Faal Kebuntingan
Faal Kebuntingan
FAAL KEBUNTINGAN
A. PENDAHULUAN
Pokok bahasan kuliah Faal Kebuntingan ini meliputi pengertian kebuntingan serta
proses faali yang terjadi selama kebuntingan misalnya Periode kebuntingan Placenta
atau selaput janin, Bentuk dan lokasi uterus bunting, Posisi fetus di dalam uterus,
Kembar dan Ratio kelamin, Lama kebuntingan dan daya reproduksi, Kelenjar susu dan
laktasi, Diagnosa kebuntingan. Pokok bahasan ini secara umum dapat digunakan untuk
membantu rnahasiswa dalam memahami proses faali (fisiologi normal) yang terjadi
selams rnasa kebuntingan dimulai dan proses terjadinya fertilisasi antara spermatozoa
dengan ovum, berkembang menjadi zigot, embrio, sampai fetus menjelang lahir serta
diagnose kebuntingan pada ternak.
Pokok bahasan kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu 4 kali
tatap muka (2 minggu). SeteIah mengikuti pokok bahasan kuliah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti serta memahami proses dan perkembangan yang terjadi
selama kebuntingan pada temak serta mampu mendiagnosa kebuntingan secara tepat.
B. PENYAJIAN
Kebuntingan
Periode kebuntingan adalah periode dari fertilisasi atau konsepsi sampai partus atau
kelahiran individu muda. Selama periode ini sel-sel tunggal membelah dan berkembang
menjadi organisasi yang lebih tinggi yaitu individu. Tingkat kematian periode ini, yaitu
ovum, embrio, maupun fetus lebih tinggi dibanding setelah individu lahir. Keluarnya fetus
atau embrio yang mati dan yang ukurannya dapat dikenali disebut abortus. Keluarnya
fetus yang hidup dan pada waktunya disebut lahir. Keluarnya fetus yang mati pada saat
partus pada babi dan hewan lain disebut stillbirths. Lahirnya indiyidu baru sebelum
waktunya disebut prematur.
Berdasarkan ukuran individu dan perkembangan jaringan serta organ, periode
kebuntingan dibedakan atas tiga bagian yaitu:
1. Periode ovum / blastula
Adalah periode yang dimulai dari fertilisasi sampai terjadinya implantasi.
Segera setelah terjadi fertilisasi, ovum yang dibuahi akan mengalami pembelahan di
ampullary - isthnic junction menjadi morula. Pada sapi, masuknya morula kedalam
uterus terjadi pada hari ke 3-4 setelah fertilisasi, 5-8 pada anjing dan kucing dan 3
pada babi. Pada spesies politokus, tidak menutup kemungkinan adanya migrasi
embrio diantara kornu. Pada unipara (sapi), jarang terjadi. Setelah hari ke 8, blastosit
mengalami pembesaran secara pesat, misalnya embrio domba pada hari ke 12
panjangnya 1 cm, 3 cm pada hari ke 13 dan 10 cm pada hari ke 14. Pada babi, 33 cm
pada hari ke 13. Lama periode ini pada sapi sampai 12 hari, kuda 12 hari, domba dan
kambing 10 hari, babi 6 hari, anjing dan kucing 5 hari.
Pada peniode ini, embnio yang defektifakan mati dan diserap oleh uterus.
Pembentukan kantong kuning telur (yolk sac), yang terlihat pada awal
differensiasi
c. Pembentukan organ-organ
Tabel. Panjang badan fetus pada sapi dan kuda sesuai umur kebuntingan
Kebuntingan Sapi Kuda
(bulan) (cm) (cm)
1 0.8 09-1.0
2 6 4 -7.5
3 15 10 -14
4 28 15–25
5 40 25—34
6 52 35—60
7 70 55—70
8 80 60—80
9 90 80—90
10 70—130
11 100—150
Hipofisis/ glandula pituitaria merupakan glandula endokrin penting yang tersusun atas
lobus anterior berasal dari jaringan syaraf, intermedier dan posterior berasal dari
ektoderm.
Suatu struktur primitifyang berkembang pada awal embrio dan menghilang beberapa
saat, sehingga peranannya hanya pada awal kebuntingan.
Kantong amnion terbentuk pada han ke 13 - 16 setelah konsepsi pada kambing, sapi
dan mungkin pada kuda.
Kantong amnion ini berisi cairan amnion sehingga berfungsi sebagai pelindung
mekanik fetus dan mencegab adhesi
Cairan amnion bersifat jemth, tidak berwarna dan mukoid dan mengandung pepsin,
protein, fruktosa, lemak dan garam.
Volume cairan amnion
• Sapi : 2000-8000 ml Kuda: 3000-7000 ml
• Kambing : 350-700 ml Domba: 400-1200 ml
• Babi : 40-200 ml Anjing dan kucing: 8-30 ml
Sumber cairan amnion : epitel amnion dan urine fetus (awalnya), air ludah dan
sekresi nasopharynk.
Cairan ini membantu kelahiran karena licin seperti lendir
Allantois
Terbentuk pada minggu kedua dan ketiga masa kebuntingan
Lapisan luar alantois kaya pembuluh darah yang berhubungan dengan aorta fetus
melalui a. umbilicalis dan dengan vena cava posterior oleh vena umbilicallis
Kantong allantois berisi cairan allantois yang jernih seperti air, kekuningan dan
mengandung albumin, fruktosa dan urea
Kantong allantoi : menyimpan zat buangan dan ginjal fetus
Volume cairan allantois akhir masa kebuntingan pada:
Konioallantois
Terbentuk karena fusi lapisan luar allantois dengan tropoblas (korion),
Tali Pusat
Tali pusat menghubungkan fetus dengan plasenta. Tali pusat terdiri dari 2 arterii
umbilikales, 1 vena, uracus dan sisa tangkai kuning telur disatukan oleh wharton dan
dibungkus selubung tali pusat.
Panjang tali pusat pada:
Sapi : 30 - 40 cm Kuda : 45 - 60 cm atau bisa mencapai 90 cm
Babi : 25 cm Anjing dan Kucing : 8 - 12 cm
Pada sapi, kambing dan babi biasanya tali pusat putus pada saat melewati saluran
peranakan, sedangkan pada anjing, kucing dan kuda biasanya tali pusat putus oleh aksi
induknya atau fetus setelah lahir. Untuk lebih amannya agar tidak terjadi perdarahan dan
infeksi maka tall pusat yang telah putus sebaiknya diligasi. Akibat panjang tali pusat, kadang-
kadang tali pusat selama kebuntingan melingkari kepala, leher dan badan fetus sehingga
menyebabkan kematian fetus akibat suplai darah ke fetus terganggu.
Pada servik
Os ekterna servik tertutup rapat-rapat. Kripta endoservikal bertambah jumlahnya dan
menghasilkan mukus yang sangat kental dan menyumbat saluran servik (sehingga disebut
sumbat, servik) selama kebuntingan dan mencair segera sebelum partus.
Pada uterus
Uterus membesar secara progresif sesuai usia kebuntingan. Ada 3 fase adaptasi
uterus selama kebuntingan yaitu;
1. Proliferasi endometrium akibat pengaruh progesteron
2. Pertumbuhan uterus
3. Peregangan uterus
Pada ovaria
Adanya korpus luteum kebuntingan (verum) sehingga sikius estrus terhenti.
Pada sapi:
- Kejadian 0,5 — 4 %
- kejadian kembar identik (monozigotik) atau fratenal (dizigotik) adalah 4 - 6 % dan 93 -
95%
- Tingginya kejadian fertilitas biasanya dikaitkan dengan dobel ovulasi
- Dari hasil studi ternyata 90 % kejadian kembar adalah bikornu, sedangkan unikornu
hanya 10 %
Fremartin
Fremartin adalah betina steril yang lahir kembar bersama hewan jantan. Kejadian
fremartin cukup tinggi (91,4%) pada kasus kembarjantan betina.
Kejadian fremartin:
- Awalnya terjadi pada masa embrio, yaitu terjadinya anastomose dan dua aliran darah
fetus. Ada dua teori tentang terjadinya fremartin.
- Teori 1. sel-sel interstisial testis berkembang lebih dulu dan organ betina, menghasilkan
androgen, lewat anastomose menuju embrio betina sehingga perkembangan kortek,
ovaria dan saluran kelamin betina terhambat. Teori mi disebut teori hormonal.
- Teori 2. akibat adanya anastomose, mungkin terjadi perpindahan sel-sel kelamin jantan
(XY) ke fetus betina pada permulaan masa kebuntingan. Teori ini disebut teori seluler.
2. Herediter
a. bangsa
b. perbedaan induk-pejantan dan turunannya
c. kista ovaria. Jika sembuh kemungkinan kejadian kembar tinggi.
Rasio Kelamin
Rasio kelamin umumnya dinyatakan sebagai persentase jantan yang lahir dan
sekelompok kelahiran dalam jangka waktu tertentu. Secara teoni kelahiran jantan!betina
adalah 50 %.
Level hormon progesteron dan estrogen selama kebuntingan pada hewan piara:
1. sapi :
Selama kebuntingan level P4 antara 6 - 10 ng/ml.
Estrogen pada 4 bulan pertama rendah, yaitu 100 pg/ml pada hari ke 140, meningkat jadi
1500- 10000 pg/ml pada hari ke 245. Prolaktin dan kortikosteroid meningkat tajam pada
24 - 48 jam sebelum partus.
