Anda di halaman 1dari 207

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM


MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

CROSS-SECTIONAL STUDY

Oleh:

ARSI SUSILAWATI
NIM. 131711123049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


ii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM


MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

CROSS-SECTIONAL STUDY

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada


Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

Oleh:

ARSI SUSILAWATI
NIM. 131711123049

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


iii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Surabaya,
Yang menyatakan

Arsi Susilawati
NIM. 131711123049

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


iv
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

HALAMAN PERNYATAAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga, saya yang bertanda tangan di


bawah ini :
Nama : Arsi Susilawati
NIM : 131711123049
Program studi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana Di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty Non-ekslusif ini Universitas
Airlangga berhak menyimpan, alih media/format, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Surabaya, Januari 2019


Yang menyatakan

Arsi Susilawati
NIM. 131511123049

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


v
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM


MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Oleh:
ARSI SUSILAWATI
13171123049

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI


TANGGAL 28 JANUARI 2019

Oleh
Pembimbing Ketua

Ferry Efendi, S.Kep.Ns., M.Sc.,Ph.D


NIP: 198202182008121005

Pembimbing

Setho Hadisuyatmana, S.Kep.Ns.,M.NS (CommHlth&PC)


NIP: 198505252016113101

Mengetahui
a.n Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga
Wakil Dekan I

Dr.Kusnanto,S.Kp.,M.Kes
NIP: 196808291989031002

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


vi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI

GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM


MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Oleh :

Arsi Susilawati
NIM. 131711123049

TELAH DIUJI,
Pada tanggal, 30 Januari 2019

PANITIA PENGUJI

Ketua : Erna DwiWahyuni, S.Kep. Ns., M.Kep ...................


NIP. 198402012014042001

Anggota : 1. Ferry Efendi, S.Kep. Ns., M.Sc., Ph.D .....................


NIP. 198202182008121005

2. Setho H., S.Kep.Ns., M.NS (CommHlth&PC) ......................


NIP. 198505252016113101

Mengetahui
a.n Dekan
Wakil Dekan I

Dr. Kusnanto, S.Kp,. M.Kes


NIP. 196808291989031002

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


vii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

MOTTO

“Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zaarah pun, niscaya dia akan


melihat (balasan)nya.”
(QS. Az-Zalzalah: 7)

“Jadilah seperti pohon yang tumbuh dan berbuah lebat. Dilempar dengan batu,
tapi membalasnya dengan buah”
(Abu Bakar R.A)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


viii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UCAPAN TERIMAKASIH

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,
hidayat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana Di
Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat “. Skripsi
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan
(S.Kep) pada Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-


tingginya kepada Ferry Efendi, S.Kep. Ns., M.Sc., Ph.D selaku pembimbing 1 dan
kepada Setho Hadisuyatmana, S.Kep. Ns., M.NS (CommHlth&PC) selaku
pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memeberikan bimbingan,
masukan, arahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang penuh ketulusan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons) selaku Dekan Fakultas


Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas bagi penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan akademik di Fakultas Keperawatan.
2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan akademik di
Fakultas Keperawatan.
3. Bu Tiyas Kusumaningrum, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kepala Program Studi
Keperawatan yang telah memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan,
dan memberikan dukungan bagi penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan akademik di Fakultas Keperawatan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


ix
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Ni Ketut Alit Armini, S.Kp., M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan masukan
dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku ketua penguji yang telah
memberikan masukan, arahan dan waktu demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Harmayetty, S.Kp., M.Kes selaku penguji proposal yang telah memberikan
saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
7. Suhadi, SP. M.Si selaku a.n Kepala BAPPEDA LITBANG Kabupaten
Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam
melaksanakan pengambilan data penelitian.
8. H. Tuwuh, SAP. selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat
yang telah memberikan ijin kepada peneliti dalam melaksanakan pengambilan
data penelitian.
9. Kepala Puskesmas se-Kabupaten Sumbawa Barat yang telah memberikan ijin
kepada peneliti dalam melaksanakan pengambilan data awal dan pengambilan
data penelitian.
10. Teman-teman sejawat yang telah menjadi pendamping penelitian atas
kesediaan dan waktunya dalam memberikan bantuan kepada penulis dalam
proses pengambilan data penelitian.
11. Orangtua tersayang, bapak, mama dan ummi atas doa yang selalu menyertai
setiap langkah penulis dalam melanjutkan pendidikan. Terspesial untuk bapak
tercinta atas segala kasih sayang, motivasi dan dukungan yang selalu diberikan.
12. Dua buah hati tercinta, mbak Vira dan abang Revan atas cinta, doa dan
kesabarannya selama ini yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
13. Seseorang terkasih atas kepercayaan, dukungan, semangat, doa, waktu, tenaga,
pikiran, perhatian dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat memotivasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Kakak dan mbak tersayang atas segala semangat, dukungan, doa, dan
perhatiannya selama ini yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


x
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

15. Oy, Cape, Nina, Arya, dan Mono, adik-adik tersayang, terima kasih atas
dukungan dan doanya yang telah memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
16. Segenap keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya dalam proses
penulis menyelesaikan skripsi ini.
17. Jupe, Ijahh, Reko, Princess, Richa, Nope, dan kak Edda terimakasih buat
waktu, pikiran, dukungan, pembelajaran dan perjuangan bersama yang telah
memotivasi penulis untuk semangat dan yakin dalam menyelesaikan skripsi
ini.
18. Aca Ike, Yemi, Herlin, Diahe, Desi, Celly, Dewi, Nung, dan Nurfi terimakasih
buat dukungan dan doanya.
19. Angkatan Ksatria Airlangga B20 dan teman-teman seperjuangan AJ1 B20
khususnya kelompok 6 dan Fakultas Keperawatan serta semua pihak yang
membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari
bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Surabaya, Januari 2019

Penulis

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRAK

GAMBARAN KESIAPAN TENAGA KESEHATAN DALAM


MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS WILAYAH RAWAN
BENCANA DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Penelitian Cross Sectional

Oleh : Arsi Susilawati

Pendahuluan : Manajemen bencana merupakan faktor yang sangat penting untuk


mengurangi dampak dari kejadian bencana. Sejauh ini, kesiapan tenaga kesehatan
dalam manajemen bencana di puskesmas rawan bencana di kabupaten Sumbawa
Barat belum pernah dievaluasi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor
sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen bencana.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi penelitian
ini adalah tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, dan bidan di puskesmas di
Kabupaten Sumbawa Barat. Besar sampel adalah 211 sampel (dokter, perawat,
bidan) yang dipilih random di 9 puskesmas, dengan cara mengambil kertas yang
berisi nomor urut sesuai dengan daftar nama tenaga kesehatan di setiap puskesmas.
Variabel dependen adalah pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen
bencana, sedangkan variabel independen adalah faktor sosiodemografi. Data
dikumpulkan menggunakan kuisioner elektronik. Data kemudian dianalisis
menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil : Sebagian besar tenaga kesehatan
memiliki pengetahuan yang baik, praktik yang cukup memadai, dan gambaran
sikap yang negatif terhadap manajemen bencana. Diantara faktor sosiodemografi
yang dipelajari, tingkat pendidikan, dan tempat bekerja secara signifikan
berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan praktik dalam manajemen bencana.
Simpulan: Dengan keragaman latar belakang, responden menunjukkan
pengetahuan yang baik dan praktik yang cukup memadai. Peningkatan pendidikan
terkait manajemen bencana dan peningkatan kapasitas tempat bekerja perlu
ditingkatkaan untuk memperbaiki pengetahuan, sikap, dan praktik tenaga kesehatan
di puskesmas.

Kata kunci : manajemen bencana, tenaga kesehatan, kesiapan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ABSTRACT

DESCRIPTION PREPAREDNESS OF HEALTH WORKERS IN DISSASTER


MANAGEMENT IN PUBLIC HEALTH CENTER (PHC) DISASTER
VULNERABLE AREA IN WEST SUMBAWA DISTRICT

Cross Sectional Study

By : Arsi Susilawati

Introduction : Disaster management is a very important factor to reduce the impact


of a disaster. So far, the readiness of health workers in disaster management in
disaster-prone health centers in West Sumbawa district has never been evaluated.
This study aims to explore sociodemographic factors, knowledge, attitudes, and
practices in disaster management. Methods: This study used a cross sectional
design. The population of this study is health workers, namely doctors, nurses, and
midwives in health centers in West Sumbawa Regency. The sample size was 211
samples (doctors, nurses, midwives) who were randomly selected in 9 health
centers, by taking paper containing the serial number according to the list of names
of health workers in each PHC. The dependent variable is knowledge, attitudes,
and practices in disaster management, while the independent variable is a
sociodemographic factor. Data was collected using an electronic questionnaire.
Data was then analyzed using Chi-Square statistical tests. Results: Most health
workers have good knowledge, sufficient practices, and a negative attitude towards
disaster management. Among the sociodemographic factors studied, level of
education, and place of work significantly related to knowledge, attitudes, and
practices in disaster management. Conclusion: With the diversity of backgrounds,
respondents showed good knowledge and sufficient practice. Improving education
related to disaster management and increasing the capacity of workplaces need to
be improved to improve the knowledge, attitudes, and practices of health workers
in health centers.

Key words : disaster management, health worker, preparedness

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xiii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Judul & Prasyarat Gelar .................................................................... ii
Surat Pernyataan .................................................................................................. iii
Lembar Pernyataan .............................................................................................. iv
Lembar Persetujuan ............................................................................................. v
Lembar Penetapan Panitia Penguji ................................................................... vi
Motto ....................................................................................................................... vii
Ucapan Terima Kasih .......................................................................................... viii
Abstrak ................................................................................................................... xi
Abstract ................................................................................................................... xii
Daftar Isi ................................................................................................................ xiivi
Daftar Tabel ........................................................................................................... xvii
Daftar Gambar ...................................................................................................... xviii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xix
Daftar Singkatan ................................................................................................... xxviii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
2.1 Konsep Bencana ............................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Bencana ............................................................................... 7
2.1.2 Klasifikasi Bencana Alam ............................................................... 8
2.1.3 Macam-Macam Bencana Alam di Sekitar Kita .............................. 9
2.1.4 Potensi dan Ancaman Bencana ....................................................... 13

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xiv
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.1.5 Dampak Bencana ............................................................................. 15


2.2 Analisis Risiko Bencana................................................................................. 16
2.2.1 Pengantar Analisis Risiko Bencana ................................................. 16
2.2.2 Langkah-Langkah Analisis Risiko .................................................. 17
2.3 Manajemen Penanggulangan Bencana .......................................................... 21
2.3.1 Pengertian Manajemen Bencana ...................................................... 21
2.3.2 Tujuan Manajemen Bencana ............................................................ 22
2.3.3 Faktor atau Pilar Dalam Manajemen Bencana ................................ 22
2.3.4 Mekanisme Manajemen Bencana .................................................... 23
2.3.5 Siklus/Tahapan dan Upaya-Upaya Penanggulangan Bencana ....... 25
2.3.6 Kebijakan Manajemen Bencana Nasional ...................................... 34
2.3.7 Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia ............................... 36
2.4 Rapid Health Assessment (RHA) dan Perencanaan Penanggulangan
Bencana ........................................................................................................... 37
2.4.1 Pengertian Rapid Health Assessment (RHA) .................................. 37
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA) .................. 38
2.4.3 Klasifikasi Rapid Health Assessment (RHA) .................................. 38
2.4.4 Tim Rapid Health Assessment (RHA) ............................................. 39
2.4.5 Metode Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA).................. 39
2.4.6 Jenis-Jenis Perencanaan Dalam Penanggulangan Bencana ........... 42
2.4.7 Perencanaan Kontijensi .................................................................... 43
2.5 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) ........................... 44
2.5.1 Konsep Koordinasi ........................................................................... 44
2.5.2 Manajemen PMK ............................................................................. 44
2.5.3 Sistem Koordinasi PMK .................................................................. 48
2.6 Arah Kebijakan dan Strategis BNPB Tahun 2015-2019 ............................. 50
2.6.1 Arah Kebijakan Umum PB BNPB .................................................. 52
2.6.2 Strategi PB BNPB Tahun 2015-2019 ............................................. 52
2.6.3 Upaya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya .................................. 57
2.6.4 Upaya Penyelenggaraan PB ............................................................. 58
2.7 Indikator Penilaian Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen
Bencana ........................................................................................................... 59

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xv
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.7.1 Pengetahuan ....................................................................................... 59


2.7.2 Sikap ................................................................................................. 62
2.7.3 Praktik atau Pengalaman Sebelumnya ............................................ 65
2.7.4 Sosiodemografi.................................................................................. 66
2.8 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 70
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS PENELITIAN ........ 78
3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................................... 78
3.2 Hipotesis ........................................................................................................... 79
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 81
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................. 81
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ........................................................ 81
4.2.1 Populasi ................................................................................................ 81
4.2.2 Sampel dan Besar Sampel ................................................................... 81
4.2.3 Kriteria Sampel Penelitian .................................................................. 82
4.2.4 Teknik Sampling.................................................................................. 82
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................ 83
4.3.1 Variabel Independen (variabel terikat)............................................... 83
4.3.2 Variabel Dependen (variabel bebas) .................................................. 83
4.3.3 Definisi Operasional ............................................................................ 83
4.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 87
4.4.1 Instrumen Penelitian ............................................................................ 87
4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian .......................... 88
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 89
4.5.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 89
4.5.2 Waktu Pengambilan Data.................................................................... 90
4.6 Prosedur dan Pengumpulan Data................................................................... 90
4.7 Analisis Data ................................................................................................... 92
4.7.1 Penerapan Analisis Data ..................................................................... 93
4.8 Kerangka Kerja (Frame Work) ..................................................................... 94
4.9 Etika Penelitan ................................................................................................. 94
4.9.1 Lembar Persetujuan Responden ......................................................... 95
4.9.2 Kerahariaan Nama (Anonimity) .......................................................... 95
4.9.3 Kerahasiaan Informasi (Confidentiality) ............................................ 95

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xvi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4.9.4 Berbuat Baik (Beneficience) ............................................................... 95


4.10 Keterbatasan Penelitan .................................................................................. 96
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN .................................... 97
5.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 97
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 97
5.1.2 Data Umum .......................................................................................... 98
5.1.3 Data Khusus ......................................................................................... 102
5.2 Pembahasan .................................................................................................... 112
5.2.1 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Tentang Manajemen Bencana .......................................... 112
5.2.2 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan
Terhadap Manajemen Bencana .......................................................... 116
5.2.3 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Dalam Manajemen Bencana ......................................... 119
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 123
6.1 Simpulan......................................................................................................... 123
6.2 Saran ............................................................................................................... 124
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 126
Lampiran ................................................................................................................ 129

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xvii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam


Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat ...........................................................................................................70
Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat ...........................................................................................................84
Tabel 5.1 Data Sosiodemografi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ....................................................................99
Tabel 5.2 Data Spesifik Jenis Bencana dan Saat Terjadinya Bencana yang Pernah
Melibatkan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Dalam
Kegiatan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ................... 101
Tabel 5.3 Data Spesifik Jenis Pelatihan Manajemen Bencana yang Diikuti Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa
Barat ......................................................................................................................... 101
Tabel 5.4 Distribusi Variabel Dependen Pengethauna, Sikap, dan
Praktik/Pengalaman Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana
di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.............. 102
Tabel 5.5 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga
Kesehatan Tentang Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
di Kabupaten Sumbawa Barat ................................................................................ 103
Tabel 5.6 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan
Terhadap Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat..................................................................................... 106
Tabel 5.7 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman
Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat ..................................... 109

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xviii
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Manajemen Risiko Bencana/Disaster Risk Management


Cycle (DRMC) ........................................................................................25
Gambar 2.2 Skema Komponen Kepemimpinan Situasi Krisis ...............................45
Gambar 2.4 Skema Pengorganisasian PMK di Tingkat Kabupaten/Kota ..............48
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Manajemen Bencana di Indonesia ......................51
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................78
Gambar 4.1 Kerangka Kerja ......................................................................................94

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xix
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Fasilitas Survey Pengambilan Data Awal ......... 129
Lampiran 2 Surat Keterangan Lulus Kaji Etik ...................................................... 130
Lampiran 3 Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data Penelitian............... 131
Lampiran 4 Surat Izin Kegiatan Penelitian BAPPEDA LITBANG KSB .......... 132
Lampiran 5 Lembar Penjelasan Penelitian ............................................................ 133
Lampiran 6 Print Out Email Konfirmasi Penggunaan Kuisioner Instrumen
Penelitian.................................................................................................................. 135
Lampiran 7 Lembar Kesediaan Menjadi Responden ........................................... 136
Lampiran 8 Lembar Kuisioner Data Sosiodemografi .......................................... 137
Lampiran 9 Lembar Kuisioner Pengetahuan ......................................................... 138
Lampiran 10 Lembar Kuisioner Sikap ................................................................... 141
Lampiran 11 Lembar Kuisioner Praktik/Pengalaman Sebelumnya ..................... 143
Lampiran 12 Print Out Hasil Uji Statistik ............................................................. 146

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


xx
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DAFTAR SINGKATAN

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana


NTB : Nusa Tenggara Barat
IRBI : Indeks Risiko Bencana Indonesia
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
UNISDR : United Nations International Strategy for Disaster Reduction
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
ADRC : Asian Disaster Reduction Center
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
PMK : Penanggulangan Masalah Kesehatan
ORNOP : Organisasi Non Pemerintah
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
SATLAK PBP : Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsian
Satgas PBP : Satuan Petugas Penanggulangan Bencana Dan Pengungsian
Denkesyah : Detasemen Kesehatan Wilayah
KLB : Kejadian Luar Biasa
SDM : Sumber Daya Manusia
SARA : Suku, Agama dan Ras
BPBD : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Planas : Platform Nasional
RHA : Rapid Health Assessment
BAKORNAS PB: Bada Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana
SATKORLAK PB : Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
SATLAK PB : Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
Puldalops PB : Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana
IABI : Ikatan Ahli Bencana Indonesia
Kemenkominfo : Kementerian Komunikasi dan Informatika

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan pada saat bencana merupakan faktor yang sangat

penting untuk mencegah terjadinya kematian, kecacatan dan kejadian penyakit,

serta mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat bencana yang merupakan suatu

kejadian yang tidak diinginkan dan biasanya terjadi secara mendadak serta

menimbulkan korban jiwa (Menteri Kesehatan RI, 2006). Salah satu kendala yang

sering dijumpai dalam penanggulangan krisis di daerah bencana adalah kurangnya

Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang dapat difungsikan baik dari segi

jumlah dan jenis serta kompetensinya (Menteri Kesehatan RI, 2006). Menurut

Kepmenkes Nomor 066/MENKES/SK/II/2006 tentang Pedoman Manajemen SDM

Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana, perencanaan penempatan SDM

kesehatan untuk pelayanan kesehatan pada kejadian bencana sangat perlu untuk

memperhatikan kompetensi manajemen bencana yang dimiliki SDM kesehatan

setempat khususnya yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),

terutama di daerah rawan bencana. Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana

Indonesia (IRBI) Tahun 2013, Kabupaten Sumbawa Barat yaitu salah satu

kabupaten yang terdampak kejadian bencana tersebut merupakan wilayah dengan

resiko tinggi terhadap bencana gempa bumi (BNPB, 2015b). Untuk dapat

meminimalisir kerugian akibat bencana yang terjadi, peran tenaga kesehatan yang

tanggap dan siap sangat diperlukan (Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Namun

1
2
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

sejauh ini, tingkat kesiapan dan kompetensi manajemen bencana tenaga kesehatan

yang bekerja di puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat belum pernah dievaluasi.

Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan bencana di dunia,

seringkali dan tidak terduga, yaitu di antaranya gempa bumi, tsunami, tanah

longsor, letusan gunung berapi, banjir, dan kekeringan (CFE-DM, 2018). Indonesia

berada di atas sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera,

Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi, yang didominasi pegunungan vulkanik aktif,

dan menyebabkan 87% wilayah Indonesia rawan bencana alam (Putra et al., 2015).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada 2017 terjadi

2.862 kejadian bencana alam, diantaranya banjir (34,2%), puting beliung (31%),

tanah longsor (29,6%), kebakaran hutan dan lahan (3,4%), gempa bumi (0,7%),

kekeringan (0,6%), gelombang pasang/abrasi (0,4%), dan letusan gunung api

(0,1%) (BNPB, 2018).

Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan salah satu provinsi yang sering

mengalami ancaman bencana alam. BNPB mencatat pada 2017, provinsi ini

mengalami sebanyak 71 kejadian bencana alam, diantaranya banjir (41), puting

beliung (14), kekeringan (9), tanah longsor (6), dan kebakaran hutan dan lahan (1)

(BNPB, 2018b). Dampaknya, tercatat 10 orang korban meninggal dunia, 8 orang

korban luka-luka dan 903.277 orang mengungsi (BNPB, 2018b). Secara materiil,

kejadian tersebut mengakibatkan 92 rumah rusak berat, 167 rumah rusak sedang,

948 rumah rusak ringan, 8.599 rumah terendam banjir dan 31 fasilitas umum dan

sosial mengalami kerusakan (BNPB, 2018b). Setahun berikutnya, 29 Juli 2018,

terjadi gempa bumi di NTB, yang disusul oleh rangkaian gempa susulan di

sepanjang bulan Agustus 2018, mengakibatkan korban jiwa dan materiil. Hingga

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


3
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tanggal 21 Agustus 2018, BNPB (2018) mencatat 515 orang meninggal dunia dan

7.145 orang korban luka-luka dan 431.416 orang mengungsi. Secara materiil,

bencana tersebut mengakibatkan 73.843 rumah dan 798 fasilitas umum dan sosial

rusak.

United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR)

berfungsi sebagai titik pusat koordinasi mitigasi bencana dan koordinator sinergi di

antara kegiatan sistem penanggulangan bencana di dunia (CFE-DM, 2018).

UNISDR menekankan bahwa rumah sakit dan fasilitas perawatan kesehatan lainnya

merupakan aset penting bagi masyarakat dalam upaya reduksi dampak bencana

(Osman and Ahayalimuddin, 2016). Kompleksitas dari permasalahan bencana

memerlukan suatu penataan atau perencanaan yang matang dalam

penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu

(Osman and Ahayalimuddin, 2016).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) memiliki peran aktif dalam

meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana

sebagai unit pelayanan kesehatan terdekat di masyarakat (BNPB, 2015b).

Puskesmas bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan saat krisis bencana

dengan melakukan berbagai kegiatan seperti: pelayanan gawat darurat 24 jam,

pendirian pos kesehatan 24 jam di sekitar lokasi bencana, upaya gizi, Kesehatan Ibu

dan Anak (KIA) dan sanitasi pengungsian, upaya kesehatan jiwa serta upaya

kesehatan rujukan sesaat setelah terjadinya bencana (DEPKES, 2007). Karenanya

tenaga kesehatan di puskesmas memiliki peran untuk mempersiapkan kelompok

rentan pada fase akut bencana (Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Mereka perlu

untuk membekali diri dengan skill manajemen bencana yang baik (Tatuil, Mandagi,

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


4
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

& Engkeng, 2015). Hasil studi pendahuluan mengindikasikan bahwa tenaga

kesehatan yang bekerja di Puskesmas Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat belum

pernah mendapatkan pelatihan dan manajemen tanggap bencana. Beberapa di

antara mereka menyatakan belum mengetahui tentang manajemen bencana ataupun

terlibat langsung dalam penanganan bencana. Hal ini menunjukkan bahwa kesiapan

tenaga kesehatan dalam menghadapi potensi bencana di Kabupaten Sumbawa Barat

masih diragukan.

Manajemen penanggulangan bencana didefinisikan sebagai upaya dinamis

dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di seluruh tahapan penanggulangan

bencana (termasuk di dalamnya pencegahan, mitigasi, tanggap darurat, serta

rehabilitasi dan rekonstruksi) dengan menggunakan seluruh potensi yang tersedia

guna melindungi sebesar-besarnya masyarakat, dan berusaha menekan sekecil

kecilnya korban akibat bencana alam, serta meningkatkan kemampuan masyarakat

untuk mengatasi ancaman yang menimpanya (BNPB, 2015b). Upaya ini dapat

diupayakan melalui pendidikan penanggulangan bencana, pelatihan tanggap

darurat bencana, perencanaan dan pemeliharaan fasilitas dan infrastruktur dan

pembangunan jalur jejaring bantuan (Husna, 2011). Namun, upaya tersebut belum

dapat dijelaskan. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa lemahnya kompetensi

profesional telah menyebabkan tenaga kesehatan gagal untuk berperan saat bencana

(Tatuil, Mandagi and Engkeng, 2015). Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi

sosiodemografi tenaga kesehatan tingkat puskesmas di wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, dan menjelaskan pengetahuan, sikap dan

praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


5
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam studi ini adalah “Apakah ada hubungan antara latar

belakang sosiodemografi dengan kesiapan (pengetahuan, sikap, dan

praktik/pengalaman sebelumnya) tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di

Puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di

puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan

pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana di puskesmas

wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

2 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan sikap

tenaga kesehatan terhadap manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan

bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

3 Menjelaskan hubungan antara latar belakang sosiodemografi dengan

praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di

puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini memberikan manfaat terhadap pengembangan keilmuan

manajemen bencana di puskesmas dan dapat menjadi masukan teoritis bagi

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


6
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dinas kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat terkait manajemen bencana yang

dapat diintegrasikan kepada tenaga kesehatan tingkat puskesmas.

1.4.2 Manfaat Praktis

1 Bagi responden

Responden dalam penelitian ini (diantaranya adalah dokter, perawat dan

bidan) dapat menggunakan penelitian ini sebagai barometer untuk mengukur

pengetahuan, pemahaman dan kesiapan mereka dalam menghadapi potensi

bencana.

2 Bagi Puskesmas Lokasi Penelitian dan Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini disampaikan kepada Puskesmas lokasi penelitian dan

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat berupa laporan akhir yang dapat

menjadi dasar dalam pertimbangan peningkatan kompetensi manajemen

bencana bagi tenaga kesehatan di puskesmas.

3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini menjadi acuan dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bencana

2.1.1 Definisi Bencana

Menurut Asian Disaster Reduction Center (ADRC), bencana merupakan

suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang dapat menimbulkan kerugian

secara meluas dan dirasakan oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan

(alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia untuk

mengatasinya dengan sumber daya yang ada (Khambali, 2017). Bencana alam

merupakan konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami, baik peristiwa fisik, seperti

letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor, dan aktivitas manusia (Khambali,

2017).

Berdasarkan Pengetahuan Kebencanaan BNPB menjelaskan bencana adalah

peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan

dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non

alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU

RI No.24, 2007). Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh

faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24

Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana non

alam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa

gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah

7
8
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

longsor. Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal

modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial adalah bencana yang

diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh

manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas

masyarakat, dan teror. Kejadian bencana merupakan peristiwa bencana yang terjadi

dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian, lokasi, jenis bencana, korban dan/ataupun

kerusakan. Jika terjadi bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu

wilayah, maka dihitung sebagai satu kejadian. (UU RI No.24, 2007).

2.1.2 Klasifikasi Bencana Alam

Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu :

1) Bencana alam geologis

Bencana alam ini diakibatkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi

(gaya endogen). Contoh bencana alam geologis adalah gempa bumi, letusan

gunung berapi, dan tsunami.

2) Bencana alam klimatologis

Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang diakibatkan oleh faktor

angin dan hujan. Termasuk dalam bencana alam klimatologis adalah banjir,

badai, banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami

hutan (bukan oleh manusia).

3) Bencana alam ekstra-terestrial

Bencana alam ekstra-terestrial merupakan bencana alam yang terjadi di luar

angkasa, sebagai contoh hantaman/ impact meteor yang jika mengenai

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


9
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

permukaan bumi maka akan menyebabkan bencana alam yang dahsyat bagi

penduduk bumi (Khambali, 2017).

2.1.3 Macam-macam Bencana Alam di Sekitar Kita

1) Banjir

Banjir yaitu peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau

daratan karena volume air yang meningkat.

2) Banjir bandang

Banjir bandang yaitu banjir yang datang secara tiba-tiba dengan debit air yang

besar yang disebabkan terbendungnya aliran sungai pada alur sungai.

3) Kebakaran hutan dan lahan

Kebakaran hutan dan lahan merupakan suatu keadaan di mana hutan dan lahan

dilanda api, sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan lahan yang

menimbulkan kerugian ekonomis dan atau nilai lingkungan. Kebakaran hutan

dan lahan seringkali menyebabkan bencana asap yang dapat mengganggu

aktivitas dan kesehatan masyarakat sekitar. Hutan yang terbakar juga bisa

sampai ke daerah pemukiman penduduk sehingga dapat membakar habis

bangunan-bangunan yang ada.

4) Gempa bumi

Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan

bumi akibat dari tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung

api atau runtuhan batuan. Gempa dengan skala tinggi dapat membuat luluh

lantak apa yang ada di permukaan bumi. Kebanyakan gempa bumi disebabkan

dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang lempengan yang

bergerak. Semakin lama tekanan itu semakin membesar dan akhirnya mencapai

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


10
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pada keadaan di mana tekanan itu tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran

lempengan dan saat itulah gempa terjadi.

5) Tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan

("tsu" berarti lautan, "nami" berarti gelombang ombak). Tsunami adalah

serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya

pergeseran di dasar laut akibat gempa bumi yang menyapu daratan akibat

adanya gempa bumi di laut, tumbukan benda besar/cepat di laut, angin ribut,

dan lain sebagainya yang dapat menyapu bersih permukiman penduduk dan

menyeret segala isinya ke laut lepas yang dalam sehingga dampaknya bisa

membunuh banyak manusia dan makhluk hidup. Tsunami dapat terjadi akibat

gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan

gunung berapi, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi.

Gempa yang menyebabkan tsunami :

(1) Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0-30 KM)

(2) Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 skala richter

(3) Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.

6) Letusan gunung api

Letusan gunung api adalah bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan

istilah "erupsi". Bahaya letusan gunung api dapat berupa awan panas, lontaran

material (pijar), hujan abu lebat, lava, gas racun, tsunami dan banjir lahar.

7) Angin puting beliung

Angin puting beliung adalah angin kencang yang datang secara tiba-tiba,

mempunyai pusat, bergerak melingkar menyerupai spiral dengan kecepatan 40-

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


11
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

50 km/jam hingga menyentuh permukaan bumi dan akan hilang dalam waktu

singkat (3-5 menit), bisa menerbangkan benda-benda serta merobohkan

bangunan yang ada sehingga sangat berbahaya untuk manusia.

8) Tanah longsor

Tanah longsor adalah salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun

percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya

kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng. Batu, pohon, pasir dan bahan

alam lainnya bisa ikut longsor menghancurkan apa saja yang ada di bawahnya

sehingga jika ada orang atau permukiman penduduk di atas tanah longsor

tersebut atau dibawah tanah yang jatuh itu akan sangat berbahaya. Longsor atau

biasa disebut gerakan tanah merupakan suatu peristiwa geologi yang terjadi

akibat pergerakan batuan atau tanah berbagai tipe dan jenis, misalnya jatuhnya

bebatuan atau gumpalan besar tanah.

9) Gelombang pasang atau badai

Gelombang pasang atau badai merupakan gelombang tinggi yang ditimbulkan

karena efek terjadinya siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia dan berpotensi

kuat menimbulkan bencana alam. Indonesia bukan daerah lintasan siklon tropis

tetapi keberadaan siklon tropis akan memberikan pengaruh kuat terjadinya

angin kencang, gelombang tinggi disertai hujan deras.

10) Abrasi

Abrasi merupakan proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan

arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.

Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipicu oleh terganggunya

keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi dapat disebabkan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


12
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama

abrasi.

11) Pemanasan global atau global warming

Pemanasan global yaitu adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer,

laut, dan daratan bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan

menyebabkan berbagai perubahan lain, seperti naiknya permukaan air laut,

bertambahnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, perubahan jumlah dan

pola presipitasi, hilangnya gletser, juga mempengaruhi hasil pertanian dan

punahnya berbagai jenis hewan.

12) Kekeringan

Kekeringan adalah terjadinya kesenjangan antara air yang tersedia dengan air

yang diperlukan, berbeda dengan kondisi kering yang diartikan sebagai kondisi

jumlah curah hujan yang sedikit. Kekeringan dapat timbul karena gejala alam

yang terjadi, seperti pergantian musim yang merupakan dampak dari iklim.

Pada musim kemarau, sungai akan mengalami kekeringan sehingga sungai dan

waduk tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, sawah-sawah yang

menggunakan sistem pengairan dari air hujan juga akan mengalami kekeringan

dan tidak dapat menghasilkan panen serta pasokan air bersih juga berkurang.

Kekeringan pada suatu wilayah merupakan suatu keadaan yang umumnya

mengganggu keseimbangan makhluk hidup (UU RI No.24, 2007)

2.1.4 Potensi dan Ancaman Bencana

Bencana dapat disebabkan oleh kejadian alam (natural disaster) maupun

oleh ulah manusia (man-made disaster). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan

bencana yaitu bahaya alam (natural hazards) dan bahaya karena ulah manusia

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


13
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(man-made hazards) yang menurut United Nations International Strategy for

Disaster Reduction (UNISDR) dapat dikelompokkan menjadi :

1) Bahaya geologi (geological hazards)

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada

pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng Benua Asia, Benua

Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian

selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang

memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa sampai Nusa Tenggara dan Sulawesi,

yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang

sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi

sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,

banjir dan tanah longsor.

2) Bahaya hidrometeorologi (hydrometeorological hazards)

Wilayah Indonesia terletak di daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu

panas dan hujan dengan ciri-ciri adanya perubahan cuaca, suhu dan arah angin

yang cukup ekstrim. Kondisi iklim seperti ini digabungkan dengan kondisi

topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam, baik secara fisik

maupun kimiawi, menghasilkan kondisi tanah yang subur. Sebaliknya, kondisi

itu dapat menimbulkan beberapa akibat buruk bagi manusia seperti terjadinya

bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan

kekeringan. Seiring dengan berkembangnya waktu dan meningkatnya aktivitas

manusia, kerusakan lingkungan hidup cenderung semakin parah dan memicu

meningkatnya jumlah kejadian dan intensitas bencana hidrometeorologi

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


14
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(banjir, tanah longsor dan kekeringan) yang terjadi secara silih berganti di

banyak daerah di Indonesia.

3) Bahaya biologi (biological hazards)

Dari tahun ke tahun sumber daya hutan di Indonesia semakin berkurang,

sementara itu pengusahaan sumber daya mineral juga mengakibatkan

kerusakan ekosistem yang secara fisik sering menyebabkan peningkatan risiko

bencana.

4) Bahaya teknologi (technological hazards)

Pada sisi lain laju pembangunan mengakibatkan peningkatan akses masyarakat

terhadap ilmu dan teknologi. Namun, karena kurang tepatnya kebijakan

penerapan teknologi, sering terjadi kegagalan teknologi yang berakibat fatal

seperti kecelakaan transportasi, industri dan terjadinya wabah penyakit akibat

mobilisasi manusia yang semakin tinggi.

5) Penurunan kualitas lingkungan (environmental degradation)

Meskipun pembangunan di Indonesia telah dirancang dan didesain sedemikian

rupa dengan dampak lingkungan yang minimal, proses pembangunan tetap

menimbulkan dampak kerusakan lingkungan dan ekosistem. Pembangunan

yang selama ini bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam (terutama dalam

skala besar) menyebabkan hilangnya daya dukung sumber daya ini terhadap

kehidupan masyarakat.

6) Kerentanan (vulnerability) yang tinggi dari masyarakat, infrastruktur serta

elemen-elemen di dalam kota/ kawasan yang berisiko bencana

7) Kapasitas yang rendah dari berbagai komponen di dalam masyarakat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


15
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Potensi bencana lain yang tidak kalah seriusnya adalah faktor keragaman

demografi di Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2004

mencapai 220 juta jiwa yang terdiri dari beragam etnis, kelompok, agama dan

adat-istiadat. Keragaman tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang

tidak dimiliki bangsa lain. Namun karena pertumbuhan penduduk yang tinggi

tidak diimbangi dengan kebijakan dan pembangunan ekonomi, sosial dan

infrastruktur yang merata dan memadai, terjadi kesenjangan pada beberapa

aspek dan terkadang muncul kecemburuan sosial. Kondisi ini potensial

menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat yang dapat berkembang

menjadi bencana nasional.

(BNPB, 2017)

2.1.5 Dampak Bencana

Menurut (Carter, 2008) umumnya dampak dari bencana adalah sebagai berikut:

1. Hilangnya jiwa

2. Cidera

3. Kerusakan properti

4. Kerusakan subsistensi dan hasil bumi

5. Gangguan produksi

6. Gaya hidup yang terganggu

7. Kehilangan mata pencaharian

8. Gangguan terhadap layanan penting

9. Kerusakan infrastruktur nasional dan gangguan terhadap sistem

pemerintahan

10. Kerugian ekonomi nasional

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


16
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

11. Dampak psikologis dan sosiologis

(Carter, 2008)

2.2 Analisis Risiko Bencana

2.2.1 Pengantar Analisis Risiko Bencana

Disaster Recovery Journal menyampaikan 2 (dua) definisi yang berbeda

untuk menjelaskan analisis risiko, yaitu:

1. Analisis risiko (risk analysis) yaitu proses yang meliputi pengidentifikasian

ancaman yang paling mungkin terjadi terhadap objek studi serta penganalisisan

kerentanan terkait dengan ancaman bencana tersebut.

2. Penilaian risiko (risk assessment) merupakan suatu proses yang meliputi

pengevaluasian kondisi fisik dan lingkungan serta penilaian kapasitas relatif

terhadap ancaman bencana potensial.

International Strategy for Disaster Reduction (ISDR) yang memberikan

pengertian analisis risiko bencana sebagai metodologi dalam menentukan risiko

melalui suatu tindakan analisis ancaman bencana dan suatu evaluasi terhadap

kondisi eksisting. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk

melakukan suatu analisis risiko bencana, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Manfaat Biaya (Cost Benefit Analysis)

Analisis manfaat biaya merupakan suatu metode yang digunakan untuk memilih

opsi dengan cara memberi keseimbangan antara biaya setiap pilihan dengan

keuntungan atau kelebihannya.

2. Analisis Dampak dan Model Kegagalan (Failure Modes and Effects Analysis)

Analisis dampak dan model kegagalan adalah teknik analisis yang

mendeskripsikan dampak dari kegagalan yang terjadi pada suatu sistem

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


17
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3. Analisis Kuantitatif (Quantitative Analysis)

Analisis kuantitatif yaitu analisis yang pembobotannya menggunakan angka,

baik untuk dampak (consequences), maupun untuk kekerapannya (likelihood).

4. Pemetaan Risiko (Risk Mapping)

Peta risiko merupakan gambaran suatu masyarakat atau wilayah geografis yang

mengidentifikasikan tempat dan bangunan yang mungkin terkena dampak

bencana.

5. Pemetaan Ancaman Bencana (Hazard Mapping)

Pemetaan ancaman bencana merupakan proses untuk memetakan bencana pada

suatu wilayah dengan menggunakan berbagai skala peta, penutupan lahan, dan

detail lainnya.

(Khambali, 2017)

2.2.2 Langkah-Langkah Analisis Risiko

Lingkup kegiatan analisis risiko yaitu diantaranya pengumpulan, pengolahan,

analisis data, penetapan variabel penilaian risiko, dan penatalaksanaan penilaian

risiko.

Faktor penentu risiko bencana antara lain sebagai berikut:

1. Ancaman

Ancaman suatu kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan

penghidupan masyarakat sehingga menimbulkan korban jiwa, kerusakan harta

benda, kehilangan rasa aman, kelumpuhan ekonomi, dan kerusakan lingkungan

serta dampak psikologis.

Peningkatan ancaman bencana didasarkan pada beberapa faktor berikut:

1) Fenomena geologi yang semakin dinamis

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


18
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Perubahan iklim yang semakin ekstrim

3) Degradasi lingkungan yang semakin meningkat

4) Bonus demografi yang tidak terkelola

2. Kerentanan

Kerentanan merupakan suatu kondisi yang ditentukan oleh berbagai faktor fisik,

sosial, ekonomi, geografi yang menyebabkan menurunnya kemampuan

masyarakat dalam menghadapi bencana.

3. Kapasitas

Kapasitas adalah suatu kemampuan sumber daya yang dimiliki tiap orang atau

tiap kelompok di suatu wilayah yang dapat digunakan dan ditingkatkan dengan

tujuan untuk mengurangi risiko bencana.

(BNPB, 2014)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan analisis risiko yaitu

mengenali ancaman, mengidentifikasi kerentanan, dan kemudian kapasitas di

daerah masing-masing.

1. Berapa luas bencana yang melanda.

2. Berapa luas ancaman terhadap masyarakat dan lingkungan.

3. Identifikasi bahaya untuk mengenali sifat, lokasi, intensitas dari ancaman.

4. Analisis kerentanan untuk menentukan keberadaan dan tingkat kerentanan

paparan ancaman.

5. Analisis kapasitas untuk mengidentifikasi kapasitas dan sumber daya yang ada

untuk mengurangi tingkat resiko atau dampak dari bencana.

6. Analisis risiko untuk menentukan tingkat risiko.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


19
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

7. Evaluasi risiko untuk membuat keputusan terkait risiko yang membutuhkan

penanggulangan dan prioritas.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko bencana maka diperlukan upaya-

upaya untuk mengurangi ancaman serta kerentanan dan meningkatkan kapasitas.

1. Pembuatan peta rawan

1) Melengkapi peta topografi kota, sungai, danau, gunung berapi, ancaman

penambangan, pabrik, industri dan lain sebagainya.

2) Inventarisasi ancaman banjir, gunung meletus, longsor, kebocoran pipa,

kecelakaan transportasi, dan lain sebagainya.

3) Melengkapi peta rawan ancaman dengan kerentanan masyarakat:

(1) Data demografi (jumlah bayi, balita, dan lain-lain).

(2) Sarana dan prasarana kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan lain-lain).

(3) Ketenagaan kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan lain-lain).

(4) Data cakupan pelayanan kesehatan (imunisasi, KIA, gizi, dan lain-lain).

2. Penetapan jenis bahaya dan variabel

Menentukan kelompok jenis bahaya, diantaranya yaitu tsunami, gempa

bumi, letusan gunung berapi, angin puyuh, banjir, tanah longsor, kebakaran

hutan, kekeringan, Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular, kecelakaan

transportasi/ industri, atau konflik dengan kekerasan.

3. Karakteristik bahaya

1) Frekuensi

Seberapa sering terjadinya intensitas suatu bencana/ ancaman yang dapat

diukur dari kekuatan dan kecepatan secara kuantitatif/ kualitatif.

2) Dampak

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


20
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pengukuran seberapa besar akibat terhadap kehidupan sehari-hari.

3) Keluasan

Luasnya daerah yang terkena.

4) Komponen uluran waktu

Rentang waktu peringatan gejala awal hingga terjadinya dan lamanya proses

bencana berlangsung.

4. Kerentanan fisik

1) Kekuatan struktur bangunan fisik (lokasi, bentuk, material, konstruksi,

pemeliharaannya).

2) Sistem transportasi dan telekomunikasi (akses jalan, sarana angkutan,

jaringan komunikasi, dan lain-lain).

3) Sosial; meliputi unsur demografi (proporsi keluarga rentan, status kesehatan,

budaya, status sosial ekonomi, dan lain-lain).

4) Ekonomi; meliputi dampak primer (kerugian langsung) dan sekunder (tidak

langsung).

5. Manajemen kebijakan

1) Telah ada/tidaknya kebijakan, peraturan perundangan, Perda, Protap, dan

lain-lain tentang penanggulangan bencana.

2) Telah ada/tidaknya sistem peringatan dini, rencana tindak lanjut, termasuk

pembiayaan.

3) Peran serta masyarakat; meliputi kesadaran dan kepedulian masyarakat akan

bencana.

4) Keluaran

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


21
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ancaman/bencana (event) dengan nilai tertinggi merupakan keluaran yang

harus diprioritaskan

(BNPB, 2015)

2.3 Manajemen Penanggulangan Bencana

2.3.1 Pengertian Manajemen Bencana

Manajemen bencana adalah suatu proses yang dinamis, berlanjut dan

terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan

observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan,

peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi bencana (UU RI

No.24, 2007).

Manajemen bencana menurut University of Wisconsin merupakan

serangkaian kegiatan yang didesain dalam mengendalikan situasi bencana darurat

dan mempersiapkan kerangka untuk membantu orang yang rentan bencana dalam

menghindari atau mengatasi dampak bencana tersebut.

Manajemen bencana menurut Universitas British Columbia adalah suatu

proses pembentukan atau penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common

value) untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat (partisipan) untuk menyusun

rencana dan menghadapi bencana, baik bencana potensial maupun aktual.

(Khambali, 2017).

2.3.2 Tujuan Manajemen Bencana

Secara umum, manajemen bencana bertujuan untuk:

1. Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda

dan lingkungan hidup.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


22
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan

korban.

3. Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/pengungsian ke

daerah asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni

dan aman.

4. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/transportasi,

air minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi

dan sosial daerah yang terkena bencana.

5. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.

6. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan.

(BNPB, 2015a)

2.3.3 Faktor atau Pilar Dalam Manajemen Bencana

Faktor-faktor atau pilar-pilar utama tertentu dalam penentuan kebijakan

manajemen bencana nasional untuk sebagian besar negara yang dijelakan oleh

(Carter, 2008), sebagai berikut :

1. Mendefinisikan secara akurat ancaman bencana

2. Mengidentifikasi dampak yang mungkin disebabkan oleh ancaman

3. Menilai sumber daya yang tersedia untuk menghadapi ancaman

4. Pengaturan organisasi yang diperlukan untuk mempersiapkan menanggapi, dan

pulih dari peristiwa bencana

5. Mendefinisikan bagaimana kebijakan penanggulangan bencana nasional saling

terkait dengan aspek lain dari kebijakan nasional, terutama yang berkaitan

dengan pembangunan nasional dan perlindungan lingkungan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


23
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6. Faktor-faktor nasional spesifik lainnya yang mungkin berlaku.

(Carter, 2008)

2.3.4 Mekanisme Manajemen Bencana

Mekanisme manajemen bencana terdiri dari:

1. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di lokasi

bencana yang secara umum melaksanakan fungsi pertama dan utama dalam

manajemen bencana dan sering disebut mekanisme manajemen bencana

alamiah, terdiri dari keluarga, organisasi sosial informal (pengajian, pelayanan

kematian, kegiatan kegotong royongan, arisan, dan lain-lain), serta masyarakat

lokal.

2. Mekanisme eksternal atau formal, adalah organisasi yang sengaja dibentuk

dengan tujuan untuk manajemen bencana, contohnya di Indonesia yaitu

BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, dan SATLAK PB.

Secara umum manajemen bencana dan keadaan darurat adalah tahapan pra

bencana, saat bencana, dan pasca bencana, Untuk daerah-daerah yang kerap

tertimpa bencana, entah itu yang dibuat manusia (banjir, longsor, luapan lumpur,

dan lain-lain) ataupun yang tak terduga secara awam (gempa tektonik, vulkanik,

angin puting beliung, dan lain-lain), dan menerapkan tahapan-tahapan kerja yang

lebih mendetail. Setiap tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Riset (pelajari fenomena alam yang akan terjadi secara umum atau khusus di satu

daerah).

2. Analisis kerawanan dan kajian risiko (vulnerabilities analysis and risk

assessment).

3. Sosialisasi dan kesiapan masyarakat.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


24
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Mitigasi atau persiapan mendekati terjadinya bencana atau keadaan darurat.

5. Warning atau peringatan bencana.

6. Tindakan penyelamatan.

7. Komunikasi.

8. Penanganan darurat.

9. Keberlangsungan penanganan.

10. Upaya perbaikan.

11. Pelatihan dan pendidikan. Untuk mendapatkan hasil terbaik untuk

mengantisipasi hingga mengupayakan perbaikan pasca bencana, setiap daerah

harus memiliki petugas-petugas yang cakap dan berpengetahuan. Untuk itu

diperlukan pendidikan dan pelatihan yang selalu sejalan dengan penemuan

teknologi penanganan bencana termutakhir.

12. Simulasi. Setelah memiliki petugas yang cakap dan berpengetahuan, setiap

daerah harus melaksanakan simulasi penanganan bencana ataupun keadaan

darurat agar setiap anggota masyarakat bisa mengantisipasi hingga

menyelamatkan diri dan anggota keluarganya sehingga beban daerah ataupun

kerugian pribadi dapat diminimalisasi.

(BNPB, 2015a)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


25
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.3.5 Siklus/Tahapan Penanggulangan Bencana

Gambar 2.1 Siklus Manajemen Risiko Bencana/Disaster Risk Management


Cycle (DRMC) (Khan, Vasilescu and Khan, 2008)

Menurut Himayatullah Khan, Laura Giurca Vasilescu, dan Asmatullah Khan

(2008), ada tiga tahapan kunci dari kegiatan yang diupayakan dalam manajemen

risiko bencana adalah sebagai berikut :

1. Sebelum bencana (pra-bencana)

Kegiatan pra bencana di upayakan untuk mengurangi korban dan kerugian harta

benda yang disebabkan oleh potensi bahaya. Misalnya, melaksanakan kesadaran

kampanye, memperkuat struktur yang masih lemah, persiapan rencana

penanggulangan bencana di tingkat rumah tangga dan masyarakat, dll. Langkah-

langkah pengurangan risiko pada tahap ini disebut sebagai kegiatan mitigasi dan

kesiapsiagaan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


26
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Saat bencana (kejadian bencana)

Ini termasuk upaya yang dilakukan untuk memastikan bahwa kebutuhan dan

penentuan korban terpenuhi dan dampak penderitaan diminimalkan. Kegiatan

yang dilakukan pada tahap ini disebut kegiatan tanggap darurat.

3. Setelah bencana (pasca bencana)

Upaya yang diambil sebagai tanggapan bencana dengan tujuan untuk pemulihan

dan rehabilitasi dini komunitas yang terkena dampak, segera setelah terjadinya

bencana. Ini disebut sebagai respon dan kegiatan pemulihan.

Siklus manajemen bencana menggambarkan proses rencana kerjasama yang

melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk mengurangi dampak

bencana, bereaksi selama dan segera setelah bencana, dan mengambil langkah-

langkah untuk pulih setelah bencana terjadi. Tindakan yang tepat merupakan hal

penting dalam siklus guna mendukung kesiapan yang lebih baik, peringatan yang

segera, berkurangnya kerentanan atau pencegahan bencana menjadi langkah

berikutnya dari siklus. Siklus manajemen bencana termasuk membentuk kebijakan

dan rencana publik yang baik untuk memodifikasi penyebab bencana atau

mengurangi dampaknya pada manusia, harta benda, dan infrastruktur. Mitigasi dan

kesiapsiagaan merupakan perbaikan manajemen bencana yang dilakukan sebagai

antisipasi dari suatu peristiwa bencana. Perencanaan pembangunan memainkan

peran kunci dalam berkontribusi pada mitigasi dan persiapan komunitas efektif untuk

menghadapi bencana. Saat bencana terjadi, para pelaksana yang berperan dalam

manajemen bencana, khususnya organisasi kemanusiaan terlibat dalam tanggap

darurat hingga fase pemulihan untuk jangka panjangnya (Khan, Vasilescu and Khan,

2008).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


27
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, siklus penanggulangan

bencana dibagi menjadi 3 periode, yaitu :

1. Pra bencana: pencegahan lebih difokuskan, kesiapsiagaan level medium. Upaya-

upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai

berikut:

1) Pencegahan (Prevention)

Pencegahan adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

bencana (jika mungkin dengan meniadakan bencana), Contohnya:

(1) Melarang pembakaran hutan dalam perladangan.

(2) Melarang penambangan batu di daerah-daerah curam.

(3) Melarang pembuangan sampah yang sembarangan.

(4) Membuat/mendirikan pos peringatan bencana

(5) Membiasakan hidup tertib dan disiplin

(6) Memberikan pendidikan tentang lingkungan hidup

2) Mitigasi Bencana (Mitigation)

Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

terjadinya bencana, baik dengan pembangunan fisik maupun penyadaran

serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24/2007)

atau upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk meminimalkan dampak yang

ditimbulkan oleh bencana. Mitigasi bisa juga diartikan sebagai penjinak

bencana alam, dan pada prinsipnya mitigasi merupakan usaha-usaha, baik itu

yang bersifat persiapan fisik (berupa penataan ruang kawasan dan kode

bangunan) maupun nonfisik (dapat berupa pendidikan tentang bencana alam)

dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana alam, Contohnya:

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


28
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(1) Menempatkan korban di suatu tempat yang aman.

(2) Membentuk tim penanggulangan bencana.

(3) Memberikan penyuluhan-penyuluhan.

(4) Merelokasi korban secara bertahap.

Bentuk mitigasi:

(1) Mitigasi struktural (contohnya: check dam, bendungan, tanggul sungai,

rumah tahan gempa, dan lain sebagainya).

(2) Mitigasi non struktural (misalnya: peraturan perundang-undangan,

pelatihan, dan lain-lain).

3) Kesiapsiagaan (Preparedness)

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah

yang tepat guna dan berdaya guna (UU 24/2007). Sedangkan kesiapsiagaan

menurut Carter (1991) adalah berbagai tindakan yang memungkinkan

pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu

menanggapi suatu situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Contohnya:

(1) Penyiapan sarana komunikasi

(2) Pos komando

(3) Penyiapan lokasi evakuasi

(4) Rencana kontinjensi

(5) Sosialisasi peraturan/pedoman penanggulangan bencana

Salah satu kecepatan penyelenggaraan operasi penanggulangan

bencana (respons time), yaitu menyelenggarakan siaga penanggulangan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


29
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

bencana yang meliputi kesiagaan pada 5 (lima) komponen utama

penanggulangan bencana, antara lain:

(1) Kesiapan manajemen operasi penanggulangan bencana.

(2) Kesiapan fasilitas penanggulangan bencana.

(3) Kesiapan komunikasi penanggulangan bencana.

(4) Kesiapan pertolongan darurat penanggulangan bencana.

(5) Dokumentasi.

Termasuk ke dalam tindakan kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana

penanggulangan bencana, pemeliharaan, dan pelatihan personel.

Kesiapsiagaan merupakan bagian tak terpisahkan dari manajemen bencana

secara terpadu (Khambali, 2017).

Tugas sistem kesiapsiagaan, antara lain sebagai berikut:

(1) Mengevaluasi risiko yang ada pada suatu negara/daerah tertentu terhadap

bencana.

(2) Menjalankan standar dan peraturan.

(3) Mengatur sistem komunikasi, informasi, dan peringatan.

(4) Menjamin mekanisme koordinasi dan tanggapan.

(5) Menjalankan langkah-langkah untuk memastikan bahwa sumber daya

keuangan dan sumber daya lain yang tersedia untuk meningkatkan

kesiapan dan dapat dimobilisasikan saat situasi bencana.

(6) Mengembangkan program pendidikan masyarakat.

(7) Mengoordinasi penyampaian informasi pada media massa.

(8) Mengoordinasi latihan simulasi bencana yang dapat menguji mekanisme

respons/tanggapan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


30
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(Khambali, 2017)

Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada tahap pra bencana adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan peta rawan bencana.

2) Penyusunan peraturan dan pedoman dalam penanggulangan krisis akibat

bencana yang salah satunya terkait dengan penempatan dan mobilisasi SDM

kesehatan.

3) Pemberdayaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan khususnya di puskesmas

dan RS, terutama di daerah rawan bencana.

4) Penyusunan standar ketenagaan, sarana dan pembiayaan.

5) Penempatan tenaga kesehatan disesuaikan dengan situasi wilayah setempat

(kerawanan terhadap bencana).

6) Pembentukan Tim Reaksi Cepat (Brigade Siaga Bencana/BSB).

7) Sosialisasi SDM kesehatan tentang penanggulangan krisis akibat bencana.

8) Pelatihan-pelatihan dan gladi.

9) Pembentukan Pusat Pelayanan Kesehatan Terpadu di Kabupaten/Kota.

(Menteri Kesehatan RI, 2006)

2. Bencana: pada saat kejadian/krisis, tanggap darurat menjadi kegiatan terpenting.

Upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini adalah

sebagai berikut:

1) Peringatan Dini (Early Warning)

Peringatan dini merupakan serangkaian kegiatan pemberian peringatan

sesegera mungkin kepada seluruh masyarakat tentang kemungkinan terjadinya

bencana pada suatu daerah oleh lembaga yang berwenang (UU 24/2007 dalam

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


31
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Khambali, 2017) atau serangkaian upaya untuk memberikan tanda peringatan

bahwa bencana kemungkinan akan segera terjadi.

Pemberian peringatan dini harus: Menjangkau masyarakat (accessible); Segera

(immediate); Tegas tidak membingungkan (coherent); Bersifat resmi (official).

2) Tanggap Darurat (Response)

Tanggap darurat merupakan upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian

bencana dengan tujuan untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan,

terutama berupa upaya penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi, dan

pengungsian. Pada tanggap darurat bencana, terdapat hal-hal berikut:

(1) Korban massal

Korban relatif banyak akibat penyebab yang sama dan perlu pertolongan

segera dengan kebutuhan sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih dari yang

tersedia. Tanpa kerusakan infrastruktur.

(2) Bencana

Mendadak/tidak terencana atau perlahan tapi berlanjut, berdampak pada

pola kehidupan normal atau ekosistem hingga diperlukan tindakan darurat

dan luar biasa untuk menolong dan menyelamatkan korban dan

lingkungannya. Korban banyak, dengan kerusakan infrastruktur.

(3) Bencana kompleks

Bencana disertai permusuhan yang luas dan ancaman keamanan, serta arus

pengungsian luas. Korban banyak, kerusakan infrastruktur, disertai

ancaman keamanan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


32
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Masalah yang dihadapi saat terjadi bencana:

(1) Keterbatasan SDM. Tenaga yang ada umumnya mempunyai tugas rutin

lain.

(2) Keterbatasan peralatan/sarana. Pusat pelayanan tidak disiapkan untuk

jumlah korban yang besar.

(3) Sistem kesehatan. Belum disiapkan secara khusus untuk menghadapi

bencana.

Dalam menghadapi bencana diperlukan suatu sistem tanggap bencana yang

berfungsi sebagai panduan tindakan dalam menghadapi bencana. Sistem

tersebut hendaknya efektif, efisien, terukur, dan tepat sasaran.

(1) Efisien: sistem tanggap bencana harus ampuh dalam menanggulangi

bencana di setiap tahapan, disesuaikan dengan jenis dan tingkat bahaya

yang ditimbulkan.

(2) Efektif: sistem tanggap bencana harus tepat guna dan sesuai dengan

kebutuhan.

(3) Terukur: semua tahapan dan tindakan harus terukur, yakni disesuaikan

dengan kapasitas dan sumber daya yang dimiliki.

(4) Tepat sasaran: sistem tanggap bencana harus sesuai dengan tujuan dan

hasil akhir yang diharapkan, artinya sistem tanggap bencana harus memuat

kerangka tujuan yang jelas sehingga memiliki nilai fungsional yang positif

dan dapat digunakan secara berkelanjutan.

3) Bantuan Darurat (Relief)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


33
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Bantuan darurat adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan bantuan yang

berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, tempat

tinggal sementara, pelayanan kesehatan, sanitasi, dan air bersih.

3. Pasca bencana: pemulihan dan rekonstruksi menjadi proses terpenting setelah

bencana. Upaya-upaya penanggulangan bencana yang dilakukan pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

1) Pemulihan (Recovery)

Pemulihan merupakan suatu proses pemulihan darurat kondisi masyarakat

yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali sarana dan prasarana

yang ada pada keadaan yang semula. Upaya yang dilakukan, yaitu:

memperbaiki prasarana dan pelayanan dasar (jalan, listrik, air bersih, pasar,

puskesmas, dan lain sebagainya).

2) Rehabilitasi (Rehabilitation)

Rehabilitasi merupakan langkah upaya yang diambil setelah terjadinya

bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki tempat tinggalnya, fasilitas

umum, dan fasilitas sosial yang penting, dan menghidupkan kembali roda

perekonomian.

3) Rekonstruksi (Reconstruction)

Rekonstruksi adalah program jangka menengah serat jangka panjang dalam

rangka perbaikan fisik, sosial, dan ekonomi guna mengembalikan kehidupan

masyarakat pada kondisi yang sama atau bahkan lebih baik dari sebelumnya.

Hal terpenting dari manajemen bencana yaitu adanya suatu langkah

konkrit dalam upaya pengendalian bencana sehingga korban nyawa dan

kerugian harta benda yang tidak kita harapkan dapat terselamatkan secara cepat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


34
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

dan tepat serta upaya pemulihan pasca bencana dapat dilakukan segera.

Pengendalian itu dimulai dengan membangun kesadaran kritis masyarakat dan

pemerintah terkait masalah bencana alam, menciptakan proses perbaikan total

pengelolaan bencana, penegasan lahirnya kebijakan lokal yang bertumpu pada

kearifan lokal berupa peraturan negara dan peraturan daerah tentang

manajemen bencana. Hal yang tak kalah pentingnya dalam manajemen

bencana ini yaitu sosialisasi kehati-hatian, terutama pada daerah yang rawan

bencana.

(CFE-DM, 2018)

2.3.6 Kebijakan Manajemen Bencana Nasional

Ini dipahami dengan baik dan diakui bahwa pemerintahan di sebagian besar

negara, berkaitan dengan berbagai macam bidang kebijakan utama. Hal ini biasanya

termasuk pembangunan ekonomi dan sosial, kesehatan, pendidikan, dan

sebagainya. Bidang kebijakan utama semacam itu, tentu saja, harus diprioritaskan

dari sudut pandang pemerintah. Oleh karena itu, tidak realistis untuk mengharapkan

bahwa kebijakan manajemen bencana akan diprioritaskan, misalnya, dalam

mengalokasikan dana dan sumber daya yang tidak dapat dibenarkan secara positif.

Mereka yang bertanggung jawab untuk menyusun dan merumuskan

kebijakan bencana nasional harus memiliki tujuan untuk mencapai keseimbangan

dan keterkaitan yang sesuai dengan kebijakan nasional lainnya. Ini jelas melibatkan

serta mempertimbangkan dengan hati-hati kebijakan-kebijakan lain, terutama

tujuan untuk memastikan sejauh mungkin kompatibilitas kepentingan. Memang,

dalam beberapa kasus, mungkin kebijakan manajemen bencana yang baik dapat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


35
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

menawarkan keuntungan bagi kebijakan nasional lainnya. Dimana, dukungan

timbal balik dan keuntungan yang dibawa ini kemungkinan akan datang.

Dua bidang kebijakan pemerintah cenderung memiliki kepentingan bersama

dengan manajemen bencana :

1. Pembangunan nasional - Bencana dan pembangunan nasional, pada

kenyataannya, terkait erat. Ini terutama berlaku jika ancaman bencana

signifikan. Misalnya, perencanaan pembangunan nasional perlu

mempertimbangkan kemungkinan dampak yang mungkin dapat ditimbulkan

bencana terhadap berbagai program dan proyek yang terlibat. Namun, pada

gilirannya, program dan proyek seperti itu dapat memengaruhi kemampuan

negara untuk mengatasi bencana karena sementara beberapa dari mereka dapat

mengurangi risiko dan kerentanan. Selain itu, peristiwa bencana sering

membuka kemungkinan berikutnya untuk meningkatkan berbagai aspek

kemajuan dan pembangunan.

2. Perlindungan lingkungan - kekhawatiran internasional yang tersebar luas telah

mendorong sebagian besar pemerintah nasional untuk mengarahkan perhatian

khusus terhadap perlindungan lingkungan. Karena banyak kegiatan

penanggulangan bencana berkaitan dengan aspek lingkungan (misalnya, banjir,

kekeringan, siklon), adalah masuk akal untuk mempertahankan kerjasama erat

antara manajemen bencana dan kebijakan lingkungan.

Disarankan bahwa kedua bidang kebijakan ini menggambarkan kebutuhan dan

manfaat dari kebijakan manajemen bencana yang terkait secara tepat dengan

kebijakan lain. Para pejabat manajemen bencana, khususnya di tingkat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


36
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pemerintah pusat, akan sangat disarankan untuk menganggap konsep ini sebagai

kunci penting ketika kebijakan bencana sedang dirumuskan atau ditinjau.

(CFE-DM, 2018)

2.3.7 Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia

Kebencanaan merupakan pembahasan yang sangat komprehensif dan multi

dimensi. Menyikapi kebencanaan yang frekuensinya terus meningkat setiap tahun,

pemikiran terhadap penanggulangan bencana harus dipahami dan

diimplementasikan oleh semua pihak. Bencana adalah urusan semua pihak. Secara

periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem

nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain:

1. Legislasi

Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di

bawahnya antara lain Peraturan Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan

Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah.

2. Kelembagaan

Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal,

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point

lembaga pemerintah di tingkat pusat. Sementara itu, focal point penanggulangan

bencana di tingkat provinsi dan ]kabupaten/kota adalah Badan Penanggulangan

Bencana Daerah (BPBD). Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat

nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat penyelenggaran penanggulangan

bencana di Indonesia. Di tingkat nasional, terbentuk Platform Nasional (Planas)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


37
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha, perguruan tinggi, media dan

lembaga internasional.

3. Pendanaan

Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan

internasional. Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam

membangun manajemen penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi

lain, kepedulian dan keseriusan Pemerintah Indonesia terhadap masalah bencana

sangat tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran yang signifikan

khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam

pembangunan. Berikut beberapa pendanaan yang terkait dengan

penanggulangan bencana di Indonesia:

1) Dana Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

2) Dana Kontijensi

3) Dana On-call

4) Dana Bantuan Sosial Berpola Hibah

5) Dana yang bersumber dari masyarakat

6) Dana dukungan komunitas internasional

(BNPB, 2017)

2.4 Rapid Health Assessment (RHA) Dan Perencanaan Penanggulangan Bencana

2.4.1 Pengertian Rapid Health Assessment (RHA)

Rapid Health Assessment (RHA) merupakan kegiatan pengumpulan data dan

informasi dengan tujuan untuk menilai kerusakan dan untuk mengidentifikasi

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


38
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kebutuhan dasar yang diperlukan segera sebagai respons dalam kejadian bencana

(Khambali, 2017).

Menurut WHO, pengertian Rapid Health Assessment (RHA) adalah suatu

kegiatan pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan tujuan untuk

menilai kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar yang dibutuhkan segera

sebagai respons dalam suatu kejadian bencana.

2.4.2 Manfaat dan Tujuan Rapid Health Assessment (RHA)

Manfaat Rapid Health Assessment (RHA) adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi fakta-fakta yang ada di lokasi bencana.

2. Mengidentifikasikan kebutuhan yang harus segera dipenuhi.

Sedangkan tujuan Rapid Health Assessment (RHA) adalah sebagai berikut:

1. Menilai dampak bencana dan potensi ancaman dalam bidang kesehatan.

2. Membuktikan adanya kedaruratan.

3. Menilai kapasitas tanggap darurat yang ada.

4. Menetapkan jenis kebutuhan yang diperlukan segera.

5. Membuat rekomendasi tindakan prioritas dalam pelaksanaan ketanggapdaruratan.

(Khambali, 2017)

2.4.3 Klasifikasi Rapid Health Assessment (RHA)

Rapid Health Assessment (RHA) dibagi menjadi dua, diantaranya yaitu:

1. Initial Health Assessment (penilaian masalah kesehatan awal) yang dalam hal ini

dilakukan oleh petugas kesehatan tingkat kecamatan di bawah tanggung jawab

kepala puskesmas setempat. Hal ini dilakukan untuk menentukan jenis bantuan

awal yang dibutuhkan segera.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


39
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Integrated Rapid Health Assessment (penilaian masalah kesehatan terpadu)

menindaklanjuti assessment awal dan mendata kebutuhan para korban di shelter

pengungsian. Adanya assessment terpadu ini membuat kita dapat melakukan

penanggulangan gizi, memberikan imunisasi, melakukan surveilans epidemiologi

terhadap penyakit potensial sehingga kejadian penyakit di lokasi bencana dapat

dikontrol.

(Khambali, 2017)

2.4.4 Tim Rapid Health Assessment (RHA)

Tim RHA beranggotakan personil yang mewakili bidang sesuai dengan

kebutuhan pengkajian yang akan dilakukan, minimal terdiri dari:

1. Unsur medis: untuk menilai dampak dan kebutuhan pelayanan medis bagi

korban.

2. Unsur epidemiologi (surveilans): untuk menilai dampak dan kebutuhan

pengendalian masalah kesehatan masyarakat korban bencana, terutama

pengungsi.

3. Unsur sanitarian: untuk menilai dampak dan kebutuhan terhadap komponen-

komponen yang mempengaruhi kesehatan manusia.

2.4.5 Metode dan Pelaksanaan Rapid Health Assessment (RHA)

1. Mempersiapkan RHA

1) Informasi awal yang ada (kejadian).

2) Penetapan tim.

3) Informasi yang ada akan di-checklist.

4) Komunikasi dan koordinasi dengan daerah kejadian dan tim lain (akses ke

daerah, bantuan awal diperlukan, dan lain-lain).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


40
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Tim RHA

1) Petugas medis

2) Epidemiologi.

3) Kesehatan lingkungan.

4) Sosial.

Diharapkan tim memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya, dapat

bekerja sama dan dapat diterima, memiliki kapasitas untuk mengambil keputusan.

3. Informasi awal

1) Bencana/kejadian dan waktu terjadinya.

2) Masalah yang berkaitan dengan kesehatan sebagai dampaknya:

(1) Korban meninggal dan luka.

(2) Jumlah pengungsi.

(3) Kerusakan sarana kesehatan dan yang masih dapat dimanfaatkan

(puskesmas, pustu, rumah sakit).

(4) Tersedianya obat-obatan dan vaksin.

(5) Kemungkinan kemudahan untuk menjangkau daerah yang terkena

masalah.

3) Upaya kesehatan yang telah dilakukan.

4) Bantuan awal yang diperlukan.

4. Pengumpulan data/informasi

1) Geografis dan lingkungan daerah yang terkena bencana.

2) Informasi korban meninggal dan terluka.

3) Memperkirakan jumlah pengungsi.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


41
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4) Data potensi Sumber Daya Manusia (SDM) di puskesmas dan dinas kesehatan

dan rumah sakit setempat yang masih dapat dimanfaatkan (jumlah, tempat, dan

fasilitas puskesmas dan rumah sakit; fungsi dari masing-masing fasilitas;

perlengkapan; dan obat-obatan).

5) Data dan potensi kesehatan yang ada di sekitar wilayah administrasi daerah

bencana/kejadian.

6) Menilai dampak segera terhadap kesehatan seperti risiko kemungkinan

terjadinya KLB penyakit menular.

7) Data endemisitas penyakit menular potensial wabah yang selama ini ada.

8) Kerusakan sarana lain yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan (air

bersih, listrik, jalan, sarana komunikasi).

9) Mengidentifikasi ketersediaan air bersih yang ada dan potensi yang masih

dapat dimanfaatkan.

5. Hasil lapangan kemudian dianalisis, diarahkan secara spesifik pada:

1) Kebutuhan pelayanan medis korban bencana.

2) Epidemiologi penyakit potensi wabah.

3) Masalah dan potensi sarana kesehatan lingkungan.

6. Rekomendasi

1) Bantuan obat-obatan, bahan, dan alat.

2) Bantuan tenaga medis/paramedik, surveilans, dan kesehatan lingkungan.

3) Penyakit menular yang perlu diwaspadai.

4) Sarana kesehatan lingkungan yang memerlukan pengawasan dan perbaikan,

serta yang perlu dibuat.

5) Penyediaan makanan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


42
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

6) Bantuan lain yang diperlukan,baik dari tingkat di atasnya maupun dari sumber

lain.

2.4.6 Jenis-Jenis Perencanaan dalam Penanggulangan Bencana

1. Rencana Manajemen Bencana

1) Dilakukan pada tahap sebelum bencana.

2) Berisi tentang berbagai ancaman, kerentanan, sumber daya yang dimiliki,

pengorganisasian, dan peran fungsi masing-masing unit kerja.

3) Dapat berfungsi sebagai panduan atau arahan bagi penyusunan rencana

sektoral.

2. Rencana Kontijensi

1) Dibuat segera setelah diidentifikasi adanya ancaman (hazard) tertentu suatu

wilayah.

2) Disusun berdasarkan suatu skenario bencana yang diperkirakan akan terjadi

3) Dibuat asumsi dan perhitungan kebutuhan.

4) Disusun jadwal berdasarkan skenario yang disepakati.

5) Harus selalu diperbaharui atau dimutakhirkan

3. Rencana Operasi

1) Merupakan penerapan dari rencana kontijensi yang diberlakukan pada saat

terjadi kedaruratan.

2) Rencana operasi tidak selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan sehingga

rencana kontijensi perlu disesuaikan secara berkala.

4. Rencana Pemulihan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


43
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1) Pemulihan merupakan awal upaya pembangunan kembali dan menjadi bagian

dari pembangunan pada umumnya. Oleh karena itu, perencanaannya

merupakan bagian dari perencanaan pembangunan.

2) Penyusunan rencana ini harus terintegrasi dalam perencanaan pembangunan

sektor.

3) Penyusunan rencana berdasarkan skala prioritas.

(Khambali, 2017)

2.4.5 Perencanaan Kontijensi

Perencanaan kontijensi dapat diartikan sebagai proses perencanaan ke

depan, dalam keadaan tidak menentu, diman skenario dan tujuan disetujui, tindakan

manajerial dan teknis ditentukan, dan sistem untuk menanggapi kejadian disusun

agar dapat mencegah, atau mengatasi secara lebih baik keadaan atau situasi darurat

yang dihadapi.

Rencana kontijensi harus dibuat berdasarkan:

1. Proses penyusunan bersama

2. Merupakan rencana penanggulangan bencana untuk jenis ancaman tunggal

(single hazard).

3. Rencana kontijensi mempunyai skenario.

4. Kenario dan tujuan yang disetujui bersama.

5. Dilakukan secara terbuka (tidak ada yang ditutupi).

6. Menetapkan peran dan tugas setiap sektor.

7. Menyepakati konsensus yang telah dibuat bersama.

8. Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.

(Khambali, 2017)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


44
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.5 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK)

2.5.1 Konsep Koordinasi

Koordinasi memerlukan :

1. Manajemen penanggulangan masalah kesehatan yang baik.

2. Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi.

3. Sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan.

4. Jalannya koordinasi berdasarkan adanya informasi dari berbagai tingkatan

sumber informasi yang berbeda.

Untuk memperoleh efektifitas dan optimalisasi sumber daya PMK diperlukan

persyaratan tertentu antara lain:

1. Komunikasi berbagai arah dari berbagai pihak yang dikoordinasikan.

2. Kepemimpinan dan motivasi yang kuat disaat krisis.

3. Kerjasama dan kemitraaan antara berbagai pihak.

4. Koordinasi yang harmonis.

Keempat syarat tersebut di atas dipadukan untuk menyusun :

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengendalian

4. Evaluasi Penanggulangan Masalah Kesehatan.

(DEPKES RI, 2002)

2.5.2 Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan

Inti dari manajemen penanggulangan masalah kesehatan yaitu adanya

organisasi penanggulangan yang efektif dan efisien dilandasi dengan adanya

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


45
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kepemimpinan yang proaktif, mempunyai sense of crisis dan tidak melupakan

birokrasi yang ada serta didasari adanya hubungan antar manusia yang baik.

1. Kepemimpinan Situasi Krisis

Kedaruratan/Bencana: Infrastruktur:
1. Pengalaman Penanggulangan 1. Komunikasi
(Frekwensi) 2. Informasi
2. Intensitas Sebelumnya 3. Transportasi
3. Jenis

Sumber Daya: Keputusan/


Kepemimpinan
1. Tenaga Kesehatan Motivasi
2. Obat dan Alkes
3. Pedoman

Gambar 2.2 Skema Komponen Kepemimpinan Situasi Krisis (DEPKES RI, 2002)

Dari skema diatas komponen kepemimpinan sangat berpengaruh dan mendasari

dari pengambilan keputusan dan motivasi. Hal-hal lain yang mempengaruhi

kepemimpinan adalah:

1) Sumber daya yang ada: antara lain ketersediaan tenaga kesehatan, obat dan alat

kesehatan serta finansial

2) Kedaruratan Bencana timbulnya pengalaman penanggulangan bencana

sebelumnya, intensitas bencana, dan jenis bencana

3) Infrastruktur ketersediaan sarana komunitas, distribusi informasi dan sarana

transportasi.

2. Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan

Kemampuan memanajemen penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana

di lapangan memerlukan pokok-pokok kegiatan antara lain sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

(1) Perencanaan adalah proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan

prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


46
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

tindakan yang sebenarnya dalam rangka mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan.

(2) Perencanaan juga merupakan kegiatan-kegiatan rohaniah sebelum

melakukan tindakan jasmaniah. Kepemimpinan Keputusan/ Motivasi.

(3) Perencanaan itu amat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dan

sasaran organisasi maupun tujuan suatu program pembangunan, sebab

daripadanya dipaparkan pula tentang kebutuhan penggunaan tenaga kerja,

biaya, waktu, peralatan dan sumber-sumber (resources) lainnya.

2) Pengorganisasian (Organizing)

(1) Pengorganisasian merupakan proses penyusunan pembagian kerja ke

dalam unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya beserta penetapannya dengan

cara-cara yang tepat mengenai orang-orangnya (staffing) yang harus

menduduki fungsi-fungsi itu berikut penentuannya dengan tepat tentang

hubungan wewenang dan tanggung jawabnya.

(2) Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan pelaksanaan

dari perencanaan, yang penting demi adanya pembagian kerja yang setepat-

tepatnya.

(3) Dalam pengorganisasian sangat penting untuk diperhatikan bahwa

penetapan mengenai orang-orangnya haruslah dilakukan secara obyektif

dan setelah terlebih dahulu ditentukan unit-unit kerja dan fungsi-fungsinya.

3) Pendorongan (Motivating)

(1) Pendorongan merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untuk

membina dan mendorong semangat kerja dan kerelaan kerja para pegawai

(anggota organisasi) demi tercapainya tujuan organisasi.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


47
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2) Pendorongan itu penting sekali mengingat arti pentingnya faktor manusia

dalam organisasi dan dalam proses produksi.

(3) Rangkaian kegiatan pendorongan ini mencakup segi-segi dorongan atau

perangsang yang bersifat kerohanian (seperti pemberian kenaikan pangkat,

pemberian pendidikan dan pengembangan karir, penambahan pengalaman,

penyelenggaraan human relations dengan tepat, pemberian cuti dan

sebagainya), maupun segi-segi dorongan kejasmanian (seperti adanya

sistem upah dan gaji yang menggairahkan, pemberian tunjangan-tunjangan

serta distribusi sandang dan pangan, penyediaan perumahan, kendaraan,

jaminan-jaminan pemeliharaan kesehatan dan lain-lainnya).

4) Pengendalian atau kontrol (Controlling)

(1) Pengendalian atau kontrol adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian

(evaluation) untuk menjamin bahwa tujuan dapat tercapai sebagaimana

yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Pengendalian atau kontrol itu

perlu untuk mengetahui sampai dimana pekerjaan sudah dilaksanakan,

sumber-sumber yang telah dimanfaatkan, hambatan-hambatan, dan

sebagainya.

(2) Dari hasil itu dapatlah diadakan penyempurnaan, evaluasi dan penentuan

tentang perlunya tindakan-tindakan korektif ataupun tindak lanjut yang

harus dilakukan sehingga pemborosan-pemborosan dapat dihindarkan dan

pengembangan-pengembangan selanjutnya dapat ditingkatkan

pelaksanaannya.

(DEPKES RI, 2002)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


48
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.5.3 Sistem Koordinasi Penanggulangan Masalah Kesehatan

1. Komponen

1) Badan atau media untuk berkoordinasi

2) Unit atau pihak yang dikoordinasikan

3) Pertemuan reguler

4) Tugas pokok dan tanggung jawab yang jelas

5) Informasi dan laporan

6) Kerjasama pelayanan dan sarana

7) Aturan (Code of conduct) organisasi yang jelas

2. Pengorganisasian PMK di tingkat Kabupaten/Kota

Rumah Sakit
Umum (RSU) Koordinasi Satuan Pelaksana
Kab/Kota PMK Dinkes Penanggulangan Bencana dan
Kab/Kota LKB Pengungsian (SATLAK PBP)

Satuan Petugas
Puskesmas Puskesmas di Penanggulangan
Wilayah Lain Lokasi Bencana Dan
Bencana Pengungsian
(Satgas PBP)
Kecamatan
LOKASI
Organisasi Non Pemerintah Disdokes/Denkesyah
BENCANA
(ORNOP)/Lembaga (Detasemen Kesehatan
Swadaya Masyarakat Wilayah)
(LSM)

Keterangan : Alur Informasi


Alur Rujukan
Gambar 2.3 Skema Pengorganisasian PMK di tingkat Kabupaten/Kota (DEPKES
RI, 2002)

3. Manajemen Penanggulangan bencana di lapangan ( Tingkat Kabupaten/ Kota )

Penanggulangan korban bencana di lapangan pada prinsipnya harus tetap

memperhatikan factor safety/ keselamatan bagi penolongnya, setelah itu baru

prosedur dilapangan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan penanganan,

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


49
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

secara umum pada tahap tanggap darurat dikelompokkan menjadi kegiatan

sebagai berikut : pencarian korban (Search), penyelamatan korban (Rescue),

pertolongan pertama (Live saving), stabilisasi korban, evakuasi dan rujukan.

Upaya ini ditujukan untuk menyelamatkan korban semaksimal mungkin

guna menekan angka morbiditas dan mortalitas. Hal dipengaruhi oleh jumlah

korban, keadaan korban, geografi, lokasi, fasilitas yang tersedia di lokasi dan

sumberdaya yang ada. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah : organisasi di

lapangan, komunikasi, dokumen dan tata kerja.

Koordinasi dan pengendalian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam

penanggulangan di lapangan, karena dengan koordinasi yang baik diharapkan

menghasilkan output/ keluaran yang maksimal sesuai sumber daya yang ada

meminimalkan kesenjangan dan kekurangan dalam pelayanan, adanya kesesuaian

pembagian tanggung jawab demi keseragaman langkah dan tercapainya standar

penanggulangan bencana di lapangan yang diharapkan. Koordinasi yang baik

akan menghasilkan keselarasan dan kerjasama yang efektif dari organisasi-

organisasi yang terlibat penanggulangan bencana di lapangan. Dalam hal ini perlu

diperhatikan penempatan struktur organisasi yang tepat sesuai dengan tingkat

penanggulangan bencana yang berbeda, serta adanya kejelasan tugas, tanggung

jawab dan otoritas dari masing-masing komponen/ organisasi yang terus menerus

dilakukan secara lintas program dan lintas sektor mulai saat persiapan, saat

terjadinya bencana dan pasca bencana.

Kegiatan pemantauan dan mobilisasi sumber daya dalam penanggulangan

bencana di lapangan pada prinsipnya adalah :

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


50
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1) Melaksanakan penilaian kebutuhan dan dampak keselamatan secara cepat

(Rapid Health Assesment) sebagai dasar untuk pemantauan dan penyusunan

program mobilisasi bantuan.

2) Melaksanakan skalasi pelayanan dan mobilisasi organisasi yang terkait dalam

penanggulangan masalah akibat bencana di lapangan, mempersiapkan sarana

pendukung guna memaksimalkan pelayanan.

3) Melakukan mobilisasi tim pelayanan ke lokasi bencana (On site) serta tim

surveilans yang terus mengamati keadaan lingkungan dan kecenderungan

perubahan-perubahan yang terjadi.

(DEPKES RI, 2002)

2.6 Arah Kebijakan dan Strategi BNPB Tahun 2015-2019

Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah

badan pemerintah utama yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan

kesiapan, respons, pencegahan dan mitigasi, serta rehabilitasi dan pemulihan dalam

manajemen penanggulangan bencana. BNPB memimpin badan koordinasi dalam

tanggap bencana, bertanggung jawab untuk mempersiapkan, mengarahkan dan

mengelola semua aspek upaya penanggulangan bencana. BNPB juga bertanggung

jawab atas mobilisasi dan penyaluran peralatan dalam respons bencana yang

mungkin disediakan oleh bantuan internasional. Kepala BNPB melapor langsung

kepada Presiden (CFE-DM, 2018). Semua 34 provinsi di Indonesia telah

membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tingkat Provinsi dan

telah menyiapkan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB), dan BNPB terus

membangun kapasitas teknis BPBD ini (APCC, 2017).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


51
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BNPB memberikan peraturan tentang manajemen bencana dan tanggap

darurat juga memimpin dalam kesiapan dan respons. BNPB dijalankan oleh Kepala

BNPB dan memiliki empat wakil; Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan,

Deputi Tanggap Darurat, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi, dan Deputi

Bidang Logistik dan Peralatan. BNPB terdiri dari komite pengarah manajemen

bencana dan komite eksekutif manajemen bencana. Komite eksekutif manajemen

bencana terdiri dari Kepala Sekretariat; deputi untuk pencegahan dan kesiapsiagaan,

tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, serta logistik dan peralatan;

inspektorat kepala; dan unit pelaksana teknis. Komite Pengarah Penanggulangan

Bencana ditunjuk oleh parlemen, dan terdiri dari 18 anggota termasuk pejabat (CFE-

DM, 2018).

Kepala BNPB :
Sekretaris Pertahanan Nasional

BPBD Provinsi Perwakilan dari sembilan Departemen


Pemerintah :
 Kementerian Koordinator untuk
BPBD Lokal Pembangunan dan Budaya Manusia
 Departemen Dalam Negeri
 Departemen Pekerjaan Umum
Inspektorat Sekretariat  Departemen Kesehatan
 Departemen Keuangan
 Departemen Transportasi
Pusat Data, Informasi dan  Departemen Energi dan Sumber Daya
Pusat Pendidikan
Mineral
Hubungan Masyarakat dan Pelatihan  POLRI/TNI
 Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia

Pencegahan dan Kesiapsiagaan Tanggap Rehabilitasi dan


Mitigasi Bencana Bencana Bencana Pemulihan Bencana

Unit Teknis

Gambar 2.4 Struktur Organisasi Manajemen Bencana di Indonesia (CFE-


DM, 2018)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


52
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.6.1 Arah Kebijakan Umum Penanggulangan Bencana BNPB

Berdasarkan agenda pembangunan (Nawa Cita), arah kebijakan umum, dan

strategi pembangunan nasional pengelolaan bencana 2015-2019, maka arah

kebijakan umum penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan peran

BNPB dalam koordinasi, komando dan pelaksanaan penyelenggaraan

penanggulangan bencana adalah sebagai berikut:

1. Penanggulangan bencana diarahkan pada pengurangan risiko bencana yang

terintegrasi dalam setiap dimensi pembangunan

2. Penanggulangan bencana harus mengutamakan penyelamatan sebanyak mungkin

nyawa;

3. Penanggulangan bencana harus diikuti dengan pemulihan kembali masyarakat

menjadi lebih baik dan lebih aman dibanding sebelum bencana;

4. Penyiapan sumberdaya yang memadai dalam rangka kesiapsiagaan untuk

menghadapi bencana;

5. Pembinaan dalam rangka membangun kemandirian penanggulangan bencana

daerah sesuai dengan semangat otonomi daerah dan penerapan prinsipprinsip

perbaikan tata kelola pemerintahan, serta mendukung reformasi birokrasi dan

mewujudkan good governance.

(BNPB, 2015)

2.6.2 Strategi Penanggulangan Bencana BNPB Tahun 2015-2019

Strategi yang akan dilaksanakan dalam rangka melaksanakan arah kebijakan

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan adalah:

1. Strategi pemantapan koordinasi, komando, dan penyelenggaraan penanggulangan

bencana

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


53
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1) Strategi pemantapan koordinasi bidang pencegahan dan kesiapsiagaan

diarahkan untuk membangun sistem pengurangan risiko bencana dan

kesiapsiagaan terpadu mulai dengan mengidentifikasi, membangun database

dan kerangka pemanfaatan seluruh sumberdaya yang ada meliputi perencanaan

pengurangan risiko bencana, perencanaan kontinjensi, penyediaan sarana dan

prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu sama lain, pembangunan

infrastruktur mitigasi bencana, pengalokasian sumberdaya kesiapsiagaan, serta

peningkatan dan pengembangan kapasitas penanggulangan bencana.

2) Strategi pemantapan koordinasi bidang penanganan darurat diarahkan untuk

membangun sistem komando dan mobilisasi sumberdaya penanggulangan

bencana yang cepat dan andal, yang dialokasikan mulai tahapan siaga darurat,

tahapan operasi tanggap darurat, sampai dengan transisi darurat ke pemulihan

melalui identifikasi, peningkatan dan pengembangan sumberdaya

penanganandarurat secara terpadu, dukungan dan pengalokasian dana siap

pakai (On Call) untuk bantuan darurat dan pelayanan pengungsi, operasi

tanggap darurat dan perbaikan sarana dan prasarana vital.

3) Strategi pemantapan koordinasi bidang rehabilitasi dan rekonstruksi

pascabencana diarahkan untuk membangun kerangka pelaksanaan penanganan

pengungsi sejak penanganan darurat, serta pemulihan pascabencana nasional

yang terencana, terkoordinasi, terkendali dan terpadu dengan memanfaatkan

seluruh sumberdaya nasional dan daerah.

4) Strategi pemantapan koordinasi bidang logistik dan peralatan kebencanaan

diarahkan untuk membangun sistem penyediaan, distribusi, serta tata kelola

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


54
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

logistik dan peralatan kebencanaan sesuai dengan standar minimal dan

kebutuhan, yang didorong mendekati daerah rawan bencana.

2. Strategi Peningkatan Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan

1) Terkait dengan tugas pengaturan, BNPB diharuskan menyusun pedoman dan

norma sebagai standar bagi seluruh pemangku kepentingan dalam

menyelenggarakan penanggulangan bencana, selain itu perlu dilakukan

identifikasi berbagai peraturan perundangan yang memiliki keterkaitan dengan

pelaksanaan fungsi kebencanaan yang selanjutnya disinkronisasi dan

diharmonisasikan baik terhadap peraturan dan perundangan penanggulangan

bencana yang ada maupun disesuaikan dengan kebutuhan penanggulangan

bencana agar terbangun keandalan penanggulangan bencana nasional.

2) Terkait dengan tugas pembinaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana

berkewajiban meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka

mewujudkan kemandirian pemerintah daerah dalam penanggulangan bencana

daerah yang bertanggung jawab.

3) Terkait dengan tugas pengawasan dan pengendalian, bahwa penyelenggaraan

penanggulangan bencana dituntut untuk dilaksanakan secara terencana,

terkoordinasi, terpadu sekaligus berkualitas, maka pengawasan dan

pengendalian harus dilaksanakan untuk memastikan bahwa penyelenggaraan

penanggulangan bencana harus dapat diwujudkan sesuai dengan apa yang

diharapkan, termasuk mendokumentasikan seluruh pencapaian kinerja yang

dilaksanakan sebagai bentuk pelaporan pertanggungjawaban dan akuntabilitas

penggunaan anggaran.

3. Strategi Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


55
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4. Strategi Pembiayaan

Sesuai dengan Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung

jawab bersama Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selanjutnya pada

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan

Bantuan Bencana disebutkan bahwa pendanaan penyelenggaraan penanggulangan

bencana bersumber dari dana APBN, APBD dan/atau masyarakat, serta pada

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga

Internasional dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan

Bencana memberikan kesempatan kepada dunia Internasional untuk mendukung

penyelenggaraan penanggulangan bencana.

5. Strategi Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

lainnya

1) Perencanaan program dan kegiatan

Peningkatan kualitas perencanaan program dan kegiatan dilaksanakan dalam

rangka peningkatan kinerja penanggulangan bencana secara konsisten dan

terkendali dimulai dengan penyusunan rencana strategis dari masing – masing

unit kerja di lingkungan BNPB, dan diimpelentasikan secara konsisten, serta

dilaporkan secara teratur, sehingga apa yang direncanakan, dilaksanakan dan

dicapai dapat terdokumentasi dengan baik, sekaligus memberikan dasar bagi

proses perencanaan selanjutnya, serta penatausahaan pelaksanaan anggaran

yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel guna menghindari potensi

ketidaksesuaian pertanggung jawaban melalui sistem pengendalian internal

secara elektronik.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


56
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2) Peningkatan kualitas regulasi

Peraturan – peraturan yang telah ditetapkan perlu diidentifikasi peraturan

perundangan – undangan yang perlu dijabarkan kedalam peraturan, pedoman,

norma standar operasional sebagai landasan yang kuat bagi penyelenggaraan

penanggulangan bencana dan di review kembali terhadap kesesuaian kaidah

penyusunan peraturan perundang – undangan, kesesuaian dengan kondisi

lingkungan strategis kebencanaan untuk dilakukan penyempurnaan sesuai

dengan kebutuhan. Peningkatan kualitas regulasi juga disertai dengan

sosialisasi secara berkesinambungan baik ditingkat pusat maupun daerah agar

menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan fungsi masing – masing

kelembagaan dan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan

penanggulangan bencana.

3) Peningkatan kapasitas SDM

Peningkatan kualitas SDM penanggulangan bencana dilaksanakan untuk

memperoleh sumberdaya manusia yang berintegritas, produktif, kompeten,

profesional, disiplin, berkinerja tinggi, dan sejahtera agar dapat mendukung

pencapaian visi, misi dan tujuan penanggulangan bencana nasional, sekaligus

mampu beradaptasi pada perubahan lingkungan strategis penanggulangan

bencana. Upaya peningkatan kapasitas SDM dilaksanakan melalui rekruitmen

pegawai yang berkualitas, layanan dan pembinaan jabatan struktural dan

fungsional secara berkesinambungan, pendidikan dan pelatihan sumberdaya

manusia berbasis keahlian dan kompetensi, serta kegiatan-kegiatan

pengembangan SDM lainnya yang mendukung pengembangan dan pola karir

pegawai di lingkungan BNPB. Kegiatan pengingkatan kapasitas sumberdaya

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


57
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

manusia juga dilaksanakan untuk BPBD dan kelembagaan lainnya untuk

membangun sinergi kapasitas sumberdaya manusia penyelenggaraan

penanggulangan bencana yang terkoordinasi, terpadu dan andal.

4) Pemenuhan dan peningkatan sarana dan prasarana

Untuk mendukung penyelenggaraan tugas dan fungsi BNPB diperlukan

adanya sarana dan prasarana yang memadai dan terpelihara dengan baik,

untuk itu penyediaan sarana dan prasarana pendukung secara bertahap

menjadi sangat penting seperti penyediaan gedung dan kantor, ruang kerja

yang nyaman dan memadai, sarana dan prasarana pendukung kinerja lainnya

yang dikelola serta dipelihara secara baik dan bekesinambungan.

(BNPB, 2015b)

2.6.3 Upaya Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

1. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

1) Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM

2) Pembentukan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB)

2. Peningkatan Kapasitas Sarana Prasarana

1) Pembangunan Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) PB

2) Dukungan Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana

3) Penyediaan Fasilitas Pelatihan Penanggulangan Bencana

4) Pembangunan Kantor BNPB

3. Peningkatan Kapasitas Sistem Penyelenggaraan

1) Penyusunan Standarisasi Nasional Indonesia untuk PB

2) Penyusunan Peta Sumber Daya Logistik dan Peralatan

3) Pembangunan Aplikasi PB secara Daring

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


58
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

4) Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional PB

(BNPB, 2015a)

2.6.4 Upaya Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

1. Tahap Pra bencana

1) Pelaksanaan Program Desa Tangguh Bencana

2) Penyusunan Kajian Akademik Rencana Induk Penanggulangan Bencana

3) Penyusunan Indeks Rawan Bencana Indonesia

4) Penyelenggaraan Program Sekolah Aman dan Materi Ajar Pendidikan Bencana

5) Penyediaan Peta Risiko Bencana di 33 Provinsi

6) Pelaksanaan Masterplan Pengurangan Risiko Bencana Tsunami

7) Penyusunan Rencana Kontijensi PB

8) Laporan Kajian Nasional tentang Pengurangan Risiko Bencana

9) Pelaksanaan Berbagai Forum Internasional Penanggulangan Bencana

10) Partisipasi Aktif dalam Global Platform for DRR

11) Pembentukan Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI)

2. Tahap Saat Tanggap Darurat

1) Peningkatan Kapasitas TRC Daerah

2) Penyaluran Bantuan Bencana

3) Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca untuk PB

4) Membantu Negara Lain

5) Penyelenggaraan Kegiatan Pendampingan Pengungsi

3. Tahap Pasca bencana

1) Penyediaan Perangkat Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

2) Penyusunan Perencanaan Pemulihan Pasca bencana

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


59
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

3) Penyaluran Bantuan Pasca bencana

4) Penyusunan Indeks Pemulihan Bencana Indonesia

5) Pemulihan Sosial Ekonomi Pasca bencana

(BNPB, 2015b)

2.7 Indikator Penilaian Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azka Fathiyatir Rizqillaha, Jessica

Suna (2018), yang melibatkan 120 perawat bagian gawat darurat di 4 Rumah Sakit

di daerah Jawa ini menunjukkan bahwa perawat gawat darurat memiliki tingkat

kesiapsiagaan bencana yang baik. Pengalaman bencana sebelumnya dan pelatihan

atau pendidikan bencana secara positif terkait dengan kesiapsiagaan bencana.

Lamanya pengalaman keperawatan tidak berkorelasi dengan kesiapsiagaan bencana

(Rizqillah and Suna, 2018). Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Moh.

Syafar Sangkala, Marie Frances Gerdtz (2017) yang melibatkan 254 koordinator

CHN (Perkesmas) di 24 kota / kabupaten di Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi,

sekitar sepertiga dari responden menganggap pelatihan bencana sebagai metode

terbaik untuk mencapai kesiapsiagaan bencana yang efektif (Syafar and Frances,

2018).

2.7.1 Pengetahaun

1. Definisi

Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan adalah hasil dari “Tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu : indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


60
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai

dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dengan dorongan

sikap perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah :

1) Umur

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Erfandi, 2009).

2) Jenis Kelamin

Fuadbahsin (2009) mengatakan, beberapa orang terdahulu beranggapan bahwa

pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh jenis kelaminnya. Namun hal itu

dijaman sekarang ini sudah terbantahkan karena apapun jenis kelamin

seseorang, bila dia masih produktif, berpendidikan, atau berpengalaman maka

ia akan cenderung memiliki pengetahuan yang tinggi.

3) Pendidikan

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses mengajar,

dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu

menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, maka semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


61
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Semakin

banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap yang

semakin positif terhadap objek tersebut (Erfandi, 2009).

4) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari

jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak

pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan

orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman

belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam

mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar dalam secara

ilmiah dan etik (Rama, 2009).

5) Sumber Informasi

Sumber informasi adalah data yang diproses ke dalam suatu bentuk yang

mempunyai arti sebagai si penerima dan mempunyai nilai nyata dan mersa bagi

keputusan saat itu keputusan mendatang. Media yang digunakan sebagai

sumber informasi adalah sebagai berikut :

(1) Media cetak

(2) Media Elektronik

(3) Petugas kesehatan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


62
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sehingga

sarana komunikasi sebagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat

kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini

dan kepercayaan semua orang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal

memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal

tersebut (Erfandi, 2009).

2.7.2 Sikap

1. Definisi

Sikap, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai

kesiapan untuk bertindak. Sedangkan menurut Ramdhani (2008) sikap merupakan

cara menempatkan atau membawa diri, merasakan, jalan pikiran dan perilaku.

Menurut Azwar (2009) definisi dari sikap digolongkan menjadi tiga

kerangka pemikiran. Pertama, sikap merupakan bentuk reaksi atau evaluasi

perasaan. Dalam hal ini, sikap seseorang terhadap suatu objek tertentu adalah

memihak atau tidak memihak. Kedua, sikap merupakan kesiapan bereaksi

terhadap suatu objek tertentu. Ketiga, sikap merupakan konstelasi komponen

kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi satu sama lain (Wawan and

M, 2010).

2. Komponen Sikap

Menurut Sarwono, dkk (2009) terdapat tiga komponen sikap yang saling

menunjang satu sama lain, yaitu:

1) Komponen kognisi, berisi pikiran, ide-ide maupun pendapat yang berkenaan

dengan objek sikap. Pemikiran tersebut meliputi hal-hal yang diketahui

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


63
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

individu mengenai objek sikap, dapat berupa keyakinan atau tanggapan, kesan.

atribusi dan penilaian terhadap objek sikap.

2) Komponen afeksi, berhubungan dengan perasaan atau emosi individu yang

berupa senang atau tidak senang terhadap objek sikap.

3) Komponen konasi, yang merujuk kepada kecenderungan tindakan atau respon

individu terhadap objek sikap yang berasal dari masa lalu. Respon yang

dimaksud dapat berupa tindakan yang dapat diamati dan dapat berupa niat atau

intensi untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap.

(Wawan and M, 2010).

3. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap dibagi menjadi beberapa tingkatan,

yaitu :

1) Menerima (Receiving) yaitu individu ingin dan memperhatikan stimulus yang

diberikan

2) Merespon (Responding), individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan

3) Menghargai (Valuting), dengan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah

4) Bertanggung jawab (Responsible) yaitu individu akan bertanggung jawab dan

siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

(Notoatmodjo, 2003)

4. Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Menurut Azwar (2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap,

antara lain yaitu :

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


64
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1) Pengalaman pribadi, secara alami membentuk dan mempengaruhi penghayatan

kita terhadap stimulasi. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan,

seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek

psikologi.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, cenderung memiliki sikap yang

kompromis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

3) Kebudayaan, mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap

seseorang.

4) Media massa, sebagai sarana komunikasi berupa media massa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.

5) Faktor emosional, bentuk sikap yang didasari oleh emosi yang berfungsi

sebagai semacam penyalur frustasi atau bentuk pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego.

6) Lembaga pendidikan atau lembaga agama, sebagai suatu sistem yang

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

7) Tingkat pendidikan, mempengaruhi tingkat pengetahuan pada individu yang

nantinya juga kan mempengaruhi pembentukan sikap pada individu karena

pengetahuan merupakan domain yang penting untuk pembentukan sikap.

5. Fungsi Sikap

Attkinson dkk., dikutip oleh Sunaryo (2004) dalam Maulana (2009)

menjelaskan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yakni sebagai berikut:

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


65
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

1) Fungsi instrumental, sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat

dan menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan.

2) Fungsi pertahanan ego, sikap yang diambil untuk melindungi diri dari

kecemasan atau ancaman harga dirinya.

3) Fungsi nilai ekspresi, sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya.

Sistem nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu

bersangkutan.

4) Fungsi pengetahuan, setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, mengerti,

ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Fungsi penyesuaian sosial, sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungannya.

(Maulana, 2009)

2.7.3 Praktik atau Pengalaman Sebelumnya

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian

memberikan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya

individu tersebut akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau

disikapinya (Notoatmodjo, 2007). Praktik yang akan diteliti disini adalah

pengalaman individu sebagai tenaga kesehatan dalam segala upaya yang berkaitan

dengan penanggulangan bencana yang pernah dilakukan sebelumnya. Pengalaman

adalah pengamatan yang merupakan kombinasi pengelihatan, penciuman,

pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmodjo, 2010). Pengalaman

diartikan sebagai pengetahuan yang muncul dari kegiatan pribadi, pengalaman

sebelumnya dari keterampilan praktis (Notoatmodjo, 2007).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


66
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2.7.4 Sosiodemografi

Faktor sosiodemografi sebagai variabel yang dalam hal ini adalah data suatu

lingkup masyarakat mencakup demografi dan wilayah suatu masyarakat berupa

statistik. Komponen yang akan diteliti dari sosiodemografi disini adalah :

1. Umur

Secara fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat

digambarkan dengan penambahan usia. Umur adalah rentang kehidupan/lamanya

hidup yang diukur dengan tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Ajzen (2005)

menyampaikan bahwa pekerja usia 20-30 tahun mempunyai motivasi kerja relatif

lebih rendah dibanding pekerja yang usianya lebih tua, karena pekerja yang lebih

muda belum berdasar pada landasan realitas, sehingga pekerja muda lebih sering

mengalami kekecewaan dalam bekerja. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya

kinerja dan kepuasan kerja, semakin lanjut usia seseorang maka semakin meningkat

pula kedewasaan teknisnya serta kedewasaan psikologisnya yang akan

menunjukkan kematangan jiwanya. Usia semakin lanjut akan meningkatkan pula

kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan, mengendalikan emosi,

berpikir rasional, dan toleransi terhadap pandangan orang lain sehingga

berpengaruh juga terhadap peningkatan motivasinya (Nursalam, 2017).

2. Jenis kelamin

Pengertian jenis kelamin merupakan penyifatan atau pembagian dua jenis

kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin

tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis kelamin laki-laki adalah manusia yang

memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma. Sementara perempuan memiliki

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


67
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

alat reproduksi seperti rahim dan saluran untuk melahirkan, memproduksi sel telur,

memiliki vagina, dan mempunyai alat menyusui (Nursalam, 2017).

3. Tingkat pendidikan

Ajzen (2006) menyebutkan bahwa latar belakang pendidikan seseorang

akan mempengaruhi kemampuan pemenuhan kebutuhannya sesuai dengan tingkat

pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda yang pada akhirnya mempengaruhi

motivasi kerja seseorang. Dengan kata lain bahwa pekerja yang mempunyai latar

belakang pendidikan yang tinggi akan mewujudkan motivasi kerja yang berbeda

dengan pekerja berlatar belakang pendidikan rendah. Pekerja yang berpendidikan

tinggi memiliki motivasi yang lebih baik karena telah memiliki pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan pekerja yang memiliki pendidikan

yang lebih rendah (Nursalam, 2017). Menurut Notoatmodjo (2007) Pendidikan

adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk

tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang

dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga dia

dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

kemampuan individu yang optimal (Notoatmodjo, 2007).

4. Pengalaman kerja tenaga kesehatan

Menurut Trijoko (1980), pengalaman kerja adalah pengetahuan atau

keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari

perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.

Dengan pengalaman yang didapat seseorang akan lebih cakap dan terampil serta

mampu melaksanakan tugas pekerjaannya. Latihan berulang-ulang akan

memperkuat dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


68
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Ranupandojo (2002) mengemukakan pengalaman kerja adalah ukuran tentang lama

waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang untuk dapat memahami

tugas-tugas suatu pekerjaan dan telah dilaksanakan dengan baik. Menurut Djauzak

Ahmad (2004), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja

seseorang adalah waktu (lama bertugas), frekuensi, jenis tugas, penerapan dan hasil.

(Malayu, 2007)

5. Pengalaman keterlibatan tenaga kesehatan dalam tanggap bencana

Pengalaman adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan,

penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu (Notoatmodjo, 2010).

Pengalaman diartikan sebagai pengetahuan yang muncul dari kegiatan pribadi,

praktik dari keterampilan praktis. Pengalaman merupakan peristiwa yang

tertangkap oleh panca indera dan tersimpan dalam memori. Pengalaman dapat

diperoleh ataupun dirasakan saat peristiwa baru saja terjadi maupun sudah lama

berlangsung. Pengalaman yang terjadi dapat diberikan kepada siapa saja untuk

digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran manusia (Notoatmodjo, 2010).

Pengalaman yang akan diteliti disini adalah pengalaman keterlibatan individu

sebagai tenaga kesehatan dalam segala upaya penanggulangan bencana yang pernah

terjadi sebelumnya.

6. Pelatihan manajemen bencana yang pernah diikuti oleh tenaga kesehatan

Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan

prosedur yang sistematis dan terorganisir. Selanjutnya, Udai menyatakan Pelatihan

dan pengembangan didefinisikan sebagai praktik pembelajaran yang fokus adalah

mengidentifikasi, menilai dan melalui pembelajaran yang direncanakan membantu

pengembangan kompetensi kunci yang memungkinkan orang untuk melakukan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


69
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

pekerjaan saat ini atau di masa depan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa

pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya

manusia melalui rangkaian kegiatan identifikasi, pengkajian serta proses belajar

yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu mengembangkan

kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan tugas, baik sekarang

maupun di masa yang akan datang. Ini berarti bahwa pelatihan dapat dijadikan

sebagai sarana yang berfungsi untuk memperbaiki masalah kinerja organisasi,

seperti efektivitas, efisiensi dan produktivitas. Pelatihan juga merupakan upaya

pembelajaran yang diselenggarakan oleh organisasi baik pemerintah, maupun

lembaga swadaya masyarakat ataupun perusahaan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan organisasi dan mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2003). Pelatihan

sebagai bagian dari pendidikan yang mengandung proses belajar untuk memperoleh

dan meningkatkan keterampilan, waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih

mengutamakan praktek daripada teori. Hal yang diteliti disini hanya keikutsertaan

individu sebagai tenaga kesehatan dalam suatu pelatihan tentang manajemen

bencana atau penanggulangan bencana, tidak termasuk pelatihan pembelajaran

terkait tema kesehatan yang lainnya.

(Malayu, 2007)

7. Tenaga kesehatan bertugas dalam Tim Gerak Cepat (TGC)

Pada saat terjadinya bencana perlu adanya mobilisasi SDM kesehatan yang

tergabung dalam suatu Tim Penanggulangan Krisis di puskesmas yaitu Tim Gerak

Cepat (TGC). Tim Gerak Cepat merupakan tim yang diharapkan dapat segera

bergerak dalam waktu 0-24 jam setelah ada informasi kejadian bencana ataupun

KLB (Menteri Kesehatan RI, 2006). Tim ini terdiri dari tenaga medis dan tenaga

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


70
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

kesehatan lainnya. Hal yang di teliti adalah keterlibatan tenaga kesehatan yang

menjadi responden dalam tim ini.

2.8 Keaslian Penelitian

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam


Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat
NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN
PENELITIAN
1. Analysis of Desain : Hasil menunjukkan
Emergency Health Cross Sectional bahwa defisit serius ada
Care Workforce and Sampel : dalam pengetahuan,
Service Readiness for Penelitian ini keterampilan, dan
a Mass Casualty melibatkan 385 persepsi diri HCP
Event in the Republic responden, perawat kemampuan untuk
of Ireland (Analisis terdaftar (43,4%), berpartisipasi dalam
Tenaga Kerja paramedis MCE skala besar. Hasil
Perawatan Kesehatan (37,9%), dokter juga menunjukkan basis
Darurat dan Kesiapan (10,1%), dan pengetahuan yang buruk
Layanan untuk Acara administrator / dari jurusan yang ada
Massal Casualty di manajer (8,6%) rencana tanggap darurat.
Republik Irlandia). Variabel independen : Gap : Penelitian ini
Veenema, T.G., Tingkat pengetahuan dilakukan dalam jangka
Boland, F., Patton, D., tentang MCE dan waktu dan
, Moore, Z.,Schneider pengetahuan tentang Populasi tertentu
Firestone, S. (2018) kegiatan respon klinis sehingga kemungkinan
Keywords: health care dan penilaian klinis tidak umum bagi
providers, major kompetensi diri responden darurat
emergency, Variabel dependen : lainnya di luar Republik
prehospital care, Kesiapan layanan Irlandia.
preparedness, tenaga kesehatan
workforce perawatan darurat
development Instrumen :
(Scopus) Qualtrics® Research
Suite
Analisis :
Chi-square test,
Fisher exact test, dan
Kruskal-Wallis test

2. Disaster Education Desain : Hasil menunjukkan


And Preparedness In Cross Sectional bahwa hanya sedikit
The Acute Care Sampel : yang memiliki
Setting: A Cross pengalaman bencana
Sectional Survey Of sebelumnya (19,9%).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


71
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Operating Theatre Penelitian ini Mayoritas responden
Nurse's Disaster melibatkan 53 perawat sadar akan bencana
Knowledge And di ruang operasi dengan kebijakan
Education Variabel independen : manajemen
(Pendidikan dan Pengetahuan dan (kebijakan Kode Brown)
Kesiapan Bencana Pendidikan perawat (94,1%), dari garis
Dalam Pengaturan bedah pelaporan, dan tepat
Perawatan Akut: Variabel dependen : triase (80,4%).
Survei Cross Sectional Pendidikan dan Gap: Ada potensi bias
Terhadap Kondisi kesiapsiagaan bencana sampling mengingat
Perawat Bedah pada perawatan akut tingkat respons rendah
Pengetahuan dan Instrumen : dan survei bersifat
Pendidikan). Kuisioner sukarela. Tanggapan
Sonneborn, Analisis : survei hanya melaporkan
O., Miller, C., Head, non-parametric test bagaimana niat perawat
L., Cross, R. (2018) (Chi-square test) dan untuk menanggapi dan
Keywords: Disaster parametric test (t-test) bukan bagaimana mereka
education, telah benar-benar
Disaster training, menanggapi kejadian
Disaster bencana.
preparedness,
Operating theatre
nurses, Emergency
nurses
(Scopus)

3. Indonesian emergency Desain : Penelitian ini


nurses’ preparedness Penelitian ini menunjukkan bahwa
to respond to disaster: menggunakan perawat gawat darurat
A descriptive survey deskriptif, non- memiliki tingkat
(Kesiapsiagaan interventional, dengan kesiapsiagaan bencana
perawat darurat pendekatan Cross yang baik. Pengalaman
Indonesia untuk Sectional bencana sebelumnya dan
menanggapi bencana: Sampel : pelatihan atau pendidikan
Sebuah survei Penelitian ini bencana secara positif
deskriptif). melibatkan 120 terkait dengan
Azka Fathiyatir perawat bagian gawat kesiapsiagaan bencana.
Rizqillaha, Jessica darurat di 4 Rumah Lamanya pengalaman
Suna (2018) Sakit di daerah Jawa keperawatan tidak
Keyword: Emergency Tengah berkorelasi dengan
nursing Variabel independen : kesiapsiagaan bencana.
(ScienceDirect) Latar belakang Gap: metode yang
demografi digunakan
Variabel dependen : memungkinkan perawat
Kesiapsiagaan darurat untuk menilai
perawat gawat darurat kemampuan mereka

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


72
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
dalam menanggapi tanpa pengamatan
bencana obyektif oleh orang lain.
Instrumen : Penyelidikan frekuensi,
Kuisioner (instrumen konten, dan jumlah
diterjemahkan pelatihan bencana yang
ke Bahasa Indonesia dilakukan responden
menggunakan teknik masih kurang sehingga
back-translation hasilnya tidak benar-
Brislin) benar dapat digunakan
Analisis : sebagai dasar untuk
Sampel independen t- mengembangkan
test, uji korelasi, program pendidikan yang
oneway bertujuan untuk
Analisis ANOVA dan meningkatkan kesiapan
analisis regresi untuk bencana di
kalangan perawat gawat
darurat.
4. Disaster preparedness Desain : Ada sekitar 6,5%
and learning needs Penelitian ini responden menganggap
among community menggunakan kesiapan bencana mereka
health nurse deskriptif dengan saat ini lemah; 84,6%
coordinators in South pendekatan Cross sedang; dan 8,9%
Sulawesi Indonesia Sectional menilai kesiapan mereka
(Kesiapsiagaan Sampel : kuat. Sekitar sepertiga
bencana dan Penelitian ini dari responden
kebutuhan belajar di melibatkan 254 menganggap pelatihan
antara koordinator koordinator CHN bencana sebagai metode
perawat kesehatan (Perkesmas) di 24 terbaik untuk mencapai
masyarakat di kota / kabupaten di kesiapsiagaan bencana
Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan yang efektif.
Indonesia). Provinsi Sulawesi Gap: Penelitian ini
Moh. Syafar Variabel independen : menggunakan metode
Sangkala, Marie Pengetahuan, pengambilan sampel
Frances Gerdtz (2017) keterampilan, berurutan untuk
Keywords: Disaster kebutuhan pengumpulan data yang
preparedness, belajar/PDM dilakukan selama
Community health Variabel dependen : seminar internasional dan
nurse coordinator, Kesiapsiagaan dalam lokakarya kesehatan
Learning needs menanggapi bencana masyarakat keperawatan
(ScienceDirect) Instrumen : yang diselenggarakan
Kuisioner oleh Program Studi
Analisis : Keperawatan UNHAS,
statistik deskriptif Dikes Provinsi Sulawesi
seperti frekuensi, Selatan dan Universitas
persentase dan ukuran Indonesia Hyogo Jepang
tendensi sentral. pada 13-14 September

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


73
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Median dan 2011, sehingga mungkin
pengukuran Inter- pesertanya bukan hanya
Quartile Range (IQR) koordinator CHN,tetapi
lebih tepat karena data juga perwakilannya
tidak terdistribusi sehingga kemungkinan
secara normal terjadi bias pada kriteria
respondennya.
5. Kajian Peran Tenaga Desain : Hasil yang didapatkan
Kesehatan Dalam Metode penelitian ini tenaga kesehatan di
Kesiapsiagaan kualitatif deskriptif Puskesmas Tuminting
Bencana Banjir di dengan in depth sudah lebih tanggap
Wilayah Kerja interview dalam kesiapsiagaan
Puskesmas Tuminting Sampel : penanganan bencana
Kota Manado. kepala puskesmas, banjir dengan dibekali
Steviyanti Tatuil, dokter pelayanan pelatihan berhubungan
Chreisye K. F. poliklinik umum, dengan penanggulangan
Mandagi, Sulaemana perawat , dan bencana walaupun
Engkeng (2017) sanitarian dengan peralatan yang
Kata kunci: Variabel independen : seadanya. Kesimpulan
Kesiapsiagaan, Ketersediaan dari penelitian ini adalah
Tenaga kesehatan, peralatan,pengembang tenaga kesehatan di
Bencana banjir an SDM,koordinasi Puskesmas Tuminting
Keywords: dengan pihak sudah cukup siap dalam
Preparedness, Health terkait,ketersediaan penanggulangan bencana
manpower, Flood dana banjir karena telah
disaster Variabel dependen : dibekali dengan pelatihan
(IPI) Peran tenaga kebencanaan sehingga
kesehatan dalam cepat tanggap menyikapi
kesiapsiagaan banjir tanda-tanda akan
Instrumen : terjadinya banjir, dan
Peneliti sendiri memberikan pelayanan
dengan instrumen kesehatan terhadap
tambahan berupa korban sesuai dengan
daftar pertanyaan dan kompetensinya.
alat perekam suara Gap: Penelitian ini hanya
Analisis : bertujuan mengkaji peran
Tahap pengumpulan tenaga kesehatan dalam
data, tahap reduksi kesiapsiagaan bencana
data, tahap penyajian tanpa mengukur sejauh
dan tahap penarikan mana pengetahuan, sikap
kesimpulan dan keterampilan tenaga
kesehatan dalam
penanggulangan
bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


74
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
6. Factors Influencing Desain : Pengalaman terkait
Disaster Nursing Core Metode penelitian bencana merupakan
Competencies Of korelasional dengan faktor paling
Emergency Nurses pendekatan Cross berpengaruh pada
(Faktor-Faktor Yang Sectional kompetensi inti
Mempengaruhi Sampel : keperawatan bencana,
Kompetensi Utama Penelitian dilakukan diikuti oleh pengetahuan
Perawat Darurat pada 231 perawat tentang bencana.
Dalam Keperawatan darurat yang bekerja Kekuatan penjelas dari
Bencana). di 12 rumah sakit di faktor-faktor ini adalah
Hye-Young Park, Korea Selatan 25,6%, yang secara
Ji-Soo Kim (2017) Variabel independen : statistik signifikan (F =
Keywords: Emergency Pengalaman, sikap, 12,189, p <0,001). Hal
nurses, Disaster, bencana, pengetahuan, ini menunjukkan bahwa
Nursing core dan kompetensi inti kompetensi inti
competencies keperawatan bencana keperawatan bencana
(Scopus) Variabel dependen : perawat darurat dapat
Kompetensi utama ditingkatkan melalui
perawat darurat dalam program pendidikan dan
keperawatan bencana pelatihan itu
Instrumen : meningkatkan
Kuisioner kesiapsiagaan bencana
Analisis : mereka.
Analisis regresi Gap: Penelitian ini hanya
berganda menggambarkan situasi
saat ini saja sehingga
tidak memungkinkan
untuk menentukan
penyebab dan dampak
dari faktor-faktor yang
diuji.

7. Disaster Desain : Sebagian besar personel


Management: Metode penelitian memiliki pengetahuan
Emergency Nursing analitik dengan dan praktik yang
And Medical pendekatan Cross memadai, dan
Personnel’sknowledge Sectional digambarkan sikap yang
, Attitude And Sampel : positif terhadap
Practices Of The East 194 perawat darurat manajemen bencana.
Coast Region dan tenaga medis (staf Diantara faktor
Hospitals Of Malaysia perawat, dokter dan sosiodemografi yang
(Manajemen asisten petugas medis) dipelajari, jenis kelamin
Bencana:Pengetahuan, Variabel independen : dan tingkat pendidikan
Sikap, dan Praktik Latar belakang secara signifikan terkait
Perawat Darurat dan sosiodemografi dengan peningkatan
Tenaga Medis Rumah Variabel dependen :
penilaian pengetahuan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


75
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Sakit Wilayah East Pengetahuan, sikap dan praktik. Pengalaman
Coast Di Malaysia). dan praktik dalam kerja, keterlibatan dalam
Ahayalimudin, manajemen bencana respons bencana dan
N.A., Osman, Instrumen : pelatihan bencana yang
N.N.S. (2016) Kuisioner diikuti memiliki
Keywords:Disaster Analisis : hubungan yang
management, uji Chi-square dan signifikan dengan nilai
Emergency nursing, Fisher untuk praktik yang lebih tinggi.
Emergency medical inferensial (bivariat) Tak satu pun dari faktor
personnel, digunakan untuk sosiodemografi yang
Knowledge, Attitude memeriksa asosiasi dipelajari memiliki efek
and practices antara variabel dan pada hasil penilaian
(Scopus) untuk
sikap.
membandingkan
Gap: Sehubungan
pengetahuan, sikap
dengan desain penelitian
dan praktik responden
yang menggunakan
crosssectional yang
membatasi hasil, karena
hanya menggambarkan
situasi saat ini saja
sehingga tidak
memungkinkan untuk
menentukan penyebab
dan dampak dari faktor-
faktor yang diuji.
8. Development And Desain : Kuesioner secara
Validation Of A Cross Sectional keseluruhan
Questionnaire To Sampel : menggunakan
Measure Iranian 112 perawat di tiga konsistensi internal
Nurses’ Knowledge, pusat pendidikan Alpha Cronbach adalah
Attitude And Practice publik yang berafiliasi 0,785, menunjukkan
Regarding Disaster dengan Universitas internal yang dapat
Preparedness Ilmu Kedokteran Ilam, diterima konsistensi.
(Pengembangan Iran. Koefisien korelasi
Dan Validasi Variabel independen : intraclass menggunakan
Kuisioner Untuk Pengetahuan, sikap Testretest metode adalah
Mengukur dan praktik dalam 0,82. Total varians
Pengetahuan, Sikap kesiapsiagaan bencana adalah 67,57%.
dan Praktek Perawat- Variabel dependen :
Instrumen memiliki
Perawat di Iran Pengembangan dan
reliabilitas yang
Mengenai validasi kuisioner
memuaskan dan indeks
Kesiapsiagaan Instrumen :
validitas dan dapat
Bencana). Kuisioner
Tavan, Analisis : digunakan untuk
H., Menati, mengukur pengetahuan
perawat, sikap dan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


76
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
W., Azadi, A., uji Chi-square test, praktik tentang
Sayehmiri, Comparative Fit Index kesiapsiagaan bencana.
K., Sahebi, A. (CFI) dan Root Mean Gap: ambiguitas
(2016) Square Error of mengenai peran perawat
Keywords: Disaster Approximation Iran dalam manajemen
management, (RMSEA) bencana dan kurangnya
Emergency kompetensi mereka
preparedness, Factor untuk memberikan
analysis, Iran, Scale perawatan dalam situasi
development bencana mungkin
(Scopus) mempengaruhi
tanggapan mereka
terhadap item kuesioner.
9. Readiness of hospital Desain : Hasil penelitian
nurses for disaster Cross Sectional menunjukkan Mayoritas
responses in Taiwan: Sampel : perawat rumah sakit
A cross-sectional 311 perawat di rumah menunjukkan kesiapan
study (Kesiapan sakit militer di yang buruk untuk
perawat rumah sakit Taiwan. respons bencana. Skor
untuk respons bencana Variabel independen : empat domain yang
di Taiwan: studi cross- Persiapan individu, paling terkait dengan
sectional). perlindungan diri, pelatihan terkait bencana
Wen-Chii Tzeng, tanggap darurat dan perawat, pengalaman
Hsin-Pei Feng, Wei- manajemen klinis dalam tanggap bencana
Tung Cheng, Chia- Variabel dependen : dan pengalaman
Huei Lin, Li-Chi Kesiapan perawat RS perawatan darurat /
Chiang, Lu Pai, Chun- dalam tanggap
intensif.
Lan Lee (2016) bencana
Gap: Dengan
Instrumen :
menggunakan
Keywords: Continuing Kuisioner
convenience
education, disaster, Analisis :
nurses, nursing Uji t-tes independent, sampling,penelitian ini
education and generalisasi model dibatasi untuk merekrut
readiness linier (GLM), Uji chi- peserta di satu rumah
(ScienceDirect) square dan Wald chi- sakit, yang menimbulkan
square bias dan tidak berlaku
umum untuk semua
perawat di Taiwan.
10. Perceptions Of Desain : Perawat di Arab Saudi
Knowledge Of Metode penelitian memiliki pengetahuan
Disaster Management deskriptif kuantitatif, moderat tentang
Among Military And non-eksperimen kesiapsiagaan bencana.
Civilian Nurses In Sampel : Namun, perawat di
Saudi Arabia Penelitian dilakukan rumah sakit militer
(Persepsi Pengetahuan pada 384 perawat memiliki lebih banyak
Tentang Manajemen yang bekerja di 6 pengetahuan daripada

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


77
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

NO JUDUL METODE HASIL PENELITIAN


PENELITIAN
Bencana di Kalangan rumah sakit militer mereka yang bekerja di
Perawat Militer dan dan pemerintah di rumah sakit
Sipil Di Arab Saudi). Saudi Arabia. pemerintahan. Mayoritas
Abdulellah Al Variabel independen : perawat memperoleh
Thobaity, Virginia Pengetahuan, dan pengetahuan dan
Plummer, Kelli Innes, keterampilan dalam keterampilan mereka dari
Beverley Copnell manajemen bencana latihan bencana.
(2014) Variabel dependen : Gap: hasilnya tidak dapat
Keywords: Disaster; Persepsi perawat dilihat secara umum,
Nursing, militer dan sipil karena hanya terkait pada
Management; Saudi tentang manajemen rumah sakit yang
Arabia, Military, bencana berpartisipasi dalam
Knowledge Instrumen :
penelitian. Jadi, persepsi
(ScienceDirect) Kuisioner
pegawai, pendidik
Analisis :
keperawatan dan
SPSS versi 20, Likert
masyarakat tidak
scale
dieksplorasi dalam
penelitian ini dan
persepsi mereka tentang
tingkat pengetahuan para
peserta mungkin
berbeda.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka konsep penelitian

MANAJEMEN BENCANA
( Tahap Pra bencana)

Mitigasi Bencana (Mitigation)

Analisis kapasitas Sumber daya tenaga kesehatan Data sosiodemografi tenaga


untuk kesehatan:
mengidentifikasi Tenaga kesehatan di Puskesmas:
kapasitas dan sumber 1. Umur
daya yang ada untuk 1. Pengetahuan (pengetahuan umum 2. Jenis kelamin
mengurangi tingkat tentang bencana dan manajemen 3. Tingkat pendidikan
risiko atau dampak bencana) 4. Pengalaman kerja
2. Sikap (pola pikir, pendapat, 5. Pengalaman keterlibatan
dari bencana
kepercayaan, perasaan dan kesediaan dalam tanggap bencana
dalam kesiapsiagaan bencana) 6. Pelatihan manajemen
3. Praktik atau pengalaman sebelumnya bencana yang pernah diikuti
Kesiapan (Pengalaman keterlibatan individu
manajemen operasi 7. Bertugas dalam Tim Gerak
dalam tanggap bencana sebelumnya,
penanggulangan Cepat (TGC)
perencanaan manajemen bencana
bencana yang ada di institusi atau di luar
institusi berdasarkan apa yang
diketahui selama ini, persiapan
individu untuk terlibat dalam
tanggap bencana, pilihan tempat
bertugas saat bencana, pelatihan
manajemen bencana yang teratur
dilaksanakan oleh institusi. dan
kerjasama dengan pihak luar institusi
dalam pelaksanaannya)

Ket : = Diteliti , = Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam


manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat.

78
79
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kegiatan-kegiatan dari

manajemen bencana diantaranya yaitu Pencegahan (Prevention), Mitigasi

Bencana (Mitigation), Kesiapsiagaan (Preparedness), Peringatan Dini (Early

Warning), Tanggap Darurat (Response), Bantuan Darurat (Relief), Pemulihan

(Recovery), Rehabilitasi (Rehabilitation), Rekonstruksi (Reconstruction). Bagian

dari mitigasi sendiri adalah pencegahan dan pengurangan dampak, dimana bisa

dimulai dengan tahap analisis resiko yaitu dengan mengidentifikasi kapasitas dan

sumber daya yang ada untuk mengurangi tingkat risiko atau dampak dari bencana.

Sumber daya di bidang kesehatan merupakan salah satu yang sangat penting untuk

dianalisis, khususnya tentang sumber daya manusia yakni tenaga kesehatan.

Puskesmas sebagai pusat layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya

pengurangan resiko bencana harus disiapkan dengan disaster plan yang didukung

dengan peran serta tenaga kesehatan dalam manajemen bencana terutama pada

daerah yang memang diketahui sebagai daerah rawan bencana. Hal-hal yang harus

dianalisis adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik tenaga kesehatan di

Puskesmas dalam manajemen bencana, sehingga hasil dari analisis tersebut dapat

digunakan sebagai dasar perencanaan bagi Puskesmas dan Pemerintah untuk

meningkatkan kompetensi dari tenaga kesehatan yang ada.

3.2 Hipotesis Penelitian

H1 :

1. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan pengetahuan tenaga

kesehatan tentang manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan

bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


80
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan sikap tenaga

kesehatan terhadap manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan

bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

3. Ada hubungan latar belakang sosiodemografi dengan praktik atau

pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di

puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang menekankan

waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya

satu kali dalam satu waktu (Nursalam, 2017). Setiap objek penelitian hanya

diobservasi satu kali dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau

variabel subjek pada saat pemeriksaan dan tidak ada tindak lanjut.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bertugas di 9

Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten sumbawa Barat. Data

sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat menunjukkan jumlah tenaga

kesehatan yang bertugas di Puskesmas setempat sebanyak 408 orang, di antaranya

23 orang dokter, 200 orang perawat, 185 orang bidan.

4.2.2 Sampel dan Besar Sampel

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan bantuan Raosoft-Sample

Calculator (http://www.raosoft.com/samplesize.html) dengan kriteria penjelasan

sebagai berikut:

1. Margin of error (α) 5%,

2. Confidence Interval (CI) 95%,

3. Population size (N) 408

81
82

4. Sample size (n) 199.

Didapatkan hasil estimasi besar sampel dalam penelitian ini adalah 199

tenaga kesehatan dari total populasi 408 tenaga kesehatan yang bekerja di

Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. Dalam

pelaksanaan pengambilan data, jumlah sampel menjadi 211 responden atas

permintaan dari responden sendiri. Penelitian ini mengeksklusikan tenaga

kesehatan yang non fungsional dan/atau struktural.

4.2.3 Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan Cluster Sampling, mengelompokkan sampel

berdasarkan wilayah atau lokasi populasi (Nursalam, 2017), sebagai berikut:

1. Puskesmas Poto Tano


n1 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Poto Tano)
n1 = (199/408) x (45)
n1 = 22
2. Puskesmas Seteluk
n2 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Seteluk)
n2 = (199/408) x (67)
n2 = 33
3. Puskesmas Taliwang
n3 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Taliwang)
n3 = (199/408) x (80)
n3 = 39
4. Puskesmas Brang Ene
n4 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Brang Ene)
n4 = (199/408) x (30)
n4 = 15
5. Puskesmas Brang Rea
n5 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Brang Rea)
n5 = (199/408) x (53)
n5 = 26
6. Puskesmas Jereweh
n6 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Jereweh)
n6 = (199/408) x (40)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


83

n6 = 19
7. Puskesmas Maluk
n7 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Maluk)
n7 = (199/408) x (39)
n7 = 19
8. Puskesmas Sekongkang
n8 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Sekongkang)
n8 = (199/408) x (29)
n8 = 14
9. Puskesmas Tongo
n9 = (199/408) x (Populasi total di Puskesmas Tongo)
n9 = (199/408) x (25)
n9 = 12

∑n = 199 (estimasi) + 12 responden (permintaan sendiri) = 211

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi operasional

Penelitian ini melibatkan variabel independen dan variabel dependen

sebagai berikut :

4.3.1 Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah latar belakang

sosiodemografi tenaga kesehatan.

4.3.2 Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan

praktik/pengalaman sebelumnya dalam manajemen bencana.

4.3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2017).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


84

Tabel 4.1 Definisi Operasional Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
di Kabupaten Sumbawa Barat
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Variabel
independen
Latar belakang
sosiodemografi :
1. Umur Rentang kehidupan/lamanya hidup Usia responden Kuisioner Ordinal Remaja Akhir : 17-25
yang diukur dengan tahun yang tahun; Dewasa Awal :
dihitung sejak dilahirkan. 26-35 tahun; Dewasa
Akhir : 36-45 tahun;
Lansia awal 46-55
tahun
2. Jenis Pembagian dua jenis kelamin Jenis kelamin responden Kuisioner Nominal Laki-laki/perempuan
kelamin manusia yang ditentukan secara
biologis yang melekat pada jenis
kelamin tertentu.
3. Tingkat Proses seseorang mengembangkan Jenjang pendidikan terakhir Kuisioner Ordinal SPK/Diploma/Sarjana/
pendidikan kemampuan, sikap, dan bentuk- responden Magister : pendidikan
bentuk tingkah laku lainnya akan memberikan
sehingga dia dapat memperoleh pengetahuan sehingga
atau mengalami perkembangan terjadi peningkatan
kemampuan sosial dan kemampuan perubahan perilaku
individu yang optimal. yang positif
4. Pengalaman Keterampilan yang telah diketahui Pengalaman yang didapat Kuisioner Nominal Tempat bertugas dan
kerja dan dikuasai seseorang yang akibat seseorang akan lebih cakap lama bertugas
dari perbuatan atau pekerjaan yang dan terampil serta mampu

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


85

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


telah dilakukan selama beberapa melaksanakan tugas
waktu tertentu. pekerjaannya
5. Pengalaman Pengamatan yang merupakan Pernah atau tidak pernah Kuisioner Nominal Ya/Tidak
keterlibatan kombinasi penglihatan, penciuman, terlibat, jenis bencana dan
dalam pendengaran serta pengalaman tahun kejadian bencana
tanggap masa lalu untuk digunakan dan
bencana menjadi pedoman serta
pembelajaran manusia.
6. Pelatihan Proses pendidikan jangka pendek Pernah atau tidak pernah Kuisioner Nominal Ya/Tidak
manajemen yang menggunakan prosedur yang mendapatkan pelatihan
bencana sistematis dan terorganisir manajemen bencana, jenis
yang pernah yang direncanakan membantu dan metode pelatihan yang
diikuti pengembangan kompetensi kunci pernah di dapatkan (Latihan
yang memungkinkan orang untuk Table Top/Simulasi
melakukan pekerjaan saat ini atau lapangan/Latihan
di masa depan fungsional/Latihan Drill
Bencana)
7. Bertugas Keterlibatan dan peran aktif dalam Menjadi bagian atau tidak Kuisioner Nominal Ya/Tidak
dalam Tim Tim Gerak Cepat (TGC) yang dalam Tim Gerak Cepat
Gerak Cepat bertugas dan berfungsi dalam (TGC) di institusi tempat
(TGC) penanggulangan bencana dan KLB bekerja
Variabel
dependen
1. Pengetahuan Suatu proses dari responden yang Definisi, klasifikasi, fase Kuisioner Ordinal Dikategorikan menjadi
didapatkan dari sekedar tahu, dan kegiatannya terhadap Baik : 76% - 100%
kemudian memahami dan dampak bencana Cukup : 51% - 75%
Kurang : 50%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


86

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


menerjemahkannya menurut
kemampuan individu
2. Sikap Cara menempatkan atau membawa Sikap responden pada Kuisioner Nominal Dikategorikan menjadi
diri, merasakan, jalan pikiran dan keterlibatan, fase dan :
perilaku tenaga kesehatan dalam kegiatannya pada tanggap Positif 51% - 100%
penanggulangan bencana bencana. Negatif 0% - 50%
Pernyataan Positif
SS : 5, S : 5, TP : 3, TS
: 2, STS : 1
Pernyataan Negatif
SS : 1, S : 2, TP : 3, TS
: 4, STS : 5
3. Praktik atau Praktik yang diteliti merupakan Pengalaman keterlibatan Kuisioner Ordinal Dikategorikan menjadi
pengalaman pengalaman atau pendapat atau individu dalam tanggap Baik : 76% - 100%
sebelumnya pemahaman atas pelaksanaan dari bencana sebelumnya, Cukup : 51% - 75%
dalam manajemen bencana yang ada serta perencanaan manajemen Kurang : 50%
penanggulan kesiapan individu sebagai petugas bencana yang ada di
gan bencana kesehatan dalam tanggap bencana. institusi atau di luar institusi
berdasarkan apa yang
diketahui selama ini,
persiapan individu untuk
terlibat dalam tanggap
bencana, pilihan tempat
bertugas saat bencana,
pelatihan manajemen
bencana yang teratur
dilaksanakan oleh institusi.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


87

4.4 Teknik Pengumpulan Data


4.4.1 Instrumen Penelitian

Untuk penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data studi

adalah KAP DM Questionnaire yaitu kuisioner yang dikembangkan oleh

Nurul’Ain Ahayalimudin (2012) pada penelitiannya yang berjudul “Disaster

Management: A Study on Knowledge, Attitude and Practices of Emergency

Nurses and Community Health Nurses in Selangor”. Kuisioner tersebut

digunakan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan praktik pada staf

perawat, dokter dan asisten petugas medis dalam penanggulangan bencana.

Penggunaan instrumen penelitian ini telah mendapatkan izin dari Nurul’Ain

Ahayalimudin sebagai peneliti sebelumnya (lihat lampiran 6). Kuesioner ini

memiliki empat domain: data sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan praktik.

Distribusi kuesioner melibatkan 7-item data sosiodemografi, 17-item

pengetahuan, 11-item sikap dan 14-item praktik. Kuesioner bagian data

sosiodemografi dengan pilihan jawaban diisi sesuai data dasar dari responden

mencakup aspek umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja,

pengalaman keterlibatan dalam tanggap bencana, pelatihan manajemen bencana

yang pernah diikuti, dan keterlibatan dalam Tim Gerak Cepat (TGC). Untuk

kuisioner bagian pengetahuan dengan pilihan jawaban ya-tidak-pasti mencakup

aspek mulai dari definisi, klasifikasi, fase dan kegiatannya terhadap dampak

bencana. Sebuah Skala 5-Likert (setuju-tidak setuju-tidak pasti) digunakan untuk

menentukan sikap mereka pada keterlibatan, fase dan kegiatannya pada tanggap

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


88

bencana. Item untuk bagian latihan terdiri jawaban ya-tidak-pasti. Skor semua

domain adalah set ke 60% cut-off point untuk membedakan yang memadai, tidak

memadai untuk pengetahuan dan latihan, dan positif, negatif untuk sikap.

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan

kevaliditan atau kesahihan suatu instrumen yang valid akan mempunyai

validitas tinggi, sehingga sebuah instrumen dikatakan valid apa yang

diinginkan. Pengujian validitas dapat menggunakan rumus Product Moment

(Arikunto, 2010).

Kuesioner yang dikembangkan oleh Ahayalimudin ini telah menjalani

pengujian validitas dan reliabilitas dan diteliti oleh para ahli dari kedokteran

bencana, kedokteran kesehatan masyarakat dan keperawatan. Validitas telah

diuji melalui studi percontohan dari populasi perawat yang sama. Pengujian

validitas dilakukan pada 20 orang dilakukan pada teman-teman mahasiswa Alih

Jenis Angkatan B20 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang bukan

merupakan populasi penelitian, dengan menggunakan SPSS dengan besar r

tabel ditentukan sesuai jumlah responden dan diuji dengan tingkat signifikan

5% (0,05). Item instrumen dianggap valid atau relevan jika r hitung > r tabel

yang telah ditentukan. Data yang diolah dengan menggunakan uji analisis

statistik Chi-Square.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


89

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan bahwa suatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai

alat pengumpulan data karena instumen tersebut sudah baik. Apabila datanya

benar dan sesuai dengan kenyataan maka beberapa kali pun diambil akan tetap

sama (Arikunto, 2010). Alat pengukur dianggap reliabel jika digunakan 2 kali

atau lebih untuk mengukur gejala yang sama dan hasilnya relatif konsisten. Uji

reliabilitas dilakukan dengan metode Cronbach’alpha 0-1, jika skala ini

dikelompokan dalam empat kelas dengan rank yang sama, maka ukuran

kemantapan alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Nilai Cronbach’alpha > 0,09 maka reliabilitas sempurna


2. Nilai Cronbach’alpha 0,70 – 0,90 maka reliabilitas tinggi
3. Nilai Cronbach’alpha 0,50 – 0,70 maka reliabilitas moderat
4. Nilai Cronbach’alpha < 0,50 maka relabilitas rendah
Uji reliabilitas pada kuisioner ini dilakukan setelah melakukan uji validitas.

Untuk hasil uji reliabilitas dari Ahayalimudin, kuesioner ini dinilai dengan

menggunakan konsistensi internal setelah studi percontohan dilakukan. Alfa

Cronbach pada pengetahuan dan praktik muncul di atas 0,7, dan 0,660 untuk

sikap. Semua pertanyaan pada kuisioner ini telah dinyatakan valid dan reliabel

sehingga kuisioner tersebut dapat dipakai dalam penelitian yang dilakukan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


90

4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di semua Puskesmas (9) yang ada di wilayah kerja

Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat dengan pertimbangan Puskesmas sebagai pusat

layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya pengurangan resiko bencana harus

disiapkan dengan disaster plan yang didukung dengan peran serta tenaga kesehatan

dalam manajemen bencana mengingat wilayah Kabupaten Sumbawa termasuk daerah

rawan bencana.

4.5.2 Waktu Pengambilan Data

Pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan selama 30 hari di bulan Desember 2018.

4.6 Prosedur dan Pengumpulan Data

1. Mengurus surat izin permohonan pengambilan data penelitian ke bagian Akademik

Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, kemudian menyerahkan surat

permohonan tersebut ke Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat

untuk mendapatkan izin penelitian di wilayah tersebut. Surat kemudian diteruskan ke

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat. Setelah mendapat izin dari Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat, kemudian menyerahkan surat tembusan izin

penelitian kepada semua Kepala Puskesmas yang berada di wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kab. Sumbawa Barat. Peneliti menjelaskan langkah dan tujuan penelitian

kepada Kepala Puskesmas.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


91

2. Pihak puskesmas memberikan izin dan selanjutnya peneliti berkoordinasi dengan

Penanggung Jawab yang di usulkan oleh Kepala Puskesmas yang kemudian bersedia

menjadi pendamping penelitian. Peneliti kemudian meminta data daftar tenaga

kesehatan yang bertugas di puskesmas tersebut (dokter, perawat, dan bidan). Peneliti

kemudian menjelaskan langkah dan tujuan penelitian serta cara pengisian kuisioner

dalam bentuk Google Form kepada pendamping penelitian.

3. Estimasi jumlah sampel berdasarkan penghitungan dengan menggunakan bantuan

Raosoft-Sample Calculator yaitu sebanyak 199 responden, dengan rincian 22 orang

di Puskesmas Poto Tano, 33 orang di Puskesmas Seteluk, 39 orang di Puskesmas

Taliwang, 15 orang di Puskesmas Brang Ene, 26 orang di Puskesmas Brang Rea, 19

orang di Puskesmas Jereweh, 19 orang di Puskesmas Maluk, 14 orang di Puskesmas

Sekongkang, dan 12 orang di Puskesmas Tongo.

4. Berdasarkan hasil cluster sampling yang telah ditentukan kemudian responden dipilih

random, sehingga tiap tenaga kesehatan di puskesmas lokasi penelitian memiliki

kemungkinan dan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden.

Pemilihan responden di setiap puskesmas dilakukan dengan cara mengambil kertas

yang tertulis nomor urut nama tenaga kesehatan (sesuai dengan list yang diberikan

sebelumnya oleh pendamping penelitian) yang diletakkan dalam suatu wadah. Jumlah

pengambilan kertas sesuai hasil cluster sampling. Akan tetapi, di beberapa Puskesmas

terdapat penambahan jumlah responden karena beberapa tenaga kesehatan yang

awalnya tidak terpilih mengajukan diri sebagai responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini, dengan rincian penambahan responden sebagai berikut Puskesmas Poto

Tano 5 responden, Puskesmas Seteluk 3 responden, Puskesmas Taliwang 3

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


92

responden, dan Puskesmas Brang Rea 1 responden. Sehingga total sampel yang

awalnya diperkirakan 199 responden yang akan terlibat dalam penelitian ini menjadi

211 responden.

5. Setelah peneliti mendapat persetujuan dari 211 responden yang terpilih, peneliti

memberikan kuisioner dalam bentuk tautan yang merujuk pada halaman google form

yang berisi penjelasan penelitian, informed consent, dan formulir kuisioner yang

berisi pertanyaan/soal.

6. Responden diminta untuk membaca lembar penjelasan penelitian yang sudah

tercantum di section 1 google form, serta mengisi lembar pernyataan persetujuan ikut

penelitian untuk melanjutkan ke section berikutnya. Apabila responden bersedia

untuk ikut penelitian maka responden dapat memilih option “bersedia” pada lembar

persetujuan responden dan bisa melanjutkan ke section berikutnya untuk menjawab

pertanyaan kuisioner. Kuisioner diisi sesuai dengan kondisi yang dialami responden

saat itu. Tanggapan secara otomatis akan diterima peneliti secara Online.

7. Tanggapan yang masuk kemudian akan direkapitulasi sesuai dengan puskesmas asal

masing-masing responden, jika jumlah tanggapan yang masuk masih kurang dari

jumlah responden seharusnya dari masing-masing puskesmas, maka dilakukan

rekapitulasi sesuai alamat email responden untuk bisa dikomunikasikan dan

dikoordinasikan kembali kepada pendamping penelitian.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


93

4.7 Analisis Data

Secara garis besar analisis data meliputi langkah persiapan dan tabulasi data.

Proses yang dilakukan setelah pengumpulan data adalah pengolahan dan analisis data

dengan tahapan sebagai berikut coding, editing, entry, dan tabulating (Arikunto, 2010).

1. Coding, suatu usaha untuk memberikan kode terhadap jawaban yang ada pada

kuisioner bertujuan untuk mempermudah dalam menganalisa data dan dapat

mempercepat proses memasukan data.

2. Editing, pemeriksaan kelengkapan isi kuisioner atau dengan kata lain memastikan

semua pertanyaan telah dijawab oleh responden. Editing dilakukan di lapangan

sebelum proses pemasukan data, agar data yang salah atau meragukan masih dapat

ditelusur kepada responden/ informan yang bersangkutan.

3. Entry, proses pemasukan data yakni berupa jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode ke dalam program atau software komputer. Setelah dilakukan

editing data tersebut dimasukkan kedalam program yang digunakan untuk mengolah

data menggunakan komputer dan perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah

dimasukan kemudian dicek kebenarannya.

4. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokan data dengan tujuan

supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar dapat disajikan

dan dianalisis.

4.7.1 Penerapan Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan

pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkap

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


94

fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat menggambarkan informasi yang

diinginkan untuk menjawab masalah penelitian (Nursalam, 2017). Data yang telah

dikumpulkan kemudian dikelompokan dan diolah dengan menggunakan uji analisis

statistik Chi-Square untuk melihat asosiasi. Uji normalitas ini digunakan untuk

mengetahui adanya korelasi atau hubungan, dikatakan berdistribusi normal jika hasil

penelitian didapatkan nilai α ≤ 0.05, yang artinya ada hubungan antara latar belakang

demografi dengan pengetahuan, sikap dan praktik tenaga kesehatan dalam manajemen

bencana.

4.8 Kerangka Kerja (Frame Work)

Penelitian korelasional mengkaji hubungan antar variabel. Kerangka kerja

menurut Nursalam (2016), merupakan hubungan antara variabel yang diamati dan

diukur melalui penelitian yang dilakukan.

Populasi : Tenaga kesehatan di Puskesmas


wilayah kerja Dinas Kesehatan Kab.
Probabilty sampling jenis
Sumbawa Barat sebanyak 408 orang
Cluster sampling

Sampel yang memenuhi kriteria inklusi : Tenaga kesehatan diantaranya dokter, perawat, dan
bidan yang bertugas di puskesmas. Berdasarkan penghitungan sampel Raosoft-Sample Calculator
didapatkan estimasi jumlah responden sebanyak 199 orang. Pada kenyataannya responden yang
terlibat lebih banyak yaitu 211 responden (adanya responden yang mengajukan diri)

Pengumpulan data dengan menggunakan KAP


DM Questionnaire pada 211 responden

Variabel Independen: Latar Variabel Dependen: Tingkat pengetahuan,


belakang sosiodemografi sikap dan praktik tenaga kesehatan dalam
menajemen bencana

Analisis data menggunakan uji analisis statistik Chi-Square

Penyajian data dan hasil penelitian

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


95

Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian gambaran kesiapan tenaga kesehatan dalam
manajemen bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat.

4.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat persetujuan dari tempat

penelitian. Karena itu sebelumnya peneliti mengajukan permohonan untuk mendapatkan

rekomendasi dari Dekan Program Studi Keperawatan Universitas Airlangga. Peneliti juga

melakukan uji etik terlebih dahulu ke bagian Komite Etik Fakultas Keperawatan

Universitas Airlangga, dan kemudian dinyatakan telah lulus uji etik dengan nomor

sertifikat etik No. 1228-KEPK (lihat lampiran 2). Setelah persetujuan diperoleh, penelitian

segera dilakukan dengan menekankan masalah etik, meliputi :

4.9.1 Lembar persetujuan responden

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian (Hidayat, 2007). Informed consent diberikan sebelum peneliti

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden yang telah memenuhi

kriteria dan akan diteliti, bila subyek menolak maka peneliti tidak dapat memaksa dan

menghormati hak – haknya.

4.9.2 Kerahasian Nama (Anonimity)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak

memberikan nama responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan kode lembar

pengumpulan data.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


96

4.9.3 Kerahasian informasi (confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.

4.9.4 Berbuat baik (beneficience)

Dalam azas berbuat baik (beneficience), penelitian ini memiliki manfaat dalam

nilai sosial dan nilai ilmiah.

1. Nilai sosial

Penelitian ini dapat memberikan informasi sebagai dasar rekomendasi perencanaan

peningkatan kompetensi dari tenaga kesehatan, dimana Puskesmas sebagai pusat

layanan kesehatan pada tingkat dasar dalam upaya pengurangan resiko bencana

harus disiapkan dengan disaster plan yang didukung dengan peran serta tenaga

kesehatan dalam manajemen bencana mengingat wilayah Kabupaten Sumbawa

Barat termasuk wilayah rawan bencana.

2. Nilai ilmiah

Penelitian ini mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik/pengalaman

sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di puskesmas sehingga

tingkat kesiapan tenaga kesehatan dapat dievaluasi.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


97

4.9.5 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian yang

dilakukan. Pada penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti :

1. Penelitian ini tidak melibatkan proporsi jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)

yang berimbang. Hal ini mengakibatkan besarnya resiko bias terhadap interpretasi

uji dan validitas kesimpulan statistik yang diambil.

2. Keterbatasan pemanfaatan data yang dikumpulkan melalui kuisioner tertutup

merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menggunakan pendekatan yang

lebih komprehensif dalam menggali pengetahuan responden tentang manajemen

bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Bab ini menjabarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran

kesiapan tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di Puskesmas wilayah rawan

bencana di Kabupaten Sumbawa Barat yang dilaksanakan mulai tanggal 28 November

2018 sampai dengan 28 Desember 2018 di 9 (sembilan) Puskesmas wilayah kerja Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat.

Data yang telah diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan narasi, terdiri dari

gambaran umum lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data umum tentang

sosiodemografi meliputi data usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan, tempat bekerja,

lama bertugas, pernah terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana, pernah

pelatihan tentang manajemen bencana, dan termasuk dalam tim Gerak Cepat (TGC) di

Puskesmas atau tidak. Data khusus menggambarkan variabel yang diukur

menggunakan kuisioner yang disebarkan dalam bentuk tautan yang merujuk pada

halaman Google Form sebagai media utama pengumpulan data penelitian.

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjelaskan tentang gambaran umum lokasi penelitian,

data umum dan data khusus penelitian.

5.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa

98
99

Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI)

menunjukkan bahwa Kabupaten Sumbawa Barat merupakan wilayah dengan resiko

tinggi terhadap bencana gempa bumi. Tidak ditemukan adanya bukti ilmiah yang

menunjukkan bahwa tingkat kesiapan dan kompetensi manajemen bencana tenaga

kesehatan yang bekerja di puskesmas di Kabupaten Sumbawa Barat pernah dievaluasi.

Kabupaten Sumbawa Barat adalah satu dari 5 kabupaten yang ada di pulau

terluas di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di sisi barat dan utara kabupaten berbatasan

langsung dengan Samudra Indonesia. Kabupaten Sumbawa Barat berbatasan dengan

Kabupaten Sumbawa di sebelah timur. Luas Kabupaten Sumbawa Barat sebesar

1.849,02 km yang terbagi 9 kecamatan dengan luas wilayah yang bervariasi.

Penelitian ini melibatkan 9 puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan yang

berada di 9 kecamatan di Kabupaten Sumbawa Barat. Responden penelitian ini di

antaranya dokter, perawat dan bidan yang bertugas di puskesmas sebanyak 211 orang

yang telah menyetujui informed consent sebelum pengumpulan data.

5.1.2 DATA UMUM

Data umum menggambarkan tentang sosiodemografi meliputi data usia, jenis

kelamin, tingkat pengetahuan, tempat bekerja, lama bertugas, pernah terlibat dalam

kegiatan tanggap darurat bencana, pernah pelatihan tentang manajemen bencana, dan

termasuk dalam tim Gerak Cepat (TGC) di Puskesmas atau tidak. Distribusi data umum

responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


100

Tabel 5.1 Data Sosiodemografi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan


Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Karakteristik n (%)
Sosiodemografi
1. Umur
<25 Thn 41 (19,4)
26-35 Thn 134 (63,5)
36-45 Thn 32 (15,2)
46-55 Thn 3 (1,4)
56-65 Thn 1 (0,5)
Total 211 (100)
2. Jenis kelamin
Laki-laki 48 (22,7)
Perempuan 163 (77,3)
Total 211 (100)
3. Tingkat Pendidikan
SPK 4 (1,9)
Diploma 132 (62,6)
Sarjana 75 (35,5)
Total 211 (100)
4. Tempat Bekerja
Puskesmas Poto Tano 27 (12,8)
Puskesmas Seteluk 36 (17,1)
Puskesmas Taliwang 42 (19,9)
Puskesmas Brang Ene 15 (7,1)
Puskesmas Brang Rea 27 (12,8)
Puskesmas Jereweh 19 (9)
Puskesmas Maluk 19 (9)
Puskesmas Sekongkang 14 (6,6)
Puskesmas Tongo 12 (5,7)
Total 100 (100)
5. Lama Bertugas
<1 Thn 27 (12,8)
1-5 Thn 88 (41,7)
6-10 Thn 64 (30,3)
>10 Thn 32 (15,2)
Total 211 (100)
6. Pernah Terlibat Dalam
Kegiatan Tanggap Darurat
Bencana
Ya 122 (57,8)
Tidak 89 (42,2)
Total 211(100)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


101

No. Karakteristik n (%)


Sosiodemografi
7. Pernah Pelatihan Tentang
Manajemen Bencana
Ya 48 (22,7)
Tidak 163 (77,3)
Total 211(100)
8. Termasuk Dalam Tim
Gerak Cepat (TGC) di
Puskesmas
Ya 56 (26,5)
Tidak 155 (73,5)
Total 211 (100)

Secara umum, sebagian besar responden penelitian ini berusia 26-35 tahun

(63,5%) dengan tendensi jenis kelamin perempuan yang lebih banyak (77,3%)

dibandingkan responden laki-laki, tingkat pendidikan tertinggi responden Diploma 3

(62,6%), masa kerja kurang dari lima tahun (54,5%), pernah terlibat dalam kegiatan

tanggap darurat bencana (57,8%), tidak pernah berpartisipasi sebagai peserta pelatihan

manajemen bencana (77,3%), dan tidak termasuk dalam Tim Gerak Cepat bencana di

institusi kerjanya (73,5%).

Secara spesifik, sebagian besar responden (n=122) pernah terlibat dalam kegiatan

tanggap darurat bencana sebelumnya, termasuk di antaranya pada pasca bencana

gempa bumi, banjir, dan vulkanik.. Keterlibatan mereka bervariasi, sebagian besar di

antaranya pada kejadian kurang dari satu tahun sebelum pengumpulan data (83,6%),

dan sisanya pada bencana yang terjadi pada 5 hingga 10 tahun sebelumnya (tabel 5.2).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


102

Tabel 5.2 Data Spesifik Jenis Bencana dan Saat Terjadinya Bencana yang Pernah
Melibatkan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana
Dalam Kegiatan Tanggap Darurat Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Karakteristik Bencana N %
1. Jenis Bencana
Banjir 24 19,7
Gempa Bumi 97 79,5
Letusan Gunung Api 1 0,8
Bencana Alam Lainnya 0 0
Total 122 100
2. Saat Terjadinya Bencana
< 1 Tahun 102 83,6
1-2 Tahun Yang Lalu 5 4,1
2-5 Tahun
10 Yang Lalu 10 8,2
5-10 Tahun Yang Lalu 4 3,3
>10 Tahun Yang Lalu 1 0,8
Total 122 100

Berdasarkan jenis pelatihan yang diikuti, sebagian besar responden pernah

berpartisipasi pada jenis simulasi lapangan (77,1%) dan sebagian kecil lainnya

mengikuti pelatihan fungsional, drill bencana, dan Table Top (tabel 5.3).

Sedangkan pada data riwayat responden yang pernah mengikuti pelatihan tentang

manajemen bencana, dijabarkan juga jenis pelatihan manajemen bencana yang pernah

diikuti. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Data Jenis Pelatihan Manajemen Bencana Yang Diikuti Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Karakteristik Pelatihan Manajemen N %
Bencana
1. Jenis Pelatihan Manajemen Bencana
Yang Pernah Diikuti
Latihan Table Top 3 6,3
Simulasi Lapangan 37 77,1
Latihan Fungsional 4 8,3
Latihan Drill Bencana 4 8,3
Total 48 100

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


103

5.1.3 Data khusus

Data khusus akan disajikan data yang berkaitan dengan variabel yang diteliti

yaitu pengetahuan, sikap, dan praktik/pengalaman sebelumnya serta hubungan dari

data sosiodemografi dengan ketiga variabel dependen tersebut.

1. Variabel Dependen Pengetahuan, Sikap, dan Praktik/Pengalaman Sebelumnya

Tabel 5.4 Distribusi Variabel Dependen Pengetahuan, Sikap, dan Praktik/Pengalaman


Sebelumnya Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas
Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat
No Karakteristik N %
1. Pengetahuan
Baik 141 66,8
Cukup 59 28
Kurang 11 5,2
Total 211 100
2. Sikap
Positif 96 45,5
Negatif 115 54,5
211 100
3. Praktik/Pengalaman
Sebelumnya
Baik 7 3,3
Cukup 120 56,9
Kurang 84 39,8
Total 211 100

Responden penelitian ini sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik tentang

manajemen bencana. Hanya sebagian kecil di antaranya yang memiliki kekurangan

dalam pemahaman manajemen tersebut. Lebih dari setengah total reponden memiliki

sikap yang negatif terhadap upaya manajemen bencana. Hal ini bermakna bahwa

tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Sumbawa Barat masih belum memahami

pentingnya peran serta tenaga kesehatan dalam upaya manajemen penanggulangan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


104

bencana untuk mengurangi dampak dari kejadian bencana di wilayah rawan bencana.

Sedangkan pada variabel praktik/pengalaman sebelumnya, sebagian besar responden

memiliki pemahaman yang cukup baik. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

tenaga kesehatan di puskesmas Kabupaten Sumbawa Barat telah memiliki pengalaman

sebelumnya yang memadai dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan manajemen

bencana.

2. Hubungan Data Sosiodemografi dengan Pengetahuan, Sikap, dan

Praktik/Pengalaman Sebelumnya

1) Hubungan data sosiodemografi dengan pengetahuan

Tabel 5.5 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga Kesehatan


Tentang Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di
Kabupaten Sumbawa Barat

PENGETAHUAN
No Karakteristik Responden n Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % N %
1 Umur <25 Tahun 25 17,7 15 25,4 1 9,1 41 19,4
26-35 Tahun 86 61 41 69,5 7 63,6 134 63,5
36-45 Tahun 26 18,5 3 5,1 3 27,3 32 15,2
46-55 Tahun 3 2,1 0 0 0 0 3 1,4
56-65 Tahun 1 0,7 0 0 0 0 1 0,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 10,378a
p value 0,240
2 Jenis kelamin Laki-laki 38 27 10 17 0 0 48 22,7
Perempuan 103 73 49 83 11 100 163 77,3
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 5,785a
p value 0,055
3 Tingkat SPK 4 2,8 0 0 0 0 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 79 56,1 43 72,9 10 90,9 132 62,6
SARJANA 58 41,1 16 27,1 1 9,1 75 35,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 9,949a
p value 0,041

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


105

PENGETAHUAN
No Karakteristik Responden n Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % n % N %
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 15 10,6 12 20,3 0 0 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 24 17,0 11 18,6 1 9,1 36 17,1
Puskesmas Taliwang 33 23,4 7 11,9 2 18,2 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 10 7,1 5 8,5 0 0 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 18 12,8 8 13,5 1 9,1 27 12,8
Puskesmas Jereweh 14 9,9 4 6,8 1 9,1 19 9,0
Puskesmas Maluk 17 12,1 2 3,4 0 0 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 8 5,7 6 10,2 0 0 14 6,6
Puskesmas Tongo 2 1,4 4 6,8 6 54,5 12 5,7
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 66,745a
p value 0,000
5 Lama <1 Tahun 18 12,8 8 13,5 1 9,1 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 54 38,3 28 47,5 6 54,5 88 41,7
6-10 Tahun 45 31,9 17 28,8 2 18,2 64 30,3
11-15 Tahun 18 12,8 5 8,5 1 9,1 24 11,4
16-20 Tahun 3 2,1 1 1,7 0 0 4 2
21-25 Tahun 1 0,7 0 0 1 9,1 2 0,9
> 25 Tahun 2 1,4 0 0 0 0 2 0,9
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 12,457a
p value 0,410
6 Pernah Terlibat Ya 88 62,4 31 52,5 3 27,3 122 57,8
Kegiatan
Tanggap Darurat
Bencana
Tidak 53 37,6 28 47,5 8 72,7 89 42,2
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 6,101a
p value 0,047
7 Pernah Ya 37 26,2 11 18,6 0 0 48 22,7
Pelatihan
Manajemen
Bencana
Tidak 104 73,8 48 81,4 11 100 163 77,3

Total 141 100 59 100 11 100 211 100

X² value 4,783a
p value 0,091

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


106

PENGETAHUAN
No Karakteristik Responden n Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % n % N %
8 Termasuk Dalam Ya 43 30,5 12 20,3 1 9,1 56 26,5
Tim Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Tidak 98 69,5 47 79,7 10 90,9 155 73,5
Total 141 100 59 100 11 100 211 100
X² value 4,014a
p value 0,134
*nilai signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05

Hasil uji statistik Chi-Square dengan nilai signifikan p> 0,05 menjelaskan

bahwa umur dan pengetahuan responden tidak memiliki hubungan yang signifikan.

Dominasi responden berjenis kelamin perempuan menjelaskan mengapa mayoritas

responden perempuan memiliki pengatahuan yang lebih baik jika dibandingkan pada

responden laki-laki. Namun, uji statistik pada penelitian ini menunjukkan tidak adanya

hubungan antara jenis kelamin dengan pengetahuan responden (Tabel 5.5).

Berdasarkan karakteristik jenjang pendidikan terakhir, responden berlatar SPK

memiliki pengetahuan yang baik, dan responden berlatar Diploma dan Sarjana

sebagian besar memiliki pengetahuan baik. Pada subvariabel tempat bekerja dan

pengetahuan tenaga kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang

bekerja di lokasi akses informasi, sarana prasarana, dan fasilitas penunjang kerja yang

baik memiliki pengetahuan yang memadai tentang manajemen bencana. Hubungan ini

dikuatkan dengan nilai p<0,05 yang menjelaskan bahwa tempat bekerja dan

pengetahuan responden memiliki hubungan yang signifikan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


107

Pada subvariabel lama bekerja, kepesertaan responden dalam pelatihan

sebelumnya, dan keterlibatan responden dalam Tim Gerak Cepat (TGC) tidak

menunjukkan adanya hubungan dengan pengetahuannya. Asumsi peneliti, hal tersebut

dimungkinkan karena tenaga kesehatan yang termasuk dalam TGC di puskesmas di

kabupaten Sumbawa Barat tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai dan di

pilih tidak berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Hal tersebut juga karena upaya

peningkatan kompetensi untuk tenaga kesehatan di puskesmas dalam menghadapi

situasi bencana belum optimal.

2) Hubungan data sosiodemografi dengan sikap

Tabel 5.6 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan Terhadap
Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana di Kabupaten
Sumbawa Barat

SIKAP
No Karakteristik Responden N Persentase
POSITIF NEGATIF (%)
N % N %
1 Umur <25 Tahun 22 22,9 19 16,5 41 19,4
26-35 Tahun 59 61,5 75 65,2 134 63,5
36-45 Tahun 14 14,6 18 15,7 32 15,2
46-55 Tahun 1 1,0 2 1,7 3 1,4
56-65 Tahun 0 0 1 0,9 1 0,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 2,271a
p value 0,686
2 Jenis kelamin Laki-laki 26 27,1 22 19,1 48 22,7
Perempuan 70 72,9 93 80,9 163 77,3
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 1,883a
p value 0,170
3 Tingkat SPK 2 2,1 2 1,7 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 50 52,1 82 71,3 132 62,6
SARJANA 44 45,8 31 27,0 75 35,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 8,368a
p value 0,015

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


108

SIKAP
No Karakteristik Responden N Persentase
POSITIF NEGATIF (%)
N % N %
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 13 13,5 14 12,2 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 24 25,0 12 10,4 36 17,1
Puskesmas Taliwang 18 18,8 24 20,8 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 5 5,2 10 8,7 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 9 9,4 18 15,7 27 12,8
Puskesmas Jereweh 13 13,5 6 5,2 19 9,0
Puskesmas Maluk 9 9,4 10 8,7 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 4 4,2 10 8,7 14 6,6
Puskesmas Tongo 1 1,0 11 9,6 12 5,7
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 25,561a
p value 0,006
5 Lama <1 Tahun 17 17,7 10 8,7 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 37 38,5 51 44,3 88 41,7
6-10 Tahun 28 29,2 36 31,3 64 30,3
11-15 Tahun 9 9,4 15 13,0 24 11,4
16-20 Tahun 4 4,2 0 0 4 1,9
21-25 Tahun 1 1,0 1 0,9 2 0,9
> 25 Tahun 0 0 2 1,7 2 0,9
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 10,920a
p value 0,091
6 Pernah Ya 53 55,2 69 60,0 122 57,8
Terlibat
Kegiatan
Tanggap
Darurat
Bencana
Tidak 43 44,8 46 40,0 89 42,2
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 0,493a
p value 0,483
7 Pernah Ya 25 26,0 23 20,0 48 22,7
Pelatihan
Manajemen
Bencana
Tidak 71 74,0 92 80,0 163 77,3
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 1,087a
p value 0,297

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


109

SIKAP
No Karakteristik Responden N Persentase
POSITIF NEGATIF (%)
N % N %
8 Termasuk Ya 26 27,1 30 26,1 56 26,5
Dalam Tim
Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Tidak 70 72,9 85 73,9 155 73,5
Total 96 100 115 100 211 100
X² value 0,027a
p value 0,870
*signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05

Identifikasi penelitian ini menunjukkan proporsi tenaga kesehatan yang

memiliki sikap negatif terhadap aamanjemen bencana lebih besar dibandingkan dengan

responden yang memiliki sikap positif (tabel 5.6). Uji Chi-Square pada penelitian ini

menjelaskan ketiadaan hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan sikap

responden. Dominasi responden perempuan yang bersikap positif lebih banyak jika

dibandingkan dengan mereka yang memiliki sikap negatif. Hal tersebut dimungkinkan

karena proporsi jenis kelamin yang tidak berimbang antara perempuan dan laki-laki.

Hasil analisis pada tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa semakin

tinggi latar pendidikan responden semakin variatif sikapnya terhadap manajemen

bencana (tabel 5.6). Demikian pula, lokasi bekerja juga tidak menentukan sikap

responden terhadap manajemen bencana. Keterlibatan responden pada pelatihan

manajemen bencana sebelumnya juga tidak menjadi jaminan sikap terhadap

manajemen bencana (tabel 5.6). Begitupun juga dalam hal keterlibatan mereka dalam

TGC di puskesmas. Kedua variabel ini tidak berhubungan dengan sikap terhadap

manajemen bencana (p>0,05).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


110

3) Hubungan data sosiodemografi dengan praktik/pengalaman sebelumnya

Tabel 5.7 Hubungan Data Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman Sebelumnya


Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen Bencana di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana di Kabupaten Sumbawa Barat

PRAKTIK/ PENGALAMAN SEBELUMNYA


No Karakteristik Responden n Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % n %
1 Umur <25 Tahun 3 42,8 20 16,7 18 21,4 41 19,4
26-35 Tahun 2 28,6 76 63,3 56 66,7 134 63,5
36-45 Tahun 2 28,6 20 16,7 10 11,9 32 15,2
46-55 Tahun 0 0 3 2,5 0 0 3 1,4
56-65 Tahun 0 0 1 0,8 0 0 1 0,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 8,729a
p value 0,366
2 Jenis kelamin Laki-laki 2 28,6 31 25,8 15 17,9 48 22,7
Perempuan 5 71,4 89 74,2 69 82,1 163 77,3
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 1,928a
p value 0,381
3 Tingkat SPK 1 14,3 3 2,5 0 0 4 1,9
Pendidikan DIPLOMA 6 85,7 69 57,5 57 67,9 132 62,6
SARJANA 0 0 48 40,0 27 32,1 75 35,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 12,391a
p value 0,015
4 Tempat Puskesmas Poto Tano 3 42,8 10 8,3 14 16,7 27 12,8
Bekerja Puskesmas Seteluk 2 28,6 23 19,2 11 13,1 36 17,1
Puskesmas Taliwang 2 28,6 34 28,3 6 7,1 42 19,9
Puskesmas Brang Ene 0 0 3 2,5 12 14,3 15 7,1
Puskesmas Brang Rea 0 0 17 14,2 10 11,8 27 12,8
Puskesmas Jereweh 0 0 7 5,8 12 14,3 19 9,0
Puskesmas Maluk 0 0 15 12,5 4 4,8 19 9,0
Puskesmas Sekongkang 0 0 11 9,2 3 3,6 14 6,6
Puskesmas Tongo 0 0 0 0 12 14,3 12 5,7
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 61,602a
p value 0,000
5 Lama <1 Tahun 1 14,3 15 12,5 11 13,1 27 12,8
Bertugas 1-5 Tahun 2 28,6 45 37,5 41 48,8 88 41,7
6-10 Tahun 3 42,8 36 30,0 25 29,8 64 30,3

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


111

PRAKTIK/ PENGALAMAN SEBELUMNYA


No Karakteristik Responden n Persentase
BAIK CUKUP KURANG (%)
n % N % n %
11-15 Tahun 1 14,3 17 14,2 6 7,1 24 11,4
16-20 Tahun 0 0 4 3,3 0 0 4 2
21-25 Tahun 0 0 1 0,8 1 1,2 2 0,9
> 25 Tahun 0 0 2 1,7 0 0 2 0,9
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 9,099a
p value 0,694
6 Pernah Ya 4 57,1 72 60,0 46 54,8 122 57,8
Terlibat
Kegiatan
Tanggap
Darurat
Bencana
Tidak 3 42,9 48 40,0 38 45,2 89 42,2
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 0,557a
p value 0,757
7 Pernah Ya 0 0 34 28,3 14 16,7 48 22,7
Pelatihan
Manajemen
Bencana
Tidak 7 100 86 71,7 70 83,3 163 77,3
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 5,959a
p value 0,051
8 Termasuk Ya 1 14,3 34 28,3 21 25,0 56 26,5
Dalam Tim
Gerak Cepat
(TGC) di
Puskesmas
Tidak 6 85,7 86 71,7 63 75,0 155 73,5
Total 7 100 120 100 84 100 211 100
X² value 0,839a
p value 0,657
*nilai signifikan p<0,05, tidak signifikan p>0,05

Secara statistik, mayoritas responden tidak memiliki pengalaman praktik

(tentang manajemen bencana) sebelumnya (tabel 5.7). Hanya sebagian kecil di

antaranya yang memiliki pengalaman yang baik. Hasil uji Chi-Square (p>0,05)

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


112

menjelaskan tidak adanya hubungan yang bermakna di antara variabel umur responden

dengan praktik/pengalaman sebelumnya. Dominasi perempuan pada responden juga

menjelaskan ketiadaan hubungan yang bermakna antar jenis kelamin dengan

praktik/pengalaman sebelumnya (tabel 5.7).

Berdasarkan karakteristik jenjang pendidikan terakhir, responden berlatar SPK

memiliki pengalaman praktik tentang bencana yang baik, dan responden berlatar

Diploma dan Sarjana sebagian besar memiliki pengalaman praktik tentang bencana

yang cukup memadai. Pada subvariabel tempat bekerja dan pengetahuan tenaga

kesehatan, penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja yang bekerja di lokasi yang

sering terjadi bencana alam dan denga tenaga kerja yang didominasi oleh tenaga

kesehatan senior memiliki pengalaman praktik tentang bencana yang cukup memadai

tentang manajemen bencana. Hubungan ini dikuatkan dengan nilai p<0,05 yang

menjelaskan bahwa tempat bekerja responden dan pengalaman praktik tentang bencana

memiliki hubungan yang signifikan.

Untuk subvariabel lama bekerja, kepesertaan responden dalam pelatihan

sebelumnya, dan keterlibatan responden dalam Tim Gerak Cepat (TGC) tidak

menunjukkan adanya hubungan dengan pengalaman praktik tentang bencana. Ketiga

subvariabel ini tidak berhubungan dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam

manajemen bencana (p>0,05). Asumsi peneliti, hal tersebut dimungkinkan karena

tenaga kesehatan yang termasuk dalam TGC di puskesmas di kabupaten Sumbawa

Barat sebagian besar tidak memiliki pengalaman yang baik dalam kegiatan terkait

penanggulangan bencana dan di pilih tidak berdasarkan kriteria pengalaman yang

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


113

dimiliki tentang kebencanaan. Hal tersebut juga karena upaya peningkatan kompetensi

untuk tenaga kesehatan di puskesmas dalam menghadapi situasi bencana belum

optimal.

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan manajemen bencana yang

pernah diikuti responden tidak berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan

praktik/pengalaman sebelumnya. Hal tersebut bertentangan dengan hasil dari

penelitian Osman (2016) yang menunjukkan bahwa pelatihan kebencanaan signifikan

dan bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktik para perawat.

Penulis studi tersebut menunjukkan bahwa pelatihan penting untuk memastikan

kesiapan dalam menghadapi situasi bencana, karena pemahaman terhadap materi

pelatihan memberikan kontribusi positif terhadap kemampuan penanggulangan

bencana. Tenaga medis dan perawat gawat darurat yang mengikuti pelatihan bencana

dan terlibat dalam penanggulangan bencana lebih percaya diri dan tanggap dalam

tindakan sehingga dapat meningkatkan kesadaran pentingnya belajar tentang

manajemen bencana.

5.2.1 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Pengetahuan Tenaga

Kesehatan Tentang Manajemen Bencana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan (dokter,

perawat, dan bidan) memiliki pengetahuan yang baik tentang manajemen bencana,

khususnya terkait pengertiannya, dan upaya-upaya yang dilakukan di setiap fasenya,

walaupun sebagian besarnya masih salah dalam membedakan klasifikasi bencana alam,

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


114

non alam daan bencana sosial. Di beberapa penelitian sejenisnya yang dilakukan pada

tenaga kesehatan yaitu perawat menunjukkan bahwa hasil ini tidak sejalan dengan

penelitian Hermawati (2010), yang menunjukkan bahwa perawat memiliki tingkat

pengetahuan tentang bencana yang lebih rendah. Demikian pula, hasil studi Hammad

et al (2011) yang menyimpulkan bahwa perawat memiliki pengetahuan kebencanan

yang kurang. Menurut asumsi peneliti, peningkatan teknologi informasi melalui

internet mempengaruhi pengetahuan umum responden terkait manajemen bencana,

sehingga walaupun sebagian besar responden tidak pernah mengikuti pelatihan tentang

manajemen bencana, responden sudah mengetahui tentang dasar-dasar pengetahuan

yang harus diketahui tenaga kesehatan dalam manajemen bencana. Salah satu

contohnya adalah ketersediaan informasi dari Kementerian Komunikasi dan

Informatika (Kemenkominfo) RI tentang berbagai informasi terbaru terkait

penanganan bencana yang terjadi di Indonesia yang dapat diakses dengan mudah

melalui situs internet. Hal ini merupakan bentuk perkembangan kondisi telekomunikasi

untuk penanganan bencana di Indonesia yang tentunya sangat bermanfaat terutama

dalam menghadapi situasi krisis saat bencana terjadi.

1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan

Penelitian ini membuktikan adanya hubungan antara tingkat pendidikan

responden dengan pengetahuan yang dimiliki. Sebagaimana pendapat Osman

(2016) yang menyatakan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendidikan

responden dengan pengetahuannya tentang manajemen bencana. Hasil ini

menjelaskan bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka semakin baik pula

pengetahuan tentang manajemen bencana. Pengetahuan yang baik akan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


115

menentukan keberhasilan dalam manajemen bencana. Sumber daya kesehatan

sangat berpengaruh pada kesiapsiagaan bencana karena ketiadaan pakar kesehatan

akan menjadi faaktor penghalang dalam menangani situasi darurat (Depkes RI,

2007). Dalam peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini

menjadi dasar rekomendasi bagi pemerintah daerah setempat untuk

mengupayakan dukungan dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi tenaga

kesehatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan terkait manajemen bencana

melalui pendidikan formal dan non formal. Penelitian ini juga merekomendasikan

kebutuhan manajemen bencana ke dalam kurikulum pendidikan formal bagi

tenaga kesehatan. Pembahasan ini dapat dimasukkan ke dalam kurikulum

pendidikan keperawatan atau pendidikan profesi kesehatan lainnya sebagai

kompetensi tenaga kesehatan di Indonesia, khususnya bagi mereka yang akan

bekerja di daerah rawan bencana.

2. Hubungan antara tempat bekerja dengan pengetahuan

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

tempat bekerja responden dengan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini tidak sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Ahayalimuddin (2012) yang

menyatakan tidak adanya hubungan signifikan antara tempat bekerja dengan

pengetahuan yang dimiliki responden tentang manajemen bencana. Menurut

pendapat peneliti, hal ini berkenaan dengan ketersediaan fasilitas kesehatan, sarana

dan prasarana pendukung, akses informasi, dan kompetensi sumber daya

kesehatan. Opini ini didukung oleh data penelitian yng menunjukkan bahwa lokasi

penelitian yang memiliki skor terbaik pada komponen pengetahuan dan praktik

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


116

tenaga kesehatan berada di kawasan perkotaan. Seperti contohnya Puskesmas

Maluk dan Puskesmas Taliwang yang berada di daerah industri berkembang dan

pusat pemerintahan Kabupaten. Puskesmas Maluk secara rutin mendapatkan

bantuan dana kompensasi pengembangan industri pertambangan, CSR industri

swasta dan pendapatan daerah yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan

sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan, termasuk dalam upaya

peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang bertugas di daerah setempat.

3. Hubungan antara pernah terlibat kegiatan tanggap darurat bencana dengan

pengetahuan

Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya pengalaman keterlibatan

responden dalam kegiatan tanggap bencana sebelumnya memberikan kontribusi

terhadap pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana. Hal ini

sejalan dengan pendapat Osman (2016) yang menyatakan adanya hubungan

signifikan antara keterlibatan responden dalam penanggulangan bencana

sebelumnya dengan pengetahuannya tentang bencana. Hasil ini menjelaskan

bahwa pengalaman individu terkait keterlibatan dalam penanggulangan bencana

akan seiring dengan pengetahuan tentang manajemen bencana. Dapat disimpulkan

bahwa pengalaman yang dilakukan dapat digunakan dan menjadi pedoman serta

pembelajaran bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan

pengalaman yang didapat seseorang akan lebih cakap dan terampil serta mampu

melaksanakan tugas pekerjaannya. Latihan berulang-ulang akan memperkuat dan

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan seseorang. Pengalaman menjadi

proses pembelajaran yang paling baik bagi seseorang untuk mempelajari segala

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


117

hal secara langsung, dimana pemahamannya akan situasi kondisi yang pernah

dialami, dijalani dan dilakukan pasti akan lebih baik daripada jika dipelajari

secaara teori, hal tersebut tentunya akan menjadi gambaran yang lebih riil bagi

yang bersangkutan guna meningkatkan pengetahuannya. Menjadi hal yang wajar

jika keterlibatan seorang tenaga kesehatan dalam penanggulangan bencana dapat

mempengaruhi pengetahuannya tentang manajemen bencana yang tentunya

menjadi lebih tahu. Sumber daya kesehatan yang kompeten, tanggap, cakap, dan

terampil dibutuhkan dalam menghadapi situasi krisis, menangani kesiapsiagaan

bencana, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terlatih maka diperlukan

adanya pelatihan kegawatdaruratan dan kebencanaan bagi setiap individu.

5.2.2 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Sikap Tenaga Kesehatan

Terhadap Manajemen Bencana

Hasil dari penelitian ini menunjukkan sikap negatif dari responden lebih

dominan dari sikap positif, dimana jawaban responden menunjukkan masih ada

tenaga kesehatan yang merasa khawatir terhadap dampak bencana bagi dirinya jika

menjadi relawan saat terjadinya bencana, serta ada sebagian responden yang merasa

bahwa memenuhi kebutuhan dasar korban bencana bukanlah tanggung jawab tenaga

kesehatan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mohammed Diab dan Mabrouk

(2015) yang melaporkan bahwa hanya sebagian kecil dari responden dalam

penelitian pada perawat di rumah sakit di Malaysia memiliki sikap positif terhadap

manajemen bencana. Sikap positif responden dalam penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian sebelumnya oleh Ahayalimuddin (2012) yang menemukan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


118

sebagian besar perawat memiliki sikap positif terhadap manajemen bencana. Juga,

studi lain Moabi (2008) menunjukkan bahwa sikap para peserta terhadap

kesiapsiagaan bencana baik dan responden percaya pada kebutuhan untuk memiliki

wawasan tentang manajemen bencana. Menurut asumsi peneliti, sikap negatif ini

lebih dipengaruhi karena masih kurangnya sosialisasi terkait manajemen bencana,

sehingga responden tidak menyadari betapa perlunya bagi tenaga kesehatan untuk

memahami tentang manajemen bencana dan peran tenaga kesehatan dalam

kegiatan-kegiatan penanggulangan bencana, mengingat wilayah tempat tinggal dan

tempatnya bekerja merupakan wilayah rawan bencana.

1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan responden dengan sikapnya terhadap manajemen bencana.

Sikap positif pada responden dengan jenjang pendidikan terakhir Sarjana lebih

tinggi daripada persentase sikap positif pada responden dengan pendidikan

terakhir Diploma. Dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap responden terhadap manajemen bencana. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Osman (2016) yang menyatakan adanya

hubungan signifikan antara pendidikan responden dengan sikap tentang

manajemen bencana. Hasil analisis ini menjelaskan bahwa semakin tinggi

pendidikan responden maka semakin positif pula sikap responden tentang

manajemen bencana. Terbentuknya sikap yang baik sangat dipengaruhi oleh

pengetahuan, seperti halnya tujuan pentingnya pendidikan kebencanaan adalah

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


119

untuk menanamkan sikap tanggap dan responsif terhadap bencana sehingga risiko

yang fatal bisa dihindari dan mereka tidak hanya sekedar mengetahui dan

memahami tentang bencana, tetapi yang lebih penting dan utama adalah

bagaimana mereka bisa menghadapi risiko bencana dengan sikap siaga dan

responsif sehingga mampu meminimalkan dampak yang lebih parah. Tenaga

kesehatan harus mengetahui pentingnya sikap terhadap resiko bencana yaitu

tenaga kesehatan harus bisa menyampaikan informasi kesiapsiagaan yang jelas

dan akurat saat bencana datang. Karena sikap yang positif akan menghasilkan

kemampuan yang baik serta menguasai apa yang dilakukan dan terampil di

bidangnya. Untuk menghadapi situasi krisis saat bencana tidak hanya diperlukan

kesiapan dalam tindakan tapi juga membutuhkan kesiapan mental yang bisa

dimulai dengan sikap yang positif, karena tanpa hal itu pengetahuan dan

keterampilan akan menjadi sia-sia. Proses pendidikan akan membentuk pola pikir

dan tingkat pemahaman dalam mempelajari sesuatu hingga akhirnya bisa

mengetahui dan memahami, semakin tinggi jenjang pendidikannya akan semakin

matang pula seseorang dalam keilmuan dan kepribadian sehingga sikap yang

dimiliki akan terlatih lebih positif dan terbuka dalam setiap hal.

2. Hubungan antara tempat bekerja dengan sikap

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

tempat bekerja responden dengan pengetahuan yng dimiliki. Hasil ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Mohammed Diab dan

Mabrouk (2015) yang tidak menemukan adanya hubungan tempat bekerja dengan

sikap responden terhadap manajemen bencana. Dari hasil analisis persentase

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


120

kategori sikap positif berdasarkan distribusi jumlah responden di masing-masing

puskesmas menunjukkan bahwa 2 puskesmas lokasi penelitian dengan hasil

persentase sikap positif lebih tinggi dari sikap negatif yaitu Puskesmas Seteluk dan

Puskesmas Jereweh. Dilihat dari tahun berdirinya, 2 puskesmas tersebut

merupakan puskesmas yang sudah lama beroperasi, bahkan sebelum Kabupaten

Sumbawa Barat terbentuk. Staf puskesmas yang bertugas di sana lebih banyak

yang sudah senior. Puskesmas Jereweh berada di daerah yang sering terjadi banjir

dan tanah longsor, sehingga tiap tahunnya tenaga kesehatan yang bertugas di sana

sudah sering dihadapkan dengan kondisi krisis bencana sehingga mempengaruhi

sikap responden terhadap manajemen bencana. Begitupun halnya dengan

Puskesmas Seteluk yang berada di daerah rawan banjir dan pernah terjadinya

kecelakaan massal, sehingga pernah terlibatnya responden dalam penanggulangan

bencana mempengaruhi sikapnya terhadap manajemen bencana.

5.2.3 Hubungan Faktor Sosiodemografi Dengan Praktik/Pengalaman

Sebelumnya Dalam Manajemen Bencana

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan

(dokter, perawat, dan bidan) memiliki pengalaman praktik sebelumnya yang cukup

memadai dalam penanggulangan bencana, dimana jawaban dari responden

menjelaskan bahwa responden siap untuk terlibat dalam tanggap darurat saat

terjadinya bencana serta bersedia dilibatkan sebagai peserta dalam pelatihan

manajemen bencana. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Osman (2016) yang

menunjukkan bahwa responden yang diteliti memilik praktik yang memadai,

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


121

dengan persentase rata-rata 65,3%. Namun, hasil ini tidak sejalan dengan studi

Moabi (2008), yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

praktik yang tidak memadai. Praktik merupakan salah satunya komponen penting

dalam domain apa pun untuk mempelajari satu rutinitas. Dalam penilaian, praktik

lebih mengacu pada penggunaan ide dan keyakinan daripada kinerja terhadap

manajemen bencana. Hal ini lebih disebabkan karena hanya sebagian kecil dari

tenaga kesehatan yang siap terlibat dalam penanggulangan bencana sehingga akan

berpengaruh pada pengalaman yang dimiliki terkait manajemen bencana.

