Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FEBI REZKI ARJUNA

NPM : 195210593

KELAS : MANAJEMEN J

MATKUL : (UAS) EKONOMI MAKRO

SOAL:

1. (A) tuliskan perbedaan antara pendapatan nasional (Y) dan pendapatan disposibel (YD),
(B) jelaskan knapa pada perekonomian 3 sektor pendapatan yang diperoleh rumah tangga
adalah pendapatan disposibel (YD) bukan langsung pendapatan nasional sebagai earning
(Y)

JAWAB :
(A) Pendapatan nasional (Y) adalah nilai total output hasil suatu negara dari semua barang
dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun

Pendapatan disposibel (YD) adalah penapatan yang sebenarnya diperoleh rumah tangga
dan dapat digunakan untuk membeli barang atau ditabungkan.pendapatan yang tidak
diperoleh oleh rumah tangga meliputi pajak pendapatan dan kontribusi untuk dana
pensiun.

(B) karena suatu sifat perekonomian tiga sector yang tertutup serta pengaruh aksi pemerintah
keatas kegiatan dalam suatu perekonomian.

2. diketahui fungsi kosumsi suatu daerah sbb : (satuan milyar rupiah) C = 400 + 0,8 YD I = 800,
G = 500,TX =600,Tr = 100,tentukanlah (A)tahapan perekonomian daerah ini tahapan
perekonomian yang mana? tambah alasan (B)besarnya pendapatan keseimbangan
nasional. (C) besarnya pendapatan disposibel (D) besarnya kosumsi keseimbangan (E)
fungsi saving dan besarnya saving keseimbangan (F) buktikan keseimbangan dengan
formula dan angka
JAWAB :
(A)
(B) y = 400 + 0,8 yd + 800 + 500
Y = 400 + 0,8 (y – 600+100) + 1300
= 1700 + 0,8 y – 500
Y = 1200 + 0,8 y
Y – 0,8 y = 1200
0,2 y = 1200
Y = 6000

(C) 6000 – 600 + 100 = 5500


(D) c = 400 + 0,8 yd
= 400 + 0,8 (5500)
= 400 + 4400
= 4800
(E)
(F)

3.bila terjadi kenaikan tarif listrik analisalah : (A)dampak kenaikan tarif listrik terhadap inflasi (B)
jenis inflasi apa yang ditimbulkannya (C) pada besaran berapa inflasi tersebut akan
membahayakan perekonomian (D) apa yang harus dilakukan pemerintah agar inflasi dapat
dikendalikan
JAWAB :
(A) Sumbangan listrik terhadap inflasi cukup tinggi sebesar 2,5 % sampai 3 %. Listrik sama
tinggi seperti beras,yang memberi kontribusi ke inflasi 2,5-3%,jadi.kalau ada kenaikan
tarif listrik dari penyederhaan tersebut,maka bisa dipengaruhi dari kosumsi atau
pengeluaran masyarakat terhadap listrik.dengan kata lain,jika pemakaian listrik
berlebihan,maka ada pengaruh terhadap indeks harga konsumen
(B) Jika kosumsinya meningkat akibat golongan listriknya dinaikan,maka masyarakat mau
tidak mau harus membayar listrik lebih mahal.hal ini pada ujungnya justru akan semakin
menekan daya beli masyarakat yang tengah lesu.ini justru memberatkan pengeluaran
masyarakat untuk kebutuhan listrik.dampaknya akan kedaya beli dan UMKM,mereka
tidak punya disposable income untuk belanja barang lebih banyak.
(C) Daya beli masyarakat bisa saja terus melorot hingga 4 %.padahal,dari data badan pusat
statistic (BPS),kuartal III 2017 saja sudah terjadi penurunan daya beli menjadi 4,93% dari
4,94% pada kuartal II 2017.kosumsi rumah tangga terus mengalami penurunan,bahkan
bisa dibawah 4%.ini tanda tanda yang kurang bagus.
(D) Pemerintah seharusnya mengembalikan harga listrik normal kembali supaya daya beli
masyarakat naik lagi supaya mendorong ekonomi di Indonesia normal kembali,jika
pemerintah ingin menaikan harga listrik pemerintah juga harus memerhatikan dampak
negatifnya da siapuntuk memulihkan harga harga bahan pokokyang naik akibat naiknya
listrik.

4. buatlah tulisan ilmiah singkat yang runut tentang dampak pendemi covid terhadap variable
ekonomi makro (anda dapat memilih 2 variabel saja dari variable dibawah ini : (A)Pendapatan
nasional (B)Konsumsi rumah tangga (C) tabungan rumah tangga (D) investasi swasta (E)pajak
yang dipungut (F) ekspor (G) import.
JAWAB :
(A) EKSPOR
Di tengah pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air bahkan hampir seluruh dunia, nilai
ekspor pada sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang positif. Badan Pusat Statistik (BPS)
telah merilis perkembangan ekspor dan impor pada Maret 2020. Sektor pertanian mengalami
kenaikan nilai ekspor pada periode Januari- Maret 2020. Disebutkan bahwa ekspor hasil
pertanian mengalami pertumbuhan secara year on year (YoY) pada periode yang sama sebesar
16,23%. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, nilai ekspor Indonesia
Maret 2020 mencapai US$14,09 miliar atau meningkat 0,23% dibanding ekspor Februari 2020.
Sementara dibanding Maret 2019 menurun 0,20%. Sektor pertanian mengalami peningkatan
ekspor tertinggi YoY dibanding sektor lainnya yang cenderung turun. Sedangkan pada sektor
industri pengolahan yang sebagian bahan bakunya juga berasal dari pertanian juga mengalami
peningkatan namun masih di bawah pertanian, yaitu sebesar 10,11%. ”Ekspor nonmigas Maret
2020 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu sebesar US$1,98 miliar, disusul Amerika Serikat sebesar
US$1,57 miliar dan Jepang sebesar US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai
34,99%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,22 miliar ,“ ujarnya melalui
keterangan pers, Rabu (15/4/2020). Sementara itu, menurut data BPS, upah nominal harian
buruh tani nasional pada Maret 2020 juga mengalami kenaikan di tengah pandemi Covid-19
sebesar 0,15% dibanding upah buruh tani Februari 2020, yaitu dari Rp55.173,00 menjadi
Rp55.254,00 per hari. Terkait hal itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat ini terus
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan neraca perdagangan melalui lalu lintas ekspor.
Peningkatan dilakukan dengan menargetkan peningkatan ekspor pertanian tiga kali lipat
melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks). Gratieks dilakukan secara bertahap,
terukur, terencana pada kurun waktu 4 tahun mendatang secara bersama-sama. Gratieks
tersebut merupakan ajakan kepada seluruh pemegang kepentingan pembangunan pertanian
untuk bekerja dengan cara yang tidak biasa. Bekerja dengan memanfaatkan teknologi, inovasi,
jejaring, dan kerja sama yang kuat. ”Keberhasilan program peningkatan ekspor pertanian ini
dapat dilihat dari naiknya nilai ekspor ,“ ujarnya Kepala Biro Humas dan Informasi Publik
Kementan, Kuntoro Boga Andri menambahkan naiknya ekspor komoditas pertanian menjadi
bukti pertanian dapat menjadi penopang ekonomi nasional. "Bila petugas kesehatan adalah
front liner, maka petani adalah backliner di masa pandemi ini. Kita berterima kasih mereka
terus menjaga makanan dan ekonomi nasional," jelasnya. Menurut Kuntoro, meski negara
dalam kondisi pandemi Covid 19, pemerintah tidak berdiam diri. Bukan hanya membahas
strategi, Kementan dibawah Komando Mentan Syahrul Yasin Limpo fokus membahas solusi. Di
antaranya, sambungnya, yakni dengan mendorong pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat terus
digenjot untuk sektor pertanian. Kebijakan ini dikeluarkan sebagai upaya memberikan fasilitas
permodalan untuk usahatani. Kredit KUR pertanian adalah layanan dalam mendukung usaha
tani supaya mereka tetap bertahan dari gejolak dan krisis.  "Insyaallah, layanan ini menjadi
tumpuan solusi yang bermanfaat sekali bagi kekuatan ekonomi pertanian," ucapnya.
Selanjutnya dikatakan Kuntoro, Kementan juga mengalokasikan subsidi pupuk sebesar Rp26,60
triliun dalam RAPBN 2020. Tentu alokasi uang sebesar ini diperuntukan agar petani tetap
menggunakan pupuk berkualitas dengan harga yang terjangkau.  "Kami yakin, ini juga bagian
dari solusi yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan mendorong ekspor," tekanya.
Berbagai program untuk peningkatan produksi melalui perbaikan sarana dan prasarana
pertanian juga terus didorong. Fasilitas layanan pertanian dan penyuluhan ditingkatkan.
Pemanfaatan hasil litbang pertaniam, seperti bibit unggul juga didorong. "Bicara ekspor,
Kementan trus mendorong secara maksimal. Target peningkatan ekspor sebanyak 3 kali lipat,
melalui Program Gratieks Kementan tetap berjalan, dengan berbagai upaya akselerasi dan
fasilitasi kemudahan ekapor," tutur Kuntoro. "Begitu juga dengan target peningkatan produksi
yang mencapai 7% melalui berbagai upaya inovasi budidaya, bibit unggul, sampai pengurangan
kehilangan hasil panen terus didorong," tegas dia.

Sumber: https://mediaindonesia.com/read/detail/304329-di-tengah-pandemi-covid-19-ekspor-
pertanian-terus-tumbuh-positif
(B)KOSUMSI RUMAH TANGGA
fiskal Menteri Keuangan Sri Mulyani  menyatakan bahwa wabah corona akan
memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia mengatakan, wabah corona akan
berdampak besar pada laju konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek.
Menurut Sri Mulyani, turunnya konsumsi membuat pertumbuhan produk domestik bruto
atau PDB Indonesia bakal merosot menjadi 2,3% hingga -0,4%. Angka ini jauh di bawah
asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang mencapai 5,3%.
"Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun ke 2,3% bahkan dalam
skenario yang lebih buruk bisa mencapai - 0,4%. Sektor rumah tangga akan mengalami
penurunan cukup besar dari sisi konsumsi karena mereka tidak lagi melakukan aktivitas
sehingga konsumsi akan menurun cukup tajam dari 3,22% hingga 1,60%,
Di sisi lain, lanjut dia, sektor UMKM juga tidak dapat melakukan kegiatan usahanya
sehingga terganggu kemampuan memenuhi kewajiban kredit. NPL kredit perbankan untuk
UMKM dapat meningkat secara signifikan yang berpotensi akan makin memperburuk
kondisi perekonomian.
Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga sudah dilakukan World Bank
atau Bank Dunia. Berdasarkan laporan ekonomi regional edisi April 2020, Bank Dunia
menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi merosot menjadi 2,1% hingga
-3,5% pada tahun ini.
Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa, mengatakan
bahwa negara-negara di Asia Timur dan Pasifik termasuk Indonesia saat ini dihadapkan
dengan guncangan ekonomi global sebagai akibat dampak dari penyebaran Covid-19.
"Kami mendesak agar segera mengambil tindakan termasuk investasi mendesak terkait
kapasitas perawatan kesehatan dan intervensi yang tepat sasaran untuk mengurangi
dampak langsung dari Covid-19

Anda mungkin juga menyukai