Ananda Putra (04) XI IPA 5 Kimia
Ananda Putra (04) XI IPA 5 Kimia
Sistem koloid adalah suatu campuran homogen terdiri dari 2 zat atau lebih yang dimana
partikel-partikel zat berukuran koloid (fase terdispersi) tersebar merata dalam zat lain
(medium pendispersi). Ukuran partikelnya berkisar antara > 10⁻⁷ cm sampai 10⁻⁵ cm.
koloid dapat disaring dengan penyaring ultra.
Suspensi;
Suspensi adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel-partikelnya relatif besar yang tersebar
merata dalam suatu medium pendispersinya. Suspensi berupa heterogen dan tidak kontinu,
sehingga merupakan sistem 2 fase. Ukuran partikel tersuspensi lebih besar dari ukuran
koloid. Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan.
2. Sebutkan jenis jenis koloid berdasarkan fase pendispersi dan medium pendispersi!
Pada sistem koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair,
atau gas. Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid dikelompokkan
menjadi :
Sol. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: sol emas, tinta, dan cat.
Sol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya padatan. Contohnya: gelas berwarna, dan intan hitam.
Emulsi. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa
pendispersinya cairan. Contohnya: susu, santan, dan minyak ikan.
Emulsi padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan fasa
pendispersinya berupa padatan. Contohnya: jelly, mutiara, dan keju.
Aerosol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan
fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: asap dan debu.
Aerosol cair. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa
pendispersinya berupa gas. Contohnya: kabut, awan, dan hair spray.
Buih. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa cairan. Contohnya: buih sabun, dank rim kocok.
Buih padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa
pendispersinya berupa padatan. Contohnya: karet busa dan batu apung.
3. Sebutkan penerapan sifat koloid dlm kehidupan sehari hari!
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana
partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar secara
merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar
antara 1–100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun
tebal dari suatu partikel.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan,
koloid, atau suspensi. Contoh koloid: susu, santan, sabun, selai, mentega, dan mayonnaise.
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi.
Berikut penjelasan sifat-sifat koloid:
A. Efek Tyndall
Pada dispersi koloid, partikel-partikel koloid cukup besar sehingga dapat memantulkan dan
menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang dikenal dengan Efek Tyndall. Contoh efek
Tyndall dalam kehidupan sehari hari adalah warna air susu yang keruh, dan penghamburan
sinar sorot lampu mobil ketika udara berkabut.
B. Gerak Brown
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat
ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang
memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini disebut Gerak Brown. Contoh gerak brown
adalah gerakan partikel pada sistem koloid susu.
C. Elektroforesis
Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel-
partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode negatifnya. Ini
membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan
listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis. Contoh penerapan
elektroforesis dalam kehidupan sehari-hari adalah identifikasi DNA, identifikasi kelainan
genetik, dan proses penyaringan debu pabrik.
D. Adsorpsi
Partikel koloid bermuatan listrik karena permukaan partikel-partikel koloid dapat menarik
partikel-partikel bermuatan listrik di sekitarnya. Proses ini disebut adsorpsi. Beberapa
proses yang menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit,
dan penjernihan air.
E. Koagulasi
Koloid dapat dibuat menggunakan dua cara. Berikut dua cara yang dapat dipilih untuk
membuat partikel koloid besarta penjelasan dan contoh penerapannya.
A. Cara Kondensasi
Mengubah partikel larutan sejati (molekul atau ion) menjadi partikel koloid.
1) Reaksi Redoks
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H₂S) dengan belerang dioksida
(SO₂)
2) Hidrolisis
3) Dekomposisi Rangkap
Sol As₂S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H₂S.
4) Penggantian Pelarut
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu
zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
2) Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan
lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H₂S dan endapan Al(OH)₃ oleh AlCl₃.
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan
koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan
terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga
membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara
kondensasi.