Anda di halaman 1dari 26

Persen Tembus

Berat Tertinggal % = Kumulatif % = Persen


𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 Berat Tertinggal
𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 58 100 –=5,8=
5,8+6,8 12,694,2
x100 Tembus Kumulatif – 𝑥100 = 5,8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = Jumlah %
Kumulatif
A.Perhitungan gradasi
berat tertinggal
Beratpasir 1000
Tertinggal
Kumulatif (%)
• Menganalisis Ayakan Pasir
Lubang Berat Berat Berat Persen tembus
Ayakan (mm) Tertinggal Tertinggal (%) tertinggal kumulatif (%)
(gram) Kumulatif (%)
40,00 0 0,0 0,0 100,0
20,00 0 0,0 0,0 100,0
10,00 0 0,0 0,0 100,0
4,80 58 5,8 5,8 94,2
2,40 68 6,8 12,6 87,4
1,20 174 17,4 30,0 70,0
0,60 300 20,0 50,0 50,0
0,30 200 20,0 70,0 30,0
0,15 250 25,0 95,0 5,0
50 5,0 - 0,0
Jumlah 1000 100% 263,4 -
• Menghitung modulus halus butir pasir
Modulus halus butir pasir = 263,4 = 2,634
100
Menurut perhitungan di atas, umumnya modulus
halus butir pasir antara 1,5 sampai 3,8. Jadi, angka
ini masuk. Persyaratan agregat untuk bahan
bangunan harus baik, karena pasir seperti ini hanya
memerlukan pasta semen sedikit.
B. Menentukan Gradasi Pasir
Lubang ayakan Persen tembus Daerah II
(mm) Kumulatif

10,00 100,0 100


4,80 94,2 90 – 100
2,40 87,4 75 – 100
Masuk
1,20 70,0 55 – 90
0,60 50,0 35 – 59
0,30 30,0 8 – 30
0,15 5,0 0 - 10
Persen Tembus
Berat Tertinggal % = Kumulatif % = Persen
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 Berat Tertinggal
𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 58 100 –=5,8=
5,8+6,8 12,694,2
x100 Tembus Kumulatif – 𝑥100 = 5,8
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = Jumlah %
Kumulatif
B. Perhitungan gradasi
berat tertinggal
Beratkerikil 1000
Tertinggal
Kumulatif (%)
• Menganalisis ayakan kerikil
Lubang ayakan Berat tertinggi Berat tertinggi Berat tetinggi Persen tembus
(mm) (gram) (%) kumulatif(%) kumulatif (%)
40,00 0 0 0 100
20,00 25.550 51 51 49
10,00 1400 28 79 21
4,80 800 16 95 5
2,40 250 5 100 0
1,20 0 0 100 0
0,60 0 0 100 0
0,30 0 0 100 0
0,15 0 0 100 0
Sisa 0 0 - 0
Jumlah 5.000 100% 725 -
• Menghitung modulus halus butir kerikil
725
Modulus halus butir kerikil = = 7,25
100
Umumnya untuk kerikil berkisar antara 5 sampai 8,
makin besar berarti makin besar pula butir-butir
agregatnya. Berarti hasil perhitungan masuk.
• Menentukan gradasi kerikil

Lubang Persen Persen berat butir


ayakan tembus yang lewat ayakan.
(mm) kumulattif Besar butir
40,0 100 maksimum 40 mm
20,0 49 95 – 100
Masuk
10,0 21 30 – 70
4,8 5 10 – 35
0-5
• Perhitungan gradasi campuran pasir dan kerikil
1) Menentukan Modulus Halus Butir Campuran
Dari perhitungan A dan B diperoleh modulus halus
butir pasir = 2,634, modulus halus butir kerikil = 7,25
dan gunakan rumus di bawah ini :
Keterangan:
W = persentase berat pasir terhadap berat
kerikil
K = modulus halus butir kerikil
P = modulus halus butir pasir
C = modulus halus butir campuran (dicoba –
coba)
Menurut syarat butir modulus halus campuran untuk
beton berkisar antar 5,0 dan 6,5. Jadi, hasil yang
diperoleh memenuhi syarat

b) Menentukan Perbandingan Berat Pasir dan Kerikil


Berat pasir dan kerikil (W) = 37,14% ~ 37% maka
perbandingan berat pasir dan kerikil adalah:
37 100
37 : 100 atau untuk pasir dan untuk kerikil
137 137

Atau 27% pasir dan 73% kerikil


Dibulatkan menjadi 30% pasir dan 70% kerikil
(P =30, K = 70)
3) Menganalisis Campuran Pasir dan Kerikil
Berat butir yang lewat
Lubang ayakan (2) x P (3) x K (4) + (5)
(mm) Pasir (%) Kerikil (%)

1 2 3 4 5 6
40,00 100,0 100 30,00 70,0 100,00
20,00 100,0 49 30,00 34,3 64,30
10,00 100,0 21 30,00 14,7 4,70
4,80 94,2 5 28,26 3,5 31,76
2,40 87,4 0 26,22 0 26,22
1,20 70,0 0 21,00 0 21,00
0,60 50,0 0 15,00 0 15,00
0,30 30,0 0 9,00 0 9,00
0,15 5,0 0 1,50 0 1,50
Keterangan :
Kolom 2 dan 3 diisi dari hasil langkah a dan b.
Kolom 4 = kolom 2 dikalikan P,P = 30% yaitu 0,3
Kolom 5 = kolom 3 dikalikan K,K = 70% yaitu 0,7
Kolom 6 = kolom 4 ditambah kolom 5.
4) Menentukan gradasi campuran pasir dan kerikil

