Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang dan Masalah........................................................................................................3
1.2Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3Tujuan...........................................................................................................................................4
1.4Manfaat........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Negara.........................................................................................................................5
B. Pengertian Negara Hukum............................................................................................................5
C. Ciri-ciri Negara Hukum...................................................................................................................7
D. Tipe Negara Hukum.......................................................................................................................9
E. Indonesia Sebagai Negara Hukum...............................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................12
KESIMPULAN.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

1
Kata Pengantar
segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya serta
sholawat dan salam kepada junjungan nabi besar kita yg telah membawa kita dari zaman
jahiliah hingga zaman yg penuh pengetahuan seperti saat ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Tujuan Negara Hukum tepat pada waktu yang telah
di tentukan.

adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Dr. Sri
Hartini, SH.,MH. Pada bidang setudi Ilmu Negara. selain itu,makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Tujuan Negara Hukum yg merupakan salah satu judul
yang di pelajari dalam mata kuliah(Ilmu Negara) bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada ibu Dr. Sri Hartini, SH.,MH. Selaku dosen
fakultas hukum, mata kuliah Ilmu Negara yg telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

25 NOVEMBER 2019

2
Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Negara menurut Aristoteles yaitu sekumpulan keluarga dan desa guna memperoleh
kehidupan yang lebih baik. Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep
Negara Hukum telah lama ada dan berkembang. Dimulai dari zaman Plato hingga kini,
konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami para filsuf dan
para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara Hukum dan hal-hal
apa saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.
Pemerintahan berberdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum
adalah otoritas tertinggi dan bahwa semua warga negara termasuk para pejabat dan
pemerintah tunduk pada hukum, dianggap sama di mata hukum dan sama-sama berhak atas
perlindungannya. Dalam tradisi negara liberal dikatakan bahwa kebebasan sipil dan hak-hak
sipil (yang mencakup kebebasan berpikir dan berpendapat, kebebasan berkumpul dan
berserikat, kebebasan beragama serta kebebasan pers) akan sulit diwujudkan jika hukum
disebuah negara tidak diberlakukan secara tegas dan pada semua orang, termasuk pejabat
pemerintah.
Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan peran. Orang dapat
memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuat ataupun lemah. Secara
sederhana , supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti
dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Dalam makalah dengan topik Indonesia Negara Hukumini akan diuraikan dengan singkat
perkembangan konsep Negara Hukum di Indonesia, apa itu negara, rumusan konsep Negara
Hukum dari para pakar,  apa yang dimaksud dengan rumusan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945
Amandemen, tipe Negara Hukum dan ciri-ciri Negara Hukum.

3
1.2Rumusan Masalah
           a.Apa itu Negara?
b. Apa yang di maksud dengan Negara Hukum ?
c. Apa ciri-ciri Negara Hukum?
           c. Apa saja tipe Negara Hukum?
           d. Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?

1.3Tujuan
  Tujuan Pokok:
            Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Tata Negara.
          Tujuan Dasar:
            a.  Untuk menambah pengetahuan tentang Negara
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Negara Hukum
c.  Untuk mengetahui ciri-ciri Negara Hukum.
            d.  Untuk mengetahui tipe Negara Hukum.
            e.  Untuk mengetahui landasan tentang Indonesia sebagai Negara Hukum

1.4Manfaat
            a.       Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Hukum Tata Negara
            b.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang Negara Hukum

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara

1. Aristoteles
Negara adalah persekutuan daripada keluarga dan desa guna memperoleh hidup sebaik-
baiknya.
2. Machiavelli
Negara dalam pandangan Machiavelli adalah sebagai negara kekuasaan. Apabila timbul
masalah maka yang paling pertama dicari adalah pemegang kekuasaan atau yang
memerintah negaranya.

B. Pengertian Negara Hukum

Gagasan mengenai Negara Hukum telah muncul sejak masa Plato dan Aristoteles.
Para filsuf tersebut masih mendefinisikan negara hukum dikaitkan dengan negara kota
(polis). Aristoteles berpendapat bahwa negara hukum itu timbul dari polis yang mempunyai
wilayah negara kecil, seperti kota dan berpenduduk.
Di dalam polis itu segala urusan dilakukan dengan musyawarah, dimana seluruh
warga negaranya ikut serta dalam urusan negara.
Pemikiran manusia tentang negara hukum mulai berkembang sejak abad XIX s.d abad
XX. Arti negara hukum pada hakikatnya berasal dari teori kedaulatan hukum. Teori
kedaulatan hukum menghendaki kekuasaan tertinggi di sebuah negara adalah hukum dan
hukum disebut sebagai panglima, oleh sebab itu setiap aktivitas penguasa termasuk warga
negaranya harus tunduk dan patuh pada aturan hukum.

