Anda di halaman 1dari 3

Definisi:

Melanoma maligna adalah sebuah kanker dari sel yang menghasilkan melanin. Oleh karena
itu, bisa timbul pada kulit, mukosa, retina, dan leptomeninges. Melanoma maligna merupakan
sebuah keganasan dari sel yang menghasilkan pigmen (melanosit), biasanya berada di kulit tapi juga
ditemukan di telinga, saluran pencernaan, mata, mulut, mukosa genital, dan leptomeninges.

Etiologic:

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Dapat timbul dari kulit normal (de novo) atau berasal
dari nevus pigmentosus (nevus junctional), Hutchinson’s melanotic freckle, giant pigmented nevus,
nevus biru. Penyebab terjadinya kanker kulit ini ada dua, yaitu penyebab dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh. Banyak factor yang diduga berperan dalam timbulnya melanoma maligna
diantaranya factor genetic (ada sejak lahir), sinar matahari (Sering kali melanoma maligna dikaitkan
dengan penyebab kulit terhadap cahaya matahari. Contohnya, golongan lelaki tumor melanoma
biasanya tumbuh pada bagian belakang begitupun dengan wanita, tumor tumbuh pada belakang
dan juga kaki), penyebab karsinogen, factor fenotip (mata biru, rambut pirang, kulit terang seperti
contohnya pada orang yang berkulit cerah pada masa yang sama, seseorang yang berkulit cerah dan
kurang berpigmen mempunyai risiko yang tinggi mendapat tumor melanoma maligna. Pada
umumnya, melanoma berlaku pada orang tua, tetapi pada remaja pun turut dijumpai), dan adanya
precursor potensial terhadap melanoma. Faktor risiko yang lain yang termasuk yaitu Sindrom Mole
Atipikal, Melanosit Nevi Besar Kogenital. Lentigo maligna dan sejarah riwayat keluarga melanoma
maligna yang positif.

Patofisiologi:

A. Proliferasi dari Melanosit (benign lesions) Hal yang pertama terjadi yaitu sebuah proliferasi dari
melanosit menjadi benign nevus. Secara klinis, nevi ini berbentuk datar dan sedikit menonjol
dengan warna yang seragam atau gambaran teratur dari pigmen dot-like pada sebuah latar
yang cokelat atau hitam kecokelatan. Secara histologi, lesi ini memiliki peningkatan jumlah dari
kumpulan melanosit yang bersarang sepanjang lapisan basalis.
B. Dysplastic Nevi (random atypia) Selanjutnya perkembangan dari pertumbuhan yang abnormal.
Ini mungkin terdapat pada tempat yang sebelumnya ada benign nevus atau pada tempat yang
baru. Secara klinis lesi ini mungkin asimetris, batasan tidak rata, mengandung lebih dari satu
warna, atau memiliki diameter yang lebih besar. Secara histologi, lesi ini memiliki sel yang
abnormal bentuk yang bebas dan sel-selnya tidak berdampingan lagi.
C. Fase Radial-growth (pertumbuhan intraepidermal) Selama fase radial-growth, sel-sel memiliki
kemampuan untuk berproliferasi secara intraepidermal. Secara klinis, lesi ini kadang-kadang
bisa menonjol. Lesi ini tidak lagi memperlihatkan sel abnormal yang bebas dan sebagai gantinya
dia memperlihatkan bentuk sel kanker di seluruh lesi
D. Fase Vertical-growth (invasi dermis) Lesi yang berlanjut ke fase vertical-growth memiliki
kemampuan untuk masuk ke dermis dan membentuk nodul besar, meluas ke papillary dermis.
Sel-sel kanker bisa juga masuk ke reticular dermis dan sel adipose.
E. Metastasis Melanoma Akhir dari semua perkembangan kanker yaitu berhasil menyebarkan sel-
sel kanker ke bagian kulit lain dan organ-organ tubuh lainnya, dimana sel-sel tersebut bisa
berproliferasi dan metastasis.

Fakt. Resiko:

A. Faktor Genetik
Berdasarkan hasil penelitian 25-40% dari anggota keluarga yang menderita melanoma maligna
diidentifikasi terdapat germline mutation pada cyclin-dependent kinase inhibitor 2A (CDKN2A) dan
juga sedikit didapatkan mutasi pada cyclin-dependent kinase 4 (CDK4). Terdapat dasar rasional
untuk hubungan antara kejadian melanoma dan mutasi pada CDKN2A dan CDK4 karena kedua
tersebut adalah tumorsuppresor genes. Lima sampai sepuluh persen dari semua melanoma maligna
adalah dari pasien dengan familial atypical multiple mole melanoma syndrome (FAMMM). Pasien
dengan FAMMM mempunyai risiko 70% selama hidup untuk berkembangnya sebuah melanoma
maligna. Mutasi pada tumor-suppressor genes seperti c-kit, p53, dan BRAF dilaporkan
meningkatkan risiko melanoma maligna. Namun, masih belum jelas seberapa pentingya mutasi dari
gen-gen ini dianggap sebagai faktor risiko melanoma maligna.

B. Faktor Lingkungan
Paparan radiasi ultraviolet (UV) dari matahari menjadi faktor penting dikaitkan dengan
peningkatan kejadian melanoma maligna, terutama pada sinar matahari yang membakar kulit dalam
waktu singkat tapi berulang-ulang. Dari hasil penelitian yang lain juga memperlihatkan bahwa
paparan sinar matahari yang berlebihan, berulang-ulang tetapi dalam waktu singkat (intermittent),
dan lama dapat menyebabkan terjadinya melanoma maligna. Terutama pada waktu intens terpapar
oleh sinar matahari seperti membakar kulit pada waktu anak-anak ataupun remaja menjadi faktor
risiko melanoma maligna.

Perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih menyukai berjemur ataupun karena pekerjaan yang
memang harus terpapar matahari juga menjadi risiko terjadinya melanoma. Sama halnya dengan
pemakaian sunbed.

C. Fenotipe
Orang Caucasian, rambut pirang atau merah, banyak freckles (ephelides), terdapat lebih dari 50
banal melanocytic nevi, nevi besar, atypical nevi, dan dysplastic nevi merupakan faktor risiko
melanoma maligna.
D. Status Sosio-ekonomi
Melanoma maligna lebih sering pada orang yang memiliki status sosio-ekonomi tinggi
memungkinkan mereka terkena terpapar sinar UV berulang-ulang tapi dalam waktu singkat yang
tinggi dan berlebihan (olahraga outdoor, olahraga musim dingin, dan sunbathing). Peningkatan
kekayaan pada Caucasian dalam waktu 6 dekade ini berkontribusi dalam peningkatan insiden
melanoma maligna.
E. Penyakit Dahulu dan Penyerta
Orang yang berisiko selanjutnya, yaitu orang yang pernah menderita melanoma maligna
sebelumnya, yang menderita xeroderma pigmentosum, giant congenital pigmented naevus. Selain
itu, orang yang dengan kondisi immune compromised seperti terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV), Hodkin’s disease, dan orang yang mendapat terapi cyclosporine A berisiko menderita
melanoma maligna

Gej. Klinis:

Manifestasi klinis ditemukan pada melanoma maligna sudah dikenal dengan “Melanoma Maligna
ABCDEF”, sebagai berikut:

 A-Asymetry, yaitu bentuk tumor yang asimetris


 B-Border irregularity, yaitu garis batas yang tidak teratur
 C-Color variegation, yaitu memiliki lebih dari satu warna seperti cokelat atau hitam. Bisa juga
merah, biru, abu-abu, hipopigmentasi atau depigmentasi
 D-Diameter, yaitu diameter tumor lebih dari 6 mm
 E-Evolution atau change, yaitu ada perubahan dari warna, ukuran, simetris, dan gejala
 F-Funny-looking lesions

Pem. Penunjang:

1. Pemeriksaan dermoskopi Pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan manifestasi klinis


“Melanoma Maligna ADCDEF”.
2. Pemeriksaan Histopatologi dengan Biopsi Pemeriksaan histopatologi dengan biopsi ini
merupakan standar diagnosis melanoma maligna. Apabila ditemukan lesi pigmentasi yang
diduga melanoma maligna setelah lesi pigmentasi memenuhi 2 kriteria mayor dan 1 kriteria
minor maka selanjutnya dilakukan biopsi eksisi luas. Semua lesi yang diduga melanoma
maligna seharusnya dihilangkan sempurna vertikal dan horizontal.

Penatalaksanaan:

Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Untuk
pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang dikelompokkan
menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid tanaman, antibiotik
antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan pengobatan secara
nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.

Komplikasi :

Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar
kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa, menyebabkan hipertensi, hypercholesterolemia.

Pencegahan :

Menghindari paparan sinar matahari.

Ref : Melanoma Treatment (PDQ®)–Health Professional Version. National Cancer Institute. Available
at https://www.cancer.gov/types/skin/hp/melanoma-treatment-pdq#link/_25_toc. April 11, 2019;
Accessed: January 31, 2020.

Anda mungkin juga menyukai