Anda di halaman 1dari 7

Nama : Ahmad Hafidh N. PJ Praktikum : Dr. Ir. Sulistjiorini, M.

Si
NIM : A3401201102 Asisten : 1. Mustika Maharani (C34160027)
Paralel : Kls ST14.2/Kel 9 2. Isti Ingantus S. (A24170077)
Hari/Tanggal : Rabu, 29 September 2020 3. Mutiara Nur Pratiwi (G34170033)

4. Firani Ismah Putri (G34170114)

SEL TUMBUHAN DAN KANDUNGAN ZAT DI DALAMNYA


Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mempelajari organel-organel dan zat ergastik yang
terdapat dalam sel tumbuhan.

Hasil Pengamatan

Gambar 1. sel gabus singkong (Sabilu Gambar 2. sel epidermis bawang merah dan
Y, Muhsin et al 2014) organel berupa inti sel di dalamnya
(Sorentina,Melisa SM,et al 2013)
 Jaringan gabus tersusun dari sel
– sel hidup kemudian mati.  sel bawang merah terdapat sitoplasma dan
 susunan jaringan gabus sangat nukleus.
rapat.  sel bawang merah berwarna keungu-
 jaringan gabus memiliki pori unguan karena mengandung kromoplas.
lentisel.  Sel epidermis bawang merah yang sudah
 Dinding sel mengalami kami teliti mempunyai bentuk yang rapi
penebalan oleh zat suberin. kotak-kotak, meskipun tidak kotak
 Dapat berfungsi sebagai sempurna. Ini dikarenakan bawang merah
pengganti lapisan epidermis. adalah tumbuhan. Mengapa demikian
karena sel tumbuhan meiliki dinding sel di
 Sel gabus pada batang singkong luar membrannya. Sehingga terlihat rapi
berbentuk cocus, heksagonal, saat kita melihat melalui mikroskop.
dan pentagonal. Tidak memiliki Dengan pewarnaan metilan blue dalam
inti sel karena tidak ada perbesaran 400 kali terlihat bulatan-bulatan
aktifitas di dalamnya. Organel kecil pada bagian tengah sel yaitu inti sel.
yang dapat ditemui yaitu, Bawang merah mempunyai organel-
dinding sel dan ruang sel. organel sebagai berikut:
Dimana fungsi dari dinding sel a. Dinding Sel.
itu sendiri yakni sebagai b. Jaringan Epidermis.
pelindung, pemberi bentuk c. Nukleus.
yang tetap dan pembatas antara d. Membran Inti yaitu
sel satu dengan yang lainnya, membran luar (membran
sedangkan ruang sel berwarna sitosolik) dan membran
putih dan terlihat kosong. Sel dalam (membran nukleo-
gabus sering disebut dengan sel plasmik). Di antara kedua
mati.Hal ini terlihat pada sel membran tersebut terdapat
gabus tumbuhan yang tergolong ruangan.
sel mati karena hanya memiliki e. Sklereid, merupakan sel- sel
inti sel dan sitoplasma, tumbuhan yang telah mati,
sehingga ruang antar selnya berbentuk bulat atau
kosong. Bentuk sel gabus bervariasi, dan berdinding
heksagonal, tersusun rapat keras yang tahan terhadap
antara satu dan lainnya. (Sabilu tekanan. (Sorentina,Melisa
Y, Muhsin et al 2014) SM,et al 2013)

Gambar 3. sel epidermis daun Hydrilla Gambar 4. sel epidermis daun Rhoeo discolor, zat
dan organel berupa kloroplas di warna di dalamnya (Sutrian, Yayan 1992)
dalamnya, (Basiouny FM, Haller WT
et al 1978)  Pada mikroskop cahaya terlihat jaringan
epidermis yang berbentuk lonjong segi
 Setelah dilakukan pengamatan enam dengan susunan selnya rapat dan
di bawah mikroskop diperoleh tersusun atas sel-sel epidermis yang
sususnan sel berbentuk berukuran seragam dan sebagian besar
heksagonal panjang seperti hanya tersusun 1 lapis. Namun ada juga
susunan bata berwarna hijau yang tesusun berlapis seperti pada daun
yang di sebut kloroplas. mentega atau Nerium oleander Pada
 Daun hydrilla mempunyai sel beberapa daun, permukaannya terasa
yang berbentuk lancip pada halus,hal ini diakibatkan adanya papila
bagian tepi jaringan yang atau tonjolan tonjolan pada sel-sel
tersusus atas sel-sel epidermis epidermis
yang terdapat struktur  Warna ungu pada bagian epidermis bawah
tambahan yang merupakan dari daun Rhoeo discolor disebabkan
derivate epidermis yaitu adanya kandungan pigmen warna pada
trikomata atau rambut daun. vakuola. Pada organel tersebut, terdapat
 Sel pada daun Hydrilla cairan yang mengandung antosianin serta
verticillata merupakan sel flavon.Antosianinlah yang menyebabkan
tumbuhan yang hidup, karena warna ungu, merah jambu, dan biru pada
memiliki pergerakan aliran bunga serta buah. Zat antosianin tertunya
sitoplasma. Hal ini menandakan tak dapat terlihat secara detail pada
bahwa sifat sel tersebut adalah vakuola,mengingat ukurannya yang sangat
hidup. Akan tetapi pada sel kecil. Akan tetapi, zat tersebut dapat
daun Hydrilla verticilla yang diidentifikasi berdasarkan perubahan
kami amati tidak ditemukan warnanya pada pH yang berbeda – beda.
adanya pergerakan sitoplasma. Oleh karena itu, pada sel epidermis yang
Hal ini dikarenakan diamati diberi perlakuan pH yang berbeda
kemungkinan sel tersebut sudah dengan penambahan larutan asam dan
mati. (Basiouny FM, Haller basa. (Sutrian, Yayan 1992)
WT et al 1978)

Gambar 5. sel epidermis bunga alamanda Gambar 6. sel pada umbi kentang (Sari AK,
(Sitasi) Indriyani S et al 2017)
 Umbi kentang memiliki jenis
 Bentuknya memanjang. Bagian yang parenkim penimbun yang umumnya
terlihat dinding sel dan inti sel. memiliki sel parenkim berbentuk
 Allamanda memiliki Flavonoid yang segi enam. Hasil dari pengamatan
mrupakan kelompok senyawa fenol Mikroskop:
yang terbanyak ditemukan di alam a. Amilum
senyawa inilah yang memberikan zat Amilum adalah merupakan salah
warna kuning. Sebagian besar satu bagian dari sel yang bersifat non
senyawa flavonoid di alam di protoplasmik yang ada di dalam
temukan dalam bentuk glikosid. plastida. Amilum pada kentang
merupakan amilum setengah
majemuk diadelf, amilum majemuk
diadelf adalah butir amilum yang
mempunyai lebih dari satu hilum
yang masing-masing dikelilingi
lamella bersama.
b. Hillus
Hillus merupakan titik awal
terbentuknya amilum.
c. Lamela
Lamella adalah lapisan pada amilum.
Lamella terbentuk karena pemadatan
molekul dan perbedaan kadar air
pada awal pertumbuhan amilum.
 Pada pengamatan umbi kentang yang
diamati dibawah mikroskop cahaya
dengan perbesaran 40 x 10 terlihat
adanya bagian-bagian yang bersifat
non-protoplasmik, yaitu dinding sel,
lamel-lamel, hilum dan amilum.
Amilum pada umbi-umbian umunya
berbentuk oval atau bulat dan bentuk
asli butir amilum dan penyebaran
ukuran ukuran dari butir amilum
berperan untuk identifikasi sumber
pemilik butir amilum tersebut.
Dinding sel merupakan bagian non-
protoplasmik yang terletak diluar
plasma yang terbentuk dari selulora.
Berfungsi melindungi dan
memperkuat protoplas, ia juga
menentukan bentuk sel. Tepung atau
amilum (pati) tergolong polisakarida
yang tak larut dalam air. (Sari AK,
Indriyani S et al 2017)

Gambar 7. bentuk kristal pada tangkai daun Gambar 8. bentuk kristal pada tangkai daun
Begonia (Campbell 2002) bunga pukul 4 (Mirabilis jalapa) (Campbell
2002)
 Pada preparat daun begonia
ditemukan kristal okstalat yang  Pada preparat daun mirabilis jalapa
berbentuk seperti inang/roset yang ditemukan kristal okstalat yang
disebut kristal drusen yang hanaya berbentuk seperti jarum yang disebut
terdapat pada sel-sel tertentu dengan dengan kristal rafida, kristal ini
bentuk yang tidak teratur. letaknya tidak beraturan dan
 Sel parenkim korteks batang yang memiliki bentuk Panjang, ramping
terdapat dalam daun begonia dan kedua ujungnya meruncing
berbentuk relative bulat atau  Sel parenkim atau sel yang
isodiametris. (Campbell 2002) mengandung berkas rafida dapat
berbentuk sama dengan sel
disekelilingnya yaitu berbentuk
idioblas. (Campbell 2002)
Soal dan jawaban

1. Apakah sel gabus singkong merupakan sel hidup atau sel mati? Mengapa demikian?
Jelaskan!
Jawab: Sel gabus sering disebut dengan sel mati.Hal ini terlihat pada sel gabus
tumbuhan yang tergolong sel mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma,
sehingga ruang antar selnya kosong. (Sabilu Y, Muhsin et al 2014)

2. Bagaimanakah bentuk sel epidermis bawang merah dan bentuk inti selnya?
Jawab: Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang
rapi kotak-kotak, meskipun tidak kotak sempurna, dengan pewarnaan metilan blue
dalam perbesaran 400 kali terlihat bulatan-bulatan kecil pada bagian tengah sel yaitu
inti sel. (Sorentina,Melisa SM,et al 2013)
3. Bagaimanakah bentuk epidermis dan kloroplas dari daun Hydrilla?
Jawab: Daun hydrilla mempunyai sel yang berbentuk lancip pada bagian tepi
jaringan yang tersusus atas sel-sel epidermis yang terdapat struktur tambahan yang
merupakan derivate epidermis yaitu trikomata atau rambut daun. Berbentuk
heksagonal panjang seperti susunan bata berwarna hijau yang di sebut kloroplas.
(Basiouny FM, Haller WT et al 1978)
4. Bagaimanakah bentuk epidermis daun R. discolor? Apa warna dari sel epidermisnya?
Mengapa berwarna demikian? Zat warna tersebut terdapat pada organel …
Jawab: Pada mikroskop cahaya terlihat jaringan epidermis yang berbentuk lonjong
segi enam dengan susunan selnya rapat. Warna ungu pada bagian epidermis bawah
dari daun Rhoeo discolor disebabkan adanya kandungan pigmen warna pada vakuola.
(Sutrian, Yayan 1992)
5. Bagaimanakah bentuk epidermis bunga A. cathartica? Apa warna dari sel
epidermisnya? Mengapa berwarna demikian? Zat warna tersebut terdapat pada
organel……
Jawab:
6. Bagaimana bentuk sel parenkim kentang? Di dalam umbi kentang terdapat butir pati.
Bagaimanakah bentuk butir dari kentang? Butir pati terdapat pada organel yang
disebut…………
Jawab: Umbi kentang memiliki jenis parenkim penimbun yang umumnya memiliki
sel parenkim berbentuk segi enam. Amilum merupakan salah satu bagian dari sel
yang bersifat non protoplasmik yang ada di dalam plastida. Amilum(pati) pada
kentang berbentuk oval atau bulat. (Sari AK, Indriyani S et al 2017)
7. Kristal pada tangkai daun Begonia berada pada sel parenkima. Bagaimanakah bentuk
sel parenkima dan bentuk kristalnya?
Jawab: sel parenkimnya umumnya berbentuk isodiametris atau bualat, kristalnya
berbentuk inanga tau roset yang disebut drusen. (Campbell 2002)
8. Kristal pada tangkai daun Bunga pukul 4 terdapat pada sel parenkima. Bagaimanakah
bentuk sel parenkima dan bentuk kristalnya?
Jawab: Sel parenkimnya berbentuk idiobas, kristalnya berbentuk jarum. (Campbell
2002)
DAFTAR PUSTAKA

Basiouny FM, Haller WT, Garrard LA. 1978. Struktur tumbuhan plantae dan animalia.
Jurnal Botani dasar. 1(1).
Campbell. 2002. Biologi JIlid 1. Jakarta (ID): Erlangga.
Sabilu Y, Muhsin, Nasarudin, Adi DA, Indrawati, Septiana A. 2014. Bio wallacea. Jurnal
Penelitian Biologi. 1(2):108-109. doi: 23.55640/jipi.1.2.
Sari AK, Indriyani S, Ekowati G, Batoro J. 2017. Keragaman struktur butir amilum kadar
tepung dan delapan taksa tanaman berumbi. Jurnal Biotropika. 5(1).
Sorentina, Melisa SM, Haliani, Muslimin, Suswatika IN, 2013. Pengamatan sel bawang
Merah. Jurnal of Natural Science. 2(2): 55-56. doi:23.38095/jipi 2.2.
Sutrian, Yayan.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan-Tumbuhan. Riyaldi AS,editor. Jakarta
(ID): Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai