ABSTRAK
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari. Dengan bekerja, berarti
tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban
mental. Adapun kelalahan adalah suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari kerusakan
yang lebih lanjut, sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik beban kerja, tingkat kelelahan, serta hubungan antara keduanya pada mahasiswa
Universitas Sangga Buana YPKP. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung
pada bulan Mei 2018. Objek dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Teknik Sipil Tahun Angkatan 2015
dan 2016, dilihat dari jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang lebih dari 20, serta beban praktik dan
tugas besar yang lebih banyak dari angkatan lainnya. Uji statistik yang digunakan adalah Uji ANOVA
(Analysis of Variance) dengan tingkat signifikansi (α) = 5% atau 0,05. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel.
Pengukuran beban kerja dilakukan dengan menggunakan kuesioner NASA-TLX, dan pengukuran tingkat
kelelahan menggunakan SOFI. Penelitian ini menunjukkan bahwa beban kerja yang diterima oleh
mahasiswa berada pada kategori sedang (68%), tingkat kelelahan yang dialami oleh mahasiswa sedang
(rata-rata 1,23 pada rentang 0 – 6), serta terdapat hubungan positif antara beban kerja dengan tingkat
kelelahan (Fhitung 0,593 < Ftabel 3,94) pada Mahasiswa Universitas Sangga Buana YPKP.
ReTIMS 14
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
ReTIMS 15
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
ReTIMS 16
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
ReTIMS 17
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
Effort (EF) dengan nilai 94,61 (agak berat). untuk menyelesaikan beban kerja yang
Effort merupakan besarnya kerja mental dan diterimanya.
fisik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Dimensi yang terahkir adalah Frustation
suatu pekerjaan. Hal ini disebabkan karena (FR) sebesar 51 (sedang). Frustation merupakan
pekerjaan yang dikerjakan oleh responden dimensi yang paling kecil dalam pengukuran
memerlukan kerja fisik dan mental. Pekerjaan beban kerja yang peneliti lakukan. Nilai produk
yang memerlukan kerja fisik yaitu praktikum- Frustation yang kecil menandakan bahwa
praktikum yang dilaksanakan oleh mahasiswa, mahasiswa dalam menyelesaikan pekerjaannya
karena praktikum yang dilaksanakan melibatkan merasakan kecemasan, tertekan ataupun stress
hampir seluruh anggota tubuh mahasiswa. yang kecil.
Pekerjaan yang memerlukan pemikiran adalah
seluruh kegiatan belajar, baik itu teori maupun
Rerata WWL NASA-TLX
praktikum.
Sandra G Hart dan Lowell E Staveland pada 4%
tahun 1988, dalam penelitiannya memperoleh
bahwa dimensi yang paling tinggi adalah Mental
Effort (ME). Hal ini mendukung hasil penelitian 28%
yang dilakukan, bahwa Effort adalah dimensi
yang paling tinggi dalam pengukuran beban 68%
kerja.
Nilai produk kedua tertinggi yaitu Own
Performance (OP) sebesar 78,50 (sedang). Own
Performance menerangkan seberapa puas Agak Berat Sedang Agak Ringan
seseorang dengan kinerja yang dilakukan. Own
Performance juga menerangkan besarnya tingkat Gambar 6. Rerata WWL NASA-TLX
keberhasilan yang dibutuhkan untuk Selama 1 Minggu
menyelesaikan suatu pekerjaan. Nilai produk
Own Performance yang tinggi menandakan Berdasarkan grafik pada Gambar 3.6,
bahwa dalam menyelesaikan beban kerjanya, diperoleh bahwa 4% beban kerja berada pada tingkat
agak berat, 28% beban kerja sedang, serta 68% beban
mahasiswa memerlukan tingkat keberhasilan
kerja sedang.
yang tinggi.
Nilai produk tertinggi ketiga yaitu Temporal C. Data SOFI
Demand (TD) atau kebutuhan waktu sebesar
70,67 (sedang). Waktu merupakan dimensi yang SOFI
sangat penting dalam menyelesaikan suatu 2.00
pekerjaan. Menurut Sandra G Hart dan Lowell E 1.50
Staveland (1988), Temporal Demand merupakan
1.00
faktor utama dalam pengukuran beban kerja dan
0.50
juga memiliki keterkaitan yang tinggi dengan
dimensi yang lain. Temporal Demand yang 0.00
LoE PA PD LoM S
tinggi pada mahasiswa menandakan bahwa
tekanan yang dirasakan oleh mahasiswa untuk Gambar 7. Rerata SOFI Tiap Dimensi Selama 1
menyelesaikan beban kerjanya berkaitan dengan Minggu
waktu cukup besar. Secara keseluruhan, kelelahan yang dirasakan
Dimensi selanjutnya yaitu Mental Demand oleh mahasiswa berada pada kategori sedang. Terlihat
(MD) dan Physical Demand (PD) sebesar 64,86 dari hasil rata-rata yang hanya bernilai 1,23 (0 – 6).
(sedang) dan 61,28 (sedang). Mental Demand Nilai tertinggi yaitu LoE (Lack of Energy) atau
kurangnya energi sebesar 1,80 (sedang). LoE
dan Physical Demand yang cukup tinggi merupakan dimensi yang menggambarkan
menandakan bahwa mahasiswa memerlukan berkurangnya energi saat melakukan suatu pekerjaan.
kebutuhan mental dan fisik yang cukup besar Item yang ada pada dimensi LoE yaitu: Sangat Letih
ReTIMS 18
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
(Worn out), Penat (Exhausted), Tenaga Terkuras (Sweaty), Bernafas dengan berat (Breathing
(Spent), Kehabisan Tenaga (Drained), serta Bekerja Heavily), Merasakan jantung berdebar-debar
Berlebihan (Overworked). Lack of Energy mewakili (Palpitations), Tubuh terasa hangat (Warm),
kualitas dari kelelahan yang dirasakan secara umum Sesak nafas (Out of Breath). Physical Activity
oleh subjek. Lack of Energy mencakup kelalahan fisik
pada mahasiswa berkaitan dengan praktikum-
serta kelelahan mental yang dialami oleh responden,
namun lebih kuat dalam menggambarkan kelelahan praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa.
fisik responden. Menurut hasil penelitian Praktikum memerlukan aktivitas fisik dan juga
Elizabeth Ahsberg (2000), peringkat yang paling mengerahkan tenaga fisik dalam
tinggi dalam pengukuran kelelahan adalah Lack pelaksanaannya.
of Energy, khususnya pada orang-orang yang Dimensi terakhir yaitu Physical Discomport
berada di instansi pendidikan. (PD) atau ketidaknyamanan fisik sebesar 0,58
Dimensi tertinggi kedua yaitu Sleepiness (S) (rendah). Menurut Elizabeth Ahsberg (2000),
atau tingkat kantuk sebesar 1,49 (sedang). Physical Discomport berkaitan erat dengan kerja
Sleepiness berkaitan dengan jam tidur seseorang. fisik statis. Item yang ada pada dimensi PD
Item yang ada pada dimensi S yaitu: Mengantuk yaitu: Tegang Otot (Tense Muscles), Mati Rasa
(Drowsy), Ketiduran (Falling Asleep), (Numbness), Sendi Kaku (Stiff Joints), Nyeri
Pandangan buyar karena mengantuk (Sleepy), (Hurting), serta Nyeri Lebih Lama (Aching).
Sering menguap (Yawning), Merasa malas Physical Discomport yang kecil pada mahasiswa
melakukan sesuatu (Lazy). Dalam penelitian ini dikarenakan oleh pekerjaan yang tidak hanya
sebagian besar responden memiliki jam tidur statis (belajar teori di kelas) namun juga
yang normal. Hal ini berbanding terbalik dengan pekerjaan dinamis (praktikum).
pengukuran tingkat kantuk yang dilakukan.
Terjadinya hal tersebut dapat diakibatkan oleh D. Analisis Hubungan Beban Kerja terhadap
beberapa faktor, yaitu: kualitas tidur yang kurang Tingkat Kelelahan Mahasiswa
baik, jadwal kuliah yang kurang mendukung, Menggunakan Uji ANOVA
kondisi lingkungan kelas yang kurang Untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan
mendukung, serta materi kuliah atau antara beban kerja dengan tingkat kelelahan
penyampaian yang kurang menarik. mahasiswa, dilakukan pengujian hubungan
Dimensi tertinggi ketiga yaitu Lack of menggunakan Uji ANOVA.
Motivation (LoM) atau berkurangnya motivasi Hipotesis dalam Uji ANOVA ini yaitu:
sebesar 1,17 (sedang). Item yang ada pada H0 : Ada Hubungan antara Beban Kerja dengan
dimensi LoM yaitu: Tidak tertarik dengan Tingkat Kelelahan pada Mahasiswa.
keadaan sekitar (Indifferent), Tidak banyak H1 : Tidak ada hubugan antara Beban Kerja
bergerak/pasif (Passive), Merasa lesu (Listless), dengan Tingkat Kelelahan pada Mahasiswa.
Merasakan kurang peduli (Lack of Concern),
Merasa tidak tertarik (Uninterested).
