Anda di halaman 1dari 3

TIGA KALI TIDAK JUMATAN KARENA CORONA, BISA

MUNAFIK?
By Ahmad Anshori - April 3, 20204934 0

Bismillah…

Di beberapa wilayah di tanah air kita, pemerintah telah tegas mengintruksikan untuk
meniadakan sholat Jumat, dalam rangka menekan perkumpulan masa yang menjadi
lahan basah menyebarnya virus corona. Dan telah dijelaskan oleh para ulama, seperti
MUI dan yang lainnya, bahwa dengan adanya wabah corona, boleh tidak melakukan
sholat Jumat dan sholat jama’ah di masjid.

Kami pernah menulis tentang tema ini di sini : Tidak Shalat Jamaah Karena Takut
Tertular Virus Corona

Namun di sisi lain, hati gelisah karena katanya ada hadis ancaman kalau
meninggalkan sholat Jumat sebanyak tiga kali bisa jadi orang munafik.

Baik pembaca yang dimuliakan Allah, mari coba kita kaji agar hilang kegelisahan itu.

Hadis – hadis yang dimaksud adalah berikut:

Pertama, hadis Abi Al-Ja’d radhiallahu anhu, Rasulullah shallallah alaihi wa sallam
bersabda,

‫ث جُ َم ٍع تَهَا ُونًا بِهَا طَبَ َع هَّللا ُ َعلَى قَ ْلبِ ِه‬


َ ‫ك ثَاَل‬
َ ‫َم ْن تَ َر‬

“Siapa yang meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali dengan meremehkannya,
maka Allah tutup hatinya.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah
Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami)

Kedua, hadis dari sahabat Jabir bin Abdullah radhiallahu anhuma, dia berkata,
Rasulullah shallallah alaihi wa sallam bersabda,

‫ضرُو َر ٍة طَبَ َع هَّللا ُ َعلَى قَ ْلبِ ِه‬


َ ‫ك ْال ُج ُم َعةَ ثَاَل ثًا ِم ْن َغي ِْر‬
َ ‫َم ْن تَ َر‬

“Siapa yang meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali tanpa kebutuhan darurat,
Allah akan tutup hatinya.” (HR. Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Al-Albani dalam
Shahih Ibnu Majah)

Ketiga, pada sebagian riwayat ada keterangan meninggalkan sholat Jumat tiga kali
dengan berturut-turut.

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,

‫من ترك ثالث جمع متواليات من غير عذر طبع هللا على قلبه‬

“Siapa yang meninggalkan shalat Jumat sebanyak tiga kali berturut-turut tanpa uzur,
maka Allah akan tutup hatinya.”
(Diriwayatkan dalam musnad Thayalisi)

Sahabat sekalian yang dimuliakan Allah. Bila kita perhatikan semua hadis di atas,
sama berisi ancaman keras bagi mereka yang meninggalkan shalat Jum’at sebanyak
tiga kali, yaitu akan dikunci hatinya. Apa maksud dikunci hatinya?
Dalam kitab Mirqotul Mafaatih dijelaskan :

‫كتبه منافقا‬

Dia akan dicatat oleh Allah sebagai orang munafik. (Mirqotul Mafatih 3/420)

Imam Al-Munawi menerangkan,

( ‫ أو صير قلبه قلب ) طبع هللا على قلبه‬، ‫ وجعل فيه الجهل والجفاء والقسوة‬، ‫ ختم عليه وغشاه ومنعه ألطافه‬: ‫أي‬
‫منافق‬

Ditutup hatinya maksudnya Allah tutup dan cegah hatinya dari kasih sayangnya,
dijadikan pada hatinya bersemayam kebodohan, kering dan keras, atau menjadikan
hatinya seperti hati orang munafik.” (Faidhul Qadir, 6/133, dikutip dari Islamqa)

Ngeri juga ya ancamannya… Semoga Allah menjauhkan kita dari dosa besar ini.

Namun sahabat sekalian, ada satu kalimat sangat penting yang layak kita beri stabilo
atau garis tebal, bahwa di semua hadis di atas ada keterangan :

‫تَهَا ُونًا‬
meremehkan…

‫ُور ٍة‬
َ ‫ضر‬َ ‫ِم ْن َغي ِْر‬
tanpa kebutuhan darurat…

‫من غير عذر‬


tanpa uzur…

Ini menunjukkan bahwa, ancaman pada hadis tersebut berlaku, apabila meninggalkan
sholat Jumat tiga kali, dilakukan tanpa alasan yang dianggap oleh syari’at (uzur
syar’i).

Sekarang, apakah meninggalkan sholat Jumat karena ada wabah corona, termasuk
meninggal tanpa uzur?

Ternyata tidak. Corona adalah uzur syar’i seorang tidak melaksanakan sholat Jum’at
dan juga sholat jama’ah. Sebagaimana telah kami paparkan pada link tulisan di atas,
dan juga penjelasan para ulama. Diantara berikut :

Syekh Prof Sulaiman Al Ruhaili -hafidzohullah- (ulama Madinah dan guru besar
fakultas Syari’ah Universitas Islam Madinah) beliau pernah menegaskan :
‫إذا وجد فيروس الكورونا في المنطقة أو منعت الدولة من التجمعات جاز تعطيل الجمعة والجماعة ويرخص‬
‫ ومن‬،‫للناس في الصالة في بيوتهم فإن هذا أشد من الوحل والمطر الذي يرخص به في ترك الجمعة والجماعة‬
‫كان مصابا أو يشتبه أنه مصاب يحرم عليه حضور الجمعة والجماعة حمى هللا الجميع‬

“Jika didapati keberadaan virus Corona di suatu daerah, atau pemerintah setempat
melarang kerumunan masa, maka boleh tidak melaksanakan sholat Jum’at dan sholat
jama’ah di masjid. Masyarakat mendapat keringanan (rukhsoh) boleh sholat di rumah.
Karena wabah Corona lebih berbahaya daripada hujan lebat. Sedangkan karena hujan
lebat saja dibolehkan meninggalkan shalat Jumat dan jamaah.

Untuk penderita Corona atau yang suspec Corona, haram hukumnya menghadiri
sholat Jumat dan sholat jama’ah. Semoga Allah melindungi semuanya.” (Sumber :
Twitter resmi beliau)

Sehingga meninggalkan shalat Jumat, karena kahwatir wabah Corona, tidak


menyebabkan munafik. Karena termasuk uzur yang syar’i.

Demikian, semoga dapat mencerahkan dan menenangkan.

Referensi :

– Mirqotul Mafatih Syarah Miskaatul Mashoobih, karya Allamah Ali Muhammad Al-
Qari, terbitan Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut – Lebanon, cetakan pertama.

– Situs ilmiyah : Islamqa.info

Hamalatul Quran Yogyakarta, 9 Sya’ban 1441 H

Anda mungkin juga menyukai