NIM : 170221100067
Fraudulent Financial Reporting adalah salah saji atau pengabaian jumlah dan pengungkapan
yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan. Kecurangan ini
biasanya terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya
(overstates) terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan melaporkan lebih rendah
dari yang sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban. Kecurangan laporan
keuangan dilakukan oleh siapa saja pada level apa pun dan siapa pun yang memiliki
kesempatan.
Menurut Sihombing (2014) urutan keterlibatan pelaku dijelaskan sebagai berikut, Senior
manajemen (CEO, CFO, dan lain-lain). CEO terlibat fraud pada tingkat 72%, sedangkan CFO
pada tingkat 43 %. Karyawan tingkat menengah dan tingkat rendah. Mereka dapat melakukan
kecurangan pada laporan keuangan untuk melindungi kinerja mereka yang buruk atau untuk
mendapatkan bonus berdasarkan hasil kinerja yang lebih tinggi. Menurut Wells et al (2011)
kecurangan adalah “ Fraud is criminal deception intended to financially benefit the deceiver
( 1993,hal 3 )” yaitu kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud untuk memberi
manfaat keuangan kepada si penipu.
Menurut Wells et al (2011) kecurangan laporan keuangan mencakup beberapa modus, antara
lain:
Kecurangan Laporan Keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen dalam bentuk salah saji material Laporan Keuangan yang merugikan investor dan
kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.
Korupsi (Corruption). Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE,
bukannya pengertian korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE,
korupsi terbagi ke dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery),
pemberian illegal (illegal gratuity), dan pemerasan (economic extortion).
Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu suatu entitas apabila :
Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar dan tidak efektif.
Pegawai dipekerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka.
Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan atau ditempatkan dengan
tekanan yang besar untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan
kecurangan.
Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efsien dan atau tidak efektif serta
tidak taat terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat dipecahkan , biasanya
masalah keuangan, kebutuhan kesehatan keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah atau tradisi kecurangan.
Salah satu kasus fraud audit yang paling sering ditemui adalah earning management
(manajemen laba) dan income smoothing (perataan laba). Earning management adalah
tindakan untuk memenuhi target laba yang dilakukan oleh para manajemen secara disengaja.
Income smoothing adalah suatu tindakan manajemen laba yang disengaja dengan
memindahkan pos-pos beban dan pendapatan ke dalam beberapa periode yang bertujuan
untuk mengurangi fluktuasi laba. Sebagai contoh manajemen melebih sajikan pendapatan
dengan cara melebihsajikan aset dan mengakui pendapatan secara tidak tepat.
Kecurangan dalam laporan keuangan antara lain berupa mempublikasikan secara sengaja
terhadap informasi yang palsu dari bagian suatu laporan keuangan. Kecurangan ini biasanya
terjadi ketika sebuah perusahaan melaporkan lebih tinggi dari yang sebenarnya (overstates)
terhadap asset atau pendapatan, atau ketika perusahaan melaporkan lebih rendah dari yang
sebenarnya (understates) terhadap kewajiban dan beban. Sering kali para pemegang saham,
karyawan dan investor tidak mengetahui sepenuhnya dari ketidakjelasan terhadap nilai asset
perusahaan dan adanya kewajiban jika terjadi suatu kecurangan.
Sebagian besar dari skandal kecurangan yang terjadi pada tahun 2002 di USA yang
menyebabkan lahirnya Sarbanes-Oxley Acttermasuk kecurangan yang terjadi di perusahaan
raksasa, Enron dan WorIdCom adalah berupa kecurangan terhadap laporan keuangan. Skema
kecurangan yang mereka lakukan tergolong rumit, namun pada akhirnya motifnya relatif
serupa, yaitu: menyebabkan kerugian besar terhadap pemegang saham dan timbulnya utang
kepada kreditur, belum lagi menyebabkan trauma kepada karyawan dimana mereka
kehilangan pekerjaan dan dana pensiun.
Setiap usaha untuk mencegah kecurangan atas laporan keuangan harus fokus pada tiga faktor
sebagai berikut :
b. Hilangkan tekanan yang berasal eksternal yang mungkin dapat menggoda staf akuntansi
inventaris.
d. Menetapkan dengan jelas dan prosedur akuntansi yang seragam tanpa adanya klausul
pengecualian.
b. Hati-hati dalam memonitor transaksi bisnis dan hubungan yang bersifat pribadi dari
pemasok, pembeli, agen pembelian, perwakilan penjualan, dan pihak lain-lain yang
c. Menetapkan sebuah sistem keamanan yang bersifat fisik untuk memastikan aset
perusahaan,
termasuk barang jadi, uang tunai, peralatan modal, peralatan, dan barang-barang lainnya
yang berharga.
e. Menjaga keakuratan catatan pegawai termasuk memeriksa latar belakang pada karyawan
baru.
f. Mendorong pengawasan yang kuat dan hubungan kepemimpinan yang kuat dalam
kelompok
karyawan
a. Para manajer harus mempromosikan kejujuran dengan memberikan contoh. Tindakan tidak
Jujur oleh manajemen, bahkan ~jika mereka akan diarahkan pada sasaran di luar
organisasi,
kegiatan bisnis yang tidak sah lainnya oleh karyawan atau pihak eksternal.
b. Perilaku jujur dan tidak jujur harus didefinisikan dalam kebijakan perusahaan. Kebijakan
akuntansi oleh Organisasi harus berkaitan dengan prosedur akuntansi yang dapat
c. Konsekuensi terhadap pelanggaran aturan dan ketentuan untuk hukuman dari pelaku