Anda di halaman 1dari 23

Disusun Oleh :

KELOMPOK 2

Hendara ayuba 1901005


Mandalifa Manggopa 1901001
Fadila Yasin 1901009
Sari Istifar Rianani 1901010

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO


PRODI SI KEPERAWATAN

TA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Harapan
penulis semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi penulis semua menambah wawasan serta pengalaman
sehingga nantinya penulis dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi
lebih baik lagi sebagai pembuat penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan
yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati penulis
berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi semua orang.

Manado, 30 Sebtember 2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................…………………………i
DAFTAR ISI.............................................................................................……………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………………………....1
B. Rumusan
Masalah…………………………………………………………………...2
C. Tujuan………….………………………….
…………………………………...........2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses persalinan
B. Pengkajian janin
C. Pembahasan jurnal
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..
.…18
B. Saran……………………………………………………......
……………………...18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..
………19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan merupakan proses akhir dari kehamilan (berlangsung selama
266-280 hari atau 38-40 minggu) yang dimulai sejak pembuahan hingga bayi
yang dikandung memulai kehidupan diluar kandungan (Santrock, 2012: 91).
Persalinan harus dilalui oleh wanita setelah menjalani berbagai adaptasi
fisiologis (yang berkaitan dengan masa kehamilan) untuk menjalankan
perannya sebagai seorang ibu
Disisi lain, persalinan juga menjadi pengalaman yang mendebarkan bagi
calon ibu. Informasi yang diperoleh calon ibu tentang sulitnya menjalani
proses persalinan yang menyakitkan, karena secara alami proses persalinan
merupakan proses fisiologis yang menimbulkan rasa sakit di akibatkan
kontraksi mendorong bayi keluar, proses yang mengeluarkan energi yang
banyak, dan sebuah perjuangan yang melelahkan
Reeder, dkk (2011:611) menyatakan bahwa kelancaran proses persalinan
didukung oleh dua komponen utama yaitu komponen fisiologis dan
komponen psikologis. Komponen fisiologis terkait dengan sistem penyokong
persalinan: uterus, panggul, plasenta, tali pusat, atau cairan amnion dan
komponen psikologis terkait mental dan kesiapan ibu menghadapi proses
persalinan. Jika terjadi masalah pada salah satu komponen ini dapat
mengakibatkan proses persalinan berlangsung lama, lebih nyeri, atau tidak
normal karena adanya masalah pada salah satu komponen. Masalah-masalah
itu antara lain mekanisme persalinan, tenaga/kekuatan calon ibu untuk
menyebabkan pembukaan berkaitan dengan teknik pernafasan yang dikuasai
ibu, jalan lahir yang bervariasi, adanya abnormalitas reproduksi, janin yang
memiliki ukuran tidak lazim, perkembangan yang abnormal, psikis ibu seperti
kecemasan, kurangnya persiapan.
B. Rumusan masalah
1. Penegrtian persalinan
2. Jenis jenis persalinan
3. Tanda tanda permulaan prsalinan
4. Tanda tanda persalinan
5. Tahap tahap persalinan
6. Faktoe yang mempengaruhi persaliana

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pesalianan
2. Untuk mengetahuijenis jenis persalinan
3. Untuk mengetahui tanda tanda permulaan persaliana
4. Untuk mengetahui tanda tanda persalinan
5. Untuk mengetahui Tahap tahap persalinan
6. Untuk mengetahui Faktoe yang mempengaruhi persaliana
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses persalinan
1. Pengerian persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin plasenta,
selaput ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Menurut Depkes RI
(2008) persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan
ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin
2. Jenis – jenis persalinam
a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan
tenaga sendiri.
b. Persalinan buatan adalah persalinan dengan rangsangan sehingga
terdapat kekuatan untuk persalinan.
c. Persalinan anjuran adalah persalinan yang tidak dimulai sendiri,
tetapi dengan tindakan seperti seksio sesarea
3. Tanda –Tanda permulaan persalinan
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadanyaanya menjadi lebih enteng, ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalanan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah
b. Pollakisuria
Kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kencing yang disebut pollakisuria
c. False labor
3 atau 4 minggu sebelum persalinan. Calon ibu diganggu oleh his
pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari
kontraksi braxton hicks.
d. Perubahan serviks
Pada akhir bulan Ke-IX hasil pemeriksaan serviks menunjukan
bahwa serviks yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak namun
menjadi : lebih lembut, beberapa menunjukan telah terjadi pembukaan
dan penipisan.
e. Energy sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai, setelah beberapa hari sebelumnya
merasa kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu akan
mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energi yang penuh.
f. Gastrointestinal upsests
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan
4. Tanda - tanda persalinan
Gejala paling sering menjelang persalinan adalah rasa mulas. Perut
terasa seperti kram, mirip saat menstruasi. Ada juga yang merasa mual,
kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau pusing.Menjelang
persalinan, sistem pencernaan Ibu akan melambat. Lebih baik Ibu makan
makanan ringan saja seperti sup, sereal, atau roti dan banyak minum air putih.
Tanda tanda lainya seperti :
a. Terasa nyeri di selangkangan.
Anda akan merasakan nyeri di bagian selangkangan karena ada
tekanan sebagai akibat posisi kepala janin sudah turun ke bawah, ke
daerah rangka tulang pelvis. Lantaran janin menekan kandung kemih,
ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Anda juga merasakan sakit
pada perut, mulas, sering buang air besar, dan buang angin.
b. Sakit pada panggul dan tulang belakang.
c. Anda akan merasakan sakit berlebihan pada panggul dan bagian
tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh pergeseran dan
pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang
d. Flek
Saat otot rahim mengerut, ukuran rahim akan mengecil, sehingga
kepala janin  terdorong ke arah jalan lahir. Bersamaan dengan itu,
mulut rahim sedikit demi sedikit mulai membuka.pada awal
pembukaan mulut rahim, sumbat lendir itu terbuka dan lendir yang
berwarna merah muda keluar melalui vagina. Kita biasa menyebutnya
flek.
e. Ketuban Pecah
Pecah ketuban juga tanda umum menjelang persalinan. Ini
lumayan bikin panik. Apalagi kalau keluarnya seperti semburan yang
sulit ditahan.Air ketuban adalah cairan amniotik yang mengelilingi
bayi selama kehamilan. Ketika saat melahirkan tiba, kantung ketuban
pecah dan airnya keluar melalui vagina.Kalau ketuban pecah, hati-hati
terhadap bahaya infeksi. Jaga kebersihan area vagina dan hubungi
dokter untuk memastikan apa sudah saatnya Ibu melahirkan.
d. Kontraksi
Walau tidak nyaman, kontraksi adalah panduan untuk mengetahui
kapan bayi Ibu akan lahir.Normalnya, di minggu ke 38-40 kehamilan,
kepala janin sudah mulai turun ke rongga panggul. Bersamaan dengan
itu, otot-otot rahim pun mulai melakukan gerakan mengerut dan
meregang secara bergantian, terus-menerus secara teratur.Menjelang
persalinan, kontraksi makin kuat dan frekuensinya makin sering.
Biasanya kondisi ini secara alami merangsang Ibu  mengejan untuk
mendorong bayi keluar.
  Jalan lahir membuka
Sejak terjadinya kehamilan, secara alami mulut rahim tertutup
oleh semacam sumbat berupa lendir kental. Sumbat lendir ini bertugas
menjaga agar kehamilan bisa terus berjalan sekaligus melindungi janin
dari kuman. Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring
dengan datangnya kontraksi yang semakin kuat, akan terus melunak
dan terbuka semakin lebar. Lama kelamaan, mulut rahim akan terlihat
semakin datar dan menyatu dengan rahim bagian bawah.Pembukaan
mulut rahim biasanya dihitung dengan satuan sentimeter (cm). bila
dokter mengatakan mulut rahim anda sudah pembukaan 8 artinya jalan
lahir sudah membuka sepanjang 8 cm.
Lamanya tahap pembukaan jalan lahir dari awal hingga sempurna,
bervariasi pada setiap kehamilan. Bila mulut rahim sudah membuka
sempurna, artinya anda sudah melewati tahap pertama dari proses
persalinan, dan siap menuju tahap kedua yaitu kelahiran bayi.
Siap Lahir Pada tahap ini, kepala janin yang memang sudah tepat
berada di mulut rahim akan terus mendesak. Bersamaan dengan itu,
secara alamiah, rahim dan vagina akan membuka semacam cekungan
yang menjadi jalur untuk dilewati bayi. Saat ini, anda akan merasakan
tekanan yang sangat kuat di daerah perineum (daerah antara vagina
dan anus).
Saat kepala janin sudah di ambang pintu dan siap keluar, lendir
dan darah yang keluar dari vagina semakin bertambah. Selain itu,
desakan kuat kepala janin akan menyebabkan kantong ketuban
pembungkus janin pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap
sehingga cairan ketuban keluar membasahi vagina . cairan ini
sekaligus membuat jalan lahir semakin  licin yang justru memudahkan
bayi meluncur keluar dengan mulus. Setelah pembukaan benar – benar
lengkap dan kepala bayi sudah terlihat di pintu lahir, saat inilah anda
diijinkan mengejan.
e. Sebab terjadinya Proses Persalinan
 Penurunan fungsi plasenta : kadar progesterone dan estrogen
menurun mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
 Tekanan pada ganglion servikale dari frankenhauser, menjadi
stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus
 Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban,
semakin merangsang terjadinya kontraksi
 Peningkatan beban/stress pada maternal maupun fetal dan
peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktivitas
kortison, prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus
rangsangan untuk proses persalinan.
f. Faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah :
 Penurunan kadar estrogen dan progesterone
Gesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya
hormon estrogen meninggikan kerentanan otot-otot
rahim.selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
 Teori oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim.
Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga
uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
 Teori distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya.demikian dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan
otot-otot rahim makin rentan.
 Pengaruh janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan
oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama
dari biasa.
 Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu
penyebab permulaan persalinan.
 Teori plasenta menjadi tua
 Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.

 Teori iritasi mekanik


Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus
frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya
oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
5. Tahap – Tahap Persalinan
a. Kala 1 (Pembukaan )
Partus mulai ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
(bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar
(effacement). Darah berasal dari pecahnya kapiler sekitar
kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.
Kala terbagi menjadi 2 fese yaitu:
 Fase Laten: Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
 Fase Aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase,
yaitu: 1). Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm. 2). Fase dilatasi maksimal selama 2 jam dan
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm. 3).
Fase deselarasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
b. Kala II (Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat dan cepat kira-kira
2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang
secara refletoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan
pada rectum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan anus terbuka.
Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. His mengedan yang terpimpin akan lahirlah kepala
diikuti dengan seluruh badan janin. Kala II pada primi 1 ½ jam dan pada
multi ½ sampai 1 jam.
c. Kala III (Pengeluaran Uri)
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau kedalam vagian Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa
atau semua hal-hal di bawah ini
 Perubahan bentuk dan tinggi  fundus. Setelah bayi lahir dan
sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk
bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke
bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah peer atau
alvokat dan fundus berada diatas pusat.Tali pusat memanjang.
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
 Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul
di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta
keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus
dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya
maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas:
d. Kala IV (Pengawasan)
Kala pengawasan terjadi selang 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
 Hal-hal yang perlu dipantau pada kala IV persalinan adalah
(Depkes, 2008):
Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan
darah yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan
setiap 30 menit selama jam kedua kala empat. Jika ada  temuan
yang tidak normal, tingkatkan frekuensi observasi dan
penilaian kondisi ibu. 
 Massase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik
setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit
selama jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang tidak
normal, tingkatkan frekuensi observasi dan penilaian kondisi
ibu.
 Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama
pasca persalinan. Jika meningkat, dan tata laksana sesuai
dengan apa yang diperlukan.
 Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit
selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua
pada kala empat.
 Ajarkan pada ibu dan keluarganya bagaimana menilai
kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar dan bagaimana
melakukan massase uterus jika uterus menjadi lembek.
 Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan bayi
dan bantu ibu mengenakan baju atau sarung yang bersih dan
kering , atur posisi ibu agar nyaman, duduk bersandarkan
bantal atau berbaring miring. Jaga agar bayi diselimuti dengan
baik, bagian kepala tertutup baik, kemudian berikan bayi ke ibu
dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi Air Susu Ibu (ASI)
secara on demand
6. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Faktor power Power
adalah kekuatan yang mendorong janin lahir keluar. Kekuatan yang
mendorong janin keluar dalam persalinan ialah : his, kontraksi otot- otot
perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang
baik dan sempurna.
b. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan
lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul menunjang keluarnya
bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin
harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.
Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul haris ditentukan , sebelum
persalinan dimulai.
c. Passenger (janin dan plasenta)
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir yang merupakan
akibat interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga melewati jalan lahir,
maka dianggap juga sebagai bagian dari passanger yang menyertai jalan
janin, namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada
kehamilan normal. Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali
memasuki pintu atas panggul dan melalui jalan lahir persalinan. Tiga
presentase janin yaitu kepala (96%), bokong (3%), bahu (1%). Sedangkan
letak janin ada dua macam yaitu letak memanjang dan letak melintang.
Letak memanjang dapat berupa presentase kepala tauapun bokong.
Presentase ini tergantung pada struktur janin yang pertama memasuki
panggul ibu
d. Psikis
Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan, ibu bersalin
yang didampingi suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung
mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu
bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya.
Ini menunjukan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan
psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.
Tingkat kecemasan ibu selama bersalin akan meningkat jika ia tidak
memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan
kepadanya. Ibu bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya
jika ditanya. Membantu ibu berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam
melahirkan. Memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinannya,
membantu ibu menghemat tenaga, mengendalikan rasanyeri merupakan
suatu upaya dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien. Dukungan
psikologi dari ora ngorang terdekat akan membantu memperlancar proses
persalinan yang sedang berlangsung. Kamar bersalin, memberi sentuhan,
memberi analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi
pasien adalah dukungan psikologi.
Faktor psikis ibu tidak kalah pentingnya untuk lancarnya sebuah
proses persalinan. Ibu yang dalam kondisi stress, otot-otot tubuhnya
termasuk otot rahim mengalami spasme yang dapat meningkatkan rasa
nyeri persalinan sehingga menghambat proses persalinan (Yanti, 2010).
Rasa takut dan cemas akan meningkatkan respon seseorang terhadap sakit.
Rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahui.
e. Penolong
Perubahan psikologis ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang,
namun ibu memerlukan bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan
agar dapat menerima keadaan yang terjadi selama persalinan sehingga
dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.
Perubahan psikologis selama persalinan sehingga dapat beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis
selama persalinan perlu diketahui oleh penolong persalinan dalam
melaksanakan tuganya sebagai pendamping atau penolong persalinan.
Tidah hanya itu, penolong yang sudah mendapat kepercayaan dari ibu
yang akan bersalin harus menunjukan keahlianya maupun ketrampilannya,
sehingga disini ibu yang akan bersalin merasa nyaman dan tenang dalam
menghadapi proses persalinannya
B. Pengkajian janin
Tujuan utama pemantauan kesehatan janin adalah guna mengenal
sedini mungkin kapan waktu yang tepat untuk terminasi kehamilan, sehingga
bayi bisa bertahan hidup lebih baik dibandingkan bila tetap berada dalam
kandungan.
Teknik-teknik pengkajian kesejahteraan janin, diantaranya:
1. Teknologi canggih: biasanya di kota-kota besar atau RS yaitu,
Ultrasonografi (USG), Kardiotokografi (CTG), Amnioskopi,
Amniosentesis, dll.
2. Teknik sederhana: pengamatan pertumbuhan uterus, auskultasi
denyutjantung janin(DJJ), dan pengamatan pergerakan janin.
3. Pada dasarnya t idak ada satupun jenis pemeriksaan yang lebih unggul.
Tetapi, bila beberapa hasil pemeriksaan digabungkan, ketetapan penilaian
kesejahteraan janin diharapkan mendekati keadaan yang sebenarnya.

