Anda di halaman 1dari 10

Henrico Santana/322018075/Akuntansi B (5PAKB)

Tugas Etika Profesi & Bisnis


Soal 1
a. Coba anda jelaskan perilaku Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang dengan
menggunakan berbagai teori etika yang telah anda pelajari. Adakah dari teori-teori tersebut
yang mampu menjelaskan perilaku kedua orang tersebut? Jelaskan!
Dari peristiwa yang terdapat di dalam cerita dapat kita pelajari, bahwa Haji Bambang dan
Nyoman Bagiana Karang, serta teman-temannya telah:

 Mengabaikan teori:

1. Egoisme Psikologis.
Merupakan suatu teori yang menjelaskan, bahwa Tindakan manusia dimotivasi oleh
kepentingan berkutat diri (selfish). Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang
merupakan deretan orang yang pantas di cap sebagai pahlawan yang sesungguhnya,
karena di tengah situasi yang sedang genting yang membuat timbulnya rasa takut,
kebingungan, sedih, dan juga berduka, mereka tampil sebagai orang-orang yang tidak
memperjuangkan kepentingan berkutat diri yang sebenarnya bisa saja mereka lakukan
di tengah situasi yang seperti itu. Tetapi, karena motivasi dari Tindakan yang mereka
lakukan itu untuk kepentingan orang banyak, mereka dengan begitu luar biasanya
menolong setiap orang yang dapat ditolong.

2. Egoisme Etis.
Merupakan suatu teori yang menjelaskan, bahwa Tindakan manusia dilandasi oleh
kepentingan diri (self interest). Teori self interest ini juga diabaikan oleh Haji Bambang
dan Nyoman Bagiana Karang, mengingat perjuangan mereka dengan mengakut mayat-
mayat yang bertebaran, dan juga menyelamatkan yang bisa mereka selamatkan.
Padahal, Haji Bambang dan juga Nyoman Bagiana Karang bisa saja bersikap “asal saya
selamat”, dan tidak ada yang dapat menyalahkan mereka untuk bersikap egois di tengah
situasi dan kondisi yang seperti itu. Tetapi, Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang
memilih untuk mengesampingkan kepentingan diri mereka dengan menolong setiap
orang yang dapat mereka tolong.

 Memperjuangkan teori:

1. Hak.
Merupakan sebuah teori yang menyatakan, bahwa Tindakan atau perbuatan sesorang
dianggap baik, bila perbuatan atau Tindakan tersebut sesuai dengan Hak Asasi Manusia
(HAM). Menurut UU No.39 tahun 1999 tentang HAM, terdapat 9 macam-macam hak,
dan yang paling kita patut perhatikan adalah “hak untuk hidup” yang tertuang di dalam
poin pertama. Di dalam Teori Hak, terdapat pernyataan yang cukup mencengangkan
yang menyatakan, bahwa “hak seseorang menjadi kewajiban bagi orang lain.” Para
korban yang terkena bom, terutama bagi mereka yang waktu itu masih hidup memiliki
hak untuk hidup, dan Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang telah menjalankan
kewajibannya bagi orang lain untuk memperjuangkan hak untuk hidup bagi para korban
tersebut dengan baik.

2. Teonom.
Merupakan teori yang menyatakan, bahwa karakter moral ditentukan secara hakiki oleh
hubungannya dengan kehendak Tuhan. Dapat saya pastikan, bahwa Haji Bambang dan
Nyoman Bagiana Karang merupakan orang yang hebat sekaligus juga orang yang relijius.
Agama mengajarkan etika yang diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia di
dunia, juga sebagai salah satu syarat mutlak untuk mencapai tujuan tertinggi umat
manusia, yaitu untuk memiliki hidup di dalam surga. Mereka mengesampingkan bahaya
yang mungkin saja juga ikut menimpa mereka, sebab mungkin mereka berpikir, bahwa
jika mereka harus mengakhiri kehidupan mereka dengan cara menyelamatkan orang lain
yang sedang membutuhkan pertolongan, itu artinya mereka telah mengakhiri hidup
mereka dengan mati syahid (ajaran Islam), dan juga telah mengakhiri pertandingan
mereka dengan baik (2 Timotius 4:7).

Sebenarnya masih terdapat beberapa teori, seperti Deontologi Imperative Categories,


Utilitarianisme, dan Keutamaan (Virtue Theory) yang bisa disematkan atas perjuangan
Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang di dalam menolong para korban. Namun,
karena teori-teori tersebut berpendapat, bahwa moralitas hanya dikaji berdasarkan
proses penalaran (akal), tanpa mengakui kekuatan tak terbatas (Tuhan), dan mengingat
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang relijius, maka saya memutuskan
untuk tidak mencantumkan teori-teori tersebut ke dalam teori yang diperjuangkan oleh
Haji Bambang dan Nyoman Bagiana Karang.
b. Bandingkan dengan sikap pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya dalam menangani
kasus teroris serupa yang menghancurkan Gedung WTC. Apa yang membedakan sikap Haji
Bambang dan Nyoman dengan sikap pemerintah AS dan sekutu-sekutunya?
Menurut saya terdapat minimal 2 faktor yang membedakan sikap Haji Bambang dan
Nyoman dengan sikap Pemerintah AS dan sekutu-sekutunya di dalam menghadapi serangan
teroris ini, yaitu:

1. Cara berpikir.
Haji Bambang dan Nyoman memiliki cara berpikir yang sederhana di dalam menghadapi
serangan teroris ini, yaitu bagaimana cara mereka untuk dapat menolong dan
menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Tidak ada kepentingan-kepentingan pribadi
yang tersimpan pada diri mereka, bahkan di cerita juga tertera, bahwa perbuatan mulia
mereka ini tidak muncul di dalam pemberitaan di media massa, meskipun mereka pada
akhirnya menerima begitu banyak sekali penghargaan yang memang sudah pantas dan
selayaknya mereka terima.

Berbeda dengan cara berpikir pemerintah AS dan sekutu-sekutunya. Sebagai negara


dengan menyandang predikat “negara adikuasa”, mereka tentu tidak dapat berdiam diri
ketika negara mereka diserang oleh para teroris yang mungkin sudah menjadi musuh
lama bagi pemerintah AS itu sendiri. Jadi ketika ada kesempatan dan alasan untuk
membasmi musuh lama mereka tersebut, tanpa terkena sanksi akan terjadinya
pelanggaran HAM dengan motif balas dendam yang mereka punya, dan juga sekaligus
pemerintah AS seolah-olah mungkin berpikir ingin menunjukkan kedigdayaan mereka
kepada dunia, bahwa seharusnya jangan ada yang macam-macam dengan negara AS.

2. Kedekatan dengan Tuhan.


Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang relijius, Haji Bambang dan Nyoman
bertindak tepat sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama, bahwa pada dasarnya
pembalasan itu adalah hak Tuhan. Karena kedekatan mereka dengan Tuhan juga lah
mereka mengerti, bahwa setiap insan manusia pada dasarnya harus mengasihi antara
satu dengan yang lain. Bahkan, di dalam Kristen terdapat hukum yang terutama (Matius
22:37-40) yang membuktikan, jika setiap kita yang mengasihi dan memiliki kedekatan
dengan Tuhan, maka kita akan juga mengasihi sesama kita manusia seperti kita
mengasihi diri kita sendiri.

Berbeda dengan pemerintah AS yang negaranya menganut paham liberal yang tidak
mewajibkan setiap masyarakatnya memiliki agama, maka tidaklah heran begitu banyak
Gerakan dari orang-orang yang mengaku dirinya sebagai free thinker (atheis) yang
berasal dari AS. Sehingga, jangankan untuk mengasihi sesama manusia yang di dalam hal
ini adalah musuh, mereka saja belum tentu mengasihi Tuhan, dan bahkan tidak sedikit
dari antara mereka yang meragukan tentang keberadaan Tuhan. Tetapi, saya mengerti
bahwa tulisan ini hanya saya tunjukkan kepada setiap mereka yang selalu menuntut
adanya pertanggung jawaban dari sebuah peristiwa yang terjadi 19 tahun lalu, yang
bahkan otak dari serangan ini, yaitu Osama bin Laden telah tewas di tahun 2011. Dan
saya juga tentu mengerti, bahwa tidak semua warga AS yang bertindak seperti itu,
karena tidak sedikit terjadi kegerakan-kegerakan rohani yang terjadi sekarang yang
menggambarkan kedekatan mereka terhadap Tuhan yang berasal dari AS.
c. Dalam menghadapi kasus teroris yang hampir sama, suasana batin masyarakat Kuta tetap
tenang dan damai; berbeda dengan suasana batin pemerintah dan sebagian masyarakat
Amerika Serikat yang penuh dendam, kebencian, dan ketakutan. Mengapa bisa demikian?
Jelaskan menurut teori yang telah anda pelajari!
1. Bagi masyarakat Bali, terutama Kuta.
Mereka tetap dapat tenang dan damai, karena mereka paham dan mengerti tentang
teori Teonom yang menekankan pada prinsip-prinsip Ketuhanan. Mereka mengerti tugas
mereka adalah membantu dan menyelamatkan sebanyak mungkin korban, dan mereka
juga mengerti bahwa pembalasan itu adalah haknya Tuhan. Tugas mereka adalah tetap
mengasihi sesama mereka manusia, sebagai wujud dari Tindakan mereka yang
mengasihi Tuhan.

Mereka juga dapat tenang dan damai, karena mereka mengesampingkan teori Egoisme
Psikologis dan Egoisme Etis. Mereka dapat begitu tenang dan juga begitu damai, karena
mereka tahu bahwa orang-orang Bali, khususnya Kuta, merupakan orang-orang yang
mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi. Sikap selfish dan self
interest yang dikesampingkan oleh masyarakat Kuta itu yang berhasil membuat
masyarakat di sekitar mereka merasa tenang dan damai.

2. Bagi pemerintah dan sebagian masyarakat Amerika Serikat.


Mereka dipenuhi rasa dendam, kebencian,dan ketakutan yang disebabkan karena
mereka telah gagal menerapkan teori Teonom yang berpangku pada nilai-nilai
Ketuhanan. Terlepas dari gagalnya mereka di dalam menerapkan Teori Teonom, mereka
juga terlalu fokus terhadap teori-teori, seperti Utilitarianisme, Deontologi, dan
Keutamaan yang pada dasarnya merupakan teori-teori yang juga bagus. Namun, teori-
teori tersebut hanya menekankan pada kebahagiaan yang bersifat duniawi dan
mengabaikan aspek rohani. Bagi mereka balas dendam merupakan satu-satunya jalan
untuk menegakan keadilan, sekaligus untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa siapa itu
Amerika. Mereka juga telah keliru di dalam hal menegakan keadilan dengan melakukan
balas dendam, seperti karakteristik yang terdapat di teori-teori tersebut yang
mengorbankan aspek keadilan dan hak individu.
d. Pelajaran apakah yang dapat anda petik dari kedua orang yang berbeda agama (Haji
Bambang dan Nyoman) di desa Kuta, Bali dalam menghadapi kerawanan konflik akibat
keragaman budaya, suku, agama, adat, dan Bahasa bagi Bangsa Indonesia?
Dari Tindakan Haji Bambang dan Nyoman kita belajar, bahwa hidup di dunia ini bukan hanya
mengenai diri kita sendiri, tetapi yang terpenting juga mengenai orang lain. Ketika kita
paham, bahwa hidup di dunia itu mengenai orang lain, maka kita pasti akan
mengesampingkan juga menyingkirkan sikap-sikap egois, berupa selfish dan self interest
yang ada di dalam diri kita. Dari Tindakan tersebut kita juga belajar, bahwa setiap orang
memiliki kesamaan hak untuk memperoleh hidup, dan sudah menjadi kewajiban bagi setiap
kita untuk mewujudkan hal tersebut kepada orang lain. Dari Tindakan tersebut kita belajar,
bahwa orang yang menolong dengan sungguh dan ketulusan hati, meski perbuatannya itu
tidak diketahui orang banyak, akan memperoleh buah yang baik yang akan dituai di
kemudian hari. Dari Tindakan tersebut kita belajar, bahwa orang yang sungguh-sungguh
mengasihi Tuhan, maka pasti juga akan mengasihi sesamanya manusia, seperti dirinya
sendiri.
Soal 2
a. Bagaimana anda menilai pribadi Sahrudin dilihat dari hakikat manusia utuh?
Sahrudin merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang patut menyandang status
sebagai bagian dari hakikat manusia utuh. Sebab, inti dari etika manusia utuh itu sendiri
adalah berbicara mengenai keseimbangan yang jika kita pelajari lebih lanjut itu meliputi:
1. Kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan kepentingan Tuhan.
Sahrudin dengan segala kecakapan di dalam menjalankan wacana yang dia canangkan
menjadi kerja nyata, bukan hanya sekedar mementingkan kepentingan dari dirinya
pribadi. Dapat saya katakan secara tegas, bahwa Sahrudin juga merupakan orang yang
mengerti tentang pentingnya menegakan kepentingan masyarakat. Di saat
perekonomian di kepulauan Bangka Belitung masih lesu, karena pemerintah belum bisa
menyiapkan secara matang sumber daya ekonomi pengganti pasca penertiban tambang
timah, Sahrudin tampil dengan ide briliannya yang bukan hanya menimbulkan
penghasilan bagi dirinya sendiri, tetapi juga menimbulkan pengharapan kepada
masyarakat sekitar untuk dapat tetap hidup, dan tidak lagi terlalu bergantung kepada
pemerintah yang mungkin akan berakibat buruk, karena cenderung terlalu membebani
pemerintah dan juga membebani diri mereka sendiri. Bahkan, Sahrudin juga merupakan
orang yang mengerti akan arti dari kepentingan Tuhan, karena di saat orang lain
mencibir usaha ternak ikan air tawar yang ia kerjakan karena keuntungannya yang dinilai
tidak seberapa, Sahrudin dengan segala keteguhan hati tetap menjalankan hal yang
dipandangnya baik. Ia memiliki keyakinan, bahwa kerja keras seseorangakan
membuahkan hasil, dan bahkan di dalam Alkitab ada tertulis jerih payah kita di dalam
Kristus tidaklah sia-sia (1 Korintus 15:58).

2. Keseimbangan modal materi (PQ,IQ), modal sosial (EQ), dan modal spiritual (SQ).
Sahrudin juga dapat dikatakan memiliki keseimbangan akan modal materi, modal sosial,
dan juga modal spiritual. Sahrudin memiliki modal materi yang saya tekankan dalam hal
ini adalah kecerdasan yang ia miliki (IQ), karena ia bahkan sudah mampu memprediksi,
bahwa kegiatan penambangan timah yang sudah menjadi pekerjaan utama masyarakat
Bangka Belitung karena penghasilannya yang besar, tidak akan bertahan lama (dalam hal
ini di Desa Perlang, Kecamatan Koba, Kabupaten Bangka Tengah) karena akibat yang
ditimbulkan dari kegiatan penambangan timah tersebut adalah kerusakan alam. Dan
dengan kecerdasan intelektual yang ia miliki, ia mampu melihat peluang dari situasi yang
tengah terjepit dengan memanfaatkan lubang-lubang hasil penggalian tambang timah,
menjadi sebuah jalan perekonomian bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi
masyarakat sekitar. Sahrudin juga memiliki modal sosial (EQ) yang ditunjukkan ketika ia
menjalani bisnis peternakan sapi, di mana limbah yang dihasilkan dari peternakan sapi
itu diolah kembali sebagai wujud kepeduliannya terhadap sosial masyarakat dan juga
lingkungan. Sahrudin juga memiliki modal spiritual yang mengajarkan kepada setiap kita,
bahwa setiap makhluk yang diciptakan oleh Tuhan pada dasarnya haruslah tetap
bekerja. Sahrudin dapat melihat jalan yang orang lain tidak lihat, karena ia mengerti
kalau tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak bekerja. Bahkan, di dalam Alkitab
perintah pertama Allah kepada manusia adalah untuk bekerja memenuhi bumi (Kejadian
1:28), orang yang tidak bekerja janganlah orang itu makan (2 Tesalonika 3:10), dan
mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, yaitu dengan cara
bekerja (Roma 12:1).

