Asuhan Keperawatan Tumor Kulit
Asuhan Keperawatan Tumor Kulit
3. Etiologi / Penyebab
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya tumor/kanker kulit yaitu:
a. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun dari
sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik
dengan pakaian atau krim anti matahari.
b. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena daripada orang yang memiliki kulit
lebih gelap. Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulitmeskipun jumlahnya cenderung lebih
kecil.
c. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat meningkatkan
risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah
yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki
hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi
mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para peneliti di University of
Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan
kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et al, 2002).
d. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker kulit. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker
kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
4. Faktor Predisposisi
Etiologi tidak diketahui tetapi sinar ultraviolet paling diketahui sebagai penyebab.
Umumnya resiko tertinggi oleh orang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirang dengan bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya. Orang-orang ini
mensintesis melanin lebih lambat. Orang keturunan Celtic atau Skandinavia menghadapi
resiko yang lebih besar didampingi orang yang sering terbakar sinar matahari. Tetapi kulitnya
tidak pernah menjadi coklat kekuningan. Pada kawasan tempat matahari sangat terik terdapat
peningkatan insidensi yang tidak sebanding. Penduduk amerika berusia lanjut yang
menghabiskan waktu pensiunnya pada kawasan Amerika barat daya tampak memiliki
insidensi yang tertinggi. Populasi lain yang beresiko pernah menderita melanoma di masa
lalu, memiliki riwayat melanoma dalam keluarga, mempunya nevus congenital yang
berukuran raksasa atau memiliki riwayat luka bakar matahari yang parah.
Hingga 10% penderita melanoma merupakan anggota keluarga yang cenderung
menderita melanoma dan memiliki lebih dari satu nevus yang terus berubah (nevi displastik)
serta rentan trehadap transformasi maligna. Penderita sindrom nervus displastik ternyata
memiliki mola yang tidak lazim berukuran lebih besar berjumlah lebih banyak, lesi dengan
garis bentuk yang tidak teratur dan pigmentasi pada seluruh kulit. Pemeriksaan mikroskopik
nervus yang displastik akan memperlihatkan pertumbuhan yang abnormal dan menyimpang.
5. Patofisiologi
Perjalanan penyakit dari tumor kulit tidak dapat ditentukan dengan pasti, kadang-
kadang tumornya kecil akan tetapi telah bermetastasis jauh. tumor yang besar pun juga dapat
setempat saja dalam jangka waktu yang lama.
Karsinoma sel sekuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai tingkat
kematangan, dapat intraepidermal, dapat opula bersifat infasif dan bermetastasis jauh. Lokasi
kelainan penyakit paget ialah daerah kulit yang mempunyai kelenjar apokrin. Pada payudara
di kenal sebagai penyakit paget payudara (mammary paget’s disease), sedangkan lokasi
lainnya (extra mammary paget’s desease) secara berurutan ialah: vulva, perianal,
penis,skotum, lipat paha, ketiak, dan kelopak mata.
Penyakit paget merupakan epidermotrophic Ca of the mammary ducts sehingga yang
tampak di kulit merupakan penyebaran dari saluran kelenjar payudara. Dengan demikian,
adeno-karsinoma payudara merupakan asal usul penyakit paget payudara. Penyakit paget di
sekitar alat kelamin dapat berasal dari adnexal carcinoma di bawahnya atau berasal dari
karsinoma saluran kemih bagian bawah. Penyakit paget di luar payudara sering bersamaan
dengan anak sebar pada anak dalam di sekitarnya
6. Pathway
Terlampir
7. Gejala Klinis
Karsinoma sel basal tumbuh dari lapisan sel basal pada epidermis atau folikel
rambut. Penyakit kanker ini merupakan tipe kanker kulit yang paling sering di temukan.
Umumnya karsinoma sel basal timbul di daerah tubuh yang terpajan sinar matahari dan lebih
prevalen pada kawasan tempat populasi penduduk mengalami pajanan sinar matahari yang
intensif dan ekstensif. Insidensi tersebut berbanding lurus dengan usia pasien (usia rata-rata
60 tahun) serta jumlah total pajanan sinar matahari, dan berbanding terbalik dengan jumlah
pigmen melanin dalam kulit.