Trimester I

1. Pemeriksaan dilakukan sampai usia kehamilan 13 minggu.


2. Informasi yang dikumpulkan meliputi riwayat kesehatan dan pengkajian
fisik ibu.
a. Auskultasi DJJ
Dapat digunakan alat ultrasound stethoscope / Doppler. Djj biisa
terdengar dengan alat ini antara usia kehamilan 10-12 minggu.
Normal frekuensi DJJ adalah 120-160x/menit dan harus dibedakan
dengan denyut nadi ibu.
b. Ultrasonografi (USG)\
Adalah suatu pemeriksaan yang menggunakan gelombang
ultrasonik untuk mendapatkan gambaran dari janin, palsenta, dan
uterus

Secara umum USG digunakan untuk menilai:


1. Taksiran usia kehamilan
2. Lokasi plasenta
3. Pengawasan pertumbuhan dan pergerakan janin
4. Deteksi kehamilan ganda
5.  Identifikasi kelainan bawaan
6. Menilai keadaan/ukuran panggul dalam

Selama trimester I, USG dapat digunakan untuk:

1. Mengkaji usia kehamilan


2. Mengevaluasi diagnosis pendarahan pervaginam
3. Memastikan dugaan kehamilan kembar
4. Mengevaluasi pertumbuhan janin
5. Mengevaluasi massa pelvic

Kandung kemih yang penuh akan meningkatkan kepekaan ultrasonik,


terutama pada usia kehamilan 20 minggu atau kurang. Kandung kemih yang
penuh akan dapat mengangkat uterus keluar dari rongga panggul, sehingga
didapatkan gambar yang baik. Selama pemeriksaan pasien telentang
selama + 30 menit. Jeli akan dioleskan disekeliling permukaan kulit perut
sebagai media konduktif bagi ultrasound, disamping untuk mengurangi
gesekan dari tranduser selama digerak-gerakkan di permukaan kulit.

Trimester II

Pengukuran TFU dapat dilakukan dengan:

1. Menggunakan meteran, menurut Mc. Donalds.


Dianggap akurat bila dilakukan setelah usia kehamilan 20 minggu. TFU
dinyatakan dengan centimeter (cm). Bila usia kehamilan dibawah 20
minggu, digunakan dengan cara palpasi Leopolmd I. Cara pengukuran
TFU dengan cm bisa pula membantu pengukuran perkiraan berat janin.
2. Bila TFU lebih besar dari usia kehamilan, bisa berarti:
a. Kehamilan ganda
b. Polihidramnion
c. Makrosomia janin
d. Mola hydatidosa
3. Bila TFU lebih kecil dari usia kehamilan, kemungkinan terdapat:
a. Gangguan pertumbuhan janin
b. Kelainan bawaan
c.  Oligohydramnio

Selama kehamilan trimester II, pengkajian DJJ dilakukan dengan


stethoscope monocular / stethoscope Leanec

Teknik pemeriksaan:

1. Tentukan letak atau posisi janin menggunakan teknik palpasi menurut


Leopold II dan Leopold III
2. Tempelkan stethoscope pada lokasi dimana diperkirakan terletak punggung
atau dada janin
3. Bedakan DJJ dan denyut nadi ibu dengan cara meraba nadi di pergelangan
tangan ibu.
4. Hitung DJJ, kemudian jumlahkan dan dikalikan 4, didapatkan frekuensi
DJJ per menit.

Pada primigravida, gerak janin dirasakan pertama kalioleh ibu pada usia
kehamilan 18-20 minggu, sedangkan pada multigravida dapat dirasakan lebih
awal, yaitu usia 16 minggu.
USG digunakan selama kehamilan trimester II untuk:

1. Mengkaji usia kehamilan


2. Mendiagnosis kehamilan ganda
3. Mengkaji pertumbuhan janin
4. Mengidentifikasi struktur abnormal janin
5. Mengkaji lokasi plasenta

Trimester III

1. Sebaiknya ibu hamil mengamati gerak janin setiap hari setelah usia
kehamilan 28 minggu dengan cara setiap hari ibu diminta untuk berbaring
miring dan meraba perutnya untuk merasakan gerakan janin. Hitung
berapa gerakan yang terjadi.
2. Pada umumnya 10 gerakan terjadi dalam jangka waktu 20 menit hingga 2
jam. Bila melebihi jangka waktu 3 jam, maka harus dicatat dan diadakan
pengawasan lebih cermat terhadap DJJ.
3. Informasi yang diberikan kepada ibu hamil:
a. Pergerakan janin akan bertambah setelah makan
b. Pergerakan ibu dapat membuat pergerakan janin lebih aktif
c. Janin yang normal akan tidur selama kurang lebih 20 menin
d. Selama 2-3 minggu sebelum lahir, aktivitas normal janin
berkurang

Selama trimester III, USG digunakan untuk mengetahui posisi


janin dan taksiran ukuran atau berat janin. Lingkar perut dan panjang
femur merupakan patokan dalam menaksir berat janin dan interval
pertumbuhan.

4. Mengidentifikasi kunjungan unuk kebutuhan dasar


a. Kunjungan ini dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pasien
untuk belajar mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kehamilannya.
b. Perawat maternitas harus aktif dalam mengajukan pertanyaan,
yang akan menggiring pada kesimpulan mengenai apa yang harus
disampaikan kepada pasien, sehingga penyuluhan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan klien
C. Pembahaan jurnal
Perkumpulan Obstetre Ginekologi Indonesia (POGI) menegluarkan sejumlah
rekomendasi dalam penaganan ibu hamil dan ibu bersalin untuk mencegah
penularan Covid19 pada ibu, bayi, dan tenaga kesehatan. POGI meminta
semua persalinan harus di lakukan di fasilitasi kesehatan (faskes) seperti
puskesmas, bidan, dan rumah sakit, selama wabah Covid19.
Tujuan utamanya persalinan adalah untuk menurankan resiko
penularan terhadap tenaga kesehatan serta mencagah morbiditas dan
martalitas maternal. Apali, 13,7% ibuhamil tanpa gejala bisa menunjukkan
hasil positif Covid 19 dengan pemeriksaan (PCR). Oleh karan itu, penolong
persalinan harus menggunakan alat pelingdung diri (APD) minimal sesui leve
2. APD level 2 ini di gunakan oleh dokter, perawat, petugas laboratorium,
radiographer, farmasi, dan petugas kebersihan ruangan pasien Covid 19.
Pertolongan persalinan pasien dalam pengawasan (PDP) atau pasien
terkonfirmasi Covid19, prosesnya harus dilakukan dengan oprasi sesar dengan
berbagai syarat:
1. Di lakukan di kamar oprasi memiliki tekanan negative
2. Tim oprasai menggukankan APD sesui dengan level 3
Bila tidak terdapat fasilitas kamar pembedahan yang memenuhi syarat,
peroses pada PDP atau pasien terkonfirmasi Covid 19 dapat di lakukan
dengan alternatif. Salah satunya dengan proses oprasi sesar di kamar
bedah yang di modifikasi seperti mematikan AC atau modifikasi lain yang
memungkinkan
Persaliana normal dapat di lakukan denga syarat khusus, t=yakni
menggunakan delivery chamber, dan tim tugas kesehatan harus
menggunakan APD sesui level 3. Semua lindakan persalinan di
laksanankan dengan terlebih dahulu melakukan pemberian infomed
consent yang jelas pada pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai