Bahasa Indonesia memiliki jumlah penutur terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Sebanyak 220 juta penutur, bahkan juga menempati jumlah keempat terbanyak di dunia. Secara tidak langsung, kenyataan ini menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia berpotensi besar untuk menjadi bahasa internasional.Usaha menuju penginternasionalan ini pun dibuktikan dengan telah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang “Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta lagu Kebangsaan” pada pasal 32 yang menjelaskan tentang “penggunaan bahasa Indonesia di forum-forum internasional”. Letak geografis, populasi penduduk, keindahan alam, kekayaan budaya, pendidikan, politik, dan ekonomi Indonesia menjadi beberapa alasan banyak penutur asing berminat untuk belajar Bahasa Indonesia. Merujuk pada keberagaman latar belakang tersebut pengajaran Bahasa Indonesia bagi penutur asing. BIPA memiliki tujuan umum yang berkaitan dengan penambahan pengetahuan keindonesiaan dan peningkatan kemampuan berbahasa serta berbudaya Indonesia. Terkait dengan ini American Council On The Teacher Of Foreign Languages (ACTFL) sebuah perhimpunan pengajar bahasa asing di Amerika Serikat telah mengeluarkan panduan pembelajaran bahasa asing secara umum. ACTFL membagi tingkatan kemampuan pelajar bahasa asing menjadi lima yaitu Novice, Intermediate, Advanced, Superior, dan Distinguished. Selanjutnya secara lebih rinci tujuan umum tersebut dirumuskan menjadi tiga butir tujuan khusus pertama pelajar mampu berbahasa secara reseptif (menyimak dan membaca) dan produktif (berbicara dan menulis) dalam Bahasa Indonesia, kedua pelajar berpengetahuan tentang keanekaragaman budaya adat istiadat dan sistem sosial masyarakat Indonesia, ketiga pelajar memiliki kemampuan berbahasa Indonesia untuk kepentingan pengembangan ilmu komunikasi, bisnis, dan profesi yang digelutinya.