Anda di halaman 1dari 27

Klasifikasi Anatomi Luar Serangga

Senin, 31 Desember 2012


Klasifikasi luar serangga

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisme Penganggu Tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman

di Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme pengganggu

tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan gulma. Hama

menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh serangga, tungau,

vertebrata, moluska. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan fisiologis pada tanaman,

disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid, nematoda dan tumbuhan tingkat

tinggi (Aderisandi, 2012).

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.

Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga

memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya

dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen

(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya

umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap,

walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina

umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam, belalang adalah

salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih dihalalkan untuk

dimakan, bersama Ikan (Djarubito, 1993).


Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumi dengan jumlah

spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi. Dari 751.000 spesies golongan

serangga, sekitar 250.000 spesies terdapat di Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak

dikenal sebagai hama. Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, atau musuh alami.

Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah

berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap

tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan

keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi,

kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri

dari musuhnya (Djarubito, 1993).

Serangga merupakan Filum Arthropoda (termasuk pada kelas insekta). Filum

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan

hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Segmen tersebut juga

terdapat pada tubuhnya. Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong

tripoblastik selomata. Arthropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan

mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan mirip lainnya. Arthropoda adalah

nama lain hewan berbuku-buku (Ibrahim, 2012).

Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta

termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan

yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan

Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Filum Arthropoda sebagian berperan

sebagai mangsa dari sejumlah hewan predator yang terdiri atas arthropoda lain dan spesies

bukan arthropoda (Ibrahim, 2012).

Tujuan

Untuk mengetahui anatomi luar serangga.


TINJAUAN PUSTAKA

Ordo Orthoptera  (bangsa belalang) sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan

tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga

lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit

dari pada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap

belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap

belakang melipat di bawah sayap depan (Sakura, 2012).

Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain: dua buah (sepasang) mata (facet),

sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang

kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat

pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar

terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar

dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). Ada mulutnya bertipe penggigit

dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla

dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya

(Jumar, 2000). 

Bentuk tubuh

Secara umum bentuk tubuh serangga agak memanjang dan silindris serta bilateral

simetris artinya sisi kanan dan kiri serupa. Tubuh beruas-ruas dan ruas-ruas tersebut dapat

dikelompokan menjadi tiga daerah yaitu kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Pada

kepala terdapat mata, antena, dan alat-alat mulut (Sakura, 2012).

Pada dada serangga dari golongan serangga yang bersayap terdapat satu pasang sayap

atau dua pasang dan tiga pasang kaki. Abdomen tidak mempunyai alat gerak tetapi kadang-
kadang pada bagian ujung abdomen mempunyai embelan-embelan. Sebagian besar embelan

pada serangga beruas-ruas (Sakura, 2012).

Dinding Tubuh

Pada manusia dan berbagai jenis hewan, rangka terdapat di dalam tubuh yang disebut

endoskleton, sedangkan pada serangga dan sebagian hewan lainnya rangka terdapat di luar

tubuh yang disebut eksoskeleton. Dinding tubuh serangga tidak hanya berfungsi untuk

melindungi bagian luar tubuh tetapi juga merupakan struktur untuk memperkokoh tubuh dan

juga sebagai tempat melekatnya otot (Ibrahim, 2012).

Dinding tubuh serangga terdiri atas tiga bagian, yaitu kutikula merupakan lapisan luar

yang berisi pigmen dan zat lainnya termasuk ikatan kimia yang khas disebut khitin,

hipodermis berupa lapisan seluler berada di bawah kutikula, membran basal berupa lapisan

non seluler yang tipis di bawah hipodermis. Dinding tubuh secara keseluruhan menutupi

serangga dan melekuk ke arah dalam pada beberapa bagian tubuh membentuk bumbung

pengokoh. Trakea (pembuluh pernafasan), serta ujung depan dan belakang saluran

pencernaan dilapisi kutikula (Ibrahim, 2012).

Kutikula tersusun atas tiga lapisan yaitu epikutikula, eksokutikula dan endokutikula.

Epikutikula merupakan lapisan tipis yang paling luar tebalnya sekitar 1 mikron dan tidak

berisi khitin, eksokutikula dan andokutikula merupakan lapisan yang lebih tebal dan

mengandung khitin. Eksokutikula berada d bawah epikutikula, lebih padat, lebih keras dan

lebih berpigmen daripada endokutikula (Ibrahim, 2012).

Khitin merupakan polisakarida bernitrogen dengan formula C12H54N4O21, merupakan

zat yang paling tahan dan tidak larut dalam air, alkohol, asam dan basa, tidak dapat dicerna

oleh enzim pencernaan mamalia, tetapi dapat diuraikan oleh bakteri tertentu. Apabila kitin

dilarutkan dalam basa dapat mengurangi warna dan kerasnya zat, tetapi struktur kutikula
tidak berubah. Kerasnya kutikula disebabkan karena zat non kitin yang susunan kimianya

belum dikatahui dengan pasti. Endokutikla dan bagian yang lebih keras (Ibrahim, 2012).

Kepala (caput)

Kepala pada dasarnya tersusun atas 6 segmen yang berfusi. Keenam segmen tersebut

tidak tampak lagi pada hewan dewasa, tetapi pada saat embrio teramati. Bukti adanya keenam

segmen pada saat dewasa yaitu terlihat adanya 6 apendiks yang meliputi dorsal, antena,

interkalari, mandibula, maksila, dan labial (Sakura, 2012).

Eksokeleton kepala dikenal sebagai epicranium yang terletak di sebelah belakang,

merupakan daerah diantara dan di belakang mata. Genae merupakan bagian yang terletak di

kedua susu katerak kepala bagian depan. Sedangkan sklerit empat persegi panjang yang

terletak di bawah epicranium depan disebut clypeus (Sakura, 2012).

Pada kedua sisi kepala terdapat mata majemuk berwarna hitam. Mata majemuk

dilindungi oleh bagain transparan dari kutikula yaitu cornea, dimana terbagi menjadi

sejumlah besar potongan berbentuk segi enam yaitu disebut sebagia facet. Setiap facet

merupakan ujung terluar dari suatu unit yang disebut ommatididum. Adanya struktur ini akan

memberikan gambaran mozaik seperti pada udang. Diantara beberapa serangga,

kemungkinan belalang mampu membedakan warna (Ibrahim, 2012).

Selain mata majemuk, belalang memiliki mata sederhana atau ocellus (jamak ocelli)

di daerah kepala bagian atas serta di tepi sebelah dalam mata majemuk. Mata sederhana ini

terdiri atas sekelompok sel-sel penglihatan yaitu retinula dan di bagian tengahnya terdapat

batang optik yaitu rhabdom. Bagian terluar mata sederhana terdapat lensa transparan yang

merupakan modifikasi dari kutikula (Sakura, 2012).

Selain mata, terdapat juga sepasang antena yang panjang dan sangat mobil (bergerak-

gerak). Antena belakang berbentuk benang dan tersusun atas sejumlah besar segmen. Pada
antena terdapat rambut-rambut sensori yang kemungkinan berfungsi sebagai indera pembau

(Sakura, 2012).

Tipe-Tipe Antenna Serangga

Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape yang

merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan pedisel, dan dan

ruas ketiga disebut dengan flagellum.  Bentuk dan ukuran antena pada setiap jenis serangga

berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga dapat dibedakan menjadi 14 tipe

yaitu:

1.            Filiform: menyerupai benag, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya sama,

misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).

2.            Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk bulat,

misalnya Rhysodidae.

3.            Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin ramping,

misalnya Isoptera.

4.            Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya

Coccinellidae.

5.            Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar, misalnya

Nitidulidae.

6.            Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.

7.            Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang lebih kecil

yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.

8.            Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya

Pyrochoroidae.

9.            Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut.

10.            Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.
11.            Aristate: seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.

12.            Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.

13.            Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya

Scarabaidae.

14.            Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya

Rhipiceridae (Jumar, 2000).

Adapun fungsi antena pada setiap jenis serangga sangat beragam, namun pada

umumnya fungsi utama dari antena tersebut adalah sebagai alat peraba dan pencium.  Selain

dua fungsi utama antena yang telah disebutkan diatas beberapa fungsi lain dari antena

serangga yang sama pentingnya adalah sebagai alat untuk mengetahui tempat-tempat

makanan (mangsa) (Jumar, 2000).

Tipe Mulut Serangga

Bagian-bagian mulut serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe umum, yaitu

mandibulata (pengunyah) dan haustelata (penghisap), tipe alat mulut pengunyah, mandibel

bergerak secara transversal yaitu dari sisi ke sisi, dan serangga tersebut biasanya mampu

menggigit dan mengunyah makanannya (Daisugi, 2011).

Tipe mulut penghisap memiliki bagian-bagian dengan bentuk seperti probosis yang

memanjang atau paruh dan melalui alat itu makanan cair dihisap. Tipe mulut penggigit yaitu

Mulut tipe pengigit dilengkapi dengan rahang atas dan bahwa yang sangat kuat, contohnya

mulut belalang dan jangkrik. Tipe mulut penusuk-penghisap yaitu mulut tipe penusuk-

penghisap mempunyai rahang yang panjang dan runcing. Contohnya nyamuk. Mulut

penghisap yaitu mulut tipe penusuk-penghisap dilengkapi dengan alat seperti belalai panjang

yang dapat digulung, contohnya mulut kupu kupu. dan mulut penjilat yaitu mulut tipe penjilat

dilengkapi dengan alat untuk menjilat. Contohnya mulut lebah madu dan lalat (Jumar, 2000).
Bagian-bagian mulut belalang adalah sebagai berikut: Labrum atau bibir atas terletak

di sisi ventral clypeus. Disebelah bawah labrum terdapat organ yang bentuknya seperti lidah

yaitu hypopharynx. Di setiap sisinya terdapat rahang keras mandibula. Permukaan rahang ini

bergigi untuk menggigit makanan. Di sebelah bawah mandibula terdapat sepasang maxila.

Setiap maxilla terdiri atas cardo (bagian basal), stipes (bagian tengah), lacinia (berbentuk

kurva panjang), galea (bentuknya panjang sedikit bulat), dan palpung maxillary. Labium atau

bibir bawah terdiri atas submentum (bagian basal), mentum (bagian tengah), ligula

(berjumlah dua, merupakan penutup yang dapat bergerak), dan palpus labial yang terdapat di

setiap sisinya. Labrum dan labium berperanan memegang makanan diantara mandibula dan

maxilla yang bergerak secara lateral untuk menggiling makanan tersebut. Sedangkan palpus

maxillary dan palpus labial berfungsi untuk membedakan jenis makanan karena adanya

organ-organ indera (Sakura, 2012).

Thorax

Toraks adalah bagian yang menghubungkan antara caput dan abdomen. Torak juga

merupakan daerah lokomotor pada serangga dewasa karena pada torak terdapat tiga pasang

kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura tidak bersayap). Torak bagian

dorsal disebut notum (Jumar, 2000).

Dada (thorax) terdiri atas 3 segmen yaitu prothorax (anterior): adalah bagian depan

dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai depan, mesothorax

(tengah) bagian tengah dari thorax dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai

tengah dan sepasang sayap depan dan metathorax (posterior) bagian belakang dari thorax dan

sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang.

Tiap-tiap segmen tertutup oleh eksokeleton, di bagian dorsal disebut tergum, disisi lateral

disebut pleura, dan di bagan ventral disebut sternum (Jumar, 2000).


Pada mesothorax dan metathorax masing-masing terdapat sepasang sayap. Sayap pada

segmen mesothorax merupakan sayap anterior dan disebut tegmina atau elytra. Istilah

tegmina digunakan untuk sebutan sayap anterior dari anggota Orthoptera (contohnya

belalang), sedangkan elytra digunakan untuk sebutan sayap anterior anggota oro Coleptera

(contonya kumbang). Sayap pada segmen metathorax merupakan sayap posterior. Ditinjau

dari strukturnya sebuah sayap terdiri atas membran atas dan membran bawah. Sayap

sebenarnya merupakan perluasan dari kutikula yang diperkuat dengan anyaman vena dan

saraf yang bercabang-cabang. Di dalam vena sayap terdapat trakhea dan serabut saraf yang

halus. Sayap anterior berupa lembaran tipis dan transparan. Pada waktu istirahat, sayap

posterior terdapat di bawah sayap anterior. Berdasarkan perbandingan dari aneka ragam

sayap, pada dasarnya tetap mengikuti prinsip rangkaian vena longitudinal dari anterior

menuju ke posterior yaitu:

a.       Kosta, tidak bercabang, terletak pada atau di tepi sayap.

b.      Sub kosta: ujungnya bercabang dua, dan mendekati ujung basal, ada kemungkinan

berhubungan dengan kosta melalui vena humeral.

c.       Radius, dengan dua cabang, cabang ke-1 tidak bercabang, sedangkan cabang ke-2 disebut

sektor radial dan ujung dari sektor radial bercabang.

d.      Media, kedua cabang menghasilkan 4 cabang.

e.       Kubitus, cabang dari kubitus menghasilkan dua sampai tiga cabang.

f.       Anal, vena yang tidak bercabang dan bernomor ke 1 ke 2 ke 3 dan seterusnya, penomoran ini

dimulai dari sisi anterior menuju ke posterior (Jumar, 2000). 

Di sisi lateral mesothraks dan metathoraks terdapat spirakel yang merupakan lubang

dari sistem respirasi. Setiap segmen dada membawa sepasang kaku. Setiap kaki terssun atas 5

segmen. Kelima segmen tersebut dari proksimal ke distal sebagai berikut:

1.      Coxa, bersendi dengan tubuh.


2.      Trochanter, kecil berbentuk segitiga.

3.      Femur, khusus femur dari kaki metathoraks membesar dan mengandung otot yang

digunakan untuk melompat.

4.      Tibia, ramping dan berduri.

5.      Tarsus, terdiri atas 3 segmen yang tampak, salah satu yang bersendi dengan tibia memiliki

3 bantalan pada pemrukaan ventral. Sedangkan segmen paling ujung dilengkapi sepasang

cakar yang terletak diantara lobus berdaging (pulvillus) (Jumar, 2000).

Abdomen

Abdomen serangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan, ekskresi,

dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata 9-10 ruas jumlah

segmen abdomen embrio insekta adalah 11 dan masing-masing segmen membawa sepasang

apendiks rudimenter (Jumar, 2000). 

Sedangkan pada insekta fase dewasa abdomennya tidak memiliki apendiks dan

sejumlah segmen biasanya mereduksi. Segmen pertama abdomen belalang berfusi dengan

metathoraks. Hasil penggabungan ini hanya terdri atas tergum saja, dan disetiap sisi segmen

ini terdapat sebuah membran tympani berbentuk oval yang merupakan penutup sebuah

kantung pendengaran. Pada segmen ke 9 dan ke 10 sternumnya berfusi, sedangkan tergumnya

hanya sebagian saja yang berfusi. Segmen ke 11 hanya terdiri atas tergum saja dan

membentuk alat genitalia. Pada hewan jantan terdiri atas lempeng sub genital, 2 lempeng

podical, dan 2 cerci (Jumar, 2000). 

Sedangkan pada hewan betina memiliki 2 lempeng podical, 2 cerci, dan 3 pasang

lempeng yang dapat digerakkan dimana membentuk ovipositor, alat untuk meletakkan telur

Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor, dengan demikian

serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya. Jenis serangga tersebut

terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera, Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera.


Serangga ini biasanya akan menggunakan abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies

serangga dapat memanfaatkan abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan

telur-telurnya (Jumar, 2000).

Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan

sebagai kerangka luar (eksoskleleton).

Anatomi Luar Integumen

Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu:

1.            Lapisan dasar (basement membrane) dengan ketebalan kurang lebih.

2.            Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel.

3.            Lapisan kutikula yang tebalnya kurang lebih 1m.

Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula,

dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal

dibandingkan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula.

Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari :

1.            Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein).

2.            Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air (Aderisandi, 2012).

Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula,

disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan

sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air

dan gas. Pada kutikula sering dijumpai :

1.            sulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar

2.            sutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah

3.            apodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula

Secara garis besar bagian tubuh serangga terdiri dari kepala, thoraks, dan abdomen

(Aderisandi, 2012).
Tipe-Tipe Tungkai Serangga

Sejumlah bentuk tungkai serangga yang khas beserta fungsinya dijelaskan sebagai

berikut:

1.      Saltatorial Tungkai belakang belalang yang digunakan untuk meloncat, dengan bentuk

femur tungkai belakang lebih besar bila dibandingkan dengan femur tungkai depan dan

tungkai tengah.  Contoh: Valanga nigricornis (belalang).

2.      Raptorial: Tungkai depan digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa, sehingga

ukurannya lebih besar bila dibandingkan dengan tungkai yang lainnya. Contoh:

Stagmomantis carolina (belalang sembah).

3.      Kursorial: Tungkai ini digunakan untuk berjalan cepat atau berlari. Contoh: Periplaneta

australasiae (kecoa).

4.      Fosorial:  Tungkai depan berubah bentuk sebagai alat penggali tanah.  Contoh: Gryllotalpa

africana (orong-orong).

5.      Natatorial: Tungkai jenis ini terdapat pada serangga air yang berfungsi untuk berenang.

Contoh: Hydrophilus triangularis (kumbang air).

6.      Korbikulum: Tungkai tipe ini berfungsi untuk mengumpulkan tepung sari. Contoh : Apis

cerana (lebah madu) (Jumar, 2000).

Sayap

Serangga dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok berdasarkan kepemilikan

sayap, yaitu kelompok serangga bersayap (Pterygota) dan kelompok serangga tidak bersayap

(Apterygota). Sayap merupakan tonjolan integumen dari bagian mesopleuron dan

metapleuron. Sayap diperkuat oleh satu deretan rangka-rangka sayap yang bersklerotisasi,

yang mengandung syaraf, trakea, dan hemolimf. Permukaan atas dan bawah sayap terbuat

dari bahan kitin tipis. Bagian tertentu dari sayap tampak seperti garis-garis tebal yang disebut
pembuluh sayap. Bagian sayap yang dikelilingi oleh pembuluh sayap disebut sel (Daisugi,

2011).

METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan

Alat:

1.      Buku gambar, dipergunakan sebagai media untuk menggambar serangga.

2.      Pensil warna, dipergunakan sebagai alat pewarna gambaran.

3.      Alat tulis, dipergunkan sebagai alat untuk membuat laporan sementara.

Bahan:

1.      Belalang kayu, berguna sebagai bahan yang diamati.

2.      Kupu-kupu, berguna sebagai bahan yang diamati.

3.      Kumbang ampal, berguna sebagai bahan yang diamati.

Prosedur Kerja

1.      Menyiapkan alat yang digunakan dan bahan yang akan diamati.

2.      Amati bagian tubuh serangga yang telah disiapkan.

3.      Gambar tubuh serangga di atas buku gambar.

4.      Beri keteranganbagian anatomi luar tubuh serangga berdasarkan struktur tubuh serangga.

Waktu dan Tempat


Praktikum biologi pertanian ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 22, Oktober

2012 pukul 14.00-16.00 WITA di Lapangan Bola Universitas Lambung Mangkurat

Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

 
Gambar belalang kayu (Valanga nigricornis).

Klasifikasi belalang kayu

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Orthoptera

Family : Acridoidea

Genus : Valanga

Specific : nigricornis

Scientific name : Valanga nigricornis


 
Gambar kupu-kupu

Klasifikasi kupu-kupu
Kingdom : Animalia.
Phylum : Arthropoda.
Division : Ditrysia.
Class : Insecta.
Subclass : Pterygota.
Infraclass : Neoptera. 
Superorder : Endopterygota.
Order : Lepidoptera.
Suborder : Glossata.
Infraorder : Heteroneura.
Division : Ditrysia.
Superfamili : Mimallonoidea.
Cohort : Myoglossata.
Subcohort : Neolepidoptera.
 
Gambar ampal

Klasifikasi serangga ampal

Kingdom : Animalia.

Filum : Arthropoda.

Kelas : Insecta.

Ordo : Coleoptera.

Family : Scarabacidae.

Genus : Phyllopoga.

Spesies : Phyllopoga postancensis.

Pembahasan

Anatomi Luar Belalang

Berdasarkan pengamatan anatomi luar belalang ( Valanga nigricornis ), bahwa bagian-

bagian luar belalang yaitu: kepala (caput), antena, dada (Thorax), tungkai, sayap dan perut

(Abdomen). Kepala belalang terdiri dari : frons, Maxilla, Mata Majemuk, Mata oceli,

Antenna, Mandibula dan Labirin. Abdomen belalang terdiri dari: Membran lateral, Tergum,

Serkus, Epiprok, Anus, Paraprok, Spirakel, dan Sterhum.

Anatomi Luar Kupu-Kupu

Bagian-bagian yang terdapat dalam anatomi kupu-kupu. Kepala (head), dan 2 antena

yang terpasang di kepala. Antena (Antennea), antena adalah alat sensor yang terdapat di

kepala serangga dewasa.  Antena ini digunakan untuk mencium dan keseimbangan. Kupu-

kupu mempunyai 2 antena dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut sebagai
antennal club. Mata kupu-kupu terdiri dari: Mata kompon (Compound Eye), mata kompon

kupu-kupu terdiri dari banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga

lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan kuning saja. Kupu-kupu

dewasa menghisap nektar bunga dan cairan lainnya dengan menggunakan probosis atau

mulut penghisap yang seperti sedotan spiral. Ketika tidak digunakan, probosis ini akan

digulung melingkar seperti selang air. Dada kupu-kupu (Thorax), dada adalah bagian

diantara kepala (head) dan perut (abdomen) dimana kaki dan sayap terpasang. Sayap kupu-

kupu berdasarkan praktikum sayap depan (Forewing), fore wing adalah sepasang sayap

yang berada paling atas. Sayap belakang (Hindwing), hind wing adalah sepasang sayap

yang berada paling bawah. Dan berdasarkan praktikum kaki (Legs) kupu-kupu mempunyai

sepasang kaki pendek yang berada di depan, dan 2 pasang kaki yang lebih panjang di

belakangnya kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi dengan sensor penciuman

yang membuat kupu-kupu dapat "merasakan" kandungan kimia pada tempatnya hinggap.

Perut (Abdomen) kupu-kupu, perut merupakan bagian ekor serangga yang mempunyai

segmentasi yang memiliki organ vital seperti jantung, tubulus atau pembuluh Malphigi untuk

alat ekresi (pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak berguna lainnya), organ

reproduksi dan sebagian besar sistem pencernaan.

Anatomi Luar Ampal.

