Anda di halaman 1dari 5

1 (Morales, et al., 2018) 2 (Kemigisha, et, al., 2018) 3 (Oni, et, al.

, 2015)

4 (Ganle, et, al., 2019) 5 (Yared, et al., 2017)

Focus utama dari literature review ini adalah pada pengalaman remaja dalam

melakukan pencegahan hiv terhadap perilaku seksual aktif. Untuk mengoptimalkan

intrepretasi ini pertama-tama akan mengklarifikasi hasil temuan penelitian dari

review 5 artikel. Pada hasil yaitu menemukan pengetahuan tentang HIV, perilaku

seksual, dan sikap terhadap penggunaan kondom.

1. Pengetahuan tentang HIV

Pengetahuan responden tentang HIV dibagi menjadi lima kelompok yaitu

pengetabuan umum tentang HIV, pengetahuan tentang kondom, pengetahuan

tentang IMS dan penularannya, dan pengetahuan tentang jenis-jenis IMS

lainnya. Populasi dan sample ini terbukti bahwa tingkat pengetahuan masih

rendah, tetapi remaja perempuan lebih berpengetahuan daripada remaja laki-

laki (Morales, et al., 2018). Mayoritas (378, 94,5%) dan hampir semua (392,

98%) responden survei pernah mendengar tentang IMS dan HIV / AIDS.

Sebagian besar peserta survei (355, 89,4%) mengetahui metode kontrasepsi

modern seperti pil (241, 64,8%) dan kondom (212, 56,8%), dan sumber

informasinya, antara lain, sektor kesehatan publik dan massa. media elektronik

untuk masing-masing 261 (69,8%) dan 227 (60,9%) responden (Yared, et al.,

2017).

2. Sikap terhadap penggunaan kondom


Sebanyak 77,78% laki-laki dan 68,5% perempuan menggunakan kondom,

sementara 11,76% dan 6,67% laki-laki dan perempuan masing-masing telah

didiagnosis dengan IMS (Oni, et, al., 2015). Dalam penelitian Oni, et, al.,

2015 terdapat penelitian penelitian sebelumnya yaitu menurut Dessi et al.

(2014) menemukan 31% pencegahan hubungan seks tanpa kondom, di Brasil,

Sanchez (2013) menemukan 50 % prevalensi hubungan seks tanpa kondom,

41% prevalensi hubungan seks tanpa kondom di kalangan pemuda di Ethiopia

Barat

3. Perilaku seksual

Perilaku seksual sekitar 78,2% responden pernah melakukan hubungan seks

penetrasi, yang telah melakukan hubungan seks secara paksa 43%, telah

melakukan hubungan transaksional 71%, telah melakukan hubungan seks saat

mabuk 57%, dan 38% telah melakuakan hubungan seks paks dan

transaksional (Ganle, et, al., 2019). Temuan penelitian menunjukkan bahwa

lebih dari setengah peserta survei (53%) pernah melakukan hubungan seksual

(Yared, et al., 2017). Sebanyak 3,1% telah mencium, 10,5% telah menyentuh

atau disentuh oleh pacar di area genital, dan 7,6% memiliki hubungan seksual

(Kemigisha, et, al., 2018) .


Berdasarkan dari hasil ke 5 jurnal tersebut bahawa rata rata usia responden adalah

10-21 tahun, dimana terdapat dalam penelitian Kemigisha yang memiliki usia paling

muda dan usia yang paling tinggi terdapat dalam penelitian Yared, dimana usia

tersebut adalah usia yang seharusnya sudah mengenal tentang perilaku seksual.

Dalam tingkat pendidikan semua jurnal mengatakan semuanya bersekolah tetapi

bervariasi dimulai dari pendidikan SD sampai Universitas, tetapi dalam tingkat

pengetahuan terdapat penegtahaun sedang sampai rendah yaitu terdapat dalam

peneltian morales, berbeda dengan penelitian kemigisha bahwa 95% mengetahui

tentang pengetahuan HIV, berbeda dengan penelitian Yared karena penelitian ini

menggabungkan antara kuantitatif dan kualitatif dengan hasil mayoritas (378, 94,5%)

dan hampir semua (392, 98%) responden survei pernah mendengar tentang IMS dan

HIV / AIDS. Dari penelitian Moralos menyatakan bahwa remaja di Kolombia

memiliki risiko tinggi tertular ims atau mengalami kehamilan yang tidak disengaja

Dari seluruh hasil meyatakan bahwa hampir dari setengah responden pernah

melakukan hubungan seksual, penelitian ini menegaskan bahwa remaja Kolombia

memiliki risiko tinggi tertular IMS atau mengalami kehamilan yang tidak disengaja.

Meskipun kondom adalah metode perlindungan yang paling sering untuk hubungan

seksual (digunakan 71% dari waktu), hanya 22% dari peserta melaporkan

penggunaan yang konsisten. Frekuensi penggunaan dalam penelitian ini lebih rendah

daripada frekuensi yang diukur dalam sampel siswa Spanyol antara 15 dan 18

(87,1%); mirip dengan penelitian ini, penelitian yang dilakukan di Spanyol

menemukan frekuensi penggunaan yang lebih tinggi di antara anak laki-laki 93,5%
(Morales, et al., 2019). Studi ini menggambarkan perilaku seksual, pengetahuan

kesehatan seksual, dan perilaku pencarian informasi VYA di Uganda, dalam upaya

untuk menginformasikan intervensi terkait dengan SRH remaja. Kami menemukan

bahwa 7% remaja aktif secara seksual, dan mayoritas dari mereka tidak

menggunakan kondom. Pengetahuan SRH terperinci tentang penularan HIV, jenis

IMS dan kontrasepsi rendah. Lebih jauh, media adalah sumber yang paling banyak

digunakan untuk informasi SRH, sementara sumber sekolah dan orang tua kurang

dimanfaatkan. (Kemigisha, et al., 2018). Studi ini telah menunjukkan bahwa

sebagian besar remaja pedesaan masih mempraktikkan perilaku seksual berisiko

seperti debut seksual dini, seks tanpa kondom dan hubungan seksual dengan banyak

pasangan dengan beberapa menjadi korban kehamilan yang tidak diinginkan dan

Infeksi Menular Seksual (Oni, et, al., 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas responden aktif secara seksual dan terlibat dalam perilaku seksual berisiko

tinggi seperti kemitraan seksual ganda dan seks transaksional. Namun, hanya 12%

yang pernah menggunakan kontrasepsi modern ( Ganle, et, al., 2019). Temuan

penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah peserta survei (53%) pernah

melakukan hubungan seksual, yang lebih tinggi dari persentase sebelumnya yang

dilaporkan di universitas yang sama pada tahun 2011, 2013 dan 2015 (masing-

masing 39%, 42,8% dan 40,8%) [6, 8, 9]. Dengan usia rata-rata selama seks pertama

17,29 ± SD 2,21, hampir setengah dari siswa berada di sekolah menengah ketika

mereka melakukan hubungan seksual pertama mereka terutama karena cinta.

Responden juga menyebut seks paksa sebagai alasan untuk seks pertama yang

mungkin menjadi alasan untuk melanjutkan pengalaman seksual (Yared, et al.,


2017). Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja aktif secara seksual

dan terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi dan tingkat kesadaran lebih rendah

tentang pengetahuan perilaku seksual.

Anda mungkin juga menyukai