LITERATUR REVIEW
Oleh:
i
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan bimbinganNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Peran Keluarga Melalui Family Support Pada Pasien Schizophrenia Post-
Pasung (Literatur Review)”.
Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
matrikulasi matakuliah keperawatan jiwa Prodi Pendidikan Profesi Ners Program
Profesi Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada:
1. Imam Subekti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang
2. Joko Wiyono, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Ketua Prodi Pendidikan
Profesi Ners Program Profesi
3. Edi Sudjarwo, S.Kep., Ns., M.kep selaku dosen matakuliah
keperawatan jiwa.
4. Teman- teman ners angkatan tahun 2020 program regular dan non
regular Poltekkes Kemenkes Malang
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap makalah
ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
3.3.4 Dukungan Penilaian dari keluarga pada Pasien Gangguan Jiwa Pasca
Pasung ....................................................................................................... 14
3.3.5 Dukungan Instrumental .................................................................... 14
3.3.5 Dukungan Informasional .................................................................. 15
3.3.6 Dukungan Emosional ....................................................................... 15
3.3.7 Aktivitas Komunikasi Keluarga Pasien ODGJ Pasca Pasung .......... 16
3.3.7.1 Terapi Komunikasi Keluarga ............................................... 16
3.3.7.2 Terapi Komunikasi Obat ...................................................... 16
BAB 4 PEMBAHASAN ....................................................................................... 18
4.1 Family Support Pada Pasien Schizophrenia Post-Pasung .......................... 18
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 23
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 23
5.2 Conflict of Interest ....................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
halusinasi dan delusi (Afconneri, & Puspita, 2020). Gangguan jiwa mengganggu
sosial, serta menjadi tantangan bagi bangsa jika tidak ditangani dengan tepat.
Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi,
60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
jiwa (biasanya yang berat) dengan cara dikurung, dirantai kakinya dimasukan
kedalam balok kayu sehingga kebebasannya menjadi hilang (Nihayati dkk, 2016;
Ulya Z, 2019). Tindakan pemasungan dilakukan oleh keluarga atau yang merawat
1
2
tahun 2013, menunjukkan bahwa satu dari tujuh pasien gangguan jiwa mengalami
pemasungan 14,3% atau sekitar 237 keluarga dari 1.655 keluarga yang memiliki
tahun 2014 dan telah berjalan dengan cukup baik. Hal ini dilakukan agar orang
yang dipasung bisa bebas, karena kegiatan pasung adalah kegiatan yang
C., Rasmawati, R., & yulia Wardani, I. (2019) menyatakan bahwa ada 3 tema
yang dihasilkan dari respon pasien gangguan jiwa post pasung yaitu harga diri
rendah sebagai respon perubahan peran paska pasung, penurunan kapasitas diri,
peningkatan kualitas hidup ODGJ pasca pasung dapat diperoleh dengan adanya
masyarakat. Oleh karena itu meskipun ODGJ sudah bebas dari pemasungan bukan
berarti orang dengan gangguan jiwa bisa kembali ke kehidupan seperti nomal.
Dukungan oleh berbagai pihak baik keluarga, lingkungan masyarakat dan petugas
kesehatan setempat sangat diperlukan agar kualitas hidup OGDJ pasca pasung
Dukungan keluarga adalah cara yang efektif untuk menutup gap tehadap
stigma negative terhadap ODGJ dan keluarganya serta bisa menjadi pendukung
yang berkualitas dan bermartabat. Sebagian besar penelitian hingga saat ini masih
C., & Wardani, I. Y., 2019) beban keluarga dalam merawat pasien pasca pasung
(Reknoningsih, dkk. 2015; Ilmy, S. K., Noorhamdani, N., & Windarwati, H. D.,
kesehatan (Aji, H. P. B., & Arif Widodo, A. K., 2016). Makalah ini yang akan
setelah pasung. Oleh karena itu perlu dilakukan rangkuman literatur yang
skizofrenia post-pasung?
METODE
bentuk peran keluarga melalui family support pada pasien schizophrenia pasca
dilakukan pada bulan September 2020. Data yang digunakan dalam peelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu ProQuest, Scient
4
5
jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan
4. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu
yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
5. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan
di review.
dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MeSH, peneliti
mendapatkan 49 artikel yang sesuia dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian
berdasarkan judul (n=20), abstrak (n=10) dan full text (n=5) yang disesuaikan
terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 5 artikel yang bisa
dipergunakan dalam literatur review. hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan
daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi.
Penilaian kriteria diberikan nilai “ya”, “tidak”, “tidak jelas” atau “tidak berlaku”
dan setiap kriteria dengan skor “ya” diberi satu point dan nilai lainnya adalah nol,
setiap skor studi kemuadian dihitung dan dijumlahkan. critical apprasial untuk
menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika score
penelitian setidaknya 50% memenuhi kriteria critical apprasial dengan nilai titik
cut-off yang telah disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria
bias dalam validitas hasil dan rekomendasi ulasan. Dalam skrining terakhir artikel
1) Teori : teori yang tidak sesuai, sudah kadaluarsa dan kredibiltas yang kurang.
3) Sample : ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sample, sampling,
dan besar sample yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan sample
dan validitas-reabilitas
6) Analisis data : analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai
dengan standart.
BAB 3 HASIL DAN ANALISIS
yaitu peran keluarga melalui dukungan keluarga pada pasien schizophrenia setelah
studi kualitatif sebanyak 10 partisipan (Purba et al, 2020), 9 partisipan (Yunota et al,
2020; Yusuf & Tristiana, 2018), 7 partisipan (Wahyuningsih et al, 2019) dan 6 partisipan
sampling.
ODGJ pasca pasung (Purba et al, 2020; Yunota et al, 2020; Yusuf & Tristiana, 2018;
Suswinarto et al, 2015; Nihayati et al, 2016 ) dan satu studi menggali peran keluarga
Author and Study design, Sample, Variable, Outcome of Family Summary of Result
years Instument, Analysis Support
(Purba et al, Design : qualitative study dengan supervision of taking Family support is very
2020) pendekatan fenomenologi medication, important for people with
providing continuity severe mental illness.
Database: Sample : Purposive sampling
and optimized care, Psychiatric nurses need to
ScienDirect technique with 10 partisipants
and empowering assist families to scale up
Variable : Family support for people with support for people with
persons with schizophrenia after schizophrenia schizophrenia.
physical restraint and confinemen
Instrumen : Interview
Analysis : Colaizzi’s method
9
10
Author and Study design, Sample, Variable, Outcome of Family Summary of Result
years Instument, Analysis Support
(Yunota et al, Design : qualitative research Constructive shape : The results showed that
2020) using a case study approach looking for healing, families coping when
supervisor of taking care of patients
Database: Sample : purposive sampling (n= consuming drug,
Proquest 9 partisipant with mental disorders
interaction, positive
post-pasung comprise
Variable : Coping strategies used thinking.
seven themes. The seven
by families in Indonesia when
caring for patients with mental themes are formed by four
disorders post-pasung categories, 19 sub-themes
and 32 sections.
Instrumen : Interview
Analysis : Colaizzi’s method
(Yusuf & Design : desain kualitatif
Family support The result of the research
Tristiana, fenomenologi includes; support showed two big themes
2018) assessment, that are; pasung
Sample : purposive sampling (n= instrumental, phenomenon and family
Database: 9 orang) informational and supports after the patient
Jurnal emotional support. having pasung. The
keperawatan Variable : Fenomena pasung dan
dukungan keluarga terhadap pasung phenomenon
Padjadjaran includes; reasons,
(SINTA 2) pasien gangguan jiwa pasca
pasung decisions, methods,
exemptions and the effects
Instrumen: Interview/ wawancara of deprivation. Family
Analysis : Colaizzi’s method support includes; support
assessment, instrumental,
informational and
emotional support.
Family support is needed
for patients to achieve
healing and prevent
recurrence. The lack of
knowledge about the way
patients care for post
pasung mental disorders
cause the family support
provided to patients is not
optimal
(Suswinarto et Design : metode penelitian Perasaan keluarga Hasil penelitian
al, 2015) kualitatif dengan pendekatan yang secara langsung ditemukan 7 tema (1)
fenomenologi interpretif bersinggungan Penyebab gangguan jiwa
Database: dengan penderita (2) Perubahan perilaku (3)
Journal of Sample : purposive sampling (n= (sabar, pasrah tanggapan keluarga atas
Ners and 6 orang) memahami, dan situasi (4) Stigma
Midwifery keperluan penderita masyarakat (5) Pasung
(SINTA 4) Variable : Pengalaman Keluarga
terhadap Pemasungan dan Lepas dipenuhi, penerimaan dan re-pasung (6)
Pasung pada Anggota Keluarga dan pemahaman Pelepasan pasung (7)
yang Mengalami Gangguan Jiwa keluarga) kemudian Pemulihan penderita,
keluarga keluarga dan masyarakat
11
Author and Study design, Sample, Variable, Outcome of Family Summary of Result
years Instument, Analysis Support
Instrumen: Interview/ wawancara memberikan aktivitas
sehari-hari dan
Analysis : Colaizzi’s method aktivitas mandiri.
bentuk peran keluarga melalui support family pada pasien schizophrenia post-
dalam penelitian ini adalah anggota keluarga pasien gangguan jiwa pasca pasung
meliputi kakak kandung, adik kandung, istri, suami, ayah kandung, ibu kandung
atau keluarga pasien dengan lama pasien gangguan jiwa dipasung bervariasi mulai
dalam kamar dan dikurung di dalam kandang serta di rantai. Karakteristik gender
sebagian besar dilevel Pendidikan dasar (SD) dan SMP. Usia responden dalam
studi rata-rata berusia antara 27 – 65 tahun dan bersuku jawa dan madura.
meminum obat secara rutin dan berusaha mengambil obat dari pelayanan
dilakukan oleh keluarga adalah membawa pasien kepada perawat dan dokter atau
yang dilakukan oleh Nihayati et al (2016) juga menyebutkan bahwa keluarga juga
tidak lupa untuk memeriksakan klien ke pelayanan kesehatan dan mengambil obat
untuk klien.
memasak dan makan sendiri, merapikan dapur, diajari membuat keset, dan ada
klien yang hanya menyapu lantai karena dia suka menyapu lantai, serta
melibatkan klien untuk berbicara menyambut tamu, teman dan kerabat (Yunita et
al, 2020). Selain itu keluarga bisa memberdayakan pasien schizophernia untuk
Dengan memberi aktivitas membuat sapu, membuat kerajinan dan diajari mencuci
baju sendiri serta aktivitas sosialisasi dilakukan oleh keluarga. Studi yang
3.3.4 Dukungan Penilaian dari keluarga pada Pasien Gangguan Jiwa Pasca
Pasung
dukungan penilaian terhadap pasien gangguan jiwa pasca pasung sangat minimal.
memahami bahwa pasien gangguan jiwa sedang sakit dan membutuhkan bantuan.
pasca pasung juga ditemukan dalam penelitian ini dimana hanya 2 dari 9
Hal ini berbeda dengan studi yang dilakukan Nihayati et al (2016) bahwa
perubahan itu.
kebutuhan pasien dalam menyediakan makan dan minum. Bentuk bantuan jasa
memerlukan biaya ke rumah sakit namun biaya waktu, dan tenaga mengambil
gangguan jiwa merupakan beban untuk keluarga. Pasien yang tidak dapat
2018).
puskesmas hanya dilakukan pada saat sebelum pasien dibebaskan dari pasung.
tentang gangguan jiwa, agar dapat dicapai pasien yang dapat berfungsi secara
pasien gangguan jiwa pasca pasung diberikan dengan cara memberikan semangat
dan menjelaskan bahwa memberikan rasa nyaman dan membuat pasien berharga
Keluarga juga harus berfikir positif dengan menunjukkan perasaan positif kepada
pasien pasca pasung yaitu dengan merasa tenang dan keluarga merasa kasihan
16
kepada pasien sehingga merasa tidak lelah dalam merawat pasien (Yunita et al,
2020).
Keluarga ODG pasca pasung dalam hal kebutuhan dasar bagi ODGJ
pasca pasung harus sangat diperhatikan. Kebutuhan dasar ini berkenaan dengan
mandi, ganti pakaian, pekerjaan dan kebutuhan yang lain terkait dengan
kebutuhan ODGJ.
ODG pasca pasung, agar ODGJ selalu bersemangat untuk mengisi hidupnya
teratur kepada pasien sebagai anggota keluarganya. Fungsi dari meminum obat
adalah agar pasien mengalami perkembangan kesehatan jiwa lebih baik untuk
pulih Kembali seperti sedia kala agar dapat beraktivitas dan bermanfaat bagi
PEMBAHASAN
Studi pada literatur review ini bertujuan untuk mengetahui bentuk peran
studi ini didapatkan hasil bahwa bentuk peran keluarga melalui family support
schizophrenia, dukungan penilaian dari keluarga pada pasein ODGJ pasca pasung,
keluarga pasien ODGJ pasca pasung (terapi komunikasi keluarga dan terapi
komunikasi obat).
dukungan keluarga yang pertama adalah sebagai pengawas konsumsi obat pasien.
kesehatan atau toko obat (Purba et al, 2020; Yunota et al, 2020).
kesehatan ke fasilitas kesehatan (yunita et al, 2020; Nihayati et al, 2016). Dari
18
19
menerapkan dukungan ini kemungkinan pasien untuk kambuh kembali dan re-
keluarga untuk mengembalikan fungsi pasien seperti manusia yang lain pada
bahkan pasien sudah mulai diajarkan untuk berbicara menyambut tamu, teman
memberikan aktivitas yang lebih productive pada pasien OGDJ dengan membuat
sebuah kerajinan tangan yang bisa menghasilkan uang (yunita et al, 2020;
siswantoro et al, 2015; Nihayati et al, 2016). Penulis berargumen bahwa peran
Penilaian keluarga pada pasien ODGJ pasca pasung juga sangat penting
dilakukan dengan memberikan perhatian kepada pasien dan mengetahui sejak dini
gangguan perkembangan fisik ataupun psikis pada pasien. Hasil studi Yusuf et al
bahwa keluarga harus melakukan penialaian secara positif kepada pasien ODGJ
pasung dengan membantu memenuhi kebutuhan pasien makan dan minum serta
bantuan jasa yang diberikan keluarga dengan mengambilkan obat ke rumah sakit
yang produktiv yang bisa membantu ekonomi keluarga dan kebutuhan sehari-hari
pasien sendiri.
pasung untuk selalu meminum obat secara teratur (Yusuf et al, 2018).
pasca pasung. Penulis mensarankan untuk petugas kesehatan setempat turut aktif
saling mengerti, dan menerima (siswantoro et al, 2015) sehingga pasien merasa
21
berharga dan merasa nyaman. Hasil studi Yusuf et al (2018) menyebutkan bahwa
masih ada keluarga yang memiliki persepsi untuk memberikan rasa nyaman dan
diperlukan oleh pasien ODGJ pasca pasung tidak hanya secara fisik dengan
Salah satu bentuk kegiatan terapi yang bisa dilakukan oleh keluarga untuk
pasien pasca pasung Keluarga pasien ODGJ pasca pasung disebut sebagai
particular other terhadap pasien, dalam hal ini terapi komunikasi keluarga
kepada pasien untuk selalu patuh pada jadwal peminuman obat psikotik atau
terapi psikofarma untuk pasien ODGJ pasca pasung. Keluarga pasien ODGJ
pasca pasung dalam posisi Particular others adalah hubungannya sangat dekat
sekali karena keluarga adalah tempat utama dimana ada kasih sayang, dan
22
saling peduli satu sama lain, ketika pasien ODGJ pasca pasung ini adalah jiwa
yang lemah maka anggota keluarganya yang sehat sangat berperan dalam
dalam terapi obat psikotik yang telah diresepkan oleh psikiater maupun
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
keluarga pasien ODGJ pasca pasung (terapi komunikasi keluarga dan terapi
pasien ODGJ pasca pasung sangat bergantung kepada tingkat pengetahuan yang
dimiliki oleh keluarga sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut cara untuk
dukungan secara maksimal baik secara fisik maupun psikis pada pasien
23
DAFTAR PUSTAKA
Idaiani, S., Yunita, I., Prihatini, S., & Indrawati, L. (2013). Riset kesehatan dasar
2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Purba, J. M., Simamora, R. H., Karota, E., & Siregar, C. T. (2020). Family
support for persons with schizophrenia after physical restraint and
confinement. Enfermería Clínica, 30, 53-56.
Wahyuningsih, S., Dida, S., Suminar, J. R., & Setianti, Y. (2019). Aktivitas
Komunikasi Keluarga Pasien, Kader Jiwa, Perawat Di Lingkungan Rumah
Orang Dengan Gangguan Jiwa Pasca Pasung. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal
Ilmiah STIKES Kendal, 9(3), 267-286.
Wulandari, I. A. P., Daulima, N. H. C., & Wardani, I. Y. (2019). The fight against
stigma in the recovery process of post-pasung mentally ill
patients. Enfermeria clinica, 29, 295-299.
Yunita, F. C., Yusuf, A., Nihayati, H. E., & Hilfida, N. H. (2020). Coping
strategies used by families in Indonesia when caring for patients with
mental disorders post-pasung, based on a case study approach. General
Psychiatry, 33(1).
Yusuf, A., & Tristiana, D. T. (2018). Fenomena pasung dan dukungan keluarga
terhadap pasien gangguan jiwa pasca pasung. Jurnal Keperawatan
Padjadjaran, 5(3).