Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

BAHAYA PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dosen Pembimbing: Ns. Niken Safitri Dyan K.,M.Si.Med

OLEH: KELOMPOK 2
Pandu Setyawan 2202011183003

Yunita Anggerina Koroh 2202011183017


Muchamad Yachub 2202011183021
Benediktus Alexandrimus Buu 2202011183032

DEPATEMEN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk
penyakit kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%
(Kemenkes RI, 2017). Survei Sample Registration Sytem pada tahun 2014
menunjukkan bahwa Penyakit Jantung Koroner menjadi penyebab kematian
tertinggi setelah stroke, yakni sebesar 12,9%. Menurut kelompok umur, PJK
paling banyak terjadi pada kelompok umur 65-74 tahun (3,6%), diikuti
kelompok umur 75 tahun keatas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%)
dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%). Menurut status ekonomi, prevalensi
tertinggi PJK adalah pada tingkat ekonomi bawah (2,1%) dan menengah
bawah (1,6%).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama
di negara maju. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK, sehingga
upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial juga. Walaupun data
epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka kematian namun
penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk
mengadakan upaya pencegahan dan penanganan.
Mengenal faktor resiko PJK sangat penting dalan usaha
pencegahannya, yaitu dengan cara mengendalikan faktor resiko PJK yang
yang dapat diubah (modifiable risk factors). Faktor resiko utama PJK adalah:
hipertensi, hiperlipoproteinemia, makanan, dan merokok, dimana merupakan
faktor yang dapat dikontrol dan bersifat reversible. Faktor resiko lainnya
adalah: umur, ras, jenis kelamin, keturunan (bersifat irreversible), geografis,
diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan hidup lainnya, stress,
perubahan sosial dan perubahan masa (bersifat reversible). Dengan mengatur,
berhenti merokok dan perubahan hipertensi yang efektif, dapat menurunkan
resiko dan kematian akibat PJK.

BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Jantung Koroner


Sasaran : Warga Kecamatan Delanggu, Klaten
Tempat : Gedung Serba Guna Kantor Kecamatan Delanggu
Hari/Tanggal : Selasa, 24 September 2018
Waktu : 09.00-09.30 WIB

2.1 Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Tujuan umum pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang Penyakit Jantung
Koroner diharapkan peserta penyuluhan dapat mengerti tentang PJK.
b.Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta penyuluhan;
1. Mengetahui tentang apa itu PJK;
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab PJK;
3. Mengetahui tanda dan gejala klinis PJK;
4. Mengetahui bagaimana cara pencegahan PJK.
2.2 Target PendidikanKesehatan
Target dari kegiatan penyuluhan ini adalah warga Warga RW 7 Kota Klaten
yang beresiko mengalami PJK.
2.3 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan tersebut adalah;
1. Tanya jawab;
2. Diskusi.
2.4 Media
Media yang digunakan dalam pemberian pendidikan kesehatan ini adalah:
1. LCD
2. Laptop
3. Materi (Powerpoint)

2.5 Materi
1. Menjelaskan tentang apa itu PJK;
2. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor penyebab PJK;
3. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan PJK.
2.6 Pengorganisasian
1. Pembimbing : Ns. Niken Safitri Dyan K.,M.Si.Med
2. Penyaji : Pandu Setyawan
3. Moderator : Muchamad Yachub
4. Observer : Yunita Koroh
5. Fasilitator : Benediktus Alexandrimus Bu’u
2.6 Kegiatan penyuluhan
No Waktu Tahap Petugas KegiatanPenyuluh KegiatanPeserta
1. 5 menit Pembukaa Moderator - Salam dan - Menyambut salam dan
n memperkenalkan diri mendengarkan
- Melakukan kontrak - Menyetujui kontrak
waktu waktu
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan
dari penyuluhan
- Menyebutkan materi - Mendengarkan
penyuluhan yang
akan diberikan
- Doa pembukaan - Mengikuti doa
2. 20 menit Isi Pemateri - Menjelaskan tentang -Mendengarkan dan
apa itu PJK memperhatikan
- Menyebutkan dan -Mengajukan
menjelaskan faktor- pertanyaan dan
faktor penyebab PJK menjawab pertanyaan
- Menjelaskan tentang
tanda dan gejala
klinis PJK
- Menjelaskan
bagaimana cara
pencegahan PJK
- Melakukan sesi
diskusi
3. 5 menit Penutup Moderator - Menyatakan kegiatan - Mendengarkan
telah selesai
- Mengucapkan
terimakasih kepada
peserta
- Membagikan leaflet - Menerima leaflet
- Doa penutup - Mengikuti doa
- Mengucapkan salam - Membalas salam
sebagai penutup acara

2.7 Kriteria Evaluasi


a. Evaluasi struktur
1. Peserta penyuluhan bersedia ikut serta dan terlibat dalam kegiatan
penyuluhan;
2. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Gedung Serbaguna Kecamatan
Delanggu, Klaten berlangsung sesuai dengan waktu yang ditentukan;
3. Penyelenggara dapat menyediakan media atau alat-alat yang
diperlukan saat melakukan penyuluhan.
b. Evaluasi proses
1. Peserta penyuluhan dapat memperhatikan dan mendengarkan materi
penyuluhan;
2. Peserta terlibat aktif saat berlangsungnya penyuluhan
dengan mengajukan pertanyaan.
c. Evaluasi hasil
1. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali tentang apa itu PJK;
2. Peserta penyuluhan mampu menyebutkan dan menjelaskan kembali
tentang faktor penyebab PJK;
3. Peserta penyuluhan mampu menjelaskan kembali bagaimana cara
pencegahan PJK.
BAB III
PEMBAHASAN MATERI PENYULUHAN
“Penyakit Jantung Koroner”

3.1 Pengertian
Penyakit Jantung Koroner (Coronary Heart Disease, CHD) adalah
istilah umum yang dipakai untuk semua gangguan yang menyangkut
obstruksi darah melalui arteri koronaria. Selain istilah CHD, ada juga istilah
penyakit jantung aterosklerotik coroner (Coronary Atherocslerosis Heart
Disease, CAHD). Istilah atherosclerosis berasal dari bahasa Yunani dati kata
athere yang berarti bubur atau lunak. Istilah ini menggambarkan penampilan
kasar dari bahan plak.
Aterosklerosis adalah suatu proses panjang yang dimulai sejak usia
anak-anak, tetapi proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun (Mutaqin,
2011:132). Aterosklerosis merupakan suatu proses di mana terdapat suatu
penebalan dan pengerasan suau arteri besar dan menengah, seperti koronaria,
basilar, aorta, dan arteri iliaka, lesi-lesi pada arteri menyumbat aliran darah
ke jaringan dan organ-organ utama yang dimanifestasikan sebagai penyakit
arteri coroner, miokard infark, aneurisma, dan cerebro vaskuler accident.
(Ruhyanudin, 2007:46). Istilah yang digunakan untuk penyakit ini beragam
meliputi; penyakit atherosclerosis jantung, penyakit jantung koroner,
ischemic heart disease, dan coronary artery disease .apapun namanya istilah-
istilah tersebut merupakan sinonim yang digunakan untuk menjelaskan
proses penyakit .

3.2 Faktor-faktor Penyebab PJK


a. Makanan
Makanan yang tinggi kalori, lemak, kolesterol, gula, dan garam
adalah faktor resiko koronaris. Dianjurkan agar menghindari lemak jenuh
seperti lemak dari kelapa dan hewan. Lemak jenuh ganda dari jagung, biji
kapas, kedelai, bunga matahari, dapat dipakai sebagai pengganti lemak
jenuh.

b. Hipertensi
Hipertensi dapat mempercepat proses aterosklerosis apabila
disertai dengan hiperlipidemia. Meskipun hipertensi diastolik adalah
kriteria utama untuk menentukan tekanan darah tinggi dan lebih baik
berhubungan dengan penyakit kardiovaskuler, peningkatan baik tekanan
sistolik dan diastolik berhubungan dengan perkembangan penyakit
jantung iskemik. Tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan
140mmHg atau tekanan diastolik lebih besar dari atau sama dengan
90mmHg dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan untuk serangan
jantung, terutama ketika hadir dalam orang yang lebih muda.
c. Merokok
Nikotin dan karbonmonoksida dari rokok mempunyai efek yang
jelek pada pembuluh darah. Merokok merupakan factor risiko utama yang
menyebabkan kematian dari CAHD. Merokok bisa mengurangi kadar
kolesterol HDL dan meningkatkan kolesterol LDL. Merokok
menyebabkan bertambahnya kadar karbonmonoksida di dalam darah
sehingga meningkatkan resiko terjadinya cedera pada lapidan dinding
arteri.
Merokok dapat mempersempit arteri yang sebelumnya telah
menyempit karena aterosklerosis, sehingga mengurangi jumlah darah
yang sampai ke jaringan.Merokok juga dapat meningkatkan
kecenderungan darah membentuk bekuan sehingga meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri perifer, arteri koroner, stroke, dan penyumbatan
suatu arteri cangkokan setelah pembadahan.
d. Keturunan
Meski asosiasi ini tidak jelas, faktor genetik tampaknya turut
berkontribusi dalam pengembangan CAD, seperti kecenderungan
hipertensi, hiperlipidemia, dan diabetes . Namun, tidak diketahui apakah
kecenderungan ini adalah warisan atau hanya hasil dari pola gaya hidup
yang diwariskan dari generasi ke generasi. Jika kemudian benar, faktor-
faktor risiko utama positif dapat diubah.

e. Obesitas
Penelitian telah menunjukkan bahwa dan asupan makanan
meningkat dikaitkan dengan peningkatan dalam LDL. Orang obesitas
juga memiliki kecenderungan intoleransi glukosa hypertension. Obesitas
didefinisikan sebagai indeks massa tubuh(BB / TB kuadrat) lebih besar
dari 20% di atas berat badan ideal.
f. Diabetes Melitus
Terlepas dari faktor-faktor sebelumnya yang telah dipelajari dan
sangat terlibat dalam CAD. Intoleransi Glukosa seperti yang dibuktikan
dalam diabetes mellitus telah diidentifikasi sebagai faktor resiko penyakit
kardiovascular yang kuat, khususnya di kalangan perempuan.
g. Usia dan jenis kelamin
CAD lebih menonjol terjadi pada lansia. Kematian dari CAD
dilaporkan 5 kali sering untuk laki-laki, pada lansia perempuan berusia
35-40 tahun dan 2-3 kali lebih sering pada mereka yang berusia 60 tahun
dan lebih tua. Perbedaan-perbedaan ini telah dikaitkan dengan hormon
seks wanita, karena sistem kekebalan wanita menurun dengan cepat
setelah menopause.
Estrogen pada kontrasepsi oral didasarkan telah terbukti
berhubungan dengan peningkatan risiko CAD dan MI akut pada wanita
45 tahun dan khususnya muda, jika mereka juga merokok dan memiliki
tekanan darah tinggi. Ini hasil temuan dari studi yang telah menunjukkan
kolesterol serum tinggi dan tingkat trigliserida pada wanita menggunakan
kontrasepsi oral.Terjadinya CAD pada orang kurang dari 30 tahun
biasanya berhubungan dengan hiperlipidemia, hipertensi, dan merokok.
3.3 Tanda dan Gejala Klinis PJK
1. Kelelahan
Jika sering merasa capek atau kelelahan tanpa sebab, itu bisa
menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang salah dengan jantung. Penyakit
jantung dapat menyebabkan kelelahan, karena jantung bekerja lebih keras
untuk memompa aliran darah melewati pembuluh darah yang tersumbat.