3. Kebahagiaan lahir (duniawi), kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin


(surgawi).
Sahrudin dengan kerja keras dan keteguhan hatinya untuk membangun sebuah usaha di
tengah cibiran orang sekitar, dan ketika usahanya itu menjadi berhasil (meski sempat
jatuh di peternakan ikan) patutlah saya rasa ia menikmati buah dari hasil kerja kerasnya
tersebut sebagai wujud dari kebahagiaan lahir, karena minimal ia sudah mampu
melunasi utang-utangnya terhadap PT. Koba Tin. Melalui usahanya tersebut juga
Sahrudin berhasil mewujudkan kesejahteraan masyakarat (minimal kepada orang-orang
yang dipimpinnya di bawah naungan Tani Mutiara), karena ia tahu secara pasti, bahwa ia
tidak dapat bekerja seorang diri. Melalui usaha yang ia jalani juga, saya merasa yakin ada
kepuasan atau kebahagiaan batin tersendiri di dalam diri Sahrudin, karena ia berhasil
menemukan sebuah solusi yang membuat hidupnya dan orang-orang di sekitarnya
merasa tercukupi.

4. Keseimbangan antara hak (individu) dengan kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan.
Sahrudin dapat dinilai paham betul pada pedoman-pedoman tentang hak, seperti hak
untuk hidup, hak untuk memperoleh keadilan, hak atas rasa aman, hak atas
kesejahteraan, dan juga hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang kesemuanya
itu dilakukan olehnya melalui usaha yang ia kerjakan. Sahrudin juga paham betul, bahwa
pedoman-pedoman di dalam hak tersebut bukan hanya untuk dirinya seorang, tetapi
juga sudah menjadi hak bagi orang yang ada di sekitarnya, dan Sahrudin menganggap itu
adalah sebagai sebuah kewajiban bagi dirinya untuk memenuhi hak-hak mereka.
Sahrudin juga dinilai paham betul mengenai kewajibannya kepada Tuhan untuk dapat
tetap hidup dengan menjadi orang yang bukan hanya hidup untuk kepentingannya
sendiri, tetapi juga mampu hidup untuk kepentingan orang lain.
b. Bagaimana anda menjelaskan Tindakan Sahrudin berdasarkan teori-teori etika yang telah
anda pelajari?
Tindakan yang telah dilakukan oleh Sahrudin menggambarkan kepada setiap kita untuk
dapat hidup dengan mengabaikan segala macam sikap ke-egoisan yang tertuang ke dalam
teori Egoisme. Orang yang hidup hanya dengan memikirkan dan berkutat kepada
kepentingan pribadi (selfish), dan selalu ingin menonjolkan kemampuan individunya (self
interest) merupakan orang yang menurut pendapat saya secara pribadi adalah orang yang
tidak perlu ditemani. Melalui Tindakan Sahrudin kita belajar, bahwa hidup bukan hanya
mengenai saya, saya, dan saya, tetapi juga mengenai kita. Bahkan, di kalimat akhir cerita
ada sebuah pernyataan yang memikat hati saya yang diucapkan oleh Sahrudin, yaitu
“memberi contoh adalah cara terbaik untuk menggerakkan masyarakat.”