1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan praktik/pengalaman sebelumnya

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan responden dengan pengalaman praktik responden dalam

manajemen bencana. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Moabi

(2008) yang menyatakan adanya hubungan signifikan antara pendidikan

responden dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam manajemen bencana.

Skor pengalaman yang baik dalam manajemen bencana sebagian besarnya pad

responden dengan jenjang pendidikan terakhir Sarjana. Hasil ini menjelaskan

bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka semakin baik/memadai pula

praktik/pengalaman sebelumnya yang dimiliki responden tentang manajemen

bencana. Dengan kata lain jenjang pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi

pola pikir tenaga kesehatan untuk lebih terbuka dalam melakukan setiap tindakan

yang pastinya akan lebih menambah wawasan dan pengalamannya. Menurut

Nasution (2005) rencana untuk keadaan darurat bencana ini menjadi bagian yang

penting dalam kesiapsiagaan terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


122

pertama dan penyelamatan agar korban bencana dapat diminimalkan. Upaya ini

sangat penting terutama pada saat terjadinya bencana dan hari-hari pertama setelah

bencana sebelum datangnya bantuan dari pihak luar. Proses pendidikan tentunya

akan meningkatkan keahlian seseorang dalam praktik dan pengalamannya.

Apapun yang telah dipelajari secara teori, dalam proses pendidikan akan terbuka

kesempatan untuk belajar mengaplikasikan secara nyata, keinginan untuk belajar

dan memahami sesuatu akan memotivasi seseorang untuk berani mencoba agar

menjadi lebih cakap di bidangnya, sehingga menjadi hal yang wajar jika tingkat

pendidikan seseorang dapat mempengaruhi praktik atau menambah

pengalamannya, khususnya di bidang pendidikannya.

2. Hubungan antara tempat bekerja dengan praktik/pengalaman sebelumnya

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara

tempat bekerja responden dengan praktik/pengalaman sebelumnya dalam

manajemen bencana. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Ahayalimuddin (2012) yang tidak menemukan adanya hubungan tempat bekerja

dengan praktik/pengalaman sebelumnya manajemen bencana. Dari penelitian

didapatkan hasil bahwa puskesmas yang penilaian praktik/pengalaman

sebelumnya lebih memadai yaitu diantaranya Puskesmas Seteluk, Puskesmas

Taliwang, Puskesmas Brang Rea dan Puskesmas Maluk, memiliki staf yang lebih

senior, sedangkan puskesmas yang hasil nilainya rendah lebih di dominasi oleh

tenaga kesehatan dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Riwayat pernah atau

sering terjadinya bencana di wilayah kerja puskesmas tersebut juga kemungkinan

dapat mempengaruhi praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan karena

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


123

dengan seringnya menghadapi situasi krisis bencana dan terlibat dalam upaya

penanggulangannya akan menambah pengalaman dan keterampilannya serta

terlatih untuk tanggap dalam situasi tersebut karena dari 4 Puskesmas yang

disebutkan diatas berada di wilayah yang sering terjadinya bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


BAB 6

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian dan saran yang

dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik.

6.1 Simpulan

Berdasarkan tujuan penelitian maka disimpulkan sebagai berikut:

1) Gambaran pengetahuan tenaga kesehatan tentang manajemen bencana di

puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat sebagian besar

termasuk pada kategori baik. Tingkat pendidikan, tempat bekerja, dan pernah

terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana secara signifikan berhubungan

dengan pengetahuan tenaga kesehatan di puskesmas tentang manajemen bencana.

2) Gambaran sikap tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di puskesmas

wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat menunjukkan sikap negatif

terhadap manajemen bencana. Tingkat pendidikan dan tempat bekerja secara

signifikan berhubungan dengan sikap tenaga kesehatan di puskesmas terhadap

manajemen bencana.

3) Gambaran praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan dalam manajemen

bencana di puskesmas wilayah rawan bencana di Kabupaten Sumbawa Barat

menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di puskesmas memiliki praktik/pengalaman

sebelumnya cukup memadai. Tingkat pendidikan dan tempat bekerja secara

signifikan berhubungan dengan praktik/pengalaman sebelumnya tenaga kesehatan

dalam manajemen bencana di puskesmas.

124
125

6.2 Saran

1. Bagi Responden

Responden dapat meningkatkan pengetahuannya terkait manajemen bencana dan

dapat bersikap lebih positif untuk mempersiapkan diri terlibat dalam manajemen

bencana dengan menjalankan peran dan tugasnya sebagai tenaga kesehatan yang

sigap, tanggap, dan terampil dalam tindakan dan membuka kesempatan bagi

dirinya untuk lebih meningkatkan pengalaman dan peran sertanya dalam upaya-

upaya manajemen bencana. Peneliti memberikan rekomendasi kepada tenaga

kesehatan, khususnya yang bertugas di puskesmas agar lebih meningkatkan

pengetahuan dan ketrampilan tentang kesiapsiagaan bencana dengan mengikuti

pelatihan kebencanaan dan kegawatdaruratan secara kontinue dalam rangka

menunjang kesiapan dalam memberikan pelayanan kesehatan yaang cepat,

tanggap dan tepat saat menghadapi situasi krisis bencana.

2. Bagi Puskesmas Lokasi Penelitian dan Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini disampaikan kepada Puskesmas lokasi penelitian dan Dinas

Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat berupa laporan akhir yang dapat menjadi

dasar dalam pertimbangan peningkatan kompetensi manajemen bencana bagi

tenaga kesehatan di puskesmas. Manajemen bencana perlu diintegrasikan kepada

tenaga kesehatan di puskesmas selaku ujung tombak pelayanan kesehatan

pemerintah guna menunjang kesiapan tenaga kesehatan tersebut dalam

menghadapi situasi bencana. Pemantauan kesiapan tenaga kesehatan dalam

manajemen bencana dapat dilakukan secara berkala, dimana hasilnya mungkin

akan ditemukan kendala yang berbeda-beda di setiap puskesmas. Hasil tersebut

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


126

dapat menjadi rekomendasi untuk peningkatan kompetensi tenaga kesehatan yang

ada, peningkatan sarana dan prasarana serta akses informasi yang kemudian akan

menjadi usulan dalam perencanaan pembangunan daerah di bidang kesehatan dan

penanggulangan bencana. Kompetensi tersebut meliputi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan yang harus ditingkatkan atau dikembangkan dan dipelihara sehingga

menjamin tenaga kesehatan dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara

profesional. Diperlukan adanya tim yang terlatih untuk menangani kesiapsiagaan

bencana, untuk mewujudkan sumber daya manusia yang terlatih maka diperlukan

adanya pelatihan kegawatdaruratan dan kebencanaan bagi setiap individu terutama

tenaga kesehatan di puskesmas.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti yang berminat untuk membuat penelitian lebih lanjut, dapat

mengembangkannya dalam bentuk metode penelitian atau desain penelitian

lainnya dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga hasilnya dapat

dijadikan bahan referensi untuk penelitian lanjutan menyangkut faktor-faktor yang

mempengaruhi kesiapsiagan bencana. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan

dan wawasan informasi untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai

manajemen bencana khususnya pada tenaga kesehatan.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


127

DAFTAR PUSTAKA

Ahayalimuddin, N. (2012) ‘Disaster Management: A Study on Knowledge, Attitude


and Practice of Emergency Nurse and Community Health Nurse in Selangor’,
Unpublished Master Dissertation, Universiti Kebangsaan Malaysia.
APCC (2017) Disaster Management Research Roadmap for the ASEAN Region:
ASEAN Science-Based Disaster Management Platform (ASDMP) Project.
Busan, Republic of Korea, 138 pp.
Arikunto, S. (2010) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.
BNPB (2014) Rencana Nasional Penanggulangan Bencana 2015-2019. Jakarta:
www.bnpb.go.id.
BNPB (2015a) Kebijakan Strategis BNPB 2015-2019. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2015b) Rencana Strategis BNPB Tahun 2015-2019. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2017) ‘Pengetahuan Kebencanaan’, in BNPB. Jakarta: www.bnpb.go.id.
BNPB (2018a) Tren Kejadian Bencana 10 tahun terakhir di Indonesia. Jakarta:
www.bnpb.go.id.
BNPB (2018b) Tren Kejadian Bencana 10 Tahun Terakhir di Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Jakarta: www.bnpb.go.id.
Carter, W. N. (2008) Disaster Management Hand Book. Mandaluyong City, Phil.:
Asian Development Bank.
CFE-DM (2018) Indonesia Disaster Management Reference Handbook. Center for
Excellence in Disaster Management & Humanitarian Assistance. Available at:
http://reliefweb.int/map/chile/chilelocation-map-2013.
DEPKES RI (2002) ‘Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana di Lapangan’.
DEPKES RI (2007) Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana.
Diab, M. and Mabrouk, S. (2015) ‘The Effects of Guidance Booklet on Knowledge and
Attitudes of Nurse Regarding Disaster Preparedness at Hospitals’, J Nurs Educ
Pract.
Erfandi (2009) Pengetahuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi.
Fatoni, Z. (2013) ‘Permasalahan Kesehatan Dalam Kondisi Bencana : Peran Petugas
Kesehatan dan Partispasi Masyarakat’, Jurnal Kependudukan Indonesia, 8(1).
Hammad, K., Arbon, P. and Gebbie, K. (2011) ‘Emergency Nurses and Disaster
Response: An Exploration of South Australian Emergency Nurses’ Knowledge
and Perception of Their Roles in Disaster Response’, Australasian Emergency

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


128

Nursing Journal.
Hermawati, D., Hatthakit, U. and Chowalit, A. (2010) ‘Nurse’s Preparedness of
Knowledge and Skills in Caring for Patients Attacked by Tsunami and Its
Relating Factors’.
Husna, C. (2012) ‘Influencing Factors on Disaster Preparedness in RSUDZA Banda
Aceh Cut Husna’, Idea Nursing Journal, 3(2).
Khambali, I. (2017) Manajemen Penanggulangan Bencana. 1st edn. Yogyakarta: CV.
ANDI OFFSET.
Khan, H., Vasilescu, G. and Khan, A. (2008) ‘Disaster Management Cycle – A
Theoretical Approach’.
Malayu, S. . H. (2003) Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Bumi Aksara.
Malayu, S. . H. (2007) Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan 9. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Maulana, H. D. . (2009) Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Menteri Kesehatan RI (2006) ‘Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.066/MENKES/SK/II/2006 Tentang Pedoman Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM) Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana’.
Moabi, R. M. (2008) ‘Knowledge, Attitudes and Practices of Health Care Workers
Regarding Disaster Preparedness at Johannesburg Hospital In Gauteng Province,
South Africa’.
Notoatmodjo, S. (2003) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam (2017) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi
4. 4th edn. Jakarta: Salemba Medika.
Osman, N. N. S. and Ahayalimuddin, N. (2016) ‘Disaster management: Emergency
nursing and medical personnel’s knowledge, attitude and practices of the East
Coast region hospitals of Malaysia’, Australasian Emergency Nursing Journal.
College of Emergency Nursing Australasia, pp. 1–7. doi:
10.1016/j.aenj.2016.08.001.
Putra, A. et al. (2015) ‘Nurses ’ Role and Leadership in disaster management at the
emergency response’, Idea Nursing Journal, 6(1), pp. 25–31.
Rizqillah, A. F. and Suna, J. (2018) ‘Indonesian emergency nurses’ preparedness to
respond to disaster: A descriptive survey’, Australasian Emergency Care.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


129

College of Emergency Nursing Australasia, pp. 1–5. doi:


10.1016/j.auec.2018.04.001.
Syafar, M. and Frances, M. (2018) ‘Disaster preparedness and learning needs among
community health nurse coordinators in South Sulawesi Indonesia’, Australasian
Emergency Care. College of Emergency Nursing Australasia. doi:
10.1016/j.auec.2017.11.002.
Tatuil, S., Mandagi, C. K. F. and Engkeng, S. (2015) ‘Kajian Peran Tenaga Kesehatan
Dalam Kesiapsiagaan Bencana Banjir di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting
Kota Manado’, Idea Nursing Journal, pp. 1–8.
UU RI No.24 (2007) Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Tantang
Penanggulangan Bencana.
Wawan, A. and M, D. (2010) Teori & Pengukuhan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


130

Lampiran 1

Surat Permohonan Fasilitas Survey Pengambilan Data Awal

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


131

Lampiran 2

Surat Keterangan Lulus Kaji Etik

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


132

Lampiran 3

Surat Permohonan Fasilitas Pengambilan Data Penelitian

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


133

Lampiran 4

Surat Izin Kegiatan Penelitian BAPPEDA LITBANG Kabupaten Sumbawa Barat

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


134

Lampiran 5

Lembar Penjelasan Penelitian

PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
PENJELASAN PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN : Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana Di Puskesmas Wilayah Rawan
Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat
PENELITI : Arsi Susilawati
NIM : 131711123049

Peneliti adalah Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Keperawatan


Universitas Airlangga.

Bapak/Ibu/Saudara telah diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan


ini sesungguhnya bersifat sukarela. Bapak/Ibu/Saudara berhak memilih untuk
berpartisipasi atau tidak berpartisipasi atau mengajukan keberatan atas penelitian ini.
Tidak ada konsekuensi atau dampak negatif jika Bapak/Ibu/Saudara membatalkan
untuk ikut berpartisipasi. Sebelum Bapak/Ibu/Sadura memutuskan untuk
berpartisipasi, maka saya akan menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan gambaran pengetahuan, sikap dan
praktik tenaga kesehatan dalam manajemen bencana di tingkat puskesmas di
wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Penelitian ini bermanfaat bagi tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan,
khususnya dalam ilmu keperawatan bencana dalam manajemen bencana.
3. Jika para Bapak/Ibu/Saudara menyetujui untuk ikut dalam penelitian ini,
peneliti akan memberikan kuesioner dalam bentuk link google form.
4. Bapak/Ibu/ Saudara diminta untuk mengisi kuesioner tentang data demografi
dan menjawab kuesioner tentang pengetahuan, sikap dan praktik dalam
manajemen bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


135

5. Penelitian ini tidak akan merugikan dan menimbulkan resiko bagi


Bapak/Ibu/Saudara. Apabila Bapak/Ibu/Saudara merasa tidak nyaman selama
penelitian, maka Bapak/Ibu/Saudara boleh mengakhiri serta mengundurkan diri
dari penelitian.
6. Semua data dan catatan yang dikumpulkan selama penelitian ini akan dijamin
kerahasiaannya, dimana hasil penelitian hanya akan dipublikasikan kepada
pihak institusi pendidikan dalam hal ini adalah Fakultas Keperawatan,
Universitas Airlangga serta pihak terkait lainnya dengan tetap menjamin
kerahasiaan identitas.
7. Jika ada yang belum jelas silahkan Bapak/Ibu/ Saudara tanyakan pada peneliti
8. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam
penelitian ini, silahkan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi
partisipan pada lembar yang telah disepakati.

Taliwang, Desember 2018

Peneliti
.

Arsi Susilawati
NIM. 131711123049

Lampiran 6

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


136

Print Out Email Konfirmasi Penggunaan Kuisioner Instrumen Penelitian

Lampiran 7
Lembar Kesediaan Menjadi Responden

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


137

Kode Partisipan

PROGRAM KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Gambaran Kesiapan Tenaga Kesehatan Dalam
Manajemen Bencana Di Puskesmas Wilayah Rawan Bencana Di Kabupaten
Sumbawa Barat”
2. Manfaat bersedia sebagai partisipan penelitian
3. Prosedur penelitian
Berdasarkan penjelasan yang telah saya terima dari peneliti, maka dengan ini saya
menyatakan bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi partisipan dalam
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Taliwang, Desember 2018
Peneliti Partisipan

Arsi Susilawati …………………….


*) Coret salah satu
Saksi

.....................................

Lampiran 8

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


138

Lembar Kuisioner Data Sosiodemografi

LEMBAR KUISIONER
BAGIAN A (DATA SOSIODEMOGRAFI)

Instruksi : Tandai yang menurut anda benar √

1. Umur: ______________________

2. Jenis Kelamin:
Laki-laki Perempuan

3. Tingkat Pendidikan
SPK Diploma

Sarjana Magister

4. Isilah tabel berikut berdasarkan tempat dan rentang waktu bertugas

No Tempat bertugas Rentang Waktu Bertugas


1.
2.
3.
4.
5.

5. Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan tanggap darurat bencana?

Ya Tidak
Jika YA, isilah tabel berikut di bawah ini:

No Jenis bencana Tahun

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


139

1.
2.
3.
4.
5.

6. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan tentang manajemen bencana


sejak Anda mulai bekerja?
Ya Tidak

Jika jawaban Anda YA, pilihlah pernyataan dibawah ini:

Latihan Table Top

Simulasi lapangan

Latihan fungsional

Latihan drill bencana

7. Apakah Anda termasuk dalam Tim Gerak Cepat (TGC) di institusi tempat anda
bekerja?

Ya Tidak

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


140

Lampiran 9
Lembar Kuisioner Pengetahuan

BAGIAN B (PENGETAHUAN)

Petunjuk
0 = Tidak yakin, 1 = Tidak/Salah, 2 = Ya/Benar

Instruksi : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tanda √

NO PERTANYAAN 0 1 2
Apakah Anda pernah mendengar tentang manajemen bencana
sebelumnya? Jika YA, tolong sebutkan sumber informasinya:
1.
________________________________________________

Bencana merupakan suatu situasi yang dapat mengganggu sistem


2. pelayanan kesehatan ketika itu terjadi.

Manajemen bencana merupakan suatu komponen upaya yang


3. dilakukan untuk meminimalkan dampak kerusakan yang terjadi
akibat bencana.
Banjir dapat diklasifikasikan sebagai bencana alam.
4.

5. Kekeringan adalah salah satu jenis bencana non alam.

6. Kecelakaan industri adalah salah satu jenis bencana sosial.

7. Di Indonesia, manajemen bencana dibagi menjadi lima (5) tahap.

Upaya mitigasi dilakukan pada fase pra bencana.


8.
Pemantauan ketinggian air termasuk kegiatan yang dilakukan dalam
9.
upaya mitigasi.
Upaya kesiapsiagaan (preparedness) dilakukan pada fase saat
10.
terjadinya bencana.
Simulasi lapangan tentang perencanaan manajemen bencana
11. merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pada upaya
kesiapsiagaan bencana.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


141

NO PERTANYAAN 0 1 2
Tanggap darurat merupakan kegiatan perencanaan kesiapsiagaan
12. yang dilakukan pada fase saat terjadinya bencana.

Respon tanggap bencana harus melibatkan Kementerian Kesehatan


13. Indonesia tanpa melibatkan sistem pelayanan kesehatan swasta
yang lain.
Upaya pemulihan (recovery) dilakukan pada fase saat terjadinya
14.
bencana.
Upaya pemulihan (recovery) adalah upaya yang dilakukan untuk
15. mengembalikan situasi kembali normal atau bahkan lebih baik.

Ketersediaan air dan sanitasi akibat dari kejadian bencana dapat


16. memberikan dampak bagi kesehatan.

Kejadian bencana tidak akan menimbulkan risiko meningkatnya


17. perkembangan dan penyebaran penyakit menular.

Keterangan :

Soal Nomor 2 dan 3 tentang Definisi

Soal Nomor 4 s/d 6 tentang jenis bencana

Soal Nomor 7 s/d 17 tentang kegiatan dan upaya penanggulangan bencana pada
tiap-tiaf fase/tahapan

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


142

Lampiran 10

Lembar Kuisioner Sikap

BAGIAN C (SIKAP)

Petunjuk
1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Tidak yakin4 = setuju 5 = Sangat setuju

Instruksi : Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda √

NO PERKARA / ITEM 1 2 3 4 5
Menurut saya, dalam tahap mitigasi, tenaga medis / kesehatan harus dilibatkan
1. dalam melakukan penilaian risiko sesuai keahliannya masing-masing.
Menurut saya, sebaiknya petugas kesehatan diberikan pemahaman tentang efek
2. jangka panjang dari bencana alam, seperti masalah kesehatan mental.

Penting bagi saya untuk mengetahui dan memahami perencanaan manajemen


3. bencana yang ada di institusi saya.
Saya percaya bahwa kolaborasi antara tenaga medis dan tenaga kesehatan
4. diperlukan dalam meminimalisir korban bencana.
Saya merasa sulit untuk berkolaborasi dengan lembaga lain (selain dari bidang
kesehatan) dalam pengelolaan korban bencana.
Saya bersedia menjadi relawan dalam setiap kegiatan tanggap darurat bencana.
6.

Saya khawatir terhadap dampak negatif bencana (seperti cedera, stress akibat
7. bencana) yang akan terjadi pada saya jika menjadi relawan saat terjadinya
bencana.
Saya merasa bahwa tenaga medis ataupun tenaga kesehatan tidak harus terlibat
8. dalam fase pemulihan bencana.
Menjadi tanggung jawab saya untuk menangani korban bencana.
9.

Menurut saya, bukanlah tanggung jawab saya untuk memenuhi kebutuhan


10.
dasar korban bencana (tempat tinggal, air bersih, pakaian, dll).

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


143

Menurut saya manajemen keperawatan bencana harus dimasukkan dalam


kurikulum pendidikan kesehatan.
Jika jawaban Anda SETUJU, jenjang pendidikan mana yang seharusnya
memiliki manajemen bencana:

11.
Mohon dibiarkan
SPK Sarjana Muda kosong

Diploma Magister

Lampiran 11

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


144

Lembar Kuisioner Praktik/Pengalaman Sebelumnya

BAGIAN D (PRAKTIK)

Petunjuk
0 = Tidak yakin , 1 = Tidak , 2 = Ya

Instruksi: Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda √

NO. PERTANYAAN 0 1 2
Apakah anda tahu lokasi titik kumpul evakuasi dalam perencanaan
kesiapsiagaan penanggulangan bencana?
1.
Jika YA, tolong tuliskan lokasinya: ______________________________

Apakah lokasi titik kumpul evakuasi di institusi tempat Anda bekerja mudah di
2. akses?

Apakah anda pernah membaca tentang perencanaan manajemen bencana di


institusi anda bekerja?
Jika YA, pilihlah salah satu jawaban dibawah ini:

3.
Kurang dari setahun yang lalu Mohon
dibiarkan
Lebih dari setahun yang lalu kososng

Pernahkah anda membaca penanggulangan bencana selain diinstitusi anda


4. bekerja?

5. Pernahkan anda mencari informasi terkait manajemen bencana di Internet?


Apakah anda siap untuk terlibat dalam tanggap darurat saat terjadinya
6. bencana?
Apakah anda bersedia terlibat dalam pelatihan manajemen bencana?
7.
Apakah anda pernah mengetahui tentang triase lapangan yang dilakukan saat
tanggap darurat bencana?

8.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


145

NO. ITEM 0 1 2

Apakah anda lebih suka berada di Puskesmas dan menunggu korban bencana
di bawa ke tempat anda bertugas?
9.

Di bawah ini, dimana lokasi bekerja yang anda pilih saat terjadinya bencana:
Sil a kosongkan
ruangan
10. Di Puskesmas
Kindl y leave it
Di lokasi bencana blank
Apakah pelatihan penanggulangan bencana yang pernah dilaksanakan telah
11. melibatkan tenaga medis dan tenaga kesehatan?
Apakah pelatihan tanggap bencana di institusi anda bekerja melibatkan
12. lembaga yang lain (misalnya, Pemadam Kebakaran, TNI, Dinas Pemerintahan
setempat)?
Apakah ada rencana pelatihan tanggap bencana yang lebih spesifikasi di
institusi anda bekerja (misalnya, banjir, kebakaran, penyakit menular)? Jika
YA, Sebutkan:
a.____________________________________________
13.
b.____________________________________________
c.____________________________________________

Adakah rencana pelaksanaan pelatihan penanggulangan bencana secara


14. berkesinambungan di institusi anda bekerja? Jika YA, identifikasi jenis dan
frekuensi pelatihan yang dilakukan:
a. Penyampaian materi mengenai penanggulangan bencana oleh dokter atau
petugas terlatih

Sila kosongkan
ruangan
Kindly leave it
blank

Lebih dua (2) kali setahun Dua (2) kali setahun

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


146

Setahun sekali Tidak pernah


b. Bencana Drill (misalnya, simulasi kebakaran)

Lebih dua (2) kali setahun Dua (2) kali setahun

Setahun sekali Tidak pernah


c. Latihan Table Top (misalnya, komunikasi saat terjadinya bencana)

Lebih dua (2) kali setahun Dua (2) kali setahun

Setahun sekali Tidak pernah


d. Latihan Fungsional (misalnya, latihan fisik tanpa korban bencana)

Lebih dua (2) kali setahun Dua (2) kali setahun

Setahun sekali Tidak pernah

e. Simulasi di Lapangan (misalnya, pelatihan yang melibatkan beberapa


lembaga di tempat kejadian)

Lebih dua (2) kali setahun Dua (2) kali setahun

Setahun sekali Tidak pernah

Terima kasih atas tanggapan dan kerjasama anda


Lampiran 12

Print Out Hasil Uji Statistik

Case Processing Summary


Cases

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


147

Valid Missing Total


N Percent N Percent N Percent
umur * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
jenis kelamin * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tingkat pendidikan * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tempat bekerja * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
lama tugas * TAHU 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pernah terlibat kegiatan tangap 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
bencana * TAHU
PERNAH PELATIHAN 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * TAHU
TERMASUK DALAM TIM 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * TAHU

Crosstabs
UMUR * TAHU
Crosstabulation
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
umur 15-25 25 15 1 41
26-35 86 41 7 134
36-45 26 3 3 32
46-55 3 0 0 3
56-65 1 0 0 1
Total 141 59 11 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 10,378a 8 ,240
Likelihood Ratio 12,783 8 ,120

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


148

Linear-by-Linear Association 1,988 1 ,159


N of Valid Cases 211
a. 8 cells (53,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.

JENIS KELAMIN * TAHU


Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
jenis kelamin laki-laki 38 10 0 48
Perempuan 103 49 11 163
Total 141 59 11 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 5,785a 2 ,055
Likelihood Ratio 8,247 2 ,016
Linear-by-Linear Association 5,593 1 ,018
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.

TINGKAT PENDIDIKAN * TAHU


Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
tingkat pendidikan SPK 4 0 0 4
DIPLOMA 79 43 10 132
SARJANA 58 16 1 75
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9,949a 4 ,041

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


149

Likelihood Ratio 11,970 4 ,018


Linear-by-Linear Association 4,540 1 ,033
N of Valid Cases 211
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,21.

TEMPAT BEKERJA * TAHU


Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
tempat bekerja PKM POTO TANO 15 12 0 27
PKM SETELUK 24 11 1 36
PKM TALIWANG 33 7 2 42
PKM BRANG ENE 10 5 0 15
PKM BRANG REA 18 8 1 27
PKM JEREWEH 14 4 1 19
PKM MALUK 17 2 0 19
PKM SEKONGKANG 8 6 0 14
PKM TONGO 2 4 6 12
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 66,745a 16 ,000
Likelihood Ratio 43,209 16 ,000
Linear-by-Linear Association 4,329 1 ,037
N of Valid Cases 211
a. 12 cells (44,4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,63.
LAMA TUGAS * TAHU
Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
lama tugas 0-1 TH 18 8 1 27
2-5 TH 54 28 6 88
6-10 45 17 2 64

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


150

11-15 18 5 1 24
16-20 3 1 0 4
21-25 1 0 1 2
26-40 2 0 0 2
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 12,457a 12 ,410
Likelihood Ratio 8,978 12 ,705
Linear-by-Linear Association ,800 1 ,371
N of Valid Cases 211
a. 13 cells (61,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,10.

PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGGAP BENCANA * TAHU


Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
pernah terlibat kegiatan tangap YA 88 31 3 122
bencana TIDAK 53 28 8 89
Total 141 59 11 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6,101a 2 ,047
Likelihood Ratio 6,108 2 ,047
Linear-by-Linear Association 5,489 1 ,019
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,64.

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * TAHU

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


151

Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
PERNAH PELATIHAN YA 37 11 0 48
TENTANG MANAJEMEN TIDAK 104 48 11 163
BENCANA
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 4,783a 2 ,091
Likelihood Ratio 7,217 2 ,027
Linear-by-Linear Association 4,344 1 ,037
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *


TAHU
Crosstab
Count
TAHU
BAIK CUKUP KURANG Total
TERMASUK DALAM TIM YA 43 12 1 56
GERAK CEPAT (TGC) DI TIDAK 98 47 10 155
PUSKESMAS
Total 141 59 11 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 4,014a 2 ,134
Likelihood Ratio 4,450 2 ,108
Linear-by-Linear Association 3,991 1 ,046
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,92.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


152

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 211 1 5 2,00 ,669
Valid N (listwise) 211

DESCRIPTIVES VARIABLES=SIKAP
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
SIKAP 211 15 54 38,89 4,427
Valid N (listwise) 211

RECODE SIKAP (Lowest thru 39=1) (40 thru 100=2) INTO sikap1.
EXECUTE.
CROSSTABS
/TABLES=jenis_kelamin umur Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat
Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY sikap1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT
/COUNT ROUND CELL.

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis kelamin * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
umur * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tingkat pendidikan * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
tempat bekerja * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
lama tugas * SIKAP 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pernah terlibat kegiatan tangap 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
bencana * SIKAP
PERNAH PELATIHAN 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * SIKAP

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


153

TERMASUK DALAM TIM 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%


GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * SIKAP

JENIS KELAMIN * SIKAP


Crosstab
Count
SIKAP
negatif positif Total
jenis kelamin laki-laki 22 26 48
Perempuan 93 70 163
Total 115 96 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,883a 1 ,170
Continuity Correction b 1,458 1 ,227
Likelihood Ratio 1,877 1 ,171
Fisher's Exact Test ,189 ,114
Linear-by-Linear Association 1,874 1 ,171
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,84.
b. Computed only for a 2x2 table

UMUR * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
negatif Positif Total
umur <25 19 22 41
26-35 75 59 134
36-45 18 14 32
46-55 2 1 3
56-65 1 0 1
Total 115 96 211

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


154

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 2,271a 4 ,686
Likelihood Ratio 2,649 4 ,618
Linear-by-Linear Association 1,537 1 ,215
N of Valid Cases 211
a. 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,45.

TINGKAT PENDIDIKAN * SIKAP


Crosstab
Count
SIKAP
negatif positif Total
tingkat pendidikan SPK 2 2 4
DIPLOMA 82 50 132
SARJANA 31 44 75
Total 115 96 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8,368a 2 ,015
Likelihood Ratio 8,387 2 ,015
Linear-by-Linear Association 6,848 1 ,009
N of Valid Cases 211
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,82.

TEMPAT BEKERJA * SIKAP


Crosstab
Count

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


155

SIKAP
negatif positif Total
tempat bekerja PKM POTO TANO 14 13 27
PKM SETELOK 12 24 36
PKM TALIWANG 24 18 42
PKM BRANG ENE 10 5 15
PKM BRANG REA 18 9 27
PKM JEREWEH 6 13 19
PKM MALUK 10 9 19
PKM SEKONGKANG 10 4 14
PKM TONGO 11 1 12
Total 115 96 211

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 21,561a 8 ,006
Likelihood Ratio 23,120 8 ,003
Linear-by-Linear Association 5,692 1 ,017
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,46.
LAMA TUGAS * SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
Negatif positif Total
lama tugas 0-1 TH 10 17 27
2-5 TH 51 37 88
6-10 36 28 64
11-15 15 9 24
16-20 0 4 4
21-25 1 1 2
26-40 2 0 2
Total 115 96 211
Chi-Square Tests

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


156

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 10,920a 6 ,091
Likelihood Ratio 13,196 6 ,040
Linear-by-Linear Association ,888 1 ,346
N of Valid Cases 211
a. 6 cells (42,9%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,91.

PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGAP BENCANA * SIKAP


Crosstab
Count
SIKAPP
negatif positif Total
pernah terlibat kegiatan tangap YA 69 53 122
bencana TIDAK 46 43 89
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,493a 1 ,483
Continuity Correction b ,316 1 ,574
Likelihood Ratio ,492 1 ,483
Fisher's Exact Test ,488 ,287
Linear-by-Linear Association ,490 1 ,484
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40,49.
b. Computed only for a 2x2 table

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * SIKAP


Crosstab
Count
SIKAP
negatif positif Total
YA 23 25 48

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


157

PERNAH PELATIHAN TIDAK 92 71 163


TENTANG MANAJEMEN
BENCANA
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 1,087a 1 ,297
Continuity Correction b ,770 1 ,380
Likelihood Ratio 1,083 1 ,298
Fisher's Exact Test ,325 ,190
Linear-by-Linear Association 1,082 1 ,298
N of Valid Cases 211
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21,84.
b. Computed only for a 2x2 table

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *


SIKAP
Crosstab
Count
SIKAP
negatif positif Total
TERMASUK DALAM TIM YA 30 26 56
GERAK CEPAT (TGC) DI TIDAK 85 70 155
PUSKESMAS
Total 115 96 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,027a 1 ,870
Continuity Correctionb ,000 1 ,995
Likelihood Ratio ,027 1 ,870
Fisher's Exact Test ,877 ,496
Linear-by-Linear Association ,027 1 ,871
N of Valid Cases 211

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


158

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25,48.
b. Computed only for a 2x2 table
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jenis kelamin * praktik dan 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pengalaman sebelumnya
umur * praktik dan pengalaman 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
sebelumnya
tingkat pendidikan * praktik 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
dan pengalaman sebelumnya
tempat bekerja * praktik dan 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pengalaman sebelumnya
lama tugas * praktik dan 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
pengalaman sebelumnya
pernah terlibat kegiatan tangap 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
bencana * praktik dan
pengalaman sebelumnya
PERNAH PELATIHAN 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
TENTANG MANAJEMEN
BENCANA * praktik dan
pengalaman sebelumnya
TERMASUK DALAM TIM 211 100,0% 0 0,0% 211 100,0%
GERAK CEPAT (TGC) DI
PUSKESMAS * praktik dan
pengalaman sebelumnya

JENIS KELAMIN * PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
jenis kelamin laki-laki 2 31 15 48
perempuan 5 89 69 163
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


159

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 1,928a 2 ,381
Likelihood Ratio 1,968 2 ,374
Linear-by-Linear Association 1,837 1 ,175
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,59.

PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
umur <25 3 20 18 41
26-35 2 76 56 134
36-45 2 20 10 32
46-55 0 3 0 3
56-65 0 1 0 1
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 8,729a 8 ,366
Likelihood Ratio 9,936 8 ,270
Linear-by-Linear Association 1,740 1 ,187
N of Valid Cases 211
a. 9 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,03.

TINGKAT PENDIDIKAN * PRAKTIK DAN PENGALAMAN


SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik/pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


160

tingkat pendidikan SPK 1 3 0 4


DIPLOMA 6 69 57 132
SARJANA 0 48 27 75
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 12,391a 4 ,015
Likelihood Ratio 13,011 4 ,011
Linear-by-Linear Association ,265 1 ,607
N of Valid Cases 211
a. 5 cells (55,6%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is ,13.

TEMPAT BEKERJA * PRAKTIK DAN PENGALAMAN


SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik/pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
tempat bekerja PKM POTO TANO 3 10 14 27
PKM SETELUK 2 23 11 36
PKM TALIWANG 2 34 6 42
PKM BRANG ENE 0 3 12 15
PKM BRANG REA 0 17 10 27
PKM JEREWEH 0 7 12 19
PKM MALUK 0 15 4 19
PKM SEKONGKANG 0 11 3 14
PKM TONGO 0 0 12 12
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


161

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 61,602a 16 ,000
Likelihood Ratio 68,556 16 ,000
Linear-by-Linear Association 6,133 1 ,013
N of Valid Cases 211
a. 10 cells (37,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,40.

LAMA TUGAS * PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
lama tugas 0-1 TH 1 15 11 27
2-5 TH 2 45 41 88
6-10 3 36 25 64
11-15 1 17 6 24
16-20 0 4 0 4
21-25 0 1 1 2
26-40 0 2 0 2
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 9,099a 12 ,694
Likelihood Ratio 11,483 12 ,488
Linear-by-Linear Association 3,512 1 ,061
N of Valid Cases 211
a. 13 cells (61,9%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,07.

PERNAH TERLIBAT KEGIATAN TANGAP BENCANA * PRAKTIK


DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


162

Praktik dan pengalaman sebelumnya


BAIK CUKUP KURANG Total
pernah terlibat kegiatan tangap YA 4 72 46 122
bencana TIDAK 3 48 38 89
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square ,557a 2 ,757
Likelihood Ratio ,557 2 ,757
Linear-by-Linear Association ,412 1 ,521
N of Valid Cases 211
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,95.

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA *


PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
PERNAH PELATIHAN YA 0 34 14 48
TENTANG MANAJEMEN TIDAK 7 86 70 163
BENCANA
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 5,959a 2 ,051
Likelihood Ratio 7,534 2 ,023
Linear-by-Linear Association 1,113 1 ,291
N of Valid Cases 211

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


163

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,59.

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *


PRAKTIK DAN PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
Count
Praktik dan pengalaman sebelumnya
BAIK CUKUP KURANG Total
TERMASUK DALAM TIM YA 1 34 21 56
GERAK CEPAT (TGC) DI TIDAK 6 86 63 155
PUSKESMAS
Total 7 120 84 211
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square ,839a 2 ,657
Likelihood Ratio ,911 2 ,634
Linear-by-Linear Association ,015 1 ,901
N of Valid Cases 211
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 1,86.

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tempat bekerja * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%

tempat bekerja * TAHU Crosstabulation


TAHU

BAIK CUKUP KURANG Total

tempat PKM POTO % within tempat bekerja 55.6% 44.4% 100.0%


bekerja TANO % within TAHU 10.6% 20.3% 12.8%

% of Total 7.1% 5.7% 12.8%

PKM SETELUK % within tempat bekerja 66.7% 30.6% 2.8% 100.0%

% within TAHU 17.0% 18.6% 9.1% 17.1%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


164

% of Total 11.4% 5.2% 0.5% 17.1%

PKM TALIWANG % within tempat bekerja 78.6% 16.7% 4.8% 100.0%

% within TAHU 23.4% 11.9% 18.2% 19.9%

% of Total 15.6% 3.3% 0.9% 19.9%

PKM BRANG % within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%


ENE % within TAHU 7.1% 8.5% 7.1%

% of Total 4.7% 2.4% 7.1%

PKM BRANG % within tempat bekerja 66.7% 29.6% 3.7% 100.0%


REA % within TAHU 12.8% 13.6% 9.1% 12.8%

% of Total 8.5% 3.8% 0.5% 12.8%

PKM JEREWEH % within tempat bekerja 73.7% 21.1% 5.3% 100.0%

% within TAHU 9.9% 6.8% 9.1% 9.0%

% of Total 6.6% 1.9% 0.5% 9.0%

PKM MALUK % within tempat bekerja 89.5% 10.5% 100.0%

% within TAHU 12.1% 3.4% 9.0%

% of Total 8.1% 0.9% 9.0%

PKM % within tempat bekerja 57.1% 42.9% 100.0%


SEKONGKANG % within TAHU 5.7% 10.2% 6.6%

% of Total 3.8% 2.8% 6.6%

PKM TONGO % within tempat bekerja 16.7% 33.3% 50.0% 100.0%

% within TAHU 1.4% 6.8% 54.5% 5.7%

% of Total 0.9% 1.9% 2.8% 5.7%


Total % within tempat bekerja 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .144 .080 2.097 .037c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .058 .076 .845 .399c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


165

CROSSTABS
/TABLES=Tingkat_pendidikan BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Notes
Output Created 24-JAN-2019 21:09:53
Comments
Input Data C:\Users\TOSHIBA\Downloads\SP
SS Skripsi Arsi.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 211
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each table are based on
all the cases with valid data in the
specified range(s) for all variables
in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=Tingkat_pendidikan
BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN
TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00,02

Elapsed Time 00:00:00,01

Dimensions Requested 2

Cells Available 174734

CROSSTABS
/TABLES=Lama_tugas BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


166

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lama tugas * TAHU 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%

lama tugas * TAHU Crosstabulation


TAHU

BAIK CUKUP KURANG Total

lama tugas 0-1 TH % within lama tugas 66.7% 29.6% 3.7% 100.0%

% within TAHU 12.8% 13.6% 9.1% 12.8%

% of Total 8.5% 3.8% 0.5% 12.8%

2-5 TH % within lama tugas 61.4% 31.8% 6.8% 100.0%

% within TAHU 38.3% 47.5% 54.5% 41.7%

% of Total 25.6% 13.3% 2.8% 41.7%

6-10 % within lama tugas 70.3% 26.6% 3.1% 100.0%

% within TAHU 31.9% 28.8% 18.2% 30.3%

% of Total 21.3% 8.1% 0.9% 30.3%

11-15 % within lama tugas 75.0% 20.8% 4.2% 100.0%

% within TAHU 12.8% 8.5% 9.1% 11.4%

% of Total 8.5% 2.4% 0.5% 11.4%

16-20 % within lama tugas 75.0% 25.0% 100.0%

% within TAHU 2.1% 1.7% 1.9%


% of Total 1.4% 0.5% 1.9%

21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%

% within TAHU 0.7% 9.1% 0.9%

% of Total 0.5% 0.5% 0.9%

26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%

% within TAHU 1.4% 0.9%

% of Total 0.9% 0.9%


Total % within lama tugas 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

Symmetric Measures

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


167

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.062 .073 -.894 .372c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.083 .068 -1.205 .230c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

CROSSTABS
/TABLES=Pernah_terlibat BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CEL
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pernah terlibat kegiatan tangap bencana *


211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
TAHU

pernah terlibat kegiatan tangap bencana * TAHU Crosstabulation


TAHU

BAIK CUKUP KURANG Total

pernah terlibat YA % within pernah terlibat kegiatan


72.1% 25.4% 2.5% 100.0%
kegiatan tangap tangap bencana
bencana % within TAHU 62.4% 52.5% 27.3% 57.8%

% of Total 41.7% 14.7% 1.4% 57.8%

TIDAK % within pernah terlibat kegiatan


59.6% 31.5% 9.0% 100.0%
tangap bencana

% within TAHU 37.6% 47.5% 72.7% 42.2%

% of Total 25.1% 13.3% 3.8% 42.2%


Total % within pernah terlibat kegiatan
66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
tangap bencana

% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

Symmetric Measures

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


168

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .162 .068 2.368 .019c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .146 .069 2.137 .034c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

CROSSTABS
/TABLES=Pernah_pelatihan BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PERNAH PELATIHAN TENTANG


211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
MANAJEMEN BENCANA * TAHU

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * TAHU Crosstabulation


TAHU

BAIK CUKUP KURANG Total

PERNAH YA % within PERNAH


PELATIHAN PELATIHAN TENTANG 77.1% 22.9% 100.0%
TENTANG MANAJEMEN BENCANA
MANAJEMEN % within TAHU 26.2% 18.6% 22.7%
BENCANA % of Total 17.5% 5.2% 22.7%

TIDAK % within PERNAH


PELATIHAN TENTANG 63.8% 29.4% 6.7% 100.0%
MANAJEMEN BENCANA

% within TAHU 73.8% 81.4% 100.0% 77.3%

% of Total 49.3% 22.7% 5.2% 77.3%


Total % within PERNAH
PELATIHAN TENTANG 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
MANAJEMEN BENCANA

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


169

% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .144 .053 2.101 .037c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .061 1.904 .058c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

CROSSTABS
/TABLES=Termasuk_timgercep BY TAHU1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Case Processing Summary


Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT


211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS * TAHU

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS * TAHU Crosstabulation


TAHU

BAIK CUKUP KURANG Total

TERMASUK YA % within TERMASUK


DALAM TIM DALAM TIM GERAK CEPAT 76.8% 21.4% 1.8% 100.0%
GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS
(TGC) DI % within TAHU 30.5% 20.3% 9.1% 26.5%
PUSKESMAS % of Total 20.4% 5.7% 0.5% 26.5%

TIDAK % within TERMASUK


DALAM TIM GERAK CEPAT 63.2% 30.3% 6.5% 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS

% within TAHU 69.5% 79.7% 90.9% 73.5%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


170

% of Total 46.4% 22.3% 4.7% 73.5%


Total % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS

% within TAHU 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 66.8% 28.0% 5.2% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .138 .059 2.012 .045c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .134 .063 1.949 .053c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

CROSSTABS
/TABLES=umur jenis_kelamin Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat
Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY sikap1
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%


jenis kelamin * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tingkat pendidikan * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
tempat bekerja * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
lama tugas * SIKAP 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
pernah terlibat kegiatan tangap bencana *
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
SIKAP
PERNAH PELATIHAN TENTANG
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
MANAJEMEN BENCANA * SIKAP
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS * SIKAP

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


171

umur * SIKAP
Crosstab
SIKAPP

negatif positif Total

umur 15-25 % within umur 46.3% 53.7% 100.0%

% within SIKAP 16.5% 22.9% 19.4%

% of Total 9.0% 10.4% 19.4%

26-35 % within umur 56.0% 44.0% 100.0%

% within SIKAP 65.2% 61.5% 63.5%

% of Total 35.5% 28.0% 63.5%

36-45 % within umur 56.3% 43.8% 100.0%

% within SIKAP 15.7% 14.6% 15.2%

% of Total 8.5% 6.6% 15.2%

46-55 % within umur 66.7% 33.3% 100.0%

% within SIKAP 1.7% 1.0% 1.4%

% of Total 0.9% 0.5% 1.4%

56-65 % within umur 100.0% 100.0%

% within SIKAP 0.9% 0.5%

% of Total 0.5% 0.5%


Total % within umur 54.5% 45.5% 100.0%

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.086 .067 -1.241 .216c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.077 .069 -1.118 .265c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

jenis kelamin * SIKAP


Crosstab

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


172

SIKAP

negatif positif Total

jenis kelamin laki-laki % within jenis kelamin 45.8% 54.2% 100.0%

% within SIKAP 19.1% 27.1% 22.7%

% of Total 10.4% 12.3% 22.7%

Perempuan % within jenis kelamin 57.1% 42.9% 100.0%

% within SIKAP 80.9% 72.9% 77.3%

% of Total 44.1% 33.2% 77.3%


Total % within jenis kelamin 54.5% 45.5% 100.0%

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.094 .069 -1.372 .172c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.094 .069 -1.372 .172c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

tingkat pendidikan * SIKAP


Crosstab
SIKAP

negatif positif Total

tingkat pendidikan SPK % within tingkat pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%

% within SIKAP 1.7% 2.1% 1.9%

% of Total 0.9% 0.9% 1.9%

DIPLOMA % within tingkat pendidikan 62.1% 37.9% 100.0%

% within SIKAP 71.3% 52.1% 62.6%

% of Total 38.9% 23.7% 62.6%

SARJANA % within tingkat pendidikan 41.3% 58.7% 100.0%

% within SIKAP 27.0% 45.8% 35.5%

% of Total 14.7% 20.9% 35.5%


Total % within tingkat pendidikan 54.5% 45.5% 100.0%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


173

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .181 .069 2.654 .009c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .187 .068 2.756 .006c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
tempat bekerja * SIKAP
Crosstab
SIKAP

negatif positif Total

tempat bekerja PKM POTO TANO % within tempat bekerja 51.9% 48.1% 100.0%

% within SIKAP 12.2% 13.5% 12.8%

% of Total 6.6% 6.2% 12.8%

PKM SETELOK % within tempat bekerja 33.3% 66.7% 100.0%

% within SIKAP 10.4% 25.0% 17.1%

% of Total 5.7% 11.4% 17.1%

PKM TALIWANG % within tempat bekerja 57.1% 42.9% 100.0%

% within SIKAP 20.9% 18.8% 19.9%

% of Total 11.4% 8.5% 19.9%

PKM BRANG ENE % within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%

% within SIKAP 8.7% 5.2% 7.1%

% of Total 4.7% 2.4% 7.1%

PKM BRANG REA % within tempat bekerja 66.7% 33.3% 100.0%

% within SIKAP 15.7% 9.4% 12.8%

% of Total 8.5% 4.3% 12.8%

PKM JEREWEH % within tempat bekerja 31.6% 68.4% 100.0%

% within SIKAP 5.2% 13.5% 9.0%

% of Total 2.8% 6.2% 9.0%

PKM MALUK % within tempat bekerja 52.6% 47.4% 100.0%

% within SIKAP 8.7% 9.4% 9.0%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


174

% of Total 4.7% 4.3% 9.0%

PKM SEKONGKANG % within tempat bekerja 71.4% 28.6% 100.0%

% within SIKA 8.7% 4.2% 6.6%

% of Total 4.7% 1.9% 6.6%

PKM TONGO % within tempat bekerja 91.7% 8.3% 100.0%

% within SIKAP 9.6% 1.0% 5.7%

% of Total 5.2% 0.5% 5.7%


Total % within tempat bekerja 54.5% 45.5% 100.0%

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.165 .065 -2.413 .017c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.159 .067 -2.333 .021c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

lama tugas * SIKAP


Crosstab
SIKAP

negatif positif Total

lama tugas 0-1 TH % within lama tugas 37.0% 63.0% 100.0%

% within SIKAP 8.7% 17.7% 12.8%

% of Total 4.7% 8.1% 12.8%

2-5 TH % within lama tugas 58.0% 42.0% 100.0%

% within SIKAP 44.3% 38.5% 41.7%

% of Total 24.2% 17.5% 41.7%

6-10 % within lama tugas 56.3% 43.8% 100.0%

% within SIKAP 31.3% 29.2% 30.3%

% of Total 17.1% 13.3% 30.3%

11-15 % within lama tugas 62.5% 37.5% 100.0%

% within SIKAP 13.0% 9.4% 11.4%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


175

% of Total 7.1% 4.3% 11.4%

16-20 % within lama tugas 100.0% 100.0%

% within SIKAP 4.2% 1.9%

% of Total 1.9% 1.9%

21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%

% within SIKAP 0.9% 1.0% 0.9%

% of Total 0.5% 0.5% 0.9%

26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%

% within SIKAP 1.7% 0.9%

% of Total 0.9% 0.9%


Total % within lama tugas 54.5% 45.5% 100.0%

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.065 .068 -.942 .347c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.067 .069 -.977 .330c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

pernah terlibat kegiatan tanggap bencana * SIKAP


Crosstab
SIKAPP

Negatif positif Total

pernah terlibat YA % within pernah terlibat kegiatan


56.6% 43.4% 100.0%
kegiatan tangap tangap bencana
bencana % within SIKAP 60.0% 55.2% 57.8%

% of Total 32.7% 25.1% 57.8%

TIDAK % within pernah terlibat kegiatan


51.7% 48.3% 100.0%
tangap bencana

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


176

% within SIKAP 40.0% 44.8% 42.2%

% of Total 21.8% 20.4% 42.2%


Total % within pernah terlibat kegiatan
54.5% 45.5% 100.0%
tangap bencana

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .048 .069 .699 .485c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .048 .069 .699 .485c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA * SIKAP


Crosstab
SIKAP

negatif positif Total

PERNAH YA % within PERNAH PELATIHAN


PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN 47.9% 52.1% 100.0%
TENTANG BENCANA
MANAJEMEN % within SIKAP 20.0% 26.0% 22.7%
BENCANA % of Total 10.9% 11.8% 22.7%
TIDAK % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN 56.4% 43.6% 100.0%
BENCANA

% within SIKAP 80.0% 74.0% 77.3%

% of Total 43.6% 33.6% 77.3%


Total % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN 54.5% 45.5% 100.0%
BENCANA

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


177

Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.072 .069 -1.040 .299c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.072 .069 -1.040 .299c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *
SIKAP
Crosstab
SIKAP

negatif positif Total

TERMASUK YA % within TERMASUK DALAM


DALAM TIM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI 53.6% 46.4% 100.0%
GERAK CEPAT PUSKESMAS
(TGC) DI % within SIKAP 26.1% 27.1% 26.5%
PUSKESMAS % of Total 14.2% 12.3% 26.5%

TIDAK % within TERMASUK DALAM


TIM GERAK CEPAT (TGC) DI 54.8% 45.2% 100.0%
PUSKESMAS

% within SIKAP 73.9% 72.9% 73.5%

% of Total 40.3% 33.2% 73.5%


Total % within TERMASUK DALAM
TIM GERAK CEPAT (TGC) DI 54.5% 45.5% 100.0%
PUSKESMAS

% within SIKAP 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 54.5% 45.5% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.011 .069 -.162 .871c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.011 .069 -.162 .871c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


178

c. Based on normal approximation.

CROSSTABS
/TABLES=umur jenis_kelamin Tingkat_pendidikan Tempat_bekerja Lama_tugas Pernah_terlibat
Pernah_pelatihan Termasuk_timgercep BY pRAKTEK_PENGALAMAN
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CORR
/CELLS=ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.
Case Processing Summary
Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur * PRAKTIK/PENGALAMAN
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
SEBELUMNYA
jenis kelamin * PRAKTIK/PENGALAMAN
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
SEBELUMNYA
tingkat pendidikan *
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
tempat bekerja * PRAKTIK/PENGALAMAN
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
SEBELUMNYA
lama tugas * PRAKTIK/PENGALAMAN
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
SEBELUMNYA
pernah terlibat kegiatan tangap bencana *
211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
PERNAH PELATIHAN TENTANG
MANAJEMEN BENCANA * 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT
(TGC) DI PUSKESMAS * 211 100.0% 0 0.0% 211 100.0%
PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA

UMUR * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

umur 15-25 % within umur 7.3% 48.8% 43.9% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 42.9% 16.7% 21.4% 19.4%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


179

% of Total 1.4% 9.5% 8.5% 19.4%

26-35 % within umur 1.5% 56.7% 41.8% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 28.6% 63.3% 66.7% 63.5%

% of Total 0.9% 36.0% 26.5% 63.5%

36-45 % within umur 6.3% 62.5% 31.3% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 28.6% 16.7% 11.9% 15.2%

% of Total 0.9% 9.5% 4.7% 15.2%

46-55 % within umur 100.0% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 2.5% 1.4%

% of Total 1.4% 1.4%

56-65 % within umur 100.0% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 0.8% 0.5%

% of Total 0.5% 0.5%


Total % within umur 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

% within praktik/pengalaman sebelumnya 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.091 .068 -1.322 .188c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.085 .071 -1.236 .218c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

JENIS KELAMIN * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

jenis kelamin laki-laki % within jenis kelamin 4.2% 64.6% 31.3% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 28.6% 25.8% 17.9% 22.7%
sebelumnya

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


180

% of Total 0.9% 14.7% 7.1% 22.7%

perempuan % within jenis kelamin 3.1% 54.6% 42.3% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 71.4% 74.2% 82.1% 77.3%
sebelumnya

% of Total 2.4% 42.2% 32.7% 77.3%


Total % within jenis kelamin 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .094 .067 1.358 .176c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .095 .067 1.382 .168c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

tingkat pendidikan * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

tingkat SPK % within tingkat pendidikan 25.0% 75.0% 100.0%


pendidikan % within praktik/pengalaman
14.3% 2.5% 1.9%
sebelumnya

% of Total 0.5% 1.4% 1.9%

DIPLOMA % within tingkat pendidikan 4.5% 52.3% 43.2% 100.0%

% within praktik/pengalaman
85.7% 57.5% 67.9% 62.6%
sebelumnya

% of Total 2.8% 32.7% 27.0% 62.6%

SARJANA % within tingkat pendidikan 64.0% 36.0% 100.0%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


181

% within praktik/pengalaman
40.0% 32.1% 35.5%
sebelumnya

% of Total 22.7% 12.8% 35.5%


Total % within tingkat pendidikan 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

% within praktik/pengalaman
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .035 .068 .514 .608c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .002 .068 .025 .980c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

tempat bekerja * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

tempat PKM POTO % within tempat bekerja 11.1% 37.0% 51.9% 100.0%
bekerja TANO % within
praktik/pengalaman 42.9% 8.3% 16.7% 12.8%
sebelumnya

% of Total 1.4% 4.7% 6.6% 12.8%

PKM SETELUK % within tempat bekerja 5.6% 63.9% 30.6% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 28.6% 19.2% 13.1% 17.1%
sebelumnya

% of Total 0.9% 10.9% 5.2% 17.1%

PKM % within tempat bekerja 4.8% 81.0% 14.3% 100.0%


TALIWANG % within
praktik/pengalaman 28.6% 28.3% 7.1% 19.9%
sebelumnya

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


182

% of Total 0.9% 16.1% 2.8% 19.9%

PKM BRANG % within tempat bekerja 20.0% 80.0% 100.0%


ENE % within
praktik/pengalaman 2.5% 14.3% 7.1%
sebelumnya

% of Total 1.4% 5.7% 7.1%

PKM BRANG % within tempat bekerja 63.0% 37.0% 100.0%


REA % within
praktik/pengalaman 14.2% 11.9% 12.8%
sebelumnya

% of Total 8.1% 4.7% 12.8%

PKM JEREWEH % within tempat bekerja 36.8% 63.2% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 5.8% 14.3% 9.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 5.7% 9.0%

PKM MALUK % within tempat bekerja 78.9% 21.1% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 12.5% 4.8% 9.0%
sebelumnya

% of Total 7.1% 1.9% 9.0%

PKM % within tempat bekerja 78.6% 21.4% 100.0%


SEKONGKANG % within

praktik/pengalaman 9.2% 3.6% 6.6%


sebelumnya

% of Total 5.2% 1.4% 6.6%

PKM TONGO % within tempat bekerja 100.0% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 14.3% 5.7%
sebelumnya

% of Total 5.7% 5.7%


Total % within tempat bekerja 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

% within
praktik/pengalaman 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


183

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .171 .068 2.508 .013c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .137 .071 1.994 .047c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

lama tugas * PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA


Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

lama 0-1 TH % within lama tugas 3.7% 55.6% 40.7% 100.0%


tugas % within praktik/pengalaman
14.3% 12.5% 13.1% 12.8%
sebelumnya

% of Total 0.5% 7.1% 5.2% 12.8%

2-5 TH % within lama tugas 2.3% 51.1% 46.6% 100.0%

% within praktik/pengalaman
28.6% 37.5% 48.8% 41.7%
sebelumnya

% of Total 0.9% 21.3% 19.4% 41.7%

6-10 % within lama tugas 4.7% 56.3% 39.1% 100.0%

% within pRAKTEK DAN


42.9% 30.0% 29.8% 30.3%
pENGALAMAN

% of Total 1.4% 17.1% 11.8% 30.3%

11-15 % within lama tugas 4.2% 70.8% 25.0% 100.0%

% within praktik/pengalaman
14.3% 14.2% 7.1% 11.4%
sebelumnya

% of Total 0.5% 8.1% 2.8% 11.4%

16-20 % within lama tugas 100.0% 100.0%

% within praktik/pengalaman
3.3% 1.9%
sebelumnya

% of Total 1.9% 1.9%

21-25 % within lama tugas 50.0% 50.0% 100.0%

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


184

% within praktik/pengalaman
0.8% 1.2% 0.9%
sebelumnya

% of Total 0.5% 0.5% 0.9%

26-40 % within lama tugas 100.0% 100.0%

% within praktik/pengalaman
1.7% 0.9%
sebelumnya

% of Total 0.9% 0.9%


Total % within lama tugas 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

% within praktik/pengalaman
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.129 .061 -1.886 .061c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.128 .066 -1.859 .064c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

pernah terlibat kegiatan tangap bencana * PRAKTIK/PENGALAMAN


SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

pernah terlibat YA % within pernah terlibat


3.3% 59.0% 37.7% 100.0%
kegiatan kegiatan tangap bencana
tangap bencana % within
praktik/pengalaman 57.1% 60.0% 54.8% 57.8%
sebelumnya

% of Total 1.9% 34.1% 21.8% 57.8%

TIDAK % within pernah terlibat


3.4% 53.9% 42.7% 100.0%
kegiatan tangap bencana

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


185

% within
praktik/pengalaman 42.9% 40.0% 45.2% 42.2%
sebelumnya

% of Total 1.4% 22.7% 18.0% 42.2%


Total % within pernah terlibat
3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
kegiatan tangap bencana

% within
praktik/pengalaman 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .044 .069 .641 .522c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .047 .069 .681 .497c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

PERNAH PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN BENCANA *


PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA
BAIK CUKUP KURANG Total

PERNAH YA % within PERNAH PELATIHAN


PELATIHAN TENTANG MANAJEMEN 70.8% 29.2% 100.0%
TENTANG BENCANA
MANAJEMEN % within praktik/pengalaman
28.3% 16.7% 22.7%
BENCANA sebelumnya

% of Total 16.1% 6.6% 22.7%

TIDAK % within PERNAH PELATIHAN


TENTANG MANAJEMEN 4.3% 52.8% 42.9% 100.0%
BENCANA

% within praktik/pengalaman
100.0% 71.7% 83.3% 77.3%
sebelumnya

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


186

% of Total 3.3% 40.8% 33.2% 77.3%


Total % within PERNAH PELATIHAN
TENTANG MANAJEMEN 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
BENCANA

% within praktik/pengalaman
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Ap
pro
x.
Asymp. Std. Sig
Value Errora Approx. Tb .

Interval by Interval Pearson's R .29


.073 .062 1.055
2c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .19
.090 .064 1.304
4c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

TERMASUK DALAM TIM GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS *


PRAKTIK/PENGALAMAN SEBELUMNYA
Crosstab
PRAKTIK/PENGALAMAN
SEBELUMNYA

BAIK CUKUP KURANG Total

TERMASUK YA % within TERMASUK


DALAM TIM DALAM TIM GERAK CEPAT 1.8% 60.7% 37.5% 100.0%
GERAK CEPAT (TGC) DI PUSKESMAS
(TGC) DI % within praktik/pengalaman
14.3% 28.3% 25.0% 26.5%
PUSKESMAS sebelumnya

% of Total 0.5% 16.1% 10.0% 26.5%

TIDAK % within TERMASUK


DALAM TIM GERAK CEPAT 3.9% 55.5% 40.6% 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI


187

% within praktik/pengalaman
85.7% 71.7% 75.0% 73.5%
sebelumnya

% of Total 2.8% 40.8% 29.9% 73.5%


Total % within TERMASUK
DALAM TIM GERAK CEPAT 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%
(TGC) DI PUSKESMAS

% within praktik/pengalaman
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
sebelumnya

% of Total 3.3% 56.9% 39.8% 100.0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
Value Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .009 .066 .124 .901c


Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .016 .067 .228 .820c
N of Valid Cases 211

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

SKRIPSI GAMBARAN KESIAPAN TENAGA….. ARSI SUSILAWATI

Anda mungkin juga menyukai