Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dikko Dwi Marindo

NRP : 02311640000049
Kelas :B
Dosen : Prof. Dr. Ir Sekartedjo, MSc
Materi : Tugas 1 “ Sejarah Perkembangan Optik “

SEJARAH PERKEMBANGAN OPTIK

A. Pendahuluan
Optika adalah cabang ilmu fisika yang membahas tentang perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika
klasik yang mempelajari besaran optik seperti, intensitas, frekuensi atau panjang gelombang,
polarisasi dan fase cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan
dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat
optik fisisnya yaitu, interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi.

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik, gejala yang sama juga terjadi di


sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain dari radiasi elektromagnetik.
Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala
optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optika
hingga mekanika kuantum.

Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek


keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut
rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkaitkhusus dengan sistem iluminasi yang
disebut rekayasa pencahayaan. Dari penjelasan tersebut, berikut merupakan perkembangan
optik dari setiap periode.

B. Perkembangan Optik
I. Periode 1 ( Zaman purbakala – 1500 )
a. Mozi (476 SM – 486 SM)
Mozi merupakan ilmuwan dari Cina. Mozi menggambarkan
pengetahuan optik dasar, termasuk definisi dan menciptakan visi, propagasi
cahaya dalam garis lurus, lubang jarum pencitraan, hubungan objek dan
gambar di pesawat cermin, cermin cembung dan cermin cekung.
b. Eulid (275 SM-330 SM)
Dalam optika, ia mencatat bahwa perjalanan cahaya dalam garis lurus
dan menjelaskan hukum refleksi. Eulid percaya bahwa visi melibatkan sinar
pergi dari mata ke obyek yang dilihat dan dia juga mempelajari hubungan
antara ukuran nyata dari objek dan sudut bahwa mereka subtend.
c. Clauidius Ptolemy (90 M-168 M)
Claudius Ptolemy berasal dari Yunani. Dia membahas sebuah studi
refraksi, termasuk refraksi atmosfer. Disarankan bahwa sudut bias sebanding
dengan sudut insiden.
d. Al-Kindi (801 M- 873 M)
Ilmuwan muslim pertama yang mencurahkan pikirannya ke dalam ilmu
optik. Al-Kindi membahas tentang refleksicahaya serta prinsip-prinsip
persepsi visual. Buah pikiran Al-Kindi tentang optik tercatat dalam kitab
berjudul De Radiis Stellarum. Bukunya tersebut sangat mempengaruhi
sarjana-sarjana barat. Tidak heran apabila teori yang dicetuskan Al-Kindi
tentang optik menjadi hukum-hukum perspektif di era Renaisans Eropa.
Menurut Al-Kindi penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang
berjalan dari mata ke obyek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
e. Ibnu Sahl (940 M- 1000 M)
Ibnu Sahl merupakan seorang matematikus yang mendedikasikan
dirinya di Istana Baghdad. Pada tahun 984 M, dia menulis risalah yang
berjudul On Burning Mirrors and Lenses (pembakaran cermin dan lensa).
Dalam risalah itu, Ibnu Sahl mempelajari cermin membengkok dan lensa
membengkok serta titk api cahaya. Ibnu Sahl pun menemukan hukum refraksi
(pembiasan) yang secara matematis setara dengan hukum snell. Dia
menggunakan hukum pembiasan cahaya untuk memperhitungkan bentuk-
bentuk lensa dan cermin yang titik fokus cahayanya berada di sebuah titik
poros.
f. Ibnu Al-Haitam (965 M- 1040 M)
Ia merupakan ilmuwan muslim di bidang optik. Ia adalah sarjana
pertama yang menemukan berbagai data penting mengenai cahaya. Dalam
bukunya yang berjudul Al-Manazir (Buku Optik), ia menjelaskan beragam
fenomena cahaya termasuk sistem pengelihatan manusia yang pernah di
kembangkan oleh Ptolemous dan Euclides. Ia menyimpulkan bahwa dalam
pengelihatan manusia retinalah yang menjadi pusat pengelihatan dan benda
bisa terlihat karena memantulkan cahaya. Ia juga meyakini bahwa sinar
cahaya keluar dari garis lurus dari setiap titik di permukaan yang bercahaya.
g. Kamal Al-Din Al-Farisi (1267 M- 1319 M)
Kamal merupakan ahli fisika muslim yang berasal dari Persia. Dalam
bidang optik ia berhasil merevisi teori pembiasan cahaya dan ia juga mampu
menjelaskan fenomena alam bernama pelangi menggunakan matematika.
h. Roger Baconn (1214 M- 1292 M)
Bacon menganggap bahwa kecepatan cahaya yang terbatas dan itu
disebarkan melalui media dengan cara yang analog dengan propagasi suara. Ia
juga menggambarkan sebuah penelitian tentang perbesaran benda kecil
menggunakan lensa cembung. Dan ia juga menghubungkan fenomena pelangi
dengan refleksi sinar matahari dari air hujan.
i. Leonardo da Vinci (1452 M – 1519 M )
Leonardo merintis studi tentang anatomi manusia, dia lebih cenderung pada
bidang medis. Ia berbicara pada optik fisiologia mengenai mata.

II. Periode 2 ( 1550- 1800 )


Perkembangan optik pada periode kedua ditandai dengan timbulnya Metode
Eksperimen dalam membuktikan sesuatu, yaitu sekitar tahun 1550-1880. Tokoh-tokoh
fisika pada periode II adalah:
1. Johannes Kepler (Jerman, 1571 - 1630)

Johannes Kepler lahir di Jerman pada tanggal 27


Desember 1571 dan meninggal pada 15 November 1630.
Dalam bukunya Iklan Vitellionem Paralipomena, Kepler
menyatakan bahwa intensitas cahaya dari sumber titik
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumbernya.
Dalam Dioptrice, Kepler menjelaskan tentang prinsip-
prinsip yang terlibat dalam mikroskop dan teleskop.

2. VanGambar
Roijen1Willebord
Johannes Kepler
2. Snell (Belanda , 1580 - 1626)

Van Roijen Willebrord Snell lahir di Belanda pada


tahun 1580 dan meninggal pada tanggal 30 Oktober 1626.
Meskipun ia menemukan hukum refraksi secara optik
geometris modern pada tahun 1621, ia tidak
mempublikasikan hal itu.

Gambar 2
Willebord Snell

3. Rene Descartes (Perancis, 1596 - 1650)


Rene Descartes lahir di Perancis pada 31 Maret
1596 dan meninggal pada tanggal 11 Februari 1650.
Para matematikawan dan filsuf Rene Descartes
menerbitkan karya Snell pada tahun 1637 di Dioptrique
La nya. Descartes menentukan sudut refraksi dan
menunjukkan hukum sinus dari refraksi optik yang
diperoleh Willebrord Snell sebelumnya.

Gambar 3
Rene Descartes

4. Francesco Maria Gimaldi (Italia, 1618 - 1663)


Francesco Maria Grimaldi lahir di Italia pada
tanggal 2 April 1618 dan meninngal pada 28 Desember
1663. Dalam Physico-mathesis nya lumine de,
coloribus et Iride yang diterbitkan pada 1655,
menggambarkan pengamatan difraksi ketika melewati
cahaya putih melalui lubang kecil. Grimaldi
menyimpulkan bahwa cahaya adalah cairan yang
menunjukkan gelombang seperti gerakan.

Gambar 4
Francesco Maria Gimaldi
5. Robert Hooke (Inggris, 1635 - 1703)
Robert Hooke lahir di Inggris pada tanggal 28 Juli
1635 dan meninggal pada tanggal 3 Maret 1703.
Hooke tertarik pada eksperimen Grimaldi, sehingga
dia mengulangi hal itu. Pada tahun 1655, Hooke
menerbitkan risalahnya, Micrographia. Dalam buku
itu, dijelaskan bahwa Hooke melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikroskop senyawa yang
memiliki lensa objektif dan lensa konvergen. Dalam
buku yang sama, ia menggambarkan pengamatannya
Gambar 5
Robert Hooke dari warna yang dihasilkan dalam serpihan dari
mika, gelembung sabun dan film minyak di atas air. Hooke mengajukan sebuah
teori gelombang untuk propagasi cahaya.

6. Sir Issac Newton (Inggris, 1642 - 1727)


7.
Sir Issac Newton lahir di Inggis, pada 4
Januari 1643 dan meninggal 31 Maret 1727. Beliau
merupakan seorang fisikawan, matematikawan,
ahli astronomi, filsuf alam, dan alkimiawan. Karya
bukunya adalah Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica yang diterbitkan tahun 1687, berisi
dasar-dasar mekanika klasik yaitu menjabarkan
hukum gravitasi dan tiga hukum gerak.
Gambar 6
Sir Isaac Newton Pada tahun 1666, Newton mengamati
deretan sinar yang bermacam-macam warna yang
dinamakan spektrum. Newton mengambil
kesimpulan bahwa warna tadi adalah
monokromatik. Prisma bertindak menguraikan
cahaya menjadi bermacam-macam warna. Cahaya
monokromatik yang tampak adalah merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Dalam bidang
optika, Newton berhasil membangun teleskop
Gambar 7
Teleskop Refleksi Newton
refleksi pertama yang dipresentasikan di Royal Society pada tahun 1672. Teleskop
refleksi ini menggunakan cermin sebagai objektif dari komposisi khusus logam
spekulum yang sangat reflektif.
Pada tahun 1704 Newton menerbitkan Opticks yang menguraikan secara
terperinci teori korpuskular tentang cahaya. Dia menganggap cahaya terdiri dari
partikel-partikel yang sangat halus.
Teori cahaya Newton:

“Dari sumber cahaya dipelantingkan bagian-bagian zat sangat kecil (partikel-


partikel) yang dinamai corpuscular.“

Kegagalan teori cahaya Newton:


Dari teori Newton dapat disimpulkan bahwa indeks bias adalah perbandingan
antara kecepatan cahaya dalam air dan udara. Tetapi tahun 1830 Foucoult dan
Fizeau mendapatkan bahwa kecepatan cahaya lebih kecil dalam air daripada dalam
udara. Foucoult dan Fizeau mendasarkan percobaannya dari Teori Undulasi
Huygens yang menyatakan bahwa cahaya adalah bersifat sebagai gelombang.
Pembuktikan ini mengakibatkan teori Newton ditinggalkan.

8. Hans Christians Huygens (Belanda , 1629 - 1695)

Hans Christian Huygens dilahirkan di Belanda


pada tanggal 14 April 1629 dan meninggal pada 8 Juli
1695. Beliau merupakan putra dari Constantin
Huygens seorang sarjana fisika dan diplomat.
Bersamaan dengan teori Newton, Huygens juga
mengeluarkan suatu teori yang bertentangan dengan
teori Newton. Christians Huygens memperlihatkan
bahwa hukum pemantulan dan pembiasan dapat
diterangkan dengan dasar teori gelombang dan dapat
Gambar 8
Christians Huygens pula memberikan penjelasan yang sederhana mengenai
fenomena pembiasan kembar yang baru saja ditemukan.
Teori cahaya Huygens:

“Cahaya adalah suatu peristiwa gelombang seperti halnya dengan bunyi.”

Kelemahan Teori Huygens:


Teori Huygens memiliki beberapa permasalahan ketika akan dicocokkan
dengan hasil yang diamati. Jika cahaya itu dipandang sebagai gerakan gelombang
maka kita dapat melihat ke segenap sudut, karena gelombang-gelombang dapat
dibelokkan di sekeliling rintangan yang dilaluinya, sehingga kejadian pembelokan
cahaya itu kecil sekali dan biasanya tidak terlihat. Sedangkan ketenaran Newton
saat itu lebih mendukung teorinya, sehingga untuk lebih dari satu abad teori yang
dikemukakan oleh Newton lebih dominan dibandingkan dengan yang dikemukakan
Huygens.

III. Periode 3 ( 1800 – 1890 )


a. Thomas Young (1773 - 1829)
Thomas menyatakan bahwa cahaya terdiri dari gelombang. Ia
menjelaskan bahwa akan ada interaksi ketika dua gelombang cahaya bertemu.
b. Etiene Louis Malus (1755 - 1812)
Etiene mendapatkan hasil pengamatan dari cahaya yang dipantulkan
dari jendela Luxembourg Palais di paris melalui kristal kalsit.
c. David Brewster (1781 - 1868)
Brewster menunjukkan bahwa ada hubungan antara sudut kejadian di
mana sinar cahaya yang dipantulkan dari sebuah interface.
d. Dominique Jean Francois Arago (1786 - 1853)
Menurut Dominique bahwa dua berkas cahaya terpolarisasi dalam arah
tegak lurus, akhirnya menghasilkan perkembangan teori gelombang cahaya
transversal.
e. Augustin Jean Fresnel (1788 - 1827)
Fresnel menemukan interferensi dan mempelajari teori gelombang
cahaya. Ia juga menunjukkan bahwa fenomena difraksi dijelaskan sepenuhnya
oleh interferensi gelombang cahaya.

IV. Periode 4 ( 1887 – 1925 )


a. Albert Eeinstein (1879 -1955)
Ia menjelaskan efek foto listrik dengan dasar bahwa cahaya adalah terkuantisasi,
yang kuanta yang kemudian dikenal sebagai foton. Teori kuanta cahaya adalah
indikasi kuat dari dualitas gelombang partikel.

V. Periode 5 ( 1925- sekarang)


a. Michelson (Amerika, 1852 -1931)
Michelson melakukan percobaan yang dapat menentukan kecepatan
cahaya.
b. Arthur Schawlow L ( 1921 – 1999)
Arthur mengusulkan bahwa dari spektrum memunculkan sebuah laser.

C. Kesimpulan
Pada periode ke periode, teori cahaya muncul dengan metode eksperimen.
Pada masa ini muncul dua teori cahaya yang bertentangan yaitu teori Corpusculair
Newton dan teori Undulasi Huygens. Newton menyatakan bahwa “Dari sumber
cahaya dipelantingkan bagian-bagian zat sangat kecil (partikel-partikel) yang
dinamai corpuscular.“ Sedangkan Huygens menyatakan bahwa “Cahaya adalah
suatu peristiwa gelombang seperti halnya dengan bunyi.”

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Christiaan_Huygens

http://id.wikipedia.org/wiki/Isaac_Newton

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cc/NewtonsTelescopeRepli
ca.jpg/220px-NewtonsTelescopeReplica.jpg

https://dianafisikaupi.wordpress.com/2013/03/19/sejarah-fisika-perkembangan-
optika-tiap-periode/

Suprapto, Nadi. 2010. Sejarah Fisika. Surabaya: University Press

http://www.einsteinfisika.blogspot.com

http://www.fisikadansastra.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai