J DENGAN
DISUSUN OLEH:
LENI MULYANTI
40108028
JAKARTA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada
Klien Tn. J Dengan Post Operasi Hernia Di Ruang Soka RSUD Tarakan Jakarta. Makalah ini
merupakan salah satu syarat dalam memenuhi tugas praktik klinik Keperawatan Medikal
Bedah I di Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta program Keperawatan.
Penulis banyak menemui hambatan dan kesulitan dalam penyusunan makalah ini, tapi
atas bantuan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai pihak terutama orang tua dan
pembimbing akademik akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak H. Idran A Karyan, SH, SMIP. Selaku ketua Yayasan Swakarsa Mandiri;
2. Bapak Mubarokah, SKM. Selaku wali tingakat II program D III Keperawatan Akademi
Kesehatan Swakarsa Jakarta;
3. Ibu Shinta Maharani, S. Kep. Selaku pembimbing klinik yang sabar dalam memberikan
bimbingan serta pengarahan;
4. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan keberhasilan anaknya dan tidak pernah
lupa memberikan kasih sayangnya dan selalu menjadi pembakar semangat untuk terus
maju.
5. Rekan ± rekan mahasiswa/ i Akademi Kesehatan Swakarsa Jakarta, terutama tingkat II
program D III Keperawatan yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan
makalah ini.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna begi pembaca dan penilis
khususnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan bimbingan dari berbagai pihak dalam
penyusunan makalah berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
3. Klasifikasi..........................................................................................
4. Komplikasi.........................................................................................
D. Penatalaksanaan Medis ................................ ................................ .........
E. Penatalaksanaan Keperawatan ................................ ..............................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah moda utama bagi manusia, kesehatan merupakan bagian yang
terpenting dalam menjaga kelangsungan hidup seseorang. Jika seseorang tidak sedan
dalam kondisi prima, maka segala aktivitasnya terganggu seperti makan, minum,
mandi,dan sebagainya. Aktivitas yang biasa dilakukan sendiri tetapi saat sakit semua
menjadi tidak dapat dilakukan sendiri.
Kesehatan merupakan masalah berharga dan sangat penting dalam berbagai tatanan
kehidupan manusia. Perhatian masyarakat terhadap kesehatan saat ini semakin besar,
sehingga meningkatkan tuntutan masyarakat terhadap perawatan yang berkualitas. Maka,
sebagai perawat dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai agar
%. Kejadian hernia bilateral pada anak perempuan dibanding laki ±laki kira ± kira sama
(10 %) walaupun frekuensi prossessus vaginalis yang tetap terbuka lebih tinggi pada
perempuan. Anak yang pernah menjalani operasi pada waktu bayi mempunyai
kemungkinan 16 % mendapat hernia kontralateral pada usia dewasa. Insiden hernia
inguinalis pada orang dewasa kira ± kira 2 %. Kemungkinan kejadian hernia bilateral
dari insiden tersebut mendekati 10 %.
Menghindari terjadinya komplikasi yang tidak diharapkan, perlu hendaknya
dilakukan penanganan yang baik. Dalam hal ini perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan perlu hendaknya meningkatkanmutu asuhan keperawatan yang akan
C. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini, penulis hanya membatasi permasalahan asuhan
keperawatan pada Tn. J dengan Hernia Inguinalis Dextra Reponibilis diruang perawatan
Soka, RSUD Tarakan Jakarta, yang dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2010 sampai
10 Februari 2010.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode deskripsi dengan
cara:
1. Tehnik anamnesa
Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung pada klien
Yaitu metode pengumpulan data dengan cara memeriksa kondisi kesehatan klien
melalui inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
4. Study kepustaakaaaan
Yaitu mempelajari buku ± buku literatur untuk mendapatkan konsep dasar dalam
penyusunan makalah ini secara teoritis yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk kasus
kelolaan.
5. Study dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dari status klien, catatan keperawatan, dan catatan
perkembangan yang berhubungan dengan status Tn. J.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, daan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, terdiri dari pengertiaan, etiologi, patofisiologi,
penatalaksanaan medis, dan penatalaksanaan keperawatan.
BAB III Tinjauan Kasus, terdiri dari identitas klien, riwayat keperawatan, pengkajian
fisik, resume, data focus, analisa data, diagnosa keperawatan, perencanaan,
A. Pengertian
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang
normal melalui sebuah defek congenital atau yang didapat (Long, Barbara. C, 1996).
Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, E, 2000).
Hernia adalah penonjolan isi perut dari normal melalui lubang congenital atau
didapat (Juraidi, Purnawan, 2000).
Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan, atau struktur melewati dinding
rongga yang secara normal memang berisi bagian ± bagian tersebut (Nettina, 2001).
Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan (Sjamsuhidajat, R dan Jong, Wim de, 2004).
B. Etiologi
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Congenital;
2. Obesitas;
3. Ibu hamil;
4. Mengejan;
C. Patofisiologi
1. Proses Penyakit
Defek pada dinding otot mungkin congenital karena kelemahan jaringan atau
ruang luas pada ligament inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra
abdominal paling umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan.
Mengangkat beban berat dan mengejan juga dapat menyebabkan peningkSatan
tekanan intra abdominal.
Bila factor ± factor ini ada bersama kelemahan otot, individu akan mengalami
hernia. Bila tekanan dari cincin hernia memotong suplai darah ke segmenhernia dari
usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah, usus ini cepat
menjadi gangrene kerena kekurangan suplai darah.
Patoflow
kelemahan otot
hernia
usus keluar jika berdiri perlekatan isi kantong pada isi hernia terjepitoleh
atau mengejan peritoneum kantong hernia cincin hernia
nekrosis isi
abdomen
2. Manifestasi Klinis
a. Adanya benjolan pada lipatan paha;
b. Nyeri didaerah benjolan;
3. Klasifikasi
a. Berdasarkan letaknya, hernia dibagi atas;
1) Inguinalis
Hernia inguinalis terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Indirek/ lateralis
Yaitu batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran
sperma masuk kedalam kanalis inguinalis.
b) Direk/ medialis
4. Komplikasi
Akibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut:
a. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga
isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia
inguinalis lateralis ireponibel. Pada keadaan ini belum terjadi gangguan
penyaluran isi usus. Isi hernia yang menyebabkan ireponibell adalah omentum
karena mudah melekat pada dinding hernia.
b. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang
masuk, cincin hernia relative semakin sempit dan menimbulkan gangguan isi
perut. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.
c. Bila hernia inkarserata dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekanan
pembuluh darah sehingga terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinaalis
D. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif/ non bedah, meliputi:
a. Penggunaan alat penyangga yang bersifat sementara, seperti pemakaian sabuk atau
korset.
b. Pada hernia reponibel dilakukan tekanan secara terus menerus pada daerah
benjolan seperti dengan bantal pasir.
c. Dilakukan reposisi postural pada pasien dengan hernia inkarserata yang
tidak menunjukan gejala sistemik.
d. Diberikan kompres untuk mengatasi pembengkakan.
e. Diet makanan cair.
2. Terapi pembedahan dilakukan untuk mengembalikan organ dan menutup lubang
hernia agar tidak terjadi kembali. Ada dua prinsip pembedahan, yaitu:
a. Herniotomi, yaitu dengan memotong kantong hernia saja kemudian diikat.
b. Herniografi, yaitu perbaikan defek dengan pemasangan jaringan melalui operasi
terbuka atau laparaskopi.
E. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk,
Tanda : membran mukosa kering, turgor kulit buruk, kering/ kulit bersisik.
f. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/ batuk, merokok.
g. Kenyamanan
Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau yang semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri
1) Pantau TTV;
2) Evaluasi penggisian kapiler, turgor kulit, dan status membrane mukosa;
3) Pantau masukan dan haluaran;
4) Perhatikan adanya edema;
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan IV dan elektrolit.
Kriteria hasil:
1) Rasanyeri berkurang atau hilang;
2) TTV dalam batas normal;
3) Klien tampak tenag dan rileks.
Intervensi:
1) Pantau TTV;
2) Kaji intensitas dan skala nyeri,catat lokasi,karakteristik nyeri;
3) Anjurkan klien istirahat ditempat tidur;
4) Atur posisi klien senyaman mungkin;
4. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam proses keperawatan
5. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan merupakan tahap mekanisme umpan balik
diman perawat menilai tercapai atau tidaknya tujuan yang diharapkan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat. Dengan demikian evaluasi dapat berupa evaluasi formatif
maupun evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan terus menerus selama melakukan tindakan
keperawatan. Evaluasi ini berguna untuk menilai setiap dalam perencanaan,
mengukur kemajuan klien dalam menentukan keefektifan rencana atau menentukan
apakah rencana tersebut dapat diteruskan, perlu diubah, atau sudah tercapai.
Evaluasi sumatif adalah evaluasiakhir yang menggambarkan apakah tujuan
akhiir tercapai atau tidak sesuai dengan rencana tindakan atau hanya tercapai
TINJAUAN KASUS
Nomor Register : 90 26 56
A. Identitas Klien
Klien bernama Tn. J berusia 44 tahun, lahir di Gunung Kidul pada 06 Februari
1966. Klien berjenis kelamin laki ± laki, status pernikahan kawin, beragama Islam, suku
bangsa Jawa, dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia. Pendidikan
terakhir klien D III, klien bekerja sebagai PNS. Klien bertempat tinggal di Jl. Depsos
IV No. 14 Rt. 002 Rw. 002 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Sumber biaya
berasal dari Askes. Informasi didapat dari klien, keluarga klien, dan status klien.
B. Resume
Tn. J usia 44 tahun datang ke RSUD Tarakan Jakarta pada tanggal 08 Februari
2010 pukul 09.00 WIB ke poli bedah dengan keluhan adanya benjolan dilipatan paha
sebelah kanan dan klien merasakan nyeri pada benjolan tersebut sejak 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit, timbulnya keluhan secara bertahap. Setelah dilakukan pemeriksaan
oleh dokter bedah didapatkan diagnosa medis Hernia Inguinalis Dextra Reponibilis
dengan rencana tindakan operasi cito pada hari itu juga dan klien menyatakan setuju.
Klien diantar keruang operasi pukul 10.00 WIB dan dilakukan operasi pukul 10.30
WIB dan selesai pukul 11.20 WIB. Pukul 11.30 WIB klien dijemput oleh perawat ruang
Soka. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 08 Februari 2010 didapatkan data klien,
yaitu klien mengatakan terdapat luka operasi perut kanan bawah, nyeri pada daerah luka
operasi, klien mengeluh kesulitan untuk melakukan aktivitas seperti makan, minum, dan
eliminasi. Terdapat luka operasi pada daerah inguinal dextra, keadaan luka bersih dan
ditutup verban, aktivitas klien dibantu keluarga dan perawat seperti makan, minum, dan
eliminasi. Klien terpasang infus Ka-EN 3B 28 tpm dan terpasang kateter. TD: 120/ 80
mmHg, N: 80 x/ menit, RR: 22 x/ menit, S: 36 o C. Dari data diatas ditemukan diagnosa
keperawatan nyeri (akut) berhubungnan dengan diskontuinitas jaringan akibat
C. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama klien saat masuk rumah sakit yaitu adanya benjolan dilpatan
paha sebelah kanan dan klien merasakan nyeri pada benjolan tersebut sejak 2
minggu sebelum masuk rumah sakit. Klien mengatakan factor pencetus adanya
benjolan tersebut karena klien sering mengendarai sepeda motor untuk bekerja serta
untuk mengantar jemput anak dan istrinya. Timbulnya benjolan tersebut secara
bertahap dan sudah ada sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan tersebut hilang dan
mengecil saat berbaring. Upaya yang dilakukan klien selama ini untuk mengatasi
keluhanya ialah dengan pergi berobat ke poli bedah.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi, baik alergi obat, makanan,
binatang, maupun lingkungan. Klien tidak memiliki riwayat kecelakaan, klien juga
belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Klien tidak memiliki riwayat
alergi obat.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keterangan:
: laki ± laki : hubungan keluarga
: klien
Klien mengatakan pada saat ini tidak ada keluarganya yang sedang sakit.
Klien juga mengatakan tidak ada keluarganya yang mengidap penyakit hernia
sebelumnya. Jadi, klien tidak beresiko mengidap penyakit hernia karena faktor keturunan.
dengan pemecahan masalah. Hal yang sangat dipikirkan klien saat ini adalah luka
bekas operasinya, klien berharap ingin cepat sembuh dari penyakitnya agar dap
kembali beraktivitas lagi seperti biasanya. Perubahan yang dirasakan klien setelah
jatuh sakit ialah klien merasa takut untuk melakukan aktivitas karena taku akan luka
bekas operasinya. Tugas perkembangna klien menurut usia saat ini ialah bekerja.
Tidak ada nilai ± nilai yang bertentangan kesehatan klien, aktivitas keagamaan yang
biasa dilakukan klien ialah shalat liam waktu dan berdoa kepada Allah SWT.
berdoa.
Pola eliminasi klien sebelum dirawat dirumah sakit yaitu kilen terbiasa
BAK dengan frekuensi 4 ± 5 x/ hari, berwarna kuning jernih dan tidak ada
keluhan saat BAK. Kebiasaan BAB 1x/ hari pada waktu pagi hari dengan warna
kuning kecoklatan, bau khas, konsistensi setengah padat, tidak ada keluhan saat BAB
dan tidak menggunakan laksatif atau obat pencahar.
Klien mandi 2 x/ hari menggunakan sabun pada pagi dan sore hari. Oral
hygine 3x/ hari menggunakan pasta gigi pada pagi, sore, dan sebelum tidur. Klien
mencuci rambut 2x/ minggu dengan menggunakan shampo.
Lama tidur klien 6 jam/ hari mulai dari pukul 23.00 ± 05.00 WIB. Klien jarang
tidur siang karena bnayak melakukan aktivitas pada siang hari. Kegiatan dalam
pekerjaan ialah klien sebagai pegawai kantor disalah satu perusahaan di Jakarta.
Klien bekerja pada pagi hingga sore hari. Klien sering melakukan olah raga,
khususnya badminton. Klien terbiasa bermain badminton 2 x/ minggu. Klien
tidak memiliki keluhan dalam beraktivitas. Klien tidak memiliki kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatannya, seperti merokok, minum ± minuman keras, dan
ketergantungan obat.
7. Pola Kebiasaan Di Rumah Sakit
Saat dirumah sakit klien makan 3 x/ hari, nafsu makan klien baik, klien
menghabiskan porsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit. BB klien 5 7 kg dan
TB 165 cm, diit makanan lunak.
Klien mandi 2 x/ hari pada pagi dan sore hari, oral hygiene 2 x/ hari
menggunakan pasta gigi pada pagi dan sore hari, klien tidak mencuci rambut.
Lama tidur klien 7 jam/ hari mulai dari pukul 22.00 ± 05.00 WIB. Saat
dirumah sakit klien tidur siang selama 1 jam mulai dari pukul 13.00 ± 14.00 WIB.
Keluhan klien dalam beraktivitas ialah klien merasa takut melakuakn aktivitas
karena adanya luka operasi, klien merasa kesulitan dalam pergerakan tubuh,
mengenakan pakaian, makan, minum, dan eliminasi sehingga aktivitas tersebut
dibantu keluarga dan perawat.
D. Pengkajian Fisik
1. Sistem Penglihatan
Posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola mata normal,
konjungtiva merah muda, korne normal, sklera anikterik, pupil isokor, oto ± otot
mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda ± tanda radang,
tidak menggunakan kaca mata maupun lengsda kontak, reaksi terhadap cahaya baik.
2. Sistem Pendengaran
Daun telinga normal, kondisi telingan normal, tidak ada cairan dari telinga,
tidak ada perasaan penuh ditelinga, tidak ada tinitus, fungsi pendengaran normal,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
3. Sistem Wicara
Klien tidak ada kesulitan dalam wicara.
4. Sistem Pernapasan
Jalan napas klien bersih, napas tidak sesak, tidak menggunakan otot bantu
pernapasan, frekuensi pernapasan 20 x/ menit, irama teratur, kedalaman pernapasan
dalam, klien tidak batuk, suara napas vesikuler.
5. Sistem Kardiovaskular
Sirkulasi perifer, nadi 72 x/ menit dengan irama teratur dan denyut lemah, TD:
120/ 80 mmHg, tidak ada distensi vena jugularis pada kanan dan kiri, temperatur
kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler < 3 detik, tidak ada edema.
Kecepatan denyut apical 72 x/ menit dengan irama teratur, tidak ada kelainan bunyi
jantung, dan tidak ada rasa sakit pada dada.
6. Sistem Hematologi
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 26 Januari 2010, yaitu:
Hb : 15, 6 gr/ dl Ht : 47 vol% leukosit: 13, 2 ribu/ ul
Klien mengatakan nyeri datang pada saat mengubah posisi dari berbaring untuk duduk,
namun setelah lama berdiam pada satu posisi nyeri hilang. Klien tyampak
mengerutkan wajahnya jika sedang mengubah posisi. Karakteristik nyeri seperti
ditusuk ± tusuk dengan skala nyeri 6, klien tampak melindungi area yang nyeri,
tidak ada rasa penuh pada perut. Kebiasaan BAB 1 x/ hari, bising usus 6 x/ menit,
klien tidak megalami diare, warna feses kuning dengan konsistensi lembek, hepar
tidak teraba, dan abdomen baik.
9. Sistem Endokrin
Napas tidak berbau keton, klien tidak mengalami poliuri, polidipsi, poliphagia,
dan polinefritis.
10. Sistem Urogenital
Klien terpasang kateter, BAK 4 ± 5 X/ hari dengan volume 1500 cc/ hari,
warna kuning jernih, tidak ada distensi pada kandung kemih, tidak ada keluha sakit
pinggang.
11. Sistem Integumen
Turgor kulit elastis, warna kulit kemerahan, terdapat loka post operasi dengan
8 jahitan sepanjang 12 cm, keadaan luka tertutup verban, dan tampak bersih. Pada
lengan sebelah kiri terpasang infus Ka- EN 3B 28 tpm, keadaan rambut bersih
Suhu 36, 4O C, BB sebelum sakit 57 kg, BB setelah sakit 56 kg, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening.
E. Pelaksanaan
Terapi yang diberikan yaitu:
1. Cinam 2 x 1,5 mg
2. Vit. C 1x 400 mg
3. Ketopain 3 x 30 mg
4. Ka-EN 3B 28 tpm
F. DATA FOKUS
Skala nyeri 6
DO:
Februari 2010.
3. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan efek sekunder terhadap luka post
operasi, ditemukan tanggal 09 Februari 2010.
ada tanda ± tanda alergi setelah obat dimasukan pada sekitar area pemberian obat.
Evaluasi
- Skala nyeri 2
- Nyeri datang pada saat mengubah posisi dari berbaring untuk duduk
N : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36, 40 C
- Mefinal 3 x 1 tablet
- Amoxyclav 2 x 1 tablet
TD : 120/ 80mmHg
N : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
0
S : 360 ± 36, 7 C
Intervensi:
a. Observasi TTV;
b. Observasi tanda ± tanda infeksi;
c. Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptic;
d. Ganti balutan luka operasi secara teratur dan sewaktu ± waktu bila kotor;
e. Berikan antibiotik sesuai program, Cinam 2 x 1,5 mg/ bolus (Ka-EN 3B) dan
Vit. C 1 x 400 mg/ bolus (Ka-EN 3B)
Pelaksanaan:
Selasa, 09 Februari 2010
Pukul 08.30 WIB mengobservasi TTV, TD: 120/ 80 mmHg, N: 72 x/ menit,
RR: 20 x/ menit, S: 36, 40 C. Pukul 11,00 WIB mengobservasi tanda ± tanda infeksi,
tidak ada tanda ± tanda infeksi pada luka klien, luka kering, ditutup verban, tampak
bersih, tidak ada rembesan darah. Pukul 12.10 WIB memberikan antibiotik Cinam
1,5 mg/ bolus (Ka-EN 3B), klien tampak tenang saat obat dimasukan, tidak ada
tanda ± tanda alergi setelah obat dimasukkan pada sekitar area pemberian obat.
Pukul 12.15 WIB memberikan obat Vit. C 400 mg/ bolus (Ka-EN 3B), klien
tampak
tenang saat obat dimasukan, tidak ada tanda ± tanda alergi setelah obat dimasukkan
pada sekitar area pemberian obat.
Rabu, 10 Februari 2010
Pukul 08.30 WIB mengobservasi TTV, TD: 110/ 70 mmHg, N: 80 x/ menit,
RR: 20 x/ menit, S: 36, 40 C. Pukul 09.30 WIB mengobservasi tanda ± tanda infeksi,
tidak ada tanda ± tanda infeksi pada luka klien, luka kering, ditutup verban, tampak
bersih, tidak ada rembesan darah. Pukul 10.00 WIB melakukan perawatan luka
dengan tehnik aseptik, luka ditutup verban, tidak ada rembesan darah. Pukul 10.20
WIB mengganti balutan luka, luka kering, bersih, tidak ada pus atau darah. Pukul
12.10 WIB memberikan antibiotik Cinam 1,5 mg,obat diberikan secara parenteral
melalui venflon, klien tampak tenang saat obat dimasukan, tidak ada tanda ± tanda
alergi setelah obat dimasukkan pada sekitar area pemberian obat. Pukul 12.15 WIB
memberikan obat Vit. C 400 mg, obat diberikan secara parenteral melalui venflon,
klien tampak tenang saat obat dimasukan, tidak ada tanda ± tanda alergi setelah obat
N : 80 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36, 40 C
A : Masalah teratasi
Tujuan tercapai
Perencanaan:
Pukul 09.00 WIB mengkaji keadaan umum klien, kesadaran compos mentis,
klien sedang beristirahat. Pukul 09.30 WIB mengkaji ketidakmampuan klien dsalam
beraktivitas, klien tidak mampu melakukan aktivitas seperti mengenakan pakaian,
makan, dan eliminasi, aktivitas dibantu keluarga dan perawat. Pukul 09.40 WIB
menganjurkan klien istirahat yang cukup, klien mengikuti instruksi yang diberikan.
Pukul 10.00 WIB mengkaji lokasi, intesitas, karakteristik, dan skala nyeri, nyeri
pada daerah luka post operasi, timbul bila mengubah posisi dari berbaring untuk duduk,
nyeri seperti ditusuk ± tusuk, skala nyeri 4.
Rabu, 10 Februari 2010
Pukul 08.40 WIB mengkaji skala nyeri, skala nyeri 2. Pukul 10.50 WIB
mengkaji keadaan umum klien, kesadaran compos mentis, klien sedang beristirahat.
Pukul 11.00 WIB membantu klien dalam memenuhi kebutuhan, klien merasa
diperhatikan. Pukul 11.30 WIB memberikan latihan aktivitas secara bertahap, klien
sudah mampu mengubah posisinya dari berbaring untuk duduk tanpa dibantu.
Evaluasi
- skala nyeri 2
O : - Sebagian aktivitas klien masih dibantu keluarga dan perawat, seperti mandi
dan eliminasi.
- klien sudah mampu mengubah posisinya dari berbaring untuk duduk tanpa
dibantu.
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai permasalahan atau kesenjangan yang
terjadi antara teori dan kasus, menganalisa faktor ± faktor pendukung dan penghambat, serta
alternativ pemecahan masalah dalam memberikan asuhan keperawatan disetiap tahapannya.
Pembahsan ini mecakup pengkajian, diagnovsa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan satu langkah awal dalam proses keperawatan. Pada tahap
ini penulis melakukan pemgkajian pada klien secara menyeluruh yang penulis dapatkan
melalui tehnik anamnesa, tehnik observasi, pemeriksaan fisik, study kepustakaan, dan
study dokumentasi.
Penyebab hernia antara kasus dan teori sama, berdasarkan teori hernia diakibatkan
oleh beberapa hal seperti kongenital, obesitas, ibu hamil, mengejan, dan pengangkatan
beban berat. Pada klien Tn. J hernia yang dideritanya diakibatkan karena klien sering
mengendarai sepeda motor untuk bekerja serta mengantar jemput anak dan istrinya.
Pemeriksaan penunjang yang dapat menentukan penyebab penyakit ini antara lain
pemeriksaan sinar-X abdomen dan pemeriksaan darah lengkap. Pada klien Tn. J hanya
dilakukan pemeriksaan darah lengkap pada tanggal 26 Januari 2010 dan didapatkan hasil
Hb: 15, 6 gr/ dl, Ht: 47 vol%, leukosit: 13, 2 ribu/ ul, Eritrosit: 5, 25 juta/ ul, trombosit:
193 ribu/ul. Tanda dan gejala pada Tn. J sesuai dengan manifestasi klinis. Tanda dan
gejala yang dialami Tn. J adalah adanya benjolan pada lipatan paha sebelah kanan dan
nyeri didaerah benjolan tersebut. Pada penatalaksanaan medis yang diberikan pada Tn. J
tidak jauh berbeda dengan teori.
Adapun faktor pendukung saat dilakukan pengkajian ini adalah klien sangat
kooperatif dalam memberikan informasi tentang masalah kesehatan yang dialaminya,
serta tersedianya alat ± alat pengkajian fisik yang memadai diruangan. Sedangkan faktor
penghambat dalam pengkajian tidak penulis temukan, ini berkat kerjasama klien,
keluarga klien, serta perawat ruangan yang memberikan data secara lengkap pada saat
(mukosa mulut Tn. J lembab dan turgor kulit elastis). Resiko perdarahan berhubungan
dengan luka insisi pembedahan tidak penulis angkat karena pada saat pengkajian tida ad
data ± data yang mendukung seperti data pemeriksaan darah lengkap setelah operasi.
Kurang pengetahuan tentang penyakit hernia berhubungan dengan kurang terpaparnya
informasi tentang hernia tidak penulis angkat karena klien mampu menyebutkan
penyebab hernia dan upaya pengobatan yang dilakukannya.
Pada kasus Tn. J diagnosa yang muncul dari teori yaitu nyeri akut berhubungan
dengan diskontuinitas jaringan akibat pembedahan, resiko infeksi berhubungan dengan
masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka post operasi, dan keterbatasan
C. Perencanaan
Pada tahap ketiga ini ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan perawatat, yaitu
penentuan prioritas, penentuan tujuan dan kriteria hasil, serta penentuan masalah.
Penentuan prioritas masalah keperawatan secara teori ditentukan berdasarkan masalah
yang mengancam jiwa dan berdasarkan kebutuhan Maslow. Pada kasus Tn. J penulis
menetapkan masalah keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas
jaringan akibat pembedahan.
Langkah kedua yaitu menentukan tujuan dan kriteria hasil. Penentuan tujuan
mengacu pada masalah keperawatan klien dan penentuan kriteria hasil mengacu
berdasarkan data ± data yang ada pada klien. Penentuan kriteria hasil mengacu pada
prinsip SMART.
Langkah ketiga yaitu menyusun rencana tindakan yaitu untuk mencapai tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada langkah ketiga ini penulis
menyusun rencana tindakan berdasarkan teori.
Pada tahap ini juga penulis tidak menemukan hambatan. Banyak literatur dan
bimbingan perawat ruangan dan bimbingan institusi sangat membantu penulis
melakukan tahap perencanaan ini.
D. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat namun tidak semua
tindakan mampu dilakukan sesuai rencana karena waktu interaksi dengan klien tidak
dalam waktu 24 jam, melainkan kurang lebih 8 jam per hari, oleh karena itu
untuk mengatasi hal tersebut penulis bekerja sama dengan perawat ruangan
untuk melanjutkan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Secara teori ada tiga langkah dalam proses ini, yaitu tindakan keperawatan mandiri,
tindakan keperawatan kolaborasi, dan mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan
yang diberikan pada klien. Penulis melakukan tindakan keperwatan mandiri dan
kolaboratif dan semua yang penulis lakukan didokumentasikan dalam catatan
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan umpan balik untuk menilai keberhasilan suatu rencana
keperawatan yang telah dibuat sebelumnya. Evaluasi ini meliputi 2 hal, yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses didokumentasikan dalam catatan keperawatan
berupa respon klien setalah dilakukan tindakan keperawatan, sedangkan evaluasi hasil
adalah tahap akhir untuk menilai apakah tujuan tercapai, tercapai sebagian, atau tidak
tercapai.