2. kambing:
Level P4 2 - 3 ng/ml pada usia kebuntingan 50 han, naik jadi 12 - 20 ng/ml pada hari ke
125 -130 dan turun menjadi kurang dari 1 ng/ml padasaat partus. E selama kebuntingan
rendah, 50 pg/ml dan naik menjadi 100 - 400 pg/ml satu hari sebelum partus.
3. babi:
Level P4 naik dengan cepat dan mencapai puncak 35 ng/ml pada hari ke 12, lalu turun
17 ng/ml hari ke 24 dan tetap stabil, menjelang partus kunang dari 1 ng/ml. E pada harii
ke 24 sekitar 20 pg/ml, 100 pg/ml hari ke 90, menjadi 300 pg/ml 10 hari menjelang
partus.
4. kuda:
Level P4 pada hari ke 8 adalah 7,5 ng/ml, meningkat 10-15 ng/ml hari ke 20 - 120 dan
turun 5-7 ng/ml dan 2 ng/ml hari ke 150 dan 180, dan tetap rendah menjelang partus.
Walau demikian ada progestogens tertentu yang meningkat menjadi 8-16 ng/ml dan hari
ke 180 sampai menjelang partus yang dihasilkan oleh plasenta. E sekitar 10 - 20 pg/ml
sampai hari ke 80, naik menjadi 825 pg/ml hari 210, turun 370 pg/ml hari ke 300 dan 150
pg/ml mendekati partus. Jadi puncak level E yaitu pada hari ke 180 - 210 kebuntingan.
Gonadotnopin kuda yaitu PMSG atau ECG diproduksi oleh endometrial cup dan
mencapai puncaknya 67 lU/ml pada ke 37, kemudian turun pada hari ke 57 dan terendah
pada hari ke 150 kebuntingan yaitu kurang dan 1 lU/ml. Pada kuda-kuda poni level
puncak gonadotropin bisa mencapai 400 lU/ml.
6. kucing:
Level P4 naik secara gradual dan mencapai puncaknya sekitar 35 ng/ml pada hari ke 21,
turun secara gradual ke 10 ng/ml hari ke 60,5 ng/ml sebelum partus dan hanya 1 ng/ml
setelah partus.
Pada kucing yang pseudopregnant atau steril, level P4 mencapai puncaknya 24 ng/ml
pada hari ke 2 1 setelah ovulasi dan menurun secara gradual ke 4 ng/ml hari ke 40,2
ng/ml hari ke 50 dan 1 ng/ml hari ke 63 - 65.
Laktasi
Laktasi adalah produksi air susu. Fungsi utamanya adalah memberi makanan pada
anak-anak hewan yang baru dilahirkan. Juga memberikan antibodi bagi anak hewan yang
barn dilahirkan melalui kolostrum, yang dapat diabsorbsi selama beberapa jam pertama
kelahiran.
Pertumbuhan kelenjar susu dan laktasi berada di bawah pengaruh hormon. Syaraf-
syaraf didalam puting susu dan kulit ambing memegang peranan tidak langsung pada
sekresi air susu dengan menstimulir pelepasan prolaktin yang penting untuk:
1. Memulai dan mempertahankan laktasi
2. Melepaskan oksitoksin sehingga terjadi let down milk
Hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan pemancaran air
susu adalah:
1. Estrogen
Memacu perkembangan ducti mammae (utama)
2. Progesteron dan estrogen
Memacu perkembangan alveoli dan pertumbuhannya
3. Prolaktin, hormon pertumbuhan, insulin, hormon thyroid dan
cortisol Sekresi air susu
Adanya rangsangan (penyusuan, masase) akan menggertak pembebasan prolaktin,
adanya prolaktin akan memacu laktasi. Selain itu, adanya rangsangan akan
membebaskan oksitoksin dari pituitaria posterior sehingga memacu myopitel sel
sekeliling alveoli dan ducti sehingga air susu memancar (let down milk). Pemancaran air
susu akan terganggu/ terhenti bila hewan terkena rasa takut (stres). Akibat dan stres
menyebabkan terjadinya vasokontriksi arteri/vena sehingga oksitoksin tidak mencapai
sel-sel myoepitel.
Melaksanakan diagnosa kebuntingan secara dini pada suatu peternakan sapi sangat
dianjurkan dalam rangka manajemen peternakan. Pemeriksaan kebuntingan yang termurah
dan praktis dapat dilakukan mulai 50 hari setelah perkawinan. Secara garis besar ada dua
indikasi dalam menentukan kebuntingan yaitu;
1. Indikasi kebuntingan secara ektemal, meliputi;
a. lewat catatan recording e. adanya anestrus
b. pembesaran abdomen f. berat badan meningkat
c. adanya gerakan fetus g. kelenjar air susu membesar
d. gerakan sapi lambat h. bulunya mengkilat