Tindakan yang telah dilakukan oleh Sahrudin juga menggambarkan kepada setiap kita untuk
dapat memperjuangkan hak setiap orang sesuai dengan HAM yang tertuang ke dalam teori
Hak. Sahrudin disebut tidak mengerti mengenai hak seseorang, jika ia memutuskan untuk
berdiam diri waktu itu dan hanya menunggu serta mengandalkan bantuan dari pemerintah
setempat. Tetapi, karena Sahrudin paham dan mengerti mengenai hak yang tertuang ke
dalam UU No.39 Tahun 1999, maka ia mengerjakan apa yang dipandangnya baik dengan
tujuan untuk memperjuangkan hak individunya dan juga hak orang-orang di sekitarnya.

Tindakan dari Sahrudin juga mengajarkan kepada setiap kita mengenai definisi dari hakikat
manusia secara utuh yang tertuang ke dalam teori Teonom. Sahrudin sadar dan mengerti,
bahwa tujuan hidup dirinya bukan hanya mengenai kebahagiaan yang bersifat duniawi,
tetapi juga kebahagiaan yang bersifat rohani. Jika tujuan hidupnya hanya ia sandarkan
kepada kebahagiaan yang bersifat duniawi, tidaklah mungkin bagi Sahrudin untuk
memprediksi, bahwa kegiatan penambangan timah ini merupakan sebuah kegiatan instan
karena mengakibatkan kerusakan alam, meski keuntungannya yang besar. Namun, karena
Sahrudin juga menyandarkan kebahagiaannya kepada hal-hal yang bersifat rohani, sehingga
ia mampu memaksimalkan setiap potensi yang ada di dalam dirinya, dan juga sekaligus
mampu untuk minimal tidak memperparah keadaan dan situasi alam yang sudah Tuhan
percayakan bagi kita untuk dilestarikan, menjadi lebih buruk lagi.
c. Bagaimana anda menjelaskan Tindakan PT. Koba Tin, serta dinas-dinas terkait Provinsi
Babel dalam kaitannya dengan usaha kelompok Sahrudin di atas?
Tindakan yang dilakukan PT. Koba Tin dan juga dinas-dinas terkait provinsi BaBel dapat saya
katakan sangatlah bijak dan arif.
Bagi PT. Koba Tin yang mau menerima proposal dan bekerja sama dengan Tani Mutiara di
bawah komando Sahrudin untuk membuat usaha peternakan ikan, dapat saya katakan
sebagai wujud tanggung jawab mereka sebagai PT terhadap alam tempat di mana mereka
beroperasi, karena tanah-tanah yang berlubang di desa Perlang tersebut sebagai akibat dari
hasil eksploitasi yang mereka lakukan. Meski mereka merupakan sebuah PT yang berasal
dari negara Malaysia, mereka sadar dan mengerti akan tanggung jawab mereka untuk dapat
melestarikan alam yang hasilnya sudah mereka dapat nikmati terdahulu, yaitu dengan
membantu Tani Mutiara membuat peternakan ikan di tempat di mana tanah-tanah itu dulu
mereka gali. Dan, PT. Koba Tin juga memperoleh keuntungan lainnya melalui Tindakan
tanggung jawabnya tersebut, yaitu mereka mendapat pelunasan utang yang dilakukan oleh
Tani Mutiara terhadap mereka.
Bagi dinas-dinas terkait provinsi BaBel keputusan mereka untuk membantu Sahrudin di
peternakan ikan dan juga peternakan sapi merupakan sebuah keputusan yang tepat.
Mereka juga patut bersyukur memiliki Sahrudin sebagai warga mereka, karena Sahrudin
mampu membuka peluang-peluang baru yang dapat menjalankan roda perekonomian di
BaBel, tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah setempat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai