Anda di halaman 1dari 5

MAKNA N KONSEP SYARIAH

Bahwasannya syari’ah itu merupakan hukum-hukum atau ketentuan yang di berikan allah swt terhadap para
hambanya melalui pedoman al-qur’an dan sunnah demi mengatur sebuah kehidupan yang lebih baik. Secara
etimologis kata ‘syariah’ berasal dari kata berbahasa arab al-syari’ah yang berarti ‘jalan ke sumber air’ atau jalan
yang harus diikuti, yakni jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan. Secara terminologis syariah didefinisaikan
dengan berbagai variasi. Prof. Dr. Muhammad yusuf musa mengartikan syariah sebagai semua peraturan agama
yang ditetapkan oleh allah untuk kaum muslim baik yang ditetapkan dengan al-quran maupun dengan sunnah rasul
bahwa syariah pada intinya adalah merupakan tata cara pengaturan tentang perilaku hidup manusia pengertian
syariat menurut abdul karim zaidan adalah hukum-hukum yang ditetapkan oleh allah swt yang
ditujukan untuk hamba-nya, baik melalui alquran ataupun dengan sunnah nabi saw yang berupa perkataan,
perbuatan dan pengakuan. Menurut yusuf qardhawi, pengertian syariat ialah apa saja ketentuan allah yang dapat
dibuktikan melalui dalil-dalil alquran maupun sunnah atau juga melalui dalil-dalil ikutan lainnya seperti ijma, qiyas
dan lain sebagainya. Menurut mahmud syaltut, syariat adalah ketentuan-ketentuan yang ditetapkan allah atau hasil
penalaran atas dasar ketentuan tersebut, untuk dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan umat manusia, manna’
al-qatthan mengemukakan, bahwa syariat adalah segala ketentuan allah yang disyariatkan bagi hamba-nya baik
menyangkut akidah, ibadah, akhlak maupun mu`amalah, wahbah az-zuhaily mengatakan syari’at adalah segala
peraturan yang ditetapkan allah untuk hamba-nya melalui al-quran dan sunnah baik yang menyangkut hukum-
hukum ‘aqidah, yang secara khusus menjadi objek kajian ilmu kalam atau ilmu tauhid, atau hukum-hukum bersifat
praktis (ahkam al-amaliyah), yang secara khusus menjadi objek ilmu kajian fiqh, menurut muhammad ‘ali al-sayis.
Berdasarkan kesimpulannya terhadap pendapat para ulama, mengatakan bahwa syari’at adalah hukum-hukum yang
telah ditetapkan allah agar manusia beriman dan beramal saleh, yang dapat membuat mereka bahagia di dunia dan di
akhirat.

Kharakteristik syariah yaitu :tauhidiyyah. Rabbaniyyah. Istiqomah. Syumuliyyah. Tawazuniyyah. Ta’amuliyyah.


Waqi’iyyah. Tauhidiyyah adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya sesuatu penguasa alam raya yang tunggal
dan mengatur sesuatu yang berada diluar dan didalamnya. Rabbaniyyah adalah konsep yang berasal dari wahyu
allah, tanpa mengambil sumber lain. Istiqomah adalah dimana konsep yang karena islam bukan produk pemikiran
manusia, syumuliyyah adalah konsep yang membicarakan tentang seluruh yang ada di dunia dan di luar dunia ini
secara rinci, tawazuniyyah adalah konsep keseimbangan dalam segala sendi dan dalam pengungkapan-
pengungkapannya, ta’amuliyyah yaitu keaktivan dalam hubungan allah swt dengan alam dan manusia serta
keaktivan manusia itu sendiri dalam berbagai bidang kegiatannya, waqi’iyyah adalah konsep islam yang
berhubungan dengan realitas objektif yang memiliki wujud nyata dan meyakinkan serta jejak bekas yang realitas
pula. hukum yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

Ilmu tauhid, yaitu hukum atau peraturan-peraturan yang berhubungan dengan dasar-dasar keyakinan agama islam,
yang tidak boleh diragukan dan harus benar-benar menjadi keimanan kita.

Ilmu akhlak, yaitu peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pendidikan dan penyempurnaan jiwa.

Ilmu fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya dan hubungan manusia
dengan sesamanya.

PENGERTIAN TARIKH TASYRI’ ISLAM


Secara etomologis pengertian tarikh dalam bahasa arab berarti buku tahunan, perhitungan tahun, buku riwayat, atau
sejarah. Pengertian tarikh merupakan pembahasan segala aktivitas manusia yang berkaitan dengan peristiwa-
peristiwa masa lampau yang disusun secara sistematis dan kronologis. Pengertian tasyri’, secara etimologis, berarti
pembuatan undang-undang atau peraturan-peraturan (taqnin). Sedangkan pengertian tasyri’ secara terminologis,
adalah penetapan peraturan, penjelasan hukum-hukum, dan penyusunan perundang-undangan. Menurut batasan ini,
pengertian tasyri’ merupakan produk ijtihad manusia dalam proses pembentukan perundang-undangan (fiqh).
Adapun pengertian tarikh tasyri’ islam, seperti dikemukakan ‘ali al-sayyis, adalah ilmu yang membahas keadaan
hukum-hukum (fiqh) pada masa nabi muhammad saw dan sesudahnya- termasuk penjelasan dan periodesasinya-
yang padanya berkembang hukum itu, menjelaskan karakteristiknya (naskh, takhshish, dan sebagainya), juga
keadaan fuqaha dan mujtahidin, serta merumuskan hukum-hukum itu.

Ruang lingkup tarikh tasyri’ yakni terbatas pada keadaan perundang-undangan. Islam dari zaman ke zaman yang
dimulai dari zaman nabi saw sampai zaman berikutnya, yang ditinjau dari sudut pertumbuhan perundang-undangan
islam, termasuk di dalamnya hal-hal yang menghambat dan mendukungnya serta biografi sarjana-sarjana fiqh yang
banyak mengarahkan pemikirannya dalam upaya menetapkan perundang-undangan. Diantara ruang lingkup tarikh
tasyri' adalah: ibadah, hukum keluarga, muamalat, jinayat atau hudud, hukum kenegaraan, hukum internasional.
Tujuan mempelajari tarikh tasyri’ adalah sebagai berikut:

1) untuk mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum atau sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum syari’at,
dalam hal ini penetapan hukum atas suatu masalah yang terjadi pada periode rasulullah saw adalah tidak sama atau
memungkinkan adanya perbedaan dengan periode-periode setelahnya.

2) untuk mengetahui dan mampu memaparkan sejarah perkembangan hukum dari periode rasulullah saw sampai
sekarang.

3) dalam rangka meningkatkan pengetahuan terhadap hukum islam.

4) agar membangkitkan dan menghidupkan kembali semangat kita dalam mempelajari tarikh tasyri’.[3]

5) agar kita mampu memahami perkembangan syari’at islam.

6) agar kita tidak salah dalam memahami hukum islam tersebut.

Pembentukan undang-undang islam (tasyri’) ada dua sumber yakni:

1. Tasyri’ samawi

Tasyri’ samawi adalah kumpulan perintah, larangan, petunjuk dan kaidah-kaidah yang disyari’atkan allah kepada
umat, melalui tangan rasul yang diutus dari bangsa mereka sendiri.

2. Tasyri’ wadh’i

Tasyri’ wadh’i adalah peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh para mujtahidin, baik mujtahidin para sahabat,
maupun mujtahidin para tabi’in atau tabi’ tabi’in dan seterusnya dengan jalan mengistinbatkan dari nash al-qur’an
maupun al-hadits dan mereka melaksanakan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hukum itu.

KONSEP IBADAH

“secara etimologis ibadah adalah kata dasar (masdar) dari 'abada-ya'budu-ibâdatan yang artinya mengabdi atau
menghambakan diri. Menurut para fakar bahasa arab, seperti ibnu mandhur al afriqy, asal makna dari ibadah adalah
"tunduk dan menghinakan diri" (al khudu'u wat tadzallul) atau "kepatuhan dengan rasa tunduk" (at thâ'ah ma'al
khudhu'i). Allah dalam konteks ini di sebut ma’bud, yaitu dzat yang diibadahi atau disembah atau disesembahkan,
sedangkan manusia disebut ‘abdun atau ‘abid, artinya orang yang mengabdi, beribadah atau menyebah, jama’nya
‘bad, sehinga ada istilah dalam al-qur’an ‘ibda al-rahman, yang artinya hamba-hamba allah sang penyayang, seperti
yang banyak tercantum dalam al-qur’an, ibadah adalah salah bagian yang paling interen yang menjadi praifesi bagi
setiap individu, karna ibadah dalam hal ini (islam), bukan hanya pada batasan rukun islam atau rukun iman yang
menjadi pedoman atau bahkan lebih dari sekedar itu, makna ibadah ialah setiap perbuatan, perkataan manusia zahir
dan batin yang disukai dan diredai oleh allah swt.  Ruanglingkup ibadah dalam islam adalah terlalu terlalu luas yang
merangkumi semua jenis amalan dan syiar islam dari perkara yang sekecil-kecilnya seperti cara makan, minum dan
masuk ketandas hinggalah kerja-kerja menguruskan kewangan dan pentadbiran negara semuanya adalah dalam
makna dan pengertian ibadah dalam ertikata yang luas apabila semuanya itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya
dengan menurut adab dan peraturan serta memenuhi syarat-syaratnya.

Ibadah di dalam syari’at islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-nya. Ibadah itu disyari’atkan untuk
berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Keutamaan ibadah juga
bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat
membutuhkannya.karena manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada allah. Bahagia karena allah dan
perasaan takut kepada-nya, maka itulah kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah
kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat
meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran. Keutamaannya juga,
bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu
penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka. Membagikan bentuk dan
wujud ibadah dalam dua bagian,sebagai berikut :

1. Ibadah khusus, ialah semua amalan yang tercantum dalam bab al-ibadaat yang utamanya ialah sembahyang,
puasa, zakat dan haji.

2. Ibadah umum, ialah segala amalan dan segala perbuatan manusia serta gerak-gerikdalam kegiatan hidup mereka
yang memenuhi syarat-syarat berikut:

1). Amalan yang dikerjakan itu di akui oleh syarak dan sesuai dengan islam.

2). Amalan tersebut tidak bercanggah dengan syariat, tidak zalim, khianat dan sebagainya

3). Amalan tersebut dikerjakan dengan niat ikhlas semata-mata keranaallah swt. Tidak riak, ujub dan um’ah.

4). Amalan itu hendaklah dikerjakan dengan sebaik-baiknya


5). Ketika mengerjakan amalan tersebut tidak lalai atau mengabaikan kewajipan ibadah khusus seperti sembahyang
dan sebagainya.

 nilai ibadah seorang hamba di hadapan alloh ditunjukan dengan ikhlasnya dalam beramal. Prinsip ibadah
menjunjung tinggi kemurnian tauhid ikhlas karena allah
tunduk mengikut (ittiba’) kepada syar’iat islam.keseimbangan jasmani dan rohanikemudahan dan peniadaan beban,
urgensi ibadahibadah adalah wujud cinta dan bentuk kepatuhan hamba kepada al-khaliqibadah merupakan
implementasi rasa syukur hamba kepada allahibadah membawa hamba kepada ketenangan hidup (pikir, batin dan
memberi kepuasan dari dahaga spiritual dg jalan yg benar)ibadah adalah jalan memuliakan diri sendiriibadah adalah
upaya mencari cinta allah dan terlepas dari murka-nya. Hubungan antara aqidah, ibadah & akhlaq
aqidah sebagai bentuk keyakinan terhadap kebenaranibadah sebagai realisasi & implementasi keyakinan
hambaakhlaq adalah buah dari aqidah dan ibadah seorang hamba

Macam ibadah(1) ¨ penmbagian ibadah didasarkan pada umum & khusus ¤ ibadah ammah; semua pernyataan baik
yg dilakukan dg niat baik dan semata2 karena allah; makan, kerja, kuliah kuliah ¤ ibadah khashah; ibadah yg
ketentuannya telah ditetapkan oleh nash; sholat, zakat

Macam ibadah (2) ¨ pembagian ibadah dari segi hal-hal yg bertalian dg pelaksanaannya ¤ ibadah jasmaniah-ruhiyah;
shalat dan puasa ¤ ibadah ruhiyah-amaliyah; zakat ¤ ibadah ruhiyah-amaliyah; zakat ¤ ibadah jasmaniah-ruhiyah
dan amaliyah; haji ¨ dari segi kepentingan perseorangan dan masyarakat ¤ ibadah fardi; shalat dan puasa ¤ ibadah
ijtima’i; zakat dan haji

Macam ibadah (3) ¨ pembagian dari segi bentuk dan sifatnya ¤ berupa perkataan atau ucapan lidah; membaca do’a,
baca al-qur’an ¤ berupa pekerjaan tertentu, perkataan-perbuatan; sholat dsb dsb ¤ berupa mengugurkan hak;
membebaskan hutang, memaafkan ¤ pelaksanaannya berupa menahan diri; ihram, puasa, i’tikaf ¤ berupa perbuatan
yg tidak ditentukan bentuknya; menolong orang lain, berjihad, membela diri dari gangguan

Prinsip dasar ibadah

¨ hubb (cinta); qs. Al-maidah: 54

Khauf (takut); qs. Al-baqarah: 165

Raja’ (harapan); qs al-anbiya’: 90

Syarat diterimanya ibadah

¨ sah ; amal dilakukan sesuai dg kehendak syara’ ¤ menurut fiqh, sah lawan dari batal. Perbuatan yg dihukumi syah,
bila memenuhi rukun dan syarat2nya; n syarat Sesuatu perbuatan tidak sah kecuali ada (syarat itu), tetapi ia bukan
bagian dari perbuatan itu

n rukun : n rukun : ‫ وﻫﻮ ﻣﻨﻪ‬N‫“ ﻣﺎ ﻻ ﻳﺼﺢ اﻻ ﺑﻪ‬sesuatu perbuatan tidak sah kecuali ada (rukun itu), dan ia bagian dari
perbuatan itu”
¨ ikhlas; karena semata allah, bebas dari syirik besar dan kecil (manifestasi dari kalimat syahadat)

¤ senantiasa beramal dan bersungguh2 dlm beramal

¤ terjaga dari segala yg diharamkan allah, baik dlm keadaam bersama manusia atau sedang sendiri

¤ ittiba’ sesuai dg tuntunan rasululullah saw

Anda mungkin juga menyukai