2. Pusing
Pusing juga dapat menjadi gejala penyakit jantung koroner, karena
jantung tidak dapat memompa cukup darah ke otak. Biasanya, orang yang
memiliki PJK akan gampang merasa goyah saat berdiri atau melakukan
aktivitas seperti biasa.
3. Sesak napas
Jantung yang tidak berfungsi normal akan berimbas pada
kelancaran pernapasan penderitanya, sehingga membuat Anda rentan
mengalami sesak napas. Sesak napas gejala penyakit jantung biasanya
mungkin terjadi bersamaan dengan nyeri dada.
4. Nyeri dada (angina)
Angina adalah nyeri dada yang terjadi ketika area otot jantung
tidak mendapatkan cukup oksigen. Angina akan terasa seperti rasa
menekan pada dada, yang biasanya akan dirasakan ketika terlalu banyak
beraktivitas. Selain pada dada, rasa nyerinya juga bisa menjalar ke bahu,
lengan, leher, rahang, atau punggung. Namun perlu diingat juga, tidak
semua nyeri dada adalah gejala penyakit jantung koroner. Nyeri dada
akibat angina juga dapat disertai oleh gejala lainnya, seperti keringat
dingin.
5. Keringat dingin dan mual
Ketika pembuluh darah menyempit, otot-otot jantung akan
kekurangan oksigen sehingga menyebabkan suatu kondisi yang disebut
iskemia. Kondisi ini akan memicu keluarnya keringat berlebih, yang
kemudian muncul sebagai sensasi keringat dingin. Di sisi lain, iskemia
juga dapat memicu reaksi mual dan muntah. 
3.4 Cara pencegahan PJK.
Cara pencegahan penyakit jantung adalah dengan mengubah pola hidup
dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab PJK yang dapat diubah. Kita
dapat menyesuaikan dengan kebiasaan hidup kita yang beresiko
mengakibatkan menderita PJK, misalnya dengan memperhatikan makanan
yang dikonsumsi (menghindari makanan tinggi lemak), tidak merokok dan
olahraga teratur.
BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan problem kesehatan
utama di negara maju dan berkembang. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya PJK, sehingga upaya pencegahan harus bersifat
multifaktorial juga. Penyakit arteri koronaria merupakan masalah
kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian.
Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka
kematian, namun penyakit ini tetap merupakan tantangan bagi tenaga
kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan.
Mengenal faktor resiko PJK sangat penting dalan usaha
pencegahannya, yaitu dengan cara mengendalikan faktor resiko PJK yang
yang dapat diubah (modifiable risk factors). Hal ini dapat dilakukan
dengan membuat masyarakat terpapar pada informasi tekait penayakit
jantung coroner, salah satu cara yang ditempuh oleh tenaga kesehatan
adalah dengan melakukan penyuluhan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Baradero, Mary, Mary Wilfrid Dayrit, dan Yakobus Siswadi. 2008. Seri Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Data
dan Informasi: Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Ruhyanudin, Faqih. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan


Sistem Kardiovaskuler. UMM Press: Jakarta.

SKENARIO
Mahasiswa PSIK FK Undip kelas B 18 sedang melakukan praktek
Keperawatan Komunitas di Kota Klaten, Jawa Tengah. Dari hasil pendataan
mahasiswa, ditemukan bahwa rata-rata masyarakat di kota ini belum memahami
tentang Penyakit Jantung Koroner dengan baik (87%). Berdasarkan hasil tersebut
maka mahasiswa pada kelompok 2 berinisiatif untuk melakukan Penyuluhan
Kesehatan tentang Bahaya Penyakit Jantung Koroner pada masyarakat sekitar,
yakni di kecamatan Delanggu.
Berdasarkan hasil musyawarah bersama para perangkat desa/kelurahan dan
kecamatan Delanggu ditentukan keputusan sebagai berikut. Mahasiswa kelompok
2 kelas B 18 PSIK Undip akan melakukan Penyuluhan Kesehatan tentang Bahaya
Penyakit Jantung Koroner dengan sasaran adalah masyarakat umum yang
berdomisili di Kecamatan Delanggu, Kota Klaten. Teknis penyelenggaraan
Penyuluhan Kesehatan tersebut tertuang di dalam SAP.

…..…………… Proses Penyuluhan Kesehatan berlangsung …………………..

Penyuluhan Kesehatan tentang Bahaya Penyakit Jantung Koroner pada


masyarakat kecamatan Delanggu dihadiri oleh 65 orang yang berasal dari
beberapa desa/kelurahaan. Jumlah sasaran ini masih belum mencapai target
seperti yang diharapkan. Pemerintah melalui pelayanan kesehatan di daerah ini
masih perlu melakukan upaya promotif lainnya yang dapat menjangkau semua
masyarakat Kecamatan Delanggu.

Anda mungkin juga menyukai