Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bencana banjir di indonesia yang terjadi setiap tahun terbukti menimbulkan dampak pada
kehidupan manusia dan lingkungannya terutama dalam hal korban jiwa dan kerugian materi.
Melihat kondisi geologis dan geografis Indonesia tersebut, upaya penanggulangan bencana yang
dilakukan perlu diawali dengan pemahaman risiko bencana yang ada. Usaha untuk memahami
risiko ini dilakukan melalui kajian risiko bencana. Kemudian dari hasil kajian ini dapat
dirumuskan berbagai upaya penanggulangan bencana. Provinsi Sulawesi Utara memiliki luas
wilayah 13.852 kilometer persegi yang terdiri dari 15 Kabupaten/Kota dengan jumlah penduduk
2.461.000 jiwa (BPS, 2018) dan kepadatan penduduk mencapai 178 jiwa per km. Selain itu,
Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Utara memiliki ancaman bencana yang sangat beragam.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2018, Provinsi Sulawesi Utara memiliki
indeks risiko 141.45 (sedang).

Kota Manado dengan luas wilayah tercatat 157,26 Km 2 dialiri oleh sungai Tondano dengan
panjang 39,9 Km di mana bagian hilirnya sepanjang ±7 Km melewati Kota Manado bersama
anak sungainya yakni sungai Tikala dengan panjang 23,6 km. Sungai-sungai ini sangat potensial
menyebabkan banjir di Kota Manado. Bencana banjir sering melanda Kota Manado khususnya
pada musim hujan hal ini menjadikan Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah rawan
banjir di Indonesia dan ditinjau dari luas wilayah genangan masuk dalam peringkat ke-8 dari
seluruh daerah di Indonesia sehingga menjadi salah satu kota yang dinilai beresiko tinggi
terhadap bahaya banjir Dalam 1ecade terakhir di Kota Manado tercatat terjadi 3 kali banjir yang
mengakibatkan kerugian besar yang dialami oleh masyarakat maupun pemerintah yakni pada
tahun 1996, 2000 dan 2005.(Nanlohy, 2008). Manado kini sudah menjadi kota langganan banjir
sebab ketika hujan turun beberapa ruas jalan dan rumah penduduk pada dataran rendah akan
tergenang air, hal ini tentu saja mengganggu lalu lintas, kerugian materi, penyakit dan dampak
lainnya yang juga merugikan kota Manado.

1.2 PERUMUSAN MASALAH ?


1.3 TUJUAN ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Bencana
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan
definisi bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang bisa mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana
disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Bencana alam adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan
wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan terror (BPDB SULUT, 2014).
2. Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan
karena volume air yang meningkat (BPDB SULUT, 2014). Banjir periodik menurut
UNESCO Office (2007), banjir adalah kejadian alam yang terjadi secara berulang
disebabkan oleh aliran sungai yang meluap. Ketika daerah tangkapan hujan menerima air
yang berlebihan akibat hujan turun sangat deras atau terjadi dalam jangka waktu yang cukup
lama, air sungai akan meluap dan menggenangi daerah landai di sekitar sungai. Daerah ini
disebut daerah dataran banjir.

3. Penyebab Banjir
Penyebab banjir menurut BPDB DKI JAKARTA, yaitu :
- Curah hujan tinggi
- Permukaan tanah lebih rendah dibanding permukaan air laut.
- Terletak disuatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar
sempit.
- Banyak permukiman yang dibangun di dataran sepanjang sungai.
- Aliran sungai tidak lancar karena banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai.
- Kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai.

4. Dampak Banjir
- Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantor-kantor pelayanan
publik yang disebabkan oleh banjir.
- Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya
perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke
sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi,
air , dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.
- Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang
tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat, dan
lain-lain).
- Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh
banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir.

5. Cara Mengurangi Dampak Banjir


Tindakan yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak banjir menurut BPDB DKI
JAKARTA, yaitu :
- Penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan.
- Pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini di bagian sungai yang sering
menimbulkan banjir.
- Tidak membangun rumah dan permukiman di bantaran sungai.
- Tidak membuang sampah ke dalam sungai dan rutin mengadakan program pengerukan
sungai.
- Pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut.
- Program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu dilaksanakan, dibarengi
pengurangan aktivitas di bagian sungai rawan banjir.
6. Tindakan yang Dilakukan Sebelum Banjir
- Bersama aparat terkait dan pengurus RT/RW terdekat, membersihkan lingkungan
sekitar, terutama di saluran air atau selokan, dari timbunan sampah.
- Tentukan lokasi posko banjir yang tepat untuk mengungsi, lengkap dengan fasilitas
dapur umum dan MCK, berikut pasokan air bersih melalui koordinasi dengan aparat
terkait dan pengurus RT/RW.
- Bersama pengurus RT/RW, segera bentuk tim penanggulangan banjir di tingkat warga,
salah satunya mengangkat penanggung jawab posko banjir.
- Koordinasikan melalui RT/RW, dewan kelurahan setempat, dan LSM untuk pengadaan
tali, tambang, perahu karet, dan pelampung guna evakuasi.
- Pastikan pula peralatan komunikasi telah siap pakai, guna memudahkan mencari
informasi, meminta bantuan, atau melakukan konfirmasi.
- Simak informasi terkini melalui TV, radio, atau peringatan tim warga tentang curah
hujan dan kondisi air.
- Lengkapi diri dengan peralatan keselamatan, antara lain radio baterai, senter, korek gas,
dan lilin.
- Siapkan bahan makanan mudah saji dan persediaan air bersih.
- Siapkan obat-obatan darurat.
- Amankan dokumen penting.

7. Tindakan yang Dilakukan Saat Banjir


- Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik
di wilayah yang terkena bencana.
- Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan
untuk diseberangi.
- Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir, serta segera
amankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
- Jika air terus meninggi, hubungi instansi terkait.

8. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir


- Secepatnya membersihkan rumah, terutama bagian lantai, lalu gunakan antiseptik untuk
membunuh kuman.
- Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering
mewabah setelah kejadian banjir.
- Waspadai kemungkinan binatang berbisa atau binatang penyebar penyakit.
- Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

Anda mungkin juga menyukai