Berkurangnya motivasi yang cukup tinggi pada
mahasiswa dapat diakibatkan oleh tingginya
tingkat kantuk pada mahasiswa. Menurut hasil
penelitian Elizabeth Ahsberg (2000), dikatakan
bahwa Lack of Motivation dan Sleepiness adalah
dua dimensi yang saling melengkapi dan tidak
dapat dipisahkan kaitannya. 0 3,94
Dimensi selanjutnya yaitu Physical Activity Gambar 8. Daerah Penerimaan Uji ANOVA
(PA) atau aktivitas fisik sebesar 1,13 (sedang).
Menurut Elizabeth Ahsberg (2000), Physical Dari hasil pengujian hubungan antara
Activity berkaitan sangat erat dengan kebutuhan beban kerja dan tingkat kelelahan mahasiswa
kerja fisik, khususnya kerja fisik dinamis. Item yang telah dilakukan (dapat dilihat pada tabel
yang ada pada dimensi PA yaitu: Berkeringat 3.2), didapatkan bahwa Fhitung 0,593 < Ftabel 3,94,
ReTIMS 19
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
maka diputuskan H0 diterima, atau dapat dengan tingkat kelelahan pada mahasiswa
dikatakan bahwa Ada Hubungan antara Beban Universitas Sangga Buana YPKP, dilihat dari
Kerja dengan Tingkat Kelelahan Mahasiswa. nilai Fhitung 0,593 < Ftabel 3,94.
Tabel 4. Hasil Pengujian ANOVA
Sum of df Mean F Sig. V. DAFTAR PUSTAKA
Squares Squar
e [1]. Ahsberg, Elizabeth. 1998. “Perceived
Fatigue Related to Work”. Sweden:
Between
16.836 44 .383 .593 .842 Arbetslivsintitute.
Groups
[2]. Azwar, S. 2012. “Penyusunan Skala
Within
3.224 5 .645 Psikologi edisi 2”. Yogyakarta: Pustaka
Groups
Pelajar.
Total 20.060 49 [3]. Basuki, Agus Tri. 2016. “Bahan Ajar
Bila dilihat dari daerah penerimaannya, Statistika”. Yogyakarta: Universitas
Fhitung 0,593 berada pada daerah menerimaan H0. Muhammadiyah Yogyakarta.
Sehingga dapat dikatakan bahwa H0 diterima, [4]. Brata, Viktor Bayu W. 2016. “Ritme
atau Ada Hubungan antara Beban Kerja dengan Sirkandian pada Mahasiswa dengan Pola
Tingkat Kelelahan Mahasiswa. Tidur Tidak Normal”. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
[5]. Furqon. 2009. “Statistika Terapan untuk
Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
[6]. Hart, Sandra G. 1988. “NASA-Task Load
Index (NASA-TLX): 20 Years Later”.
California: NASA-Ames Research Center.
[7]. Hart, Sandra G, dkk. 1988. “Development of
NASA-TLX (Task Load Index): Result of
0 0,593 3,94 Empirical and Theoretical Research”.
Gambar 3.9. Daerah Penerimaan Hipotesis California: NASA-Ames Research Center.
pada Uji ANOVA [8]. Nurwardani, Paristiyanti, dkk. 2016.
“Panduan Penyusunan Kurikulum
IV. KESIMPULAN Pendidikan Tinggi”. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat Kementerian Riset Teknologi dan
ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Pendidikan Tinggi.
1. Beban kerja yang diterima oleh mahasiswa [9]. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Universitas Sangga Buana YPKP berada pada Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 44
kategori sedang (68%) berdasarkan pada hasil Tahun 2015 tentang Standar Nasional
pengukuran NASA-TLX. Hal ini Pendidikan Tinggi.
menunjukkan bahwa jumlah SKS yang [10]. Rachman, Heriansyah. 2013. “Gambaran
diambil masih dapat diterima oleh Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian
mahasiswa. Factory di PT Maruki Internasional
2. Mahasiswa Universitas Sangga Buana YPKP Indonesia Makassar”. Makassar:
mengalami kelelahan yang sedang saat Universitas Islam Negeri Alaudin.
menyelesaikan pekerjaannya, terlihat dari [11]. Rampengan, Jesi S V. 2014. “Hubungan
hasil rata-rata pada pengukuran SOFI yang antara Beban Kerja dengan Perasaan
hanya bernilai 1,23 pada rentang 0 sampai 6. Kelelahan Kerja pada Mahasiswa
3. Dari hasil analisis hubungan antara beban Pendidikan Dokter Spesialis Debah di BLU
kerja dan tingkat kelelahan mahasiswa yang RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado”.
telah dilakukan, didapatkan bahwa ada Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat
hubungan yang positif antara beban kerja Universitas Sam Ratulangi.
ReTIMS 20
ReTIMS Vol 1, No. 1 Februari 2019 ISSN :2858-1093
ReTIMS 21