Kenapa pembagian rentang waktu SD adalah 6 tahun, SMP adalah 3
tahun, dan SMA adalah 3 tahun, dan apa ada hubungannya dengan perkembangan peserta didik? Jawab: Sebelum adanya pembagian rentang waktu pada jenjang SD, SMP, dan SMA tersebut tentulah ada alasan kuat yang melatarbelakangi kenapa pembagiannya seperti itu. Dilihat dari perkembangan, karakter, dan yang lainnya itu lah yang melatarbelakangi pembagian rentang waktu tersebut. Berdasarkan pada penelitian para ahli yang membagi masa-masa perkembangan dan setiap karakter yang pada umumnya berlaku pada setiap manusia. Menurut Harvey A. Tilker, PhD dalam “Developmental Psycology to Day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psycology” pembagian masa -masa perkembangan pada masa kanak-kanak akhir yang berlangsung pada usia 6-12 tahun, Masa puber yaitu umur 11/12-15/16, dan pada masa remaja yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Berdasarkan pendapat terebut kita melihat bahwa di Indonesia pada umumnya peserta didik pada jenjang SD berusia 7-12 tahun yang memang pada sekitar usia seperti itu yang kiranya cocok untuk anak-anak memasuki masa keserasian untuk bersekolah. Setelah peserta didik pada jenjang SD sudah dapat beradaptasi dalam lingkungan sekolah, maka peserta didik tersebut sudah dapat meneruskannya kejenjang yang berikutnya. Pada jenjang SMP yang biasanya adalah masa-masa peserta didik memasuki masa puber yang diperkirakan berlangsung pada usia 11/12-15/16 tahun. Dan selanjutnya peserta didik akan memasuki jenjang SMA setelah dinyatakan lulus pada jenjang SMP. Pada jenjang SMA, peserta didik berada pada masa remaja yang diperkirakan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa-masa perkembangan dan juga karakter peserta didik pada umumlah yang menjadi alasan kenapa pembangian jenjang sekolah seperti itu. Peserta didik akan dikelompokkan sesuai dengan masa-masa perkembangan dan karakter pada jenjang sekolahnya masing-masing. Hal tersebut dilakukan agar memudahkan peserta didik untuk beradaptasi, bersosialisasi, berkembang, dll yang sesuai dengan karakter peserta didik masing-masing agar terbentuklah perkembangan peserta didik yang baik dan dihapkan tidak menyimpang .
2. Baca artikel tentang pemangkasan jenjang sekolah dan berikan tanggapan
kalian! Jawab: Ada artikel yang beredar tentang Mendikbut Nadiem Makarim memangkas jumlah tahun pendidikan SD, SMP, dan SMA. Dan beberapa artikel juga mengklarifikasi bahwa kabar tersebut adalah tidak benar. Tetapi jika pemangkasan jenjang sekolah tersebut benar diterapkan, saya kurang setuju. Karena jika materi yang ditetapkan sama seperti sebelumnya dan hanya waktunya saja yang dipangkas maka hal tersebut akan mempersulit peserta didik dalam proses belajarnya. Hal tersebut pun juga memberikan beban yang lebih besar bagi peserta didik yang usianya lebih muda tetapi diberikan beban pelajaran untuk usia diatasnya. Mungkin bagi sebagian peserta didik mampu untuk menanggung beban tersebut, tetapi itu hanya sebagian kecilnya saja. Hal tersebut juga bisa memberikan pengaruh negatif bagi perkembangan dan karakter siswa. Dan juga pada usia muda apakah peserta didik sudah mampu untuk memutuskan ke bidang mana dia akan meneruskan pendidikannya. Saat ini saja masih banyak peserta didik yang bingung setelah lulus SMA/sederajat untuk meneruskan pendidikannya dibidang apa. Fisik dan mentalnya pun mungkin tidak dapat menanggung hal tersebut. Saya rasa pembangian jenjang sekolah saat ini sudah bagus saja dan bagi peserta didik yang kemampuannya lebih dari peserta didik lainnya juga bisa mengikuti kelas akselerasi agar dapat lulus lebih cepat. 3. Homeschooling itu seperti apa, apakah jenjang SD 6 tahun, SMP dan SMA 3 tahun juga dan bagaimana pengaruhnya pada perkembangan peserta didik? Jawab: Di indonesia orang tua yang menerapkan homeschooling diwajibkan untuk melaor kepada dinas pendidikan tingkat kabupaten atau kota. Homeschooling tidak memiliki kurikulum khusus, ada juga yang menerapkan kurikulum nasional untuk pembelajaran homeschooling dan ada juga yang tidak. Jadi homeschooling tidak seperti sekolah pada umumnya yang menerapkan SD selama 6 tahun dan lainnya. Untuk masalah perkembangannya, setiap anak yang mengikuti homeschooling tersebut berbeda-beda. Terbatasnya ruang lingkup pergaulan dan pertemanan pada anak tersebut memberikan dampak negatif bagi perkembangan anak. Kecuali bagi anak yang memang memerlukan homeschooling agar dapat pendidikan, seperti yang sejak kecil sudah menjadi artis, atlet, anak-anak yang memiliki penyakit serius. Bagi mereka, jalan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan pendidikan adalah melalui homeschooling. Bagi kasus tersebut malah memberikan dampak positif dalam perkembangannya, karena mereka juga dapat mendapatkan pendidikan seperti anak pada umumnya. Dan selama jika anak tersebut tetap melakukan interaksi dan bergaul dengan teman sebayanya walaupun homeschooling hal tersebut juga menutup kemungkinan dampak negatif yang dapat terjadi pada perkembangan anak.