Ada empat alasan mengapa negara menyelenggarakan dan menjalankan tugasnya


berdasarkan hukum yaitu:
1.      Demi kepastian hukum
2.      Tuntutan perlakuan yang sama

5
3.      Mengutamakan demokrasi
4.      Tuntutan akal budi

Dalam negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan
kebenaran. Tujuan suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak
berhak atas pembelaan atau bantuan hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah,  pengertian Negara Hukum berbeda-beda, berdasarkan sisitemnya
diantaranya yaitu Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum Anglo Saxon (Rule
of Law).

1.)  Negara Hukum Eropa Kontinental


Negara Hukum Eropa Kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan negara hukum
menurut Kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam masyarakat.
Konsep negara hukum ini dikenal dengan negara hukum liberalatau negara hukum dalam arti
sempit atau “nachtwakerstaat”. Dikatakan negara hukum liberal karena Kant dipengaruhi
oleh paham liberal yang menentang kekuasaan absolute raja pada waktu itu. Dikatakan
negara hukum dalam arti sempit karena pemerintah hanya bertugas dan mempertahankan
hukum dengan maksud menjamin serta melindungi kaum Boujuis (tuan tanah) artinya hanya
ditujukan pada kelompok tertentu saja. Dikatakan Nechtwakerstaat (Negara Penjaga Malam)
karena negara hanya berfungsi menjamin dan menjaga keamanan sebagaimana pendapat John
Locke mengenai fungsi negara yaitu:
1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Federatif (Pertahanan Keamanan)

2.) Negara Hukum Anglo Saxon (Rule of  Law)


Negara Anglo Saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “The Rule of Law” atau Pemerintahan oleh Hukum.
Rule of Law (Rol) adalah sebuah konsep hukum yang sesungguhnya lahir dari sebuah bentuk
protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute disebuah negara. Dalam rangka membatasi
kekuasaan yang absolute tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan terhadap
kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar kepentingan asasi
dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan melawan
hukum yang dilakukan oleh penguasa.

6
Rule of Law pada hakekatnya adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak dari
seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Rule of Law dapat dilakasanakan dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia karena salah satu ciri dari Rule of Law (negara
hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang bersangkutan.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi, parlemen
dan sebagainya. Kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang dimiliki ancient
regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan kerajaan. Munculnya
keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut hukum/secara hukum) terhadap
kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini
dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan dan masyarakat.
Atas dasar pengertian tersebut maka terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan
pembatasan terhadap kekuasaan secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang semena-
mena.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of Law.
Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme keadilan
yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.

C. Ciri-ciri Negara Hukum


1. Ciri Negara hukum Eropa Kontinental
Menurut Kant untuk dapat disebut sebagai Negara hukum harus memiliki dua unsur
pokok, yaitu:
1) Adanya perlindungan HAM.
2)  Adanya pemisahan kekuasaan.

Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata model Negara hukum ini belum memuaskan dan
belum dapat mencapai tujuan kalau hanya dua unsur tersebut tidaklah cukup. Maka Negara
hukum sebagai paham liberal berubah ke paham Negara kemakmuran (Welvaarstaat atau
Social Service Staat) yang dipelopori oleh Friedrich Julius Stahl.

Menurut Stahl Negara hukum harus memenuhi empat unsur pokok, yaitu:
1) Adanya perlindungan HAM
2) Adanya pemisahan kekuasaan

7
3) Pemerintah haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum
4) Adanya peradilan administrasi.

2. Ciri Negara Hukum Anglo Saxon (Rule of Law)

Menurut A.V. Dicey, Negara hukum harus memiliki 3 (tiga) unsur pokok, yaitu:
1) Supremacy of Law (Supremasi Hukum).
Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi tertinggi.
Kekuasaan harus tunduk pada hukum, bukan sebaliknya hukum tunduk pada kekuasaan.
Hal ini karena hukum harus menjadi tujuan untuk melindungi kepentingan rakyat.
2) Equality Before The Law (Kedudukan Sama/Sederajat dimata Hukum)
Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum adalah sama
(sederajat), yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni pemerintah berfungsi mengatur
dan rakyat yang diatur.
3) Human Right (Hak-hak Manusia dalam UU)
Human Right meliputi 3 hal pokok, yaitu:
1. The Right to Personal Freedom (Kemerdekaan Pribadi)
Yaitu hak untuk melakukan sesuatu yang dianggap baik bagi dirinya tanpa merugikan
orang lain.
2. The Right of Discussion (Kemerdekaan Berdiskusi)
Yaitu hak untuk mengemukakan pendapat dan mengkritik denganketentuan yang
bersangkutan, juga harus bersedia mendengarkan pendapat dan menerima kritik dari orang
lain.
3. The Right of Public Meeting (Kemerdekaan Mengadakan Rapat)
Kebebasan ini harus dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau
memprovokasi. Paham Dicey ini adalah merupakan kelanjutan dari ajaran John Locke yang
berpendapat bahwa manusia sejak lahir sudah mempunyai hak-hak azasi & tidak seluruh hak-
hak azasi diserahkan kepada Negara dalam kontrak sosial.

Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo Saxon
adalah keduanya mengikuti adanya Supremasi Hukum. Perbedaannya adalah pada Negara
Anglo Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri sehingga siapa saja
yang melakukan pelanggaran akan diadili pada peradilan yang sama, sedangkan Negara
hukum Eropa Kontinental terdapat peradilam administrasi yang berdiri sendiri.

8
Selanjutnya konsep Rule of  Law dikembangkan dari ahli hukum (International Comunition
of  Jurits) Asia Tenggara & Asia Pasifik yang berpendapat bahwa Rule of Law harus
mempunyai syarat/ciri sebagai berikut:

a.       Perlindungan Konstitusional


b.      Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
c.       Kebebasan untuk menyatakan pendapat
d.      Pemilihan umum yang bebas
e.       Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi
f.       Pendidikan civics (kewarganegaraan/politik)

Adapun ciri Negara hukum menurut Montesquieu, yaitu:


a.       Perlindungan HAM
b.      Ditetapkan suatu ketatanegaraan suatu negara
c.       Membatasi kekuasaan & wewenang organ-organ negara

D. Tipe Negara Hukum


Ada 3 tipe Negara hukum, yaitu:
1.      Tipe Negara Hukum Liberal
Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif artinya bahwa
warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara.  Penguasa dalam bertindak
sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal menghendaki agar penguasa dan yang dikuasai
ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi penguasa.

2.      Tipe Negara Hukum Formil atau Division of Power


Negara hukum Formil yaitu Negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari
rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan
undang-undang. Negara Hukum formil ini disebut juga dengan Negara demokratis yang
berlandaskan Negara hukum.

9
3.      Tipe Negara Hukum Materiil atau Sparation of Power
Negara Hukum Materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut
dari Negara Hukum Formil; tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang
atau berlaku asas legalitas yaitu dalam negara hukum Materiil tindakan dari penguasa dalam
hal mendesak demi kepentingan warga Negara dibenarkan bertindak menyimpang dari
undang-undang.

E. Indonesia Sebagai Negara Hukum


Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1 ayat 3
UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum
UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut:
1.      Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2.      Sistem Konstitusional yaitu Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
      Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat. Konsepsi
negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat dilihat pada
Pembukaan UUD 1945 Alenia IV.
Dasar lain yang dapat dijadikan landasan bahwa negara Indonesia adalah negara
hukum yakni pada Bab XIV tentang Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33
dan 34 UUD 1945, yang menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas
perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.
      
     Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1.      Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional
2.      Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi
3.      Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi

10
4.      Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UU 1945)
5.      Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR)
6.      Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil
7.      Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif)
8.  Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
9.     Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD1945)

Konsep negara hukum Pancasila dapat disandingkan dengan konsep negara hukum
lain di dunia. Konsep negara hukum Pancasila berakar dan dikembangkan berdasarkan nilai-
nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila.
Menurut Padmo Wahyono, unsur-unsur utama negara hukum Pancasila adalah
sebagai berikut :
1. Hukum harus bersumber pada Pancasila, karena pancasila adalah sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia
2. Negara berdasarkan atas hukum, bukan atas kekuasaan belaka
3. Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusional
4. Kekuasaan kehakiman yang merdeka

11
BAB III

KESIMPULAN

Negara adalah kumpulan sekelompok orang di suatu wilayah, mendapat pengakuan hukum
dan menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya.

Negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan, dan
pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolute (kekuasaan
yang tidak terbatas).

Ciri-ciri Negara Hukum :


1. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, negara tidak dapat bertindak
sewenang-wenang
2.  Azas legalaitas, dimana setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah
diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati oleh pemerintah atau aparatnya
3. Pemisahaan kekuasaan, tujuannya yaitu agar hak-hak asasi itu betul-betul terjamin oleh
pemisahan kekuasaan

Tipe Negara Hukum:


        1. Tipe Negara Hukum Liberal
        2.  Tipe Negara Hukum Formiil
        3.  Tipe Negara Hukum Materiil

Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang menyebutkan
bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.

12
DAFTAR PUSTAKA
Martitah, Abduh Hery. 2008. Hukum Tata Negara. Semarang : Perpustakaan Pribadi Slamet
S – Martitah.

Huda Ni’matul. 2010. Ilmu Negara. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

http://wedanganget.blogspot.co.id/2012/05/makalah-negara-hukum.html

https://byantibyan.wordpress.com/2014/11/03/indonesia-sbg-negara-hukum/

13

Anda mungkin juga menyukai