Anda di halaman 1dari 3

PERANCANGAN JALAN (B)

Muhammad Ma’ruf (1721041)

Dosen: Ir. Kanjalia Tjandrapuspa T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2020
A. Gambaran Umum Perancangan Jalan
1. Geometri Jalan
Perancangan geometri jalan merupakan bagian dari perancangan jalan
yang dititik beratkan pada perancangan bentuk fisik jalan sedemikian,
sehingga dapat menghasilkan bentuk jalan yang dapat dimanfaatkan untuk
operasi lalu lintas dengan cepat, lancar, aman, nyaman, dan efisien. Dasar
perancangan geometri adalah sifat gerakan, ukuran kendaraan (dimensi
dan berat), sifat pengemudi, dan karakteristik arus (kecepatan, kerapatan
dan volume) lalu lintas. Dalam Perencanaan geometri ada tiga elemen
penting yaitu alinyemen horizontal (trase jalan), terutama dititik beratkan
pada perancangan sumbu jalan; alinyemen vertikal (penampang
memanjang jalan); dan penampang melintang jalan.

2. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan
lapis konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan
kekakuan, serta kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu
lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman. Perkerasan jalan merupakan
lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda
kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana
transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi
kerusakan yang berarti.

B. Istilah-Istilah dalam Perancangan Jalan

1. Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan lokasi-lokasi berbeda
yang berada pada ketinggian yang sama. Jika dua lokasi dihubungkan
oleh garis kontur yang sama, maka dapat dipastikan kedua lokasi tersebut
memiliki ketinggian yang sama.

2. Alinyemen Vertikal
Pada perencanaan alinnemen vertikal akan terlihat apakah jalan tersebut
tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan alinemen
vertikal ini dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai
kondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan, keamanan
jarak pandang, dan fungsi jalan. Pemilihan alinemen vertikal berkaitan
pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul baik akibat adanya
galian maupun akibat adanya timbunan yang harus dilakukan. Pada
perencanaan alinemen vertikal juga direncanakan superelevasi-nya.
3. Alinyemen Horizontal
Pada perencanaan alinemen horizontal akan terlihat apakah jalan tersebut
merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan. Sumbu jalan
terdiri dari serangkaian garis lurus, lengkung full circle, lengkung spiral-
circle-spiral dan lengkung spiral-spiral.

4. Perkerasan Lentur
Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) adalah sistim perkerasan dimana
konstuksinys terdiri dari beberapa lapisan. Tiap-tiap Lapisan perkerasan
pada umumnya menggunakan bahan maupun persyaratan yang berbeda
sesuai dengan fungsinya yaitu untuk menyebarkan beban roda kendaraan
sedemikian rupa sehingga dapat ditahan oleh tanah dasar dalam batas
daya dukungnya. Umumnya bagian-bagian lapisan perkerasan tersebut
terdiri dari :
a. Tanah dasar (Subgrade)
b. Lapisan pondasi bawah (Subbase Course)
c. Lapisan pondasi atas (Base Course)
d. Lapisan permukaan (Surface Course)

5. Perkerasan Kaku
Perkerasan kaku (rigid pavement) adalah suatu perkerasan jalan yang
terdiri atas plat beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah di atas tanah dasar. Karena memakai beton sebagai bahan bakunya,
perkerasan jenis ini juga biasa disebut sebagai jalan beton. Dalam
konstruksinya, plat beton sering dinamakan lapis pondasi sebab adanya
kemungkinan lapisan aspal beton di atasnya sebagai lapis permukaan.

Anda mungkin juga menyukai