Lubang Kurva 2
ayakan Gradasi hasil campuran kurva 3
(mm)
40,00 100,00 100 – 100
20,00 64,30 59 – 67
10,00 44,70 44 – 52
4,80 31,76 Masuk
32 – 40
2,40 26,22
25 – 31
1,20 21,00
0,60 15,00 17 – 24
0,30 9,00 12 – 17
0,15 1,50 0–2
• Praktikum bisa dilihat di link youtube berikut :
Mhs Teknik Sipil UNSIQ :
https://youtu.be/3j-qaI40iU8

Referensi di luar UNSIQ :


https://youtu.be/-VlBq5hLYU8
• Agregat akan digunakan untuk konstruksi bangunan harus
memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut.
• Sifatnya kekal tidak berubah dan hancur oleh udara. Sifat
kekal itu dapat di larutkan melalui uji larutan, untuk pasir
menggunakan natrium sulfat dan yang hancur maksimum
10%. Untuk kerikil menggunkan natrium sulfat dan yang
hancur maksimum 12%.
• Agregat mempunyai variasi gradasi butir yang baik dengan
modulus halus butir antara 2,50 – 3,80.
• Agregat tidak boleh mengandung butiran pipih dan
panjang lebih dari 20 % (dari berat keseluruhan) untuk
kerikil.
• Untuk betton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat
yang digunakan harus memiliki tingkat reaktif yang
negative terhadap alkali.
• Agregat tidak mengandung zat organik bila direndam
dalam larutan 3% NaOH.
• Agregat tidak mengandung garam yang menghisap air dari
udara.
• Agregat tidak mengandung tanah atau kotoran yang berat
ayakannya 0,075 mm.
• Untuk pasir maksimal 5% un tuk beton sampai 10MPa, dan
2,5% untuk beton yang lebih tinggi dari 10 MPa.
• Agregat memiliki butiran yang tajam, kuat, dan bersudut,
persyaratn dilakukan dengan mesin uji Los Angeles dan
bejana Rudelhoff. Untuk persyaratan ini dapat dilihat di
table berikut.
Table 3.5. Persyaratan kekerasan Agregat Kasar untuk Beton

Bejana Rudelhoff Mesin Los Angeles


Maksimum bagian yang Maksimum bagian yang
Kekutan Beton Hancur, menembus hancur menembus
Ayakan 2 mm(persen) Ayakan 1,7 mm (persen)
19 – 30 mm 9,5 – 19 mm
Ada beberapa persyaratan air sebagai pencampur
konstruksi beton antara lain :
• Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0.5
gram/liter.
• Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1
gram/liter.
• Tidak mengandung lumpur lebih dari 2 gram/liter.
• Tidak mengandung zat organic, asam, dan garam-
garam yang dapat merusak beton lebih dari 15
gram/liter.
• Air yang digunakan untuk campuran beton
biasanya sesuai dengan yang dipakai untuk air
minum. Untuk menghasilakan beton dengan
kekuatan lebih dari 90 persen biasanya digunakan
air suling
• Jumlah air yang diperlukan pada adukan 25% dari
berat semen untuk mereaksikan semen.
• Di lapangan digunakan 35%, selebihnya 25%
untuk pelumas.
• Waspadai : Bleeding, air membaca semen ke
permukaan adonan.
Air yang tidak boleh digunakan :
• Air tidak boleh mengandung kotoran karena akan
memperlambat ikatan awal beton dan setelah
keras menurunkan kekuatan.
• Air limbah tidak boleh dipergunakan karena
mengandung asam dan alkali. Gula
memperlambat pengikatan.
• Air laut mengandung 3,5% garam, korosif.
D. Bahan Tambahan
1. Dalam SK SNI S-18-1990-03 tentang spesifikasi bahan tambahan
untuk beton disebutkan bahwa bahan kimia tambahan dapat
dibedakan menjadi 5 jenis.
2. Bahan kimia tambahan untuk mengurangi jumlah air yang
dipakai. Dengan pemakaian bahan itu diperoleh adukan dengan
factor air semen lebih rendah pada nilai kekentalan adukan
lebih encer pada factor semen biasa.
3. Bahan kimia tambahan untuk memperlambat proses ikatan
beton.
4. Bahan kimi tambahan utuk mempercepat proses ikatan dan
pengerasan beton.
5. Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yaitu untuk
mengurangi air dan memperlambat proses ikatan.
6. Bahan kimia tambahn berfungsi ganda, yaitu mengurangi air
dan mempercepat proses ikatan dan pergeseran beton.
Contoh

Bahan ayakan Berat pasir tertingggal berat kerikil tertinggal


(mm) (gram) (gram)
40,00 0 0
20,00 0 2500
10,00 0 1450
4,80 65 750
2,40 70 300
1,20 150 0
0,60 225 0
0,30 250 0
0,15 200 0
Sisa 40 0

Anda mungkin juga menyukai