Anda di halaman 1dari 2

Dan Tuhanmu, Agungkanlah!

Hidayatullah.com | WAHYU kedua yang diturunkan oleh Allah Ta’ala kepada


Rasulullah ‫ ﷺ‬lewat perantaraan malaikat Jibril adalah surat Al Muddatsir
[74] ayat 1 sampai 7. Sejumlah ulama meyakini bahwa tujuh ayat ini turun tak
beberapa lama setelah turunnya ayat pertama, yakni al-Alaq [96] ayat 1 sampai 5.

Yang menarik, rangkaian wahyu kedua ini berisi seruan agar Rasulullah
‫ ﷺ‬segera mendakwahkan Islam. Padahal, belum banyak wahyu yang
turun sebelumnya.

Lantas, apa saja yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal masa turunnya
wahyu tersebut?

Dalam buku berjudul Biografi Rasulullah, Sebuah Studi Analitis Berdasarkan


Sumber-sumber yang Otentik, DR Mahdi Rizqullah Ahmad menjelaskan bahwa tujuh
ayat pertama surat Al Muddatsir [74] ini telah merangkum semua materi dakwah yang
harus disampaikan Rasulullah SAW.

Ayat pertama dan kedua, “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu
berilah peringatan!” menerangkan bahwa masa berleha-leha sudah usai, tugas dakwah
telah sampai, maka bangkitlah dan ajaklah seluruh manusia ke dalam Islam.

Ayat ketiga, “Dan Tuhanmu, Agungkanlah!” terkandung petunjuk bahwa di dunia ini
tak ada yang lebih tinggi dan lebih agung dari Allah Ta’ala, Dzat yang mengetahui
segala rahasia kehidupan. Inilah materi awal yang harus didakwahkan kepada
manusia supaya mereka tunduk dan patuh kepada Allah Ta’ala. Inilah “tauhid mutlak”

Ayat keempat, “Dan pakaianmu, bersihkanlah!” mengandung isyarat bahwa seseorang


yang akan berdakwah harus membersihkan dan meyucikan dirinya terlebih dahulu,
baik lahir maupun batin. Ini penting agar mereka menjadi contoh bagi orang-orang
yang mereka ajak untuk bersama-sama meniti jalan Ilahi.

Kemudian, pada ayat kelima, “Dan perbuatan dosa (menyembah berhala),


tinggalkanlah!” merupakan pemberitahuan bahwa seorang pendakwah juga harus
menghindari perbuatan menyekutukan Allah Ta’ala. Ini amat penting, sebab tauhid
adalah pesan utama yang harus didakwahkan kepada masyarakat. Pesan ini harus
benar-benar dicontohkan oleh para juru dakwah.

Pada ayat keenam, “Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak!” merupakan perintah agar dakwah dijalankan dengan
ikhlas disertai akhlak yang mulia.

Sedangkan ayat ketujuh, “Dan, untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah!”


merupakan kunci keberhasilan dalam dakwah, yakni kesabaran dan ketabahan.
Kesabaran ini juga harus diajarkan kepada seluruh kaum Muslim, terutama kepada
mereka yang benar-benar ingin mengikuti jalan Rasulullah SAW. Sebab, jalan itu tak
akan mudah meskipun ia akan berakhir di surga.
Jadi, sebagaimana Rasulullah SAW, meskipun belum banyak materi dakwah yang
telah kita peroleh, tidak lantas menjadikan kewajiban berdakwah gugur. Diam atas
kemungkaran, kata Rasulullah SAW, adalah selemah-lemahnya iman.* Mahladi

Anda mungkin juga menyukai