan bayaran yang membangkang Selain disebabkan kesalahannya
sendiri, ada faktor eksternal yang mendorong kemunduran Turki Usmani: Ancaman dari Dinasti
Shafawi yang semakin kuat Beberapa daerah di Semenanjung Balkan berturut-turut melepaskan
diri dari Kekaisaran Usmani Kekalahan dalam perang melawan Rusia di abad ke-18. Mehmed VI,
khalifah ke-40 Turki Utsmani dan khalifah Islam ke-100.
d. Kontribusi terbesar yaitu saat direbutnya Kota Konstantinopel oleh Muhammad al-Fatih.
Bahkan, itu juga sesusai hadis dari Imam Ahmad bahwa suatu ketika kerajaan Konstantinopel
akan ditaklukkan, pemimpin yang dapat menaklukkan itu sebaik-baik pemimpin dan tentara
yang dapat menaklukkannya adalah sebaik-baik tentara.
Di bawah pimpinan Sultan Muhammad al-fatih, Konstantinopel ditaklukkan dengan 100 ribu
pasukan dan meriam canggih masa itu. Kemudian pengaruh yang lain, penyebaran Islam di Asia
Tenggara dibantu juga oleh Turki Usmani karena hubungan Aceh dan Turki di abad 16 cukup
erat. Bahkan secara diplomatis, Aceh mengaku sebagai wilayah yang dikuasai Turki Usmani.
Abad 16 keduanya berhasil mengalahkan Portugis yang ingin menguasai Aceh. Namun, saat
giliran Belanda yang ingin menguasai Aceh, Turki Usmani sedang mundur, jadi tidak berhasil
melindungi Aceh.

14. Dinasti Safawiyah bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan yang disebut Safawiyeh. Pendiri
gerakan Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din[19] (1252–1334).

Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is'haq Ardabilī berasal dari Ardabil, sebuah kota di wilayah Azerbaijan Iran.
Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu Sheikh Zahed Gilani (1216–1301, dari Lahijan.) Safi Al-
Din kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap serangan
tentara Mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah kemudian berubah karakter dan
menjadi militan di bawah Syekh Junayd dan Syekh Haydar. Kemudian mulai meluaskan pengaruh dan
kekuasaannya dalam bidang politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari
pemerintahan Timuriyah.

15.

a. Islam masuk di Asia Tenggara melalui jalur perdagangan, perkawinan, dakwah, dan
pembauran masyarakat Muslim Arab, Persia, dan India dengan masyarakat pribumi.
b. islam di asia tenggara terjadi sekitar abad ke-19 hingga 21, dimana kebangkitan ini merupakan
hasil dari interaksi dengan peradaban yang ada di barat pada abad ke-18, para umat islam
menyadari jika ada ketertinggalan peradaban dengan barat. Interaksi umat islam dengan barat
ini dimanfaatkan umat islam untuk mempelajari peradaban yang ada di barat. Peradaban yang
ada di barat bukanlah hal pokok yang menjadikan umat islam bangkit namun ada beberapa
gerakan yang menjadikan umat islam bermotivasi untuk menjadi lebih maju.
ada empat gerakan yang dicatat oleh evers dan sharon siddiq yaitu :
1. Gerakan gerakan penolakan atas rasionalisasi, yaitu penolakan atas demistifikasi dunia.
2. Gerakan sebagai sebuah usaha untuk mengatasi tekanan-tekanan modernisasi.
3. Gerakan anti imperialis dan hegemoni.
4. Gerakan pembaruan yang merupakan doktrin agama itu sendiri.
Dari beberapa gerakan yang ada, ada beberapa faktor yang dikatakan sebagai respon negatif
terhadap bangsa barat yaitu pada faktor 1, 2, dan 3. Sedangkan pada faktor ke 4 merupakan
determinasi doktrinal dan sejarah. Namun ada yang berpendapat jika kebangkitan islam di asia
tenggara bukanlah sebuah reaksi terhadap kebangkitan barat melainkan sebuah kebangkitan
yang selalu muncul yang menunujukkan keberlangsungan islam dalam sejarah. Sehingga dapat
disimpulkan jika kebangkitan islam di asia tenggara adalah sebuah dorongan dan dinamika
internal. Dan kebangkitan Islam terkait dengan proses take and give dengan peradaban.

Anda mungkin juga menyukai