Karsinoma sel basal biasanya di mulai sebagai nodul kecil seperti malam (lilin) dengan
tepi yang tergulung, translusen dan mengkilap; pembuluh darah yang mengalami
telangiektasia dapat di jumpai. Dengan tumbuhnya sel basal akan terjadi ulserasi pada bagian
tengahnya dan kadang-kadang pembentukan krusta. Tumor paling sering muncul di daerah
muka. Karsinoma sel basal di tandai dengan invasi dan erosi jaringan yang bersambung
(siling menyatu). Karsinoma ini jarang bermetastasetetapi rekurensi sering terjadi. Namun
demikian, lesi yang diabaikan dapat menyebabkan hilangnya hidung, telinga atau bibir. Lesi
lain akibat penyakit ini dapat timbul sebagai plak yang mengkilap, datar berwarna kelabu
atau kekuningan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi malignan yang timbul dari dalam
epidermis. Meskipun biasanya muncul pada kulit yang merusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dari kulit yang normal atau lesi kulit yang sudah ada
sebelumnya. Penyakit kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat daripada
karsinoma sel basal karena sifatnya yang sungguh-sungguh invasive dengan mengadakan
metastase lewat system limfatik atau darah. Metastase menyebabkan 75% kematian karena
karsinoma sel skuamosa. Lesinya dapat bersifat primer karena timbul pada kulit maupun
membran mukosa, atau bisa terjadi sekunder dari suatu keadaan precancerousseperti
keratosis aktinika (lesi pada bagian kulit yang terpajan sinar matahari), leukoplakia (lesi
premalignan pada membrane mukosa) atau lesi dengan pembebtukan sikatriks atau ulkus.
Karsinoma sel skuamosa tampak sebagai sebuah tumor yang kasar, tebal dan bersisik tanpa
memberikan gejala (asimtomatik) tetapi bisa menimbulkan pendarahan. Tepi lesinya dapat
lebih lebar, lebih terinfiltrasi dan lebih memperlihatkan reaksi inflamasi bila dibandingkan
dengan karsinoma sel basal. Infeksinya sekunder dapat terjadi. Daerah-daerah yang terbuka,
khususnya ekstremitas atas, muka, bibir bawah, telinga, hidung dan dahi, merupakan lokasi
kulit yang sering terkena kanker ini.
Kanker kulit di diagnosis dari pemeriksaan biopsy dan hasil evaluasi histologik.
Metastase. Insidensi mestastase berhubungan dengan tipe histologik dan tingkat
kedalaman invasinya. Biasanya karsinoma sel skuamosa yang tumbuh di daerah kulit yang
rusak karena sinar matahari tidak begitu invasive dan jarang menimbulkan kematian,
sementara yang tumbuh tanpa riwayat pajanan matahari atau arsen atau tanpa pembentukan
sikatriks memiliki frekuensi yang lebih tinggi untuk mengadakan penyebaran metastatik.
Selanjutnya pasien harus dievaluasi untuk mendeteksi metastase pada kelenjar limfe regional.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :
a. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya mengkilap, tidak
terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin lama makin membesar. Apabila
diraba, benjolan terasa keras kenyal. Kadang-kadang benjolan menjadi hitam atau
kebiruan, bagian tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah bila diangkat.
8. Klasifikasi
Tumor Ganas
Tumor ganas dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:
a) Kasinoma Sel Basa
Merupakan tumor ganas pada kulit yang paling sering terjadi, berasal dari sel
epiderma sepanjang lamina basalis epodemis. Insiden karsinoma sel basa berbanding
lurus dengan usia pasien dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin di
epidermis. Pasien dengan riwayat karsinoma sel basa harus menggunakan tabir surya
atau pakaian pelindung untuk menghindari sinar karsinogenik matahari. Tumor ini
ditandai dengan nodul seperti mutiara, halus, dam kemerahan. Karsinoma sel basa harus
diobati dengan tepat. Pengobatan meliputi kuretease dengan elektrodesikasi, bedah
scalpel, iradiasi, bedah dengan bahan kimia, bedah beku.
Tumor Jinak
a) Keratonis Seboroid
Bermanisfestasi sebagai neoplasma mirip kutil, berwarna coklat sperti dilekatkan
pada permukaan epidermis. Peneyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel-sel tumor
ini berasal dari sel basar sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Pasien yang
lebih tua dapat mengalami keratosis seboroid multipel di seluruh tubuh, wajah, dan
ekstremitas atas.
Pengobatan tidak diperlukan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnostik.
b) Keratonis Aktinik
Keratonis atinik bbiasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar
matahari seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang
tampak seperti lezi eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar. Lezi ini
disebabkan oleh pajanan sinar matahari kronik, terutama pada pasien berusia lanjut.
Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi karsinoma sel skuamosa dan harus
diobati. Tindakan pengobatannya termasuk elektrodesikasi dengan kuretase atau bedah
beku. Pasien diingatkan terhadap pajanan sinar matahari selanjutnya, dan dianjurkan
untuk memaki tabir surya yang dapat menghambat sinar UV B dan UV A dengan faktor
proteksi 15 atau 30 (Presun, Solbar, Sundown, Bain de Soleir).
c) Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya
berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini tumbuh dengan cepat dalam waktu
beberapa bulan dan biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang.
Tumor ini jinak dan dapat mengalami involunsi spontan. Karena tumor ini dapat
menyerupai karsinoma sel skuamosa, maka tumor ini harus di eksisi untuk pemeriksaan
histopatologi.
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan normal
sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm
sekeliling melanoma dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3 mm lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi dalam lebih dari 3
mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi
sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3
cm
Bedah Elektro. Merupakan teknik penghancuran atau penghilangan jaringan dengan
menggunakan energi listrik. Arus listrik dikonversikan menjadi panas yang kemudian
dihantarkan ke jaringan dari elektroda dingin. Bedah elektro dapat didahului dengan kuretase
yang dilaksanakan lewat eksisi tumor dengan mengerok permukaanya memakai alat kuret.
Kemudian dilakukan elektrodesikasi untuk mencapai hemostasis dan menghancurkan setiap
sel malignan yang viable pada dasar luka atau di sepanjang bagian tepinya. Elektrodesikasi
sangat berguna untuk lesi yang kecil (lebarnya kurang 1-2 cm atau 0,4 – 0,8 inci). Metode ini
memanfaatkan keuntungan bahwa tumor yang kecil lebih lunak daripada jaringan kulit di
sekitranya dan dengan demikian luasnya dapat ditentukan sevara garis besar dengan alat kuret
yang dapat “merasakan” luas jaringan tumor. Tumor diangkat dan bagian dasarnya dikauter.
Proses ini diulang sampai tiga kali. Biasanya kesembuhan terjadi dalam waktu satu bulan.
Bedah Beku. Bedah beku menghancurkan tumor dengan cara deep freezing. Alat jarum
termokopel ditusukkan ke dalam kulit, dan kemudian nitrogen cair dimasukkan ke dalam
tumor samapai tercapai suhu -40o C hingga -60o C pada dasar tumor. Nitrogen cair memiliki
keuntungan yaitu titik didihnya paling rendah dari semua kriogen yang dicoba, harganya
tidak mahal dan juga barangnya mudah diperoleh. Jaringan tumor dibekudinginkan, dibiarkan
melunak dan kemudian dibekudinginkan kembali. Lokasi yang menjalani bedah beku ini
akan melunak secara alami serta kemudian mengalami gelatinasi dan sembuh spontan.
Pembengkakan dan edema terjadi setelah pembekuan. Penampakan lesi bervariasi.
Kesembuhan normal yang dapat memakan waktu 4 hingga 6 minggu terjadi lebih cepat di
daerah-daerah dengan suplai darah yang baik.
b. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah secara topical,
dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung pada lesi. Agen-agen yang digunakan
meliputi 5 flourourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini
meliputi melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi sistemik belum dapat
membuktikan efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis
kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara
luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik secara langsung
ataupun tidak langsung melawan kanker dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi
terhadap kanker.Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi
vaksin, injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin) dan
penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic monoklanal. Vaksinasi tersebut dibuat dari
melanoma yang diradiasi dan dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan
mensintesis system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi
stimulasi non-spesifik dari system imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-
pasien fase awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase nodul-
nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
d. Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energy sinar
X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan
atau membunuh sel-sel melanoma
Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
Lokasi melanoma yang sering adalah kulit pada bagian punggung, tungkai
(khususnya wanita), antara jari-jari kaki dan pada kaki, muka, kulit kepala, jari-jari
tangan serta bagian dorsal tangan. Pada orang yang berkulit gelap, melanoma paling
sering terdapat ditempat yang tidak begitu mengandung pigmen seperti : telapak tangan,
telapak kaki, daerah subungual dan memebran mukosa.
Diameter nevus harus diukur karena umumnya melanoma berukuran lebih dari 6
mm. Lesi satelit (lesi yang terletak didekat nevus) harus di catat.
1) Nyeri berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan perubahan pigmen kulit
ditandai dengan pasien mengeluh nyeri, pasien tampak meringis dan memegang bagian yang
sakit.
Tujuan : Nyeri berkurang/ terkontrol.
Kriteria hasil : Pasien melaporkan nyeri hilang/ terkontrol 0-1 (0-10), menunjukan ekspresi
wajah/postur tubuh rileks, berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur/istirahat dengan tepat.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Ubah posisi dengan sering dan Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan
rentang gerak pasif dan aktif sesuai sendi dan kelelahan otot tetapi tipe latihan
indikasi. tergantung pada lokasi dan luas cedera.
Pertahankan suhu lingkungan Sumber panas eksternal perlu untuk
nyaman, berikan lampu penghangat, mencegah menggigil.
penutup tubuh hangat.
Kolaborasi
Berikan analgesik sesuai indikasi. Metode IV sering digunakan pada awal
untuk memaksimalkan efek obat. Masalah
pasien adiksi atau keraguan tentang derajat
nyeri yang dialami tidak basah selama fase
perawatan darurat/akut, tetapi narkotik
harus diturunkan sesegera mungkin, sesuai
adanya dan perubahan metode untuk
penghilangan nyeri.
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembentukan bula, papula, lesi dan
perubahan pigmen kulit ditandai dengan tak ada jaringan kulit yang hidup, regenerasi (-).
Tujuan ; Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Kriteria hasil : Menunjukan regenerasi jaringan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Kolaborasi
Dapatkan spesimen dari drainase Bila infeksi terjadi, pengobatan lokal dan
luka sesuai indikasi. sistemik mungkin diperlukan, misal : terapi
peroksida/salin/sabun betadine, antibiotik.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Dorong pasien untuk duduk saat Duduk dapat mencegah aspirasi dan
makan, dikunjungi orang lain. membantu pencernaan makanan yang baik.
Sosialisai meningkatkan relaksasi dan
dapat meningkatkan pemasukan.
Kolaborasi
Rujuk ke ahli diet/tim dukungan Berguna dalam membuat kebutuhan nutrisi
nutrisi. individu (berdasarkan berat badan dan
cedera area permukaan tubuh) dan
mengidentifikasi nutrisi yang tepat.
Berikan diet tinggi kalori/protein Kalori (3000-5000 per hari), protein, dan
dengan tambahan vitamin. vitamin yang dibutuhkan untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan metabolik,
mempertahankan BB, dan mendorong
regenerasi jaringan. Catatan; rute oral
paling baik untuk mengembalikan fungsi
GIT.
4) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, bau busuk, dan ansietas ditandai
dengan pasien terus menerus terjaga, tidak mampu menentukan kebutuhan waktu tidur;
letargi; tampak ada bayangan lengkaran gelap di bawah mata; terus menerus menguap karena
mengantuk.
Tujuaan : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi.
Kriteria hasil : Pasien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan
terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun) dan kecemasan; pasien tampak atau
melaporkan dapt beristirahat dengan cukup.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Turunkan jumlah minum pada sore Menurunkan kebutuhan akan bangun untuk
hari. Lakukan berkemih sebelum pergi ke kamar mandi/berkemih selam
tidur. malam hari.
Kolaborasi
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri
Awasi tanda vital untuk demam, Indikator sepsis memerlukan evaluasi cepat
peningkatan frekuensi/kedalaman dan intervensi. Catatan: perubahan sensori,
pernafasan sehubungan dengan kebiasaan defekasi, dan frekuensi
perubahan sensori, adanya diare, pernafasan biasanya berlanjut, demam dan
penurunan jumlah trombosit, perubahan hasil laboratorium.
hiperglikemia dan glikosuria.
Kolaborasi
Ambil kultur rutin dan sensitivitas Memungkinkan pengenalan dini dan
luka/drainase. pengubatan khusus infeksi luka.
Foto luka pada awal dan dengan Memberi dasar dan catatan proses
interval periodik. penyembuhan.
4. Implementasi
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
5. Evaluasi
Dx 1 : Nyeri berkurang/ terkontrol
Dx 2 : Kerusakan integritas kulit dapat ditangani.
Dx 3 : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Dx 4 : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Dx 5 : Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
(terjemahan). Jakarta : EGC
Prof.dr. Adhi Djuanda, dr Mochtar Hamzah. dr Siti Aisah.2002.Ilmu Penyakit Kulit dan