Pada praktikum hewan ampal ini memiliki 2 pasang sayap, sepasang tebal dan keras

yang terdapat pada bagian luar dan sepasang sayap tipis (bagian dalam). Kakinya ada 3

pasang, segmen tubuhnya ada 5 segmen. Phyllopoga postancensis bersifat holometabola yang

berarti mengalami metamosfosis sempurna. Makanannya berupa buah dan serangga muda.

Ampal ini memiliki mulut tipe pengunyah. Antena dan kakinya panjang, kepala memanjang,

tidak bersayap.
Pada hewan jantan memilki organ penjepit yang terletak di ujung posterior abdomen

dan organ tersebut menyerupai organ penyengat pada kalajengking (Yeti, 2011).

Habitat Ampal ditemukan di pohon-pohon serta hidup bebas. Tubuhnya kokoh, oval

atau memanjang, elytra tidak kasar. Beragam dalam ukuran dan warna, tetapi umumnya

berwarna abu -abu kehitaman (Yeti, 2011).

Anatomi luar serangga meskipun pada dasarnya sama pada semua jenis serangga,

tetapi ada keragaman menurut jenisnya dan dalam satu jenis serangga menurut tahap

perkembangannya (Djarubito, 1993).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dan pembahasan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
      1.            Serangga memiliki cara merusak tanaman yang berbeda-beda antara lain yaitu mengisap,
menjilat dan menusuk.
      2.            Serangga memiliki morfologi yang terdiri dari caput (kepala) yaitu mata, mulut, antena,
dan cula serta dada yang terdiri dari kaki dan perut (abdomen).
      3.            Struktur tubuh serangga bagian dalam terdiri dari beberapa sitem yaitu system
pencernaan, system saraf, system pernafasan, sistem sirkulasi, dan system reproduksi.
      4.            Belalang merupakan serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga
memiliki ovipositor pendek.
      5.            Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
(Hemimetabola).
      6.            Kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman.
Saran
Agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan, maka sebaiknya

praktikan harus teliti dalam pengamatan dan pengukuran saat praktikum yang berada dalam

pengawasan asisten. Diharapkan juga kerjasama yang baik antara praktikan dan asisten.

DAFTAR PUSTAKA

Aderisandi, 2012. Metamorfosis Belalang, http:// adearisandi. wordpress. Com /2012/02/28/


metamorfosis-belalang/, 4 Mei 2012 pukul 16:00 WITA.
Daisugi, 2011. Anatomi kupu-kupu, http://jujujitu.blogspot.com/2011/07/anatomi-kupu-kupu.html/,
28 July 2011 Pukul 08.35 PM.
Djarubito, M.B, 1993. Zoologi Dasar. Jakarta. Erlangga.
Ibrahim, G. 2012. Anatomi belalang, http://netitomo.blogspot.com/2012/05/anatomi-belalang.html/,
01 Mei 2012 Pukul 11.07 PM.
Jumar, 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.
Sakura, H, R. 2012. Study Identifikasi Serangga Belalang, http: //haerynshared.
blogspot.com/2012/05/study-identifikasi-serangga-belalang.html/, 06 Mei 2012 Pukul 06.44
WITA.
Yeti, T. 2011. Phyllopoga Postancensis Ampal, http: //kancanedewe. blogspot.Com
/2011/08/phyllopoga-postancensis-ampal.html, 20 Agustus 2011 Pukul 22.28 WITA.
Diposkan oleh
ANATOMI SERANGGA

A.    Struktur Serangga


Kelompok serangga mempunyai tubuh yang tersusun dari tiga bagian, yaitu kepala,
rongga dada, dan abdomen. Hampir semua serangga mempunyai sayap, sehingga menjadikan
serangga satu-satunya hewan tidak bertulang belakang yang bisa terbang. Bentuk tubuhnya
beragam, ada yang panjang, pipih, dan bulat. Ukurannyapun beragam mulai dari 0,2 mm – 35
cm. Pada bagian depan kepalanya, serangga mempunyai dua antena yang berfungsi sebagai
alat peraba. Serangga mempunyai mata campuran yang terdiri dari ribuan “mata tunggal”.
Pada beberapa jenis serangga seperti lebah, kupu-kupu, dan lalat, alat perabanya terletak di
kaki. Contoh serangga adalah lebah, kupu-kupu, lalat, capung, dan nyamuk.

               Tubuh serangga berisi darah, otot dan organ tubuh


               Darah tidak berada dalam pembuluh, tetapi langsung mengisi rongga tubuh dan
menggenangi organ-organ tubuh yang ada di dalamnya
               Darah dapat disedot langsung dengan bantuan alat suntik yang menembus kulit
               Sistem organ yang terdapat di dalam tubuh serangga:
a.          Sistem peredaran darah; Jantung terdapat di bagian dorsal di bawah kulit dan merupakan
pembuluh yang menutup di belakang dan terbuka di depan (I). Jantung adalah bagian dari
sistem peredaran darah yang terdiri dari jantung, darah dan rongga tubuh.
b.          Sistem pencernaan; Terdapat di bawah jantung yang terdiri dari usus, yaitu sebuah saluran
yang merentang dari mulut ke anus dan kelenjar ludah yang terletak di sebelah ventral dekat
ke mulut (kl) tetapi kelenjar ini tidak ditemukan pada sebagian serangga. Usus terdiri dari 3
bagian, yaitu; Stomodeum (foregut), mesenteron (midgut) dan proktodeum (hindgut).
c.          Sistem pembuangan; terdiri dari pembuluh-pembuluh buntu yang halus seperti benang dan
membuka ke usus bagian posterior yang disebut  benang malphigi (III)
d.         Sistem syaraf; Terdapat di sebelah ventral di atas kulit. Terdiri dari otak di kepala dan tali
syaraf yang merentang dari otak ke belakang di atas kulit. Tali ini tersusun dari simpul syaraf
yang jumlahnya sepasang di setiap ruas, sepanjang delapan ruas (IV)
e.          Sistem reproduksi; terdiri dari alat kelamin yang membentuk sel benih jantan atau sel benih
betina (V)
f.           Sistem pernafasan; Terdiri dari pembuluh yang memenuhi rongga tubuh dan berkilat seperti
benang perak yang disebut trakea. Struktur untuk pernafasan serangga meliputi; Spirakel,
trakea, Trakheole dan air sac (kantung udara)
g.          Sistem otot; Kulit serangga bagian dalam tidak polos tetapi di setiap ruas terdapat tonjolan-
tonjolan. Pada ketonjolan inilah oto bertumpu supaya dapat berfungsi untuk pergerakan.
               Kantung udara (air sac) tidak memiliki penebalan, sehingga bisa mengembang dan
mengempis. Berfungsi untuk:
a.         untuk menurunkan berat badan serangga, terutama bagi serangga terbang.
b.         Sebagai reservoir dari oksigen
c.         Sebagai penghembus udara dalam mendistribusi udara dan penurun suhu tubuh, terutama
pada saat terbang
d.        Untuk meningkatkan tekanan tubuh selaka waktu-waktu tertentu, seperti pada saat pergantian
kulit.
               Disamping alat-alat tubuh, terdapat sel-sel lemak yang tersusun semacam tali disekeliling
saluran pencernaan
               Hanya sistem reproduksi yang seluruh alatnya terdapat di abdomen (yang lain terdapat di
abdomen, thorax dan kepala). Sehingga abdomen diberi tanggung jawab untuk menjamin
kesinambungan keturunan serangga tersebut
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Fosil-
fosilnya dapat dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil kecoa dan capung raksasa primitif
telah ditemukan. Sejumlah anggota Diptera seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada
getah juga ditemukan.

a)      Metamorfosis pada Serangga


Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami
proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan
reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap
juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap
ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya.

b)     Morfologi Serangga


Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama,
sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip
cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen).

c)      Peran serangga


Banyak serangga yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, diantaranya yaitu sebagai
organisme pembusuk dan pengurai termasuk limbah, sebagai objek estetika dan wisata,
bermanfaan pada proses penyerbukan maupun sebagai musuh alami hama tanaman, pakan
hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi, penghasil madu (dari genus Apis) dan lain-
lain.
d)     Eksoskeleton
Kutikula : kompleks organik tak hidup yang diproduksi oleh epidermis, penyusun
utamanya adalah kitin, juga terdiri atas lipid, lilin, karbonat, adanya pigmen melanin
menyebabkan perbedaan warna pada kutikula
Pengerasan eksoskeleton disebabkan oleh :
Sklerotisasi : restruktur protein tak larut
Kalsifikasi : endapan kalsium carbonat (calcite) di dalam kutikula

e)      Dinding Tubuh


Kutikula (ekso- dan endo-)
Epidermis
Lapisan dasar
Kerangka luar serangga disebut eksoskeleton, tidak memiliki rangka dalam,
disegmentasikan “cangkang” yang memberi bentuk serangga dan bisa sangat keras pada
beberapa serangga. Terdapat lapisan lilin dan “rambut” yang disebut seta

f)       Anatomi Eksternal


Tubuh serangga terdiri atas 3 bagian: 
1.      kepala (caput)
2.      dada (thorax)
3.      perut (abdomen)
Bagian tubuh yang pertama adalah kepala, kepala serangga sangat bervariasi, tapi
terdiri dari mata antena dan bagian mulut
Antena mengandung bahan kimia, olfactoritactile reseptor pendengaran yang juga
bisa getaran rasa
Mata majemuk dan ocelli belakang (untuk deteksi cahaya). Banyak serangga dapat
menangkap sinar UV, biru hijau panjang gelombang merah
Bagian mulut khusus-untuk mengumpulkan makanan dan pertahanan
Labrum_Mandibula : labrum = bibir atas  mandibula= rahang bawah Maxilla _Labium :
Maxilla = rahang atas Labium = bibir bawah
Serangga dewasa berkembang sebagai segmen gabungan dengan gabungan bagian
tubuh khusus 
Antena digunakan sebagai alat sensor utama, khususnya untuk merasakan dab dapat
disesuaikan dengan serangga dengan berbagai cara
Tipe mulut serangga : pengunyah, penusuk, penelan, dan pengisap
Thorax (dada)
Bagian tengah tubuh disebut torax dan terdiri dari 3 segnen gabungan. Yaitu
prothorax (depan), mesothorax (tengah), metathorax (belakang). Semua kaki dan sayap
terdapat di torax
Abdomen (perut)
Bagian akhir tubuh disebut abdomen yang terdiri dari banyak segmen yang
dihubungkan penampang yang flexibel mengikuti pergerakannya.
Terdiri dari 11 ‘metamere’’
Setiap metamere terdiri atas:
bagian belakang – sclerite (tergum)
bagian ventra – sclerite (sternum)
bagian samping – membranous (pleuron) organ genital terdapat pada segmen 8/9
Kaki : Seperti pada tipe mulut dan antena kaki serangga juga bervariasi dalam bentuk
dan menggambarkan gaya hidup serangga

g)      Anatomi Internal


Terdapat sistem respirasi, sirkulasi, saraf dan pencernaa, tapi hanya sedikit kemiripan
dengan sistem yang ada pada mamalia
Sistem Digestivus : Sistem pencernaaan adalah saluran yang terbuka pada mulut dan
kosong diekor serangga. Dibagi menjadi 3 bagian disebut foregut, midgut, and hind gut pada
beberapa serangga seperti lebah madu, foregut bekerja seperti pemotong untuk membawa
atau memegang liquid yang dihasilkan.
Sistem Pernapasan : Sistem peredaran darah terdiri dari jantung pusat, vena dan
arteri yang mengsirkulasikan darah dan transpor oksigen. Speredaran darah serangga
salurannya sederahana yang terbuka di kedua bagian akhir dan dengan lambat cairan tubuh
dan nutrisi dari bagian belakang ke kepala 
Sistem Sirkulasi : Sistem peredaran terbuka: tidak ada kapiler. Darah mengalir
melalui ruang hemoecelic darah serangga relatif bersih dan mengandung hemocytes 
Sistem Saraf
Serangga hanya memiliki sedikit sistem saraf pusat dibanding manusia.
Sumbu saraf ada sepanjang bagian ventral serangga. Otak dibagi menjadi dua bagian lobus
besar area kontrol utama seperti mata, antena dan bagian mulut. Bagian yang lain
terkonsentrasi pada ganglion yang terdapat sepanjang sumbu saraf dan biasanya mengatur
fungsi organ tubuh yang lain.
Sistem respiratori : Sistem respiratori terdiri atas kantung udara dan saluran yang
disebut trachea. Udara masuk ke saluran melewati seri pembukaan yang disebut spirakel yang
ditemukan sepanjang sisi tubuh. Spirakel terbesar biasanya terdapat di dada dimana otot
terbesar dari sayap dan kaki membutuhkan O2 lebih banyak daripada spirakel pada kepala
Sistem ekskresi : Tubulus Malpighi (2-150): distal ends free in hemocoel.
-- Uric acid in hemolymph combines with potasium bicarbonate to form potassium
acid urate.
-- PAU taken up by Malpighian tubules, reabsorb Potassium bicarb. – and excrete
crystalline uric acid as a dry pellet.

h)     Tipe Metamorfosis Serangga


Ametabola (tdk b’metamorfosis)  : telur – dewasa
Hemimetabola (metamorfosis tdk sempurna) : telur - nimfa – dewasa
Holometabola (metamorfosis sempurna) : telur - larva - pupa – imago

B.     Struktur Kepala

Pada kepala serangga dalam hal ini semut terdapat banyak organ sensor. Semut,
layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata
yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga
punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan
polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa
jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia,
memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang
membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk
berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain.
Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu
yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang
atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun
sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat
semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum
dipindahkan k

Anda mungkin juga menyukai