Evaluasi proses penulis dokumentasikan dalam bentuk respon klien pada setiap
tindakan keperawatan yang penulis lakukan evaluasi hasil didokumentasikan dalam
catatan perkembangan dalam bentuk SOAP. Adapun hasil evaluasi sumatif yang
dilakukan adalah nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
pembedahan dari evaluasi yang penulis lakukan pada tanggal 10 Februari 2010 tujuan
tercapai sebagian, masalah belum teratasi karena klien mengatakan nyeri sudah
berkurang namun masih timbul jika ingin mengubah posisinya dari berbaring untuk duduk,
klien tampak masih mengerutkan dahinya saat sedang mengubah posisi, klien
tampak melindungi area yang nyeri, atas instruksi dokter Tn. J diperbolehkan pulang.
Resiko infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka
post operasi dari evaluasi yang dilakukan tanggal 10 Februari 2010 tujuan tercapai,
masalah teratasi karena tidak ada tanda ± tanda infeksi pada luka post operasi, luka
ditutup dengan verban, luka tampak bersih dan tidak ada rembesan darah. Keterbatasan
aktivitas berhubungan dengan efek sekunder terhadap luka post operasi dari evaluasi
yang dilakukan pada tanggal 10 Februari 2010 tujuan teratasi sebagian, masalah belum
teratasi karena klien mengatakan beberapa aktivitasnya seperti mandi dan eliminasi
belum bisa dilakukannya sendiri, aktivitas klien masih dibantu perawat dan keluarga,
klien mengatakan nyeri sudah berkurang saat mengubah posisi dari berbaring untuk duduk,
klien sudah mampu duduk sensiri tanpa dibantu.
Faktor pendukung dalam evaluasi yaitu klien sangat kooperatif dan mau bekerja
sama, sedangkan faktor penghambat yaitu keterbatasan waktu yang dimiliki oleh perawat
sehingga masalah belum teratasi.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. J selama dua hari mulai
dari tanggal 09 Februari 2010 sampai dengan 10 Februari 2010 diruang Soka RSUD Tarakan
Jakarta, maka penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan dari pengkajian
sampai evaluasi.
A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian ada beberapa hal yang menjadi kesenjangan antara teori dan
kasus yaitu tidak dilakukannya pemeriksaan sinar-X abdomen. Penegakkan diagnosa
medis berdasarka gejala klinis yang terjadi pada Tn. J. Tanda dan gejala serta pengobatan
yang didapat Tn. J sesuai dengan teosi.
Pada kasus Tn. J diagnosa keperawatan teori yang tidak muncul pada kasus yaitu
resiko defisit volume cairan berhubungan dengan muntah pra operasi, pembatasan pasca
operasi (puasa), Resiko perdarahan berhubungan dengan luka insisi pembedahan, kurang
pengetahuan tentang penyakit hernia berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi
tentang hernia. Sedangkan diagnosa keperawatan yang muncul dari teori yaitu nyeri akut
berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat pembedahan, resiko infeksi
berhubungan dengan masuknya mikroorganisme sekunder terhadap luka post operasi,
dan keterbatasan akktivitas bberhubungan efek sekunder terhadap luka post operasi.
Pada kasus Tn. J penulis menetapkan masalah keperawatan yaitu nyeri akut
Adapun saran yang penulis sampaikan untuk rumah sakit, perawat ruangan, serta
mahasiswa/ i adalah sebagai berikut:
1. Untuk rumah sakit
Supaya mempertahankan serta dapat lebih meningkatkan pelayanan rumah
Juraidi, Purnawan, dkk. (2000). Kapita selekta kedokteran, jilid 2, edisi 3. Jakarta: EGC.
Sjamsuhidajat, R dan Jong, Wim de. (2004). Buku ajar ilmu bedah, edisi 2. Jakarta: EGC.