Anda di halaman 1dari 10

PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH

Teknik Pengolahan Sampah Medis


Dosen Pembimbing :

Catur Puspawati,ST.,M.KM
Tugiyo., SKM.,M.Si

KELOMPOK 6

Allam Aisy Fadhlurrohman (P23133117071)

Khairunisya Diva Andini (P23133117055)

Meidina Sari (P23133117056)

Salsa Putri Varasinta (P23133117065)

Tingkat 2 DIV B Kesehatan Lingkungan

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


JL. Hang Jebat III/F3 Gunung Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120
2018
1. Pengertian Sampah Medis
Pengertian (menurut SK Menkes RI No. 1240/MENKES/SK/IX/2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkungan Rumah sakit)

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah RS yang berbentuk padat
sebagai akibat kegiatan RS yang terdiri dari limbah medis padat dan non
medis

Limbah non medis padat adalah limbah padat yanb dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi, limbah riadioaktif, limbah kontrainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Limbah cair adalah semua air bungan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan
kimia beracun dan radiologi yang berbahaya bagi kesehatan.

Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasala dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incinerator, dapur, perlengkapan
generator, anastesi, dan pembuatan obat citotoksisk.

2. Jenis Limbah Medis Padat

a. Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti
jarum hipodermik, pelengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau
bedah, dan lain-lain sampah benda tajam (jarum suntik)

b. Limbah infeksius, mencakup beberapa pengertian :

 Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang


memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif)
 Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dan poloklinik dan ruang perawatan atau isolasi penyakit infeksius.

c. Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsy

d. Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin


terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama percikan, pengangkutan, atau
tindakan terapi sitotoksik.

e. Limbah farmasi berasal dari :

 Obat-obatan kadaluarsa

 Obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi


atau kemasan yang terkontaminasi

 Obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh


masyarakat

 Obat-obatan yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan

 Limbah yang dihasilkan selama produksi obat obatan

f. Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis,


veterinary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset.

g. Limah radioaktif, adalah bahan yang terkontaminasi dengan radioisotip yang


berasal dari oenggunaan medis atau riset radionucleid. Limbah ini dapat
berasal tindakan kedokteran nuklir, eadioimmunoassay dan bakteriologis
dapat berbentuk padat, cair, dan gas.

3. Sumber Sampah Medis


a. Kantor/administrasi

Kertas

b. Unit obstetric dan ruang perawatan obstetric

Dressing(pembalut/pakaian),sponge(sepon/pengosok), placenta, ampul,


termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe (alat semprot), masker disposable
(masker yang dapat dibuang), disposable drapes (tirai/kain yang dapat dibuang),
sanitary napkin (serbet), blood lancet disposable (pisau bedah), disposable chat
eter (alat bedah), disposable unit enema (alat suntik pada usus) disposable
diaper (popok) dan underpad (alas/bantalan), dan sarung disposable.

c. Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan

Dressing (pembalut/pakaian),sponge(sepon/penggosok), jaringan tubuh,


termasuk amputasi ampul bekas, masker disposable (masker yang dapat
dibuang), jarum syringe (alat semprot), drapes (tirai/kain), disposable blood
lancet (pisau bedah), disposable kantong emesis, Levin tubes (pembuluh)
chateter (alat bedah), drainase set ( alat pengaliran), kantong colosiomy,
underpads (alas/bantalan), sarung bedah.

d. Unit laboratorium,ruang mayat,phatology danautopsy

Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish, wadah specimen, slide


specimen (kaca/alat sorong), jaringan tubuh, organ, dan tulang

e. Unit Isolasi

Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal (hidung) dan sputum


(dahak/air liur), dressing (pembalut/pakaian dan bandages (perban), masker
disposable (masker yang dpat dibuang), sisa makanan, perlengkapan makan.

f. Unit Perawatan

Ampul, jarum disposable dan syringe (alat semprot), kertas dan lain-lain.

g. Unit pelayanan

Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari ruang umum dan
pasien, sisa makanan buangan

h. Unit gizi/dapur

Sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan sayuran dan lain-lain

i. Halaman Rumah Sakit

Sisa pembungkung daun ranting, debu.


4. Persyaratan Pengelolahan Limbah Medis Padat

Persyaratan limbah medis padat :

1) Mininasi Limbah

 Rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber

 Rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia


yang berbahaya dan berancun

 Rumah sakit harus melakukan pengelolaan stock bahan kimia dan farmasi

 Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai


dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui
sertifikasi dari pihak berwenang.

2) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan Kembali dan Daur Ulang

 Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan


limbah

 Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah


yang tidak dimanfaatkan kembali

 Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa


memperhatikan terkontinasi atau tidaknya. Dalam wadah tersebut harus
anti bocor, anti tusuk, dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang
tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.

 Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan


kembali

 Limbah padat medis yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui


proses sterilisasi sesuai tabel 1. Untuk menguji efektifitas panas harus
dilakukan tes Bacilludstearothemophilus dan untuk sterilisasi kimia harus
dilakukan tes Bacillus subtilis.

 Limbah jarum hipodemik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.


Jika RS tidak mempunyai jrum yang sekali pakai, limbah jarum
hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses salah satu
pada tabel 1

 Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyataran dengan


penggunaan wadah dan tabel.

 Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh Rumah sakit kecuali untuk
pemulihan perak yang dihasilkan oleh proses film sinar X

 Limbah sitotoksis dikumpulkab dalan wadah yang kuat, anti bocor, dan
diberi label bertuliskan “Limbah sitotoksis”

Jenis Wadah dan Tabel Limbah Medis Padat Sesuai Katagori

No Kategori Warna Keterangan Lambang


Kontainer/
kantong plastik

1 Radioaktif Merah Kantong box timbal


dengan symbol radioaktif

2 Sangat Kuning Kantong plastik kuat, anti


infeksius bocor atau container yang
dapat disterilisasi dengan
autoclave
3 Limbah Kuning Plastik kuat dan anti
infeksius bocor atau container

4 Sitotoksis Ungu Kontainer plastik kuat


dan anti bocor

5 Limbah Coklat Kantong plastik atau


kimia dan container
farmasi

5. Teknik Pengelolaan Limbah Medis Padat

Beberapa teknik pengelolaan limbah medis padat yaitu :

A. Incinerasi
 Incinerator bilik ganda pirolitik (suhu tinggi) khusus untuk limbah layanan
kesehatan
 Incinerator tunggu bilik tunggal dengan penyaring statis, digunakan jika
pirolotik tidak terjangkau harganya
 Incinerator tunggu berputar (rotary kiln)

B. Desinfeksi Kimia
 Penambahan bahan kimia (gol. Aldehid, senyawa klor, garam ammonium,
dan senyawa fenolat) ke dalam limbah untuk membunuh atau
menonaktifkan pathogen yang ada di dalamnnya.
 Limbah dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan yang kontak
dengan bahan kimia tersebut.
C. Pengelolaan Termal Basah dan Kering
 Desinfeksi termal basah - atau uap - didasarkan pada proses pemajaan
cabikan limbah infeksius pada uap bersuhu dan bertekanan tinggi, dan
prosesnya serupa dengan sterilisasi otoklaf (autoclaving)
 Desinfeksi termal kering tanpa pembakaran – screw feed/auger –
dipanaskan dengan suhu 110-140C.

D. Iradiasi Mikrowave
 Microwave berfrekuensi 2.450 MHz dan panjang gelombang 12,24 cm,
selama 20 menit dapat menghancurkan sebagian besar mikroorganisme.
 Setelah diradiasi dipadatkan dan dibuang bersama limbah perkotaan.

E. Pemedaman/PIT
 Dinding lubang dilapisi dengan materi yang permeabilitasnya rendah
 Bagian dasar lubang minimal 1.5 meter dari muka air tanah
 Akses menuju lokasi harus dibatasi hanya untuk pihak yang
berkepentingan saja

F. Inertisasi
 Pencampuran 65% limbah (khusunya farmasi dan abu incinerasi) dengan
15% semen, 15% batu kapur dan 5%air.
 Perlu mesin penggiling limbah dan pengaduk semen.

6. Sumber Sampah Medis


j. Kantor/administrasi

Kertas

k. Unit obstetric dan ruang perawatan obstetric

Dressing(pembalut/pakaian),sponge(sepon/pengosok), placenta, ampul,


termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe (alat semprot), masker disposable
(masker yang dapat dibuang), disposable drapes (tirai/kain yang dapat dibuang),
sanitary napkin (serbet), blood lancet disposable (pisau bedah), disposable chat
eter (alat bedah), disposable unit enema (alat suntik pada usus) disposable
diaper (popok) dan underpad (alas/bantalan), dan sarung disposable.
l. Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan

Dressing (pembalut/pakaian),sponge(sepon/penggosok), jaringan tubuh,


termasuk amputasi ampul bekas, masker disposable (masker yang dapat
dibuang), jarum syringe (alat semprot), drapes (tirai/kain), disposable blood
lancet (pisau bedah), disposable kantong emesis, Levin tubes (pembuluh)
chateter (alat bedah), drainase set ( alat pengaliran), kantong colosiomy,
underpads (alas/bantalan), sarung bedah.

m. Unit laboratorium,ruang mayat,phatology danautopsy

Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish, wadah specimen, slide


specimen (kaca/alat sorong), jaringan tubuh, organ, dan tulang

n. Unit Isolasi

Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal (hidung) dan sputum


(dahak/air liur), dressing (pembalut/pakaian dan bandages (perban), masker
disposable (masker yang dpat dibuang), sisa makanan, perlengkapan makan.

o. Unit Perawatan

Ampul, jarum disposable dan syringe (alat semprot), kertas dan lain-lain.

p. Unit pelayanan

Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari ruang umum dan
pasien, sisa makanan buangan

q. Unit gizi/dapur

Sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan sayuran dan lain-lain

r. Halaman Rumah Sakit

Sisa pembungkung daun ranting, debu.

7.
DAFTAR PUSTAKA

SK Menkes RI No. 1204/MENKES/SK/IX/2004 tentang Persyaratan Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit

Pruss, Giroult, Rushbrook, 2005, Pengelolahan Aman Limbang Layanan Kesehatan,


WHO, EGC, Jakarta

https://rumah-stainless-fiberglass.com/blog/macamsampahnonmedis/

http://apriyantiyasin.blogspot.com/2012/05/sampah-rumah-sakit.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai